Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN TEKNIS FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN LAPISAN TANAH

PENUTUP TERHADAP PRODUKTIVITAS EXCAVATOR PADA


TAMBANG BATUBARA PT. BUMA-DAHANA (PERSERO)
JOBSITE ADARO, KALIMANTAN SELATAN

TECHNICAL STUDIES OF BLASTING RESULT ANALYSIS ON THE PRODUCTIVITY


OF EXCAVATOR IN COAL MINE PT. BUMA-DAHANA ( PERSERO )
JOBSITE ADARO, SOUTH KALIMANTAN

Ocky Pradikha Riadi1, M. Taufik Toha 2, Bochori3


1,2,3Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya,

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia


Email: ockyriadi@outlook.com

ABSTRAK
PT Bukit Makmur Mandiri Utama sebagai kontraktor tambang dan bersama PT Dahana (Persero) sebagai kontraktor
penyedia jasa peledakan dari PT Adaro Indonesia. Ukuran fragmentasi hasil peledakan yang melebihi 60 cm
mengakibatkan efisiensi alat gali muat menjadi kurang optimal. Analisa distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan
dengan menggunakan Software Split Desktop diperoleh nilai fragmentasi ≤ 60 cm sebanyak 73,55% dan persentase
boulder 26,45%. Hasil dari fragmentasi peledakan akan mempengaruhi digging time, dari analisa dilapangan
didapatkan bahawa digging time terlama adalah 14,67 detik dan tercepat sebesar 11,98 detik dengan rata-rata sebesar
12,916 detik, masih diatas target yaitu 12 detik. Hal ini terlihat pada regresi linear pada grafik digging time dan
fragmentasi > 60 cm memiliki korelasi y = 0,1332x + 9,4084 dengan korelasi R² = 0,8333. Cycle time pada delapan
kali peledakan sangat beragam dari 11 detik sampai 14 detik dengan rata-rata cycle time sebesar 12,91 detik dengan
cycle time terendah sebsar 11,96 detik dan tertinggi sebesar 14,67 detik cm memiliki korelasi y = 0,1666x + 25,428
dengan korelasi R2 = 0,8626. Produktivitas Komatsu PC 2000 hasil pengamatan ketika fragmentasi hasil peledakan
>60 cm memiliki persentasi terendah sebesar 19,1 % memiliki produktivitas sebesar 889,15 bcm dan sebaliknya, pada
fragmentasi hasil peledakan > 60cm dengan persentasi tertinggi sebesar 35,96 % maka Produktivitas mengalami
penurunan menjadi 791,99 bcm. Fragmentasi hasil peledakan dan Produktivitas memiliki korelasi y = -5,1946x + 1065
dengan korelasi R2 = 0,8792. Hal ini menunjukan bahwa fragmentasi berpengaruh besar terhadap produktivitas
excavator PC 2000.

Kata Kunci: Fragmentasi, Boulder, Geometri Peledakan, Produktivitas, Split Desktop

ABSTRACT
PT Bukit Makmur Mandiri Utama and PT Dahana (Persero) is a contractor of PT Adaro Indonesia related to Balsting
Service. The size of fragmentation of the blasting results that is more than 60 cm resulting in the efficiency of the
digging tool to be less than optimal. Analysis of rock blasting fragmentation distribution using Split Desktop Software
obtained fragmentation value ≤ 60 cm as much as 73.55% and boulder percentage 26.45%. The result of blasting
fragmentation will affect the digging time, from the analysis of the field, it is found that the biggest digging time is 14.67
seconds and it is 11.98 seconds with 11.98 seconds average, still above the target which is 12 seconds. This is seen in
linear regression in graph of digging time and fragmentation> 60 cm has correlation y = 0,1332x + 9,4084 with
correlation R² = 0,8333. Cycle time on eight times the explosion is very diverse from 11 seconds to 14 seconds with an
average cycle time of 12.91 seconds with the lowest cycle time sebsar 11.96 seconds and the highest of 14.67 seconds
cm has a correlation y = 0.1666x + 25,428 with correlation R2 = 0,8626. Productivity of Komatsu PC 2000
observation when fragmentation of detonation> 60 cm has the lowest percentage of 19.1% has a productivity of 889.15
bcm and vice versa, on fragmentation results> 60cm with the highest percentage of 35.96% then productivity decreased
to 791.99 bcm. Fragmentation of blasting and Productivity have correlation y = -5,1946x + 1065 with correlation R2 =
0,8792. This shows that fragmentation has a big effect on productivity of excavator PC 2000.

