Anda di halaman 1dari 23

44

BAB III
PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Metode Pelaksanaan


Sebelum pelaksanaan dimulai terlebih dahulu harus dilakukan persiapan
untuk mempermudah dan melancarkan pelaksaan pekerjaaan. Persiapan ini
dilakukan untuk menunjang ketepatan waktu pelaksanaan tanpa mengabaikan
kualitas, yang pada akhirnya akan menghemat biaya.
Pekerjaan lainnya dapat berupa survey yang harus dilakukan kontraktor
untuk mengetahui tentang kondisi fisik dan struktural yang akan dikerjakan.
Begitu pula dengan hal pembuatan jalan dengan perkerasan, dalam pelaksanaan
pekerjaan persiapan ini kontraktor perlu mengadakan peninjauan ke lokasi dimana
pekerjaan akan dilaksanakan.
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan ini merupakan awal dari segala pekerjaan, dimana lokasi
pekerjaan atau segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan harus bebas
dari segala hal yang dapat mengganggu kelancaran jalannya pekerjaan.
2. Persiapan dan Pemeliharaan Peralatan
Persiapan peralatan sangat penting diperhatikan guna menunjang
suksesnya pelaksanaan suatu pekerjaan, namun sebelum persiapan pekerjaan
tersebut terlebih dahulu harus diketahui jenis pekerjaan apa yang harus kita
mulai setelah itu baru menentukan peralatan yang dipakai.
3. Mobilisasi Peralatan
Pekerjaan mobilisasi peralatan ini pihak kontraktor harus
menyediakan peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Peralatan ini dapat
berupa inventaris perusahaan atau sewa dari pihak lain. Peralatan ini harus
dalam keadaan layak pakai sehingga mempermudah pelaksanaan pekerjaan
itu. Peralatan yang diperlukan pada Kegiatan Rekonstruksi Jalan ruas
Bereng Bengkel - Pilang – Pulang Pisau antara lain adalah:

44
45

1) Peralatan Mekanis
Tabel 3.1 Fungsi Alat Berat yang Digunakan
NO NAMA ALAT FUNGSI
1 Asphalt Mixing Plant Mencampur dan memanaskan
agregat dan aspal
2 Asphalt Finisher Menghamparkan

3 Recycler Machine Penggaruk Milling

4 Padfoot Roller Memadatkan

6 Smooth Drum Roller Memadatkan

7 Tire Roller Memadatkan

8 Dump Truck 3,5 ton Mengangkut

9 Excavator 80-140 hp Menggali dan Memuat


10 Motor Grader >100 hp Mengamparkan

11 Wheel loader 1,0-1,6 M3 Memuat Material ke dalam


Dump Truck
12 Tandem roller 6-8 T Memadatkan

13 Tire Wheel Roller 8-10 T Memadatkan

14 Vibratory Roller 5-8 T Memadatkan

15 Water Tanker 3000-4500 L Pendukung


16 Generator Set Pendukung

Sumber : Laporan dan Usulan Penetapan Pemenang Pelelangan 2017

2) Peralatan ringan meliputi :


a) Roll meter, yaitu alat pengukur.
b) Stick, yaitu alat/tongkat pengukur ketebalan lapisan aspal.
c) Tongkat Perata atau penghampar aspal manual/alat bantu.
4. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Pekerjaan ini mencakup tentang pembuatan papan nama proyek,
yang berisi tentang keterangan umum tentang paket proyek Preservasi
Rekonstruksi Jalan Bereng Bengkel – Pilang – Pulang Pisau.
46

5. Pemeriksaan Mutu Bahan


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan test bahan
untuk mendapatkan komposisi campuran ( job mix design ) yang akan
digunakan, juga dilakukan pengendalian mutu dan pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium lainnya.
6. Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh kontraktor pada saat akhir
kontrak, termasuk pemindahan semua instansi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik pemerintah dan pengembalian kondisi
tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

