PAKET :
PEMBANGUNAN PILE SLAB BUKIT RAWI
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa Konstruksi;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
: 20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 06/SE/Db/2019 tentang Spesifikasi Umum Bina
Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (revisi 1);
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi Umum Bina
Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
j. Surat Gubernur Kalimantan Tengah kepada Menteri PUPR Nomor: 362/322/PUPR/2018 tanggal 8 Mei
2018 Perihal Permohonan Penanganan Banjir Daerah Bukit Rawi.
Ruas jalan Palangka Raya – Bagugus (044) yang berada di Koridor PPK 3.5 Provinsi Kalimantan
Tengah, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Kalimantan Tengah, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin, merupakan lintas penghubung strategis antara Ibu Kota Palangka
Raya dengan Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas, Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan
Murung Raya, serta merupakan salah satu akses menuju Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Pada Kecamatan Kahayan Tengah, Desa Bukit Rawi sekitar km 10 sampai dengan 13 merupakan daerah rawan
banjir dengan kondisi tanah dasar berupa lapisan tanah gambut dan rawa dengan ketebalan 6 meter sampai
dengan 10 meter. Pada musim hujan, apabila debit sungai Kahayan cukup tinggi maka daerah ini merupakan
area banjir kawasan dengan tinggi genangan hingga 90 cm. Dampak genangan ini sangat vital pada aktivitas
pergerakan masyarakat dan komoditas wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah.
3. SUMBER PENDANAAN
Untuk pembiayaan penanganan jalan pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Kalimantan
Tengah melalui alokasi dana SBSN TA. 2020 – 2022.
4. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup penanganan sebagai berikut :
(1) Tahun Pertama : TA. 2020
Kebutuhan : Rp. 44.200.562.000,00
Pajang Target : 457 meter
Masa Pelaksaaan: 5 bulan
Cakupan pekerjaan adalah:
• Mobilisasi, manajemen dan keselamatan lalu lintas, pengamanan lingkungan hidup, K3 dan
manajemen mutu
• Penyediaan Tiang Pancang
• Pemancangan Tiang Pancang
• Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
(2) Tahun Kedua : TA. 2021
Kebutuhan : Rp. 85.567.800.000,00
Pajang Target : 880 meter
Masa Pelaksaaan: 12 bulan
Cakupan pekerjaan adalah:
• Manajemen dan keselamatan lalu lintas, pengamanan lingkungan hidup, K3 dan manajemen mutu
• Penyediaan Tiang Pancang
• Pemancangan Tiang Pancang
• Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
• Pekerjaan Struktur Bangunan Atas
(3) Tahun Ketiga 2022
Kebutuhan : Rp. 91.234.449.000,00
Pajang Target : 947 meter
Masa Pelaksaaan: 7 bulan
Cakupan pekerjaan adalah:
• Manajemen dan keselamatan lalu lintas, pengamanan lingkungan hidup, K3 dan manajemen mutu
• Penyediaan Tiang Pancang
• Pemancangan Tiang Pancang
• Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
• Pekerjaan Struktur Bangunan Atas
• Pekerjaan Drainase
• Pekerjaan Oprit
• Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
• Pekerjaan Aspal
• Pekerjaan Perlengkapan Jalan
• Demobilisasi
Dengan uraian mata pembayaran pekerjaan sebagai berikut :
Untuk menjaga kesinambungan / efesiensi / efektifitas / menjaga kesatuan proses dan akuntabilitas
pelaksanaan pekerjaan diperlukan kontinuitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
oleh suatu penyedia jasa, serta tidak dapat diselesaikan dalam 1 (satu) Tahun Anggaran akibat dari :
a. Kebutuhan masa pelaksanaan untuk Pembangunan Pile Slab Bukit Rawi selama 24 bulan;
b. Mempertimbangkan rencana pengelolaan waktu untuk proses pelelangan dan pelaksanaan konstruksi,
maka diperlukan 3 (tiga) tahun anggaran (2020, 2021 dan 2022) untuk menjamin Pembangunan Pile
Slab Bukit Rawi selesai;
7. PEMBIAYAAN
Dari hasil Reviu Perkiraan Biaya (RPB) Tingkat Direktorat, pekerjaan Pile Slab Bukit Rawi memerlukan biaya
sebesar Rp. 221.002.811.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Satu Milyar Dua Juta Delapan Ratus Sebelas Ribu
rupiah), dengan rincian sebagai berikut :
Tahun Anggaran Target (meter) Nilai HPS (Rupiah)
8. PEKERJAAN UTAMA
Sebagai pekerjaan utama adalah sebagai berikut :
1. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter
2. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
4. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
5. Lapis Perekat - Aspal Cair
6. Laston Lapis Aus (AC-WC)
