Anda di halaman 1dari 94

WAWASAN

“Peningkatan Mutu Produksi Dengan


Quality Assurance, GKM Dan Mockup
Yang Berkelanjutan”

PT Waskita Karya (Persero) Tbk


15 Desember 2023

SIHAR P HASIBUAN (QHSE Expert, Overseas Division)


0 DAFTAR ISI

1 Peningkatan Mutu Produksi : ETOS KERJA PRODUKTIP,


BERPIKIR POSITIP, BERTINDAK PROAKTIP

2 QUALITY ASSURANCE Berkelanjutan

3 Pembuatan MOCKUP Berkelanjutan

4 Gugus Kendali Mutu (GKM)


BAB 1
WASKITA SELAKU PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
PENINGKATAN MUTU PRODUKSI :
❖ ETOS KERJA PRODUKTIP
❖ BERPIKIR POSITIP
❖ BERTINDAK PROAKTIP

PT Waskita Karya (Persero) Tbk


15 Desember 2023

Masjid Baiturrahman - Semarang


SIHAR P HASIBUAN (QHSE Expert, Overseas Division)
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
INDUSTRI KONSTRUKSI : ETOS KERJA PRODUKTIP, BERPIKIR POSITIP DAN BERTINDAK PROAKTIP

❖ INSAN WASKITA pada saat kondisi tidak baik sekarang ini harus menyadari
perlunya kita tingkatkan ETOS KERJA PRODUKTIP, BERPIKIR POSITIP DAN
BERTINDAK PROAKTIP :
✓ Menyelamatkan perusahaan secara bersama-sama satu sama lain :

❑ Waskita sebagai Indsutri Konstruksi berbeda dengan Industri • antar sesama KARYAWAN
Pertanian, Perkebunan, Pertambangan, Manufaktur, Otomotif dll. • antara KARYAWAN dengan MANAGEMEN dan BOD
❑ Industri ini umumnya sudah mempunyai segmen pasar sendiri,
• antar sesama MANAGEMEN dan BOD.
mempunyai prototipe produknya yang diminati konsumen,
mempunyai standar material, peralatan, tenaga kerja dan standar ✓ Berperan aktip lebih militan menjalankan roda Perusahaan, sesuai bidang
harga biaya produksi, sehingga sudah bisa ditentukan tugasnya dan berkolaborasi membantu bidang lainnya.
marginnya dan berapa harga penjualannya. Tinggal mengatur
gencarnya marketing menjual dan memoles kemasan agar bisa ✓ Dalam bekerja selalu memegang prinsip bahwa sedikit atau banyak yang
bersaing. kita produksi, itu sesuai dengan kemampuan dan kompetensi kita, namun
sangat berguna bagi Perusahaan.
❑ Waskita, sebagai industri konstruksi mempunyai keunikan
dibanding industri lain.
✓ Memberikan effort atau upaya melebihi yang biasa serta mau membagikan
Industri konstruksi belum memiliki segmen pasar konsumen talenta yang dimiliki kepada rekan kerja dalam team worknya agar
yang berulang menginginkan produk yang tipikal. menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.
Produk yang ditawarkan saat marketing belum ada, apalagi yang ✓ Mencegah dan menghindarkan terjadinya kegagalan mutu produk,
sesuai keinginan owner. kecelakaan kerja dan konstruksi, pencemaran lingkungan serta PAK.
❑ Kita menawarkan setelah mempelajari keinginan owner, dipelajari
semua kebutuhan material, peralatan, tenaga kerja, metode
pelaksanaan dll, diperoleh harga pokok produksi, yang diolah
menjadi harga pokok penjualan, setelah ditambahkan margin
laba dan kebutuhan overhead pegawai dan kantor.
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
INDUSTRI KONSTRUKSI : ETOS KERJA PRODUKTIP, BERPIKIR POSITIP DAN BERTINDAK PROAKTIP

1 BOD & Corporate Office

2 Bisnis unit SUPPORTING CENTER

3 Proyek-proyek PROFIT CENTER


WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
TENDER, NKB, PERENCANAAN, PELAKSANAAN : PROFIT & PROGRES ORIENTED
❖ PROSES TENDER DAN NILAI KONTRAK BARU ❖ PROSES PELAKSANAAN
▪ Waskita sebagai Kontraktor harus menang tender ▪ Bersamaan dengan Perencanaan dilakukan
dan mendapat NKB, diolah menjadi produk Proses Pelaksanaan, oleh Tim Proyek dibantu
konstruksi yang diterima dan dibayar oleh Owner. dengan Tim Unit Bisnis dan Kantor Pusat
▪ Tanpa tender dimenangkan dan NKB dikerjakan, mengacu pada perencanaan yang ditetapkan.
Waskita tidak dapat hidup sebagai Kontraktor. ▪ Tim Proyek harus punya prinsip HASIL
▪ Tanpa adanya NKB Waskita tidak akan bisa PRODUKSI HARUS BISA DITERIMA OWNER
memenuhi kewajibannya kepada Stake Holder dan dan bernilai jual, dalam bentuk PROGRES
Karyawan dalam bentuk penghasilan. DIAKUI dan TERMIN DIBAYAR.

❖ PROSES PERENCANAAN ❖ Prinsip Utama Tim Proyek :


▪ Setelah NKB didapat dilanjutkan Perencanaan
1. Berorientasi laba (PROFIT ORIENTED)
Proyek, belum bisa berproduksi kecuali
2. Berorientasi progress setiap hari (PROGRESS ORIENTED).
pencairan Uang Muka dan penyediaan
Dengan motto : NO DAYS WITHOUT PROGRESS
Pembiayaan Awal.
3. Berorientasi : SETIAP PERSEN PROGRES untuk MEMBAYAR
RBT = GAJI PROYEK, UNIT BISNIS, PUSAT, termasuk DIREKSI.
▪ Perencanaan melibatkan tim Engineering dan
RISK BASED 4. Berorientasi :
Penganggaran serta tim lapangan yang
✓ Improvement
membuat :
✓ Gambar Rencana (Shop Drawing)
THINKING ✓ Metode Efektip
✓ Risk Management
✓ Metode dan Schedul Pelaksanaan
✓ Harga Vendor Kompetitip
✓ Rencana Sumber Material, Peralatan
✓ Keunggulan Mutu Produksi
dan Tenaga Kerja
✓ Zero Accident
✓ Survey Lokasi, Lingkungan dan Sosial
✓ Maintened Environment
✓ Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek
✓ Waste Management
(APP)
✓ Cegah PAK.
✓ Rencana Sumber Daya Manusia (SDM)
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
PROFIT ORIENTED, PROGRESS ORIENTED DAN RISK BASED THINGKING

❖ WASKITA sudah menyiapkan guidance :


1. Kebijakan Waskita dan Budaya AKHLAK
2. 52 Prosedur : 1 SMW, 44 PW, 5
❖ PRINSIP UTAMA PELAKSANAAN PROYEK Pedoman, 1 Charter, 1 SK Cara
1. PROFIT ORIENTED Pembuatan PW)
3. 10 Sistem Manajemen Waskita (SMW) :
2. PROGRESS ORIENTED
ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO
3. RISK BASED THINGKING 27001, ISO 31000, ISO 19650, ISO
37001, ISO 21500, SMK3, SMP
4. METODE EFEKTIP
4. Instruksi Kerja Standar (IK Standar)
5. HARGA VENDOR KOMPETITIP 5. Instruksi Kerja Spesifik Proyek (IK
6. KEUNGGULAN MUTU PRODUKSI Spesifik)
6. Work Method Statement (WMS)
7. ZERO ACCIDENT 7. Learning Management Sistem (LMS),
8. MAINTENED ENVIRONMENT Lean Construction serta Knowledge
Management
9. WASTE MANAGEMENT 8. Dll
10. CEGAH PAK
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIHINDARI DI PROYEK

1. Saat hujan pasrah tidak bisa bekerja dan bisa 4. Bekerja asal jadi, kerusakan atau
santai. Sebelum musim hujan sudah cacat nanti akan diperbaiki.
dioptimalisasi pekerjaan yang berprogres. Pikirkan setiap perbaikan,
kerusakan, dan kegagalan
2. Banyak waktu hilang karena masalah metode, menimbulkan biaya dan BUA
material, lokasi sulit, konsultan ketat, pasrah bertambah.
terhadap keterlambatan. Sebelum bekerja 5. Bekerja tanpa safety, karena
semua potensi masalah harus sudah dimitigasi setiap kecelakaan berdampak
pada tambahan biaya, hilang
3. Setiap ada hari tidak bisa bekerja berarti waktu, hilang nyawa dan terkena
kerugian, karena harus membayar BUA sanksi hukum.
Proyek, Unit Bisnis dan Pusat (Fix Cost). Kerja 6. Keterlambatan sehari akan
atau tidak kerja di proyek, unit bisnis dan dikejar esok hari. Bisa berdampak
pusat, gaji dan makan tetap dapat. terlambat keseluruhan beberapa
hari. Setiap keterlambatan akan
menambah cost BUA yang artinya
mengurangi laba proyek.

