Anda di halaman 1dari 36

SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT

Disiapkan oleh :
Nyoman Suaryana, Peneliti Madya Bid Bahan & Perkerasan Jalan
KLASIFIKASI UMUM BATUAN
KLASIFIKASI UMUM BATUAN
PRODUKSI AGREGAT
TIPIKAL PEMECAH PRIMER &
SEKUNDER

JAW CRUSHER CONE CRUSHER


TIPIKAL SCALPING & DEWATERING

PENCUCI AGREGAT/PASIR
SCALPING/
SARINGAN PEMISAH

TUJUAN : EFEKTIFITAS PEMECAHAN DAN DIPEROLEHNYA


AGREGAT YANG BERSIH
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
a) Ukuran butir
b) Gradasi
c) Kekerasan
d) Bentuk partikel
e) Indeks Plastisitas
f) Ratio agregat halus & pp
UKURAN BUTIR
Istilah yang biasanya digunakan adalah
• Ukuran maksimum, ukuran saringan terkecil yang
meloloskan 100 % agregat.
• Ukuran nominal maksimum, ukuran saringan
terbesar yang masih menahan maksimum dari 10
% agregat.
• Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan
No. 8 (2,36 mm).
• Agregat halus : Agregat yang lolos saringan No. 8
(2,36 mm).
• Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus yang
lolos saringan no. 200 (2,36 mm) minimum 75%
terhadap berat total agregat.
• Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100%
lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
GRADASI
100

80
Persen Lolos (%)

60

40

20

0
0,01 0,1 1 10 100
Ukuran Saringan (mm)

Gradasi Rapat Gradasi Senjang Gradasi Seragam


GRADASI RAPAT

GRADASI RAPAT (DENSE)

P = 100 (d/D) n

Dimana :
P = % agregat lolos masing-masing saringan.
D = ukuran maksimum agregat
d = ukuran saringan yang bersangkutan

n = 0,45 untuk campuran beraspal


n = 0,4 – 0,6 untuk lapis pondasi kelas A
GRADASI RAPAT
100
IBRD 89/91, Gradasi A
90
IBRD 89/91, Gradasi B
80
70
Prosen Lolos

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Diameter Saringan (mm)
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kebersihan)
 CAMPURAN BERASPAL
PANAS
a)Agregat harus bersih, keras
dan bebas dari lempung, b) Fraksi agregat kasar (tertahan ayakan No. 8)
mengandung material lolos saringan No. 200 (SNI 03-4142-1996) maks 1 %,
c) Fraksi agregat halus (lolos ayakan No. 8) mengandung material lolos
saringan No. 200 (SNI 03-4428-1997) maksimum 8 %. d) Sand Equivalent
agregat halusminimum 50 %

 AGREGAT LAPIS PONDASI


a)Bagian yang lunak maks 5 %, b) Batas-Batas aterberg (PI,
LL)
AGREGAT KOTOR

Masalah :
Boulder yang kotor akan
menghasilkan agregat yang kotor,
dan fraksi abu batu kemungkinan
tercampur lempung

Penyelesaian :
- Pasang saringan pemisah
(scalping) 2 inchi
- Pencucian agregat
PASIR BERCAMPUR KERIKIL & KOTOR

Masalah : Penyelesaian :
Pasir masih mengandung kerikil - Pasang saringan No. 4 di
bulat > 4,75 mm dan atas bin dingin
mengandung lempung (PI) - Pencucian pasir
(dewatering)

PENCUCI PASIR
SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Kekerasan)
Abrasi dengan mesin Los Angeles
Maks. 40 %

Impact Test (Hardness)


SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Bentuk Butir)
CAMPURAN BERASPAL PANAS

Angularitas (Prosentase pecah)


- Agregat kasar 95/90
- Agregat halus min 45 % ?

Kepipihan dan kelonjongan


- Kepipihan (ASTM 1:3, BS. 812)
-

AGREGAT LAPIS PONDASI

Angularitas (Prosentase pecah)


- Kelas A, batu pecah seluruhnya (100 %)
- Kelas B, CBR 35 – bulat, CBR 60 – 50 % pecah
AGREGAT YANG PIPIH
Masalah : Penyelesaian :
Agregat pipih lebih dari 10 % - Hindari boulder yang berlapis-
lapis (foliated)
- Penggunaan pemecah jenis
cone atau impact sebagai
pemecah kedua
- Pemecahan dengan 2 kali
siklus
- Penambahan penapung
(storage) sebelum masuk ke
pemecah kedua

Kubikal Lonjong Pipih Primary (jaw)l Secundary (cone)


SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT
(Absorbsi dan Kelekatan)

ABSORBSI


Maks. 3 %, Berat Jenis > 2,5 ?