Keywords: Fragmentation, Boulder, Blasting Geometry, Productivity, Split Desktop


1. PENDAHULUAN
PT Dahana (persero) merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah yang bergerak dibidang jasa peledakan
(Blasting Service). Perusahaan yang menggunakan jasa dari PT Dahana (persero) salah satunya adalah PT Adaro
Indonesia. PT Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang terletak di kabupaten
Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan serta menggunakan sistem peledakan dalam kegiatan penambangan. PT Adaro
Indonesia dibantu oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama sebagai kontraktor dalam kegiatan penambangan serta
kegiatan pemboran dan peledakan. PT Bukit Makmur Mandiri Utama juga dibantu oleh PT Dahana (Persero) sebagai
kontraktor dari PT Adaro Indonesia yang mempunyai cakupan tugas untuk menyediakan aksesoris dan bahan peledak
yang berupa emulsion hingga mengisikannya ke lubang ledak (down to hole service) serta melakukan proses
perangkaian hingga peledakan. Lapisan interburden di lokasi Pit Paringin memilik jenis material yaitu batu lumpur
(Mudstone). Material pada lapisan tersebut memiliki tingkat kekerasan yang cukup keras sehingga untuk melakukan
pembongkaran Interburden dengan menggunakan metode Ripping-Dozing sangat tidak efektif dan tidak ekonomis.
Proses pembongkaran lapisan tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan pengeboran dan peledakan.

Produksi batubara di lokasi penelitian sangatlah ditentukan oleh kegiatan pembongkaran overburden dengan melakukan
peledakan, khususnya pada lokasi Pit Paringin. Kegiatan peledakan di Pit Paringin pada awalnya dilakukan dengan
powder factor rata-rata sebesar 0,21 kg/ton dengan target rata-rata digging time maksimal sebesar 12 detik [1].
Peledakan dilakukan setiap hari dan terlihat adanya penurunan powder factor dikarenakan lokasi peledakan berada di
area kritikal yang berada dekat dengan perumahan warga serta dalam rangka penghematan. Penuruanan ini tentunya
akan berdampak pada fragmentasi hasil peledakan serta produktivitas dari Komatsu PC 2000 yang digunakan di area Pit
Paringin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penuruan powder factor terhadap Fragmentasi
peledakan yang dihasilkan serta pengaruhnya terhadap digging time dan produktivitas excavator Komatsu PC 2000.

Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana hasil fragmentasi yang dihasilkan dari geometri
dan powder factor menggunakan Software Split Desktop, bagaimana pengaruh distribusi fragmentasi batuan hasil
peledakan terhadap digging time , Swing load , loading dan swing empty Excavator Komatsu PC 2000 dan apakah
distribusi fragmentasi hasil peledakan berpengaruh terhadap cycle time dan produktivitas Excavator Komatsu PC 2000.
Penelitian ini memiliki batasan masalah yang berfokus pada fragmentasi peledakan di lokasi high wall dan low wall
wilayah pit Paringin. Analisis pengaruh fragemntasi terhadap digging time dan produktivitas excavator, faktor seperti
efektifitas alat, keterampilan operator dan factor bucket dianggap dalam kondisi optimum. Perhitungan distribusi
fragmentasi dilakukan dengan software split-desktop 2.0. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil fragmentasi yang dihasilkan dari geometry dan powder factor di pit Paringin menggunakan Software
Split Desktop 2.0
2. Mengetahui pengaruh distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan terhadap digging time, Swing load , loading dan
swing empty Excavator Komatsu PC 2000
3. Mengetahui pengaruh distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan terhadap cycle time dan Produktivitas Excavator
Komatsu PC 2000

