Anda di halaman 1dari 5

PEKERJAAN BETON SEMPROT (SHOCRETE) DENGAN WIREMESH

M6 (T=10 CM)

1. Pekerjaan persiapan.
a. Permukaan lereng / bidang yang akan di shotcrete diratakan
menggunakan alat bantu dan permukaan lereng atau bidang yang
akan diberi perkuatan perlu dibersihkan terlebih dahulu terhadap
berbagai kotoran yang dapat menyebabkan ikatan shotcrete
kekuatannya tidak seperti yang diharapkan. Permukaan yang akan
diberi tembakan shotcrete perlu dibersihkan hingga kedalaman
dasar shotcrete.
b. Permukaan lereng dibersihkan dan dibasahi dengan alat
penyemprot udara dan air bertekanan udara. Pembuatan drainase
pada lereng (untuk perkuatan lereng) yakni pada bagian ujung
bawah lereng perlu diberi saluran drainase lereng sebagai saluran
pembuangan air dari sekitar lereng. Sistem drainase lereng perlu
dipisahkan dari sistem drainase yang sudah ada sehingga jarus
didesain terpisah.
2. Pemasangan drain strip / geotekstil menempel di permukaan lereng
sesuai dengan gambar.
3. Pemasangan wire mesh dikaitkan dengan paku yangditancapkan
pada permukaan lereng. Dibawah tulangan / wire mesh diberi "beton
decking" supaya tidak menempelke permukaan lereng.
4. Bahan campuran sesuai proporsi (Agregat halus, agregat kasar,
semen dan additive dicampur kering menggunakan concrete mixer
5. Bahan campuran kering dimasukan ke shot machine
untukmendorong ke pipa pengangkut dengan tekanan udaramenuju
ke alat penyemprot (nozzle)
6. Air dari tangki dipompa ke pipa/selang air menuju alatpenyemprot
(nozzle)
7. Alat penyemprot (nozzle) digunakan untuk menyatukancampuran
kering dari pipa shotmachine dengan air dari selang / pipa pompa.
Jarak penyemprot (nozzle)ke permukaan yang akan diberi pelapisan
shocrete antara60 - 150 cm, dengan arah tegak lurus terhadap
permukaan
8. Dalam pembuatan adukan untuk shotcrete terdapat dua syarat, yaitu
kemampuan untuk ditembakkan (shootability) dan kemampuan untuk
dipompa (pumpability). Shootability adalah kemampuan untuk
menempel pada permukaan hingga ketebalan tertentu, dan tidak
mengelupas. Pumpability adalah kemampuan adukan untuk mengalir
seperti cairan, sehingga mudah dipompa. Untuk memenuhi syarat
shootability, adukan yang ideal adalah adukan dengan kekentalan
tinggi. Sementara itu untuk memenuhi syarat pumpability
membutuhkan adukan yang berkemampuan alir baik serta memiliki
kekentalan rendah. Oleh karena itu, pada pengaplikasiannya
haruslah dicari komposisi terbaik sehingga mudah dalam
pelaksanaannya serta dapat menghasilkan shotcrete dengan
kualitas baik.
1. Kualitas dan keawetan shotcrete bergantung pada dua faktor, yaitu
kadar semen dalam adukan dan kepadatan dinding. Shotcrete
umumnya memiliki kadar semen berkisar antara 350 – 410 kg
semen per m3 dan disesuaikan untuk memenuhi syarat shootability
dan pumpability. Kepadatan dinding bergantung pada kadar udara
yang masuk dalam adukan sewaktu ditembakkan. Peningkatan
kadar udara akan menurunkan kekuatan beton yang dihasilkan
(sekitar 5% kuat tekan berkurang setiap 1% kandungan udara
dalam adukan). Shotcrete umumnya digunakan sebagai penyangga
untuk tambang bawah tanah maupun terowongan bawah tanah
berkaitan dengan kekuatan, kepraktisan pengerjaannya serta
berbagai kelebihan yang dimilikinya. Namun tak jarang juga ditemui
perkuatan lereng dan tebing di suatu daerah terbuka menggunakan
shotcrete.
2. Pengaturan ketebalan shotcrete umumnya memiliki tebal sekitar 75-
100 mm. Pada pelaksanaannya pengukuran ketebalan digunakan
dengan benang ataupun lidi pengukur.
3. Penempatan atau penyemprotan shotcrete dilakukan dari bawah ke
atas untuk mencegah terjadinya rebound yang berlebihan. Nozzle
penyemprot diarahkan pada bidang kerja hingga mencapai
ketebalan rencana dan dilakukan secara tegak lurus rebound
minimal dan diperoleh kepadatan maksimum. Tulangan harus
dipastikan bersih dan shotcrete ditempatkan di belakang tulangan
sehingga dapat mencegah terjadinya rongga atau penumpukan
pasir kosong.
4. Untuk shotcrete yang memenuhi persyaratan kekuatan namun
memiliki permukaan tidak rapi, dapat diperbaiki dengan :
a.Menyikat permukaan dengan sikat besi untuk membersihkan
material.
b.Bila shotcrete telah mengeras, persiapan permukaan ditunda
selama 24 jam, kemudian permukaan disiapkan dengan sand
blast atau tembakan air bertekanan untuk membersihkan semua
material. Penyemprotan harus dilakukan dengan tekanan yang
tidak terlalu tinggi karena jika digunakan tekanan berlebih dapat
menyebabkan lemahnya ikatan beton.
5. Shotcrete yang cacat Shotcrete yang tidak sesuai spesifikasi dan
mengalami kegagalan saat diuji diperbaiki dengan penempatan
shotcrete tambahan atau dibongkar untuk diganti baru.
6. Sambungan shotcrete harus cukup kasar, bersih dan keras serta
berbentuk miring.
7. Perawatan (curing) Shotcrete dijaga kelembabannya selama 7 hari
setelah ditempatkan agar kualitas shotcrete dapat seperti yang
diharapkan. Perawatan dilakukan dengan pemberian air untuk
menjaga kelembaban shotcrete, namun harus dijaga agar tidak
terlalu basah yang dapat menyebabkan lapisan shotcrete terbawa
aliran air

PROSES MENYEMPROTAN SOCHRETE


PEMASANGAN WIREMESH DAN ANGKER

HASIL AKHIR SOCHRETE

Alat yang digunakan


Concrete Mixer
Shotrmachine
Compressor
Alat tukang
alat bantu.

PEMASANGAN ANGKER SOTCHRETE

Anda mungkin juga menyukai