B. METODE PELAKSANAAN
a.Alat Yang Digunakan
b.Material & Bahan Bantu
c.Flowchart
d.Urutan Pelaksanaan
C. IMPLEMENTASI QSHE
a.Inspeksi
b.Test Plan
c.Quality Target
D. PRODUKTIFITAS PEKERJAAN
E. LANGKAH STRATEGIS
G. REFERENSI VENDOR
Pondasi sistem KSLL merupakan kombinasi konstruksi bangunan bawah
konvensional yang menggabungkan pondasi plat beton pipih menerus yang di
bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah
di antara rib-rib. Pondasi KSLL memiliki kemampuan memperkecil resiko terjadinya
irregular differential settlement sehingga mampu mengikuti gerakan gempa baik dalam
arah horizontal maupun vertikal.
Sistem ini berhasil menjawab dilema yang timbul pada pondasi untuk gedung-
gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan di
atas tanah dengan daya dukung rendah. Konstruksi Sarang Laba-Laba ini ditemukan
oleh putra bangsa Indonesia, Ir. Ryantori dan (Alm) Ir. Sutjipto dan sekarang pemegang
patennya adalah PT. Katama Suryabumi. Konstruksi pondasi ini telah dikembangkan sejak
tahun 1976, namun baru ramai digunakan setelah terbukti kokoh saat gempa berkekuatan
besar menimpa Aceh dan Padang.
A. PENDAHULUAN 3
KSLL terdiri dari 2 (dua) bagian konstruksi, yaitu :
1. Konstruksi beton
Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih
menerus yang dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak
yang pipih tetapi tinggi. Apabila ditinjau dari segi
fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 (tiga) macam yaitu rib
konstruksi, rib settlement dan rib pengaku.
Penempatan/susunan rib-rib tersebut sedemikian rupa,
sehingga denah atas membentuk petak-petak segitiga
dengan hubungan yang kaku (Rigid).
2. Perbaikan tanah/pasir
Rongga yang ada diantara rib-rib / di bawah pelat diisi
dengan lapisan tanah/pasir yang memungkinkan untuk
dipadatkan dengan sempurna. Untuk memperoleh hasil
yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi
lapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm.
Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik
tersebut dapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan
batu karang sehingga bisa memperkecil dimensi pelat
serta rib- ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL
merupakan pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah
dipadatkan dengan baik.
A. PENDAHULUAN 4
a. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan :
Excavator
Truck Mixer
Concrete Pump
Bar Bender/Cutter
Theodolite
B. METODE PELAKSANAAN 5
b. Material & bahan bantu yang digunakan adalah sebagai
Keterangan :
berikut :
Beton Readymix
Besi Beton
Material Bekisting
Pasir
B. METODE PELAKSANAAN 6
c. FLOW CHART
Pekerjaan Persiapan
Pengukuran (Surveying)
TIDAK Perbaiki
YA
Pengurugan Tanah/Pasir Pada
Inspeksi Rongga Rib dan Dipadatkan
TIDAK Perbaiki
YA
Pekerjaan Lantai Kerja (LC)
Inspeksi
FINISH
B. METODE PELAKSANAAN 7
d. Urutan Pelaksanaan
INSPECTION-1
1. Pekerjaan Persiapan
• TESTING-1
Persiapan Lahan
• Seleksi dan Negosiasi Vendor
• Pengadaan Alat, Material, dan Lokasi Penyimpanannya
• Persiapan kelengkapan K3
B. METODE PELAKSANAAN 8
2. Pekerjaan Pengukuran (Surveying)
B. METODE PELAKSANAAN 9
3. Pekerjaan Konstruksi Rib
Pekerjaan konstruksi rib dimulai dengan menggali jalur-jalur rib. Galian INSPECTION-2
dilakukan sedalam 15-20 cm dan kemudian dicor yang nantinya akan menjadi
acuan konstruksi rib diatasnya. Penggalian dilakukan secara manual apabila
lokasi sulit untuk dijangkau excavator. Setelah digali, pekerjaan dilanjutkan
dengan pembesian serta pemasangan bekisting. Sebelum rib dicor, dilakukan
inspeksi/checklist kesiapan dan ketepatan pemasangan besi dan bekisting.
B. METODE PELAKSANAAN 10
4. Pekerjaan Pengurugan Tanah/Pasir dan Pemadatannya
B. METODE PELAKSANAAN 11
5. Pekerjaan Lantai Kerja
B. METODE PELAKSANAAN 12
6. Pekerjaan Plat beton
Tahapan terakhir dari konstruksi sarang laba-laba adalah plat beton INSPECTION-4
yang membentuk sarang laba-laba yang membuat keseluruhan konstruksi
menjadi satu kesatuan (monolit) dan lebih kaku.
Pembesian
B. METODE PELAKSANAAN 13
a. Inspeksi
1. Pra-pelaksanaan
Kondisi lahan
C. IMPLEMENTASI QSHE 14
a. Inspeksi
2. Pekerjaan Konstruksi Rib
Pengecoran Rib
C. IMPLEMENTASI QSHE 15
a. Inspeksi
3. Pekerjaan Pengurugan Tanah/Pasir dan Pemadatannya
C. IMPLEMENTASI QSHE 16
a. Inspeksi
4. Pekerjaan Plat Beton
C. IMPLEMENTASI QSHE 17
b. Test Plan
1. Material Yang Digunakan
C. IMPLEMENTASI QSHE 18
c. Quality Target
C. IMPLEMENTASI QSHE 19
NB: Asumsi produktifitas per zone (20m x 20m)
D. PRODUKTIFITAS PEKERJAAN 20
Melakukan koordinasi dengan tim lapangan mengenai metode,
tahapan, dan apa yang harus diperhatikan, karena konstruksi
sarang laba-laba masih awam bagi sebagian pekerja.
Memastikan tanah/pasir yang digunakan untuk pengisi rongga
antar rib merupakan tanah yang stabil (tidak ekspansif) sehingga
mudah saat dipadatkan
Melakukan koordinasi dengan kontraktor/subkontraktor yang yang
terkait seperti untuk pemasangan sparring pipa, gutter area
kitchen, dan lain-lain.
Konstruksi Rib harus sedemikian hingga seluruh
rib, tanah, dan plat beton menjadi satu kesatuan
(monolit) dan kaku.
Pelaksanaan inspeksi sesuai Inspection Plan
yang dibuat, agar target mutu yang
direncanakan dapat tercapai.
E. LANGKAH STRATEGIS 21
Saat tender, peninjauan lapangan (kondisi lapangan eksisting)
dilakukan kurang mendetail, sehingga tidak sesuai pada saat
pelaksanaan.
Ketepatan pengukuran sangat diperlukan agar struktur rib
lurus, dan membentuk kesatuan yang kokoh.
Tanah/pasir yang dipakai tidak stabil dan sulit dipadatkan,
berpotensi terjadi penggantian tanah (re-work).
Tanah dasar tidak dipadatkan terlebih dahulu, bisa
mengakibatkan terjadi penurunan lapisan tanah diatasnya,
sehingga ada rongga antara tanah.pasir dengan plat beton.
G. REFERENSI VENDOR 23