3.2 Pekerjaan Pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan Kegiatan Preservasi Rekonstruksi Jalan Bereng
Bengkel – Pilang - Pulang Pisau ini mencakup beberapa faktor penanganan
pekerjaan antara lain:
1. Pekerjaan Lapis Pondasi CTRB ( Cement Treated Recycling Base )
Cement Treated Recyling Base (CTRB) adalah suatu teknologi stabilitas
pondasi jalan dengan system daur ulang, material yang didaur ulang adalah
material yang sudah ada di perkerasan lama dan lingkungan sebagai lapis pondasi
atas. Prinsip dari proses ini adalah memafaatkan material jalan yang ada yang
sudah tidak memiliki nilai struktur untuk diolah dan ditambah bahan additive
seingga dapat digunakan kembali dengan nilai struktur yang lebih tinggi.
Volume pekerjaan yang diperlukan untuk pekerjaan lapis pondasi Cement
Treated Recyling Base (CTRB) adalah 5520 m3. Pelaksanaan perkerjaan jalan ruas
Pilang – Pulang Pisau ini dimulai dari STA 5+670 – STA 07+970 dengan lebar 8
m dan tebal lapisan 30 cm . Durasi yang direncanakan untuk pekerjaan lapis
pondasi pondasi Cement Treated Recyling Base (CTRB) adalah 12 minggu.
Dengan komposisi campuran 75% Material Existing Badan Jalan + Bahu
Jalan Segmen II EX. STA 5+670 – STA 07+970 dan Segmen III STA 10 +900 –
STA 14+600, 25% Material Tambahan Lapis Pondasi Agregat Kelas “A” EX.
Banjarmasin dengan semen 7%.
47

1) Peralatan yang digunakan


 Dump Truck
 Motor Grader
 Recycler Machine
 Vibrator Roller
 Padfoot Roller
 Water Tank
 Alat Bantu
Sehingga sebelum dilaksanakan pekerjaan lapis pondasi Cement
Treated Recyling Base (CTRB), dilakukan mobilisasi peralatan-peralatan
tersebut.

2) Syarat mutu bahan


Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari benda – benda organis
dan gumpalan lempung atau benda yang tidak berguna lainnya dan harus
memenuhi kebutuhan gradasi yang diberikan. Adapun persentase berat lolos
agregat adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Persentase Berat Lolos Agregat CTRB

% Berat Lolos
Ukuran Ayakan (ASTM) Spesifikasi %
(Lab)
2” 100 100
1 1/2” 100,00 100
1” 85,8 79 – 85
3/8” 43,7 44 – 58
No. 4 29,3 29 – 44
No. 10 17,8 17 – 30
No. 40 6,7 7 – 17
No. 200 1,8 2–8
Sumber : Design Mix Formula UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU (2018)
48

3) Langkah Kerja
a. Pelaksana pekerjaan terlebih dahulu mengajukan request untuk memulai
pekerjaan kepada pihak Direksi dan Konsultan Pengawas.
b. Melaksanakan trial mix lapangan dengan acuan JMF dari pihak
pelaksana.
c. Setelah hasil trial mix disetujui oleh pihak Direksi dan Konsultan maka
pekerjaan lapis pondasi Cement Treated Recyling Base (CTRB) baru
boleh dilaksanakan.
d. Material yang telah dicampur di quarry dimuat ke dalam Dump Truck
dengan menggunakan Wheel Loader.
e. Material diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi pekerjaan
dan ditumpahkan di dalam galian yang telah dipersiapkan untuk
pelebaran badan jalan.
f. Hasil tumpahan material dari Dump Truck kemudian dihamparkan
dengan menggunakan Motor Grader dan dibantu dengan tenaga manual.
g. Kemudian dipadatkan dengan Tandem Roller berulang kali sambil
dilakukan penyiraman dengan menggunakan Water Tank.
h. Semen diamparkan dan diratakan dengan Motor Grader dan dibantu
dengan tenaga manual.
i. Semen dan tanah diaduk ditempat dengan menggunakan Recycler
Machine
j. Hamparan material dan semen disiram dengan Watertank Truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Padfoot
Roller dan Vibrator Roller Sampai mencapai ketebalan 30 cm.
49

4) Pelaksanaan Ketika di Lapangan


a. Penambahan material agregat kelas A di sisi jalan, tujuannya untuk
mempersiapkan badan jalan sebelum dilakukan pekerjaan. Ditunjukan
Pada Gambar 3.1

