MATA DIKLAT :
SPESIFIKASI
PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
DIVISI 5,6
MARET 2017
1
SPESIFIKASI UMUM
Versi Revisi Spesifikasi 2010 REV.3 (12 Nov 2014)
Div 1. Umum
Div 2. Drainase
Div 7. Struktur
Minor
Div 9. Pekerjaan Harian
BEBAN
PISTON PENEKAN
PENETRASI
LUAS ALAS 3 INCH2
GRADASI LAPIS PONDASI AGREGAT
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas
S
2” 50 100
1½” 37,5 100 88 - 95 100
1” 25,0 79 - 85 70 - 85 77 - 89
⅜” 9,50 44 - 58 30 - 65 41 - 66
No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 26 - 54
No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 15 - 42
No.40 0,425 7 - 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16
LAPIS PONDASI AGREGAT
Pemadatan:
Dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang - 3 % s/d +1% dari kadar air optimum (OMC)
Kepadatan ≥ 100 % kepadatan kering maksimum modifikasi
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin
gilas beroda karet untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas
statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebihan
Pengujian:
Pengujian setiap 1000 m3 bahan yg diproduksi paling sedikit
harus meliputi tidak kurang dari 5 pengujian indeks plastisitas,
5 pengujian gradasi partikel, dan 1 penentuan kepadatan
kering maksimum. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu
ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksa, mengunakan sand cone. Pengujian harus
dilakukan tidak boleh berselang lebih dari 200 m
PERKERASAN BETON SEMEN
Toleransi Dimensi:
Elevasi permukaan Beton Kurus maupun Perkerasan Beton
Semen: – 10mm s/d +10mm dari elevasi rencana
Lereng melintang Beton Kurus: ± 0,3% dari rencana
Kerataan: ± 3 mm dari elevasi desain diukur dng mistar 3
m
Alinyemen Dowel:
± 2 mm untuk 2/3 jumlah dowel dalam sambungan
± 4 mm untuk satu dari sisa 1/3 jumlah dowel dalam
sambungan
± 2 mm antar dowel yang berdampingan dalam arah
vertikal maupun horisontal
Bahan:
PC Tipe I atau yang disetujui (PPC & PCC)
Abu Terbang hanya digunakan untuk Tipe I
PERKERASAN BETON SEMEN
Bahan:
PC Tipe I atau yang disetujui (PPC & PCC)
Abu Terbang hanya digunakan untuk Tipe I
Sambungan Konstruksi:
≥ 1/3 panjang segmen
≥ 1,8 m dari sambungan muai/susut
Kekuatan Perkerasan Beton Semen:
Laboratorium: fs 47 kg/cm2 (bukan fc !)
Produksi: fs 45 kg/cm2 (bukan fc !)
Kekuatan Beton Kurus:
fc = 80 – 110 kg/cm2
Pengujian:
Jika Kuat Lentur < 90%, maka dilakukan pengujian Kuat
Tekan Benda Uji Inti (Core)
Jika mutu < 90%, maka harus DIBONGKAR
PERKERASAN BETON SEMEN
Kerataan Permukaan yang Tidak Memenuhi Syarat:
Permukaan digurida
Dibongkar dan diganti
Pembayaran:
Pengurangan 4% utk setiap penurunan 1 kg/cm2 kuat lentur
Pengurangan persentase Harga Satuan akibat kekurangan
tebal
LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CTB & CTSB)
Semen Portland:
PC Tipe I atau yang disetujui (PPC & PCC)
Gradasi Agregat:
LPAS Kelas A (CTB) = Lapis Pondasi Agregat Kelas A &
LAPS Kelas B (CTSB) = Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Kuat Tekan (UCS):
CTB = 45 – 55 kg/m2 & CTSB = 35 – 45 kg/m2
Kadar Air:
Kadar Air = 70 – 100% OMC
Kepadatan:
Jika Tebal Padat > 20 cm, 2 x Sand Cone Test
Pengujian 20 cm bagian atas & 15 cm bagian bawah
Peralatan:
Self Propelled Rotary Mixer dengan lebar pencampuran ≥ 1,8 m
& kedalaman ≥ 30 cm
Vibratory Padfoot Roller, Berat Statis ≥ 19 ton, dengan tonjolan
≥ 12,5 cm
DIVISI 6 :
PERKERASAN ASPAL
PERKERASAN ASPAL
6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT & LAPIS PEREKAT
LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT)
RS ?