7. Pproyek terlambat tidak masalah, nanti ada


perpanjangan waktu. Karena setiap keterlambatan 9. Pasrah terhadap harga vendor dan
dikenakan denda, menanggung biaya konsultan, gampang mengajukan revisi budget.
perpanjangan jaminan pelaksanaan serta sanksi black Justru harus dilakukan evaluasi
list tidak bisa ikut tender. metode dan harga agar efektip dan
kompetitip sehingga bisa
8. Jangan berprinsip managemen resiko (keuangan, dilaksanakan di bawah budget.
bisnis, safety) tidak ada gunanya. Justru harus
dijadikan alat mengevaluasi, mengingatkan, menegur 10. Ragu mengevaluasi, pasrah tanpa
dan perbaikan agar potensi resiko tidak terjadi melakukan upaya perbaikan atau
sebelum diketahui atau sebelum diturunkan tingkat improvement. Justru harus dilakukan
resikonya. improvement berkelanjutan dengan
cara Gugus Kendali Mutu (GKM).
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
HAL-HAL PENTING YANG HARUS DILAKUKAN DI PROYEK :

1. Lakukan Perencanaan yang matang saat persiapan


pelaksanaan, mengacu pada SMW, PW dan IK.
5. Lakukan survey material, peralatan,
2. Lakukan BRIEFING AWAL proyek oleh tim Unit jobmix dan trial mix di lapangan.
Bisnis dari setiap Departemen
6. Lakukan simulasi hasil trial atau
3. Lakukan Induksi Safety dan Induksi Mutu terhadap MOCKUP, sebagai acuan keberterimaan
Vendor dan Pekerja Proyek, oleh petugas Quality ke Owner dan kepada vendor dan
dan Safety Proyek. mandor: hasil kerja bisa diopname jika
RBT = sudah sesuai dengan mockup. Metode
4. Lakukan pelatihan tenaga kerja mandor, subkon mockup dibuat tertulis sebagai acuan
dan personil khusus berupa INHOUSE TRAININ RISK BASED ceklist dan lakukan pelatihan kepada
oleh trainer eksternal, internal proyek atau expert di pekerja atau vendor terkait.
Unit Bisnis atau Pusat. THINKING
7. Lakukan pekerjaan sesuai Metode
Pelaksanaan dan Standar Safety yang
ditetapkan. Setiap akan bekerja
8. Laksanakan pekerjaan dengan efisien tenaga kerja, laksanakan inspeksi rutin maupun non
peralatan, waste material dan personil yang terlibat rutin melibatkan SEM, SESO, Surveyor,
serta efisiensi waktu kerja. QHSE.

9. Pastikan pekerjaan dilakukan sesuai prosedu, shop


drawing, ijin kerja, pengawasan, kontrol mutu,
pemeliharaan dan pengukuran volume hasil kerja agar
bisa diakui progress pekerjaan.

10. Lakukan penagihan termin secara cermat, lengkap


backup data quantity dan quality dan dapat dibayarkan
tepat waktu.
WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
PRINSIP PELAKSANAAN : P D C A & RISK BASED THINKING

PLAN DO CHECK ACTION

RISK BASED THINKING


WASKITA SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
CARA MENGUKUR TINGKAT PRODUKTIFITAS PROYEK

❖ Salah satu cara mengukur produktifitas proyek, adalah :


membandingkan jumlah pegawai dan pekerja serta jam
kerja orang terhadap pencapaian progress setiap bulan (dari
data pencatatan jumlah orang dan jam kerja pada Papan
Informasi K3)
❖ Data tersebut dijadikan grafik kumulatip jumlah orang dan
jumlah jam kerja terhadap progress setiap bulan.
❖ Dari grafik terlihat bagaimana kondisi produktifitas setiap
bulannya, apakah jumlah orang dan jumlah jam kerja sejalan
dengan progress yang dihasilkan.
❖ Kemungkinan tingkat produktifitas yang terjadi :
1. Jumlah orang dan jam kerja bulan tersebut bertambah dari
bulan lalu dan pencapaian progress meningkat dari bulan
lalu : artinya kondisi normal, bandingkan terhadap
rencana, melebihi atau tidak tercapai
2. Jumlah orang dan jam kerja bertambah, namun progress
menurun dari bulan lalu : artinya tidak produktip.
Kemungkinan pekerja terlalu banyak, kebanyakan
lembur, atau lahan tidak tersedia, atau material terlambat,
atau kondisi cuaca. Segera diambil tindaka.
3. Jika jumlah orang dan jam kerja tidak bertambah, namun
progress bertambah, artinya produktifitas sangat bagus.
Kemungkinan bulan lalu kebanyakan pekerja. Atau
kemungkinan progress tidak real tetapi material on site.
KEWAJIBAN SEBAGAI PERUSAHAAN INDUSTRI
KONSTRUKSI
BAB 2
PROSES PELAKSANAAN DENGAN PRINSIP :
PROFIT ORIENTED, PROGRESS ORIENTED DAN RISK MANAGEMENT
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN

PT Waskita Karya (Persero) Tbk


15 Desember 2023

SIHAR P HASIBUAN (QHSE Expert, Overseas Division)


QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PENGERTIAN QUALITY ASSURANCE (QA)

❖ Setiap industri berorientasi pada kepuasan pelanggan dan kualitas ❖ PENGERTIAN QUALITY ASSURANCE
produknya lebih unggul dari Perusahaan pesaing. Untuk menjamin hal
itu perlu suatu sistem managemen mutu yang handal untuk ➢ Quality Assurance (QA) adalah proses memastikan bahwa sistem
memastikan dan menjamin kualitas produk sesuai yang dijanjikan, manajemen mutu yang diterapkan dapat menghasilkan produk atau
memuaskan pelanggan dan lebih unggul dari produk pesaingnya. layanan yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan. QA lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan Quality Control (QC) karena
❖ Suatu produk ketika diciptakan jarang yang bisa langsung sempurna. meliputi semua aspek yang terkait dengan manajemen mutu mulai dari
Karena itu perlu pengujian atau pengecekan untuk perbaikan, dibuat perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan evaluasi (PDCA).
ulang, diubah atau ditingkatkan sampai mencapai kualitas terbaiknya.
Petugas yang melakukan hal tersebut disebut QUALITY ASSURANCE. ➢ QA dilakukan sejak awal perencanaan sampai sebelum produk atau
layanan diserahkan kepada pelanggan, agar masalah mutu dapat
❖ QUALITY ASSURANCE adalah rangkaian proses untuk menentukan diidentifikasi dan diatasi sejak awal.
apakah suatu produk memenuhi syarat agar :
➢ QA mengacu pada Standar Internasional di bidang mutu seperti ISO
✓ kredibilitas Perusahaan terjamin 9001 sehingga dapat dipastikan bahwa sistem manajemen mutu yang
✓ meningkatkan kepercayaan konsumen diterapkan efektif dan efisien, memenuhi persyaratan pelanggan dan
legislasi yang berlaku.
✓ meningkatkan proses produksi
✓ mampu bersaing dengan kompetitor.
❖ Quality Assurance menggunakan pendekatan proses untuk
mencegah cacat produk melalui monitoring produksi mulai dari tahap
perencanaan sampai pengujian agar efisien untuk
mengurangi rework dan menghindari reject serta keluhan
pelanggan.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
FUNGSI QUALITY ASSURANCE (QA) DAN QUALITY CONTROL (QC)

❑ Fungsi Quality Assurance :


❑ Fungsi Quality Control :
Secara umum, fungsi Quality Assurance adalah menjamin mutu produk
Secara umum, fungsi Quality Control adalah mengecek dan mengontrol mutu suatu
dengan cara :
produk sesuai dengan persyaratan dari Perusahaan dan kebutuhan pelanggan, untuk
1. Membuat rencana pengujian dan pengetesan secara komprehensif. meminimalisir cacat produk pada proses produksi dengan cara :

2. Menafsirkan, membangun, mematuhi dan memastikan standar 1. Menganalisa spesifikasi dan persyaratan dari produk
jaminan mutu dipatuhi dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Analisa dari spesifikasi dan persyaratan dari produk dilakukan agar mengetahui
3. Melakukan analisis terhadap keluhan pelanggan dan ketidaksesuaian spesifikasi dari produk serta batas penggunaan, kapasitas suatu produk dan perlakuan
mutu. Mencari akar masalah, tindakan perbaikan dan pencegahan dalam penggunaan serta perawatan dari suatu produk.
ketidak sesuaian berulang.
2. Melakukan cek kontrol mutu produk
4. Mendokumentasikan aktivitas penjaminan mutu dalam bentuk laporan
Cek kontrol mutu produk dengan cara melakukan pengujian produk secara satu per
dan Audit Internal, catatan perbaikan untuk referensi pembuatan
satu atau dengan sample produk. Cek kontrol dilakukan dengan mengecek mutu secara
produk berkelanjutan melalui improvement dan Gugus Kendali Mutu
manual melihat detail bentuk suatu produk atau dapat juga dengan alat uji atau mesin.
(GKM).
3. Mendokumentasikan laporan hasil kontrol mutu produk
5. Mengembangkan standar baru untuk produksi sesuai dengan
kebutuhan pelanggan dan melebihi kompetitor. Setelah melakukan pengujian dan cek kontrol mutu, hasilnya dibuat stiker label
“LOLOS QC” dan sertifikat uji atau laporan kontrol mutu.
6. Berkolaborasi dengan tim internal dalam menyusun Rencana
Prosedur Operasi Standar (SOP) proses produksi dan layanan serta
Bersama Quality Control (QC) mengawasi proses produksi atau
layanan untuk memastikan bahwa standar kualitas yang ditetapkan
dipenuhi.