7. Laston Lapis Antara (AC-BC)
8. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
9. Beton mutu sedang fc’30 MPa lantai jembatan
10. Beton struktur fc’20 Mpa
11. Beton fc’15 MPa
12. Beton fc’10 MPa
13. Baja Tulangan Polos BjTP 280
14. Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
15. Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug
16. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak ukuran 150 mm x 150 mm
17. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm
18. Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak ukuran 150 mm x 150 mm
19. Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm
9. PERALATAN UTAMA
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak karyawan, gudang dan
lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan utama yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Asphalt Mixing Plant 60 Ton/Jam 1 Unit
2 Asphalt Finisher 10 Ton 1 Unit
3 Crane 10 Ton 3 Unit
4 Dump Truck 3 M3 10 Unit
5 Dump Truck 6 M3 10 Unit
6 Excavator 80 HP 3 Unit
7 Motor Grader >100 HP 1 Unit
8 Wheel Loader 1.0 M3 1 Unit
9 Tandem Roller 6 Ton 1 Unit
10 Tire Roller 8 Ton 1 Unit
11 Vibratory Roller 5 Ton 1 Unit
12 Water Tanker 3000-4500 L. 3000 Liter 2 Unit
13 Pile Driver + Hammer 5 Ton 3 Unit
14 Crane On Track 35 Ton 3 Unit
15 Asphalt Distributor 4000 Liter 1 Unit
16 Truk Mixer (Agitator) 5 M3 22 Unit
17 Batching Plant 45 M3/Jam 1 Unit
Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju site (lokasi kerja),
mobilisasi sebagian menggunakan LCT/Ponton dan sebagian peralatan dengan Self Loader atau Trailer,
sedangkan yang lain selain peralatan semua personil pekerja juga dimobilisasi ke lokasi kerja.
D. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi antar pelaksana
lapangan dan penyedia jasa, maupun pengawas.
2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built drawing dibuat
berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar terakhir kepada penyedia jasa
bahwa pekerjaan telah selesai.
G. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan demobilisasi
kembali.
DIVISI II
2.1.(1) GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan pengukuran guna penentuan patok-
patok dan titik elevasi serta arah galian selokan drainase dan saluran air. Excavator menggali selokan
drainase dan saluran air sesuai dengan gambar rencana, atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas
lapangan. Tanah hasil galian Excavator diangkat ke atas Dump truck dan dibuang keluar lokasi pekerjaan,
setelah saluran terbentuk maka sekelompok pekerja merapikan galian selokan drainase dan saluran air
dengan menggunakan alat bantu.
DIVISI III
3.1.(3) Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau
bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai.
Timbunan Pilihan dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan di mana timbunan diambil dari
sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan sudah disetujui oleh direksi untuk menjadi timbunan
Pilihan. Material diangkut ke dump truck oleh excavator kemudian dibawa ke lokasi penimbunan kemudian
dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan vibrator roller, dan pada saat pemadatan material
timbunan disiram air dengan menggunakan water tanker truck secukupnya untuk mendapatkan kepadatan
maksimal. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Bahan / Material: Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)
Peralatan yang digunakan: Excavator, Dump Truck, Motor Grader, Vibrator Roller, Water, Tanker Truck, Alat
Bantu
Tenaga Kerja: Mandor, Pekerja
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pemasokan dan pemasangan bahan geotekstil filter (seperti
drainase bawah permukaan), separator dan stabilisator.
Lokasi pemasangan geotekstil harus diratakan dengan cara membersihkan, memangkas dan menggali
atau menimbun hingga mencapai elevasi rencana. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mengupas tanah
penutup permukaan dan memangkas rerumputan. Geotekstil harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan
atau lipatan pada tanah dasar yang telah disiapkan searah dengan lalu lintas alat berat. Tepi dari gulungan-
gulungan geotekstil yang bersebelahan harus ditumpang-tindihkan (overlap), dijahit atau digabungkan sesuai
dengan Gambar. Tumpang tindih harus dibuat pada arah yang sesuai dengan Gambar. Pada bagian
lengkungan jalan, geotekstil dapat dilipat atau dipotong untuk menyesuaikan dengan bentuk lengkungan.
