Di susun oleh :
Ir. Asiyanto MBA, IPM
(Tim Diklat PT. Waskita Karya)
Diperbanyak & Didistribusi oleh :
Litbang Biro P5 & TI
2005
1
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA
I. UMUM
ARTI / MAKSUD.
2
Contoh gambar Struktur jembatan rangka baja
Plat buhul yang paling ujung , baik plat buhul bawah maupun yang atas,
biasanya dilebihi , untuk keperluan penyambungan dengan linking steel bila
diperlukan .
3
MACAM – MACAM JEMBATAN RANGKA
Pada dasarnya jembatan rangka baja memiliki prinsip yang sama, baik cara
perhitungan maupun sistim penyambungannya.
Hanya saja untuk keperluan-keperluan standarisasi, beberapa
produsen/pabrik membuat design standar dengan panjang bentang tertentu
(misalkan 30 m, 40 m, 50 m, dan 60 m), profil-profil batang tertentu, dan
mutu material tertentu pula.
Ada beberapa macam jembatan rangka baja yang sering kita temui pada
saat ini, ditinjau dari Negara pembuatnya, yaitu :
Jembatan rangka Belanda
Jembatan rangka Australia
Jembatan rangka Jepang
Jembatan rangka Inggris
4
Foto jembatan rangka baja Cilangkap, sedang dalam percobaan erection
di tempat fabrikasi ( Osaka , Jepang )
5
II. METODA PEMASANGAN
MACAM METODA
Ada 4 (empat) metoda yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan /
penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :
- Pemasangan dengan cara memakai perancah
- Pemasangan dengan cara cantilever ( pemasangan konsol
sepotong demi sepotong )
- Pemasangan dengan cara peluncuran.
a. Bentang tunggal
b. Bentang lebih dari satu
- Kombinasi dari ketiga cara diatas.
6
Mengunakan Perancah
Metoda menggunakan perancah dipilih bila kedaaan sungai sebagai berikut :
- Dasar sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga
memudahkan pemasangan tiang perancah
- Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang
perancah yang terlalu tinggi
- Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya-gaya
mendatar terhadap tiang perancah.
- Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan
tiang perancah
- Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga
sementara bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk semua metoda pemasangan, perlu dilakukan persiapan-persiapan
yang masak, sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
Hal ini penting sekali, untuk menghindari terhentinya pekerjaan pemasangan
ditengah-tengah kegiatan, yang akan mengundang resiko tinggi.
7
Menetapkan / menyiapkan lokasi penumpukan material jembatan,
sehingga tidak mengganggu kegiatan pemasangan, termasuk
material jembatan pembantu yang diperlukan dan mengamankan
dari banjir / air pasang.
Buat fasilitas yang baik pada daerah penumpukan material
jembatan, misalnya jalan masuk yang kuat, daerah yang rata dan
disediakan bantalan-bantalan dan dibuatkan saluran drainase yang
baik.
Sebelum material jembatan ditumpuk, lebih dahulu diberi tanda/
kode untuk masing-masing bagian dari jembatan ( misal kode A
untuk batang atas, B untuk batang bawah, V untuk batang vertical
dan D untuk batang diagonal ).
Tetapkan cara penumpukan bagian-bagian material jembatan,
sehingga memperlancar proses pengambilan bagian-bagian yang
akan dipasang sesuai urut-urutan pemasangannya.
Pada saat penumpukan, dilakukan recheking tentang ukuran/
dimensi material jembatan dan jumlahnya, dengan menggunakan
check list. Bila ada bagian-bagian yang rusak agar diperbaiki atau
dicari penggantinya segera.
Contoh cara penyimpanan / penumpukan komponen baja jembatan
rangka dapat dilihat dibawah ini :
Baja Propil H
8
Baja Melintang
Baja Siku
Jumlah, ukuran dan kelengkapan dari baut, mur, ring untuk struktur
sambungan harus dihitung lebih dahulu, dan jumlahnya harus
mempunyai cadangan sebesar 5 %.
Di check kesiapan dari peralatan yang akan digunakan.
Dikumpulkan gambar pelaksanaan dan informasi-informasi dari
perencanaan (design), antar lain :
9
- Perbedaan elevasi/level tiap-tiap titik buhul (bagian bawah)
jembatan dalam keadaan terpasang maupun pada saat
pemasangan.
- Berapa panjang, struktur yang dapat berfungsi sebagai
cantilever/konsol.
- Berat struktur jembatan per meter.
f1 f2 f3 f4 f3 f2 f1
f
L
10
Pasang tanda As jembatan pada perletakan jembatan
(abutment/pilar). Kemudian berdasarkan As tersebut tetapkan tanda
letak sisi rangka jembatan.
As jembatan a
Abutment a
Rangka Jembatan
Ganjal
Hydraulic Jack
Abutment
11
maka tiang-tiang perancah perlu dipancang secukupnya untuk kuat
mendukung beban selama pemasangan. Bila dasar sungai keras, dapat
diletakkan saja secara merata dan dilindungi kakinya dengan bronjong
batu / tumpukan batu / beton cor.
Tanah Keras
berbatu
Tanah Lunak
12
Perancah pendukung titik buhul sisi kiri dihubungkan dengan perancah
pendukung sisi kanan. Kemudian tiap baris dihubungkan dengan balok
seperlunya untuk jalan orang dan transport komponen jembatan.
Abutment
4 6 8 10 12 14
13
2 2 3 3 5 5 7 7 9 9 11
11 13
1 1 1 1 1 1 1
13
Prinsip urutan pemasangan adalah yang pertama seluruh batang
bawah(B1s/d B7), kemudian batang D1& D2, dilanjutkan D3&D4,
kemudian dihubungkan dengan A1,dan seterusnya .
Pengencangan bout dilaksanakan secara bertahap (dua tahap) yaitu :
- Tahap I, pada saat erection, pengencangan antara 70 % sampai 80
%, atau sekuat tenaga manusia.
- Tahap II, pada saat erection sudah selesai pengencangan baut
dilanjutkan sampai mencapai kekencangan 100 %.
Semua baut yang telah dikencangkan sesuai syarat kekencangannya,
diberi tanda dengan cat, untuk memudahkan pemeriksaan bila terjadi
perubahan (kendor). Tetapi karena umumnya jumlah bout mencapai
ratusan, maka untuk menjamin tidak terjadi perubahan , setelah
pengencangan 100%, bout di ikat dengan las titik.
Beton slab dicor pada saat jembatan sedang diatas ganjal .
Bout
Cat merah
12 8 10 14
4 2 6
5 1 3
Batang B Batang B
13 9 7 11
14
Bila semua batang telah tersusun dan kekuatan sambungan (baut) telah
cukup sesuai persyaratan dan beton slab telah cukup keras, maka kedua
ujung jembatan diangkat sedikit dengan jack/dongkrak, untuk melepas
balok ganjal ( baik yang ada di perletakan maupun yang ada pada
perancah ).
Rangka Jembatan
Bearing
Pad
Hydraulic Jack
Abutment
15
Beton lantai
Papan Bekisting
Balok kayu
Baji kayu
Balok Baja
As
Abutment Abutment
Jembatan
16
Khusus jembatan rangka baja yang menggunakan “rubber bearing”
(perletakan dari karet), pengecoran lantai beton jembatan dilakukan
pada saat jembatan masih didudukkan pada ganjal (perletakan
sementara). Bila pengecoran lantai beton dilakukan pada saat jembatan
terletak diatas rubber bearing, maka akan terjadi gaya geser yang cukup
besar pada rubber bearing, yang dapat mengakibatkan pecahnya rubber
bearing.
Lihat sket dibawah ini :
Rubber Bearing
Beton lantai
Rubber Bearing
17
Beton lantai dicor , dengan posisi rubber bearing bebas ( jembatan
ditahan oleh jack / dongkrak ) , setelah selesai pengecoran , jembatan
diletakkan pada rubber bearing dengan menurunkan jack . Dengan
demikian rubber bearing tidak mengalami deformasi ( masih utuh ).
SISTIM CANTILEVER
Sistim ini disebut cantilever, karena selama pemasangan, rangka
jembatan berfungsi sebagai cantilever.
Rangka jembatan dipasang sepotong demi sepotong dari salah ujungnya,
dalam keadaan menggantung, secara berangsur sampai mencapai ujung
yang lain.
Urut-urutan kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pekerjaan persiapan dilakukan seperti yang diuraikan pada bab
sebelumnya .
Daerah dibelakang abutment, tempat pemasangan jembatan,
dibersihkan dan diratakan, sekaligus untuk persiapan oprit.
Dipasang tanda As jembatan seperti pada uraian sebelumnya.
Jembatan pembantu dipasang lebih dulu ditempat yang telah
dibersihkan dan diratakan tersebut, yang berfungsi sebagai
pemberat(jembatan penyeimbang) bagi rangka jembatan pokok yang
akan dipasang sebagai cantilever. Karena letak jembatan pokok sudah
tertentu (berpedoman pada abutment yang ada), sedang struktur
penghubung (link set) juga sudah tertentu, maka letak jembatan
pembantu/penyeimbang harus menyesuaikan dari hal-hal tersebut.
