Anda di halaman 1dari 20

Rencana Penerapan Soil Cement Untuk Stabilisasi Tanah Rawa/Lunak

Pada Proyek Pembangunan Jalan Akses Tambang 3


PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Area Rawa
/Tanah Lunak

DEPARTEMENT ENGINEERING DAN PLANT SUPPORT


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK
2022

1
Ringkasan Improvement / Inovasi
Tema/ Rencana Penerapan Soil Cement Untuk Stabilisasi Tanah Lunak Pada Proyek
Judul: Pembangunan Jalan Akses Tambang 3
Masalah : - Kondisi tanah rawa/lunak pada rencana akses jalan tambang 3 yang tidak memenuhi syarat
sifat teknis tanah (secara visual).
- Nilai CBR atau daya dukung tanah dasar rendah.
- Pemilihan alternatif yang tepat untuk proses stabilisasi tanah.
- Komposisi penggunaan bahan kimia dalam hal ini semen sebagai bahan stabilisasi tanah.
Dampak Kondisi tanah dasar yang tidak memenuhi persyaratan sifat teknis tanah sebagai sub grade
Masalah: konstruksi jalan dapat menyebabkan ketidakstabilan dari konstruksi jalan itu sendiri. Hal ini
dapat mengakibatkan kenaikan biaya konstruksi jalan dan lamanya waktu pengerjaan.
Penyebab Kondisi tanah dasar pada Sta. 5+400 s/d Sta. 5+450 tidak memenuhi persyaratan sifat teknis
Utama: tanah (tanah rawa/lunak)

Solusi:  Proses stabilisasi tanah secara kimia untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar.
 Melakukan uji lab sample tanah dan test California Bearing Ratio (CBR) untuk mengetahui
daya dukung tanah.
 Melakukan uji coba dengan membuat mix design untuk menghasilkan job mix formula yang
sesuian dengan kriteria tanah pada area di Sta. 5+400 s/d Sta. 5+450.
 Pengunaan semen sebagai bahan stabilisasi secara kimia dapat mengurangi biaya konstruksi
jalan mengingat semen merupakan produk dari SMBR.
 Job mix Formula (JMF) soil cement yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai standar dalam
proses stabilisasi tanah lainnya serta dapat dijadikan sebagai salah satu produk turunan
SMBR selanjutnya.
Dampak/ Q: Meningkatkan daya dukung tanah dasar sehingga sesuai dengan persyaratan konstruksi
Hasil jalan
Solusi: C: Biaya untuk proses stabilisasi tanah dasar (sub grade) menjadi lebih rendah sehingga
berpengaruh pada biaya konstruksi jalan.
D: Proses pengiriman material semen untuk proses stabilisasi menjadi lebih murah, lancar dan
aman karena merupakan produk sendiri.
S: Keselamatan dalam proses pelaksanaan penerapan soil semen lebih terjamin karena material
berasal dari area sekitar.
M: Menambah semangat untuk mencoba dan melakukan research dalam proses konstruksi
jalan dengan berbagai alternatif yang lebih baik dengan penerapan produk sendiri sehingga
dapat dihasilkan produk turunan baru kedepannya.
E: Mengurangi polusi carbon karena produk yang digunakan merupakan produk local.
Prestasi/ Mengurangi biaya investasi pembangunan jalan khususnya jalan tambang 3 (hauling) serta
Dampak- sebagai salah satu produk turunan SMBR kedepannya terkait penggunaan semen soil pada
lainnya: kondisi tanah yang tidak memenuhi peryaratan sifat teknis tanah dasar.

Nama Tim: SoCiETy Jumlah Anggota: 3 orang


Asal Oganisasi: PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Foto Tim Foto Improvement/ Inovasi

Nama Anggota: Keterangan Foto Solusi : Proses penerapan Soil


Said Buchari, Charles dan Rohmah Cement pada konstruksi pembangunan jalan

2
PROFIL TIM

Nama Tim : SoCiETy Produk dan Bidang Usaha


Perusahaan
Unit Kerja : Engineering dan Plant Support
Manufaktur semen beserta
Perusahaan : PT Semen Baturaja (Persero) produk turunannya
Tbk

Ketua : Said Buchari


Anggota 1. Charles Ariansyah Lingkup Kerja Peserta:
2. Rohmah Suci Sawaliyah - Said Buchari : Civil Project
Engineer
- Charles : Project Supervisor
Fasilitator : M. Faizal Perdana - Rohmah : Civil Engineer

Diagram Proses:

Pengambilan Pemeriksaan Pemeriksaan


Pekerjaan Design Mix
Start Sample dan Mix Design dan Finish
Persiapan Formula
Tanah Pengujian Pengujian

Jadwal Aktifitas Perbaikan (P/A)


MAR 2022 APRIL MEI 2022 JUNI 2022 Jml %
KEGIATAN 2022 Pertemuan Hadir
W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4
P 8X 100%
1 Menentukan Aktifitas
A 4X 100%
Analisis Masalah / P 8X 100%
2 Peluang A 6X 100%
P 8X 100%
3 Analisis Solusi
A 8X 100%
Modeling & Analisis P 10X 100%
4 Kelayakan A 14X 100%

