Anda di halaman 1dari 5

b) Geotekstil untuk Drainase bawah Permukaan

1. Deskripsi: Spesifikasi ini dapat digunakan untuk pemasangan geotekstil pada


tanah untuk mengalirkan air ke dalam system drainase bawah permukaan dan
menahan perpindahan tanah setempat tanpa terjadinya penyumbatan dalam
jangka panjang. Fungsi utama geotekstil dalam system drainase bawah
permukaan adalah sebagai penyaring atau filter. Sifat-sifat geotekstil filter
merupakan fungsi dari gradasi, plasilitas dan kondisi hidrolis tanah setempat.
2. Geotekstil untuk drainase bawah permukaan tanah harus memenuhi syarat yang
tercantum pada Tabel 2. Geotekstil potongan film teranyam (Woven Slit Film
Geotextile) tidak boleh digunakan untuk drainase bawah permukaan. Seluruh
nilai pada Tabel 2., keculai ukuran pori-pori geotekstil (Apparent Opening Size,
AOS) menunjukkan nilai gulungan rata-rata minimum pada arah utama
terlemah. Nilai ukuran pori-pori geotekstil (Apparent Opening Size, AOS)
menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum.
3. Nilai-nilai dalam tabel 2 merupakan nilai-nilai baku (default) yang memberikan
daya tahan geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan(*) pada tabel 2
memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan sifat minimum ketika
tersedia informasi mengenai daya tahan geotekstil. Perekayasa dapat juga
membuat persyaratan yang berbeda dengan yang tercantum pada Tabel 2
berdasarkan perencanaan dan pengalaman teknis.

Tabel 2 Persyaratan Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan


Persyaratan persen lolos saringan 0.075 mm(a)
dari tanah setempat
Sifat Metode Uji Satuan < 15 15-50 >50
(b)
Kelas Geotekstil Kelas 2 dari Tabel 1
Permitivitas (c,d) ASTM D 4491 Detik-1 0,5 0,2 0,1
(Permitivity) ISO 11058:1999
SNI 08-6511-2001
Ukuran pori-pori ASTM D 4751 mm 0,43 0,25 0,22 (e)
geotekstil (c,d) ISO 12959:1999 (nilai gulungan (nilai gulungan (nilai gulungan
(Apparent SNI 08-4418-1997 rata-rata rata-rata rata-rata
Opening Size, maksimum) maksimum) maksimum)
AOS)
Stabilitas ASTM D 4355 % 50% setelah terpapar 500 jam
Ultraviolet
(kekuatan sisa)
Catatan:
a. Berdasarkan analisisi ukuran butiran dari tanah setempat mengacu pada SNI 03-3423-1994 (AASHTO T88)
b. Kelas 2 merupakan pilihan baku (default) untuk drainase bawah permukaan. Kelas 3 dari tabel 1 dapat
digunakan untuk saluran drainase (trench drain) berdasarkan satu atau beberapa alasan berikut:
1. Perekayasa telah membuktikan bahwa kelas 3 mempunyai data bertahan yang cukup berdasarkan
pengalaman lapangan
2. Perekayasa telah membuktikan bahwa kelas 3 mempunyai daya tahan yang cukup berdasarkan pengujian
laboratorium dan pengamatan visual terhadap suatu benda uji yang diambil dari suatu contoh uji coba
lapangan yang dibangun sesuai dengan kondisi lapangan yang akan terjadi.
3. Kedalaman drainase bawah permukaan kurang dari 3 m; diameter agregat drainase kurang dari 30 mm; dan
syarat pemadatan kurang dari 95% berdasarkan SNI 03-1742-1989 (AASHTO T99)
c. Nilai sifat filtrasi baku (default) ini didasarkan pada ukuran butir terbesar tanah setempat. Selain nilai
permitivitas baku ini, perekayasa dapat mensyaratkan adanya uji permeabilitas dan/atau uji kinerja
berdasarkan perencanaan teknik untuk system drainase pada lingkungan tanah problematik.
d. Perencanaan geotekstil yang khusus untuk satu lokasi harus dilakukan terutama jika satu atau lebih dari
lingkungan tanah problematic sebagai berikut ditemukan: tanah tidak stabil atau sangat erosive seperti lanau
non-kohesif, tanah dengan bergradasi senjang, tanah terlaminasi dengan lapisan pasir/lanau berselang seling,
lempung yang dapat larut dan atau serbuk batuan.
e. Untuk tahah kohesif dengan nilai Indeks Plastisitas lebih dari 7, nilai gulungan rata-rata maksimum geotekstil
untuk ukuran pori-pori geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) adalah 0.30 mm.

