Anda di halaman 1dari 102

PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT

JEMBATAN CISARONGGE PADA


PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
BEBAS HAMBATAN CISUMDAWU
PHASE 1

Disusun Oleh:
Dadan Deri Gusmawan
H1D011004

PENDAHULUAN
Latar Belakang Proyek
1. Salah satu prasarana transportasi yang
menunjang perekonomian adalah jalan
raya.
2. Semakin padatnya ruas jalan BandungCirebon.
3. Jalan yang sudah ada tidak
dimungkinkan untuk dilakukan pelebaran
dikarenakan medan dan lahan jalan yang
terbatas.

PENDAHULUAN
Tujuan Proyek
1. Meningkatkan perekonomian Provinsi Jawa
Barat khususnya Bandung, Cileunyi,
Sumedang dan Cirebon.
2. Meningkatkan kapasitas jalan yang
menghubungkan Bandung dan Cirebon.
3. Melengkapi Jaringan Jalan Tol Jakarta
Bandung Cirebon : Jakarta Cikampek
Purwakarta Padalarang Cileunyi
Sumedang Dawuan.
4. Membangun akses menuju Bandara
Internasional Jawa Barat.

PENDAHULUAN
Waktu dan Tempat
Dilaksanakan sejak tanggal 5 Agustus
2014 s/d November 2014 di Kecamatan
Pamulihan, Kab. Sumedang Jawa Barat.

PENDAHULUAN
Peta Lokasi

MANAJEMEN PROYEK
Unsur Pengelola Proyek
1. Pemilik (owner): Kementrian Pekerjaan
Umum Republik Indonesia melalui
Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Pelaksana (kontraktor): Shanghai
Construction Group Co., Ltd, Consortium of
PT. Wijaya Karya - PT. Waskita Joint
Operation.
3. Konsultan Pengawas (supervisor): PT.
Wahana Mitra Amerta (JO) Hi-Way Indotek
Konsultant PT. Diantama Rekanusa.

MANAJEMEN PROYEK
Hubungan Kerjasama Pengelola
Owner

Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi

Kontraktor

Konsultan
Pengawas

MANAJEMEN PROYEK
Pengendalian Proyek
1. Pengendalian Waktu
4.
. Time schedule
. Kurva S
2. Pengendalian Biaya
. Pencatatan
penggunaan material
. Pemanfaatan material
sisa
. Pengukuran ulang
volume pekerjaan
3. Pengendalian Mutu
. Penyimpanan
. Pengujian
. Pengukuran

Pengendalian K3L
. Pemasangan
rambu-rambu
proyek
. Penyiraman air di
daerah proyek
. Safety morning
. Safety Induction
. Pengadaan
peralatan safety

TINJAUAN UMUM
Ruang Lingkup Pekerjaan ( WIKA
section)
1. Pekerjaan main bridge Cisarongge
2. Pekerjaan normalisasi Sungai Cipaneon
3. Pekerjaan struktur overpass Pamulihan
4. Pekerjaan struktur overpass Cimasuk
5. Pekerjaan box culvert
6. Pekerjaan perkerasan kaku
7. Pekerjaan akses jalan lokal

TINJAUAN UMUM
Data Umum Proyek
1. Nama Proyek: Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan Cisumdawu Phase 1
2. Lokasi: Sta. 9+750 Sta. 12+000 dan
Sta. 13+100 Sta. 17+200, Kecamatan
Pamulihan dan Kecamatan
Rancakalong, Kabupaten Sumedang,
Provinsi Jawa Barat
3. Pemilik Proyek: Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementrian Pekerjaan Umum

TINJAUAN UMUM
4. Konsultan Perencana : PT. Perentjana
Djaja
5. Konsultan Pengawas : PT. Wahana
Mitra Amerta (JO) PT. Hi-Way Indotek
Konsultan PT. Diantama Rekanusa
6. Kontraktor Pelaksana : SCG CWW JO
(Shanghai Construction Group
Consortium WIKA-WASKITA JO)
7. Volume Pekerjaan: Main Road 6,350 Km
8. Nomor Kontrak : KU.08.08/P JBHC/228