3
LANGKAH 1 : MENENTUKAN AKTIFITAS

1.1.Identifikasi Masalah/Peluang

NO Jenis Masalah/Peluang Satuan Keterangan


1 Kondisi tanah asli yang tidak M3 Kondisi tanah asli merupakan tanah lunak
memenuhi persyaratan sifat teknis dengan dengan daya dukung tanah (Nilai CBR
tanah. < 6%)
2 Biaya Rupiah Biaya pelaksanaan stabilisasi tanah secara
(IDR) mekanik lebih besar dibandinkan dengan
proses kimiawi
3 Pencemaran lingkungan Persentase Penggunaan material agregat kelas A dan B
(%) sebagai material stabilisasi tanah yang jauh
dari lokasi dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.
4 Bahan baku (semen) sebagai Kilometer Lokasi rencana pekerjaan dekat dengan
pencampur dekat dengan lokasi (Km) penghasil semen (produksi sendiri)
5 Penggunaan semen sebagai bahan Unit Proses stabilisasi tanah secara kimia masih
untuk proses stabilisasi tanah secara belum populer di Provinsi Sumatera Selatan.
kimia masih sangat jarang khususnya
di daerah Sumatera Selatan
6 Material agregat kelas A dan B M3 Penggunaan material agregat kelas A dan B
ataupun material pilihan lainnya sulit ataupun material pilihan lainnya sebagai bahan
didapat untuk proses stabilisasi tanah sangat sulit
diperoleh.
7 Pengunaan material agregat kelas A M3 Stabilisasi tanah dengan menggunakan agregat
ataupun kelas B sebagai sub grade jauh kelas A ataupun B sulit didapat dan harganya
dan mahal mahal

1.2.Stratifikasi Masalah/Peluang

Identifikasi Masalah/ Peluang Analisa Masalah/ Peluang Satuan masalah/Peluang


Kondisi tersebut menyebabkan daya dukung
Kondisi tanah yang tidak memenuhi
tanah sebagai dasar konstruksi jalan tidak Persentase (%)
persyaratan sifat teknis tanah
terpenuhi
Biaya penggunaan material agregat kelas A
Biaya bahan baku agregat kelas A dan
ataupun B sebagai bahan stabilisasi tanah secara
B untuk proses stabilisasi tanah secara Rupiah (IDR)
mekanis yang cukup tinggi menjadi potensi yang
mekanis cukup tinggi (15%)
besar untuk dilakukan efisiensi
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk proses
Semen sebagai stabilisasi tanah
stabilisasi tanah secara kimiawi dan menjadi
khususnya didaerah Sumatera Selatan Unit
peluang besar untuk dikembangkan sebagai
belum familiar
produk turunan.
Lokasi pembangunan jalan dekat Mobilisasi semen sebagai bahan stabilisasi lebih
Kilometer (Km)
dengan sumber bahan baku semen hemat dan lancar
Penggunaan material agregat kelas A Penggunaan material yang berada jauh dari
dan B yang jauh dari lokasi berpotensi lokasi proyek akan menyebabkan pencemaran Persentase (%)
terjadinya pencemaran lingkungan lingkungan.

1.3.Analisis Dampak Masalah/Peluang Jika tidak diambil


Pemanfaatan semen sebagai bahan stabilisasi tanah secara kimia jika tidak dilakukan pengujian dan penerapan maka
akan hilang kesempatan penghematan biaya pada pelaksanaan konstruksi jalan serta peluang untuk pengembangan
produk turunan semen kedepan/

1.4.Menetapkan Tema
Penggunaan soil cement sebagai salah satu alternatif dalam proses stabilisasi tanah lunak secara
Gerakan
kimia serta menjadikan hasil produk tersebut nantinya sebagai produk turunan dari SMBR

4
Meningkatkan daya dukung tanah dasar secara kimia untuk pelaksanaan konstruksi jalan dan
Objek
bangunan fisik lainnya dengan menggunakan produk sendiri yaitu semen.
Area Di Area Jalan Akses Tambang 3 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Tema ini mendukung perusahaan tercapainya target perusahaan :

Target Perusahaan Bentuk Dukungan


Visi Menjadi Green Cement Based Building Material Mendukung pengurangan bahan bakar fossil
Persusahaan terdepan di Indonesia Mendukung program penanggulangan limbah
Kami berkomitmen membangun negeri untuk
Misi Mendukung program percepatan pembangunan
Indonesia yang lebih baik
Mencapai target pelaksanaan investasi perusahaan
Pencapaian Capex dan efisiensi perusahaan
KPI dan efisiensi penggunaan biaya investasi.
Perusahaan Meningkatkan profit melalui pengembangan
Pengembangan produk turunan
produk