Perletakan jembatan
Pembantu / pengimbang
18
Jembatan pembantu harus lebih berat dari jembatan yang akan
dipasang, dimana moment pemberat harus lebih besar dari 1,25 kali
moment yang dipasang. Bila jembatan pembantu kurang cukup
beratnya, maka dapat diberikan tambahan pemberat.
Linking steel
A
B C D
A B
b c
a d
( A x a ) + ( B x b ) 1,25 { ( C x c )+ ( D x d ) }
19
Pada sistem ini, ujung cantilever akan mengalami penurunan (defleksi),
oleh karena itu elevasi / tinggi ganjal harus diper-hitungkan agar elevasi
ujung cantilever, masih berada diatas elevasi abutment seberang .
Linking steel
20
Gambar detail linking steel dan ikatan angin
21
Untuk keamanan, agar ditambahkan beban (counter weight) pada trave
ujung, baru kemudian disusul dengan pemasangan rangka jembatan
sepotong demi sepotong secara cantilever.
Linking steel
Beban tambahan
22
Gambar detail pemberat diujung trave
23
Pemasangan batang-batang secara cantilever dilakukan dengan urutan
sebagai berikut :
4 7
1
2 2 5 5 8 8
3 6 9
Pertama kali dipasang link set, kemudian diujung link set dipasang dua
batang D1 & D2 yang sudah digabung, kemudian dipasang batan B1.
Berikutnya dipasang batang atas A1, yang diikuti dengan pemasangan
gabungan batang D3 & D4, dan dilanjutkan dengan batang B2. Begitu
seterusnya sampai trave paling ujung .Setiap satu trave, rangka kanan
dan rangka kiri dihubungkan dengan batang-batang melintang yang ada.
Jeep Crane
24
Plat form untuk kerja
Potongan A--A
25
Kegiatan lainnya, seperti menurunkan jembatan, melepas ganjal
pengencangan baut dan pengecoran lantai, dapat dilakukan dengan cara
yang sama pada uraian sistim perancah didepan.
26
Sisi abutment 1
Sisi abutment 2
27
Foto jembatan Liliba, Nusa Tenggara Timur
28
Foto Ganjal pada Linking Steel
29
SISTIM LAUNCHING ( PELUNCURAN )
Lingking Steel
Abutment
30
Tetapkan elevasi balok peluncur pada abutment tempat memulai
peluncuran dengan perhitungan agar ujung jembatan yang diluncurkan
tetap berada diatas elevasi abutment diseberangnya.
a
Roll
Balok peluncur
Jarak tinggi “a“ tersebut diatas, jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu
rendah, cukup untuk memasang ganjal saja.
31
Panjang
Trave
Roll
Setelah rel dan balok peluncur terpasang dengan baik, maka jembatan,
linking steel, dan jembatan pembantu dipasang didarat, diatas rel dan
balok peluncur, dengan menggunakan ganjal seperti penyetelan pada
sisitim perancah.
32
Disiapkan 6 (enam) buah Roller, dengan daya dukung sebesar berat
rangkaian jembatan yang akan diluncurkan. Pada masing-masing sisi
dipasang 3 buah Roller, satu di ujung belakang yang kedua di diatas
balok peluncur dan yang ketiga dipasang dibelakang roller kedua.
Bila seluruh rangkaian jembatan (termasuk juga jembatan pembantu)
telah selesai terpasang, dan sambungan-sambungan telah cukup kuat
sesuai persyaratan, maka kedua ujung jembatan diangkat dengan jack
(dongkrak) untuk melepas ganjal-ganjal, dan memasang Roller I, II, III.
Kemudian dongkrak diturunkan pelan-pelan sehingga jembatan terletak
dan didukung oleh Roller-Roller yang telah dipasang.
Roll
Ganjal Balok peluncur
Rel
Lingking Steel
Kabel penahan
Abutment
Sungai
33
Peluncuran jembatan dilakukan trave demi trave, untuk memberi
kesempatan pemindahan Roller yang sudah melewati balok peluncur.
a
Roll
Balok peluncur
34
Setelah jembatan bertumpu pada ganjal-ganjal tersebut, maka jembatan
pembantu dan struktur penyambung (linking steel) dibongkar, dan Roller-
roller serta balok peluncur disingkirkan.
35
Untuk jembatan dengan bentang lebih dari dua, peluncuran dapat dilakukan
dari arah mana saja, dan jembatan pembantu (counter weight) tidak
diperlukan, karena jembatan bentang yang satu dapat difungsikan sebagai
jembatan penyeimbang. Proses peluncuran pada dasarnya sama dengan
bentang tunggal, hanya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
L1 L2
L1 L2
Bila karena keadaan, penyetelan jembatan yang lebih panjang berada
pada posisi depan, maka jembatan yang pendek perlu ditambah
pemberat sebagai counter weight.