7. Mengkomunikasikan dengan pelanggan dan vendor terkait dengan


masalah mutu yang terjadi untuk mendapatkan feedback.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PERBEDAAN FUNGSI QUALITY ASSURANCE (QA) DENGAN QUALITY CONTROL (QC)

❖ Perbedaan Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC)

➢ QA lebih fokus kepada proses pencegahan kecacatan


produk tidak berulang (tindakan preventif). Karena itu QA
melakukan monitoring, pengawasan dan menyusun SOP
proses produksi. QA memastikan produk atau layanan dibuat
dengan metode dan melalui proses yang tepat.

QA memiliki tanggung jawab dalam memastikan sebuah


produk sebelum dilepas ke pasaran harus sudah memenuhi
semua standar mutu. QA memiliki kewajiban untuk aktif
melakukan monitoring dan serangkaian pengujian.

➢ QC lebih fokus untuk mengidentifikasi atau menemukan


cacat produkQC berfungsi setelah produk selesai diproduksi,
pada hasil akhir sebuah produk. QC akan melakukan
pemeriksaan dan pengujian untuk menemukan cacat produk
dan memberi rekomendasi perbaikan peningkatan mutu.

QC berhak menerima atau menolak produk yang akan


dilepas ke pasaran, sehingga ketika ditemukan produk cacat
akan dikembalikan ke bagian produksi.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
DAMPAK KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KETIDAKBERTERIMAAN PRODUK

Waskita saat ini bukan lagi Jasa Konstruksi, tetapi INDUSTRI


Dampak dari kegagalan memenuhi janji keberterimaan
KONSTRUKSI karena :
produk secara kontraktual akan SANGAT
❖ produk akhirnya sdh berupa fisik bangunan konstruksi MERUGIKAN PERUSAHAAN karena :
1. Keterlambatan menyelesaikan berdampak pada
❖ prosesnya juga dominan merekayasa secara engineering DENDA KETERLAMBATAN, MEMBAYAR
material menjadi fisik konstruksi BIAYA KONSULTAN, MEMBENGKAK BUA
❖ hasil produksi akan diperiksa keberterimaannya secara visual (OVERHEAD) PROYEK dan BLACK LIST TIDAK
mutu bagus, quality target tercapai, quantitas fisik terukur dan BISA IKUT TENDER.
sesuai, dan semua berimplikasi terhadap pembayaran termin 2. Kegagalan mutu atau cacat hasil pekerjaan
dan terhadap hukum berdampak pada kerugian akibat Biaya
Perbaikan (REPAIR), Pekerjaan Berulang
❖ hasil produksi wajib kita jamin pemeliharaan maupun (REWORK), Pemeliharaan (MAINTENANCE
konstruksinya selama kurun waktu yang ditentukan COST) dan Membongkar dan Membangun
Kembali (REJECT AND RECONSTRUCTION).
3. Keterlambatan dan kegagalan mutu berdampak
langsung terhadap PEMBAYARAN TERMIN
DITUNDA, PENGURANGAN NILAI KONTRAK
yang semuanya menambah COST OF MONEY
yang tidak perlu terjadi.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
KETIDAKSESUAIAN MUTU 2023 SANGAT MEMPRIHATINKAN DAN NEGATIVE IMPACT
LEMAHNYA SISTEM MANAGEMEN MUTU
Data menunjukkan NCR Mutu Januari sd
Berdasarkan riset dr QHSE&CE Division :
Okt. 2023 masih sangat besar, dengan
masalah penyebab peristiwa terbanyak adalah
perincian :
METODE, namun BUKAN KARENA METODE
➢ Jumlah peristiwa terbanyak pada
TIDAK ADA, tetapi karena DILAKSANAKAN
item : Beton, Tanah, Aspal, ME,
TIDAK SESUAI DENGAN METODE.
dll.
Ini artinya HARUS TERUS
➢ Penyebab peristiwa terbanyak :
DITINGKATKAN :
method, material, manusia.
▪ tingkat kepatuhan
➢ Biaya total NCR : XX milyar.
▪ leadership
➢ Jenis pekerjaan dgn biaya
▪ kompetensi
terbanyak : Pekerjaan Tanah.

NEGATIVE IMPACT :

✓ kerugian biaya perbaikan (LOST MONEY)


✓ pengurangan capaian laba (LOST PROFIT)

LEMAHNYA SISTEM MANAGEMEN MUTU ✓ kehilangan waktu (LOST TIME INJURY/LTI)

➢ Belakangan ini, banyak terjadi masalah ✓ tampilan kinerja buruk (BAD PERFORMANCE)
terhadap keberterimaan konstruksi beton ✓ kepercayaan customer menurun (LOW TRUST)
maupun produk beton yang dihasilkan, yang
✓ penurunan daya saing terhadap perusahaan lain (LOW COMPETITIVENESS)
tentunya akan berdampak negatip terhadap
kinerja perusahaan. Keseluruhan dampak ini dinamakan INEFISIENSI dan TIDAK SESUAI DENGAN LEAN
CONSTRUCTION yang diterapkan dan disematkan.

SANGAT TIDAK DISUKAI PERBANKAN


QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
INTEGRASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DENGAN QUALITY ASSURANCE
DAN QUALITY CONTROL

KEUNGGULAN SISTEM MANAJEMEN MUTU


Pada pelaksanaan Konstruksi dan Produks, Waskita
didukung oleh banyak sumber daya yang handal, mulai
dari:
INTEGRASI SISTEM MANAGEMEN MUTU : ➢ Sumber Daya Manusia
➢ Sumber Daya Alat
➢ Penjaminan Kualitas (Quality Assurance/QA)
➢ Sumber Daya Material
➢ Pengendalian Mutu (Quality Control/QC) ➢ Komposisi Campuran,
➢ Metode Kerja Unggul
➢ Standard Operational Procedure
MENGHASILKAN OUTPUT :
➢ Pelatihan Dan Peningkatan Kompetensi Dan
1. Produk unggulan sesuai syarat keberterimaan System Manajemen.
mutu yang diinginkan oleh pengguna jasa
(customer).
2. Hasil yang baik untuk Waskita berupa : sales
tercapai, biaya terkendali dan efisien, laba
tercapai (B), mutu terjamin (M), waktu delivery
sesuai (W) → BMW
3. Performance (nama baik Waskita) terjaga.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PENGERTIAN CACAT KONSTRUKSI, GAGAL KONSTRUKSI DAN GAGAL BANGUNAN

PENGERTIAN UMUM CACAT DAN KEGAGALAN KONSTRUKSI ➢ Sesuatu kebiasaan yang tidak terpuji tentang masalah kegagalan
konstruksi di suatu proyek, pihak-pihak yang terkait selalu ada cara
❑ CACAT KONSTRUKSI :
untuk memilih langkah-langkah mengamankan dan menyelamatkan
Adalah suatu kondisi penyimpangan atau ketidaksempurnaan orang-orangnya yangterlibat daripada mengamankan atau
hasil dan atau proses pekerjaan konstruksi yang masih dalam menyelesaikan masalah-masalah itu sendiri.
batas toleransi. Artinya belum atau tidak membahayakan
➢ Tidak jarang kondisi alamlah yang dikambing hitamkan untuk
konstruksi secara keseluruhan
menyelamatkan kecerobohan dan kelalaian manusia-manusia yang
❑ KEGAGALAN KONSTRUKSI : seharusnya bertanggung jawab dalam kegagalan konstruksi tersebut.
Adalah suatu kondisi penyimpangan, kesalahan dan atau ➢ Akibatnya, jarang bisa diteliti akar masalah penyebab kegagalan
kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan ataupun kecacatan bangunan tersebut, sehingga sering dilakukan
keruntuhan konstruksi jalan pintas memperbaiki kegagalan dan tidak menemukan
❑ KEGAGALAN BANGUNAN adalah : tindakan pencegahan kegagalan di kemudian hari.

keadaan bangunan, yang setelah diserah terimakan oleh ➢ Dampaknya secara tidak langsung adalah tidak ditemukan atau tidak
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi dibuat improvement atau inovasi untuk pencegahan dan membuat
baik secara keseluruhan maupun Sebagian dan/atau tidak sesuai efisiensi pada pekerjaan sejenis berikutnya. Kegagalan akan
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja semakin sering berulang dan lama-kelamaan menjadi kebiasaan.
konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai
akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa.