1.5.Analisis Harapan Tema


Masalah /
No Dampak Masalah Harapan tema
Peluang
1 Biaya proses stabilisasi tanah meningkat Biaya konstruksi dapat lebih rendah
Penggunaan semen sebagai alternatif dalam
Kondisi tanah Membutuhkan waktu pelaksanaan yang lebih
2 proses stabilisasi dapat mempersingkat waktu
asli yang tidak panjang
pelaksanaan
memenuhi
persyaratan sifat 3 Kapasitas jalan menurun Kapasitas jalan dapat maksimal
teknis tanah Penggunaan material timbunan dari luar
Menggunakan produk sendiri serta
4 meningkat dan menimbulkan pencemaran
mengurangi pencemaran lingkungan
lingkungan

1.6.Menentukan Sasaran Tema


Aspek
Kondisi Saat Ini Sasaran (SMART)
Mutu
Kualitas kapasitas jalan menurun karena kondisi daya dukung
Quality Kapasitas jalan dapat meningkat
tanah dasar tidak memenuhi persyaratan teknis tanah
Biaya penggunaan material pilihan untuk proses stabilisasi Biaya material untuk proses stabilisasi tanah
Cost tanah dasar cukup tinggi yang mempengaruhi biaya konstruksi lebih efisien dengan menggunakan
jalan. material/produk semen sendiri
Pengiriman/supply material lama dan berpotensi tidak lancar Proses pengiriman dapat/supply material
Delivery karena jarak quarry yang jauh dari lokasi project dan dapat terjamin dikarenakan produk sendiri dan
berdapat terganggunya pelaksanaan project dekat dengan lokasi project
Resiko kesehatan dan keselamatan pekerja
Kondisi jarak supply material yang jauh dari lokasi berpotensi
H/S/S/E dapat diminimalisir khususnya supir
terjadinya resiko kecelakaan kendaraan dan operator (supir)
angkutan material
Permasalahan debu dan asap kendaraan yang diakibatkan dari Mendukung pemerintah dalam
Morale proses pengiriman material yang berada dari luar lokasi proyek penanggulangan masalah gas carbon
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. dan debu dari material.

1.7.Pengesahan Aktifitas

Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Juli 2022 Tanggal: Juli 2022 Tanggal: Juli 2022


Pimpinan Fasilitator Ketua

5
LANGKAH 2 : ANALISIS MASALAH / PELUANG
2.1 Melakukan Tinjauan Kondisi Aktual

a. Survei Pendahuluan
Pembuatan atau pembangunan jalan di daerah-daerah yang tidak/kurang terdapat batuan/bahan untuk perkerasan
jalan, bahan harus didatangkan dari daerah lain. Sehingga pembangunan jalan jadi meningkat karena diperlukan
biaya tambahan untuk transportasi bahan dan peralatan yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan penghematan biaya konstruksi dengan cara memanfaatkan bahan
setempat sebagai bahan perkerasan jalan.

 Pemanfaatan sumber daya alam secara rasional disertai dukungan/perlindungan konservasi.


 Pengembangan prasarana yang dapat menyertakan partisipasi masyarakat dan pihak swasta.
 Pengembangan proyek-proyek yang menyerap tenaga kerja yang banyak dan mengembangkan usaha jasa
konstruksi segmen golongan lemah dan menengah.
 Peningkatan kondisi prasarana yang mantap, andal dan meluas jangkauannya sehingga dapat
memberikan dukungan yang tangguh terhadap sektor lain.

Pada beberapa daerah sumber bahan lokal banyak tersedia tapi belum dimanfaatkan secara optimal karena
bahan tersebut mempunyai mutu di bawah standar. Bahan perkerasan yang tidak memenuhi spesifikasi/standar,
biasa disebut bahan sub standar. Agar bahan tersebut dapat digunakan secara optimal, diperlukan pengkajian
baik di laboratorium maupun di lapangan. Bahan lokal yang dikaji pada tahun anggaran 1998/1999, adalah tanah
laterit dan pasir kelanauan dari bahan tersebut akan dilakukan pengamatan secara berkala.

b. Stabilisasi Tanah
Untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara. Perbaikan sifat-sifat
tanah berdasarkan teknik yang digunakan ada tiga cara yaitu (Kurniadji, 1998):

1) Secara Mekanis.
Perbaikan tanah tanpa penambahan bahan-bahan baru, jadi sifat-sifat tanah dapat diperbaiki dengan cara:
 Mengurangi volume pori tanah atau menimbun tanah tersebut dan dipadatkan dengan bantuan alat-alat
pemadat.
 Dengan melakukan drainase air tanah dan menjaga kadar air tanah pada tingkat tertentu.
 Menambah jenis tanah yang belum dimiliki tanah setempat, untuk cara ini biasanya dikombinasikan
dengan cara lain, karena pada umumnya pemadatan hampir selalu diperlukan.