Kegiatan peledakan dinyatakan berhasil dengan baik apabila terpenuhi kriteria bahwa target produksi yang terpenuhi
dinyatakan dalam ton/hari maupun ton/bulan, efisiensi penggunaan bahan peledak dinyatakan dalam jumlah bahan
peledak yang digunakan per m3 atau ton produksi batuan (powder factor), diperoleh fragmentasi batuan hasil peledakan
yang berukuran merata dan sedikit terdapat bongkah (bongkah ≤ 15%), diperoleh dinding batuan stabil (tidak ada over
break, maupun retakan), serta dampak terhadap lingkungan seperti getaran, fly rock, kebisingan, gas beracun, dan debu
minimal. Kriteria yang telah disebutkan di atas akan dapat terpenuhi dengan melakukan kontrol dan pengawasan
terhadap faktor yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan peledakan [2]. Dalam melakukan pengukuran geometri harus
terlebih dahulu mengetahui parameter teknis yaitu antara lain: tinggi jenjang, diameter lubang ledak, burden, spasi,
stemming, subdrilling, dan kolom isian bahan peledak [3]. Pengukuran parameter diatas salah satunya yaitu bertujuan
untuk menentukan jumlah isian bahan peledak yang digunakan dalam kolom isian lubang ledak yang nantinya berguna
untuk mencari powder faktor. Loading Density dihitung dengan menggunakan Persamaan (1) [4] sebagai berikut:

de = 0,34 x De2 x SG (1)

Keterangan:
de = Loading density (kg/m)
De = Diameter bahan peledak (inchi)
SG = Specific gravity bahan peledak (Dabex73) = 1,2 gr/cc

Powder factor adalah perbandingan antara jumlah bahan peledak yang digunakan dengan volume batuan yang
diledakan (kg/m3). Nilai powder factor dipengaruhi oleh geometri peledakan, struktur geologi, dan karakteristik massa
batuan yang akan diledakkan. Powder factor juga dapat dihitung dengan Persamaan (2) berikut [3]:

Whandak
PF 
Vmaterial (2)

Keterangan:
PF = Powder factor (kg/m3)
Whandak = Jumlah bahan peledak yang digunakan (kg)
Vmaterial = Volume material yang dibongkar (m3)

Peledakan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu karakteristik batuan, karakteristik bahan peledak, dan geometri
peledakan [3]. Geometri peledakan yang baik akan menghasilkan fragmentasi batuan yang baik, tanpa adanya bongkah,
dan jenjang yang terbentuk lebih stabil. Geometri peledakan memiliki beberapa parameter yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu peledakan, diantaranya burden, spacing, subdrillling, stemming, kedalaman lubang ledak,
panjang kolom isian, dan tinggi jenjang [5].

Produktivitas alat gali muat adalah kemampuan efisien alat gali muat untuk memindahkan material yang digali per satu
jam kerja. Produktivitas alat gali muat dihitung dengan persamaan (3) [6].

𝐾𝐵 𝑥 𝐵𝐹 𝑥 3600 𝑥 𝐹𝐾 𝑥 𝑆𝐹
𝑃 =
𝐶𝑇
(3)

Keterangan :
P = produktivitas (bcm/jam atau ton/jam)
CT = waktu edar alat gali - muat (detik)
KB = kapasitas bucket (m3 atau ton)
BF = bucket factor (%)
FK = faktor koreksi (%)
SF = swell factor (%)

Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan suatu alat gali muat melakukan satu siklus dari menggali material sampai
dengan memuat dan kembali siap untuk menggali. Cycle time dihitung dengan persamaan (4) [7].

