Anda di halaman 1dari 16

BAB V

SYARAT – SYARAT TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :


Pekerjaaan yang akan dilaksanakan adalah Proyek PEMBANGUNAN GUDANG UMUM Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo.

2. Pekerjaan Sipil
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan dan plesteran
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Lantai
f. Pekerjaan Pintu dan Jendela Aluminium/ Pintu Harmonika
g. Pekerjaan Atap
h. Pekerjaan Langit
i. Pekerjaan alat pengantung / pengunci dan kunci
j. Pekerjaan pengecatan
k. Pekerjaan Facade kaca dan ACP

3. Pekerjaan instalasi listrik/Lift


a. Pemasangan panel / Instalasi listrik dan alat penerangan ( lighting fizture ) dalam gedung.
b. Pemasangan panel- panel penerangan dan panel daya
c. Penyambungan jaringan dengan daya tersendiri

4. Pekerjaan Elevator
a. Dimensi Ruang Lingkup lift
b. Dimensi ruang mesin
c. Dimensi ruang pegas

5. Pekerjaan Air bersih.


a. Pemasangan instalasi air bersih dalam gedung dan Sanitair
b. Pengadaan air bersih disambungkan di instalasi gedung yang ada hingga siap pakai

6. Pekerjaan Penangkal Petir

PASAL 2
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN DAN PERSYARATANNYA

1. Jenis dan Mutu Bahan


Jenis bahan yang diutamakan produksi dalam negeri seperti yang diatur dalam kepperes 54 tahun
2010.

2. Pemakaian merk dagang


Apabila dalam RKS ini hanya disebutkan satu merk bahan, bukan berarti hanya dapat dipakai merk
tersebut melainkan dapat merk lain dengan standart mutu dan ciri-ciri fisik yang sama dengan
persetujuan dari konsultan pengawas

3. Perubahan Pemakaian Bahan


Kontraktor dapat mengusulkan pemakaian bahan apabila ternyata bahan tersebut tidak terdapat
tersedia dipasaran, sepanjang kontraktor dapat membuktikan kesetaraan kualitas dan cirri-ciri fisik
yang dituntut RKS dan untuk menggunakannya harus ada persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas dan / atau pemimpin proyek.

4. Pemeriksaan bahan
a. Secara umum konsultan pengawas berhak memeriksa berhak memeriksa semua jenis bangunan
yang dipergunakan kontraktor dan menolaknya apabila nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan
untuk itu.
b. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan, tetapi ditolak dipergunakan
oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan selambat-lambatnya dalam
waktu 2 x 24 jam terhitung dari penolakan.

c. Apabila konsultan pengawas merasa perlu untuk memeriksa bahan-bahan yang dipergunakan
spesifikasinya, maka konsultan pengawas berhak mengirimkannya kepada balai penelitian
bahan- bahan bangunan atau lembaga lain yang ditetapkan bersama pemimpin proyek untuk
diteliti.semua biaya untuk hal itu menjadi tanggung jawab kontraktor, apapun hasilnya
penelitian tersebut.
d. Semua bahan bangunan yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
dalam AV dan PUBB
e. Konsultan pengawas berwenang meminta keterangan mengenai asal bahan dan kontraktor harus
memberitahukannya.
f. Bahan-bahan sebelum dipergunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan pengawas
untuk diberikan persetujuan
g. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih dipergunakan bahan yang ditolak oleh
konsultan pengawas harus segera dihentikan, selanjutnya pekerjaan ini harus dibongkar
h. Apabila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan contoh bahan-bahan
bangunan yang akan digunakan/ dipasang. Persetujuan atas mutu bahan untuk selanjutnya
didasarkan atas kesesuaian dengan contoh-contoh yang telah disetujui.

PASAL 3
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN

1. Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia
sepanjang tidak ditetapkan lain dalam Rencana Kerja danSyarat-syarat yang harus ditaati selama
pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan adalah :
a. Keppres No 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa.
b. Algemene Voorwaden ( AV ) yang disahkan dengan keputusan pemerintah tanggal 28 mei 1941
No.9 dan tambahan Negara No 1457, apabila tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
c. N. I 2 - Peraturan Beton bertulang Indonesia ( PBI ) 1971
d. N. I 3 - Peraturan Umum pemeriksaan Bahan bangunan ( PUBB ) 1983
e. N. I 5 - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI )
f. N. I 8 - Peraturan semen Portland Indonesia 1973
g. N. I 10 - Peraturan Bata Indonesia 1979
h. N. I 18 - Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung ( PPI ) 1983
i. Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia ( PPBBI ) 1983
j. Peraturan Umum instalasi Listrik ( PUIL ) 1977
k. Peraturan umum instalasi air minum ( AVMI )
l. Peraturan Plumbing Indonesia
m. Peraturan Perburuan dan Peraturan Umum Dinas keselamatan kerja No. 3 Tahun 1958 dan
undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
n. Keputusan badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI )
o. Peraturan – peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat yang berkaitan dengan
permasalahan bangunan.
p. Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

2. Utuk melaksanakan pekerjaan seperti yang disebut dalam pasal 1 Bab III, maka berlaku dan
mengikat :
a. Berita Acara Pengumuman Pemenang Lelang
b. SK. Pimpro tentang penunjukan kontraktor ( Gunning )
c. Surat kesanggupan kerja
d. Surat perintah kerja
e. Gambar bestek
f. RKS beserta lampiran-lampirannya
g. Kontrak pelaksanaan dan addendum kalau ada
h. Shop drawing yang diajukan kontraktor yang disetujui konsultan pengawas dan/ atau penegelola
teknis proyek untuk dilaksanakan
i. Time Schedule yang diajukan oleh kontraktor yang disetujui oleh konsultan pengawas dan
pengelola teknis proyek daerah kabupaten / kotamadnya setempat mengenai pembangunan

3. Tanggung Jawab Kontraktor


Sesuai dengan KUH perdata pasal 1609 kontraktor bertanggung jawab 10 tahun fisik untuk segala
kerusakan konstruksi yang disebabkan penggunaan mutu nahan yang buruk atau pelaksanaan
seharusnya menyimpang atau sewaktu penyelenggaraan seharusnya dijadikan alas an untuk
mengadakan perubahan / penyempurnaan tetapi hal tersebut tidak disampaikan kepada pemimpin
proyek, dengan demikian batas waktu pasal 54 AV 1941 tidak diberlakukan.

PASAL 4
PERSIAPAN DI LAPANGAN

1. Kontraktor harus membuat bangsal konsultan pengawas selauas 30 ( tiga puluh ) m² dan bangsal-
bangsal kerja
2. Bangsal Konsultan harus dilengkapi dengan
a. Satu buah meja ukuran 80 x 100 cm lngkap dg laci yg bisa dikunci
b. Satu buah kursi untuk meja tulis
c. Satu stel meja kursi untuk tamu
d. Satu papan white board ukuran 90 x 190 cm lengkap dg alat tulisnya
e. Satu meja ukuran 90 x 120 untuk keperluan rapat
f. Enam buah kursi untuk keperluan rapat
g. Sebuah almari plastic yang bias dikunci
h. Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaan air yang cukup

3. Bahan – bahan untuk bangsal konsyultan pengawas.


a. Dinding dan pintu terbuat dari triplek dengan rangka kayu borneo
b. Pintu dapat dikunci dengan baik
c. Lantai dari semen
d. Tiang dari kayu borneo
e. Rangka atau atap dengan penutup seng BJLS 30
f. Jendela cukup terang dan berventilasi
4. Pemanfaatan bangsal konsultan pengawas setelah pekerjaan ini selesai menjadi milik kontraktor
5. Selain membuat bangsal konsultan pengawas kontraktor diwajibkan membuat bangsal-bangsal yang
tertutup yang dapat dikunci dengan aman dan terlindung hujan dan panas untuk menempatkan alat-
alat penting dan sebagainya
6. Kontraktor juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja-pekerja yang melaksanakan
pekerjaan, supaya terhindar dari hujan dan panas
7. Untuk pasal 4 bab ayat 1,2,3,4,5, dan 6 atas pemuatan bangsal-bangsal biaya dibebankan kepada
kontraktor.
8. Jalan masuk ketempat pekerjaan
a. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan serta komodasi
tambahan diluar daerah kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Apabila terjadi kerusakan pada jalan, saluran air atau bangunan lainnya yang disebabkan adanya
pembangunan ini kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki kembali, selambat-lambatanya
dalam masa pemeliharan dan menjadi tanggungan kontraktor.

9. Kontraktor diharuskan menyiapkan di lokasi proyek alat-alat pengaman terhadap kebakaran dan
keamanan kerja lainnya.

PASAL 5
LAPORAN HARIAN / MINGGUAN

1. Kontraktor dan konsultan pengawas diwajibkan membuat laporan harian dimana dituliskan
kemajuan pekerjaan tiap hari, bahan – bahan / alat- alat yang didatangkan dan jumlah/ besarnya
pekerjaan dan petugas-petugas lapangan yang ada serta keadaan cuaca di lapangan pekerjaan,
laporan tersebut harus dibuat dalam rangkap 5 ( lima ), satu untuk kontraktor dan lainnya untuk
konsultan dan peneglola proyek.
2. tugas – tugas dan perintah dari konsultan pengawas secara lisan barulah berlaku dan mengikat bagi
kontraktor jika hal itu dimuat dalam laporan harian dan telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas
petugas konsultan pengawas dan pengelola proyek
3. pekerjaan tambahan atau kekurangan harus dicatat dalam laporan ini seteliti-telitinya
4. kontraktor dan konsultanpengawas wajib pula membuat laporan mingguan atas segala kegiatan,
sesuai laporan harian dalam rangkap 6 ( enam ), 2 ( dua ) salinan akan dikirim kepada kontraktor
setelah diteliti dan disetujui oleh konsultan pengawas.
5. kelalaian mengerjakan laporan harian dan mingguan ini dapat dikenakan sanksi-sanksi menurut
ketentuan dalam AV.

PASAL 6
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengadakan pembongkaran dan pembersihan sisa –sisa bangunan.
b. Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan
c. Mengadakan komunikasi dengan yang bersangkutan dalam rencana pembangunan ini
d. Mengadakan atau membangun bangsal konsultan pengawas dan barak kerja

e. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyimpanan barang bekas bongkaran.


f. Mengadakan persiapan untuk pengangkutan pembangunan sisa-sisa bahan peralatn kerja maupun
bekas galian tanah.
g. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin – mesin pembantu pekerjaan guna menjamin
kelancaran pekerjaan
h. Mengadakan penguluran guna menentukan duga lapangan dan ukuran-ukuran lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan bangunan ini.
i. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya
j. Jalan masuk ke lokasi proyek
k. Ijin bangunan

2. Bahan – bahan
a. Papan meranti 2/20 untuk papan bouwlank
b. Usuk meranti 5/7 untuk tiang bouwlank
c. Cat kayu untuk tanda-tanda pengukuran
d. Bahan untuk bangsal konsultan pengawas seperti diatur dalam pasal 4.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan


a. sebelum pekerjaan dimulai seluruh lokasi yang akan dibangun harus bersih dari segala kotoran
untuk tidak terganggudalampelaksanaan pekerjaan terutama pada batas 5 meter keliling
bangunan termasuk menghilangkan humus-humus sebelum melakukan pengerukan.
b. Sebelum pengerjaan dimulai harus diadakan pengukuran pappan bangunan dengan cermat / teliti
termasuk mempergunakan alat- alat ukur theodolit agar sudut benar-benar siku, dan hasil
pengukuran papan bangunan harus terlebih dahulu disetujui oleh konsultan pengawas. Papan
bangunan harus kuat dan menggunakan papan meranti 2/20cm dan titik as(sumbu-sumbu)
dinding tembok dan sebaginya tidak mudah berubah.
c. Hasil galian tanah seluruhnya harus diangkat keluar dari dalam papan bangunan, tidak
dipergunakan menumpuk tanah maupunbatu kali ada didalam bangunan
d. Papan bangunan adalah sebagai patokan tinggi tegel bangunan ( ± 0,00 ) dimbil dari permukaan
tanah asli ( asal ), sesuai dengan berita acara pengukuran/uitzet.
e. Papan nama proyek baik ukuran maupun bentuknya seperti terlampir
f. Ijin bangunan secara administrasi akan diurus oleh pemberi tugas baiay ijin bangunan tersebut
menjadi beban kontraktor
g. Kontraktor tidak dipergunakan menempatkan papan reklame penggunaan bahan dalm bentuk
apapun dilingkungan proyek ini.

PASAL 7
PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup pekerjaan
a. Galian tanah untuk pondasi.
b. Galian tanah untuk septicktank dan sumur peresapan ( stapelput )
c. Urugan tanah bekas lubang galian dan urugan tanah dalam bangunan
d. Urugan pasir dibawah lantai dan pondasi
e. Galian tanah untuk bak-bak peresapan air hujan

2. Bahan – bahan
a. Semua bahan – bahan urugan harus bersih dari kotoran humus organ lainnya yang dapat
mengakibatkan penyusutan urugan maupun terhadap kepadatan urugan itu sendiri.
b. Semua bahan urugan tanah yang dipergunakan harus seijin konaultan pengawas dan pengelola
proyek.
c. Pasir urug yang dipergunakan tidak boleh mempunyai kadar Lumpur lebih besar 5 % volume,
berbutir tajam atau seperti yang diisyaratkan PUBB 1983

3. Syarat – syarat pelaksanaan.


a. galian tanah untuk lubang pondasi dalamnya harus mencapai tanah keras ( baik ) atau sekurang-
kurangnya sesuai dengan gambar. Lubang galian harus cukup lebar guna mendapatkan medan
kerja yang baik serta sisinya tidak mudah gugur.
b. Pengurugan kembali lubang pondasi, sisi bagian dalam diurugdengan pasir urug dan sisi bagian
luar dapat diurug dengan tanah bekas galian. Pengurugan kembali lubang pondasi baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas.
c. Kedalaman lubang pondasi minimal harus dilaksanakan sesuai dengan gambar. Apabila pada
kedalaman tersebut belum dicapai tanah keras maka kontraktor harus menggali lebih dalam.
d. Setiap pelaksanaan pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi
selapis setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin pemadat / compactor serta diberi genangan
air sampi mencapai kandungan air optimal.

e. Selama pekerjaan tanah berlangsung kontraktor sama sekali tidak dibenarkan untuk menganggu
lingkungan lahan dengan pengotoran saluran drainase, jalan
f. Bangunan bangunan yang timbul akibat pekerjaan tanah pada lahan seperti genangan air, harus
dihindarkan untuk mengenang dalam waktu lebih dari 24 jam, timbunan pasir / tanah sama
sekali tidak diperkenankan menutup papan bouwlank dan patok-patok ukur yang ada.

PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan Pondasi
1. Pondasi Strauspile
2. Pondasi plat beton
3. Pondasi batu kali
4. Pasangan anstamping batu kali
b. Pekerjaan Pasangan Bata
1. Pasangan batu merah transram dilaksnakan dengan campuran 1 Pc : 2 Ps pada :
 Diatas Sloof tinggi sesuai gambar
 Diatas ambang pintu / jendela yang lebar bentangnya kurang dari 1,20 meter,apabila
lebih harus dipasang balok lantai 15/20 atau dengan tinggi balok minimal 1/12 panjang
bentang dan lebar balok minimal 3/5 tinggi baloknya.

2. Pasangan batu merah transram dilaksanakan dengan campuran 1 Pc : 3 Ps pada :


 Diatas sloof setinggi 20 cm dari lantai ( sesuai gambar )
 Semua tembok kamar mandi/wc dan urinoir setinggi 1,5 m dari lantai ( sesuai gambar )
 Pasangan batu bata merah untuk bak air pada kamar mandi / WC
 Pasangan batu merah pada bak-bak peresapan air hujan,tepi saluran buis beton
 Untuk septictank serta tempat-tempat lain yang senantiasa berhubungan dengan air dan
yang dianggap perlu oleh direksi.
3. Pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan untuk seluruh dinding
tembok yang tidak disebut butir a dan b.
4. pasangan dinding aluminium ( cladding ) dengan rangka aluminium sesuai gambar merk
Alukubon (Jerman)
5. Pasangan dinding kaca dengan rangka baja sesuai gambar
6. Pasangan dinding CLADING ( ALUKUBON ) dengan rangka baja holo sesuai gambar.

c. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan transram dan benagan sudut dengan campuran 1 pc : 2 Ps antara lain :
2. Plesteran dan benagan sudut beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan pada semua
pekerjaan beton yang nampak
3. Plesteran dinding bata dengan campuran 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan pada semuadinding batu
merah yang tidak disebutkan pada ayat a.1 dan a.2 diatas
4. Benangan sudut dengan campuran 5 ( lima ) bagian campuran 1 Kp : 1 Sm : 2 Ps ditambah
1 bagian Pc selebar 7 cm dari sudut pasangan tembok yang dimaksudkan pada huruf C
diatas
5. Pekerjaan Water Profing (bahan Sika Cup)

2. Bahan-bahan
a. Pondasi straus pile harus mengunakan beton bertulang sesuai gambar.
b. Pondasi plat beton menggunakan konstruksi beton dengan K 250
c. Batu pondasi harus mengunakan batu kali atau batu gunung belahan yang bersih padat dan tidak
kropos ( porous )
d. Batu merah harus kualitas baik, lebar minimal 11 cm kuat tekanan minimal 30 kg/ cm² hasil
pembakaran kayu.
e. Semen Portland harus mempergunakan semen geresik atau merk lain yang sekualitas dan yang
digunakan harus satu jenis pabrik juga untuk pekerjaan beton bertulang.

3. Syarat pelaksanaan
a. Pondasi batu kali
1. Pondasi batu kali terbuat dari pasangan batu pecah ukuran 15/20 cm dipasang dengan
perekat 1 Pc : 3 Kp : 8 Ps dengan ukuran lebar maupun dalamnya sesuai dengan gambar.
2. di bawah pasngan batu kali diberi pasangan anstamping batu kali setebal 20 cm disusun
rapat sampai jenuh / padat
3. seluruh permukaan bidang kiri dan kanan pondasi batu kali harus diplester kasar ( beraben )
dengan perekat yang sama.
4. Pelat beton ukuran sesuai gambar dengan mutu beton K 250 untuk dinding beton K 250
tulangan sesuai gambar .

b. Pasangan bata
1. Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah batu bata
merah yang utuh
2. Pasangan tembok batu bata merah harus dipasang dengan hubungan ( verband ) yang tegak
lurus, siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ batu hanya 1 meter untuk setiap hari kerja
3. Semua voeglsiar diantara pasangan batu pada hari pemasangan harus dikeruk yang rapi
4. Pemasangan perancah ( andang-andang ) tidak boleh dipasang dengan menembus tembok.
5. Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga dapat melekat
dengan sempurna
6. Untuk pasangan batu bata yang lebih dari 12 m² harus diberi kerangka penguat dengan
beton bertulang 1 Pc : 2 Pasir : 3Kerikil besi tulangan 4 diameter 10 mm dan beugel
diameter 6 – 20
7. Juga pada lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter diberi balok
lantai beton bertulang

c. Plesteran
1. Untuk plesteran beton,sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan maka permukaan beton
yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu ( dilukai ) betel dan kemudian
dibersihkan dan dasaput dengan air semen.
2. Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dikerjakan.seluruh permukaan dinding tembok yang kan diplesterharus dibasahi/disiram
dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata,serta dinding yang telah diplester harus selalu
dibasahi sekurang-kurangnya dalam 7 ( tujuh ) hari,hal ini dilaksanakan untuk mencegah
pengeringan plesteran sebelum waktunya.
3. semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran dinding tembok harus
rata,harus merupakan satu bidang tegak lurus dan siku, pekerjaan-pekerjaan yang telah
selesai harus bebas dari retak-retak/noda-noda cacat lainnya.

4. plesteran 1 : 1 :2 dikerjakan dengan tebal minimal 1 cm,maksimal 2 cm dan harus


mempunyai kuat tekan minimal 30 kg/cm² untuk benda uji kubus yang berusuk 5 cm, pada
umur 28 hari bata lebar minimal 11 cm kuat tekan minimal 30 kg/cm².
5. untuk Acian dinding digunakan saduran Pc.

PASAL 9
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Mini/Straus
a. Mini starus pile, plat beton, beton, sloof, kolom-kolom konstruksi, plat lantai, balok
struktur, kolom praktis,balok – balok ring. Balok-balok lantai dan lain-lain yang disebutkan
dalam gambar.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang dengan mutu K 225 seperti yang
direncanakan untuk pekerjaan pada butir a pada platlantai KM/WC digunakan beton
bertulang kedap air harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang tercantum dalamPBI
1971 dengan pengawasan yang ketat terhadap mutu dengan keharusan untuk memeriksa
kekuaatan tekan beton secara continue berupa pemeriksaan benda-benda uji melalui
laboratorium dengan biaya kontraktor
c. Beton bertulang ringan antara lain :
 Penutup bak control
 Beton lantai kerja
d. Semua kelengkapan komposisi adukan dapat dipakai pedoman perkiraan sebagai berikut :
o Beton bertulang = 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
o Beton bertulang kedap air = 1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr
o Beton bertulang ringan = 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

2. Bahan – bahan
1. Semen Portland / PC
a. semen prtland yang dipakai harus dari jenis 1 1971 ( NI 8 ) yaitu semen gresik atau merk
lain dengan persetujuan tertulis direksi atau konsultan penagwas dengan syarat suatu
komponen tidak boleh dikerjakan dengan lebih dari satu merk semen. Untuk maksud
penggunaan merk yang berbeda dengan yang sudah dilaksanakan harus diadakan test
ulang sesuai dengan prosedur untuk itu.
b. Semen harus tiba ditempat pekerjaan dalam kondisi / kualitas asli yang baik serta
terbungkus kantong-kantong semen yang asli dari pabrik. Agar kualitas tidak berubah,
semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, diatas kaki setinggi 30 cm dan
bervintilasi cukup. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh
lapis, penyimpanan dari pengiriman tiap hari hendaknya terpisah agar semen yang dating
lebih dulu, lebih dulu digunakan.
2. Agregat halus ( pasir )
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat – alat pemecah batu asal memenuhi pasal 3.3 PBI 1972 ( NI-2 ). Pada prinsipnya agregat
halus terdiri dari butir-butir yang tajam dank eras serta bersifat kekal, agregat halus harus
bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih 5 % serta memenuhi gradai yang baik.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan
3. Agregat kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami, maupun buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi pasal 3.4 PBI 1971 ( NI-2 ). Agregat
kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori serta bersifat kekal. Bila
mengandung butir-butir yang terpisah jumlahnya beratnya tidak boleh melampaui 20 %
agregat juga tidak boleh kotor dengan kandungan Lumpur maksimum 1 % bila melebihi maka
agregat kasar harus dicuci.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air yang bersih ( yang dapat diminum )
dan tidak boleh mengandung minyak,asam,alcohol,garam-garam dan bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton / tulang baja.

5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan dipakai harus dari baja mutu U.24 menurut PBI 1971 apabila baja tulangan
kualitasnya diragukan oleh direksi maka kontraktor harus memeriksakan ke lembaga
penerbitan bahan yang diakui atas biaya kontraktor.
b. Ukuran baja tulangan harus seprti dalam gambar,penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh direksi. Bila penggantian dapat
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang
tersebut dalam gambar atau perhitungan
c. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh gaam
kuat.

6. Kayu untuk cetakan beton


- Kayu untuk cetakan beton dipakai kayu kelas II sesuai dalam syarat dalam PPKI 1970
atau kayu meranti.
- Papan bekisting dan multiplek tebal ± 1 mm dan pemakaiannya maksimum 2 kali

3. Syarat pelaksanaan
1. Umum
a. lapisan Penutup Beton
Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut PBI 1971 untuk mendapatkan ketebalan
lapis penutup beton yang seragam maka harus dibuat beton-beton ganjal tulangan / beton
balok persegi yang dapat diikat terhadap baja tulangan dengan mutu yang sama suatu
batas yang dicor.
b. Pembengkokan baja Tulangan
Kepada kontraktor diharuskan membuat gambar detail pemotongan baja tulangan dengan
berpedoman kepada gambar-gambar beton yang ada sesuai dengan ketentuan PBI 1971
gambar-gambar detail setelah disetujui konsultan pengawas mengikat untuk
dilaksanakan.
c. Pemasangan baja tulangan
Tulangan harus dipasang sesuai dengan jarak-jarak yang terdapat pada gambar beton,
sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran letaknya tidak berubah.
Sehubungan dengan kecepatan tebal penutup beton, maka selain dipasang beton-beton
ganjal bila perlu dipasang penahan jarak dari baja tulangan dengan minimum 42 tiap-tiap
m²cetakan atau lantai kerja
d. Pengujian Slump dan kubus beton
Selama pelaksanaan [pengecoran berlangsung, kontraktor diwajibkan melakukan
percobaan slump maupun pembuatan benda uji kubus 15 X 15 x15 cm. pelaksanaan ini
hendaknya dilakukan oleh ahli dalam hal ini diminta menghubungi pihak laoratorium
konstruksi betonyang baik dalam hal pengambilan beton untuk pembuatan benda uji
harus disetujui oleh konsultan pengawas. Pengambilan untuk percobaan slump maupun
benda uji harus dilakukan secara acak sehingga lantai yang ditest dapat mewakili mutu
konstruksi beton yang dimaksud. Percobaan slump harus memenuhi syarat PBI 1971 bab
IV ayat 1 s/d 3. beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak boleh
dicor kedalam cetakan.

- Sebelum melaksanakan pembuatan benda uji pelaksanaan harus mengajukan jumlah


volume perencanaan kepada pengawas untuk menentukan jumlah benda uji yang
akan diambil.
- Pada permulaan dari pelaksanaan harus dibuat satu benda uji setiap maksimum 3 m³,
dengan maksud dalam waktu yang singkat dapat terkumpul 20 benda uji
- Dalam satu adukan ( satu adukan molen ) hanya dapat diambil satu buah benda uji
- Pengambilan benda-benda uji harus diambil adukan yang telah dilakukan slump test.
- Pada pembuatan benda uji harus disesuaikan dengan pelaksanaan yang dilakukan
dilapangan. Apbila konstruksi yang telah dicor tidak dilakukan perendaman maka
benda uji tersebut tidak boleh direndam.
- Benda – benda uji yang baru dibuat harus disimpan pada tempat yang aman dan
harus terhindar dari getaran-getaran

2. Khusus
a. Beton structural
Beton dibuat dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan mutu beton K 250 dan besi
tulangan U 24
b. Beton non structural
Kecuali lantai rabat diluar bangunan yang mempunyai campuran seperti butir a, maka
campuran untuk beton non structural ( kolom praktis,tutup bak control ) adalah sama
dengan butir b
c. Persiapan pengecoran
 Pengecoran Pendahuluan
Sekurang-kurang 5 ( lima ) hari sebelum pengecoran, pertama kontraktor sudah
menyerahkan kepada konsultan pengawas hasil percobaan pendahuluan kekuatan
beton dari 20 kubus percobaan untuk mendapat mutu sesuai dengan mutu yang
disyaratkan dalam gambar beton. Konsultan pengawas setelah memeriksa hasil
pekerjaan tersebut dan persiapan bahan-bahan, alat-alat kerja di lapangan dan tenaga
kerja akan memutuskan dapat tidaknya perencanaan campuran / percobaan
pendahuluan tersebut dilaksanakan untuk pengecoran beton
 Siar pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar rencana/pola pelaksanaan pengecoran, dimana
tempat siar pelaksanaan/ pemberhentian pengecoran,berdasarkan kemampuan
peralatan, tenagakerja dan pertimbangan teknik lainnya, disertai tanggal mulai /
selesai pengecoran bagian-bagian konstruksi beton yang akan dilaksnakan.gambar
rencana pengecoran diserahkan kepada konsultan pengawas untuk mendaptkan
persetujuan dengan atau tanpa perubahan
 Peralatan kerja
Peralatan – peralatan kerja seperti mesin casing untuk pengecoran straus mesin
pengaduk ( beton molen, mesin penggetar ( vibrator) takaran-takaran bahan – bahan
beton yang terbuat dari besi, yang ke semua alat tersebut dalam keadaan bias bekerja
dengan baik.

d. Pelaksanaan penegecoran
 Sebelum pengecoran beton dilakukan,kontraktor wajib memasang casing pada
pondasi straus dan melapor atau meminta ijin secara tertulis kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan persiapan pengecoran dan pemasangan tulangan-
tulangan baja, apabila tidak ada masalah maka konsultan pengawas bias segera mulai
persetujuan tertulis dan penegecoran dapat dimulai.
 Pembersihan bekisting
Sebelum pngecoran, cetakan beton harus dibersihkan dari kotoran,serbuk gergaji
kawat ikan serta kemudian cetakan atau pasangan-pasanagn dinding dibasahi air
sampai jenuh. Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan adukan
beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus dikeraskan dahulu, dibersihkan
dengan susunan seperti adukan beton ( tanpa agregat kasar ), barulah kemudian di
cor adukan beton yang baru.cara seperti ini adalah untuk mendapatkan hubungan
beton yang lama dengan yang baru dengan baik.
 Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengeciran, pemadatan dan perawatan beton, harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan didalam PBI 1971 pasal 6.1 s/d 6..6 terutama
harus diperhatikan :
a. Pelaksanaan penakaran campuran beton, harus dengan kotak-kotak takaran yang
sama volumenya yang merupakan volume yang sama atau kelipatan satu zak
semen. Hal ini akan diatur oleh konsultan pengawas.
b. Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk
beton ( beton molen ) yang bekerja dengan baik. Pemberhentian pengadukan
dilakukan bila adukan sudah rata/homogen.
c. Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus hati-hati, bisa
dipergunakan ember-ember, talang atau kereta dorong, sedemikian rupa hingga
adukan yang sudah homogen tidak berubah/terjadi pemisahan barang.
d. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil,adukan beton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkansedemikian
sehingga padat dan rata. Untuk itu dipergunakan mesin penggetar ( vibrator )
e. Alat penggetar harus dipergunakan berdiri 90º hanya dalam keadaan
khususdipergunakan bersedut 45º dan tidak dipekenankan menyentuh
tulangan.ujung penggetar atau kurang lebih 30 detik
f. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-temapt yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas didalam pola rencana pengecoran.
g. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-tenda /
plastiksecukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancer.
- Pemeliharaan sebelum bekisting dibuka. Pada konstruksi beton yang baru
dicor harus dijaga terhadap pengaruh-pengaruh getaran dsb. Yang akan
dapat mempengaruhi proses pengikatan beton. Pengecoran pada bagian
kolom terutama yang tinggi dengan tulangan rapat adalah cukup sukar oleh
karena itu harus disediakan lubang-lubang pada cetakan agar bisa dipakai
memasukkan adukan disini dicegah pemisahan bahan-bahan.
- Pemakaian Vibrator
Bagaimana sukarnya pemadatan harus dilakukan dengan alat penggetar
( bila perlu ditempel diluar cetakan ) pengecoran bisa bertahan dengan
tinggi ± 2 M asal dijaga sumbu permukaan kolom tetap vertikal

h. Perawatan beton
Permukaan beton harus dilandasi dari pengeringan yang terlalu cepat / tidak
merata, dengan cara disiram air atau ditutup karung goni yang dibasahi selama
14 ( empat belas ) hari
i. Siar delatasi
Apabila dalam gambar ditujukan bagian-bagian yang memerlukan siar delatasi,
maka harus dipergunakan piapa karet water stop merk serviceal,
paraceal,expandite atau tricosal.
j. Untuk Beton dinding lift dan pelat talang dan level harus kedap air dan di water
proofing

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan lantai meliputi


a. Sebelum dipasang tegel keramik,lantai diberi rabatan setebal 8 cm
b. Pemasangan tegel GRANITE TILE 60 x 60 cm untuk lantai dan dinding sesuai gambar
c. Pemasangan tegel dinding keramik Roman 20 x 40 setinggi sesuai dengan gambar untuk
seluruh dinding KM/WC
d. Pasangan tegel lantai keramik Roman 20 x 20 cm untuk KM/WC
e. Pemasangan cove pada pertemuan dinding dan lantai GRANITE TILE

2. Bahan-bahan

a. Untuk semua tegel lantai maupun dinding harus menggunakan tegel granit dan batu alam
kualitas baik.
b. Khusus untuk GRANITE TILE yang dimaksud dipesan oleh kontraktor dan harus
mengajukan contoh bahan terlebih dahulu pada konsultan pengawas.
c. Sebelum pengadaan pemasangan/mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan
contoh bahan terlebih dahulu pada konsultan pengawas
d. Tegel lantai / dinding 60 x 60 cm Granite Tile tebal 5 mm buatan lokal kualitas I dengan
persetujuan konsultan pengawas
e. Granite Tile 20x40 cm warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan.
f. Granite Tile 30 x 60 cm untuk KM/ WC kualitas/warna ditentukan kemudian
g. Cove 20 x 10 cm memakai merk granite warna ditentukan kemudian.

3. Syarat Pelaksanaan
a. Seluruh tegel GRANITE TILE 60x60 cm dipasang dengan perekat 1 Pc:3 Ps dan nat-nat
nya dicor dengan semen warna sesuai dengan granitnya
b. Pemasangan tegel baru dapat dilaksanakan setelah lantai dirabat terlebih dahulu
pengurugan dengan pasir urug benar-benar telah rata dan padat.
c. Khususnya Granite Tile KM/WC dipasang dengan perekat 1 Pc:2 Ps
d. Pemasangan tegel Granite Tile dinding 20x40cm untuk KM/ WC , dipasang dengan
perekat 1 Pc : 3 Ps dan sebelum dipasang dindingnya harus diplester tipis dahulu dengan
campuran yang sama.

PASAL 11
PEKERJAAN PINTU / JENDELA / PAGAR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Kusen pintu / jendela dan jalusi terbuat dari aluminium 3" warna putih
merk YKK
b. Kerangka dinding kaca/ kleding terbuat dari aluminium 5 cm sesuai gambar
c. Pekerjaan rangka pintu / jendela dan jalusi terbuat aluminium warna putih 2 profil
d. Pekerjaan daun pintu menggunakan isian sesuai gambar
e. Pekerjaan daun pintu KM/ WC menggunakan pintu aluminium sesuai gambar
f. Pekerjaan pagar dan riilling tangga sesuai gambar

2. Bahan-bahan
a. Semua pekerjaan , kusen,pintu, jendela dari bahan aluminium 3" warna putih
merk YKK
b. Untuk isian pintu dan jendela dari kaca bening / buram dengan ketebalan 5 mm
c. Pintu KM/ WC terbuat dari DICKY
d. Pagar dari besi hollo dan stainless sesuai gambar
e. Riilling tangga sesuai dengan gambar
f. Engsel jendela memakai engsel lipat lengkap dengan grendel sesuai gambtar

3. Syarat Pelaksanaan
a. Ukuran kusen yang digunakan harus benar – benar 3" hubungan kusen harus benar- benar
siku dengan menggunakan rifer ketebalan sesuai gambar
b. Untuk menghindari rembesan air hubungan rangka pintu / jendela dengan kaca harus
dikunci dengan karet

PASAL 12
PEKERJAAN ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kuda-kuda terbuat dari baja WF sesuai dengan gambar
b. Pemasangan gording dari kanal C besi sesuai gambar
c. Pemasangan penutup atap zing galom global tebal 0,9 mm berwarna
d. Pemasangan Listplank dengan memakai plat beton sesuai gambar

2. Bahan-bahan
a. Pelaksanaan pekerjaan bahan dan hasilnya harus bermutu baik,dimana semua pekerjaan
harus bebas dari puntiran,tekanan atau hubungan terbuka.
b. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam Pemasangannya
tidak memerlukan bahan pengisi,kecuali yang tercantum dlm gambar untuk itu semua
detail harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan gambar
c. Untuk kuda-kuda dan gording menggunakan baja kualitas baik dengan ukuran sesuai
gambar
d. Penutup atap memakai Zing galom berwarna dengan persetujuan pengawas
e. Listplank beton sesuai gambar
f. Kuda-kuda aluminium memakai baja WF sesuai gambar
g. Pemasangan penutup bubungan atap Zingalom memakai merk yang sekualitas dengan
atapnya

3. Syarat Pelaksanaan
a. Untuk kuda-kuda WF sebelum digunakan harus benar-benar baik dengan
ketebalan sesuai standart dan dicat anti karat
.

PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan penggantung langit-langit dari aluminium global
b. Pemasangan penutup langit-langit mempergunakan kalsi board untuk plafon luar yang
didalam gypsum board dan kayu ukir untuk lobby
a. Pemasangan list platond pada sekeliling tembok dan overstek sesuai gambar

2. Bahan-bahan
a. Semua penggantung langit-langit dari rangka aluminium.
b. Untuk penutup langit-langit mempergunakan kalsi board dan gypsum board List plafond
keliling mempergunakan aluminium
c. Kaca X menggunakan tebal 5 mm stopsol silver green ( ASAHIMAS )

3. Syarat Pelaksanaan
a. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapid an rata,maka bidang bagian bawah
penggantung harus rata sehingga tiap sambungan persilangan harus diberi klos-klos
tumpuan.
b. Pemasangan langit-langit lurus dan rata,maka apabila terdapat ujung yang tidak rata harus
diratakan terlebih dahulu.

PASAL 14
ALAT PENGGANTUNG / PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Tiap daun pintu dipasang 3 buah engsel nylon
b. Pada setiap pintu ruangan maupun pintu utama dipasang kunci tanam besar ( 2 slag )
c. Pada pintu berdaun ganda dipasang grendel tanam ukuran 30 cm lengkap dengan door
closer merk DORMA
d. Pada setiap kusen pintu/ jendela dipasang angker besi dan pada kaki kusen pintu dipasang
besi dook diameter 12 mm
e. Semua kaca ukurannya sesuai dengan gambar detail, kaca yang digunakan harus bersih,
tidak cacat dan tidak bergelombang

2. Bahan –bahan
a. Engsel harus berkualitas baik yaitu memakai merk Arch dengan sekrup kembang warna
broze.
b. Kunci tanam memakai merk yale 2 slaag dan kunci vrybezet memakai merk alpha dengan
warna pegangan sama untuk setiap gedung
c. Grendel tanam berkualitas verchroom tidak cacat memakai merk alpha asli
d. Kaca yang dipergunakan harus bersih, tidak cacat dan tidak bergelombang buatan dalam
negeri kualitas baik.
e. Sebelum kontraktor mendatangkan bahan supaya mengajukan contoh bahan terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.

3. Syarat Pelaksanaan
a. Semua pemasangan penggantung / pengunci harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
b. Persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai brosur atau sesuai
persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan antara lain :
a. Pengecatan kayu untuk semua pekerjaan kayu yang tampak
b. Pengecatan dinding tembok untuk seluruh dinding luar / dalam beton yang tampak serta
listplank dan partisi kalsiboard
c. Pemelituran daun pintu teakwood serta pintu double .
2. Bahan-bahan
a. Untuk cat tembok menggunakan :
- Cat penutup merk Catylac, dulux water shield
- Plamur tembok merk deco plamur
b. Untuk pliturdapat memakai produksi sendiri.

3. Syarat Pelaksanaan
 Pengecatan tembok
- Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar-benar
sudah kering.
- Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih
dahulu dengan bahan-bahan yang sama dengan dindingnya, baru dilaksanakan
plamuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh konsultan pengawas sampai
rata dan halus.

 Plituran
- Permukaan kayu yang diplitur harus digosok dahulu dengan batu gambong atau bahan
lain sehingga serat-serat kayu dapat tertutup rata.
- Plituran dilaksanakan dengan warna yang terang sehingga tidak menutupi serat-serat
kayu.

PASAL 16
PEKERJAAN FACADE KACA DAN ACP

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan rangkadari Aluminium sesuai gambar
b. Pemasangan ACP dengan rangka HOOLLOW
c. Pemasangan KacaTempered dengan rangka Aluminium sesuai gambar
2. Bahan-bahan
a. Untuk semua rangka maupun kaca harus berkwalitas baik
b. Khusus untuk kaca Tempered yang dipesan oleh kontraktor harus mengajukan bahan
lebih dahulu pada konsultan pengawas
c. Pemasangan ACP dengan rangka HOLLOW harus persisi sesuai gambar ACP Exterior
3. Syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan ACP baru dapat dilaksanakan setelah bidang kaca pada facade terpasang
b. Pemasangan kaca Tempered dipasang rata pada seluruh bidang dengan rangka
Aluminium
c. Klose klose pengikat kacadipasang rapi rata dengan rangka Aluminium dan perekat
Aluminium pada penutup atas kaca

PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
a. Umum
a) Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi
b) Pemasangan bahan – bahan dan alat-alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan
sempurna,sampai mendapat persetujuan konsultan pengawas
c) Pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama dalam masa
pemeliharaan

b. Pemasangan system distribusi daya listrik yang terdiri dari :


a) Pemasangan panel utama distribusi tegangan rendah dengan beban daya tersendiri
( meter sendiri ).
b) Pemasangan panel- panel penerangan dan panel- tenaga seperti tertera pada gambar
rencana
c) Pekerjaan – pekerjaan lainnya yang nyata harus dipasang menurut yang dinyatakan
dalam gambar RKS antara lain Stop Kontak dan pemasangan Exhause Fan .
d) Pemasangan instalasi listrik sampai nyala mengunakan kokel NYY minimum 2 x 2,5
mm² buatan supreme
c. Pemasangan instalasi penerangan yang meliputi :
a) Pemasangan instalasi penerangan, dari jenis type dan ukuran serta cara pemasangan
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar itu
b) Pemasangan panel-panel serta perlengkapan sesuai konstruksi, ukuran-ukuran dan
bentuk disesuaikan dengan besarnya komponen ( circuit breaker,dll ) dinyatakan dalam
gambar
c) Pemasangan – pemasangan armateur-armateur lampu,kotak- kotak lampu,saklar-saklar
dan stop kontak dari macam dan jenis sesuai yang dinyatakan dalam gambar / RKS
d) Pemasangan pekerjaan lainnya yang nyata-nyata menurut gambar dan RKS harus
dipasang.

2. Bahan – bahan
a. Persyaratan umum
Bahan – bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-persyaratan
bahkan berdasarkan PUIL 1984, syarat – syarat LMK dan peraturansetempat atau peraturan
standart internasional yang berlaku

b. Bahan dan perlatan untuk system distribusi daya listrik


1) Panel tegangan rendah serta kelengkapannya
2) Sirkuit breaker harus merk klockker moeller, siemens atau AEG atau yang setaraf.
3) Komponen- komponen lain seperti alat ukur harus merk klockker moeller, siemens atau
AEG atau yang setaraf.
4) Panel dilengkapi pilot lamp warna merah, kuning, dan hijau untuk fase R,S,T dan
dilengkapi sekering kecil untuk masing-masing lampu
5) Kabel-kabel tegangan rendah dengan jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam
gambar dengan merk kabel metal, kabel indo,supreme ( bersitifikat LMK )
6) Semua bahan dan peralatan harus baru dan sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksud
dalam gambar dan RKS dan terlabih dahulu diajukan contoh-contoh atau brosur-brosur
dan shop drawing

c. Bahan- bahan untuk instalasi peneranagan


1) Kabel- kabel instalasi dan kualitas terbaik produksi dalam negeri dengan merk kabel
metal, kabel indo, supreme ( bersetifikat LMK ) dan disetujui oleh konsultan pengawas
dengan jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar untuk itu
2) Pipa kabel digunakan pipa PVC dengan ukuran yang sesuai atau minimal diameter 5/8
dan tidak boleh ada sambungan kabel didalamnya khususnya untuk kabel tertentu kabel
pembagi didekat panel digunakan pipa besi yang digalvanished.
3) Kabel-kabel yang keluar dari tanah atau lantai harus dilindungi pipa baja condult
khusus untuk instalasi listrik
4) Armateur – armateur lampu maspion atau yang sekualitas, produksi dalam negeri dan
telah mendapatkan persetujuan konsultan pengawas, macam jenis dan ukuran-ukuran
daya sesuai yang dinyatakan dalam gambar
5) Lampu TL type cool white nomor 54 ex Philip dilengkapi dengan ballast philp,
kondensator merk sanyo, Toshiba atau setaraf dan sekering kecil 1 A, fitting merk
Philip untuk ruang berdebu
6) Lampu pijar merk Philip atau sekualitas dengan armateur produksi dalam negeri
kualitas terbaik

Syarat Pelaksanaan
a. Persyaratan Umum
 Gambar Rencana
Gambar rencana menunjukkan tata letak pembagian zone secara umum dari peralatn –
peralatan yaitu panel-panel dan lain-lain penyesuaian harus dilakukan di
lapangan.jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi di lapangan. sesuai gambar
 Gambar-gambar sesuai pelaksanaan ( as built drawing ) kontaktor harus membuat
catatan yang cermat dari penyesuaian dilapangan. Gambar – gambar sesuai
pelaksanaan harus diserahkan kepada konsultan pengawas setelah pekerjaan
selesai.gambar-gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar-gambar jaringan
terpasang, dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana
 Standart dan ketentuan pemasangan
Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dalam peraturan umum
isntasi listrik 1987 dan standart internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL
1987 disamping itu harus ditaati pula peraturan atau hokum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini sutrat ijin bekerja yang masih berlaku sebagai
instalasi klas C yang harus dimiliki secara hak oleh kontraktor 1 copy dari syrat ijin
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
 Bahan-bahan dan tenaga pelaksana
Bahan-bahan yang dipasang harus baru dan sesuai yang dimaskud. Contoh bahan,
brosur atau gambar kerja harus diserahkan kepada konsultan pengawas,30 ( tiga puluh )
hari sebelum pemasangan kontraktor harus menempatkan secara perlu ( full time )
seorang coordinator yang ahli dalam bidangnya berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor dengan predikat baik.

b. Sistem Distribusi daya Listrik


Panel utama tegangan rendah dan sub panel
 Standart
Panel harus dibuat menguikuti syarat atau standart PUIL 1987
 Konstruksi
Panel dibuat dari palt baja setebal 2,3 mm dicat dasar tahan karat bagian luar dan dalam
sebelum dicat akhir dengan cat oven warna abu-abu pintu panel harus mempunyai
kunci dan handle serta memakai 2 ( dua ) buah engsel disebelah kanan
 Busbar disanggah kokoh dengan bahan isolator busbar netral dan busbar pertahanan
dipasang pada posisi berseberangan ( atas dan bawah/ kiri dan kanan )
 Kotak panel dan benda benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara listrik kepad busbar pertahanan 9 ( sembilan ) ground
 Semua bagian yang menghantarkan arus listruk seperti busbar atau terminal-terminal
dan lain-lain harus silver palted dan dilapisi bahan-bahan yang lain yang mencegah
oksidasi ( dideoxydized )

 Ujung-ujung kabel berkas serta ( standart ) harus mempunyai sepatu kabel ( lug ) type
compression yang sesuai dan ujung-ujung kabel harus masuk semua ke sepatu kabel.

c. Instalasi penerangan
1. Lingkup Pekerjaan
Instalasi tenaga terdiri dari :
- Armateur lampu
- Saklar
- Kotak kontak ( stop kontak )
- Kabel instalasi dan pipa istalasi
- Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan diatas

2. Gambar – gambar
a) Gambar- gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu
kabel – kabel lampu dll. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan
sebenarnya dan lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
b) Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian – penyesuaian di
lapangan. Catatan – catatan tersebut harus diluangkan dalam satu set lengkap,
sebagai gambar – gambar sesuai pelaksanaan ( as built drawings ) dibuat oleh
kontraktor berdasarkan gambar-gambar rencana.
c) Lampu – lampu dan amateurnya
Lampu – lampu dan armateurnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan dalam
gambar-gambar.
 Semua armateurnya yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pertahanan ( grounding ) dan ditanahkan dengan kabel warna kuning strip
hijau ( PUIL 1987, pasal 720 B.1 ) penyambungan kabel harus menggunakan
terminal kabel
 Semua lampu flourrecent dari lampu disoharge lainnya harus dikompensasi
dengan power factor correction capacitor yang cukup untuk mencapai power
factor sekitar 80 %-85 % kapasitor / condensator harsu dipasang pararel dan
dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindarkan bahaya kebocoran
kapasitor ( condensator ) 1 Tl menggunakan 1 condensator, 1 ballast
 Diffoser/Reflector lampu – lampu harus dibuat dari gelas, plexiglass atau
acrylic yang cukup kuat terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari
diffuser itu sendiri.
 Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih dengan
derajat pemantul yang tinggi
 Box temapt ballast, kapasitor ( condensator ) dudukan stater dan terminal blok
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umum teknis
komponen lampu itu sendiri.

d) Saklar
Untuk pemasangan sklar memakai saklar merk legrand dipsal

e) Stop kontak ( kotak kontak )


 Seluruh kotak kontak harus memiliki terminal fase netral dan pertahanan
( Grounding ) kotak kontak ( stop kontak ) kontak 3 fasa harus mempunyai
terminal fasa nol dan pertahanan yang smeuanya dihubungkan dengan kabel-
kabel yang sesuai ukuran dan warnanya sesuai dengan PUIL 1987 termasuk
instalasi elevator.
 Pemasangan kotak kontak type Inboow
 Tinggi pemasangan kotak kontak kurang lebih 150 cm, tinggi dibawah kurang
lebih 125 cm harus menggunakan tutup / kunci pengaman ( WD )

 Stop kontak maupun saklar memakai merk Legrand type dipsal

f) Kabel
o Jenis kabel yang dipergunakan supreme untuk lift, jenis yang dinyatakan
dalam gambar persyaratan lift
o Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987

g) Pengujuan instalasi
 Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya
untuk meyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment
serta instalasi untuk memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah
dilaksanakan dengan baik memenuhi segala persyaratan dan apa-apa yang
dimaksudkan, semua pengujian diselenggarakan atas biaya kontraktor
 Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi,sebelum dan sesudah
dipasang test insulasi, test continueitas, dengan disaksikan oleh konsultan
pengawas dan dicatat hasilnya.

PASAL 18
PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR

1. Lingkup pekerjaan
d.Umum
1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan, tenaga, peralatan yang
diperlukan agar elevator dapat dipasang, diuji dan siap untuk dipergunakan dengan
kualitas pekerjaan / pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar dan spesifikasi
dalam perencanaan.
2. Kontraktor harus memintakan ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi atas tanggung jawabsendiri kepada pengelola proyek
atau konsultan pengawas
3. Sistim harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dan kelembabannya
tinggi
4. Sistim harus mengikuti Standart yang dikeluarkan oleh salah satu berikut ini British
Standard American National Standard

e. Spesifikasi Elevator
1. Dimensi ruang luncur dengan lebar 260 cm, panjang ruang luncur 320 cm ketinggian
lantai 1 ke lantai 2 dan Lantai 3 mengikuti gedung dengan pit ground 150 cm overhead
dari lantai 2 ke ruang 450 cm
2. Dimensi ruang mesin lift lebar 450 cm, panjang 260 cm tinggi 225 cm
3. Kabin lebar 150 cm, panjang 260 cm tinggi 225cm
4. design pintu masuk lift dalam kondisi buka lebar 120 cm tinggi 225 cm, type kosen,
Navvow jamb, palt mild steel, painted finished, daun pintu lantai plat mild steel painted
finished, tombol luar seveneegment type tombol naik turun dengan produksi delta lift
5. hal-hal lain dengan persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 19
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH, SANITAIR DAN RIOOLERING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Hal – hal Umum.
1. Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga peralatan
peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi air bersih dapat dipasang, diuji dan siap
untuk dipergunakan dengan kualitas bahan dan kualitas pekerjaan / pemasanagn yang
terbaik sesuai dengan gambar – gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam
perencanaan ini
2. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan pedoman plumbing
Indonesia 1979, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari jawatan
keselamatan kerja
3. kontraktor ini harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, atas tanggungannya sendiri. Montraktor
ini harus menyerahkan ijin-ijin atau keterangan-keterangan tertulis tersebut diatas kepada
peneglola proyek atau konsultan pengawas
b. Instalasi air bersih
1. Pemasangan semua system perpipaan air bersih untuk distribusi dari pipa utama sampai
alat – alat sanitair bangunan, lengkap dengan sambungan-sambungan, tikungan-tikungan

dan perlengkapan lain yang diperlukan.


2. Pemasangan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan jaringan air bersih
termasuk Tandon Atas Stanless Steell 1000 liter
3. Instalasi pemipaan pada bak air termasuk pemipaan air turun, air luapan dan buangan
4. Instalasi pemipaan air bersih pada gedung untuk keperluan toilet wastafel juga untuk WC
2. Standart bahan
1) Semua pekerjaan instalasi air bersih menggunakan pipa SD warna hijau diameter 1", 1,5"
buatan dalam negeri sampai mengalir.
2) Bahan peralatan sambungan menggunakan merk dan kualitas yang sama dengan pipa dan
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas
3) Pipa tidak boleh dipasang menembus kolom maupun sloof setelah dipasang instalsai air harus
dapat bekerja sempurna tanpa mengalami kebocoran.
4) Lingkup pekerjaan sanitair meliputi pekerjaan pemasangan bak, shower toto lengkap dengan
shower type TX 9765 dan kran tipe TX 405 SD, kloset duduk keramik serta pembuatan
septictank dan resapannya, sedangkan pekerjaan saluran air meliputi pembuatan
saluranterbuka air hujan dengan bak kontrolnya.
5) Bahan – bahan yang dipergunakan
 Bak shower merk TOTO 80 x 100 x 20 dengan warna akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas.
 Kloset keramik TOTO type CW 705 dengan dan warna akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas
 Kran air merk TOTO T 23B13 dengan type akan ditentukan oleh konsultan pengawas
 Floor drain galvanishedbuatan toto type
 Pipa PVC dengan diamet sesuai untuk pembuangan air kotor ke septictac dan peresapan
sebelum dipasang semua bahan tersebut harus mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas.
6) Pemasangan keramik harus siku, rata dan bersih dari noda dan catat lainnya serta dipasang
dengan nat yang lurus dan rapi, tidak bergelombang dan diisi dengan semen yang sama
dengan warna keramik.
7) Kloset duduk merk Toto Type CW 705 harus terpasang pada kedudukannya dengan tepat dan
horizontal tanpa retak atau cacat.
8) Kran air untuk bak wastafel TOTO C 237 lengkapdengan kaca rias harus terpasang rapi kuat
dan tidak bocor dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambar.
9) Floor drain harus dipasang pada tempat sesuai gambar. Pemasanga harus rapid an dapat
berfungsi dengan baik.
10) Pipa air kotor harus dipasang dengan kemiringan dan kedalaman yang tepat. Setelah digali
dipasang dan diperiksa oleh konsultan pengawas galian harus ditimbun kembali dengan baik
sehingga letak pipa tidak berubah.
11) Pembuatan septicktank dan sumur peresapan dengan bentuk dan perletakan sesuai dengan
hambar dengan penulangan diameter 8 – 15 sesuai gambar.

PASAL 20
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

a. Lingkup Pekerjaan
1. Sistem penagkal petir menggunakan farady dengan 4 spet terpasang di atap bangunan induk.
2. Pemasangan kebel Arde dengan klem. Disesuaikan dengan gambar minimal BC 50 dengan
klem dari timah hitam dengan kebel tembaga dan grounding dengan pipa galvanis
3. Hasil pemasangan harus mendapat persetujuan unsure teknis dalam hal ini

b. Bahan – bahan
Dalam hal ini luas sesuai gambar rencana dan syarat teknis dengan menunjukkan kompensasi
pangkal petir pada konsultan pengawas.

PASAL 21
PEKERJAAN SYSTEM PEMADAM KEBAKARAN ( FIRE ALARM)

1. Lingkup Pekerjaan
a. System Pemadam Kebakaran menggunakan port table Extiungesser
b. Pemasangan instalasi dan elemen Pemadam Kebakaran antara lain
- Instalasi Fire Alarm
- Main controle zone lengkap dengan battery dan handset anisiator panel
- Terminal Box
- Smoke detector
- Indikator lamp

- Alarm bel manual push


- Pemipaan
- Head springkler, Branch Controle
- Elektrik pump
- Jockey Pump
- Diesel pump,
c. Pemasangan Instalasi dan Elemen Pendukung disesuaikan dengan gambar rencana antara lain
perletakan pada setiap lantai
d. Hasil Pemasangan harus mendapat persetujuan user dan Konsultan Pengawas

2. Bahan bahan material yang digunakan


Dalam menggunakan meterial yang digunakan Pemadam Portable merk Yamato

PASAL 22
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Pekerjaan Pembersihan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penumpukan sisa –sisa pekerjaan ke suatu tempat yang ditentukan oleh pengelola /
konsultan pengawas.
b. Pengangkutan sisa pekerjaan dan kotoran dan bekas pembersihan halaman site
c. Pembersihan bangunan keseluruhan dari noda – noda atau kotoran-kotoran sampai saat
serah terima seperti :
- Pembersihan lantai
- Pembersihan kusen-kusen dan kaca
- Pembersihan dinding-dinding
- Dan lain-lain yang nyata- nyata harus tetap dalam keadaan bersih
2. Bahan
Dalam hal ini tidak dijelaskan, karena merupakan peralatan kerja

3. Syarat Pelaksanaan
1) Sisa bahan bangunan agar dibersihkan dari site dan diangkut dan dibuang keluar site sehingga
site kelihatan rapi bersih dan siap dihuni dengan nyaman.
2) Kebersihan dalam bangunan harus dijaga dan dipelihara sampai habis masa pemeliharaan
sehingga penghuni bangunan betul-betul nyaman dan sehat
3) Saluran-saluran harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau sampah-sampah sehingga
jalannya air lancer dan tidak terjadi genangan-genanagan air yang menggangu kesehatan

PASAL 23
PENUTUP

1. Apabila baik dalam gambar maupun RKS belum disebutkan suatu detail komponen – komponen
penting bangunan tapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada maka akan menjadi
kewajiban kontraktor untuk menyelenggarakan sesuai dengan arahan konsultan pengawas.

2. Untuk hal tersebut diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga borongan dengan
demikian harus dianggap bahwa harga penawaran adalah untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.

3. hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini akan diatur kemudian secara
musyawarah berdasarkan AV 1941 dan peraturan – peraturan yang lazim dipergunakan dalam suatu
pekerjaan pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini.

Pejabat Pembuat Komitmen

Muhammad Qodari, SH
NIP. 19671019 199202 1 002

Anda mungkin juga menyukai