TINJAUAN UMUM
9. Nilai Kontrak: Rp.
1.022.998.753.214,90 (Multi years)
10.Share : Job Location (SCG 70% - WIKA
20% - WASKITA 10%)
11.Tanggal kontrak : 8 Nopember 2011
12.Jenis Kontrak: Unit Price
13.Sistem pembayaran : Monthly
progress
14.Waktu Pelaksanaan : 24 Bulan
15.Waktu Pemeliharaan : 12 Bulan

TINJAUAN UMUM
Fasilitas Proyek
1. Kantor

TINJAUAN UMUM
Fasilitas Proyek
2. Basecamp dan Gudang

TINJAUAN UMUM
Fasilitas Proyek
3. Workshop

TINJAUAN UMUM
Fasilitas Proyek
4. Batching Plant

TINJAUAN UMUM
Fasilitas Proyek
5. Mess Karyawan dan Pekerja

TINJAUAN KHUSUS
Tinjauan Desain
1. Ketebalan pelat Jembatan Cisarongge
adalah 25 cm dengan concrete cover
setebal 30 mm. Panjang bentang dari
Abutment 1 menuju ke Pier 1 adalah
41,2 m dan lebar plat tanpa parafet
adalah 15,3 m.

TINJAUAN KHUSUS
Tinjauan Desain
2. Terdapat
dua
tipe
pelat
jembatan (slab) pada proyek
ini yaitu: tipe menerus dan
tidak menerus.

TINJAUAN KHUSUS
Slab tipe tidak menerus

Slab tipe menerus

TINJAUAN KHUSUS
Tinjauan Desain
2. Tulangan arah melintang: BJTD 16
150
Tulangan arah memanjang: BJTD
16 200
Tulangan tumpuan: BJTD 13 200
Tulangan ekstra: BJTD 13 - 150

TINJAUAN KHUSUS

TINJAUAN KHUSUS

TINJAUAN KHUSUS

PERALATAN & MATERIAL

Peralatan Pengukuran

PERALATAN & MATERIAL

Peralatan Pengukuran

Peralatan & Material


Peralatan Persiapan Lantai Kerja
1. Bondek

Peralatan & Material


Peralatan Persiapan Lantai Kerja
2. Las Blender

Peralatan & Material


Peralatan Persiapan Lantai Kerja
3. Ember

Peralatan & Material


Peralatan Persiapan Lantai Kerja
4. Sendok semen

Peralatan & Material


Peralatan Persiapan Lantai Kerja
5. Cangkul

Peralatan & Material


Peralatan Pemasangan Sistem Kantilever Parafet
1. Dynabolt

Peralatan & Material


Peralatan Pemasangan Sistem Kantilever Parafet
2. Bor beton

Peralatan & Material


Peralatan Pemasangan Sistem Kantilever Parafet
3. Climbing

Peralatan & Material


Peralatan Pemasangan Sistem Kantilever Parafet
4. Tenolid (multiplek)

Peralatan & Material


Peralatan Pemasangan Sistem Kantilever Parafet
5. Tangga

Peralatan & Material


Peralatan Pekerjaan Pembesian
1. Bar Cutter

Peralatan & Material


Peralatan Pekerjaan Pembesian
2. Bar Bender

Peralatan & Material


Peralatan Pekerjaan Pembesian
3. Tang/Gegep

Peralatan & Material


Peralatan Pekerjaan Pembesian
4. Kawat Bendrat

Peralatan & Material


Peralatan Pekerjaan Pembesian
5. Truk

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
1. Concrete Pump

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
2. Cangkul

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
3. Truk Mixer

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
4. Vibrator

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
5. Kawat Ayam

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
6. Penyangga Pipa

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
7. Pipa dan Balok Kayu

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
8. Pipa PVC dan Papan Kayu

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
9. Alat Penerangan

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
10. Sendok Perata

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
11. Sterofoam

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
12. Siku Galvanis

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
13. Alat Pembuat Alur/Grouver