2) Secara fisik
Dengan memanfaatkan reaksi-reaksi fisik tanah sehingga tanah dapat diperbaiki, dengan cara:
 Mengubah temperatur (mis: temperatur diturunkan dan pemadatan dapat dilakukan dengan mencampur
aspal panas dan tanah).
 Hidrasi atau pencampuran dengan air (mis: hidrasi dengan semen (PC) akan mengeraskan tanah dan
menimbulkan ikatan yang kuat).
 Penguapan
 Penyerapan

3) Secara Kimiawi
Dengan menggunakan reaksi kimia sehingga tanah menjadi keras, dengan cara:
 Pertukaran ion, yaitu dengan menukar reaksi ion butir tanah.
 Pengendapan yaitu dengan mencampur dua macam campuran, sehingga terbentuk zat baru yang dapat
menimbulkan pemadatan pada tanah atau stabilisasi tanah.
 Polimerisasi yaitu dalam kondisi-kondisi tertentu beberapa zat sederhana dicampur sehingga akan
membentuk zat baru yang dimiliki molekullebih besar dan menimbulkan pengaruh stabilitas.
 Oksidasi.

Cara lain untuk memperbaiki tanah adalah dengan cara melihat tujuan-tujuan yang akan dicapai, antara lain:

6
1) Perbaikan menyeluruh terhadap sifat tanah tanpa menambah bahan baru. Cara ini meningkatkan kekuatan
tanah, mengurangi dan permeabilitas.
2) Perbaikan sifat tanah dengan meningkatkan kekuatan geser tanah.
3) Mengusahakan tanah menjadi kedap air
4) Mencegah tidak terjadinya erosi tanah, dapat dilakukan dengan menambah bermacam-macam garam dan
bahan kimia lainnya.

Pengujian ini dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah dilakukan secara kimiawi yaitu dengan
menggabungkan semen dan bahan/tanah setempat. Pemilihan produk semen ini dikarenakan SMBR merupakan
industri yang bergerak dibidang semen sehingga kedepan dapat menjadikan soil cement sebagai salah satu
produk turunan dan juga dalam penerapannya di Jalan Akses T3 ini dapat menghemat dari segi cost
(transportasi) karena bahan didatangkan dari pabrik yang cukup dekat dengan lokasi proyek.

c. Pengujian Laboratorium
1) Tujuan Pelaksanaan
Tujuan dari pelaksanaan pengujian laboratorium untuk soil cement sebagai berikut :
 Merencanakan komposisi antara campuran tanah, semen dan air pada pekerjaan soil cement base (SCB).
 Menstabilisasi perkerasan yang ada dengan kedalaman sesuai rencana desain yaitu kedalaman soil cement
base (SCB)
 Meningkatkan homoginitas material dengan stabilisasi semen atau additive lainnya sehingga menghasilkan
mutu hasil pekerjaan yang sesuai spesifikasi.
 Dan pengujian dilakukan pada pekerjaan soil cement base (SCB) yaitu:
a) ) Pengujian Proctor standart,
b) Pengujian Kuat tekan bebas (Unconfined CompressivStrength/UCS)
c) Pengujian California Bearing Ratio/CBR

d. Definisi pelaksanaan pekerjaan soil cement base (SCB)

 Persiapan Pekerjaan Soil Cement Base adalah Pekerjaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan Soil
Cement Base / Lapis Pondasi Tanah. Persiapan ini terdiri dari Site Investigation, Pengambilan dan
pemeriksaan sampel untuk Design Mix Formula (DMF), Pemeriksaan material semen yang akan digunakan
serta Pengujian di Lapangan (Field Trial).
 Design Mix Formula (DMF) adalah pengujian material yang berhubungan dengan proyek dan dilakukan di
Laboratorium untuk mendapatkan Job Mix Formula (JMF) sebagai acuan dan pedoman ketika proyek
dilaksanakan.
 Job Mix Formula (JMF) adalah perbandingan antara implementasi dari Design Mix Formula (DMF) yang
dilaksanakan di laboratorium dengan percobaan di lapangan (Field Trial).
 Bulking Ratio (BR) adalah derajat kehalusan yang digunakan sebagai bahan perbandingan antara tanah
campuran kondisi gembur (setelah milling) dengan tanah campuran kondisi padat. Fungsinya untuk
mengidentifikasi ketebalan pemadatan dengan mengukur ketebalan gembur campuran sebelum dilakukan
pemadatan

e. Milling dan Pemadatan Soil Cement Base (SCB)


Pelaksanaan pekerjaan Milling adalah pencampuran antara tanah pilihan, Semen serta Air. dengan perbandingan
komposisi sesuai dengan job mix formula yang telah ditentukan sebelumnya.

1) Memastikan semua alat yang berhubungan dengan pekerjaan recycling telah siap
2) Segera milling semen yang telah terhampar dengan kedalaman yang telah ditentukan
3) Kecepatan Recycling Machine (WR.2500) pada saat milling diusahakan konstan agar hasil campuran lebih
homogeny
4) Arah perjalanan Recycling Machine (WR.2500) pada saat milling dimulai dari sisi bagian luar kemudian masuk
ke bagian sumbu jalan
5) Selama proses milling, kedalaman milling harus selalu dicheck dengan cara melihat elevasi pada patok-patok
yang telah ditandai di tepi badan jalan

7
6) Milling segera setelah penghamparan telah selesai, kemudian dilakukan proses milling dengan alat Reycling
Machine pelaksanaanya dilakukan dengan 1 kali proses milling dengan ketebalan 35 cm.
7) Pelaksanaan milling akan bergerak gradual (sedikit demi sedikit) dari sisi bagian luar kemudian masuk ke
bagian sumbu jalan sampai seluruh permukaan selesai di milling, setelah proses milling selesai kemudian
dilanjutkan dengan Motor Grader untuk mengembalikan kondisi yang semula dengan kemiringan jalan 3 %.
Kemudian dilanjutkan dengan Padfoot Roller untuk pemadatan awal dan Vibro Roller untuk pemadatan akhir
setelah pemadatan awal dan akhir selesai, dilanjutkan dengan finshing dengan alat Pneumatic Tyre Roler
(PTR).
8) Kondisi Khusus, pada saat milling di jalan yang menanjak, proses milling dimulai dari elevasi yang rendah
menuju ke elevasi yang lebih tinggi.

2.1.1 Proses Milling

f. Pemadatan
1) Pekerjaan Pemadatan Awal adalah pemadatan hasil milling antar tanah pilihan dengan semen oleh alat
Recycling Machine. Pemadatan awal ini dilakukan dengan alat berat Padfoot Roller.
2) Pekerjaan Pemadatan Akhir adalah pemadatan finishing setelah pemadatan awal oleh Padfoot Roller dan
pembentukkan oleh Motor Grader. Pemadatan akhir ini dilakukan dengan alat berat Smooth Drum Roller
3) Persiapan sebelum dilakukan Milling dan pemadatan langkah awal yang dilakukan ialah memobilisasi alat-alat
yang akan digunakan dan tenaga kerja serta Gambar pelaksanaan harus sudah tersedia agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar yang ada dan petunjuk dari direksi pekerjaan.
4) Alat yang digunakan adalah Recycling Machine, Water Tank Truk, Cement Spreader/Excavator, Motor Grader,
Padfoot Roller ,Vibro roller
5) Bahan yang digunakan adalah tanah dan Semen yang digunakan untuk lapis pondasi tanah semen adalah semen
Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan SNI 15-2049-2004.

8
2.2 Memetakan Hubungan Sebab Akibat Terhadap Masalah / Peluang

Manusia Metode

Dilakukannya
Fasilitas manual
uji soil Cement Tanah
sangat tergantung
di laboratorium setempat tidak
dengan operator
memenuhi Melakukan
syarat improvement
yang
menghasilkan
Semen Menggunakan
Produk Turunan
Memanfaatkan
bahan/tanah
Sendiri dan peralatan Semen
Tanah laboratorium
setempat yang setempat untuk pengujian
belum memenuhi dan alat berat
syarat saat pelaksanaan

Lingkungan Bahan Alat


n

2.3 Menentukan Kemungkinan Akar Penyebab


Kemungkinan akar penyebab dari diagram sebab akibat adalah :
 Daya Dukung Tanah pada Sta. 5+400 s/d Sta. 5+450 tidak memenuhi persyaratan sifat teknis tanah (tanah
rawa/lunak) sehingga diperlukan stabilisasi tanah secara kimiawi dengan penambahan semen
 Mencoba melakukan pemanfaatan tanah setempat dan melakukan improvement dengan melakukan pengujian
laboratorium dengan mengambil sample tanah setempat dan semen milik sendiri untuk menghasilkan soil cement
base.

2.4 Mengumpulkan fakta & data akar penyebab


No Penyebab Persoalan Identifikasi Resiko
1 Man Keterbatasan research dan penerapan terkait penggunaan soil semen sebagai bahan
stabilisasi tanah lunak
2 Metode Mengambil sampel tanah aktual yang berada dilokasi proyek, melakukan pengujian
laboratorium, memeriksa kualitas semen, serta Pengujian di Lapangan (Field Trial).
3 Lingkungan Memanfaatkan bahan/tanah setempat yang belum memenuhi daya dukung tanah
4 Bahan Menggunakan bahan setempat untuk melakukan upaya efisiensi biaya (Cost Bahan &
Transport) serta Design Mix Formula (DMF) dengan campuran semen milik sendiri
5 Alat Fasilitas pengujian masih menggunakan peralatan milik SMBR dan alat berat untuk proses
pemadatan di lapangan (Fasilitas belum memadai untuk mencapai kapasitas yang
diinginkan)

2.5 Menganalisis Akar Penyebab


Tabel Menganalisis akar penyebab

Probabilitas Dampak Risk Score


No Identifikasi Resiko Penyebab
Likelihood : L Consequence : C S = LxC
Biaya konstruksi jalan yang tinggi yang
1 salah satunnya dikarenakan proses 3 2 6
stabilisasi tanah dasar

Tanah tidak memenuhi persyaratan


2 untuk perkerasan jalan 3 3 9

Fasilitas pengujian dan proses


3 peamdatan tanah belum memadai untuk 4 4 16
mencapai kapasitas yang diinginkan
9
2.8. Menentukan Akar Penyebab Dominan

18

16

14

12

10

0
1 2 3

Nomor Masalah

Risk Score

Cummulative Score

LANGKAH 3 : ANALISIS SOLUSI


3.1. Melakukan Studi Literatur Terkait Tema
Studi literature merupakan kegiatan mengumpulkan sejumlah referensi teori yang relefan dengan masalah atau tema pada
makalah ini. Studi literatur yang dilakukan antara lain :
 Teknik Process dan konstruksi  Analisa kinerja proses stabilisasi tanah dan pelaksanaannya.
 Rekayasa Teknik  Analisa rekayasa teknik terkait karakteristik dan klasifikasi tanah dan struktur jalan.
 Teknik Pertambangan  Kaidah dan aturan jalan tambang.
 Supply Chain Management  Memastikan keberlangsungan material dengan memetakan potensi sumber bahan
material, kapasitas produksi dan skema pengadaannya.
 Kelayakan Investasi  Menganalisis dan mengkaji dari sisi keuangan terkait pengembalian modal, jangka waktunya
dan peluang kedepan.
 Pengembangan Produk  Analisas pengembangan produk baru, peluang dan tantangan serta kemungkinan pasar

Dengan referensi yang dikumpulkan maka diharapkan akan tercipta design mix formula yang sesuai sebagai material
stabilisasi tanah secara kimia yang :
- efektif dalam proses pelaksanaan dan pengujiannya ;
- efisien dalam penggunaan material dan sumber daya lainnya yang berdampak pada biaya investasi yang dikeluarkan
serta waktu pelaksanaan ;
- safety dalam pelaksanaan pembangunan dan pengoperasiannya ;
- memenuhi standar aturan yang berlaku untuk menjamin keberlangsungan dan keamanan lingkungan.
- Keberlanjutan dalam proses pengadaan dan pengolahannya.
- Innovative dalam upaya pengembangan produk baru kedepannya

10
3.2. Membuat Daftar Alternatif Solusi
Daftar alternatif solusi didasarkan dari permasalahan yang dihadapi kemudian dibuat skema penyelesaian permasalahan
tersebut dengan menimbang berbagai alternatif yang mungkin.
1. Menggunakan semen sebagai material/bahan dalam proses stabilisasi tanah secara kimia  Tingginya biaya
penggunaan material/agregat kelas A dan B atau material pilihan lainnya yang mencapai ± 15 % dari total cost
konstruksi jalan.
2. Pengembangan produk turunan semen  Persaingan industri semen yang semakin ketat mengharuskan setiap
produsen semen mencari alternatif dan innovatif dalam mengembangkan produk turunannya sehingga mampu
bersaing dan memberikan solusi pada permasalahan konstruksi.

3.3. Menetapkan Kriteria Pemilihan Alternatif Solusi


Kriteria Pemilihan Solusi
Akar Total
Masalah Penyeba Ide/Alt. Solusi Luas
Efektifitas dan
b Waktu Cakupa Biaya Safety Poin
Efisiensi
n
1. Konstru Kondisi  Penggunaa Telah Aggreg Efektif namun Tinggi Kurang
ksi tanah asli n material tersedi at kasar tidak efisien dan jarak aman
pemban tidak aggregat a jauh
gunan memenuh pilihan (materi
jalan i sifat (aggregat al
terkenda teknis kalas A, B tidak
la tanah dan perlu
(daya material penguj
dukung pilihan ian
tanah < lainnya) awal)
3%) Poin 3 3 2 1 2 11
 Penggunaa Waktu Aggreg Masih dalam Sedang Aman
n semen penguj at halus tahap
dalam ian pengujian,
proses awal secara
stabilisasi perhitungan
tanah cukup efektif
secara dan efisien
kima
Poin 2 3 3 2 3 13
2. Tinggin Kondisi  Penggunaa Tidak Agregat Tidak efektif Tinggi Kurang
ya biaya tanah an material harus kasar karena sumber dan Aman
untuk tidak pilihan melak material jauh mobilisasi
proses memenuh (aggregat ukan dari lokasi jauh
stabilisa i sifat kelas A, B penguj project
si tanah teknis dan ian
tanah lainnya). awal
Poin 3 3 2 1 2 11
 Mengguna Perlu Agregat Efisien karena Sedang Aman
kan semen dilaku halus merupakan
sebagai kan produk sendiri
material penguj dan dekat
stabilisasi ian dengan lokasi
tanah. awal project
Poin 2 3 3 2 3 13

3.4. Menganalisis Alternatif Solusi


Tabel Komparasi Manfaat
Kriteria Pemilihan Solusi Pilihan
IDE/ ALT.
No. Akar Penyebab Waktu Luas Efektifitas & Biaya
SOLUSI
cakupan efisiensi

11
1 Kondisi tanah asli  Perbaikan Estimasi Agregat Penggunaan Sedang Berdasark
yang tidak tanah asli 2(dua) Bulan halus semen sebagai an tabel
memenuhi sifat bahan stabilisasi penetapan
(stabilisasi) kriteria
teknis tanah (daya tanah dinilai lebih
dengan maka
dukung tanah efisien dan efektif
menggunaka dipilih
rendah) dari segi altenatif
n soil semen keberadaan bahan dengan
sebagai baku dan jarak poin
proses kimia tertinggi

2 Tingginya biaya Penggunaan soil Estimasi Agregat Mengurangi Sedang


konstruksi jalan semen sebagai 2(dua) halus penggunaan
serta alternatif dalam Bulan material timbunan
pengembangan proses stabiliasi pilihan serta
produk turunan tanah dasar sebagai langkah
dengan awal dalam proses
membuat mix pengembangan
design formula produk turunan
yang sesuai semen

3.5. Menetapkan Solusi Terbaik


No Solusi Terpilih Keterangan (Deskripsi Solusi)
1 Penggunaan semen sebagai Melakukan percobaan dan pengujian serta penerapan penggunaan soil semen
material dalam proses dalam proses stabilisasi tanah lunak di jalan akses tambang 3 sehingga diperoleh
stabilisasi tanah secara mix design formula yang sesuai dengan karakteristik tanah pada area tersebut.
kimiawi. Hal ini akan berdampak pada efisiensi biaya dalam proses pembangunan jalan
serta sebagai langkah awal dalam proses pengembangan produk turunan semen.

3.6. Merencanakan Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan Terhadap Risiko Terhadap


Solusi
Nilai Risiko Tingkat
Score Risiko
Fungsi/Proses Potensi Risiko Likelihood Consequence
(S=L X (H-M-
(L) (C)
C) L)
Mix Design Foemula Penentuan mix design 2 1 2 Low
yang sesuai dengan
karakteristik tanah
Konstruksi Proses penerapan 3 1 3 Medium
Solusi dilapangan sulit.
No
Terpilih Alat Pengujian Jumlah/item 3 1 3 Medium
pengujian terbatas
Sample Kesalahan dalam 2 1 2 Low
pengamatan dan
analisa sample
Penerapan/Pelaksanaan Perlunya tambahan 2 1 2 Low
baik segi operator
maupun peralatan dan
lainnya

12
3.7. Memahami Pengaruh Solusi Terhadap Pihak Terkait
Pihak yang berkepentingan Positive Impact Negative Impact
Tambang - Jalan akses tambang 3 dapat - Perlu perawatan dan pemeliharaan
beroperasi sebagai mestinya jalan.

Kontraktor Penggunaan material semen Perlu dilakukan pengujian dan


sebagai stabilisasi tanah pengetesan terkait mix design formula
memudahkan proses pelaksanaan
dan mempersingkat waktu
konstruksi.
Operation Ketersediaan bahan baku untuk Koordinasi dan waktu pengiriman
proses operasi terjamin material meningkat karena kondisi
jarak.
Timbangan Penambahan operator timbang
Research and Engineering Langkah awal dalam Kajian lebih lanjut dan pengujian pada
(QA/QC) pengembangan produk turunan. beberapa sample kondisi tanah
Keuangan Mengurangi biaya investasi dalam Biaya penelitian dan pengujian untuk
proyek pembangunan jalan pengembangan meningkat
Asset dan verifikasi Bertambahnya aset perusahaan Pajak meningkat

LANGKAH 4 : MODELING DAN ANALISIS KELAYAKAN

4.1 Merencanakan Model

1. Flow Chart Proses Mix Design Soil Cement Base (SCB)

Sebelum melakukan pekerjaan dan pengujian soil cement ini , perlu dilakukannya survey kondisi aktual di lapangan, kemudian
dilakukannya pengambilan sampel tanah untuk mengetahui kekuatan/daya dukung tanah tersebut. Kemudian barulah dilakukan
stabilisasi secara kimiawi dengan mencampurkan/milling semen milik sendiri untuk kemudian dilakukan pemadatan dan
pengujian di lapangan.

13
4.2 Membuat Sistem Dokumentasi Model

Komposisi kebutuhan semen dalam 1 m2 tebal 35 cm


 Data Lab

- MDD Berat kering maksimum tanah : 1.626 gr/cm3

- OMC Tanah : 14.08 %

- % Cement terhadap berat kering tanah : 7.00 %

 Penerapan pemakaian semen

- Kebutuhan semen dalam 1m3 tanah padat maksimum

- Tanah : 1.626 gr/cm3 x 1 m3 = 1.626 kg

- Semen : 7.00 % x 1626 kg = 113.8 kg/m3

- Air : 14.08 % x 228.94 kg = 228.9 Ltr

4.3 Pembuatan dan Pengujian Model


1. Pengujian Proctor standart (Kepadatan ringan untuk tanah)

Sumber : Penelitian & Laporan Akhir Mix Design dan Metode Pelaksanaan Soil Cement Base (SCB)
Politeknik Negeri Manado Tahun 2016

14
2. Pengujian Berat jenis tanah

Sumber : Penelitian & Laporan Akhir Mix Design dan Metode Pelaksanaan Soil Cement Base (SCB)
Politeknik Negeri Manado Tahun 2016

15
3. Pengujian Kuat tekan bebas Unconfined Compressive Strength (UCS)

Sumber : Penelitian & Laporan Akhir Mix Design dan Metode Pelaksanaan Soil Cement Base (SCB)
Politeknik Negeri Manado Tahun 2016

16
4. Pengujian California Bearing Ratio (CBR)

Sumber : Penelitian & Laporan Akhir Mix Design dan Metode Pelaksanaan Soil Cement Base (SCB)
Politeknik Negeri Manado Tahun 2016

17
5. Properties bahan campuran dan kesimpulan

Sumber : Penelitian & Laporan Akhir Mix Design dan Metode Pelaksanaan Soil Cement Base (SCB)
Politeknik Negeri Manado Tahun 2016

18
4.4 Evaluasi Model

Kegiatan Laporan Hasil Keterangan

Pengecekan kondisi dan Kondisi tanah dasar pada Sta. Perlu stabilisasi tanah menggunakan
daya dukung tanah 5+400 s/d Sta. 5+450 tidak bahan campur semen sebagai Design
memenuhi persyaratan sifat Mix Formula (DMF)
teknis tanah (tanah rawa/lunak)

4.5 Analisis Kelayakan


a. Aspek pasar
Pemanfaatan tanah setempat yang tidak memenuhi persyaratan daya dukung tanah bisa menjadi salah
satu alternatif efisiensi khususnya pada penerapan rencana jalan tambang 3 yaitu dengan metode soil
cement base (SCB)
Selain itu metode Soil Cement ini dapat pula dikembangkan (improvement) menjadi produk turunan
semen yang nantinya dapat dikembangkan menjadi salah satu produk yang dapat dipasarkan.
b. Analisis Teknis Produksi dan Teknologi
Soil Cement ini dilakukan dengan pengambilan sampel di lokasi proyek kemudian dibawa ke
laboratorium SMBR untuk dilakukan pengujian kemudian dilakukan menggabungan dengan bahan
campur semen dan air kemudian dilakukan pemadatan dan pengujian di lapangan agar mendapatkan
lapis pondasi tanah yang baik.
c. Analisis Enviromental
Pemanfaatan tanah setempat sebagai salah satu bahan untuk pengujian dan penerapan soil cement
akan mengurangi kemungkinan meningkatnya limbah di lokasi tersebut. Karena semua bahan dan
material dipergunakan secara optimal
d. Analisis Legalitas
Dapat menjadi produk turunan yang dipatenkan dan di produksi oleh SMBR
e. Aspek Manajemen, Organisasi dan SDM
Pemenuhan parameter substitution rate akan membuat Semen Baturaja semakin dekat untuk
mendapatkan Sertifikat Standard Indistri Hijau.
f. Analisis Keuangan
Berikut dilakukan analisa perbandingan /m3 jika ditinjau dari stabilisasi baik secara fisik maupun
secara kimiawi

No Secara Fisik Secara Kimiawi


1 Umumnya Lapis pondasi suatu Menggunakan Job Mix Formula (JMF)
perkerasan jalan menggunakan Tanah :Semen : Air
agregat baik agregat kelas A, agregat 1626 Kg : 113,8 Kg/m3: 228,9 Ltr
kelas B, dan agregat kelas C
2 Biaya Agregat/ m3: Rp. 320.000,- Biaya Tanah : Rp. 91.463,-
Biaya Semen : Rp. 132.000,-
Biaya Air : Rp. 28.612,5,-
Biaya Soil Cement/m3: Rp. 252.083,5,- /m3

19
g. Manajemen dan Mitigasi Resiko

No Peristiwa Risiko Mitigasi Risiko


1 Nilai CBR (daya dukung tanah tidak 1. Kajian literature yang mendalam terkait
meningkat) karakteristik tanah
2. Melakukan pengujian dan analisa yang akurat
dan teliti
2 Kualitas semen yang tidak konsisten 1. Melakukan koordinasi dengan bagian QC
terkait proses produksi semen.
2. Sosialisasi instruksi kerja dan pelatihan
kepada analis
3 Perbedaan jenis tanah sehingga mix design 1. Mengambil sample tanah dari berbagai area
formula yang dihasilkan tidak dapat sebagai acuan dalam proses mix design
diterapkan secara permanen 2. Menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah dan akademis terkait kajian
penggunaan semen sebagai stabilisasi tanah
lunak
3. Meningkatkan sample pengujian tanah dan
hasil mix design

h. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan :
Dapat melakukan efisiensi biaya dengan pemanfaatan Soil Cement pada tanah yang tidak memenuhi
persyaratan daya dukung serta biaya pelaksanaan konstruksi jalan.

Saran :
Melakukan pengembangan dan studi lebih lanjut untuk pengembangan soil semen sebagai produk
turunan SMBR

4.6 Pengesahan Modeling & Analisasi Kelayakan


Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Pimpinan Fasilitator Ketua

20

Anda mungkin juga menyukai