2243 m

1m 6m 1m
Gambar 3.1 Sketsa Penambahan Material Jalan

b. Kemudian material tadi diratakan dengan menggunakan alat berat Motor


Grader. Ditunjukan Pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Meratakan Timbunan Menggunakan Alat Motor


Grader

c. Setelah material rata secara keseluruhan, kemudian material dipadatkan


dengan menggunakan alat berat Vibrator Roller dengan 10 kali lintasan.
Ditunjukan Pada Gambar 3.3
50

Gambar 3.3 Memadatkan Material dengan Vibrator Roller

d. Setelah material padat, kemudian dilakukan milling kosong dengan alat


Wirtgen tujuannya saat dikeruk material lama dan material baru menjadi
homogen. Sebelum dilakukan milling kosong/pengelupasan material
exsisting menggunakan Wirtgen, pengelupasan dibantu dengan
Excavator. Milling kosong/pengelupasan dibantu dengan Excavator
ditunjukkan pada Gambar 3.4 dan Milling Kosong dengan menggunakan
Wirtgen ditunjukan pada Gambar 3.5

Gambar 3.4 Milling Kosong dibantu dengan Menggunakan


Excavator
51

Gambar 3.5 Milling Kosong dengan Menggunakan Wirtgen

e. Setelah itu dilakukan perataan kembali material dengan menggunakan


alat Motor Grader. Ditunjukan Pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Meratakan Hasil Milling Kosong Menggunakan Motor


Grader

f. Setelah material rata semua kemudian dilakukan pemadatan dengan alat


Vibrator Roller sebanyak 10 lintasan. Ditunjukan Pada Gambar 3.7
52

Gambar 3.7 Pemadatan Material Menggunakan Alat Berat Vibrator


Roller

g. Setelah itu dilakukan penghamparan semen dibantu tenaga manual.


Ditunjukan Pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9

Gambar 3.8 Penghamparan Semen


53

Gambar 3.9 Penghamparan Semen

h. Selanjutkan dilakukan proses milling isi CTRB yaitu proses pengadukan


antara material dengan semen dan pencampuran/ penyiraman air dengan
Water Tank tujuannya agar kadar air semen tetap terjaga. Ditunjukan
Pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11

Gambar 3.10 Milling CTRB


54

Gambar 3.11 Milling CTRB

i. Setelah proses milling CTRB selesai kemudian dilakukan pemadatan


dengan menggunakan Padfoot Roller sebanyak 12 lintasan. Ditunjukan
Pada Gambar 3.12

Gambar 3.12 Pemadatan dengan Padfoot Roller


55

j. Kemudian material diratatakan kembali dengan menggunakan Motor


Grader. Ditunjukan Pada Gambar 3.13

Gambar 3.13 Perataan dengan Motor Grader

k. Setelah material rata keseluruan kemudian dilakukan pemadatan dengan


menggunakan Vibrator Roller sebanyak 10 lintasan sampai didapat
kepadatan 30 cm. Ditunjukan Pada Gambar 3.14

Gambar 3.14 Pemadatan dengan Vibrator Roller


56

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tahap pelaksanaan diuraikan dalam bentuk bagan alir sebagai berikut :

MULAI

PENGUKURAN /
MOBILISASI
DLL
PAPAN
KEGIATAN

MATERIAL

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

MATERIAL
BARU

Tidak MEMENUHI PENYIAPAN


SYARAT BADAN JALAN

Ya
DMF dan JMF

Selesai Penyiraman Pemadatan Milling semen Milling AGR. KLAS A


Kosong

DEMOBILISASI
Gambar 3.15 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
56
57

2. Pekerjaan Pengaspalan Lapis AC-BC

1) Pembersihan lokasi menggunakan Compresor dan Penyemprotan campuran


aspal cair menggunakan Asphalt Sprayer.
a. Pembersihan lokasi menggunakan Compresor. Ditunjukkan pada Gambar
3.15

Gambar 3.15 Pembersihan lokasi menggunakan Compresor


Aspek Pelaksanaan :
1. Membersihkan permukaan CTRB atau perkerasan aspal lama/baru
dari debu dan genangan air.
2. Pembersihan harus dilakukan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot.

b. Penyemprotan campuran aspal cair menggunakan Asphalt Sprayer atau


yang disebut Prime Coat. Ditunjukkan pada Gambar 3.16

Gambar 3.16 Penyemprotan campuran aspal cair menggunakan


Asphal Spayer (Prime Coat)
58

Aspek Pelaksanaan :
1. Pencampuran asphalt dan kerosene lalu panaskan.
2. Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan spesifikasi kecuali
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penyemprotan aspal dilakukan secara merata.