Peralatan & Material


Peralatan Pengecoran
14. Beton Decking

Peralatan & Material


Peralatan Perawatan Beton (Curing)
1. Pompa Air

Peralatan & Material


Peralatan Perawatan Beton (Curing)
2. Truk

Peralatan & Material


Peralatan Perawatan Beton (Curing)
3. Tangki Air

Peralatan & Material


Peralatan Perawatan Beton (Curing)
4. Geoteks Non Woven

Peralatan & Material


Peralatan Perawatan Beton (Curing)
5. Antisol E 125

Peralatan & Material


Material
1. Beton
Beton

yang

pekerjaan

digunakan

untuk

pengecoran

slab

Jembatan Cisarongge adalah beton


tipe B-1 yaitu setara dengan K-350.

Peralatan & Material

Peralatan & Material


Material
2. Besi Tulangan
Besi

tulangan

yang

digunakan

untuk slab Jembatan Cisarongge


adalah besi tulangan deform (BJTD)
dengan

diameter

diameter 13 mm.

16

mm

dan

Peralatan & Material


Grade
BJTP24

Type
Plain
Round

Yield Stress or 0,2 Percent


Proof Stress (MPa)
235

BJTD30

Deformed

294

BJTD40

Deformed

392

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pengukuran
Pengukuran
dilakukan
terhadap
chamber girder. Dilakukan setiap 2,5
m panjang bentang girder pada
girder bagian dalam menuju sisi luar.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pengukuran
Dari pengukuran didapatkan elevasi aktual
slab dan akan dibandingkan dengan elevasi
rencana slab.
Dari pengukuran tersebut didapatkan data
elevasi aktual slab yang akan dibandingkan
dengan elevasi rencana slab.
Berdasarkan kedua data tersebut didapatkan
ketebalan aktual slab, jika ketebalan slab
kurang dari 20 cm maka elevasi rencana slab
harus
dinaikkan
hingga
mendapatkan
ketebalan minimum slab 20 cm.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Persiapan Lantai Kerja
1. Pemotongan Bondek
Bondek dipotong dengan ukuran
135 x 103 cm menggunakan las
blender.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Persiapan Lantai Kerja
2. Leveling pada Girder
Girder di leveling setinggi 2 cm
menggunakan Mortar.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Persiapan Lantai Kerja
3. Pemasangan bondek pada girder
Setelah girder di leveling, bondek
dipasangkan diantara girder dan
menambahkan mortar pada celah
antara bondek dengan girder.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pemasangan Sistem
Kantilever
1. Melubangi girder menggunakan
bor beton sedalam 16 1 cm.
Untuk menjangkau sisi girder
digunakan tangga.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pemasangan Sistem
Kantilever
2. Memasangkan climbing dengan
dikunci menggunakan dynabolt
panjang 20 cm dan balok kayu.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pemasangan Sistem
Kantilever
3. Memasangkan kayu usuk 5 x 7 cm
sejajar arah memanjang girder.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pemasangan Sistem
Kantilever
4. Memasangkan tenolid atau sejenis
multiplek (2,44 x 1,22 m )
memanjang searah bentang girder.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian
1. Pembentukan tulangan dengan
menggunakan bar cutter dan bar
bender.
2. Merangkai tulangan melintang serta
memanjang slab.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


3. Pada bentang dari abutment 1 (A1)
ke pier 1 terdapat 2 titik sambungan
dengan panjang penyaluran sebesar
40 x D. Sedangkan pada bentang
lebar jembatan hanya terdapat 1
sambungan.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


4. Pada ujung-ujung slab ditambahkan
tulangan tumpuan dengan
menggunakan tulangan D13 200,
dengan panjang 190 cm dan
panjang tekukan 15 cm. Tulangan ini
dipasang pada bagian atas dan
bawah.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


