Anda di halaman 1dari 72

III Metode Pelaksanaan

Metode Pelaksanaan

Tujuan dibuatnya metode kerja dalam proyek ini adalah agar dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dapat terlaksana secara terencana dengan baik sehingga dapat memenuhi target – target yang diberikan oleh
pemberi tugas, baik dari segi biaya, mutu, dan waktu.

Dalam penyusunan Metode Pelaksanaan ini, mengingat waktu pelaksanaan adalah 165 (seratus enam puluh lima) hari kalender
yang merupakan waktu yang sangat pendek, sehingga kami memutuskan metode yang akan kami pergunakan dilapangan adalah dengan membagi
pekerjaan/Gedung menjadi 2 (dua) Zona kerja yang masing-masing akan bekerja dengan target penyelesaian masing-masing zona, diharapkan
dengan dibagi dua zona ini target penyelesaian pekerjaan sesuai waktu yang dibutuhkan dapat tercapai. Dan dengan dibagi menjadi dua zona
terpisah
maka kebutuhan baik SDM maupun Peralatan akan bertambah kurang lebih menjadi dua kali lipat.
1. Waktu Pelaksanaan Efektive :
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI

Dalam periode pelaksanaan selama 165 (seratus enam puluh lima) hari kalender, terdapat 2 (dua) hari besar yang akan
mempengaruhi effektivitas pelaksanaan dilapangan, yaitu :
 Hari Raya Iedul Fitri
 Musim Haji (Hari Raya Iedul Adha)

1. Hari Raya Iedul Fitri


Pada saat hari raya Iedul Fitri, sesuai kebiasaan dari tahun-tahun sebelumnya praktis kegiatan dilapangan akan diliburkan
sejak H-2 dan aktifitas akan dimulai kembali setelah H+4, dan selama libur hari raya untuk keamanan peralatan dan material dilapangan
akan ditempatkan beberapa petugas piket untuk menjaga.

2. Musim Haji ( Hari Raya Iedul Adha ).


Musim haji diperkirakan sejak 1 September 2014 sampai dengan
menjelang Hari Raya Iedul Adha, pada saat musim haji lokasi Asrama Haji akan dipadati oleh calon Jamaah yang akan berangkat ibadah
haji beserta para pengantarnya, kegiatan haji ini diharapkan berjalan lancar dan tidak boleh terganggu , sehingga perlu dibuat sistim kerja
dilapangan selama
aktivitas haji ini berlangsung.
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)

Bangunan Existing yang


akan dipergunakan saat
Kegiatan Haji
 Akses PT.JalanWASKITAuntukKARYAkegiatan (PEproyekSERO)

INDUSTRI KONSTRUKSI

: Pagar Tertutup
: Operasional Proyek (Masuk)
: Operasional Proyek (Keluar)

Genset Keterangan :
O Pada Saat tidak musim haji, untuk
aktivitas di proyek dapat
Area Proyek menggunakan Pintu 1 dan 2.
3 O Pada Saat musim haji, maka yang
bisa digunakan hanya pintu 1,
sebagai pintu masuk.
O Pintu 3 dapat dibuka dan
1 digunakan sebagai jalan akses
2
keluar dengan terlebih dahulu
membongkar pagar.
Sistim Pelaksanaan saat musim haji:
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI
Pada saat awal proyek (sebelum musim haji) aktivitas di proyek dapat menggunakan akses pintu utama yaitu Pintu 1 dan
Pintu 2, namun sebelumnya perlu adanya pembongkaran pada lapangan tennis beserta pagar, sehingga aktivitas dilapangan menjadi lancar.
Dan agar aktivitas gedung diluar area proyek tidak terganggu serta untuk keamanan selama beraktivitas dilapangan maka perlu dibuat pagar
pengaman tertutup
sekeliling bangunan.

Pada saat musim haji berlangsung sekitar 1 bulan dari awal september, yang perlu ditekankan bahwa selama musim haji
aktivitas kegiatan proyek harus tetap berjalan, maka supaya aktivitas dilapangan tetap berjalan maksimal maka pintu keluar dialihkan
dengan cara membuka akses jalan Pintu 3, dengan cara membongkar pagar sebelah ruang genset, dan apabila pelaksanaan konstruksi sudah
diatas pagar pengaman, maka perlu dibuat jaring pengaman agar tidak mengganggu aktivitas keberangkatan haji.
Perlu dipasang rambu-rambu K3 disekitar area proyek agar para jamaah dan pengantar haji dapat lebih hati-hati.
Dan untuk menjaga kelancaran lalu lintas selama berlangsungnya musim haji, perlu dilakukan koordinasi dengan Dept. Perhubungan Darat
serta
Polisi setempat.
Arsitek
E R
2. Schedule PelaksanaanJADWALPELAKS A N A A N PE K J Boston Pardede Muhajir, ST.
. Struktur Organisasi Proyek
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI Tuk. Pas.
Bata/Dinding
PROJECT
MANAGER Yulisman M..
Ir. Yudhi
Dharmawan,
Pemasang Dinding Tukang
MT.
Tukang Plester Partisi Gy
ZONA 2 Helmi Marantika,
Nefialdi Ilyas A. Md Riza A
SITE MANAGER

Firdawan S. Hulu,
ST.

TENAGA AHLI TENAGA AHLI TENAGA AHLI TENAGA AHLI


STRUKTUR ARSITEKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Dwi Agus Rahsetyo, Oktarina Kartifa Ir. Dadang Kisnu


ST. Ayu, ST. Ir. Sanusi Hasyim. Dibyo.