KEBIASAAN TIDAK TERPUJI SAAT TERJADI KEGAGALAN KONSTRUKSI : MENCARI ALASAN LAIN, MENGKAMBING
HITAMKAN KONDISI ALAM, AKAR MASALAH TIDAK DITEMUKAN DAN TIDAK DIBUAT TINDAKAN PENCEGAHAN
DAN IMPROVEMENT
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
OUTCOME PENCAPAIAN SISTEM MANAGEMEN MUTU

QUALITY TARGET : sasaran kualitas yang harus


dicapai.
❑ Ditentukan dalam kontrak sebagai syarat QUALITY TARGET berupa :
keberterimaan produk, yaitu kualitas produk ❑ Rencana Mutu material
sesuai dgn yg disyaratkan oleh customer.
❑ Mutu tahapan pelaksanaan
❑ Didapatkan dengan menunjukkan kualitas
hasil pekerjaan sdh sesuai dengan hasil tes di ❑ Mutu hasil produksi
lapangan atau di laboratorium. ❑ Proses lebih banyak di laboratorium.
❑ Juga kualitas data/dokumen pendukung
sesuai dengan standar dan legislasi yang
berlaku.

➢ Catatan : Laboratorium Internal atau Laboratorium Independent, peralatannya terkalibrasi,


Labnya bersertifikasi KAN, petugasnya bersertifikasi SKA Perencana. ---> Yang bertugas dan
bertanggung jawab adalah SESM dan QC.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN

❑ VISUAL MUTU berupa :


• Beton permukaan ekspose
• Pengecoran lurus, rata, permukaan mulus, warna merata, tidak retak
dsb.
• Aspal halus dan mulus, rata, tidak bergelombang, tidak berminyak,
dsb.
• Jalan mulus, tikungan enak dilalui, tanjakannya mudah dilalui, tidak
❑ VISUAL MUTU : sasaran kualitas yang harus tergenang air, dsb.
ditampilkan :
• Plesteran rata, tidak bergelombang, cat mulus, warna merata, dsb.
• Tampilan fisik hasil produksi dianggap bermutu jika
• Pintu dan jendela mudah dibuka, atap tidak bocor, kamar mandi,
secara kasat mata bentuk dan dimensinya sesuai,
dapur dll sesuai, dsb.
tampilannya mulus dan indah, enak dirasakan.
• Timbunan tanah padat, lereng tidak longsor, tidak retak, bentuk
• Tanpa melihat hasil tes mutu laboratorium, customer
sesuai, dsb.
dan publik langsung menilai suatu produk bermutu,
layak dibeli/dijual serta ramah lingkungan.
➢ Produk bermutu dinilai dari tampilan produk, tanpa
menanyakan hasil tes laboratorium. (Biasanya yang
disalahkan adalah QC, padahal tampilan produk
adalah karya dari Pelaksana).
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN

Untuk memenuhi Aspek QUALITY


TARGET dan Aspek VISUAL MUTU,
tidak bisa hanya mengandalkan pada
seorang QC dan QA

Kolaborasi SESM, QC, QA dan SOM/


Pelaksana sangat menentukan. Peran
seorang ENGINEER sangat
menentukan dalam menghasilkan
produk yang sesuai QUALITY TARGET
dan VISUAL MUTU
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PEMAHAMAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) BAGIAN SISTEM MUTU

MONITORING SISTIM MUTU


DIBAGIAN LAIN :
A. SESM
▪ Quality plan
▪ Monitoring shop drawing
▪ Instruksi Kerja
B. SOM
▪ Schedule Mingguan
▪ IMTP 04
C. SPLEM
▪ Inspeksi bahan
TUGAS QC/QA ▪ IMTP 01
▪ Melaksanakan tugas Laboratorium ▪ Kelayakan peralatan
▪ Membantu ceklist INSPEKSI D. SCARM
pekerjaan ▪ Evaluasi kinerja pihak ke-3
▪ Melaksanakan kegiatan TES & ▪ Kelengkapan admin pihak ke-
INSPEKSI 3
▪ IMTP 02 & 03 E. SAM
▪ Membantu RMP ▪ Gap analysis kompetensi
TOTAL = 95 KEGIATAN DI ▪ Usulan pelatihan &
▪ Membantu Aproval Material
BAGIAN MUTU evaluasinya
▪ Membuat Backup Data Quality
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PEMAHAMAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) BAGIAN SISTEM MUTU

TAHAP KEGIATAN MUTU 4. Membuat Rencana Inspeksi dan Tes (RIT) :


(Kedua aspek mutu dilakukan sejak perhitungan syarat keberterimaan material dan produk, jenis
inspeksi dan tes, alat inspeksi dan tes, petugas
tender s/d pelaksanaan, pemeliharaan dan
inspeksi dan tes, serta jadwal inspeksi dan tes
penjaminan konstruksi)
SESM, SPLEM dan QC.
1. Saat perhitungan tender lakukan survey lokasi
5. Pengajuan aproval material SESM dan
dan material QS, SESM dan QC. Tujuan
SPLEM.
: mengetahui quary dan kondisi lapangan,
memperhitungkan rencana biaya material 6. Pengajuan aproval metode pelaksanaan
dan metode pelaksanaan. SESM dan SOM/Pelaksana.
2. Mengambil sampel material, uji propertis di 7. Pengawasan mutu, pengambilan sample,
laboratorium, Job Mix Disain serta Trial Mix perawatan, pemeliharaan, pengujian sampel
Tujuan : memastikan material bisa hasil produk, laporan hasil tes dan Backup Data
menghasilkan produk sesuai syarat mutu Quality. QC dan SOM/Pelaksana.
dan biaya produksi memenuhi rencana
8. Melakukan perbaikan cacat/kerusakan hasil
biaya SESM dan QC.
produk, mereject material dan hasil produk,
3. Membuat Rencana Mutu Proyek (rencana membuat laporan NCR dan CAR serta rencana
material, peralatan, metode kerja, target mutu perbaikan dan pencegahan.
dan aproval material dll. SESM dibantu SOM/Pelaksana, SESM dan QC.
QC.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PARETO KETIDAK SESUAIAN DOMINAN PADA
VISUAL MUTU BETON DAN QUALITY TARGET TANAH

❖ PARETO KETIDAK SESUAIAN DOMINAN


➢ Dari pengalaman selama ini, masalah mutu
terbanyak bukan pada aspek QUALITY TARGET,
tetapi pada VISUAL MUTU. Hal ini terlihat dari : Dari data Ketidak Sesuaian Mutu QHSE&CE Div
• Laporan Kinerja Mutu tw 3 2023, kategori ketidak sesuaian terbesar
• Laporan Hasil Inspeksi adalah pada pekerjaan (produk) BETON dan
TANAH, dan penyebab paling dominan adalah
• Komplain Customer METODE KERJA.
QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
CONTOH DAMPAK KETIDAK SESUAIAN MUTU BETON

Ketidaksesuaian (CACAT) beton : keropos, beton tidak lurus, tidak rata, gembung, retak,
tiang pancang pecah, dsb.

Dampak langsung 3R (REPAIR, Dampak tidak langsung :


REWORK, REJECT) : 1. Ditegur, dimarahi, disurati owner
1. REPAIR (perbaikan) 2. Produk tidak diterima
2. REWORK (pembongkaran) 3. Nama baik perusahaan jelek dinilai publik
3. REJECT (penggantian) 4. Kepercayaan owner menurun saat tender
berikutnya
Cacat produk mengurangi laba karena :

tidak dibayar owner

tidak bisa dijual

sudah terjadi biaya produksi

akan timbul biaya perbaikan

peluang mendapatkan proyek berikutnya menjadi berkurang.


QUALITY ASSURANCE BERKELANJUTAN
PENYEBAB CACAT MUTU DAN GAGAL KONSTRUKSI

❑ Penyebab utama CACAT MUTU : hampir tidak ada yang diakibatkan oleh
keterbatasan biaya produksi. Karena semua sudah ada dalam Rencana Mutu dan
Rencana Biaya pelaksanaan. Akibat tidak dilaksanakan dengan baik dan benar,
timbul biaya besar yang tidak dianggarkan.
❑ Jika terjadi GAGAL MUTU atau GAGAL KONSTRUKSI, biaya tambahan akan jauh
lebih besar, nama baik perusahaan hancur akibat viralnya berita kegagalan. Belum
lagi dampak hukum yang timbul.
❑ Aspek VISUAL MUTU jika tidak dikendalikan akan menimbulkan INEFISIENSI dan
KERUGIAN yang tidak sejalan dengan prinsip LEAN CONSTRUCTION.