2) Proses produksi hotmix asphalt dengan Asphalt Mixing Plant.


Aspek Pelaksanaan :
1. Material aggregat hotmix asphalt dari quary diangkut ke base camp
menggunakan Dump Truck.
2. Sebelum dilaksanakan produk hotmix asphalt ditentukan dulu mix design
sesuai spesifikasi yang akan dilaksanakan oleh tim laboratorium Direksi
& Kontraktor.
3. Pengisian material hotmix asphalt ke cold bin Asphalt Mixing Plant
menggunakan Wheel Loader.

3) Proses pengangkutan hotmix asphalt dari Asphalt Mixing Plant menuju


lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck.
Aspek Pelaksanaan :
Pengiriman hotmix asphalt disesuaikan dengan lahan dilapangan untuk
mengantisipasi penurunan suhu akibat menunggu terlalu lama di lapangan.

4) Unloading hotmix asphalt dari Dump Truck ke Asphalt Finisher.


Aspek Pelaksanaan :
1. Sebelum hotmix asphalt dituangkan ke Asphalt Finisher dari Dump
Truck dilakukan pemeriksaan teperatur suhu terhadap hotmix asphalt
terlebih dahulu.
2. Kelancaran lalu lintas pada saat penuangan terhadap ruas badan jalan
eksisting akan terganggu akibat bagian Dump Truck yang masuk ke
badan jalan eksisting.
59

5) Hotmix asphalt dihampar menggunakan Asphalt Finisher dibantu tenaga


manusia dengan peralatan sekop/alat bantu. Ditunjukkan pada Gambar 3.17

Gambar 3.17 Penghampar Hotmix Asphalt AC - BC


Aspek Pelaksanaan :
1. Ketebalan hamparan hotmix asphalt harus sesuai trial pemadatan agar
ketebalan pada saat padat dapat tercapai sesuai elevasi rencana.
2. Kemiringan hamparan permukaan hotmix asphalt harus sesuai dengan
gambar rencana, baik pada daerah lurus maupun daerah yang
memerlukan super elevasi.
3. Kecepatan Asphalt Finisher harus dijaga agar tidak membahayakan
pengguna jalan eksisting.

6) Pemadatan hotmix asphalt menggunakan Tandem Roller dan Tyre Roller.


Ditunjukkan pada Gambar 3.18

Gambar 3.18 Pemadatan Hotmix Asphalt


60

Aspek Pelaksanaan :
1. Pemadatan pertama dengan Tandem Roller dengan kecepatan 3 - 4
km/jam dengan beberapa kali lintasan.
2. Pemadatan kedua dengan Tyre Roller dengan kecepatan < 10 km/jam
dengan beberapa kali lintasan.
3. Pemadatan terakhir dengan Tandem Roller sampai alur bekas roda
pemadat hilang. Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapikan tepi
hamparan dengan alat bantu.
4. Pemadatan dilakukan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sehingga setiap ruas akan menerima jumlah lintasan yang
sama.
5. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna
jalan eksisting.
6. Setiap lapis yang dirasa sudah padat dites kepadatannya untuk
mendapatkan kepadatan sesuai dengan spesifikasi.

3. Pekerjaan Pengaspalan Lapis AC – WC


1) Penyemprotan campuran aspal cair menggunakan Asphalt Sprayer.
a. Penyemprotan campuran aspal cair menggunakan Asphalt Sprayer atau
yang disebut Tack Coat. Ditunjukkan pada Gambar 3.19

Gambar 3.19 Penyemprotan campuran aspal cair menggunakan


Asphal Spayer (Tack Coat)
61

Aspek Pelaksanaan :
1. Pencampuran asphalt dan kerosene lalu panaskan.
2. Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan spesifikasi kecuali
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penyemprotan aspal dilakukan secara merata.