Lipatan atau tumpang tindih harus searah dengan lalu lintas alat berat dan ditahan dengan jepit, staples atau
gundukan tanah ataupun batu.
Sebelum penimbunan, geotekstil harus diperiksa untuk memastikan bahwa geotekstil tidak mengalami
kerusakan (misalnya berlubang, robek atau terkoyak) selama pemasangan. Pemeriksaan harus dilakukan
oleh Pengawas Pekerjaan. Geotekstil yang rusak harus segera diperbaiki oleh Penyedia Jasa. Tutup daerah
yang rusak dengan tambalan geotekstil. Lebar tambalan harus melebihi daerah yang rusak minimal sama
dengan syarat tumpang tindih.
Penghamparan lapis fondasi bawah di atas geotekstil harus dilakukan dengan cara penumpahan ujung
atau lend dumping dari tepi geotekstil atau di atas agregat lapis fondasi bawah yang telah terhampar
sebelumnya. Alat berat tidak diperbolehkan melintas langsung di atas geotekstil. Lapis fondasi bawah harus
dihamparkan sedemikian rupa sehingga sekurang-kurangnya suatu lapisan setebal syarat penghamparan
minimum berada antara geotekstil dan roda atau track alat sepanjang waktu. Alat berat tidak diperbolehkan
berbelok pada hamparan pertama di atas geotekstil.
DIVISI V
5.2. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A
Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengakutan, penghamparan, pembasahan dan
pemeadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah disetujui dan telah diterima sesuai
dengan detail yang ditunjukan dalam gambar, toleransi dan elavasi harus sesuai dengan gambar. Pada
permukaan lapis fondasi agregat A tidak boleh terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua
punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukan dalaam gambar, tebal minimum
lapis fondasi agregat A tidak boleh kurang satu sentimeter dari tebal yang diisyaratkan.
DIVISI VI
6.1.1. LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR
Pekerjaan ini mencakup penyedian dan penghamparan bahan pada permukaan yang telah disiapkan
sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal. Lapis resap pengikat harus dihampar di atas permukaan
LPA. Lapis resap pengikat harus disemprotkan hanya pada permukaan yang kering atau mendekati kering.
DIVISI VII
7.1.(5)a Beton Mutu Sedang fc’ 30 MPa Lantai Jembatan
Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai jembatan. Sebelum melaksanakan
pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan DMF dan JMF campuran beton kepada Konsultan
Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 30 MPa yang terdiri atas agregat kasar, pasir beton,
semen, air dicampur dalam concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui
oleh direksi lapangan dan konsultan pengawas. Campuran beton mutu sedang fc’ 30 MPa kemudian diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai perlu diperhatikan lahan, bekisting
dan pembesian lantai jembatan telah terpasang atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada
dokumen kontrak. Selama proses pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan
dengan concrete vibrator.
Bahan / Material: Semen, Pasir, Agregat Kasar, Kayu Perancah/Multiplex, Paku
Peralatan: Concrete Pan Mixer/Batching Plant, Truck Mixer, Water Tanker Truck, Concrete Vibrator, Alat
Bantu
Tenaga Kerja: Mandor, Pekerja
7.6.(18) Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak ukuran 150 mm x 150 mm
Setelah Tiang pancang telah tiba di lokasi pekerjaan, sebelum memulai pemancangan terlebih dahulu
kita harus mengecek titik-titik lokasi yang akan dipancang. Apakah lahannya sudah siap dan alat-alat yang
digunakan telah ready. Setelah semuanya telah siap maka tiang pancang kemudian diangkat dengan crane
on track kemudian didirikan tegak lurus dengan pile driver, selanjutnya dipancang dengan menggunakan
hammer sampai tiang pancangnya mendapatkan titik keras tanah.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pemancangan tiang adalah sebagai berikut :
1. Persiapan tiang untuk pemancangan.
Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk keperluan pemantauan
pada saat pemancangan dilakukan :
Tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya.
Diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang disambung.
Tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan –
supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan penyambungan.
DIVISI VIII
8.4 MARKA JALAN TERMOPLASTIK
Pekerjaan ini berupa pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Metode kerja dari pekerjaan marka
jalan termoplastik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu dengan menggunakan air compressor.
c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (Pre-Marking).
d. Setelah bahan cat dan material glass bit dicampur dan dipanaskan dengan alat marka, kemudian di
hampar sesuai tanda yang telah ditentukan.
e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.