❖ Beberapa jenis CACAT VISUAL MUTU dan METODE PRAKTIS PENCEGAHAN, QUALITY
TARGET maupun Cara Perbaikan CACAT MUTU, tidak dibahas dalam materi ini. Nantinya
akan dibahas tersendiri pada Bimbingan Fungsional (Bimfus) dan Bimbingan Teknik (Bimtek)
kepada Site Manager dan Petugas terkait.
METODE PRAKTIS PENGECORAN BETON UNTUK MENJAMIN VISUAL MUTU
1. Pengecoran dengan tinggi bekisting yang besar dengan jendela vibrator
2. Pencegahan cold join pada pengecoran dinding
3. Pencegahan keropos beton akibat segregasi dengan memakai selang tremi
4. Pembuatan beton deking yang benar dan kesalahan penggunaan kaki ayam sebagai beton deking
5. Pencegahan beton ngeplin dengan perkuatan sabuk bekisting
6. Pencegahan kebocoran air semen dengan selotip lakban atau spon
7. Pengkasaran permukaan sambungan beton dengan semprotan water jet
8. Pencegahan penambahan kadar lumpur pada material beton dengan menutup terpal
9. Kesalahan pada pemasangan dowel bar
10. Kesalahan pada pemasangan waterstop
11. Curing : penyiraman, perendaman, karung goni, lembar geotex, curing compound dan plastik wrapping
12. Penggunaan Stek Perkuatan Panel Bekisting
13. Posisi Pekerja Saat Pengecoran Menginjak Besi Beton
14. Kelengkapan peralatan bantu pelaksana menjamin keakuratan pemasangan bekisting dan besi beton
15. Perawatan panel bekisting, penggunaan minyak bekisting, bukan solar atau oli bekas
BAB 3
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN

PT Waskita Karya (Persero) Tbk


15 Desember 2023

SIHAR P HASIBUAN (QHSE Expert, Overseas Division)


PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DEFINISI, FUNGSI DAN MANFAAT PEMBUATAN MOCKUP

1. DEFINISI MOCKUP : 3. MANFAAT MOCKUP :


Sebuah contoh produk jadi dalam skala kecil ataupun dalam ✓ Memudahkan Pelaksanaan karena sudah ada
lingkup terbatas yang berdasarkan gambar disain dan dengan contoh
material serta proses pembuatannya sesuai dengan spesifikasi dan ✓ Memberikan gambaran hasil kerja yang lebih
metode yang disyaratkan. Sering diartikan namun tidak sama realistis
dengan Miniatur atau Prototipe. Mockup juga bisa diartikan ✓ Menjadi media presentasi dan promosi
dengan Trial Pembuatan dalam skala yang sebenarnya.
✓ Memudahkan jika terjadi revisi
2. FUNGSI MOCKUP :
✓ Menjadi media untuk pelatihan kepada tenaga kerja
➢ Sebagai pedoman saat akan mengerjakan pekerjaan
dalam skala yang sebenarnya, ✓ Menjadi sarana keberterimaan hasil produk kepada
Owner
➢ sebagai contoh yang akan diajukan kepada Owner
✓ Menjadi sarana persyaratan keberterimaan hasil
untuk disetujui kerja dan produk mandor dan vendor
➢ dan sebagai persyaratan keberterimaan hasil
pekerjaan mandor dan vendor.
➢ Sebagai media promosi produk perusahaan
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
TAHAPAN PEMBUATAN MOCKUP

❑ TAHAPAN PEMBUATAN MOCKUP 7. Mockup jika memungkinkan disimpan di kantor proyek atau di
dekat kantor, dipajang sebagai bukti hasil produksi, diberi
1. Sudah tersedia metode pelaksanaan, shop drawing, identifikasi dan dijaga agar tidak rusak atau hilang. Bahkan sering
material, peralatan dan tenaga kerja untuk jenis digunakan sebagai both foto tamu yang datang.
pekerjaan atau produk yang akan dibuat. 8. Mandor atau Vendor yang nantinya akan mengerjakan pekerjaan
sejenis diminta untuk melihat mockup dan mempelajari cara
2. Tenaga kerja dan pelaksana sudah mendapatkan
pembuatan. Mandor atau Vendor diminta bersedia menghasilkan
pelatihan/briefing/inhouse training terkait cara produksi sesuai mockup, jika tidak maka tidak akan dibayar.
pelaksanaan jenis pekerjaan dimaksud. Mandor dan Vendor menandatangani setuju di mockup atau dibuat
3. Dibuat secara skalatis gambar miniature mockup, berita acara.
penyesuaian ukuran dan dimensi material, cetakan 9. SEM membuat detail cara pelaksanaan, material, alat dan gambar
kerja serta foto dokumentasi mockup, sebagai satu berkas resmi
dan alat yang akan digunakan
lampiran pembuatan mockup
4. Sebaiknya saat pembuatan mockup disaksikan secara 10. Tenaga kerja atau Vendor yang akan mengerjakan di lapangan
resmi oleh Owner dan Konsultan. Demikian juga diberi pelatihan singkat cara kerja sesuai lampiran pembuatan
tenaga kerja atau Vendor yang akan mengerjakan di mockup agar tidak kesulitan saat pelaksanaannya.
lapangan, ikut menyaksikan. 11. Mockup dikembangkan lagi menjadi Trial Pelaksanaan di lapangan,
5. Lakukan pembuatan mockup sesuai dengan metode untuk pekerjaan yang skala besar atau tidak bisa disimpan di
pelaksanaan yang disetujui. kantor. Hasil trial yang disetujui diberi papan identifikasi yang
6. Hasil pembuatan mockup diajukan kepada Owner dijaga sampai selesai proyek tidak rusak atau hilang.
dan Konsultan. Jika sudah memuaskan dan disetujui, 12. Dengan adanya mockup ini maka dapat dilakukan evaluasi secara
sebaiknya pihak Owner dan Konsultan tanda tangan berkala hasil pelaksanaan untuk ditingkatkan dalam bentuk
di mockup atau dibuat berita acara. improvement dan jika memungkinkan dibuat kegiatan GKM untuk
menguji improvement sebelum dijadikan standarisasi pekerjaan.
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DEFINISI, FUNGSI DAN MANFAAT PEMBUATAN MOCKUP

❑ Ketidaksesuaian Visual Mutu berdampak langsung karena


dilihat orang awam tidak lurus, tidak rata, keropos, tidak
mulus, bergelombang dll. Walaupun quality target (hasil
tes) memenuhi, orang awam tidak melihat hasil tes.
❑ Membuat Metode dn Melaksanakan Metode yg baik dan
benar tidak menambah biaya karena pasti sudah
❑ Mockup atau Trial wajib dilakukan bersama Vendor dan
diperhitungkan dalam APP.
Owner. Owner menyetujui hasil mockup dan Vendor
tanda tangan setuju dibayar hasil kerja sesuai mockup.
❑ Tetapi tidak melaksanakan metode yang ditetapkan atau
bekerja tanpa metode pasti akan menimbulkan biaya
❑ Setelah ada Mockup, dilakukan pembinaan pelatihan cara
tambahan yang sangat besar karena :
membuatnya kepada pelaksana, teknik, QC, QA dan
tenaga kerja mandor/Vendor.
• biaya rework dan repair
• biaya overhead bertambah
❑ Dilanjutkan dengan membuat GKM agar konsisten dlm
• biaya nama baik jelek
bekerja serta menghasilkan Improvement terhadap Visual
• biaya hilang kepercayaan owner
Mutu dan Mock Up yang disepakati. Bila perlu dilakukan
lomba GKM.

