Anda di halaman 1dari 16

PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM

PT. BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)


OUTLINE
A. PENDAHULUAN

B. METODE PELAKSANAAN
a.Alat Yang Digunakan
b.Material & Bahan Bantu
c.Flowchart
d.Urutan Pelaksanaan

C. IMPLEMENTASI QHSE
a.Inspeksi
b.Test Plan
c.Quality Target
A. PENDAHULUAN

Pile cap merupakan konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang sehingga menjadi tiang kelompok (pile group) dan
penghubung antara tiang pancang dengan kolom. Pile cap mempunyai fungsi untuk menyebarkan beban ke pile grup. Tie beam
biasanya di gunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lainya, tie beam juga berfungsi untuk
menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah. langkah pengerjaan tie beam bersamaan
dengan pile cap..

B. METODE PELAKSANAAN

a. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan :


1 2 1. Excavator + Alat gali
(cangkul & ganco)
2. Pengki
3. Jidar
4. Vibrator
5. Teodolite/Waterpass
6. Palu
7. Pahat
4 8. Blender las

3 5

8
6
7
B. METODE PELAKSANAAN

b. Material & bahan bantu yang digunakan adalah sebagai Keterangan :


berikut : 1.Besi beton
2.Beton mix
1 2 3
3.Batako (untuk pile cap
conventional)
4.Multiplek (untuk Pile
cap yang didesain diatas
permukaan tanah)
5.Pile cap Precast
(Kondisional by owner
atau keadaan tanah)
6.Semen dan pasir

5 6

4
B. METODE PELAKSANAAN

c. Flow Chart

START
A
Pekerjaan Persiapan
Pembesian
Pengukuran Perbaiki
Tidak
Galian pile cap Inspeksi
sesuai gambar Ya
pengecoran
Pemotongan tiang
pancang
FINISH
Bekisting batako

A
B. METODE PELAKSANAAN

d. Urutan Pelaksanaan
1. Pekerjaan persiapan
Meliputi : pembuatan shopdrawing, pengadaan material dan alat .

2. Pengukuran dan pembuatan bowplank


Pengukuran dilakukan untuk :
1. Menentukan elevasi
Galian
2. Penentuan ukuran pile
cap.
3. Menentukan ukuran
bekisting batako.
B. METODE PELAKSANAAN
3. Galian pilce cap

4. Pemotongan tiang pancang

Bobokan PileCap
Disisakan 10 cm dari
tanah
B. METODE PELAKSANAAN
5. Pemasangan bekisting batako/bata

Sebelum mengerjakan pemasangan bekisting


batako, sebaiknya lantai dasar pile cap sudah di urug
dengan pasir dan dipasang lantai kerja

Dan pada beberapa kasus umumnya sebelum


dipasang bekisting tanah hasil galian akan disemprot
anti rayap terlebih dahulu (sesuai spesifikasi)
B. METODE PELAKSANAAN
6. Pembesian pile cap
INSPECTION-1

a. Pemotongan besi
sesuai dengan base
start dan pemasangan
besi pile cap & tie
beam

b. Pemasangan
pembesian kolom
diatasnya dan
pemasangan besi
terkait pile cap
B. METODE PELAKSANAAN
7. Pengecoran Pile cap
C. IMPLEMENTASI QHSE

a. INSPEKSI

a. Pemasangan besi, sudah sesuai dengan shop drawing, stek untuk kolom diatasnya
apakan sudah sesuai juga dengan shop drawing yang ada.
b. Pekerjan mekanikal elektrikal yang terkait dengan pekerjaan pile cap dan tie beam.
c. Pengujian Slump beton pile cap & tie beam sebelum pengecoran
d. Suhu beton Pengecoran disyaratkan tidak lebih dari 32°. Setelah pengecoran
dilakukan kontrol sebagai berikut:
- Pemadatan sesuai dengan metode dan persyaratan
- Permukaan rata
- Perawatan beton telah sesuai
- Hasil pengecoran
C. IMPLEMENTASI QHSE

b. TEST PLAN Keterangan :


1. Pengujian Slump Beton
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton/ kelecakan beton yang
berhubungan dengan mutu beton.
a) Peralatan uji slump yaitu kerucut abrams disiapkan dengan ukuran diameter atas 10 cm
dan diameter bawah 20 cm, serta tinggi 30 cm. Tongkat baja dengan panjang 60 cm
dan diameter 16 mm.
b) Kerucut abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap air, Slump Test (cm)
Mutu
biasanya menggunakan alas berupa tripleks. Beton Tanpa Integral Dengan Integral
Waterproofing Waterproofing
c) Kemudian adukan beton dimasukkan dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya, dan
setiap lapis ditusuk 25-30 kali dengan menggunakan tongkat baja supaya adukan yang K- 350 12 ± 2 16 s/d 18 ± 2

masuk dalam kerucut lebih padat. K- 400 12 ± 2 16 s/d 18 ± 2

d) Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan dan
kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati.
e) Kerucut abrams dibuka dan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
f) Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai kekentalan dari
adukan beton tersebut.
g) Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh digunakan.
C. IMPLEMENTASI QHSE

b. TEST PLAN Keterangan :


2. Pengujian Kuat Tekan Beton
Tes uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran), serta
dapat menentukan waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai.
a) Silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dipersiapkan.
b) Cetakan silinder diletakkan pada pelat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi
dalamnya diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton
dari cetakannya.
c) Adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test dimasukkan ke dalam cetakan
yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama.
d) Adukan beton ditusuk- tusuk sebanyak 10 kali tiap lapisan.
e) Bagian atasnya diratakan dan diberi kode tanggal pembuatan.
f) Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama waktu tertentu,
kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 4,
14, dan 28 hari.
g) Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi hancur kemudian mencatat beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
C. IMPLEMENTASI QHSE

b. TEST PLAN Keterangan :


3. Pengujian Kuat Tarik Besi
Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai.
Tulangan diambil sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1
meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa
ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja
a) Pemeriksaan Visual Tulangan
Yaitu meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai dengan jangka sorong dan
pemeriksaan tulangan terhadap adanya cacat luar.
b) Pengujian Tarik Tulangan
Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter dengan
menggunakan mesin uji tarik sehingga didapatkan data regangan, tegangan leleh
maupun kuat tarik baja.
c) Pengujian Lengkung Statis Tulangan
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai
diameter dengan menggunakan mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya
maksimum yang dapat ditahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut
lengkung 180º
C. IMPLEMENTASI QHSE

c. QUALITY TARGET
1. Bentuk & Dimensi beton Pile Cap & Tie Beam sesuai dengan Rencana
2. Tidak terjadi keropos dalam melaksanakan pengecoran
3. Tes Slump Beton Pile Cap & Tie Beam sesuai dengan spesfikasi teknis
4. Hasil Tes Kuat Tekan Beton Pile Cap & Tie Beam memenuhi spesifikasi teknis
5. Hasil Tes Kuat Tarik Besi Beton Pile Cap & Tie Beam memenuhi spesifikasi teknis
6. Tidak Terjadi retak pada beton Pile Cap & Tie Beam setelah pengecoran

Anda mungkin juga menyukai