Juru Ukur Tenaga Ahli Pelaks. Lap. Pek. Teh. Instalatur


Kuantitas Bang. Landscape Plumbing Penerangan

Gdg & Daya Phase Tiga


Dwi Wahyuningsih,
Harsana, ST. S.Pd
Roslina A.Md. Bahrum.

Tukang Cor Beton Juru Gambar


TENAGA AHLI K3 Quality & Quantity

Surveyor
Ir. Yuniar Ir. Muhammad
Rahmiana. Sumedhi.

Teknisi
ADM & KEUANGA Laboratorium Beton

Abik Supriadi,
Harzein Syafri, SE A.Md

Surveyor

Wahyu Sukmana,
ST
7. Daftar Peralatan
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI
Peralatan yang akan digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan, antara lain :
1. Hydraulic Jacking System Pile, dia 30-60 cm : 2 Unit
2. Tower Crane , 10 Ton : 2 Unit
3. Mobile Crane , 25 Ton : 2 Unit
4. Concrete Pump Truck : 4 Unit
5. Concrete Vibrator : 12 Unit
6. Air Compressor : 4 Unit
7. Water Tank Truck : 2 Unit
8. Bar Bender : 6 Unit
9. Car Cutter : 6 Unit
10. Water Pump : 10 Unit
11. Pick Up : 5 Unit
12. Beton Molen : 16 Unit
13. Vibrator : 6 Unit
14. Mesin Pompa Air : 4 Unit
15. Mesin Las : 8 Unit
16. Mesin Genset , 250 Kva/125 Kva : 4 Unit
17. Stamper : 4 Unit
18. Scafolding : 5.000 Set
19. Theodolite : 4 Unit
20. Waterpass : 4 Unit
8. Tahapan Pelaksanaan IV. Metode Pelaksanaan
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
: INDUSTRI KONSTRUKSI
MULAI

MOBILISASI
FASADE
ZONA 1 GALIAN PILE LANTAI KERJA PEKERJAAN STRUKTUR 1. GRC
PEMANCANGA 1. KOLOM 2. CURTAIN WALL
BIKISTING,
N BESI,BETON 2. PLAT BALOK LT. 2, 3 ,4 5 3. DLL
CAPE DAN
SLOOF
PEKERJAAN PEK, ARSITEKTUR
UNDER LT.2,3 MEP
STRUKTUR DLL

PEK, ATAP + DAK ATAP


FASADE
1. GRC
PEKERJAAN STRUKTUR 2. CURTAIN WALL
ZONA 2 1. KOLOM
GALIAN PILE LANTAI KERJA 3. DLL
2. PLAT BALOK LT. 2, 3 ,4
PEMANCANGA BIKISTING, 5
N CAPE DAN BESI,BETON
SLOOF PEK, ARSITEKTUR MEP
PEKERJAAN LT.2,3
UNDER DLL
STRUKTUR
PEK, PONDASI PASAN
4. BATA
MENERUS DLL
PEKERJAA 5. (PEKE
N LT.1
URUGAN
1. TANAH
BANG. TAMBAHAN 2. PEMADATAN
3. PLAMBING
ARSITEKTUR
LT.1 PEK, ATAP + DAK
ATAP

MEP
9. Pembagian Area Kerja : IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI SEQUENCE PEKERJAAN SECARA UMUM
PROYEK GEDUNG AEROFOOD ACS KUALANAMU
PWR. HOUSE STP

ZONA 1
ZONA 2 II

PEMBAGIAN AREA
10. Action Plan : IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI SEQUENCE PEKERJAAN SECARA UMUM
PROYEK GEDUNG AEROFOOD ACS
KUALANAMU

E1

D1

C1
B1
A1

ZONA 1 ZONA 2

PEKERJAAN STRUKTUR (ZONA 1 & 2) : PEKERJAAN ARSITEKTUR (ZONA 1 & 2)


1. A1 = MINGGU KE 7 S/D MINGGU KE 8 1. A1 = MINGGU KE 10 S/D MINGGU KE 13
2. B1 = MINGGU 8 S/D MINGGU KE 9 2. B1 = MINGGU 13 S/D MINGGU KE 17
3. C1 = MINGGU KE 9 S/D MINGGU KE 10 3. C1 = MINGGU KE 17/D MINGGU KE 19
4 4
. D1 = MINGGU KE 10 S/D MINGGU KE 11 . D1 = MINGGU KE 19 S/D MINGGU KE 21
5. E1 = MINGGU KE 11 S/D MINGGU KE 12 5. E1 = MINGGU KE 21 S/D MINGGU KE 22
11. SITE FACILITY
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI

KETERANGAN :
A . GATE 1
B . GATE 2
C . POS JAGA TC 55
D . DIREKSI KEET F
G H
E . GUDANG C
A E D B
F . PABRIKASI BESI DAN STOCK
H . PABRIKASI BEKISTING DAN
STOCK HOIST
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI IV. Metode Pelaksanaan
12. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

PEKERJAAN SPUN PILE


1. START = MINGGU KE 2
AGUSTUS
2. FINISH = MINGGU KE 3
AGUSTUS
A A B A

ZONA 1
B

ZONA 2
SEQUENCE of WORK
1
1) Persiapan
a) Pengadaan tiang pancang
b) Pengukuran lokasi / posisi tiang pancang
O Memeriksa BM (Bench Mark) yang ditetapkan
O Menentukan Grid Line serta pemberian label Grid
c) Set up equipment, pengiriman dan penyimpanan tiang pancang
d) Pengaturan lokasi tata letak / penyimpanan tiang pancang

1. MOBILISASI MESIN/ALAT PANCANG


2. MOBILISASI TIANG-TIANG PANCANG
IV. Metode Pelaksanaan
12. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

1. Unloading/Penurunan Tiang-tiang Pancang


2. Penyusunan Tiang-tiang Pancang Lapis Pertama/Bawah
3. Penurunan Tiang Pancang Juga Bisa Mengunakan Service Crane Pada Saat Idle
IV. Metode Pelaksanaan
12. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

• PENYUSUNAN TIANG-TIANG PANCANG LAPIS PERTAMA/BAWAH DAN LAPIS KE DUA


• TIANG PANCANG DISUSUN DENGAN MENGGUNAKAN BALOK KAYU PENUMPU DAN
PENGGANJAL

Balok kayu penumpu tiang


pancang
IV. Metode Pelaksanaan
12. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
2) Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan
a) Buat Skala pada tiang pancang menurut kedalamannya
b) Check dan tentukan posisi / koordinat titik pancang
IV. Metode Pelaksanaan
15. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

1. Penempatan Tiang Pancang Pada Posisi Titik Pancang Dipandu Dengan Pesawat
Ukur Dari Dua Sudut X Dan Y
2. Pesawat Ukur Menggunakan Theodolit, Waterpass Atau
Pendulum Memastikan Posisi Tiang Pancang Secara
Vertikal Dan Horisontal

LAY OUT PENGUKURAN


IV. Metode Pelaksanaan
16. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

1. Pemancangan Tiang Pile 1 Dengan Kedalaman (-) 15m

2. Pemancangan Dilakukan Apabila Posisi Vertikal Dan Horisontal Sudah Dicheck Sesuai Dengan Yang Telah Dipersyaratkan

3. Secara Periodik Posisi Tiang Pancang Di-crosscheck Kembali Untuk Memastikan Posisi Vertikal Dan Horisontalnya Masih Sesuai
Yang Diopersyaratkan

ALAT
ALAT
UKU
R UKUR
17. Pekerjaan Pondasi Spun Pile IV. Metode Pelaksanaan

1. Kedalaman Tiang Pancang Rencana Adalah – 12 M (Asumsi)


Pengelasan plat sambung
Sehingga Akan Dilakukan Penyambungan Tiang.
tiang pancang
2. Kondisi Ini Tergantung Dari Data Hasil Test Kalendering
IV. Metode Pelaksanaan

1. Pengambilan Dan Pembacaan Data Test Kalendering

2. Apabila Dari Data Test Kalendering Telah Sesuai Dengan Ketentuan Yang Dipersyaratkan, Pemancangan Selesai Dan
Dilanjutkan Ke Titik Pancang Berikutnya
IV. Metode Pelaksanaan
19. Pekerjaan Pondasi Spun Pile

1. Setelah Pemancangan Selesai Bagian Akhir Tiang Pancang Dapat Ditutup


Untuk Keamanan Dan Keselamatan
Bagian akhir tiang pancang
2. Dilakukan Crosscheck Terakhir Untuk Memastikan
Posisi Tiang Pancang Telah Sesuai Dengan Yang dengan tutup pengaman
Dipersyaratkan

3. Pemancangan Dilanjutkan Pada Titik Pancang Berikutnya


IV. Metode Pelaksanaan
20. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
TEKNIK PELAKSANAAN PEMANCANGAN :

 Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga garis berat sumbu leader jatuh pada patok titik pancang

 Tiang diangkat menggunakan crane yang menjadi satu kesatuan pada unit ini yaitu dengan cara mengikatkan wire/ sling pada titik angkat aman tiang
pancang

 Tiang didirikan dan dimasukan kedalam lubang penjepit atau klamping

 Tiang dijepit oleh keempat sisi klamping , dengan kekuatan jepit secukupnya agar tiang tidak merosot ketika ditekan masuk kedalam tanah

 Ujung bawah tiang didudukan secara cermat diatas patok titik pancang yang telah ditentukan

 Penyetelan vertikal dilakukan dengan menggunakan 4 (empat) jack hydrolic yang terdapat pada unit ini dan tiang akan vertikal jika gelembung nivo yang
terdapat pada meja operator sudah pada posisi tengah – tengah.
IV. Metode Pelaksanaan
21. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
PEMANCANGAN TAHAP I :

 Dimulai dengan menggerakan jack hydrolic yang berhubungan langsung dengan penjepit, satu perjalanan penekanan adalah 1.5m ke arah bawah

 Selanjutnya klamping dibuka penjepitnya , lalu jack dan klamping akan bergerak keatas/ keposisi semula kemudian menjepit kembali dan jack bergerak
kebawah sejauh 1.5m

 Setelah tiang sudah tidak bisa dijepit oleh klemping, maka diperlukan alat bantu yang disebut “ Dolly” terbuat dari tiang pancang dengan ukuran yang
sama berfungsi meneruskan penekanan tiang pancang sampai dengan sisa panjang diujung tiang tinggal 30 cm

 Jika pada penekanan tahap I , tiang belum final set, maka dilakukan penyambungan tiang,
dengan tiang berikutnya, penyambungan dengan sistem las keliling penuh menggunakan kawat las nikko steel, AWS A 5,1 , RD-260 dia 3,2 mm atau
sejenisnya dan dilapisi / dicat dengan cat synzchromat
22. Pekerjaan Pondasi Spun Pile IV. Metode Pelaksanaan

PEMANCANGAN TAHAP II :

 Pemancangan selanjutnya adalah melanjutkan pemancangan


tahap I dengan langkah yang sama seperti pada tahap I dan
penyambungan dilaksanakan sampai dengan panjang/
kedalaman yang ditentukan

PEMANCANGAN TAHAP AKHIR :

 Pada tahap ini tiang pancang dianggap selesai untuk dipancang


jika, pembacaan pada monometer sudah menunjukan angka
maximum

GAMBAR JACKING PILE


IV. Metode Pelaksanaan
23. Pekerjaan Pondasi Spun Pile
URUTAN KERJA ALAT PANCANG

HYDROLIC JACK
SERVICE CRANE
PILE COUNTER WIGHT
GUIDE HOLE
STOCK PILE
STOCK
PILE
PLAT

WELDING
JOINT

LANGKAH 1: LANGKAH 2:
Pengangkatan tiang pancang dan pemindahan tiang Masukan tiang pancang ke dalam lubang penjepit pada
pancang ke titik koordinat yang telah ditentukan pada alat jacking pile.
saat diset oleh crane pancang.

GUIDE HOLE

SCOND
PILE FRIST PILE
LANG
KAH 3:

Jepit tiang dengan klim penjepit LANGKA


kemudian tekan atau H 5:
turunkan jack secara perlahan – lahan
sehingga tiang
Penyambungan tiang pancang dilakukan dengan
pertama tertancap. LANGKAH 4:
Selama pekerjaan jacking, periksa Setelah pekerjaan jacking pada metode pengelasan (welding).
tekanan jack hydrolic tiang pancang
pertama telah selesai , cara yang
pada manometernya. sama
dilakukan pula pada tiang
pancang yang kedua.
24. Pekerjaan Pondasi Spun Pile IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI

Dokumentasi Ilustrasi Pemancangan Spun Pile Dengan Sistem Hydraulic Jacking


Analisa Produktivitas Pekerjaan Pemancangan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Pemancangan, meliputi tahapan pekerjaan al :

Pengadaan Tiang Pancang

Pekerjaan Pemancangan

Pembobokan Tiang Pancang
1. Pekerjaan Pengadaan Tiang Pancang.
Volume Pekerjaan adalah = 4.021 m’
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 2 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 180 mtr/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini menggunakan 2 group adalah
= 4.021/(180x2) = 11,17 Hari.
2. Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang. Volume Pekerjaan
adalah = 4.021 m’
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 4 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 150 mtr/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini menggunakan 1 group adalah
= 4.021/(150x1) = 26,81 Hari.
3. Pekerjaan Pembobokan Tiang Pancang. Volume Pekerjaan
adalah = 310 titik
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 5 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 15 mtr/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini menggunakan 1 group adalah
= 310/(15x1) = 20,67 Hari.
25. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pile selesai dikerjakan , dengan tujuan untuk membuat tiang – tiang bekerja dalam satu kesatuan
dalam menahan beban dari struktur atas, baik itu vertikal, lateral maupun gulingan.
26. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Pekerjaan pile cap/poer ini dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang telah ditentukan. Adapun tahapan
pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a) Galian Tanah & Pemotongan/Pembobokan Pile
Untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan ukuran dan level ketinggian yang sesuai dengan gambar pelaksanaan (shop drawing), perlu
dilakukan pekerjaan penggalian sampai minimal selebar ukuran lantai kerja dan sedalam level dasar lapisan pasir yang dipersyaratkan. Dasar galian harus
bebas dari lumpur, humus dan air, harus dalam keadaan bersih dan cukup padat Karenannya dalam penggalian tanah termasuk juga pembuangan segala benda
dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pile cap. Tanah hasil galian boleh diangkut ke tempat area dimana diperlukan
penguruggan, bila memang memenuhi syarat sebagai tanah / material urug ataupun ketempat lain yang disetujui oleh pemberi tugas / konsultan MK. Pada sisi
tepi batas galian, kemiringan galian harus membentuk sudut kemiringan yang aman dengan memperhatikan stabilitas kemiringan lereng tanah.

Ilustrasi Pekerjaan Galian Tanah Pile Cap/Poer


27. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Setelah penggalian tanah pile cap/Poer selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pondasi pile. Beton tiang yang menonjol dimana elevasi tinggi puncak
tiang (setelah penggalian) berada diatas dari yang diminta oleh gambar pelaksanaan (shop drawing). Pemotongan hanya dilakukan setelah beton pile tersebut
stabil dan tidak menunjukkan lagi indikasi pergerakkan (delayed up displacement).

Ilustrasi Pekerjaan Washing Car


28. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Setelah penggalian tanah pile cap/Poer selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pondasi pile. Beton tiang yang menonjol dimana elevasi tinggi puncak
tiang (setelah penggalian) berada diatas dari yang diminta oleh gambar pelaksanaan (shop drawing). Pemotongan hanya dilakukan setelah beton pile tersebut
stabil dan tidak menunjukkan lagi indikasi pergerakkan (delayed up displacement).

Ilustrasi Pekerjaan Pemotongan Pile


29. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
b) Perataan dan Pemadatan Urugan Pasir
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat stamper yang digerakkan oleh pekerja. Seluruh permukaan tanah terlebih dahulu dilapisi dengan pasir
secara merata, kemudian baru para pekerja melakukan perataan dan pemadatan tanah dasar.

Ilustrasi Pekerjaan
Perataan & Pemadatan Urugan Pasir

c) Perataan Lantai Kerja

Sebelum lantai kerja dibuat, terlebih dahulu dilakukan pengukuran oleh surveyor untuk menentukan elevasi dan luasan lantai kerja. Penentuan
elevasi dilakukan dengan menggunakan theodolit, lalu ditandai dengan benang. Setelah pengukuran selesai dilakukan, beton ready mix kemudian dibuat dan
diangkut ke lokasi dengan menggunakan truck mixer. Setelah sampai dilokasi, beton dituangkan, dan para pekerja meratakan beton sesuai dengan pengukuran
sebelumnya samapi seluruh area lantai kerja terpenuhi dengan beton.

Ilustrasi Pekerjaan
Perataan Beton Lantai Kerja
30. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
d) Bekisting, Pembesian & Pengecoran
Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pemasangan bekisting pile cap/poer. Fabrikasi dan pemasangan bekisting
dilaksanakan dengan berpedoman terhadap gambar pelaksanaan (shop drawing) dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.

Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pemasangan hasil fabrikasi penulangan/pembesian pile cap/poer. Fabrikasi pembesian dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan yang telah ditentukan. Pemasangan pembesian dilaksanakan dengan berpedoman terhadap gambar pelaksanaan (shop drawing) dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
31. Pekerjaan Pondasi Bawah IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI

Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pengecoran dengan menggunakan beton yang sesuai dengan mutu yang telah ditentukan. Kemudian
diangkut menuju ke lokasi pekerjaan lalu dihamparkan sekaligus dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator hingga merata. sebelum dicor, lakukan
penimbunan sisi tepi bagian luar dari pasangan bekisting tersebut dengan tanah lalu padatkan.
IV. Metode Pelaksanaan Pile Cap dan Tie Beam
PT. WASKITA KARYA
(PERSERO)
INDUSTRI
KONSTRUKSI
MATERIAL ALAT
1. Beton dengan slump 1. Bucket cor, Concrete pump
yang disetujui MK 2. Talang cor, Compressor
2. Besi tulangan 3. Peralatan tukang
3. Aditif yg disetujui MK 4. Alat ukur, alat penerangan

PERSIAPAN
1. Gambar kerja sudah disetujui MK
2. Buat izin kerja untuk disetujui MK
PELAKSANAAN
1. Marking posisi pile cap dan tie beam sesuai gambar kerja
2. Cor lean concrete setelah elevasi sudah ditentukan dan rata.
3. Bersihkan lokasi lean concrete dari debu/kotoran dengan compressor
4. Pasang begisting dan dipastikan begisting terpasang cukup kuat dan tidak bocor.
5. Pasang beton decking dan pasang pembesian tie beam dengan stek kolom yang masuk ke pile cap dan tie beam
6. Periksa pembesian dengan konsultan sebelum dilakukan pengecoran
7. Setelah mendapat ijin MK, lakukan pengecoran secara beruntun.
8. Padatkan beton dengan concrete vibrator merata seluruh permukaan
9. Ratakan permukaan dengan jidar/Roskam dan cek level dengan waterpass
10. Dibuat sample test beton (test slump beton dan pembuatan benda uji beton)
11. Lakukan curing setelah beton setting +/- 6 jam setelah cor sampai beton berumur 72 jam
12. Cek Ulang level elevasinya
13. Untuk sambungan beton horizontal lakukan dengan meng-cutter beton lama rapi secara diagonal.
Analisa Produktivitas Pekerjaan Pile Cap
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Pile Cap, meliputi tahapan pekerjaan al :
 Galian Tanah
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Begisting
 Pekerjaan Pengecoran
 Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian pile cap merupakan pekerjaan kecil‐kecil dan dapat menggunakan alat berat maupun manual, produktivitas rata‐rata sekitar
150 m3/hari, waktu penyelesaian pekerjaan mengiringi kegiatan pilecap, sekitar 1‐2 hari tiap pile cap.
 Pekerjaan Pembesian ‐ Volume besi adalah : 37.091,93 Kg
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 300 kg per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan
menggunakan 6 Group adalah = 22 hari.
 Pekerjaan Begisting‐ Luas Begisting adalah = 1.101,33 m2
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 7,69 m2 per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 6
Group adalah = 23 hari.
 Pekerjaan Beton ‐ Volume Beton adalah = 263,62 m3
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 3 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 3,64 m3/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini menggunakan 3 group adalah = 263,62/(3,64x3) = 25 Hari.
Analisa Produktivitas Pekerjaan Sloof
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Sloof, meliputi tahapan pekerjaan al :
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Begisting
 Pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan Pembesian ‐ Volume besi = 13.907,22 Kg


Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 300 kg per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 3
Group adalah = 17 hari.

 Pekerjaan Begisting ‐ Luas Begisting adalah = 222,14 m2


Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 7,69 m2 per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 3
Group adalah = 10 hari.

 Pekerjaan Beton ‐ Volume Beton adalah = 90,97 m3


Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 3 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 3,64
m3/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini menggunakan 2 group adalah = 90,97/(3,64x2) = 13 Hari.
32. Pekerjaan Sparing dan Conduit IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Pekerjaan ini mencakup fabrikasi dan pemasangan pemipaan sesuai ketentuan dan lain – lain.
Berikut Ilustrasi pekerjaan :
33. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan

PT. WASKITA KARYA (PERSERO)


INDUSTRI KONSTRUKSI
Sequence Pengecoran Lantai Satu
MATERIAL ALAT
1. Beton dengan slump 1. Bucket cor, Concrete pump
yang disetujui MK 2. Talang cor, Compressor
2. Besi tulangan 3. Peralatan tukang

3. Aditif yg disetujui MK 4. Alat ukur, alat penerangan

PERSIAPAN
1 1. Buat gambar kerja untuk disetujui
MK
2. Buat izin kerja untuk disetujui MK
PELAKSANAAN
1. Bersihkan lokasi cor dari debu/kotoran dengan
2 compressor
2. Pasang stopcor sesuai dengan rencana kerja beton
3. Cor beton secara beruntun dari balok daerah kolom ke
tengah lantai dengan rata
4. Padatkan beton dengan vibrator
5. Roskam dan ratakan dengan jidar panjang sesuai
dengan elevasi
6. Gosok berulang-ulang sampai rata
7. Bersihkan ceceran beton sebelum mengeras

