1. Balok
Dalam pelaksanaan pembangunan Rusun PGRI Palembang terdapat 11
tipe balok dengan ukuran dimensi, jumlah tulangan serta diameter tulangan yang
berbeda. Tipe tersebut berkaitan dengan fungsi ruangan di atas balok tersebut,
dikarenakan fungsi ruangan akan mempengaruhi beban yang akan disalurkan pada
balok. Pada proyek ini, sistem pekerjaan balok menggunakan metode semi sistem.
Tahap Persiapan
Persiapan awal pekerjaan dimulai dengan mempersiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan, baik untuk pekerjaan acuan dan perancah maupun pekerjaan
penulangan.
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan acuan dan perancah termasuk memeriksa kembali kondisi
peralatan yang akan di pakai.
2. Pembuatan beton deking yang akan digunakan sebagai selimut beton yang
tebalnya 40 cm sesuai dengan gambar kerja.
3. Mempersiapkan tulangan yang akan digunakan. Pada proyek ini
menggunakan tulangan diameter 16 mm dan 10 mm
Tahap Pelaksanaan
Pengukuran
Proses pengukuran ini dilakukan sebelum pemasangan acuan dan
perancah, untuk memastikan kerataan serta ketinggian posisi balok, elevasi
dasar atas bekisting balok ditentukan dengan cara melakukan perhitungan:
EL.dasar bekisting pelat - ( tinggi balok - tebal balok )
1. Pengukuran tempat kerangka balok yang akan di pasang dengan elevasi
dasar atas bekisting balok untuk lantai 1 dan 2 adalah 2,77 m, sedangkan
untuk lantai dak 2,54 m menggunakan alat bantu berupa kapur, penggaris,
tali, selang, dan meteran (lihat gambar 4.1).
U Head
Gelagar
Main Frame
Cross Brace
Pemotongan Tulangan
Pembengkokan Tulangan
Penentuan elevasi pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar
menghasilkan elevasi yang sama. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur
dari kolom atau
dinding yang telah di-marking terlebih dahulu. Berikut urutan untuk menentukan
elevasi pelat lantai:
1. Buat marking (garis pinjaman) setinggi 1 meter pada kolom menggunakan meteran
yang diukur dari tinggi elevasi lantai.
2. Kemudian digunakan waterpass untuk membuat marking pada beberapa kolom
lainnya, di mana kolom yang telah di-marking tersebut akan digunakan sebagai titik
koordinat untuk mengukur dan mengecek elevasi balok dan pelat lantai.
3. Dari marking tersebut, waterpass diletakkan di posisi yang sesuai untuk mengecek
elevasi balok dan pelat lantai, kemudian diukur ketinggian elevasi dasar bekisting
balok dan pelat lantai.
4. Dari dasar balok dan pelat lantai tersebut diukur ketinggian balok dengan
menambahkan nilai ketinggian marking dengan tinggi balok untuk bacaan yang
dibaca pada waterpass.
2. Pemasangan Scaffolding
Sebelum melakukan pembuatan bekisting pelat lantai, terlebih dahulu mengukur dan
menghitung luasan balok dan pelat lantai untuk menentukan berapa kebutuhan
scaffolding/perancah yang akan digunakan, kemudian pelaksanaan pembuatan bekisting
pelat lantai dapat dilakukan. Berikut urutan pemasangan scaffolding:
1. Memasang Jack Base (JB)
2. Memasang Main Frame (MF)
3. Memasang Cross Brace (CB)
4. Memasang u-head
5. Memasang gelagar arah memanjang
6. Memasang suri-suri
7. Memasang hollow dan bodeman
8. Memasang tembereng
9. Memasang segitiga penyanggah
10. Memasang gelagar arah memanjang dan arah melintang
Gambar 3. Pemasangan Scaffolding
3. Pemasangan Bekisting
Bekisting pelat lantai dibuat bersamaan dengan pembuatan bekisting balok. Alas
bekisting pelat lantai terbuat dari plywood. Tahapan-tahapan pekerjaan pemasangan
bekisting pelat lantai, yaitu:
1. Pembuatan bekisting disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan.
2. Pemasangan bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat, sesuai dengan design dan
standard yang telah ditentukan.
3. Pasang papan plywood bekisting secara lurus dan harus rapat dengan papan yang
lain agar kedap air.
4. Papan plywood disambung dengan menggunakan paku.
Tahapan pekerjaan bekisting ini sangat perlu diperhatikan karena dampak langsung
pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pekerjaan bekisting, yaitu:
1. Bekisting dipasang dengan rapat, sehingga mempunyai bentuk yang tetap dan
tidak terjadi kebocoran.
2. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik dan tidak mudah diresapi oleh air atau
adukan beton apabila melakukan pengecoran.
3. Setelah semua selesai dipasang, perlu dicek kembali secara merata dari cetakan
agar dimensinya sesuai dengan direncanakan
4. Pembesian
Pekerjaan pembesian atau Pemasangan tulangan pada pelat lantai dan balok dilakukan
secara bersamaan dan dilakukan langsung di tempat setelah pemasangan bekisting pelat
lantai dan balok. Tahapan pemasangan tulangan pelat lantai adalah sebagai berikut:
1. Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.
Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
2. Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1
kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
3. Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa sehingga
dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah pelat.
5. Pengecekan Tulangan
Pengecekan dilakukan pada tulangan dan bekisting untuk mencegah agar tidak ada
kesalahan ketika sudah dilakukan pengecoran. Pengecekan yang dilakukan meliputi
ukuran bekisting lebar dan tinggi, pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting,
pemeriksaan sambungan pada bekisting dan pengecekan agar tidak ada serpihan kayu
dan paku pada pelat lantai yang akan dicor.
Setelah proses yang sebelumnya telah selesai maka selanjutnya adalah proses
pembersihan. Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan dicor dengan
menggunakan air compressor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar cetakan bersih,
sehingga kotoran tidak mempengaruhi kekuatan lekat antara tulangan dan beton.
Gambar 6. Pembersihan Menggunakan Air Compressor
6. Proses Pengecoran
Pembongkaran dapat dilakukan saat beton telah melewati tahap hidrasi dan memiliki
kekuatan untuk menahan beban yang bekerja. pembongkaran bekisting dilakukan pada
saat umur beton telah 7 hari dengan syarat balok dan pelat lantai harus di pasang pipa
penyangga ini dimaksudkan untuk mengurangi lendutan akibat beban pelaksanaan pada
lantai di atasnya. Untuk pembongkaran bekisting pada balok dan kolom, dimulai dengan
membongkar acuan scaffolding dan dilanjutkan dengan pelepasan bekisting, lalu pipa
penyangga dilepas setelah berumur 28 hari.
7. Perawatan
Perawatan beton atau curing yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu
cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton, segera
setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai. Beberapa metoda
yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton di lapangan, antara lain:
1. Membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu lembab
selama perawatan.
2. Merendam beton dengan air.
3. Membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan penguapan air.
4. Menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi penguapan air
dan dibasahi secara berkala.
5. Menggunakan material khusus untuk perawatan beton seperti curing compound.
Gambar 9. Perawatan Beton Menggunakan Curing
Compound
8. Kesimpulan