2) Proses produksi hotmix asphalt dengan Asphalt Mixing Plant.


Aspek Pelaksanaan :
1. Material aggregat hotmix asphalt dari quary diangkut ke base camp
menggunakan Dump Truck.
2. Sebelum dilaksanakan produk hotmix asphalt ditentukan dulu mix design
sesuai spesifikasi yang akan dilaksanakan oleh tim laboratorium Direksi
& Kontraktor.
3. Pengisian material hotmix asphalt ke cold bin Asphalt Mixing Plant
menggunakan Wheel Loader.

3) Proses pengangkutan hotmix asphalt dari Asphalt Mixing Plant menuju


lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck.
Aspek Pelaksanaan :
Pengiriman hotmix asphalt disesuaikan dengan lahan dilapangan untuk
mengantisipasi penurunan suhu akibat menunggu terlalu lama di lapangan.

4) Unloading hotmix asphalt dari Dump Truck ke Asphalt Finisher.


Aspek Pelaksanaan :
1. Sebelum hotmix asphalt dituangkan ke Asphalt Finisher dari Dump
Truck dilakukan pemeriksaan teperatur suhu terhadap hotmix asphalt
terlebih dahulu.
2. Kelancaran lalu lintas pada saat penuangan terhadap ruas badan jalan
eksisting akan terganggu akibat bagian Dump Truck yang masuk ke
badan jalan eksisting.
62

5) Hotmix asphalt dihampar menggunakan Asphalt Finisher dibantu tenaga


manusia dengan peralatan sekop/alat bantu. Ditunjukkan pada Gambar 3.20

Gambar 3.20 Penghamparan Hotmix Asphalt AC - WC


Aspek Pelaksanaan :
1. Ketebalan hamparan hotmix asphalt harus sesuai trial pemadatan agar
ketebalan pada saat padat dapat tercapai sesuai elevasi rencana.
2. Kemiringan hamparan permukaan hotmix asphalt harus sesuai dengan
gambar rencana, baik pada daerah lurus maupun daerah yang
memerlukan super elevasi.
3. Kecepatan Asphalt Finisher harus dijaga agar tidak membahayakan
pengguna jalan eksisting.

6) Pemadatan hotmix asphalt menggunakan Tandem Roller dan Tyre Roller.


Ditunjukkan pada Gambar 3.21

Gambar 3.21 Pemadatan Hotmix Asphalt menggunakan Tandem Roller


63

Aspek Pelaksanaan :
1. Pemadatan pertama dengan Tandem Roller dengan kecepatan 3 - 4
km/jam dengan beberapa kali lintasan.
2. Pemadatan kedua dengan Tyre Roller dengan kecepatan < 10 km/jam
dengan beberapa kali lintasan.
3. Pemadatan terakhir dengan Tandem Roller sampai alur bekas roda
pemadat hilang. Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapikan tepi
hamparan dengan alat bantu.
4. Pemadatan dilakukan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju kearah
sumbu jalan sehingga setiap ruas akan menerima jumlah lintasan yang
sama.
5. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna
jalan eksisting.
6. Setiap lapis yang dirasa sudah padat dites kepadatannya untuk
mendapatkan kepadatan sesuai dengan spesifikasi.

3.3 Kendala - Kendala yang Terjadi di Lapangan.


Selama dalam masa mengikuti pelaksanaan pekerjaan pada proyek
Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Ruas Pilang – Pulang Pisau terdapat
beberapa hal yang mengganggu kelancaran jalannya pekerjaan. Hal – hal tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Cuaca
Faktor cuaca merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dan terjadi
secara alamiah sehingga tidak dapat diatur secara langsung. Apabila terjadi
hujan maka pekerjaan harus dihentikan untuk sementara sehingga
menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.
b. Keterlambatan Pengiriman Peralatan.
Pada proyek ini peralatan alat berat mengalami keterlambatan
pengiriman oleh karena itu alat berat tersebut tidak dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lokasi sementara waktu.
64

c. Keterlambatan Pengiriman Material


Salah satu faktor yang juga mengganggu kelancaran jalannya pekerjaan
pada proyek ini adalah lambatnya pengiriman material sehingga pekerjaan
tertunda untuk sementara waktu.