KETERANGAN : 8. Lakukan curing beton selama 1 Minggu

LUAS LANTAI SATU = 1.640 M²


PENGECORAN = 2 TAHAP
34. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI
Sequence Pengecoran Lantai Dua Sequence Pengecoran Lantai Tiga

1
1

2 2

KETERANGAN : KETERANGAN :

LUAS LANTAI DUA = 1.800 M² LUAS LANTAI TIGA = 1.800 M²


PENGECORAN = 2 TAHAP PENGECORAN = 2 TAHAP
35. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Pekerjaan kolom mencakup fabrikasi, pemasangan (bekisting dan pembesian) dan pengecoran berikut dengan perataan beton kolom. Flowchart
pekerjaan dan tahapan Pekerjaannya adalah sebagai berikut :

PERSIAPAN
FABRIKASI BESI

Pemasangan
Pembesian Tulangan (Kolom)
NO

CHECK
Flowchart Pekerjaan Kolom
YES

Fabrikasi &
Pemasangan Bekisting (Kolom)
NO

CHECK

YES
Cor Kolom FINISH
YES
NO
CHECK CHECK
YES
Curing Beton NO YES Bongkar Bekisting
Kolom CHECK Kolom
36 Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Marking Kolom

Pekerjaan Marking Konstruksi terdiri dari Marking Elevasi Slab (marking pinjaman As bangunan dan marking elevasi bangunan pekerjaan
struktur) dan pemindahan As bangunan dari lantai bawah ke lantai atas.
3.a Marking Posisi Kolom dan Dinding
Marking Posisi Kolom

Markin
g Pinjaman
Marking posisi
Marking posisi kolom kolom
Marking P injaman

MarkingPinjama
Kolom Kolom

n
Markin
g Pinjaman

1m
Axis kolom
1m

1m 1m
Axi
Axis kolom s kolom

Gambar Marking Posisi Struktur Kolom


37. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Marking Sepatu kolom

Gambar Marking Sepatu Kolom


38. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Marking Elevasi

Langkah Pekerjaan :

Membuat garis pinjaman posisi vertikal dari elevasi finish lantai dengan jarak 1 meter dan memberikan tanda segitiga warna merah

Kolom / Dinding

Marking Elevasi

Elevasi Finish lantai Elevasi Slab Struktur

Gambar 3.5 Marking Elevasi Lubang 10 x 10


cm
Pemindahan As Bangunan dari Lantai Bawah ke Lantai Atas

Pemindahan As bangunan dari lantai bawah ke lantai atas dilakukan menggunakan referensi garis pinjaman yang dibuat sebelumnya (di lantai bawahnya) ,
dengan menggunakan alat ukur centering optic (plummet) melalui lubang ukuran 10 x 10 cm yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga posisi koordinat (X, Y) tetap, dengan demikian posisi
bangunan tidak akan miring dari rencana.
39. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
PemindahanINDUSTRIelevasiKONSTRUKSIketinggian
Pemindahan elevasi / ketinggian dilakukan dengan cara menarik meteran dari marking elevasi lantai dibawahnya ke lantai diatasnya. Pemindahan elevasi
ke lantai diatasnya.

Gambar Pemindahan elevasi untuk


menentukan level lantai diatasnya.
40. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Pengecekan.
Pengecekan vertikalitas kolom / dinding sebelum pengecoran

Pengecekan dilakukan dengan menggunakan unting-unting dan meteran pada bekisting kolom / dinding yang sudah dipasang
dan siap untuk dicor.

Gambar Pengukuran verticality dengan alat unting-unting


41. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Pengecekan dilakukan dengan menggunakan theodolite pada bekisting
kolom / dinding yang sudah dipasang dan siap untuk dicor.

Gambar Pengukuran verticality dengan alat ukur theodolit


42. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
BEKISTING KOLOM
SHOP DRAWING
KOLOM

PEMBESIAN
KOLOM
POT.1
BEKISTING
KOLOM

CEK
SURVEYOR

PERSETUJUAN
BEKISTING KOLOM
PENGAWAS
TAHAPAN PELAKSANAAN :

Waktu pengecoran pela lantai, dipasang angkur untuk brasing


COR

Bekisting terlebih dulu dibersihkan dan diberi minyak sebelum diinstal


BONGKAR Satu modul bekisting terdiri atas 2 sisi diangkat dengan tower crane menuju
KOLOM
kolom yang akan distel, begitu juga dengan modul yang ke dua
CURING Modul satu dengan yang kedua disatukan dengan memasang tie-rod lalu dikencangkan
43. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
ILUSTRASI PEKERJAAN KOLOM STRUKTUR :