❑ Dengan adanya ini, maka Quality Assurance dan Quality


Control bisa berfungsi.
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
JENIS JENIS MOCKUP YANG BISA DILAKSANAKAN
❖ Beberapa jenis mockup di Proyek Sipil :
❖ Beberapa jenis mockup di Proyek Gedung :
1. Pembuatan Barrier dan Parapet
1. Plesteran, acian dan pengecatan dinding
2. Pengecoran Rigid Beton
2. Pasang bata dinding
3. Pasang keramik/marmer lantai dan dinding 3. Pengecoran Precast Lining
4. Pengecoran Kolom, Sepatu Kolom
4. Pembuatan Miniatur Bendungan
5. Pembuatan Railing tangga, Lisplank
6. Pemasangan Atap dan Rangka Atap 5. Beton Precast Tiang Pancang, U-Ditch dll

7. Pemasangan Pintu, Jendela 6. Sambungan Pipa SPAM dan IPAL


8. Pemasangan Pipa Plumbing dan Jaringan
7. Pembuatan Precast Curb, Trotoar dll
Kabel
9. Pemasangan peralatan Sanitair dan lampu 8. Pembuatan Formwork Khusus
10. Dll
9. Trial Pengaspalan dan Pengecoran

10. Trial Penimbunan

11. Dll
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK

Data Pembuatan Mockup di beberapa proyek : 7. Mockup Sambungan Jaringan Pipa PVC Sewerage B2 dan C2
Makassar
1. Pembuatan Precast Lining Dinding Saluran
Irigasi Rentang, Indramayu. 8. Metode Pelaksanaan Erection Jembatan Steel Box Girder 71 m di
Jembatan Kramasan Toll KAPB
2. Pembuatan Urutan Timbunan Tanah Pekerjaan
Pipa Sewerage B2 dan C2 Makassar 9. Metode Pelaksanaan Pipe Jacking Pipa RCP Sewerage B2
Makassar
3. Pembuatan Miniatur Mercu Spillway Bendungan
Leuwikeris 10. Mockup Erection Girder 45m di Jembatan Toll KAPB Infrastructur
2 Division
4. Pembuatan Formwork Slipform Spillway
Bendungan Leuwikeris 11. Mockup Toll Infrastructure 2 Division : Pembuatan Barrier Beton,
Trial Beton Klas B2, C dan E, Trial Pengaspalan, Trial Marka Jalan,
5. Pembuatan Precast Riprap Bendungan Temef Trial Pengencangan Baut menggunakan Torsi Impact, Trial
Sebagai Pengganti Riprap Batu Kosong Hampar Rigid Beton, Trial Kuat Lentur Beton Klas P
6. Pembuatan Mockup Moveable Table Simulasi
12. Mockup Building Division : Mockup tiang pancang, beton
Erection Girder Jembatan Musi Toll KAPB struktur, struktur baja, dinding bata, plesteran dinding dan acian,
plafon dan pengecatan, Pintu Jendela dan Marmer, Lift, Sanitair,
Elektrikal dan tata udara, Elektronika dan Plumbing, Perkerasan
Jalan dan Landscape.
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DEFINISI, FUNGSI DAN MANFAAT PEMBUATAN MOCKUP

Tahun 2024 mari kita canangkan untuk mulai mengaktipkan pembuatan Mockup dan GKM :
1. Setiap vendor dinilai CQSMS dan wajib tanda tangan komitmen Mutu dan HSE sejak aanwijzing
pengadaan dan diulangi di SPK/kontrak dan Kick Off Meeting.
2. Setiap item pekerjan baik swakelola maupun dikerjakan vendor/sub/mandor wajib mock up
pekerjaan, dimana hasil mock up diwitness bersama dengan MK dan dibuat BA hasil mock up
tanda tangan bersama vendor dan MK sebagai acuan pekerjaan, jika item pekerjaan apapun yang
dimaksud tidak sesuai mock up (langkah-langkah kerja, hasil kerja dan kebersihan kerapihan) maka
pekerjaan tersebut tidak dibayar/ditangguhkan sampai dengan sesuai mock up yang disepakati.
3. Dibuat ruangan etalase mock up semua item pekerjaan dominan/major item : biaya dominan
maupun volume dominan, dilengkapi figura-figura visualisasi mutu/induksi mutu sesuai surat
edaran Dir QHSE no.272/2020.
4. Petugas QC dan SOM/GSP/SP dari level Site Officer, SP Quality, wajib dibekali ilmu visualisasi mutu
dan ISO 9001:2015 by request ke QHSE Division lewat QHSE BU/HCM BU. Bila belum dibekali
maka tidak boleh kerja.
5. Vendor, khususnya subkont dan sewa alat wajib ada personil QC tersendiri, kompeten ditunjukkan
dengan sertifikat kompetensi yang masih berlaku dan tidak merangkap.
6. Memakai armband Petugas Penegak Mutu untuk personil terkait yang berada di lapangan sesuai
surat Director no.576/WK/DIR/2020.
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
CONTOH DOKUMENTASI PEMBUATAN MOCKUP SAAT INI
Quality Target MOCKUP BUILDING DIVISION

1
Pekerjaan Tiang Pancang
• Sambungan tiang pancang sesuai
persyaratan
• Verticality tiang sesuai persyaratan
• Kapasitas tiang terpenuhi sesuai
persyaratan

2
Pekerjaan Struktur
• Sudutan siku, Permukaan Rata dan
Lurus
• Verticality sesuai persyaratan
• Lendutan pada balok tidak melebihi
batas maksimal
• Tidak keropos
• Mutu Beton sesuai persyaratan
DAFTAR
QUALITYIMPROVEMENT
TARGET PROJECT 2022

3
Pekerjaan Struktur Baja
• Sambungan las tidak retak
• Sambungan baut mutu tinggi
memenuhi nilai torsi baut
• Tidak berkarat
• Ketebalan cat sesuai persyaratan

4
Dinding Bata, Plester, Aci
• Dinding Tegak dan Lurus
• Permukaan rata dan halus
• Tidak retak
• Tali Air lurus dan rapi
• Sudutan rapi dan tidak geripis
DAFTAR
QUALITYIMPROVEMENT
TARGET PROJECT 2022

5
Pengecatan
• Permukaan rata dan halus
• Warna tidak belang
• Tidak mengenai bidang lain
• Tidak mengelupas atau
menggelembung

6
Plafond
• Permukaan rata dan tidak
bergelombang
• Sambungan panel rapi dan
tidak retak
• Pemasangan lurus dan sudutan
siku
DAFTAR
QUALITYIMPROVEMENT
TARGET PROJECT 2022

7
Pintu dan Jendela
• Terpasang lurus dan tegak
• Permukaan bidang sejajar
• Hardware berfungsi dengan baik
(engsel, handle, kunci, dll.)
• Bersih dari noda semen, cat, dll.

8
Homogenous Tile, Vinyl,
Marmer
• Permukaan rata dan warna tidak belang
• Lebar nat seragam dan perempatan nat
bertemu
• Tidak kopong
• Tali air skirting rapi
DAFTAR
QUALITYIMPROVEMENT
TARGET PROJECT 2022

11
Pekerjaan Tata Udara
• Sistem berfungsi dengan baik
• Tidak terjadi kebocoran pada instalasi
pipa drain dan refrigerant
• Sambungan rapat dan kuat
• Sistem pengkondisian udara sesuai
dengan persyaratan

12
Pekerjaan Elektrikal
• Berfungsi dengan baik
• Terpasang rapi dan rapat
dengan bidang pemasangan
• Kabel terpasang dan tersambung
dibuktikan dengan continuity test
• Nilai pentanahan sesuai persyaratan
DAFTAR
QUALITYIMPROVEMENT
TARGET PROJECT 2022

13
Pekerjaan Plumbing
• Tidak terjadi kebocoran
• Sloping pipa sesuai dengan approval
shopdrawing
• Sambungan rapat dan kuat
• Berfungsi dengan baik

14
Pekerjaan Elektronika
• Berfungsi dengan baik
• Terpasang rapi dan rapat
dengan bidang pemasangan
• Kabel terpasang dan tersambung
dibuktikan dengan continuity test
• Nilai pentanahan sesuai persyaratan
DOKUMENTASI MOCKUP INFRA 2
MOCK UP BARRIER
DOKUMENTASI
TRIAL ASPAL
DOKUMENTASI
TRIAL MARKA
DOKUMENTASI
TRIAL TORSI BAUT DIAFRAGMA MENGGUNAKAN IMPACT PADA STEEL BOX GIRDER
DOKUMENTASI
TRIAL HAMPAR RIGID
FINAL REPORT
MOCK UP GIRDER 45,8 M
Proyek Jalan Tol KAPB

Project Engineering 3 Department


Center of Excellence Division
Januari 2023
OUTLINE

DATA TEKNIS MOCK HASIL MOCK UP HASIL MOCK UP KESIMPULAN &


UP GIRDER BENTANG GIRDER (G2) TANPA GIRDER (G1) DENGAN REKOMENDASI
45,8 M TREATMENT TREATMENT

• Persiapan Mock Up • Data Vertical • Lifting Hook Girder • Dokuemntasi


• Layout Aktual Mock Camber dan Lateral G1 Pelaksanaan Mock
UP Sweep sebelum • Data Vertical Up
• Detail Dummy Mock Up Camber dan Lateral • Motion Behaviour
Pierhead • Data Vertical Sweep sebelum Girder G1 & G2
• Cek Kerataan Mortar Camber dan Lateral Mock Up • Analisa Perhitungan
Pad & Bearing Pad Sweep saat Mock • Data Vertical SF Girder
Up Camber dan Lateral • Kesimpulan
• Timeline Mock Up k-
1 dan ke-2 • Pergeseran (sliding) Sweep saat Mock • Rekomendasi
Girder Mock Up ke-1 Up
• Treatment FRP
LAYOUT AKTUAL MOCK UP
Excavator
Service

STA BESAR STA KECIL

G1 (13100155) Mock Up ke-2

G2 (13100141) Mock up ke-1

0,44%
Dummy Pier 1
Dummy Pier 2
Tinggi = +8.132
Tinggi = +8.332

Crane 250 Ton Crane 180 Ton


DUMMY PIERHEAD MOCK UP KE-1

DUMMY PIERHEAD 1 (SISI STA BESAR) DUMMY PIERHEAD 2 (SISI STA KECIL)

Stopper Siku Girder


(Non Active)
Stopper Siku Girder
(Non Active)

Elastomer (40x40x5,5) cm
+8.332

Elastomer (40x40x5,5) cm

+8.132

Stopper siku
sleeper (4 buah) Stopper siku
sleeper (4 buah)
DUMMY PIERHEAD MOCK UP KE-2
DUMMY PIERHEAD 1 (SISI STA BESAR) DUMMY PIERHEAD 2 (SISI STA KECIL)

Stopper
Siku Girder Elastomer 2 x (40x40x5,5)cm
Stopper
Siku Girder Elastomer 2 x (40x40x5,5)cm Dipasang sejajar (L = 80 cm)
Dipasang sejajar (L = 80 cm)

+8.332

+8.132

Stopper siku Stopper siku


sleeper (4 buah) sleeper (4 buah)
TIMELINE PELAKSANAAN MOCK UP KE-1 (G2-13100141)
14.40 – 15.10 WIB
13.00 – 14.00 WIB
LOADING TEST • KAPASITAS CRANE 50%
PEMERIKSAAN
1X30 MENIT • CEK PERGESERAN GIRDER DI TUMPUAN
KESEHATAN 15.21 – 16.30 WIB • CEK VERTICAL CAMBER DAN LATERAL SWEEP
PERSONIL
• KAPASITAS CRANE 20%
• POSITIONING CRANE DECREASE • CEK PERGESERAN GIRDER DI TUMPUAN
• PEMERIKSAAN KESEHATAN • PENGAMBILAN CRANE LOAD • CEK VERTICAL CAMBER DAN LATERAL SWEEP
PERSONIL VERTICAL CAMBER & • KAPASITAS CRANE 0% (GIRDER 100% DUDUK DI BEARING PAD)
• CEK KECEPATAN ANGIN LATERAL SWEEP MENIT • CEK PERGESERAN GIRDER DI TUMPUAN SELAMA 1 JAM
• CEK KERATAAN MORTAR PAD KE-15 & KE-30 (BOTTOM • CEK VERTICAL CAMBER DAN LATERAL PER 15 MENIT
• CEK KERATAAN BEARING PAD & WEB)
• PENGAMBILAN VERTICAL CAMBER
& LATERAL SWEEP (TOP, WEB,
BOTTOM) PADA G1 & G2 VIDEO

PERSIAPAN TREATMENT GIRDER (G2)


TOOL BOX FEEDING KE MOCKUP KE-1 (G2)
DAPPED END PADA G1 MENUMPU DI
MEETING AREA MOCK UP FINISH
UNTUK MOCK UP KE-2 BEARING PAD

14.00 – 14.24 WIB 14.24 WIB 15.14 – 15.17 WIB 15.21 WIB 16.30 – 17.10 WIB
• FEEDING KE AREA STOCKYARD GIRDER
NON TREATMENT : • SETTING & PASANG SUPPORT GIRDER DI
• GIRDER FRP NON TREATMENT PADA G2 (MOCK UP KE-1) AREA STOCKYARD
• PEMASANGAN STIFFENER WEB
• BEARINGPAD 40X40X5.5 CM
PEMASANGAN EPOXY PADA PERMUKAAN BEARING PAD
UNTUK MOCK UP KE-2 PADA SISI STA KECIL

PENCAMPURAN MATERIAL PEMBERSIHAN PERMUKAAN BEARING PAD

BEARING PAD YANG SUDAH DILETAKKAN DIATAS MORTAR PAD

TREATMENT :
- EPOXY RESIN SIKADUR 752
APLIKASI CAMPURAN KE BEARING PAD BEARING PAD YANG SUDAH DIBERI EPOXY
PERGESERAN (SLIDING) GIRDER (G2-13100141) PADA MOCK
UP KE-1
• Terdapat pergeseran CL girder 5 mm terhadap CL
bearing pad ke arah P1 sesaat setelah positioning
girder
• Tribological behaviour & equilibrium behaviour
akibat selfweight

Tepi girder sudah tidak segaris


dengan marking tepi girder
Tepi girder sudah tidak segaris
dengan marking tepi girder
Terdapat pergeseran CL Girder
terhadap CL Elastomer ke arah P1
LIFTING HOOK GIRDER G1 (13100155)
Girder G1 (13100155) Girder miring, sehingga harus
miring saat diangkat dibuat marking CL elastomer baru Tinggi Lebar
akibat perbedaan Girder Posisi Wire Rope
sebesar 1 cm ke kiri dari CL (cm) (cm)
lifting hook (wire rope) elastomer seharusnya STA besar-kanan 33,0 51,0
G1
13100155 STA besar-kiri 33,5 51,0
STA kecil-kanan 37,0 50,0

Top Girder menabrak stopper siku STA kecil-kiri 36,0 48,5


karena girder miring

Bearing pad 2 x
(400x400x55) mm
DOKUMENTASI PELAKSANAAN MOCKUP
REKOMENDASI
NO REKOMENDASI KETERANGAN
Girder di lapangan yang sudah dipasang FRP pada area dapped end dapat ditreatment menggunakan epoxy resin dan pasir
1 Dilakukan oleh precaster
untuk meningkatkan koef. friction
Ratio bearing pad 80%
2 Agar dilakukan kajian teknis lebih lanjut terkait pemakaian penggabungan bearing pad dengan ukuran 2 x (40x40x5,5 cm)
(SNI 8730-2019)
3 Perlu dilakukan perhitungan analisa SF Crack dan SF Roll Over untuk semua girder non standar yang akan di-erection
Perlu dilakukan penanganan pada lifting hook (wire rope) yang terdapat perbedaan tinggi dengan menggunakan thimble
4
(jawara)
Pemasangan girder dilakukan mengikuti ketentuan yang tercantum pada Recommended Practice for Lateral Stability of Precast,
Prestressed Concrete Bridge Girders (PCI Handbook 2016), antara lain :
a. Penambahan stiffener pada top girder Perlu kajian & justifikasi
5
b. Penggunaan cross bracing pada tumpuan girder teknis oleh precaster
c. Analisa titik angkat terhadap tepi dapped end
d. Penggunaan kingpost H-beam pada girder tepi
6 Melakukan independent checker terhadap desain girder PCI non standar yang ada
Pemasangan Stiffener Top Girder
Kingpost H-Beam

Cross Bracing
Ilustrasi Pemasangan Girder Chemical Anchor
Mock Up Sample Material dan Pekerjaan
PROYEK SEWERAGE C2 MAKASSAR
Mock Up Sample Material dan Pekerjaan
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK

PAPARAN METODE CANTILEVER ERECTION STEEL BOX GIRDER


BENTANG 71,1 M
PROYEK JEMBATAN KRAMASANKAYU AGUNG – PALEMBANG –
BETUNG SEKSI 2
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK

MOCKUP BENDUNGAN TEMEF


PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
MOCK UP IRIGASI RENTANG
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
MOCKUP PROYEK SEWERAGE B2 MAKASSAR
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
PROYEK BENDUNGAN
LEUWIKERIS PAKET 4

March, 4th 2021


PENDAHULUAN

Bangunan Mercu

Insert: Bangunan Mercu


Hydromechanical &
Electrical (ZONA 1)

HYDROMECHANICAL & ELECTRICAL WORKS Bangunan Pelimpah


• PINTU FIXED WHEEL GATES ukuran lebar 10 (ZONA 1)
m dan tinggi 10.00 m
• Bangunan Kantor Operasional
• Ruang Operasi dan jembatan pelayanan
operasi pintu air bendung BANGUNAN PELIMPAH
• Bangunan Gudang Stoplog Uk 20 m x 10 m • Panjang Spillway : 715 meter
• Stop Log dan Guide Frame • Lebar Spillway : 35 meter
• Monorail hoist kapasitas 2 x 10 ton • Tebal Lantai Spillway : 1 meter dan 2 meter
• Tinggi Dinding Spillway: 7,8 meter s/d 26 meter
• Tinggi Mercu : 20 meter

PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS PAKET 4


LANGKAH 5. PELAKSANAAN RENCANA MITIGASI

Pembuatan MockUp Lapisan Aus

PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS PAKET 4


PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
MOVEABLE MOCKUP TABLE SEBAGAI
MEDIA KONTROL CAMBER PADA
ERECTION GIRDER NON-STANDARD
Indonesia Construction Safety Awards 2023
Safety Innovation Awards

Oleh:
Heriyanto

Proyek Jembatan Musi Tol KAPB


PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Jakarta, 17 Oktober 2023
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Kecelakaan kerja rentang tahun 2017 - 2018
Menurut Kementerian PUPR,
penyebab kecelakaan kerja
diantaranya:
1) Kelalaian manusia;
2) Mutu material konstruksi
belum memenuhi standar;
3) Banyak peralatan
konstruksi tidak
7 dari 12 merupakan kecelakaan kerja Erection Girder
tersertifikasi;
4) Metode pelaksanaan
Tahun 2022 pada Proyek Jalan Tol KAPB konstruksi;
5) Efisiensi anggaran.