5. Tulangan tambahan/ekstra pada
pinggir slab dipasang menggunakan
tulangan D13 200 dengan
panjang 110 cm dan panjang
tekukan 10 cm. Pemasangan hanya
dilakukan pada bagian atasnya saja.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


6. Mengikat tulangan menggunakan
kawat bendrat dengan ikatan 1-4
sampai 1-5.
7. Spacer sejenis tulangan yang dibentuk
sedemikian rupa untuk menahan
tulangan agar tidak bergerak dari
posisinya.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Persiapan Pengecoran


1. memasang marking yang terbuat dari
besi tulangan. Besi marking ini diberi
tanda putih yang terbuat dari
semacam kertas dan dipasang 25 cm
dari pangkal bawah besi. Dipasang
dengan di las pada tulangan slab.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Persiapan Pengecoran


2. Memasangkan besi penyangga pipa
yang berbentuk seperti huruf Y juga
dilakukan bersamaan dengan
pemasangan besi marking.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Persiapan Pengecoran


Besi penyangga pipa ini berfungsi
untuk menyangga pipa galvanis yang
nantinya akan menjadi tumpuan balok
kayu sebagai tempat pijakan pekerja
saat meratakan beton redy mix.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Persiapan Pengecoran


3. Pemasangan kawat ayam di tulangan
pinggir slab yang dibatasi oleh
tulangan parafet.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Persiapan Pengecoran


4. Pemasangan block out yaitu sejenis
bekisting yang nantinya menjadi
tempat box drain diletakkan. Block out
berdimensi 32 x 45 cm dengan pipa
PVC diameter 16 cm tinggi 32 cm.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
Pengencoran menggunakan beton tipe B
yaitu setara dengan K-350 dengan
bantuan alat concrete pump. Pengecoran
dilakukan dari pukul 10 pagi sampai
dengan pukul 10 malam secara terus
menerus.
Alat concrete pump yang digunakan
memiliki spesifikasi loong boom dengan
panjang jangkauan boom nya adalah 25
m.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
1. Setting Concrete Pump
Setting dilakukan dengan mengatur
hidraulic jack yang berfungsi sebagai
penjaga
keseimbangan
concrete
pump.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
2. Pengisian Mortar
Mortar ini terdiri dari campuran semen,
pasir dan air kurang lebih 1m3 yang
berfungsi sebagai pengisi ruang
kosong (sirkulasi) yang berada di
sepanjang pipa.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
3. Pengisian Beton Ready Mix
Volume beton ready mix yang
dibutuhkan adalah sebanyak 167,89
m3. Tempat pengecoran setinggi
kurang lebih 15,2 m.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
4. Pengecoran dan Perataan
Para pekerja menggunakan alat
vibrator agar beton dapat padat dan
tidak berongga serta menggunakan
cangkul untuk meratakan.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
4. Pengecoran dan Perataan
Proses perataan dilakukan langsung
ketika beton sudah dihamparkan.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
5. Finishing
Proses ini dilakukan dengan meratakan
permukaan slab menggunakan sendok
perata. Pekerjaan ini dilakukan secara
khusus pada daerah permukaan slab
yang kurang rata setelah digunakan
alat perata yang ditarik.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pengecoran
Proses finishing selanjutnya adalah
memberikan alur melintang pada
beton baru dengan menggunakan alat
hasil modifikasi yang terbuat dari
bondek yang dibentuk menyerupai
sisir.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Perawatan (curing) Beton


Langkah pertama proses curing pada
beton plat adalah menyemprotkan
antisol E 125 pada permukaan beton
yang telah selesai di-finishing.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan Perawatan (curing) Beton


Selanjutnya curing dilakukan dengan
cara menghamparkan geoteks non
woven. Geoteks yang telah digelar di
atas slab kemudian dibasahi dengan
menggunakan air dari tangki air yang
diangkut
oleh
truk.
Penyiraman
dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada
pagi, siang dan sore.