c) Geotekstil Separator
1. Deksripsi : spesifikasi ini sesuai untuk geotekstil yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya pencampuran antara tanah dengan agregat penutupnya (Lapis
pondasi bawah, lapis pondasi, timbunan pilihan dan sebagainya). Spesifikasi ini
juga dapat digunakan untuk kondisi selain dibawah perkerasan jalan dimana
diperlukan pemisahan antara dua bahan yang berbeda tetapi dengan ketentuan
bahwa penanganan rembesan air (seepage) melalui geotekstil bukan merupakan
fungsi yang utama
2. Fungsi geotekstil sebagai pemisah (separator) sesuai untuk struktur perkerasan
yang dibangun diatas tanah dengan nilai CBR sama atau lebih dari 3 (CBR ≥3)
atau kuat geser lebih dari sekitar 90 kPa. Aplikasi separator sesuai untuk kondisi
tanah dasar yang tak jenuh.
3. Geotekstil untuk separator harus memenuhi syarat yang tercantum pada Tabel
3. Seluruh nilai pada Tabel 3 kecuali ukuran pori-pori geotekstil (Apparent
Opening Size, AOS) menunjukkan nilai gulungan rata-rata minimum pada arah
utama tertentu. Nilai ukuran pori-pori geotekstil menunjukkan niali Gulungan
rata-rata maksimum.
4. Nilai nilai dalam Tabel 3 merupakan nilai-nilai baku (default) yang memberikan
data bertahan geotekstil pada berbagao kondisi. Perekayasa dapat juga
membuat persyaratan yang berbeda dengan yang tercantum pada Tabel 3
berdasarkan perencanaan dan pengalaman teknis.
Tabel 3 Persyaratan Geotekstil Separator
Sifat Metode Uji Satuan Persyaratan
Kelas Geotekstil Lihat Tabel 4
Permitivitas (c,d) ASTM D 4491 Detik-1 0,02 (a)
(Permitivity) ISO 11058:1999
SNI 08-6511-2001
Ukuran pori-pori ASTM D 4751 mm 0,60
geotekstil (c,d) (Apparent ISO 12959:1999 (nilai gulungan rata-rata maksimum)
Opening Size, AOS) SNI 08-4418-1997
Stabilitas Ultraviolet ASTM D 4355 % 50% setelah terpapar 500 jam
(kekuatan sisa)
Catatan:
(a)
Nilai baku (default) permitivitas geotekstil harus lebih besar dari tanah (Ψg > Ψs). Perencana juga dapat
mensyaratkan permeabilitas geotekstil lebih besar dari permeabilitas tanah (Kg> Ks)

Tabel 4 Syarat Derajat Daya Bertahan (Survivability)


Alat dengan tekanan Alat dengan Alat dengan tekanan
permukaan rendah tekanan permukaan rendah
(Low Ground permukaan (Hight Ground
Pressure) ≤ 22 Kpa rendah (Medium Pressure) ≤ 22 Kpa
(3,6 psi) Ground Pressure) (3,6 psi)
25 kPa – 50 kPa >50 kPa
(3,6 psi-7.3 psi) (> 7.3 psi)
Tanah dasar telah dibersihkan dari Rendah Sedang Tinggi
halangan kecuali rumpuit, kayu, daun (kelas 3) (kelas 2) (kelas 1)
dan sisa ranting kayu. Permukaan
halus dan rata sehingga
lubang/gundukan tidak lebih
dalam/tinggi dari 450 mm. Lubang
yang lebih besar dari ukuran tersebut
harus ditutup. Alternatif lain, lantai
kerja dapat digunakan
Tanah dasar telah dibersihkan dari Sedang Tinggi Sangat tinggi
halangan yang lebih besar dari cabang (kelas 2) (Kelas 1) (Kelas 1+)
kayu dan batu yang berukuran kecil
sampai sedang. Batang dan
pangkal/akar pohon harus
dipindahkan atau ditutup sebagaian
dengan lantai kerja. Lubang/gundukan
tidak boleh lebih tinggi dari 450 mm.
Lubang yang lebih besar dari ukuran
tersebut harus ditutup.
Diperlukan persiapan lokasi secara Tinggi Sangat tinggi Tidak direkomendasikan
minimal. Pohon dapat ditumbangkan, (Kelas 1) (Kelas 1+)
dipotong potong dan ditinggalkan di
tempat. Pangkal/akar pohon harus
dipotong dan tidak boleh lebih 150
mm ditas tanah dasar. Geotekstil
dapat dipasang langsung diatas
cabang pohon, pangkal/akar pohon,
lubang besar dan tonjolan, saluran
dan bolder. Ranting, pangkal dan akar,
lubang dan tonjolan, alur air dan
bongkah batu. Benda-benda harus
dipindahkan hanya jika penempatan
geotekstil dan bahan penutup akan
berpengarug terhadap terhadap
permukaan akhir jalan.
Catatan:
Syarat derajat daya tahan (survivability) merupakan fungsi dari kondisi tanah dasar, peralatan konstruksi dan tebal
penghamparan. Sifat geotekstil kelas 1, 2 dan 3 ditunjukkan pada Tabel 1.
Rekomendasi tersebut adalah untuk tebal penghamparan awal antara 150-300 mm. Untuk tebal penghamparan
awal lainnya :
- 300-450 mm; kurangi syarat data bertahan sebesar 1 tingkat
- 450-600 mm; kurangi syarat data bertahan sebesar 2 tingkat
- 600 mm; kurangi syarat data bertahan sebesar 3 tingkat
Untuk teknik konstruksi khusus seperti pembuatan alur awal, tingkatan syarat daya tahan geotekstil sebesar 1
tingkat. Pengahamparan awal tahap penutup yang terlalu tebal dapat menyebabkan keruntuhan daya dukung
tanah dasar yang lunak.

d) Geotekstil Stabilisator
1. Deksripsi ; spesifikasi ini dapat digunakan untuk aplikasi pada kondisi basah dan
jenuh air yang berfungsi ganda yaitu sebagai pemisah dan penyaring. Dalam
beberapa kasus dapat berfungsi sebagai perkuatan. Untuk stabilisasi struktur
perkerasan yang dibangun diatas tanah dengan nilai CBR antara 1 dan 3 atau
kuat geser 30 kPa dan 90 kPa.
2. Aplikasi geotekstil untuk stabilisasi tanah dasar yang jenuh air akibat muka ait
tanah yang tinggi atau akibat musim hujan dalam waktu lama. Spesifikasi ini
tidak sesuai dengan perkuatan timbunan dimana kondisi tegangan dapat
mengakibatkan keruntuhan global tanah dasar pondasi. Perkuatan timbunan
merupakan masalah perencanaan yang khusus untuk suatu lokasi
3. Geotekstil untuk stabilisasi harus memenuhi syarat yang tercantum pada Tabel
3. Seluruh nilai kecuali ukuran pori-porii geotekstil menunjukkan nilai gulungan
rata-rata minimum pada arah utama terlemah. Nilai ukuran pori-pori geotekstil
menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum.
4. Nilai rata-rata Tabel 5 merupakan nilai-nilai baku yang memberikan daya tahan
geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan (a) pada Tabel 5 memberikan suatu
pengurangan terhadap persyaratan sifat minimum ketika tersedia informasi
mengenai daya bertahan geotekstil. Perekayasaan dapat juga membuat
persyaratan yang berbeda dengan yang tercantum pada Tabel 5 berdasarkan
perencanaan teknis dan pengalaman.
Tabel 5 Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi.

Sifat Metode Uji Satuan Persyaratan


Kelas Geotekstil Kelas 1 dari tabel 1 (a)
Permitivitas (c,d) ASTM D 4491 Detik-1 0,05 (b)
(Permitivity) ISO 11058:1999
SNI 08-6511-2001
Ukuran pori-pori ASTM D 4751 mm 0,43
geotekstil (c,d) (Apparent ISO 12959:1999 (nilai gulungan rata-rata
Opening Size, AOS) SNI 08-4418-1997 maksimum)
Stabilitas Ultraviolet ASTM D 4355 % 50% setelah terpapar
(kekuatan sisa) 500 jam
Catatan:
a
kelas 1 merupakan pilihan baku geotekstil untuk stabilisasi kelas 2 atau 3 dari tabel 1 dapat digunakan
untuk stabilisasi berdasarkan satu atau beberapa alasan berikut:
1. Perekayasaan telah membuktikan kelas 2 atau 3 mempunyai daya tahan yang cukup berdasarkan
pengalaman lapangan
2. Perekayasaan telah membuktikan bahwa kelas 2 atau 3 mempunyai daya tahan yang cukup
berdasarkan pengujian aboratorium dan pengamatan visual terhadap benda uji yang diambil dari
uji coba lapangan sesuai dengan kondisi lapangan yang akan terjadi.
b
Nilai baku permitivitas geotekstil hars lebih besar dari tanah (Ψg > Ψs). Perencana juga dapat mensyaratkan
permeabilitas geotekstil lebih besar dari permeabilitas tanah (Kg> Ks)

Skh-1.3.5.3 PELAKSANAAN
1) Umum
Setelah penggelaran geotekstil tidak boleh terpapar unsur-unsur atmosfir lebih dari 14
hari untuk mengurangi potensi kerusakan
2) Penyambungan
a) Jika Sambungan keliman akan digunakan untuk menyambung geotekstilmaka tali
yang digunakan harus terbuat dari polipropilena atau polister dengan kekuatan
tinggi. Tali dari nilon tidak boleh digunakan. Tali harus mempunyai warna yang
kontras terhadap geotekstil yang disambung
b) Untuk sambungan yang dikelim di lapangan. Penyedia jasa harus menyediakan
sekurang kurangnya 2 m panjang sambungan keliman untuk diuji oleh direksi
pekerjaan sebelum geotekstil dipasang. Untuk sambungan yang dikelim di pabrik,
direksi pekerjaan harus mengambil contoh uji dari sambungan pabrik secara acak
dari setiap gulungan geotekstil yang akan digunakan di proyek.

Anda mungkin juga menyukai