·

 KELEKATAN
Kelekatan min. 95 %,
Stabilitas rendaman min 75 %)

a)Hidrophobik (Mis. Karbonat)


b) Hidrophilik (Mis. Silika)
AGREGAT DENGAN ABSORBSI TINGGI


Perlu koreksi untuk beda berat
jenis lebih dari 0,2

Absorbsi tinggi menurunkan


kekuatan dan sulit dikeringkan
PERSYARATAN LAPIS FONDASI
AGREGAT
Disiapkan oleh :
Nyoman Suaryana, Peneliti Madya Bid Bahan & Perkerasan Jalan
KEKERASAN & BENTUK BUTIR

ABRASI
Pembanding ASTM -1993 mensyaratkan abrasi
maksimum 50 % dan AASHTO 1990 mensyaratkan
abrasi maksimum 40 % untuk kelas A, 45 % untuk
kelas B dan 50 % untuk kelas C.

PROSEN PECAH
Pembanding, TRL-1993 RN-31 mensyaratkan prosen
pecah minimum 40 % untuk mencapai CBR minimum
80 %, sedangkan AASHTO-1990 mensyaratkan prosen
pecah 50 % – 75 %, tanpa menyebut batasan CBR yang
ingin dicapai
BENTUK BUTIR & INDEKS PLASTISITAS

110
100
90
Prosen Pecah
80
CBR (%)

70 100%
60
50 50%
40 0%
4 6 8 10 12 14 16 18

Indek Plastisitas ( %)
INDEKS PLASTISITAS

AGREGAT LP KELAS A/B


Indeks plastisitas LPA maks adalah 6 %. Sebagai pembanding
ASTM-1993, AASHTO-1990 dan RN-31 mencantumkan batasan
maksimum nilai indeks plastisitas 6 % untuk lapis pondasi atas

AGREGAT LP KELAS C
Indeks plastisitas LPB maks adalah 10 %. Sebagai pembanding
RN-31 mencantumkan batasan maksimum nilai indeks plastisitas
12 % untuk lapis pondasi bawah, CBR 35 %

BAHU JALAN
Sesuai spesifikasi untuk jalan tanpa bahan penutup (kelas C),
atau agregat LP kelas B dengan nilai Indeks plastisitas 4-10 %
RATIO AGREGAT HALUS
100
y = 96.045x -0.047
90
CBR (%)

R2 = 0.4999
80
70
60
0 20 40 60 80 100 120
PP ( % Lolos # no. 200 x PI )

100
90
CBR (%)

80
70
60
0 20 40 60 80 100
% Lolos # no. 200 / % Lolos # no. 40 (%)

AASHTO-1990 : mensyaratkan untuk LPA, ratio antara prosentase lolos saringan No.
200 dan prosentase lolos saringan No. 40 tidak boleh lebih dari 2/3 (67 %).
TRL-1993, RN-31 : PP merupakan perkalian antara prosentase lolos saringan No. 200
dengan nilai indeks plastisitas, dan nilai PP ini dibatasi maksimum 60.
PERBANDINGAN BEBERAPA SPESIFIKASI

No ASTM -1993 AASHTO-1990 TRL -1993, RN-31 IBRD89/91, BM95


URAIAN D 2940-92 D693-84 M283-83 M147-65 GB3 GS LPA LPB

1. Abrasi , max - 50% 40%-50% - - 40% 50%


AIV, max 40 - - -
2. Prosen Pecah,min 75% 75% 75%-50 % - 40% - 50% 50%
3. Batas Cair, max 25 30 - 25 - 45 35 -
4. Index Plasisitas, max 6 6 6 6 6 12 6 12
5. Sand Equivalent, min 30 30 - - - - - -
6. Kepipihan, >5:1 15% 15% 15% - - - - -
7. Agregat Halus
Lolos #200/#30,max 0.6 - - - - -
Lolos#200/#40,max - - - 67 - - 32-65 ** 30-70 **
8. CBR, min - - - - 80 30 80 35
9. PP or - - - - 60 - 25 -
PM - - - - 90 - - -
10 Maximum Dry Dens.
PEMBUATAN JMF
Disiapkan oleh :
Nyoman Suaryana, Peneliti Madya Bid Bahan & Perkerasan Jalan
TAHAPAN PEMBUATAN JMF

a) Cermati Spesifikasi
b) Pengujian Sifat-sifat fisik (abrasi,
bentuk partikel, aterberg, bag. lunak)
c) Blending (gradasi, pp)
d) Pemadatan Modified
e) CBR
f) Trial Mix & Trial Compaction
SPESIFIKASI GRADASI
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos, % lolos