3.4 Time Schedule


Time Schedule adalah rencana waktu yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek, meliputi semua item yang ada. Time Schedule ini menerangkan
kapan waktu dimulai pekerjaan, lama waktu pekerjaan, dan waktu selesai pekerjaan.
Guna dan Tujuan dalam pembuatan time schedule adalah :
1. Untuk mengetahui kapan dimulainya suatu item pekerjaan, lama pekerjaan, dan
rencana selesainya.
2. Sebagai pendoman untuk mempersiapkan sumber daya manusia (Man Power),
sesuai dengan waktunya.
3. Sebagai pendoman untuk mempersiapkan material pekerjaan, sesuai dengan
waktunya
4. Sebagai pendoman untuk penyediaan alat-alat kerja, sesuai dengan waktunya
5. Sebagai sumber data untuk memantau kecepatan atau keterlambatan progress
dari item pekerjaan, sehingga bisa dilakukan koreksi di lapangan untuk
mempercepat pekerjaan tersebut.
Berdasarkan time schedule ini diharapkan pekerjaan akan dapat diselesaikan
pada waktunya (150 hari kalender) terhitung sejak 8 Juli 2015. Time schedule ini
disusun berdasarkan urutan pekerjaan yang harus disahkan oleh pengawas lapangan,
konsultan pengawas dan pimpinan proyek.

Penyusunan time schedule dipengaruhi oleh faktor penentu antara lain:

1. Jenis atau macam pekerjaan yang terdapat dalam proyek.


2. Besarnya biaya proyek.
3. Jangka waktu pelaksanaan.
4. Keadaan atau kondisi medan yang terdapat pada lokasi proyek tersebut.
5. Penyediaan sumber tenaga, peralatan yang tersedia dan material yang
digunakan.
65

6. Pengaruh faktor-faktor lainya berupa :


a. Iklim
b. Cuaca
c. Musim dan lain-lainnya.
Ketetapan penetuan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta logika
ketergantungan antara pekerjaan satu dengan yang lainnya berkaitan sehingga terjadi
suatu kesinambungan pelaksanaan pekerjaan. Lamanya waktu pelaksanaan dan
penyelesaian suatu tahapan pekerjaan harus dihitung bobot persentase jenis pekerjaan
terhadap keseluruhan pekerjaan proyek. Perhitungan bobot persentase adalah sebagai
berikut :

Biaya suatu pekerjaan


Bobot persentase =  100% ........ (4.1)
Biaya total

Sedangkan perincian tentang perhitungan yang berhubungan dengan tenaga


kerja, material dan peralatan tersusun dalam rencana anggaran biaya proyek.
Perhitungan ini didasarkan pada :

1. Keefektifan penggunaan material (pentingnya material yang digunakan).


2. Jarak angkut (transportasi) material dari tempat ke lokasi pekerjaan.
3. Mudah atau sulitnya memperoleh material yang diperlukan di pasaran apabila
pada saat tertentu material tersebut tidak tersedia.
4. Pengolahan material sebelum dipergunakan dalam pekerja.
Time Schedule Preservasi Rekonstruksi Ruas Jalan Pilang – Pulang Pisau
ditunjukan pada lampiran 11 “Time Schedule”
66

3.5 Pengawasan

Laporan harian dilaksanakan setiap hari baik terhadap tenaga kerja, bahan, alat,
cuaca, maupun hasil pekerjaan. Laporan mingguan dilakukan berkala setiap minggu
dari komulatif harian yang nantinya menghasilkan progres mingguan. Laporan
bulanan dilakukan berkala setiap bulan dari komulatif mingguan yang nantinya
menghasilkan progres bulanan. Laporan akhir dilaksanakan pada akhir pelaksanaan
pekerjaan termasuk dilampirkan back up dan quality serta sub drawing dan as built
drawing.

Anda mungkin juga menyukai