CT = T1 + T2 + T3 + T4 (4)

Keterangan :
CT = waktu edar alat gali - muat (detik)
T1 = waktu menggali material (detik)
T2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)
T3 = waktu menumpahkan muatan (detik)
T4 = waktu putar dengan bucket kosong (detik)

Aplikasi beberapa software sangat diperlukan dalam berbagai analisis, termasuk jenis aplikasi untuk menentukan
distribusi ukuran butiran pada batuan. Aplikasi yang digunakan adalah split desktop software. Aplikasi software ini
sangat cepat dan akurat dalam menganalisis distribusi masing-masing ukuran butiran batuan yang dapat mempermudah
dan menghasilkan dalam visualisasi bentuk dan ukuran butiran tersebut serta distribusinya. Dalam menjalankan aplikasi
ini perlu memperhatikan gambar foto yang akan diolah dan dianalisis.

Foto batuan yang diambil harus terdapat suatu benda yang sudah diketahui ukuran panjangnya dan mempunyai ukuran
yang kecil. Program Split Desktop ini dapat melakukan pemisahan pada batas-batas batuan menurut perbedaan warna
secara otomatis yang mempunyai keluaran split desktop software adalah berupa hasil analisis ukuran butiran dan
presentase distribusi butiran yang mempunyai ukuran yang sama dan ditampilkan dalam bentuk grafik.hasil akhir
berupa grafik yang menunjukan antara persen kumulatif material yang lolos dengan ukuran distribusi fragmentasi
batuan.[8]

2. METODE PENELITIAN
PT Bukit Makmur Mandiri Utama bersama PT Dahana (Persero) pada penelitian ini adalah kontraktor penyedia jasa
peledakan dari PT Adaro Indonesia. Lokasi izin usaha pertambangan PT Adaro Indonesia terletak di daerah
administratif Kalimantan Selatan. PT Adaro Indonesia secara geografis terletak pada posisi 115o26’10” BT sampai
dengan 115o33’30” BT dan 2o7’30” LS sampai dengan 2 o55’30” LS) yang meliputi wilayah Kabupaten Tabalong
(Kecamatan Muara Harus, Kecamatan Murung Pudak, Kecamtan Upau, Kecamatan Tanta dan Kecamatan Kelua) dan
Kabupaten Balangan (Kecamatan Paringin, Kecamatan Lampihong, Kecamatan Awayan dan Kecamatan Batumandi).

Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini berada pada pit Paringin di PT Adaro Indonesia. Peralatan yang
digunakan selama penelitian berlangsung berupa alat tulis, kalkulator, laptop, kamera handphone, meteran, stopwatch,
serta alat pembanding fragmentasi batuan hasil peledakan berupa kayu segi empat dengan ukuran panjang dan lebarnya
masing-masing 1 meter.

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil dari
pengukuran langsung di lapangan, seperti geometri dan isian masing-masing bahan peledak, foto fragmentasi batuan
hasil peeldakan dan cycle time alat gali muat. Data sekunder merupakan data penunjang untuk melengkapi penulisan
laporan atau data yang dikumpulkan secara tidak langsung dengan cara melihat hasil pengukuran yang telah dilakukan
sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini seperti data rencana geometri peledakan, data karakteristik batuan, data
penggunaaan bahan peledak, data densitas bahan peledak, data spefikasi bahan peledak dan data penunjang lainnya.

Data primer dan data sekunder telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data foto hasil
fragmentasi peledakan diolah dengan cara menggunakan software split desktop 2.0 untuk mendapatkan persentase
distribusi fragmentasi. Perhitungan statistika sederhana dengan software Ms.Excel juga digunakan untuk menghitung
geometri rata-rata, powder factor yang digunakan dan produktivitas alat gali muat. Data yang sudah diolah disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dilakukan analisis data sehingga dapat ditarik kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi yang diidentifikasi dan dipelajari serta menjadi faktor penting dari kegiatan peledakan di pit Paringin
PT Adaro Indonesia diantaranya adalah pola pengeboran, pola peledakan, geometri peledakan, bahan peledak dan
aksesoris peledakan, powder factor, jenis material, kuat tekan dari batuan overburden ataupun interburden yang
dilakukan peledakan, kondisi geologi disekitar lokasi peledakan. Kegiatan pengeboran ini menggunakan metode
pengeboran yang sumber tenaganya menggunakan udara bertekanan.