ASTM (mm)
Kelas A Kelas B Kelas C

2” 50 100 100

1½” 37,5 100 88 – 95 70 – 100

1“ 25,0 79 - 85 70 – 85 55 – 85

3/8” 9,50 44 - 58 30 – 65 40 – 70

No.4 4,75 29 - 44 25 – 55 30 – 60

No.10 2,0 17 - 30 15 – 40 20 – 50

No.40 0,425 7 - 17 8 - 20 10 – 30

No.200 0,075 2-8 2-8 5 - 15

Agregat Kelas A, menggunakan n = 0,4 – 0,6 (Fuller)


SPESIFIKASI SIFAT-SIFAT FISIK
Sifat - sifat Kelas A Kelas B Kelas C

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) maks 40 % maks 40 % maks 40 %

Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990) maks 6 mak 6 4 - 10

Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 maks. 25 - -

Batas Cair (SNI 03-1967-1990) maks 25 maks 25 maks 25

Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03) maks 5 % maks 5 % -

CBR (SNI 03-1744-1989) min. 90 % min. 65 % min. 35 %


(PENCAMPURAN/BLENDING)

METODA GRAFIK COBA-COBA DENGAN KOMPUTER


Pe rse n Agrega t B
100.0
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
100 100 90.0

90 90 80.0

80 80 70.0
Persen Lolos Agregat B

Persen Lolos Agregat A

Prosen Lewat (%)


70 70
60.0
60 60
50.0
50 50
40.0
40 40
30.0
30 30
20.0
20 20

10 10 10.0

0 0 0.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.01 0.1 1 10 100
Pe rse n Agrega t A Ukuran Saringan (m m )
PEMADATAN MODIFIED
(mencari hubungan kadar air dengan berat isi )
URAIAN Standard Proctor Modified Proctor
1. Cetakan (Mold)
- Diameter (inci) 4 4
- Tinggi (inci) 4 5/8 4 5/8
- Volume (ft3) 1/30 1/30
2. Penumbuk (Tamper)
- Berat 5.5 lb = 2.5 kg 10 lb = 4.5 kg
- Tinggi Jatuh 12 inci = 1 ft 18 inci = 1.5 ft
- Diameter permukaan 2 inci 2 inci
- Luas Permukaan 3.1 in2 3.1 in2
3. Lapis pemadatan
- Jumlah lapis 3 5
- Luas Permukaan tiap lapis (in 2) 12.6 12.6
- Tebal tiap lapis pemadatan (inci) 1 5/8 1
4. Usaha yang digunakan untuk
pemadatan (Energi yang diperlukan)
- Jumlah tumbukan perlapis 25 25
- Energi (Ft-lbs/ft3) 12375 56250
KURVA
KADAR AIR VS BERAT ISI
TEORI HOGENTOGLER, 1936
ZAC curve

No. Stage
Tahap Hydrasi: Air diserap partikel dan
1 Hydration sebagian menyelimuti partikel sebagai lapis
2 2 Lubrication tipis kohesif
Dry unit weight

3 Swelling

Tahap Pelumasan:bagian dari air yg diserap


3
4 Saturation
1
partikel befungsi melumasi (teori Proctor),
4
memudahkan rearrangement partikel tanpa
mengeluarkan semua udara
Moisture content (% by volume)
Tahap Ekspansi (swelling): Pada kondisi
kadar air diatas optimum, massa tanah
mengembang dengan volume udara konstan
Tahap Penjenuhan: dengan penambahan air,
semua ruang udara diisi air dan tanah
menjadi jenuh
CBR
PENUTUP

Dari pengamatan, beberapa penyimpangan yang banyak


terjadi di proyek-proyek adalah sebagai berikut :

Tidak dilaksanakannya trial mix dan trial compaction


sehingga gambaran secara utuh dari rencana pelaksanaan
lapis fondasi agregat tidak dapat diproleh.

Pencampuran agregat dengan tanah (lempung) dengan


tujuan meningkatkan kelekatan (nilai PI). Pada kenyataanya
metoda ini lebih banyak negatifnya, dimana agregat menjadi
banyak mengandung lempung akibat pencampurtan yang
tidak seragam. Kandungan lempung pada agrgeat akan
menyebabkan kekuatan (CBR) menurun drastis.
TRIAL MIX dan TRIAL
COMPACTION

Untuk melihat ketepatan metoda pelaksanaan


nantinya di lapangan, maka perlu dilakukan trial
mix dan trial compaction terlebih dahulu.
Kepadatan standar diperoleh dari hasil trial mix
(uji coba pencampuran). Sementara tebal
gembur, dan jumlah lintasan alat pemadat
diperoleh dari hasil trial compaction.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai