TINJAUAN MANAJEMEN
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JALAN TOL CIAWI-SUKABUMI
SEKSI 1 : CIAWI-CIGOMBONG
PAKET 3.2 (STA. 12+600 sd STA. 14+600)
II.2.2 Koordinasi
Kepala proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan
bidang lainnya yaitu:
1. Untuk bagian teknik engineering, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian teknik beserta
stafnya.
2. Untuk bagian administrasi kontrak, Kepala proyek di bantu oleh Bagian Administrasi
Kontrak (Adkont) dan staffnya
3. Untuk Bagian pengendalian mutu, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian Quality Control &
Staffnya (yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Divisi/Direksi Waskita )
4. Untuk bagian keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
5. Untuk Bagian logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik & Peralatan (loglat).
6. Untuk pengawasan pekerjaan lapangan Kepala proyek dibantu oleh site manager
beserta para Pelaksana.
7. Untuk Pengendalian K3&Lingkungan kepala proyek dibantu oleh bagian Health and
safety beserta staffnya.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Divisi Sipil PT. Waskita Karya yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan
bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Waskita Karya.
Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan
lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan
dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan semboyan
Waskira Karya, sebab apabila terjadi keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini, akan
mengakibatkan kerugian moril maupun material, bagi PT. Waskita Karya sebagai Pelaksana.
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara rutin
antara pihak kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas sebagaimana dituangkan
dalam kontrak, demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan
dilaksanakan rapat Mingguan dan Bulanan yang akan membahas dan mengkoordinasikan
segala permasalahan proyek baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi
pekerjaan, serta sekaligus mencari solusi/penyelesaian apabila ditemukan masalah yang
timbul, dalam rapat Mingguan atau Bulanan Intern selain diikuti oleh seluruh bagian organisasi
Kontraktor, pada saat-saat tertentu akan diikuti juga oleh Pihak Sub Kontraktor, Suplier dan
Mandor, hal ini dilakukan agar tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga
mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Disamping itu PT WASKITA KARYA juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara
semua pihak yang terkait dalam proyek ini. Pihak-pihak tersebut antara lain, adalah:
1. Pemberi Tugas (owner)
2. Direksi Lapangan
3. Konsultan Perencana
4. Kontraktor Pelaksana (Kantor Pusat & Team Proyek)
5. Konsultan Pengawas
BAGAN KOORDINASI
PEMBERI
TUGAS
SITE
PROJECT
: garis instruksi
: garis koordinasi
: garis konsultasi
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya
dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan
dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-
sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.
II.3.3 Material
Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah Tiang
Pancang, Beton Precast, Besi Beton. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan atau
material yang harus diolah dulu pada suatu plant misalnya beton yang diproses di Batching
Plant. Untuk menjamin kelancaran dalam mendapatkan material pokok kami akan
menyertakan surat dukungan kesanggupan untuk mensupply material jika disyaratkan dalam
dokumen lelang.
Sebelum digunakan, material terlebih dahulu diperiksa dan jika dipersyaratkan untuk uji
laboratorium maka akan dilakukan pengujian, kecuali jika material pabrikan mampu
menunjukkan sertifikat jaminan mutu, untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan.
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja yang bertujuan menciptakan tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. Sistem manajemen K3L dijalankan dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Program K3L ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman didalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan K3L di perusahaan sebagai panduan didalam menerapkan Sistem
Manajemen K3L secara keseluruhan.
Diharapkan program ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas proyek didalam rangka
membuat langkah-langkah pengamanan atau pengurangan resiko terhadap kecelakaan kerja
dan dampak lingkungan yang mungkin bisa terjadi di proyek.
Sasaran utama dari penerapan Sistem Manajemen K3L di proyek adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan dampak lingkungan, dan jika mungkin tetap terjadi adalah
memperkecil resiko dengan metode pengamanan dan alat pelindung diri.
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Waskita Karya akan menyediakan tenaga
keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk :
1. Pengawasan terhadap para pekerja.
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun di kantor proyek.
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti helm
kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat
yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak luar,
serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan dilingkungan proyek.
8. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi oleh tenaga satpam. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka
unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun instansi-instansi
lain yang terkait.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh
para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan.
a. Perencanaan
Evaluasi Aspek
Penting Kebijakan
b. Pelaksanaan
PERENCANAAN
PEMANTAUAN
c. Pemantauan
PELAKSANAAN
Audit Internal
PEMANTAUAN PERENCANAAN
GAP
TUJUAN MANAJEMEN
Proses Pendukung :
Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang
Kompetensi, pelatihan & pemahaman
Komunikasi
Dokumentasi
Pengendalian dokumen
Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan
Pengendalian catatan
Material
Contoh Tabel II.1 Pengendalian Mutu Material
No. Material Jenis Test Periode Test Referensi
1 Pasir Gradasi, Kadar lumpur Pengajuan Sampel,
Random
Peralatan
Contoh Tabel II.4 Pengendalian Mutu Peralatan
No. Uraian Jenis Test Periode Test Referensi
Secara skematis metode pengendalian mengacu pada ISO 9002 sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form sebagai berikut yang dapat dilihat pada
lampiran:
- IMTP : 1. Mampu Telusur Bahan Masuk
2. Mampu Telusur Benda Uji
3. Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji
4. Mampu Telusur proses
- KS : 1. Laporan Ketidaksesuaian
2. Registrasi Ketidaksesuaian
- PP : Pengendalian Proses
Sebelum diputuskan pengambilan material harus dilakukan uji coba kualitas material
terlebih dahulu. Misalnya batu yang akan digunakan untuk material batu pecah beton di
uji abrasi terlebih dahulu.
3. Aspek kecukupan deposit.
4. Aspek Sosial.
Melibatkan masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghasilan sebagai pengumpul
material.
Lokasi Material :
Untuk material batu pecah dan pasir pada pekerjaan beton, material akan diangkut
langsung dan ditempatkan di stock yard yang telah ditentukan dengan memperhitungkan
jumlah material yang diperlukan untuk tiap satuan volume pekerjaannya.
Lokasi Penyimpanan Material Pabrikan :
Untuk material Tiang Pancang, akan disediakan tempat lokasi khusus/tersendiri dengan
area yang cukup di dekat lokasi pekerjaan dan tentunnya dengan menjamin keamanan
terhadap material tersebut.
Semen di simpan di gudang tersendiri. Camp di dekat lokasi pekerjaan, dengan konsep
FIFO (first in first out)
BBM (Solar)
Penggunaan solar volume cukup besar. Pengambilan solar akan di ambil langsung dari Depo
Pertamina terdekat dan disimpan di tangki-tangki di lokasi kerja sesuai peraturan yang
berlaku, BBM yang akan di gunakan adalah BBM Industri.