EVALUASI

Permasalahan
1. Jika bondek dipasangkan pada girder
maka permukaan bondek dengan
girder tidak rata karena selisih 2 cm.
2. Terjadi keterlambatan untuk jadwal
pengecoran slab.
3. Jarak antara celah-celah girder
bervariasi di lapangan. Maka
dibutuhkan potongan bondek yang
sesuai dengan lebar celah yang
tersedia.

Solusi

EVALUASI

1. Untuk solusi poin pertama yaitu dengan cara menambah


mortar pada dudukan untuk bondek di girder setebal 2 cm.
Hal tersebut bertujuan untuk menaikkan dudukan bondek
sehingga jika bondek dipasang maka permukaan atas
bondek akan sama dengan permukaan atas girder.
2. Untuk keterlambatan jadwal pengecoran slab hal ini tidak
banyak yang dapat dilakukan selain mengoptimalkan jam
kerja hingga dilakukan lembur, mengingat sub-kontraktor
yang menangani pekerjaan erection girder tidak dapat
melakukan metode lain agar pekerjaan erection girder
dapat lebih cepat dilaksanankan. Sementara pekerjaan
pengecoran slab tidak dapat dilakukan sebelum erection
girder P1-P2 minimal setengah dari jumlah girdernya sudah
naik.
3. Untuk mengatasi keberagaman jarak antara girder maka
dilakukan pengukuran kembali, kemudian diambil lebar
bondek yang mewakili semua data lebar yang diketahui.

PENUTUP

Kesimpulan
1. Terdapat dua tipe slab yang dikerjakan
pada Proyek Jembatan Cisarongge ini
yaitu slab menerus dan tidak menerus.
Tipe menerus antara slab satu dengan
slab lainnya yang dipisahkan dengan
pier dicor bersamaan. Sedangkan
untuk slab tidak menerus proses
pengecorannya dilakukan pada pier
terlebih dahulu.

PENUTUP

Kesimpulan
2. Pada pelaksanaan pengecoran pelat
(slab) Jembatan Cisarongge
menggunakan beton tipe B-1 yang
setara dengan mutu K-350 dengan tipe
slab tidak menerus.
3. Pada pelaksanaan kerja praktek ini
tidak meninjau hingga pekerjaan
pengecoran dinding parafet dan
pelapisan aspal dikarenakan waktu
pelaksanaan yang masih cukup lama.

PENUTUP

Kesimpulan
4. Proses pengecoran hanya dapat
dilakukan setelah minimal
setengahnya jumlah girder (8 girder)
pada segmen P1-P2 telah terpasang.
Tujuannya agar beban beton ready mix
untuk pengecoran slab dapat
diimbangi dengan berat beban girder
pada segmen P1-P2.

PENUTUP

Kesimpulan
5. Komunikasi meskipun sering dianggap hal
yang sepele namun sangat berpengaruh
terhadap kelancaran kegiatan suatu
proyek. Tanpa komunikasi yang lancar,
baik itu antar owner dengan kontraktor
atau dengan konsultan tidak akan
menghasilkan out put yang diinginkan.
Oleh karena itu komunikasi mutlak harus
diperhatikan dengan seksama oleh
berbagai pihak yang terlibat baik itu
secara langsung ataupun tidak.

PENUTUP

Saran
1. Meninggkatkan komunikasi antar owner,
perencana, konsultan, dan pelaksana,
supaya terjalin kerjasama yang baik dan
menghasilkan out put pekerjaan yang
diharapkan.
2. Tetap menjaga kondisi nyaman dan kondisi
kekeluargaan saat bekerja. Karena dengan
kita bekerja dalam kondisi nyaman maka
hasil yang kita dapatkan akan maksimal,
tetapi dengan tidak menghiraukan kaidah/
aturan aturan yang telah disepakati
bersama.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai