Anda di halaman 1dari 23

PONDASI

KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA


(KSLL)
BDE7/GDG/STRB/PDD/004/2015
OUTLINE
A. PENDAHULUAN

B. METODE PELAKSANAAN
a.Alat Yang Digunakan
b.Material & Bahan Bantu
c.Flowchart
d.Urutan Pelaksanaan

C. IMPLEMENTASI QSHE
a.Inspeksi
b.Test Plan
c.Quality Target

D. PRODUKTIFITAS PEKERJAAN

E. LANGKAH STRATEGIS

F. ASPEK RESIKO PEKERJAAN

G. REFERENSI VENDOR
Pondasi sistem KSLL merupakan kombinasi konstruksi bangunan bawah
konvensional yang menggabungkan pondasi plat beton pipih menerus yang di
bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah
di antara rib-rib. Pondasi KSLL memiliki kemampuan memperkecil resiko terjadinya
irregular differential settlement sehingga mampu mengikuti gerakan gempa baik dalam
arah horizontal maupun vertikal.
Sistem ini berhasil menjawab dilema yang timbul pada pondasi untuk gedung-
gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan di
atas tanah dengan daya dukung rendah. Konstruksi Sarang Laba-Laba ini ditemukan
oleh putra bangsa Indonesia, Ir. Ryantori dan (Alm) Ir. Sutjipto dan sekarang pemegang
patennya adalah PT. Katama Suryabumi. Konstruksi pondasi ini telah dikembangkan sejak
tahun 1976, namun baru ramai digunakan setelah terbukti kokoh saat gempa berkekuatan
besar menimpa Aceh dan Padang.

A. PENDAHULUAN 3
KSLL terdiri dari 2 (dua) bagian konstruksi, yaitu :
1. Konstruksi beton
Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih
menerus yang dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak
yang pipih tetapi tinggi. Apabila ditinjau dari segi
fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 (tiga) macam yaitu rib
konstruksi, rib settlement dan rib pengaku.
Penempatan/susunan rib-rib tersebut sedemikian rupa,
sehingga denah atas membentuk petak-petak segitiga
dengan hubungan yang kaku (Rigid).

2. Perbaikan tanah/pasir
Rongga yang ada diantara rib-rib / di bawah pelat diisi
dengan lapisan tanah/pasir yang memungkinkan untuk
dipadatkan dengan sempurna. Untuk memperoleh hasil
yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi
lapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm.
Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik
tersebut dapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan
batu karang sehingga bisa memperkecil dimensi pelat
serta rib- ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL
merupakan pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah
dipadatkan dengan baik.

A. PENDAHULUAN 4
a. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan :

 Excavator

 Perlengkapan Gali an Manual

 Truck Mixer

 Concrete Pump

 Tamping Rammer / Stamper

 Bar Bender/Cutter

 Theodolite

B. METODE PELAKSANAAN 5
b. Material & bahan bantu yang digunakan adalah sebagai
Keterangan :
berikut :

 Beton Readymix

 Besi Beton

 Material Bekisting

 Pasir

B. METODE PELAKSANAAN 6
c. FLOW CHART

Pekerjaan Persiapan

Pengukuran (Surveying)

Pekerjaan Konstruksi Rib

TIDAK Perbaiki
YA
Pengurugan Tanah/Pasir Pada
Inspeksi Rongga Rib dan Dipadatkan

TIDAK Perbaiki
YA
Pekerjaan Lantai Kerja (LC)
Inspeksi

Pekerjaan Plat Beton

FINISH

B. METODE PELAKSANAAN 7
d. Urutan Pelaksanaan
INSPECTION-1
1. Pekerjaan Persiapan

• TESTING-1
Persiapan Lahan
• Seleksi dan Negosiasi Vendor
• Pengadaan Alat, Material, dan Lokasi Penyimpanannya
• Persiapan kelengkapan K3

B. METODE PELAKSANAAN 8
2. Pekerjaan Pengukuran (Surveying)

Pekerjaan survey ditujukan untuk mendapat acuan posisi, jarak, dan As


pondasi bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan survey
dilakukan menggunakan theodolite dan waterpass berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok.

B. METODE PELAKSANAAN 9
3. Pekerjaan Konstruksi Rib

Pekerjaan konstruksi rib dimulai dengan menggali jalur-jalur rib. Galian INSPECTION-2
dilakukan sedalam 15-20 cm dan kemudian dicor yang nantinya akan menjadi
acuan konstruksi rib diatasnya. Penggalian dilakukan secara manual apabila
lokasi sulit untuk dijangkau excavator. Setelah digali, pekerjaan dilanjutkan
dengan pembesian serta pemasangan bekisting. Sebelum rib dicor, dilakukan
inspeksi/checklist kesiapan dan ketepatan pemasangan besi dan bekisting.

Galian Jalur Rib Pembesian Rib Pengecoran Rib

B. METODE PELAKSANAAN 10
4. Pekerjaan Pengurugan Tanah/Pasir dan Pemadatannya

Setelah beton pada rib mencapai umur rencana, dilanjutkan INSPECTION-3


pembongkaran bekisting rib. Tahap berikutnya adalah pengurugan tanah dan
pasir pada rongga-rongga rib yang menyerupai sarang laba-laba.
Tanah/pasir tersebut harus dipadatkan dengan sempurna. Untuk
memperoleh hasil yang optimal, maka pemadatan menggunakan
stamper dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis tidak
lebih dari 20 cm, sedangkan pada umumnya 2 atau 3 lapis teratas
harus melampaui batas 90% atau 95% kepadatan maksimum (Standart
Proctor).

Pengurugan Pemadatan Hasil Akhir


Pemadatan

B. METODE PELAKSANAAN 11
5. Pekerjaan Lantai Kerja

Setelah urugan pasir dipadatkan, dilanjutkan dengan pengecoran lantai


kerja untuk plat konstruksi sarang laba-laba ini. Tujuan dibuatnya lantai kerja
antara lain adalah untuk memudahkan kerataan permukaan terjaga, lahan
menjadi tidak kotor dan becek, tumpuan untuk besi plat, serta
mengantisipasi up-lift force tanah dibawahnya.

B. METODE PELAKSANAAN 12
6. Pekerjaan Plat beton

Tahapan terakhir dari konstruksi sarang laba-laba adalah plat beton INSPECTION-4
yang membentuk sarang laba-laba yang membuat keseluruhan konstruksi
menjadi satu kesatuan (monolit) dan lebih kaku.

Pembesian

Hasil Akhir Pengecoran

B. METODE PELAKSANAAN 13
a. Inspeksi
1. Pra-pelaksanaan

Material yang akan digunakan

Koordinat dan As bangunan

Kondisi lahan

C. IMPLEMENTASI QSHE 14
a. Inspeksi
2. Pekerjaan Konstruksi Rib

Kelurusan dan kesesuaian dengan As


Bangunan

Pemasangan Besi dan Bekisting

Pengecoran Rib

C. IMPLEMENTASI QSHE 15
a. Inspeksi
3. Pekerjaan Pengurugan Tanah/Pasir dan Pemadatannya

Tanah asli dipadatkan terlebih dahulu

Pemadatan tanah/pasir secara bertahap


(per layer max. per 20cm)

2 lapis teratas harus melampaui


batas 90% atau 95% kepadatan
maksimum (Standart Proctor)

C. IMPLEMENTASI QSHE 16
a. Inspeksi
4. Pekerjaan Plat Beton

Pembuatan lantai kerja (LC)

Pemasangan besi plat serta stek untuk


kolom/dinding

Pengecoran plat beton

C. IMPLEMENTASI QSHE 17
b. Test Plan
1. Material Yang Digunakan

No Inspection Acceptance Inspection Frequency Record PIC


Criteria Type
1 Uji besi - Mutu besi < 10 mm U Tes kuat Setiap - Mill sheet Logistik & QC
24. tarik besi pendatangan - Hasil Tes di
- Mutu besi ≥ 10 mm U 39 (per 100 Ton) Lab
Independent

2 Uji beton - Nilai Slump sesuai - Visual -Slump  - Nilai QC


permintaan setiap TM Slump

- Identifikasi tanggal, lokasi - Sampel


dan mutu harus jelas. Kubus  15 - Kuat
sampel tekan
- Kuat tekan sesuai setiap 100 pada umur
rencana Tes kuat m3) 7, 14, dan
tekan beton 28 hari

C. IMPLEMENTASI QSHE 18
c. Quality Target

 Rib lurus dan tidak keropos


 Tanah urug padat sempurna
 Permukaan plat beton rata
 Ukuran sesuai shop drawing

C. IMPLEMENTASI QSHE 19
 NB: Asumsi produktifitas per zone (20m x 20m)

No Aktivitas Pekerjaan Range Waktu Ket.


1 Persiapan Lahan dan Surveying 2-3 hari
2 Galian Jalur Rib 1-2 hari
3 Pembesian Rib 2-3 hari
4 Pemasangan Bekisting Rib 1-2 hari
5 Pengecoran Rib 0-1 hari
6 Pengurugan Tanah/Pasir 8-9 hari (7 Hari Setelah Cor Rib)

7 Pemadatan Tanah/Pasir 2-3 hari


8 Pengecoran Lantai Kerja 0-1 hari
9 Pembesian Plat Lantai 2-3 hari
10 Pengecoran Plat Lantai 0-1 hari
11 Finish 7-8 hari (7 Hari Setelah Cor Plat)

Total 25-36 hari

D. PRODUKTIFITAS PEKERJAAN 20
 Melakukan koordinasi dengan tim lapangan mengenai metode,
tahapan, dan apa yang harus diperhatikan, karena konstruksi
sarang laba-laba masih awam bagi sebagian pekerja.
 Memastikan tanah/pasir yang digunakan untuk pengisi rongga
antar rib merupakan tanah yang stabil (tidak ekspansif) sehingga
mudah saat dipadatkan
 Melakukan koordinasi dengan kontraktor/subkontraktor yang yang
terkait seperti untuk pemasangan sparring pipa, gutter area
kitchen, dan lain-lain.
 Konstruksi Rib harus sedemikian hingga seluruh
rib, tanah, dan plat beton menjadi satu kesatuan
(monolit) dan kaku.
 Pelaksanaan inspeksi sesuai Inspection Plan
yang dibuat, agar target mutu yang
direncanakan dapat tercapai.

E. LANGKAH STRATEGIS 21
 Saat tender, peninjauan lapangan (kondisi lapangan eksisting)
dilakukan kurang mendetail, sehingga tidak sesuai pada saat
pelaksanaan.
 Ketepatan pengukuran sangat diperlukan agar struktur rib
lurus, dan membentuk kesatuan yang kokoh.
 Tanah/pasir yang dipakai tidak stabil dan sulit dipadatkan,
berpotensi terjadi penggantian tanah (re-work).
 Tanah dasar tidak dipadatkan terlebih dahulu, bisa
mengakibatkan terjadi penurunan lapisan tanah diatasnya,
sehingga ada rongga antara tanah.pasir dengan plat beton.

F. ASPEK RESIKO PEKERJAAN 22


Nama Contact
Alamat No Telp/Fax
Perusahaan Person
Gedung Sentra Pemuda
021-7864046 /
PT Katama Suryabumi * Jl. Pemuda Kav. 61 No. 38 Agus B Sutopo
021-47862149
Jakarta 13220

* Perusahaan pemilik hak paten teknologi konstruksi sarang laba-laba (KSLL)

G. REFERENSI VENDOR 23

Anda mungkin juga menyukai