NO : BDE7/GDG/STR/PON/001/2015
OUTLINE
A. PENDAHULUAN
B. METODE PELAKSANAAN
a.Alat Yang Digunakan
b.Material & Bahan Bantu
c.Flowchart
d.Urutan Pelaksanaan
C. IMPLEMENTASI QSHE
a.Inspeksi
b.Quality Target
D. LANGKAH STRATEGIS
A. PENDAHULUAN 3
a. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan :
1. Gerobak dorong
1 2 2. Pengaduk Molen
3.Pacul
4.Sekop
5. Cetok /
6.Teodolite
7.Alat Bantu
3 4 5 6
B. METODE PELAKSANAAN 4
b. Material & bahan bantu yang digunakan adalah sebagai
Keterangan :
berikut :
1. Batu Kali
1 2 3 2. Pasir
3. Semen
4. Air
5. Balok kayu
6. Benang
4 5 6
B. METODE PELAKSANAAN 5
c. FLOW CHART
START
A
Pekerjaan Persiapan Pemasangan
pasangan batu kali
Pemilihan metode
(Urutan pelaksanaan, TIDAK
Perapihan dan finish
jenis & jumlah alat) atas pondasi
Perbaiki
Pengukuran dan
Pemasangan bouwplank Inspeksi
B. METODE PELAKSANAAN 6
d. Urutan Pelaksanaan
1.Pekerjaan persiapan meliputi : pengadaan material ,
pengaturan lokasi stock yard, pendatangan alat kerja,
kelengkapan K3, dll
B. METODE PELAKSANAAN 7
2. Pemilihan metode pemancangan (urutan, jumlah alat yang dipakai dll)
B. METODE PELAKSANAAN 8
Keterangan :
3. Pengukuran untuk menentukan lokasi pemasangan pondasi
1. Pengukuran
batu kali sesuai gambar rencana
lokasi
4. Pembuatan galian sesuai kedalaman rencana, dengan
pemasangan
membuat miring sisi-sisinya hingga memperoleh sudut
pondasi
kemiringan yang stabil / tidak longsor
2.Galian tanah dan
5. Pasang patok bantu / bouwplank untuk memperoleh
pemasangan
pasangan batu kali yang lurus dan sesuai ukuran
bouwplank
1
2
B. METODE PELAKSANAAN 9
6. Gelar dan ratakan pasir urug dengan tebal 5 cm dan padatkan
7. Pasang profil dari kayu, untuk mempermudah dalam pembuatan pasangan batu
kali sesuai design, sehingga hasilnya menjadi lebih baik
8. Susun Pasangan batu kosong / anstamping sebagai landasan pasangan batu kali
7
6
B. METODE PELAKSANAAN 10
9. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
10. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm
11. Buat adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 5 kemudian campur air
secukupnya sebagai alat pengikat dengan menggunakan alat pengaduk molen /
cangkul
12. Susun batu kali dengan spesi sebagai pengikat antar batu kali tersebut
13. Isi dan padatkan rongga-rongga yang masih ada antara pasangan batu kali
14. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
B. METODE PELAKSANAAN 11
15. Sediakan tempat untuk lubang-lubang stek kolom dan keperluan lainnya
16. Cor stek-stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya
17. Setelah pasangan mengeras, bagian sisi pondasi diurug kembali.
B. METODE PELAKSANAAN 12
a. Inspeksi
INSPEKSI – Pasangan batu kali
a. Cek kelurusan pasangan batu kali sudah sesuai gambar rencana atau tidak
b. Cek permukaan bidang luar pasangan batu kali rapi dan lurus
c. Cek kepadatan spesi campuran batu kali sudah baik atau belum
d. Cek stek-stek kolom atau lainnya sudah sesuai atau belum
C. IMPLEMENTASI QSHE 13
c. Quality Target
C. IMPLEMENTASI QSHE 14
Untuk mendapatkan hasil dari produk sesuai dengan quality target yang sudah
ditetapkan, diperlukan adanya saran dan usulan terhadap pekerjaan yang akan di
kerjakan, seperti contoh berikut ini :
1. Saat Tender (sewaktu pengecekan kondisi eksisting) harus mengetahui
ketersediaan bahan material alam di site, tersedia atau tidak
2. Sewaktu pelaksanaan, dalam pendatangan material alam terutama batu kali dan
pasir harus sesuai spesifikasi agar didapat kekuatan yang baik
3. Waktu pelaksanaan sebaiknya tidak dilakukan pada musim hujan, karena akan
sulitnya mencari material alam (tutupnya tambang) dan pemasangan pondasi
beresiko mengurangi kualitas campuran spesi tersebut
D. LANGKAH STRATEGIS 15
ASPEK RESIKO DALAM PEKERJAAN PONDASI BATU KALI ANTARA LAIN :
a. Masa Tender
1. Sulitnya mencari material alam batu kali dan pasir yang mempunyai kualitas yang baik
2. Tingginya harga material alam batu kali, pasir dan semen karena tidak banyak tersedia di
lokasi proyek / jauh dari quarry
b. Masa Konstruksi
1. Tutupnya tambang material alam batu kali dan pasir akibat faktor cuaca
2. Terhambatnya pelaksanaan di lapangan akibat terkendala faktor cuaca
3. Kurangnya pengawasan di lapangan dan keterampilan pekerja, sehingga kualitas
pondasi baik itu dari kelurusan maupun kekuatan tidak terjaga