L1 L2
L1 L2
36
III. CARA PEMASANGAN RUBBER BEARING.
Pemasangan rubber bearing dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut
3.1. Jembatan diletakkan di atas perletakan sementara (ganjal)
sebelum didongkrak
37
3.3. Dongkrak dinaikkan sehingga jembatan terangkat setinggi yang
diperlukan, kemudian balok perletakan sementara bagian atas diambil,
dan dipasang balok ganjal/pengaman pada gelagar melintang.
38
3.4. Letakkan rubber bearing pada posisinya dengan didasari triplex
untuk mencegah kerusakan pada saat pengepresan, kemudian sisi
atas rubber bearing diolesi lem.
39
3.6. Rubber Bearing dibebani jembatan selama 15 s/d 20 menit, sampai
lem betul-betul rekat.
40
dibersihkan.
41
3.8. Perletakan dengan rubber bearing yang melekat, dibiarkan
menggantung menunggu pemasangan mortar di bawah rubber
bearing.
42
3.10. Jembatan di dongkrak naik, ganjal pengaman diambil, dan
kemudian jembatan diturunkan lagi pelan-pelan.
43
3.12. Ganjal pengaman dipasang lagi dengan konstruksi Baji / pasak
untuk memudahkan melepasnya, kemudian dongkrak diambil.
Baji
44
3.14. Setelah 3 (tiga) hari kemudian, ganjal pengaman dapat diambil
dengan cara melepas baji.
Dan setelah baji dilepas , maka seluruh ganjal dapat diambil .
45
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan jembatan rangka
baja, pada umumnya adalah sebagai berikut :
46
Bulldozer, digunakan untuk meratakan tanah lokasi penumpukan
material jembatan dan lokasi pemasangan jembatan didarat (oprit
jembatan), apabila tidak mungkin dilakukan dengan hanya
menggunakan tenaga manusia .
Theodolite, Water pass, dipergunakan untuk menetapkan As
jembatan dan titik-titik lain yang diperlukan selama pemasangan
jembatan, disamping juga untuk menetapkan pedoman elevasi.
Crane (Mobile crane/Crawler crane), dipergunakan untuk
membantu menurunkan material jembatan dan penyusunannya di
tempat penumpukan, bila batang-batangnya berukuran besar dan
terlalu berat untuk diangkat dengan tenaga manusia
47
Alat ini ada bermacam-macam kemampuan/daya angkatnya, dan
dipilih sesuai dengan berat beban yang akan diangkat.
48
Rel, berupa baja profil untuk landasan gerak roller.
Panjang rel disesuaikan dengan kebutuhan.
Balok peluncur, untuk landasan gerak roller, berfungsi seperti rel,
dipasang di dekat abutment tempat peluncuran dan panjangnya
lebih sedikit dari panjang trave rangka baja.
Alat-alat lain, yang dipakai untuk pemasangan batang-batang
jembatan seperti diuraikan pada butir 3.2.
V. P E NUTUP
Demikianlah uraian tentang construction method pelaksanaan jembatan
rangka baja ,secara garis besar . Pada dasarnya memang hanya ada tiga
macam method yaitu : Sistim Perancah , sistim Cantilever , dan Sistim
Peluncuran ( Launching ).
49
Didalam praktek , sering dilakukan kombinasi diantara tiga method dasar
tersebut . Misal untuk jembatan bentang darat menggunakan sistim perancah
karena masih memungkinkan ( tidak ada air ), sedang bagian tengah sungai
menggunakan sistim cantilever .
Pemilihan methode yang akan digunakan selain dipengaruhi oleh kondisi
alam setempat , kadang juga perlu dipikirkan kebiasaan dari tenaga yang
digunakan ( pengalamannya ), disamping itu juga ketersediaan peralatan
yang ada . Dengan diketahuinya beberapa alternatif method pelaksanaan,
maka sudah dipastikan bahwa biaya pelaksanaan sangat dipengaruhi oleh
method yang akan digunakan . Oleh karena itu kebijakan pemilihan method
pelaksanaan , harus dipertimbangkan dalam membuat cost estimasinya .
Demikianlah mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi yang lain , terutama
tentunya bagi para mahasiswa fakultas teknik jurusan sipil .
Namun demikian, buku ini tentu belum sempurna . Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki terbitan
berikutnya .
Jakarta , 2005
Ir. Asiyanto , MBA , IPM
DAFTAR PUSTAKA
1. Manual Erection Jembatan Callender Hamilton
2. Pengalaman sendiri
50