1 2 3

Reinforcement Column
Shuttering Column Concreting Column

4 5
6
Plastic or Curing
Formwork Removal Finished Column
Compound
44. Pekerjaan Struktur
PT. WASKITA KARYA Atas IV. Metode Pelaksanaan
INDUSTRI KONSTRUKSI (PERSERO)
METODA KERJA KOLOM :
 Persiapkan Shop Drawing.
 Memasang sepatu kolom dari siku L30x30x3, dilas ke sengkang kolom, siku ini berfungsi sebagai marking untuk menjaga posisi kolom tetap siku.
 Pengolesan bekisting kolom dengan oil form.
 Pemberian decking pada tulangan kolom dan cek tulangan sebelum ditutup dengan bekisting.
 Penempatan bekisting dengan diangkat menggunakan tower crane.
 Pemasangan tie-rod untuk mengikat horizontal waller dan dikuatkan dengan wing-nut.
 Pemasangan push pull prop dan kicker brace yang dibautkan pada wedge head piece dan base plate pada masing-masing ujungnya dan dikuatkan.
 Setel vertikality menggunakan push pull prop.
 Permukaan beton lama dan baru di siram dengan calbond.
 Siapkan kondisi alat kerja dengan kondisi siap terpakai.
 Siapkan alat distribusi pengangkutan beton menggunakan tower crane.
 Tes slump beton sesuai dengan persyaratan.
 Atur tinggi jatuh beton menggunakan pipa tremie sesuai dengan yang disyaratkan, untuk mengindari agregat kasar terlepas dari adukan beton.
 Padatkan beton menggunakan concrete vibrator, pemadatan menggunakan vibrator tidak diperkenankan berinteraksi dengan bekisting & tulangan
Analisa Produktivitas Pekerjaan Kolom
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Kolom, meliputi tahapan pekerjaan al :
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Begisting
 Pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan Pembesian ‐ Volume besi = 84.975,59 Kg


Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 300 kg per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan
10 Group adalah = 30 hari.
 Pekerjaan Begisting‐ Luas Begisting adalah = 2.591,38 m2
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 7,69m2per hari, sehingga
waktu yang diperlukan dengan menggunakan 10 Group adalah = 33 hari.
 Pekerjaan Beton ‐ Volume Beton adalah = 564,62 m3
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 3 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 3,64 m3/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
menggunakan 5 group adalah = 564,57/(3,64x5) = 31 Hari.
45. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI

FLOW CHART PEKERJAAN PEMASANGAN


BEKISTING BALOK DAN LANTAI

MULAI PERSIAPAN
ALAT KERJA`
PASANG SUPPORT, UNTUK
TENTUKAN ELEVASI LANTAI & AS BALOKAN BEKISTING LANTAI
SEBAGAI ACUAN KELURUSAN PEMASANGAN
SCAFOLDING BALOK

PABRIKASI BOTTOM DAN


DINDING BEKISTING BALOK

PASANG JACK BASE+SCAFOLDING+U-HEAD


& BALOK KAYU (MEMANJANG &
MELINTANG/SURI)

PASANG BEKISTING BALOK


(BOTTOM), PASANG PEMBESIAN
BALOK

NO
CEK DIMENSI, ELEVASI DAN
PERBAIKI
PEMBESIAN BALOK

OK
COR DENGAN MINYAK BEKISTING
PASANG BALOK KAYU MEMANJAG
DAN PIPA PENGGANTI BALOK
MELINTANG PASANG PEMBESIAN LANTAI
PASANG BEKISTING LANTAI CEK ELEVASI BEKISTING NO
YANG DI AWALI OLEH PEMASANGAN LANTAI,
LIST (MULTIPLEX LEBAR 5CM) TOP BESI LANTAI DAN PERBAIKI
PADA SETIAP PERTEMUAN PANEL BEKISTING PEMBESIAN
BALOK DAN LANTAI
OK
LAPISI SETIAP PERMUKAAN KENCANGKAN SEMUA
BEKISTING YANG AKAN DI PERANCAH
YANG MENSUPPORT BEKISTING

BEKISTING SIAP COR


46. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI

Pengecekan bekisting
 Harus ada shop drawing sebelum pekerjaan bekisting balok/pelat lantai dimulai.
 Material panel-panel bekisting yang telah difabrikasi diperiksa dan dipasang sesuai dengan kode-kode yang ada di dalam shop drawing. Material dari
bekisting balok/pelat harus dilapisi oli bekas (non-expose) atau mold-oil & form-oil (expose). Untuk bekisting bekas harus telah di treatment (dirawat)
secara memadai hingga layak dipakai kembali.
 Jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood harus sesuai dengan shop drawing. Periksa jarak formties dan bracing pada balok yang cukup tinggi
(tergantung dimensi). Periksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai dengan shop drawing.
 Pastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran.
 Periksa elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah telah sesuai dengan gambar kerja dan apakah ada perbedaan elevasi antara pelat satu
dengan lainnya.
 Periksa ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting.
 Periksa kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok, terutama pada balok tepi, sisi bekisting harus sejajar tarikan benang.
 Pada balok dan pelat, periksa kerapatan sambungan/pertemuan ditutup dengan sealtape/busa atau sejenisnya.
47. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan baik, maka :

 Bekisting dibersihkan dengan air compressor


 Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam, pengecoran dihentikan pada tahap ¼ bentang tumpuan, karena momen yang ada pada lokasi
tersebut = 0
 Beton ready-mix dengan mutu yang diisyaratkan ditung dengan concrete mixer truck, kemudian di tuang ke bucket untuk dilakukan tes slump.
 Setelah nilai sesuai dengan persyaratan maka nilai slump dan disalurkan dalam pipa baja.
 Sebelumnya sambungan beton lama dan baru disiram dengan calbond.
 Kemudian benton diratakan dengan penggaruk & dipadatkan dengan vibrator.
 Pengecoran dilakukan dengan selapis demi selapis dan dipadatkan dengan conrete vibrator.
 Pengecoran di hentikan pada batas zona pengecoran.
 Setelah iitu adukan diratakan dengan kayu perata/ jidar dan peil disuaikan dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.
 Setelah beton kaku angkat relat dan ratakan relat dengan menggunakan roskam.
 Apabila terjadi kegagalan berupa lendut, retak, atau tidak presisi maka segera dilakukan tindakan perbaikan.
48. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
(PERSERO)
PT. WASKITA KARYA
INDUSTRI KONSTRUKSI

PEKERJAAN BALOK
FLOW CHART

GAMBAR KERJA
BALOK

BEKISTING BALOK/ LANTAI


DACKING FLOOR
NO
GIRDER
CHECKING

YES

PEKERJAAN PEMBESIAN

TIDAK
CEK
OK BALOK
CEK 1. Bekisting dan pembesian/ tulangan harus diperiksa
SURVEYOR oleh Pengawas

2. Bekisting harus bersih dari sampah, debu, dll


COR
3. Selama pengecoran harus tetap dijaga posisi
bekisting
PEMBONGKARAN BEKISTING
CURING
49. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
ILUSTRASI PENGECORAN BALOK & PLAT

Siapkan scaffolding / temporary support.


50. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
ILUSTRASI PENGECORAN BALOK & PLAT

Pemasangan scaffolding penyangga bekisting


51. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
ILUSTRASI PENGECORAN BALOK & PLAT

Pemasangan kayu penyangga bekisting


52. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
ILUSTRASI PENGECORAN BALOK & PLAT

PENGECORAN
Pengecoran

Dimulai dari tumpuan


kearah tengah bentang
Analisa Produktivitas Pekerjaan Balok
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Balok, meliputi tahapan pekerjaan al :
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Begisting
 Pekerjaan Perancah/Scafolding
 Pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan Pembesian ‐ Volume besi = 152.694,58 Kg


Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 300 kg per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan
10 Group adalah = 53 hari.
 Pekerjaan Begisting ‐ Luas Begisting adalah = 3.653,8 m2
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 7,69 m2 per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 10
Group adalah = 47 hari.
 Pekerjaan Perancah
Pekerjaan perancah merupakan pek supporting yang produktivitasnya mengikuti kegiatan pekerjaan begisting.
 Pekerjaan Beton ‐ Volume Beton adalah = 564,62 m3
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 2,04 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 3,64 m3/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini menggunakan 5 group adalah = 564,57/(3,64x5) = 31,03 Hari.
Analisa Produktivitas Pekerjaan Pelat Lantai
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Dalam mengevaluasi produktivitas kerja untuk pekerjaan Pelat lantai, meliputi tahapan pekerjaan al :
 Pekerjaan Pembesian/wiremess
 Pekerjaan Begisting/Steeldeck
 Pekerjaan Scafolding
 Pekerjaan Pengecoran
 Pekerjaan Wiremess ‐ Volume Wiremess = 8.614,84 m2
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 100 m2 per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 5
Group adalah = 18 hari.
 Pekerjaan Steeldeck‐ Luas Steeldeck adalah = 8.238,11 m2
Dengan jumah tenaga kerja 3 org per group, diperoleh produktivitas 50 m2 per hari, sehingga waktu yang diperlukan dengan menggunakan 5
Group adalah = 33 hari.
 Pekerjaan Scafolding
Material scafolding disiapkan untuk kapasitas 2 lantai, dengan luas sekitar 2.100 m2 tiap lantai, dibutuhkan 2.050 set, sehingga untuk 2 lantai
disiapkan sekitar 5.000 set.
Pekerjaan scafolding mengikuti kegiatan steeldeck, sehingga dengan produktivitas steeldeck 50 m2/hari diperlukan waktu
pasang scafolding sekitar 1 hari.
 Pekerjaan Beton ‐ Volume Beton adalah = 564,62 m3
Dengan Jumlah Pekerja sebanyak 3 orang dalam 1 group diperoleh produktivitas = 3,64
m3/hari. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini menggunakan 5 group adalah = 564,57/(3,64x5) = 31,03 Hari.
53. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI

COLUMN, BEAM, SLAB


SHOP DRAWING

REBAR
COLUMN, BEAM, SLAB

COLUMN, BEAM, SLAB FORMWORKS

CHECK
SURVEYOR

APPROVAL

CONCRETING

To make solid concrete without void, when pouring concrete used


concrete vibrator when spreading the concrete. Vibrator concrete
DISMANTLE FORMWORK will be vibrating the concrete and reduce void on concrete before it
harder.

CURING
54. Pekerjaan Struktur Atas IV. Metode Pelaksanaan
PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
INDUSTRI KONSTRUKSI
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan ini mencakup fabrikasi dan pemasangan pembesian, pembuatan bekisting serta pengecoran yang sesuai dengan spesifikasi beton yang
telah ditentukan. Adapun tahapan pelaksanaan dan ilustrasi pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Laksanakan segala aspek yang mencakup persiapan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Lalu buat bending list sesuai gambar kerja tulangan struktur
tangga lalu marking posisi tulangan dan posisi beton struktur tangga.
 Kemudian dilanjutkan dengan fabrikasi dan pemasangan bekisting struktur tangga. Pemasangan bekisting dilaksanakan dengan mempedomani shop
drawing.
 Lalu dilanjutkan dengan install tulangan struktur tangga sesuai jumlah dan diameter tulangan, sesuai dengan gambar kerja. Marking posisi bekisting
struktur tangga pada lantai. Lalu pasang panel – panel bekisting struktur tangga. Kemudian lakukan pengecekkan terhadap pemasangan tulangan dan
bekisting struktur tangga sebelum pengecoran.
 Check selimut beton, periksa sparing / instalasi lain (jika ada). Laksanakan dengan prosedur yang benar lalu padatkan dengan alat concrete vibrator, dan
diketuk dengan palu di sisi luar bekisting mengikuti arah cor dengan padat dan merata. Bersihkan sisa – sisa dari tumpahan beton yang tercecer di sekitar
area pengecoran kemudian bongkar/buka bekisting struktur tangga setelah dijinkan. Setelah bekisting dibuka, periksa beton struktur tangga jika ada yang
cacat / keropos segera diperbaiki / digrouting dengan material yang sudah disetujui.

Anda mungkin juga menyukai