PC-I 45,8 m PC-I 45,8 m


(sumber: https://safetysignindonesia.id) STA 89+497 STA 71+400
STUDI LITERATUR
DASAR ACUAN
Hierarki Pengendalian Risiko Prosedur Waskita Bidang Engineering
“Work Method Statement”

Manajemen Pengendalian Proyek


PEMBAHASAN
FLOWCHART KERJA MOCKUP 1 2

2 3

4
4
PEMBAHASAN
METODE PELAKSANAAN
PEMBAHASAN
BENTUK MOCKUP
❑ Model dan bentuk mockup mempresentasikan kondisi sebenarnya dari struktur actual
di lapangan (dimensi, kemiringan, dll)
❑ Mockup bisa dari beton, baja, atau kombinasi keduanya
A B

Mockup by Concrete Sleeper Mockup by Baja


(oleh Tim Proyek Paket II Seksi 2 Tol KAPB) (oleh Tim Proyek Jembatan Musi Tol KAPB)
KESIMPULAN & SARAN
KEBERLANJUTAN IMPROVEMENT

Stopper Moveable Mockup table ini akan


terus dievaluasi dan
Elastomer
dikembangkan sehingga bisa
IWF 500x200 menjadi suatu standarisasi SOP
pelaksanaan erection girder
Roda Portable khususnya untuk bentang non-
standar.
Plat Angkur
Target dari moveable mockup
table ini adalah mockup table
yang praktis, mudah dibongkar
pasang, mudah dipindah-pindah
namun tetap kuat dan stabil
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK

MOCKUP PLAN PRAMBON WBP


PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
BAB 4
WASKITA SELAKU PERUSAHAAN INDUSTRI KONSTRUKSI
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)

PT Waskita Karya (Persero) Tbk


15 Desember 2023

SIHAR P HASIBUAN (QHSE Expert, Overseas Division)


GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
MAKSUD DAN TUJUAN GKM

❑ Gugus Kendali Mutu (GKM) atau Total Quality ❑ Salah satu metode menjalankan GKM adalah
Management adalah upaya pendekatan “Dmaic” atau :
berorientasi pada pelanggan dengan • Define
memperkenalkan perubahan manajemen secara
sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap • Measure
proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. • Analyze
❑ Empat prinsip utama GKM : • Improve
1. Kepuasan Pelanggan • Control
2. Respek terhadap Setiap Orang Yang merupakan suatu pendekatan pemecahan
3. Manajemen Berdasarkan Fakta masalah yang melibatkan penyempurnaan dan
optimasi tambahan untuk menetapkan peluang
4. Perbaikan Berkesinambungan. dan resiko, produk, desain, dan proses. Metode
❑ GKM berfungsi efektif dalam berbagai organisasi, ini yang sekarang dikembangkan sebagai “8
yaitu sebagai sistem manajemen untuk langkah GKM”.
meningkatkan kualitas produk atau outcome
sehingga bisa diterima oleh pelanggan dan dapat
menghindari timbulnya kesalahan yang fatal.
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
8 LANGKAH DAN 7 ALAT GKM

❑ 8 Langkah GKM : ❑ 7 Alat GKM :

1. Menentukan pokok masalah. 1. Pareto chart


2. Membahas penyebab utama. 2. Fishbone diagram (cause & effect
3. Menguji penyebab dominan. diagram)
4. Merencanakan tindakan 3. Diagram tebar (scatter diagram)
penanggulangan. 4. Lembar penilaian (check sheet)
5. Melaksanakan tindakan penanggulangan. 5. Histogram
6. Evaluasi hasil dan dampak perbaikan. 6. Flowchart
7. Standarisasi. 7. Stratification
8. Lanjut ke masalah berikutnya.
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
DASAR PEMBENTUKAN GKM DI WASKITA

a. GKM sesuai surat Dir BD&QHSE no


2347/WK/DIR/2019 tgl 26 Agst 2019 perihal GKM
untuk : Meningkatkan budaya continuous
improvement dan inovasi produk diinstruksikan
membentuk GKM.
b. Berdasarkan surat edaran Kemenperin thn 2007
tentang maksud GKM : Upaya untuk meningkatkan
efisiensi, produktifitas, mutu dan daya saing
perusahaan.
c. Tujuan GKM : mendayagunakan seluruh aset yang
dimiliki terutama aset SDM secara lebih baik untuk
meningkatkan mutu produksi.
d. Objek GKM : bahan, proses, alat, produk, lingkungan
dll.
e. Konsep pelaksanaan GKM : menjalankan PDCA
dengan 8 langkah dan 7 alat secara berkelanjutan.
Metode GKM
Teknik-teknik
•Salah satu konsep baru untuk meningkatkan mutu
dan produktivitas kerja industri/jasa.
u Pemecahan Masalah
What

•Perusahaan atau Instansi yang menginginkan


Who peningkatan mutu yang lebih baik

8 Langkah PDCA 7 Alat


• Setiap periode tertentu
When

• Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah


• Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan
biaya
• Kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target
Why
• Moral kerja dengan mengubah tingkah laku Tema GKM
• Hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
• Kepuasan kerja
1. PercepatanPekerjaan
•Perekaman Data
•Penetapan Sasaran & Program
2. Peningkatan Mutu
How •Standar Kepuasan Stakeholders
•8 Langkah 7 Alat
Teori GKM – 7 Alat GKM
Check Sheet Scatter Diagram
1 Lembar Pemeriksaan 2 Diagram Pencar
Check Sheet adalah suatu format formulir untuk Untuk menyetakan hubungan antara sebab
mengumpulkan data secara sistematis yang
menggambarkan frekuensi berbagai efek
dan akibat.

3 Fishbone Diagram 4 Pareto Chart


Diagram Sebab-Akibat
Untuk mengetahui penyebab-penyebab (variasi Pareto Diagram membantu memfokus pada
penyebab) suatu permasalahan. Dengan cara sejumlah masalah atau efek yang sedikit tetapi
menganalisis penyebab-penyebab yang timbul dari dengan dampak terbesar (Memakai Skala
permasalahan yang ada. Prioritas)

5 Flow Chart 6 Histogram


Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk
memvisualisasikan proses suatu penyelesaian tugas Suatu bentuk graph yang menunjukkan
secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi, adanya dispersi data. Dari Graph ini kita
komunikasi, serta dapat membantu kita untuk dapat menganalisa karakteristik dan
menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses penyebab disperse tersebut

7 Control Chart
Peta kendali untuk menunjukkan batasan kualitas dalam proses
produksi dan sangat bermanfaat untuk deteksi situasi abnormal
diluar standar yang ditentukan dalam proses manufaktur
Langkah GKM

7 Alat Fungsi

1. Check Sheet 3. Pareto Diagram


1. Pengumpulan data
2. Stratifikasi 4. Grafik
Menentukan Masalah 2. Identifikasi data
5. Histogram

1. Sumbang saran
Diagram Fish bone
Menentukan Penyebab 2. Menganalisas sebab akibat

1. Check Sheet 1. Kumpulan data untuk uji sebab


2. Pareto Diagram 2. Membuat pareto diagram
Menentukan Penyebab Utama

Matriks
Rencana tersebut harus mampu
(Pembuatan Rencana Perbaikan
Menjawab pertanyaan 5W 1H
Membuat Rencana Perbaikan yang memenuhi 5W 1H)
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
GUGUS KENDALI MUTU (GKM)
LAMPIRAN
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
PEMBUATAN MOCKUP BERKELANJUTAN
DATA PEMBUATAN MOCKUP DI BEBERAPA PROYEK
Terima Kasih
Mailing Address : Phone : (+6221) 8508510/20
Waskita Heritage Building
E-mail : waskita@waskita.co.id
MT. Haryono Kav, No. 10 Cawang
Website : www.waskita.co.id
Jakarta 13340

Disclaimer
This material is for information only, and we are not soliciting any action based upon it, This report is not to be construed as an offer to sell or the
solicitation of an offer to buy any security in any jurisdiction where such an offer or solicitation would be illegal, The information herein has been
obtained from sources believed to be reliable, but we do not warrant that it is accurate or complete, and it should not be relied upon as such,
Opinion expressed is our current opinion as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice, It is intended for
the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or
redistributed to others without written permission of PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Anda mungkin juga menyukai