ASPAL CAIR : AC + Kerosene (80 pph, MC-30,
EMULSI
LAPIS RESAP PENGIKAT & LAPIS PEREKAT
LAPIS PEREKAT (TACK COAT)
SEBAGAI PEREKAT, PADA SEMUA JENIS LAPISAN YANG
ADA PENGIKATNYA
ASPAL EMULSI : RS (Rapid Setting) & RS Mod
RESIDU :
SERAGAM (GRADASI)
BERSIH
TAHAN AUS
BENTUK
KELEKATAN
TERHADAP ASPAL
DIGUNAKANNYA ASPAL
DISTRIBUTOR, BUKAN
HAND
BURTU & BURDA
Ukuran Ukuran Persentase ukuran terkecil Persentase
nominal terkecil rata-rata dalam rentang maksimum lolos
(mm) rata- rata ± 2,5 mm dari ALD ayakan 4,75
(ALD) mm
AC-Base = 7,5 cm
GRADASI LASTON (AC)
1 GRADASI DNG
AMPLOP YG LEBIH
LEBAR
GRADASI LATASTON
(HRS)
SENJANG & SEMI SENJANG
AGREGAT HALUS PECAH MESIN
LOLOS #200 ≤ 10%
KETENTUAN-KETENTUAN ASPAL KERAS
Tipe II Aspal yang
Tipe I Dimodifikasi
Metoda
No. Jenis Pengujian Aspal A(1)
B
Pengujian
Pen.60-70 Asbuton yg Elastomer
diproses Sintetis
1 Penetrasi pada 25C (0,1 SNI 06-2456-1991 60-70 Min.50 Min.40
mm)
2 Viskositas Dinamis 60C SNI 06-6441-2000 160 - 240 240 - 360 320 - 480
(Pa.s)
3 Viskositas Kinematis 135C (cSt) SNI 06-6441-2000 ≥ 300 385 – 2000 < 3000
4 Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 > 48 > 53 > 54
5 Daktilitas pada 25C, SNI 2432:2011 > 100 > 100 > 100
(cm)
6 Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 232 > 232
7 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) AASHTO T44-03 > 99 > 90(1)
> 99
8 Berat SNI 2441:2011 > 1,0 > 1,0 > 1,0
JenisStabilitas Penyimpanan: ASTM D 5976 part
9 - < 2,2 < 2,2
Perbedaan Titik Lembek (C) 6.1
10 Partikel yg lebih halus dari 150 micron (%) Min. 95(1) -
Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-2002) :
11 Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8 < 0,8
12 Viskositas Dinamis 60C (Pa.s) SNI 03-6441-2000 < 800 < 1200 < 1600
13 Penetrasi pada 25C (%) SNI 06-2456-1991 > 54 > 54 ≥ 54
14 Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 > 100 > 50 ≥ 25
15 Keelastisan setelah Pengembalian (%) AASHTO T 301-98 - - > 60
Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
ASTM D4791
Partikel Pipih dan Lonjong Perbandingan 1 : Maks. 10 %
5
Material lolos Ayakan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 2 %
Catatan :
1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau
lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
ILUSTRASI BATU PECAH YANG
MASIH BANYAK KULITNYA
CLOSE UP BATU PECAH 10-
20 YANG MASIH BANYAK
KULITNYA
KELEKATAN AGREGAT?
1,0
dengan kadar aspal efektif Maks. 1,4
Rongga dalam campuran (%) (2)
Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250(1)
Pelelehan (mm) Min. 2 3
6 (1)
Maks. 4
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (3)
90
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min.
Kepadatan membal (refusal)(4)
2
Rongga dalam campuran (%) pada Min.
KETENTUAN CAMPURAN BERASPAL
RONGGA DLM CAMPURAN : 3 – 5% untuk semua AC
RONGGA DALAM CAMPURAN PADA KEPADATAN
MEMBAL : 2% untuk semua AC
STABILITAS MARSHALL AC-Base = 1800 kg
(apakah
> kuat dari AC-WC & AB-BC ?) & PELELEHAN =
4,5
mm (apakah > lentur dari AC-WC & AC-BC ?)
ALT. PENGUJIAN KEPEKAAN CAMPURAN TERHADAP
AIR : NILAI INDIRECT TENSILE STRENGTH (ITSR)
DNG RONGGA DALAM CAMPURAN 7±0,5%, ≥ 80%
ATAU GAS
AGREGAT HOTBIN TIDAK BOLEH BERJELAGA
ATAU
PENGUKURAN CAMPURAN ASPAL PANAS
SEMUA DIUKUR DALAM TON
ASPAL KERAS
KADAR ASPAL DIPEROLEH DARI HASIL EKSTRAKSI
TON PRODUKSI
LEBAR
LEBAR DIAMBIL DARI CROSS SECTION PER 25m
SUATU
SEGMEN PRODUK PER HARI
CORE DIAMBIL 2 TITIK PENGUJIAN PER CROSS
38
Devisi 5
PENGANGKUTAN DENGAN TRUCK MIXER
39
Devisi 5
ALAT PENGECORAN BETON SLIP FORM DAN FIXED FORM
40
Devisi 5
PENGADUK BETON DI MESIN
PENGHAMPAR
41
Devisi 5
PEMASANGAN DOWEL OTOMATIS
42
Devisi 5
METODA ACUAN TETAP (FIXED FORM)
43
Devisi 5
ACUAN/ BEKISTING UNTUK ALAT FIXED FORM
DIATAS EXISTING PERKERASAN ASPAL
44
Devisi 5
PERSYARATANPENGHAMPARAN
Devisi 5
Pengambilan sample beton di
lapangan dari Truck Mixer untuk
benda uji benda uji :
46
Devisi 5
VIBRASI UNTUK PEMADATAN
47
Devisi 5
FINISHING / PERATAAN PERMUKAAN BETON
48
Devisi 5
Alur Grooves/ Pembentukan Texture
• Pengkasaran ini menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang 450
mm. Sikat dari dua baris kawat panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per
32 gauge serta jarak kawat dari as ke as adalah 25 mm.
• Dibuat dengan menekankan sikat ke beton yang masih plastis.
• Sikat harus tetap di tempat sampai dengan beton mencapai tahap
pengerasan awal
49
Devisi 5
PERAWATAN DENGAN CURING COMPOUND
Permukaan Perkerasan Beton Semen yang
terekspos harus segera dirawat dengan
penyemprotan bahan perawatan setelah selesai
dikasarkan dengan sikat :
•Bahan perawatan lapisan yang menerus dan tak
terputus, disemprotkan merata 2 kali
•Pertama-dalam waktu 15 menit setelah kondisi
air permukaan “tidak begitu mengkilap”,
•Kedua 10 sampai 30 menit setelah itu atau
disarankan pabrik pembuatnya.
•Pada permukaan dengan acuan tetap / Fixed
form, penyemprotan pertama haruslah dalam 30
menit setelah penggarukan dan yang kedua 15
sampai 45 menit sesudahnya.
•Penyemprotan penahan penguapan
(evaporation retarder) segera dilakukan setelah
finishing dan sebelum semua air bebas menguap
pada permukaan, akan membantu mencegah
terbentuknya retak
50
Devisi 5
Perlindungan terhadap hujan
Untuk melindungi beton yang belum
cukup keras terhadap pengaruh hujan,
maka setiap saat harus tersedia bahan
untuk melindungi beton tersebut,
seperti lembar goni, terpal, kertas
perawat atau lembar plastik/ geotextile
non woven.
Apabila diperkirakan akan segera turun
harus tersedia Tenda guna memberikan
perlindungan menyeluruh kepada beton
yang belum keras.
51
Devisi 5
SIKLUS PELAKSANAAN PENGHAMPARAN DAN
PEMADATAN CAMPURAN BERASPAL PANAS
Devisi 6
Pekerjaan Persiapan (penambalan)
Devisi 6
TERIMA KASIH