PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
2. Pekerjaan Sipil
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan dan plesteran
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Lantai
f. Pekerjaan Pintu dan Jendela Aluminium/ Pintu Harmonika
g. Pekerjaan Atap
h. Pekerjaan Langit
i. Pekerjaan alat pengantung / pengunci dan kunci
j. Pekerjaan pengecatan
k. Pekerjaan Facade kaca dan ACP
4. Pekerjaan Elevator
a. Dimensi Ruang Lingkup lift
b. Dimensi ruang mesin
c. Dimensi ruang pegas
PASAL 2
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN DAN PERSYARATANNYA
4. Pemeriksaan bahan
a. Secara umum konsultan pengawas berhak memeriksa berhak memeriksa semua jenis bangunan
yang dipergunakan kontraktor dan menolaknya apabila nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan
untuk itu.
b. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan, tetapi ditolak dipergunakan
oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan selambat-lambatnya dalam
waktu 2 x 24 jam terhitung dari penolakan.
c. Apabila konsultan pengawas merasa perlu untuk memeriksa bahan-bahan yang dipergunakan
spesifikasinya, maka konsultan pengawas berhak mengirimkannya kepada balai penelitian
bahan- bahan bangunan atau lembaga lain yang ditetapkan bersama pemimpin proyek untuk
diteliti.semua biaya untuk hal itu menjadi tanggung jawab kontraktor, apapun hasilnya
penelitian tersebut.
d. Semua bahan bangunan yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
dalam AV dan PUBB
e. Konsultan pengawas berwenang meminta keterangan mengenai asal bahan dan kontraktor harus
memberitahukannya.
f. Bahan-bahan sebelum dipergunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan pengawas
untuk diberikan persetujuan
g. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih dipergunakan bahan yang ditolak oleh
konsultan pengawas harus segera dihentikan, selanjutnya pekerjaan ini harus dibongkar
h. Apabila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan contoh bahan-bahan
bangunan yang akan digunakan/ dipasang. Persetujuan atas mutu bahan untuk selanjutnya
didasarkan atas kesesuaian dengan contoh-contoh yang telah disetujui.
PASAL 3
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN
1. Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia
sepanjang tidak ditetapkan lain dalam Rencana Kerja danSyarat-syarat yang harus ditaati selama
pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan adalah :
a. Keppres No 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa.
b. Algemene Voorwaden ( AV ) yang disahkan dengan keputusan pemerintah tanggal 28 mei 1941
No.9 dan tambahan Negara No 1457, apabila tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
c. N. I 2 - Peraturan Beton bertulang Indonesia ( PBI ) 1971
d. N. I 3 - Peraturan Umum pemeriksaan Bahan bangunan ( PUBB ) 1983
e. N. I 5 - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI )
f. N. I 8 - Peraturan semen Portland Indonesia 1973
g. N. I 10 - Peraturan Bata Indonesia 1979
h. N. I 18 - Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung ( PPI ) 1983
i. Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia ( PPBBI ) 1983
j. Peraturan Umum instalasi Listrik ( PUIL ) 1977
k. Peraturan umum instalasi air minum ( AVMI )
l. Peraturan Plumbing Indonesia
m. Peraturan Perburuan dan Peraturan Umum Dinas keselamatan kerja No. 3 Tahun 1958 dan
undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
n. Keputusan badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI )
o. Peraturan – peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat yang berkaitan dengan
permasalahan bangunan.
p. Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
2. Utuk melaksanakan pekerjaan seperti yang disebut dalam pasal 1 Bab III, maka berlaku dan
mengikat :
a. Berita Acara Pengumuman Pemenang Lelang
b. SK. Pimpro tentang penunjukan kontraktor ( Gunning )
c. Surat kesanggupan kerja
d. Surat perintah kerja
e. Gambar bestek
f. RKS beserta lampiran-lampirannya
g. Kontrak pelaksanaan dan addendum kalau ada
h. Shop drawing yang diajukan kontraktor yang disetujui konsultan pengawas dan/ atau penegelola
teknis proyek untuk dilaksanakan
i. Time Schedule yang diajukan oleh kontraktor yang disetujui oleh konsultan pengawas dan
pengelola teknis proyek daerah kabupaten / kotamadnya setempat mengenai pembangunan
PASAL 4
PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Kontraktor harus membuat bangsal konsultan pengawas selauas 30 ( tiga puluh ) m² dan bangsal-
bangsal kerja
2. Bangsal Konsultan harus dilengkapi dengan
a. Satu buah meja ukuran 80 x 100 cm lngkap dg laci yg bisa dikunci
b. Satu buah kursi untuk meja tulis
c. Satu stel meja kursi untuk tamu
d. Satu papan white board ukuran 90 x 190 cm lengkap dg alat tulisnya
e. Satu meja ukuran 90 x 120 untuk keperluan rapat
f. Enam buah kursi untuk keperluan rapat
g. Sebuah almari plastic yang bias dikunci
h. Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaan air yang cukup
9. Kontraktor diharuskan menyiapkan di lokasi proyek alat-alat pengaman terhadap kebakaran dan
keamanan kerja lainnya.
PASAL 5
LAPORAN HARIAN / MINGGUAN
1. Kontraktor dan konsultan pengawas diwajibkan membuat laporan harian dimana dituliskan
kemajuan pekerjaan tiap hari, bahan – bahan / alat- alat yang didatangkan dan jumlah/ besarnya
pekerjaan dan petugas-petugas lapangan yang ada serta keadaan cuaca di lapangan pekerjaan,
laporan tersebut harus dibuat dalam rangkap 5 ( lima ), satu untuk kontraktor dan lainnya untuk
konsultan dan peneglola proyek.
2. tugas – tugas dan perintah dari konsultan pengawas secara lisan barulah berlaku dan mengikat bagi
kontraktor jika hal itu dimuat dalam laporan harian dan telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas
petugas konsultan pengawas dan pengelola proyek
3. pekerjaan tambahan atau kekurangan harus dicatat dalam laporan ini seteliti-telitinya
4. kontraktor dan konsultanpengawas wajib pula membuat laporan mingguan atas segala kegiatan,
sesuai laporan harian dalam rangkap 6 ( enam ), 2 ( dua ) salinan akan dikirim kepada kontraktor
setelah diteliti dan disetujui oleh konsultan pengawas.
5. kelalaian mengerjakan laporan harian dan mingguan ini dapat dikenakan sanksi-sanksi menurut
ketentuan dalam AV.
PASAL 6
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengadakan pembongkaran dan pembersihan sisa –sisa bangunan.
b. Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan
c. Mengadakan komunikasi dengan yang bersangkutan dalam rencana pembangunan ini
d. Mengadakan atau membangun bangsal konsultan pengawas dan barak kerja
2. Bahan – bahan
a. Papan meranti 2/20 untuk papan bouwlank
b. Usuk meranti 5/7 untuk tiang bouwlank
c. Cat kayu untuk tanda-tanda pengukuran
d. Bahan untuk bangsal konsultan pengawas seperti diatur dalam pasal 4.
PASAL 7
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup pekerjaan
a. Galian tanah untuk pondasi.
b. Galian tanah untuk septicktank dan sumur peresapan ( stapelput )
c. Urugan tanah bekas lubang galian dan urugan tanah dalam bangunan
d. Urugan pasir dibawah lantai dan pondasi
e. Galian tanah untuk bak-bak peresapan air hujan
2. Bahan – bahan
a. Semua bahan – bahan urugan harus bersih dari kotoran humus organ lainnya yang dapat
mengakibatkan penyusutan urugan maupun terhadap kepadatan urugan itu sendiri.
b. Semua bahan urugan tanah yang dipergunakan harus seijin konaultan pengawas dan pengelola
proyek.
c. Pasir urug yang dipergunakan tidak boleh mempunyai kadar Lumpur lebih besar 5 % volume,
berbutir tajam atau seperti yang diisyaratkan PUBB 1983
e. Selama pekerjaan tanah berlangsung kontraktor sama sekali tidak dibenarkan untuk menganggu
lingkungan lahan dengan pengotoran saluran drainase, jalan
f. Bangunan bangunan yang timbul akibat pekerjaan tanah pada lahan seperti genangan air, harus
dihindarkan untuk mengenang dalam waktu lebih dari 24 jam, timbunan pasir / tanah sama
sekali tidak diperkenankan menutup papan bouwlank dan patok-patok ukur yang ada.
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan Pondasi
1. Pondasi Strauspile
2. Pondasi plat beton
3. Pondasi batu kali
4. Pasangan anstamping batu kali
b. Pekerjaan Pasangan Bata
1. Pasangan batu merah transram dilaksnakan dengan campuran 1 Pc : 2 Ps pada :
Diatas Sloof tinggi sesuai gambar
Diatas ambang pintu / jendela yang lebar bentangnya kurang dari 1,20 meter,apabila
lebih harus dipasang balok lantai 15/20 atau dengan tinggi balok minimal 1/12 panjang
bentang dan lebar balok minimal 3/5 tinggi baloknya.
c. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan transram dan benagan sudut dengan campuran 1 pc : 2 Ps antara lain :
2. Plesteran dan benagan sudut beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan pada semua
pekerjaan beton yang nampak
3. Plesteran dinding bata dengan campuran 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan pada semuadinding batu
merah yang tidak disebutkan pada ayat a.1 dan a.2 diatas
4. Benangan sudut dengan campuran 5 ( lima ) bagian campuran 1 Kp : 1 Sm : 2 Ps ditambah
1 bagian Pc selebar 7 cm dari sudut pasangan tembok yang dimaksudkan pada huruf C
diatas
5. Pekerjaan Water Profing (bahan Sika Cup)
2. Bahan-bahan
a. Pondasi straus pile harus mengunakan beton bertulang sesuai gambar.
b. Pondasi plat beton menggunakan konstruksi beton dengan K 250
c. Batu pondasi harus mengunakan batu kali atau batu gunung belahan yang bersih padat dan tidak
kropos ( porous )
d. Batu merah harus kualitas baik, lebar minimal 11 cm kuat tekanan minimal 30 kg/ cm² hasil
pembakaran kayu.
e. Semen Portland harus mempergunakan semen geresik atau merk lain yang sekualitas dan yang
digunakan harus satu jenis pabrik juga untuk pekerjaan beton bertulang.
3. Syarat pelaksanaan
a. Pondasi batu kali
1. Pondasi batu kali terbuat dari pasangan batu pecah ukuran 15/20 cm dipasang dengan
perekat 1 Pc : 3 Kp : 8 Ps dengan ukuran lebar maupun dalamnya sesuai dengan gambar.
2. di bawah pasngan batu kali diberi pasangan anstamping batu kali setebal 20 cm disusun
rapat sampai jenuh / padat
3. seluruh permukaan bidang kiri dan kanan pondasi batu kali harus diplester kasar ( beraben )
dengan perekat yang sama.
4. Pelat beton ukuran sesuai gambar dengan mutu beton K 250 untuk dinding beton K 250
tulangan sesuai gambar .
b. Pasangan bata
1. Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah batu bata
merah yang utuh
2. Pasangan tembok batu bata merah harus dipasang dengan hubungan ( verband ) yang tegak
lurus, siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ batu hanya 1 meter untuk setiap hari kerja
3. Semua voeglsiar diantara pasangan batu pada hari pemasangan harus dikeruk yang rapi
4. Pemasangan perancah ( andang-andang ) tidak boleh dipasang dengan menembus tembok.
5. Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga dapat melekat
dengan sempurna
6. Untuk pasangan batu bata yang lebih dari 12 m² harus diberi kerangka penguat dengan
beton bertulang 1 Pc : 2 Pasir : 3Kerikil besi tulangan 4 diameter 10 mm dan beugel
diameter 6 – 20
7. Juga pada lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter diberi balok
lantai beton bertulang
c. Plesteran
1. Untuk plesteran beton,sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan maka permukaan beton
yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu ( dilukai ) betel dan kemudian
dibersihkan dan dasaput dengan air semen.
2. Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dikerjakan.seluruh permukaan dinding tembok yang kan diplesterharus dibasahi/disiram
dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata,serta dinding yang telah diplester harus selalu
dibasahi sekurang-kurangnya dalam 7 ( tujuh ) hari,hal ini dilaksanakan untuk mencegah
pengeringan plesteran sebelum waktunya.
3. semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran dinding tembok harus
rata,harus merupakan satu bidang tegak lurus dan siku, pekerjaan-pekerjaan yang telah
selesai harus bebas dari retak-retak/noda-noda cacat lainnya.
PASAL 9
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Mini/Straus
a. Mini starus pile, plat beton, beton, sloof, kolom-kolom konstruksi, plat lantai, balok
struktur, kolom praktis,balok – balok ring. Balok-balok lantai dan lain-lain yang disebutkan
dalam gambar.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang dengan mutu K 225 seperti yang
direncanakan untuk pekerjaan pada butir a pada platlantai KM/WC digunakan beton
bertulang kedap air harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalamPBI
1971 dengan pengawasan yang ketat terhadap mutu dengan keharusan untuk memeriksa
kekuaatan tekan beton secara continue berupa pemeriksaan benda-benda uji melalui
laboratorium dengan biaya kontraktor
c. Beton bertulang ringan antara lain :
Penutup bak control
Beton lantai kerja
d. Semua kelengkapan komposisi adukan dapat dipakai pedoman perkiraan sebagai berikut :
o Beton bertulang = 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
o Beton bertulang kedap air = 1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr
o Beton bertulang ringan = 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
2. Bahan – bahan
1. Semen Portland / PC
a. semen prtland yang dipakai harus dari jenis 1 1971 ( NI 8 ) yaitu semen gresik atau merk
lain dengan persetujuan tertulis direksi atau konsultan penagwas dengan syarat suatu
komponen tidak boleh dikerjakan dengan lebih dari satu merk semen. Untuk maksud
penggunaan merk yang berbeda dengan yang sudah dilaksanakan harus diadakan test
ulang sesuai dengan prosedur untuk itu.
b. Semen harus tiba ditempat pekerjaan dalam kondisi / kualitas asli yang baik serta
terbungkus kantong-kantong semen yang asli dari pabrik. Agar kualitas tidak berubah,
semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, diatas kaki setinggi 30 cm dan
bervintilasi cukup. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh
lapis, penyimpanan dari pengiriman tiap hari hendaknya terpisah agar semen yang dating
lebih dulu, lebih dulu digunakan.
2. Agregat halus ( pasir )
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat – alat pemecah batu asal memenuhi pasal 3.3 PBI 1972 ( NI-2 ). Pada prinsipnya agregat
halus terdiri dari butir-butir yang tajam dank eras serta bersifat kekal, agregat halus harus
bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih 5 % serta memenuhi gradai yang baik.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan
3. Agregat kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami, maupun buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi pasal 3.4 PBI 1971 ( NI-2 ). Agregat
kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori serta bersifat kekal. Bila
mengandung butir-butir yang terpisah jumlahnya beratnya tidak boleh melampaui 20 %
agregat juga tidak boleh kotor dengan kandungan Lumpur maksimum 1 % bila melebihi maka
agregat kasar harus dicuci.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air yang bersih ( yang dapat diminum )
dan tidak boleh mengandung minyak,asam,alcohol,garam-garam dan bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton / tulang baja.
5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan dipakai harus dari baja mutu U.24 menurut PBI 1971 apabila baja tulangan
kualitasnya diragukan oleh direksi maka kontraktor harus memeriksakan ke lembaga
penerbitan bahan yang diakui atas biaya kontraktor.
b. Ukuran baja tulangan harus seprti dalam gambar,penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh direksi. Bila penggantian dapat
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang
tersebut dalam gambar atau perhitungan
c. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh gaam
kuat.
3. Syarat pelaksanaan
1. Umum
a. lapisan Penutup Beton
Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut PBI 1971 untuk mendapatkan ketebalan
lapis penutup beton yang seragam maka harus dibuat beton-beton ganjal tulangan / beton
balok persegi yang dapat diikat terhadap baja tulangan dengan mutu yang sama suatu
batas yang dicor.
b. Pembengkokan baja Tulangan
Kepada kontraktor diharuskan membuat gambar detail pemotongan baja tulangan dengan
berpedoman kepada gambar-gambar beton yang ada sesuai dengan ketentuan PBI 1971
gambar-gambar detail setelah disetujui konsultan pengawas mengikat untuk
dilaksanakan.
c. Pemasangan baja tulangan
Tulangan harus dipasang sesuai dengan jarak-jarak yang terdapat pada gambar beton,
sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran letaknya tidak berubah.
Sehubungan dengan kecepatan tebal penutup beton, maka selain dipasang beton-beton
ganjal bila perlu dipasang penahan jarak dari baja tulangan dengan minimum 42 tiap-tiap
m²cetakan atau lantai kerja
d. Pengujian Slump dan kubus beton
Selama pelaksanaan [pengecoran berlangsung, kontraktor diwajibkan melakukan
percobaan slump maupun pembuatan benda uji kubus 15 X 15 x15 cm. pelaksanaan ini
hendaknya dilakukan oleh ahli dalam hal ini diminta menghubungi pihak laoratorium
konstruksi betonyang baik dalam hal pengambilan beton untuk pembuatan benda uji
harus disetujui oleh konsultan pengawas. Pengambilan untuk percobaan slump maupun
benda uji harus dilakukan secara acak sehingga lantai yang ditest dapat mewakili mutu
konstruksi beton yang dimaksud. Percobaan slump harus memenuhi syarat PBI 1971 bab
IV ayat 1 s/d 3. beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak boleh
dicor kedalam cetakan.
2. Khusus
a. Beton structural
Beton dibuat dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan mutu beton K 250 dan besi
tulangan U 24
b. Beton non structural
Kecuali lantai rabat diluar bangunan yang mempunyai campuran seperti butir a, maka
campuran untuk beton non structural ( kolom praktis,tutup bak control ) adalah sama
dengan butir b
c. Persiapan pengecoran
Pengecoran Pendahuluan
Sekurang-kurang 5 ( lima ) hari sebelum pengecoran, pertama kontraktor sudah
menyerahkan kepada konsultan pengawas hasil percobaan pendahuluan kekuatan
beton dari 20 kubus percobaan untuk mendapat mutu sesuai dengan mutu yang
disyaratkan dalam gambar beton. Konsultan pengawas setelah memeriksa hasil
pekerjaan tersebut dan persiapan bahan-bahan, alat-alat kerja di lapangan dan tenaga
kerja akan memutuskan dapat tidaknya perencanaan campuran / percobaan
pendahuluan tersebut dilaksanakan untuk pengecoran beton
Siar pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar rencana/pola pelaksanaan pengecoran, dimana
tempat siar pelaksanaan/ pemberhentian pengecoran,berdasarkan kemampuan
peralatan, tenagakerja dan pertimbangan teknik lainnya, disertai tanggal mulai /
selesai pengecoran bagian-bagian konstruksi beton yang akan dilaksnakan.gambar
rencana pengecoran diserahkan kepada konsultan pengawas untuk mendaptkan
persetujuan dengan atau tanpa perubahan
Peralatan kerja
Peralatan – peralatan kerja seperti mesin casing untuk pengecoran straus mesin
pengaduk ( beton molen, mesin penggetar ( vibrator) takaran-takaran bahan – bahan
beton yang terbuat dari besi, yang ke semua alat tersebut dalam keadaan bias bekerja
dengan baik.
d. Pelaksanaan penegecoran
Sebelum pengecoran beton dilakukan,kontraktor wajib memasang casing pada
pondasi straus dan melapor atau meminta ijin secara tertulis kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan persiapan pengecoran dan pemasangan tulangan-
tulangan baja, apabila tidak ada masalah maka konsultan pengawas bias segera mulai
persetujuan tertulis dan penegecoran dapat dimulai.
Pembersihan bekisting
Sebelum pngecoran, cetakan beton harus dibersihkan dari kotoran,serbuk gergaji
kawat ikan serta kemudian cetakan atau pasangan-pasanagn dinding dibasahi air
sampai jenuh. Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan adukan
beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus dikeraskan dahulu, dibersihkan
dengan susunan seperti adukan beton ( tanpa agregat kasar ), barulah kemudian di
cor adukan beton yang baru.cara seperti ini adalah untuk mendapatkan hubungan
beton yang lama dengan yang baru dengan baik.
Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengeciran, pemadatan dan perawatan beton, harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan didalam PBI 1971 pasal 6.1 s/d 6..6 terutama
harus diperhatikan :
a. Pelaksanaan penakaran campuran beton, harus dengan kotak-kotak takaran yang
sama volumenya yang merupakan volume yang sama atau kelipatan satu zak
semen. Hal ini akan diatur oleh konsultan pengawas.
b. Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk
beton ( beton molen ) yang bekerja dengan baik. Pemberhentian pengadukan
dilakukan bila adukan sudah rata/homogen.
c. Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus hati-hati, bisa
dipergunakan ember-ember, talang atau kereta dorong, sedemikian rupa hingga
adukan yang sudah homogen tidak berubah/terjadi pemisahan barang.
d. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil,adukan beton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkansedemikian
sehingga padat dan rata. Untuk itu dipergunakan mesin penggetar ( vibrator )
e. Alat penggetar harus dipergunakan berdiri 90º hanya dalam keadaan
khususdipergunakan bersedut 45º dan tidak dipekenankan menyentuh
tulangan.ujung penggetar atau kurang lebih 30 detik
f. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-temapt yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas didalam pola rencana pengecoran.
g. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-tenda /
plastiksecukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancer.
- Pemeliharaan sebelum bekisting dibuka. Pada konstruksi beton yang baru
dicor harus dijaga terhadap pengaruh-pengaruh getaran dsb. Yang akan
dapat mempengaruhi proses pengikatan beton. Pengecoran pada bagian
kolom terutama yang tinggi dengan tulangan rapat adalah cukup sukar oleh
karena itu harus disediakan lubang-lubang pada cetakan agar bisa dipakai
memasukkan adukan disini dicegah pemisahan bahan-bahan.
- Pemakaian Vibrator
Bagaimana sukarnya pemadatan harus dilakukan dengan alat penggetar
( bila perlu ditempel diluar cetakan ) pengecoran bisa bertahan dengan
tinggi ± 2 M asal dijaga sumbu permukaan kolom tetap vertikal
h. Perawatan beton
Permukaan beton harus dilandasi dari pengeringan yang terlalu cepat / tidak
merata, dengan cara disiram air atau ditutup karung goni yang dibasahi selama
14 ( empat belas ) hari
i. Siar delatasi
Apabila dalam gambar ditujukan bagian-bagian yang memerlukan siar delatasi,
maka harus dipergunakan piapa karet water stop merk serviceal,
paraceal,expandite atau tricosal.
j. Untuk Beton dinding lift dan pelat talang dan level harus kedap air dan di water
proofing
PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI
2. Bahan-bahan
a. Untuk semua tegel lantai maupun dinding harus menggunakan tegel granit dan batu alam
kualitas baik.
b. Khusus untuk GRANITE TILE yang dimaksud dipesan oleh kontraktor dan harus
mengajukan contoh bahan terlebih dahulu pada konsultan pengawas.
c. Sebelum pengadaan pemasangan/mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan
contoh bahan terlebih dahulu pada konsultan pengawas
d. Tegel lantai / dinding 60 x 60 cm Granite Tile tebal 5 mm buatan lokal kualitas I dengan
persetujuan konsultan pengawas
e. Granite Tile 20x40 cm warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan.
f. Granite Tile 30 x 60 cm untuk KM/ WC kualitas/warna ditentukan kemudian
g. Cove 20 x 10 cm memakai merk granite warna ditentukan kemudian.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Seluruh tegel GRANITE TILE 60x60 cm dipasang dengan perekat 1 Pc:3 Ps dan nat-nat
nya dicor dengan semen warna sesuai dengan granitnya
b. Pemasangan tegel baru dapat dilaksanakan setelah lantai dirabat terlebih dahulu
pengurugan dengan pasir urug benar-benar telah rata dan padat.
c. Khususnya Granite Tile KM/WC dipasang dengan perekat 1 Pc:2 Ps
d. Pemasangan tegel Granite Tile dinding 20x40cm untuk KM/ WC , dipasang dengan
perekat 1 Pc : 3 Ps dan sebelum dipasang dindingnya harus diplester tipis dahulu dengan
campuran yang sama.
PASAL 11
PEKERJAAN PINTU / JENDELA / PAGAR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Kusen pintu / jendela dan jalusi terbuat dari aluminium 3" warna putih
merk YKK
b. Kerangka dinding kaca/ kleding terbuat dari aluminium 5 cm sesuai gambar
c. Pekerjaan rangka pintu / jendela dan jalusi terbuat aluminium warna putih 2 profil
d. Pekerjaan daun pintu menggunakan isian sesuai gambar
e. Pekerjaan daun pintu KM/ WC menggunakan pintu aluminium sesuai gambar
f. Pekerjaan pagar dan riilling tangga sesuai gambar
2. Bahan-bahan
a. Semua pekerjaan , kusen,pintu, jendela dari bahan aluminium 3" warna putih
merk YKK
b. Untuk isian pintu dan jendela dari kaca bening / buram dengan ketebalan 5 mm
c. Pintu KM/ WC terbuat dari DICKY
d. Pagar dari besi hollo dan stainless sesuai gambar
e. Riilling tangga sesuai dengan gambar
f. Engsel jendela memakai engsel lipat lengkap dengan grendel sesuai gambtar
3. Syarat Pelaksanaan
a. Ukuran kusen yang digunakan harus benar – benar 3" hubungan kusen harus benar- benar
siku dengan menggunakan rifer ketebalan sesuai gambar
b. Untuk menghindari rembesan air hubungan rangka pintu / jendela dengan kaca harus
dikunci dengan karet
PASAL 12
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kuda-kuda terbuat dari baja WF sesuai dengan gambar
b. Pemasangan gording dari kanal C besi sesuai gambar
c. Pemasangan penutup atap zing galom global tebal 0,9 mm berwarna
d. Pemasangan Listplank dengan memakai plat beton sesuai gambar
2. Bahan-bahan
a. Pelaksanaan pekerjaan bahan dan hasilnya harus bermutu baik,dimana semua pekerjaan
harus bebas dari puntiran,tekanan atau hubungan terbuka.
b. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam Pemasangannya
tidak memerlukan bahan pengisi,kecuali yang tercantum dlm gambar untuk itu semua
detail harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan gambar
c. Untuk kuda-kuda dan gording menggunakan baja kualitas baik dengan ukuran sesuai
gambar
d. Penutup atap memakai Zing galom berwarna dengan persetujuan pengawas
e. Listplank beton sesuai gambar
f. Kuda-kuda aluminium memakai baja WF sesuai gambar
g. Pemasangan penutup bubungan atap Zingalom memakai merk yang sekualitas dengan
atapnya
3. Syarat Pelaksanaan
a. Untuk kuda-kuda WF sebelum digunakan harus benar-benar baik dengan
ketebalan sesuai standart dan dicat anti karat
.
PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan penggantung langit-langit dari aluminium global
b. Pemasangan penutup langit-langit mempergunakan kalsi board untuk plafon luar yang
didalam gypsum board dan kayu ukir untuk lobby
a. Pemasangan list platond pada sekeliling tembok dan overstek sesuai gambar
2. Bahan-bahan
a. Semua penggantung langit-langit dari rangka aluminium.
b. Untuk penutup langit-langit mempergunakan kalsi board dan gypsum board List plafond
keliling mempergunakan aluminium
c. Kaca X menggunakan tebal 5 mm stopsol silver green ( ASAHIMAS )
3. Syarat Pelaksanaan
a. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapid an rata,maka bidang bagian bawah
penggantung harus rata sehingga tiap sambungan persilangan harus diberi klos-klos
tumpuan.
b. Pemasangan langit-langit lurus dan rata,maka apabila terdapat ujung yang tidak rata harus
diratakan terlebih dahulu.
PASAL 14
ALAT PENGGANTUNG / PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Tiap daun pintu dipasang 3 buah engsel nylon
b. Pada setiap pintu ruangan maupun pintu utama dipasang kunci tanam besar ( 2 slag )
c. Pada pintu berdaun ganda dipasang grendel tanam ukuran 30 cm lengkap dengan door
closer merk DORMA
d. Pada setiap kusen pintu/ jendela dipasang angker besi dan pada kaki kusen pintu dipasang
besi dook diameter 12 mm
e. Semua kaca ukurannya sesuai dengan gambar detail, kaca yang digunakan harus bersih,
tidak cacat dan tidak bergelombang
2. Bahan –bahan
a. Engsel harus berkualitas baik yaitu memakai merk Arch dengan sekrup kembang warna
broze.
b. Kunci tanam memakai merk yale 2 slaag dan kunci vrybezet memakai merk alpha dengan
warna pegangan sama untuk setiap gedung
c. Grendel tanam berkualitas verchroom tidak cacat memakai merk alpha asli
d. Kaca yang dipergunakan harus bersih, tidak cacat dan tidak bergelombang buatan dalam
negeri kualitas baik.
e. Sebelum kontraktor mendatangkan bahan supaya mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Semua pemasangan penggantung / pengunci harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
b. Persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai brosur atau sesuai
persetujuan konsultan pengawas.
PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan antara lain :
a. Pengecatan kayu untuk semua pekerjaan kayu yang tampak
b. Pengecatan dinding tembok untuk seluruh dinding luar / dalam beton yang tampak serta
listplank dan partisi kalsiboard
c. Pemelituran daun pintu teakwood serta pintu double .
2. Bahan-bahan
a. Untuk cat tembok menggunakan :
- Cat penutup merk Catylac, dulux water shield
- Plamur tembok merk deco plamur
b. Untuk pliturdapat memakai produksi sendiri.
3. Syarat Pelaksanaan
Pengecatan tembok
- Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar-benar
sudah kering.
- Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih
dahulu dengan bahan-bahan yang sama dengan dindingnya, baru dilaksanakan
plamuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh konsultan pengawas sampai
rata dan halus.
Plituran
- Permukaan kayu yang diplitur harus digosok dahulu dengan batu gambong atau bahan
lain sehingga serat-serat kayu dapat tertutup rata.
- Plituran dilaksanakan dengan warna yang terang sehingga tidak menutupi serat-serat
kayu.
PASAL 16
PEKERJAAN FACADE KACA DAN ACP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan rangkadari Aluminium sesuai gambar
b. Pemasangan ACP dengan rangka HOOLLOW
c. Pemasangan KacaTempered dengan rangka Aluminium sesuai gambar
2. Bahan-bahan
a. Untuk semua rangka maupun kaca harus berkwalitas baik
b. Khusus untuk kaca Tempered yang dipesan oleh kontraktor harus mengajukan bahan
lebih dahulu pada konsultan pengawas
c. Pemasangan ACP dengan rangka HOLLOW harus persisi sesuai gambar ACP Exterior
3. Syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan ACP baru dapat dilaksanakan setelah bidang kaca pada facade terpasang
b. Pemasangan kaca Tempered dipasang rata pada seluruh bidang dengan rangka
Aluminium
c. Klose klose pengikat kacadipasang rapi rata dengan rangka Aluminium dan perekat
Aluminium pada penutup atas kaca
PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum
a) Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi
b) Pemasangan bahan – bahan dan alat-alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan
sempurna,sampai mendapat persetujuan konsultan pengawas
c) Pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama dalam masa
pemeliharaan
2. Bahan – bahan
a. Persyaratan umum
Bahan – bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-persyaratan
bahkan berdasarkan PUIL 1984, syarat – syarat LMK dan peraturansetempat atau peraturan
standart internasional yang berlaku
Syarat Pelaksanaan
a. Persyaratan Umum
Gambar Rencana
Gambar rencana menunjukkan tata letak pembagian zone secara umum dari peralatn –
peralatan yaitu panel-panel dan lain-lain penyesuaian harus dilakukan di
lapangan.jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi di lapangan. sesuai gambar
Gambar-gambar sesuai pelaksanaan ( as built drawing ) kontaktor harus membuat
catatan yang cermat dari penyesuaian dilapangan. Gambar – gambar sesuai
pelaksanaan harus diserahkan kepada konsultan pengawas setelah pekerjaan
selesai.gambar-gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar-gambar jaringan
terpasang, dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana
Standart dan ketentuan pemasangan
Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dalam peraturan umum
isntasi listrik 1987 dan standart internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL
1987 disamping itu harus ditaati pula peraturan atau hokum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini sutrat ijin bekerja yang masih berlaku sebagai
instalasi klas C yang harus dimiliki secara hak oleh kontraktor 1 copy dari syrat ijin
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
Bahan-bahan dan tenaga pelaksana
Bahan-bahan yang dipasang harus baru dan sesuai yang dimaskud. Contoh bahan,
brosur atau gambar kerja harus diserahkan kepada konsultan pengawas,30 ( tiga puluh )
hari sebelum pemasangan kontraktor harus menempatkan secara perlu ( full time )
seorang coordinator yang ahli dalam bidangnya berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor dengan predikat baik.
Ujung-ujung kabel berkas serta ( standart ) harus mempunyai sepatu kabel ( lug ) type
compression yang sesuai dan ujung-ujung kabel harus masuk semua ke sepatu kabel.
c. Instalasi penerangan
1. Lingkup Pekerjaan
Instalasi tenaga terdiri dari :
- Armateur lampu
- Saklar
- Kotak kontak ( stop kontak )
- Kabel instalasi dan pipa istalasi
- Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan diatas
2. Gambar – gambar
a) Gambar- gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu
kabel – kabel lampu dll. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan
sebenarnya dan lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
b) Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian – penyesuaian di
lapangan. Catatan – catatan tersebut harus diluangkan dalam satu set lengkap,
sebagai gambar – gambar sesuai pelaksanaan ( as built drawings ) dibuat oleh
kontraktor berdasarkan gambar-gambar rencana.
c) Lampu – lampu dan amateurnya
Lampu – lampu dan armateurnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan dalam
gambar-gambar.
Semua armateurnya yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pertahanan ( grounding ) dan ditanahkan dengan kabel warna kuning strip
hijau ( PUIL 1987, pasal 720 B.1 ) penyambungan kabel harus menggunakan
terminal kabel
Semua lampu flourrecent dari lampu disoharge lainnya harus dikompensasi
dengan power factor correction capacitor yang cukup untuk mencapai power
factor sekitar 80 %-85 % kapasitor / condensator harsu dipasang pararel dan
dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindarkan bahaya kebocoran
kapasitor ( condensator ) 1 Tl menggunakan 1 condensator, 1 ballast
Diffoser/Reflector lampu – lampu harus dibuat dari gelas, plexiglass atau
acrylic yang cukup kuat terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari
diffuser itu sendiri.
Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih dengan
derajat pemantul yang tinggi
Box temapt ballast, kapasitor ( condensator ) dudukan stater dan terminal blok
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umum teknis
komponen lampu itu sendiri.
d) Saklar
Untuk pemasangan sklar memakai saklar merk legrand dipsal
f) Kabel
o Jenis kabel yang dipergunakan supreme untuk lift, jenis yang dinyatakan
dalam gambar persyaratan lift
o Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987
g) Pengujuan instalasi
Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya
untuk meyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment
serta instalasi untuk memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah
dilaksanakan dengan baik memenuhi segala persyaratan dan apa-apa yang
dimaksudkan, semua pengujian diselenggarakan atas biaya kontraktor
Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi,sebelum dan sesudah
dipasang test insulasi, test continueitas, dengan disaksikan oleh konsultan
pengawas dan dicatat hasilnya.
PASAL 18
PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR
1. Lingkup pekerjaan
d.Umum
1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan, tenaga, peralatan yang
diperlukan agar elevator dapat dipasang, diuji dan siap untuk dipergunakan dengan
kualitas pekerjaan / pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar dan spesifikasi
dalam perencanaan.
2. Kontraktor harus memintakan ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi atas tanggung jawabsendiri kepada pengelola proyek
atau konsultan pengawas
3. Sistim harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dan kelembabannya
tinggi
4. Sistim harus mengikuti Standart yang dikeluarkan oleh salah satu berikut ini British
Standard American National Standard
e. Spesifikasi Elevator
1. Dimensi ruang luncur dengan lebar 260 cm, panjang ruang luncur 320 cm ketinggian
lantai 1 ke lantai 2 dan Lantai 3 mengikuti gedung dengan pit ground 150 cm overhead
dari lantai 2 ke ruang 450 cm
2. Dimensi ruang mesin lift lebar 450 cm, panjang 260 cm tinggi 225 cm
3. Kabin lebar 150 cm, panjang 260 cm tinggi 225cm
4. design pintu masuk lift dalam kondisi buka lebar 120 cm tinggi 225 cm, type kosen,
Navvow jamb, palt mild steel, painted finished, daun pintu lantai plat mild steel painted
finished, tombol luar seveneegment type tombol naik turun dengan produksi delta lift
5. hal-hal lain dengan persetujuan konsultan pengawas.
PASAL 19
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH, SANITAIR DAN RIOOLERING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Hal – hal Umum.
1. Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga peralatan
peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi air bersih dapat dipasang, diuji dan siap
untuk dipergunakan dengan kualitas bahan dan kualitas pekerjaan / pemasanagn yang
terbaik sesuai dengan gambar – gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam
perencanaan ini
2. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan pedoman plumbing
Indonesia 1979, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari jawatan
keselamatan kerja
3. kontraktor ini harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, atas tanggungannya sendiri. Montraktor
ini harus menyerahkan ijin-ijin atau keterangan-keterangan tertulis tersebut diatas kepada
peneglola proyek atau konsultan pengawas
b. Instalasi air bersih
1. Pemasangan semua system perpipaan air bersih untuk distribusi dari pipa utama sampai
alat – alat sanitair bangunan, lengkap dengan sambungan-sambungan, tikungan-tikungan
PASAL 20
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
a. Lingkup Pekerjaan
1. Sistem penagkal petir menggunakan farady dengan 4 spet terpasang di atap bangunan induk.
2. Pemasangan kebel Arde dengan klem. Disesuaikan dengan gambar minimal BC 50 dengan
klem dari timah hitam dengan kebel tembaga dan grounding dengan pipa galvanis
3. Hasil pemasangan harus mendapat persetujuan unsure teknis dalam hal ini
b. Bahan – bahan
Dalam hal ini luas sesuai gambar rencana dan syarat teknis dengan menunjukkan kompensasi
pangkal petir pada konsultan pengawas.
PASAL 21
PEKERJAAN SYSTEM PEMADAM KEBAKARAN ( FIRE ALARM)
1. Lingkup Pekerjaan
a. System Pemadam Kebakaran menggunakan port table Extiungesser
b. Pemasangan instalasi dan elemen Pemadam Kebakaran antara lain
- Instalasi Fire Alarm
- Main controle zone lengkap dengan battery dan handset anisiator panel
- Terminal Box
- Smoke detector
- Indikator lamp
PASAL 22
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pekerjaan Pembersihan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penumpukan sisa –sisa pekerjaan ke suatu tempat yang ditentukan oleh pengelola /
konsultan pengawas.
b. Pengangkutan sisa pekerjaan dan kotoran dan bekas pembersihan halaman site
c. Pembersihan bangunan keseluruhan dari noda – noda atau kotoran-kotoran sampai saat
serah terima seperti :
- Pembersihan lantai
- Pembersihan kusen-kusen dan kaca
- Pembersihan dinding-dinding
- Dan lain-lain yang nyata- nyata harus tetap dalam keadaan bersih
2. Bahan
Dalam hal ini tidak dijelaskan, karena merupakan peralatan kerja
3. Syarat Pelaksanaan
1) Sisa bahan bangunan agar dibersihkan dari site dan diangkut dan dibuang keluar site sehingga
site kelihatan rapi bersih dan siap dihuni dengan nyaman.
2) Kebersihan dalam bangunan harus dijaga dan dipelihara sampai habis masa pemeliharaan
sehingga penghuni bangunan betul-betul nyaman dan sehat
3) Saluran-saluran harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau sampah-sampah sehingga
jalannya air lancer dan tidak terjadi genangan-genanagan air yang menggangu kesehatan
PASAL 23
PENUTUP
1. Apabila baik dalam gambar maupun RKS belum disebutkan suatu detail komponen – komponen
penting bangunan tapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada maka akan menjadi
kewajiban kontraktor untuk menyelenggarakan sesuai dengan arahan konsultan pengawas.
2. Untuk hal tersebut diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga borongan dengan
demikian harus dianggap bahwa harga penawaran adalah untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
3. hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini akan diatur kemudian secara
musyawarah berdasarkan AV 1941 dan peraturan – peraturan yang lazim dipergunakan dalam suatu
pekerjaan pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini.
Muhammad Qodari, SH
NIP. 19671019 199202 1 002