Jenis batuan pada lapisan tanah penutup yang berada dilokasi ini merupakan batuan lumpur Mudstone yang di
indentifikasi dari uji kuat tekan atau UCS (Tabel 1) , sehingga dalam kegiatan penggaliannya harus menggunakan
peledakan (blasting).Hasil uji uniaxial compresive strength (UCS) dilaboratorium satuan kerja eksplorasi PT Adaro
Indonesia. Lapisan mudstone memiliki densitas sebesar 2,26 ton/m3 dan Kuat tekan sebesar 0,9 – 1,4 Mpa.

PT Buma yang merupakan Kontraktor dari PT Adaro membuat pola pengeboran sebelum kegiatan pengeboran
dilakukan sebagai acuan pelaksanaan pengeboran dilapangan. Pola pengeboran yang diterapkan di lokasi Pit Paringin
adalah pola zigzag (straggered pattern). Pola zigzag ini bertujuan agar mendapatkan hasil fragmentasi yang lebih baik.
Distribusi energi peledakan yang dihasilkan pada pola zigzag (straggered pattern) lebih optimal. Peledakan di PT Buma
Jobsite Adaro Indonesia menggunakan lubang ledak berukuran 7 7/8 inch atau sebesar 200 mm dengan burden rencana
sebesar 8 meter dan spasi 9 meter.

Kedalaman lubang ledak berkisar antara 6-8 meter dengan lubang terdalam sebesar 9 meter menyesuaikan dengan
kebutuhan jenjang yang akan dibuat dan juga alat bor Atlas Copco DM 45 dengan kedalaman maksimal 9 meter. Bahan
peledak Emulsion (Dabex73) memiliki komposisi pencampuran antara 30 % ANFO dan 70% Emulsi. Emulsion
memiliki densitas 1,19 ton/m3, kecepatan detonasi 5.300 m/s dan ketahanan terhadap air sangat baik [9].
Peledakan selama penelitian diamati sebanyak delapan kali peledakan (Tabel 2).
Tabel 1 Karakteristik batuan di lokasi penelitian.

Karakteristik Batuan Nilai


Densitas batuan 2,26 ton/m3
Kuat tekan uniaksial (UCS) 0,9-1,4 Mpa
Shear Stress 1080,04 kPa
Axial Strain 10,06 %
Modulus Young 85,35 kPa
Moisture Content 19,23%

Tabel 2. Geometri peledakan

Isian
Peledakan B S H PC T PF
n Perlubang
Ke-
(m) (m) (m) (m) (m) (kg) kg/ton
1 7,97 8,98 5,11 2,3 3,1 67 63,13 0,171
2 7,99 8,87 8,38 2,4 5,6 25 100 0,165
3 8,07 8,94 7,20 1,4 5,1 36 61,94 0,119
4 8,19 9,04 6,67 2,1 3,7 57 73,15 0,152
5 8,11 9,06 7,06 2,3 3,5 120 85 0,167
6 8,15 9,04 6,36 1,5 4,6 100 58,35 0,160
7 8,16 9,06 6,32 2,2 3,7 75 77,6 0,155
8 8,11 9,01 6,65 2,2 4,2 80 76,5 0,126
Rata-rata 8,09 8,99 6,73 2,02 4,18 68 74,16 0,153

Peledakan aktual dilapangan memiliki sedikit perbedaan dengan rencana awal dikarenakan faktor ketepatan dari alat
serta kondisi lapangan. Burden aktual dilapangan hasil rata-rata 8 kali peledakan sebesar 8,09 meter serta Spasi sebesar
8,99 meter. Kedalaman lubang ledak dengan rata-rata sebesar 6,73 meter.Nilai powder factor terbesar selama penelitian
adalah 0,17 kg/ton dan nilai powder factor terkecil yang digunakan adalah 0,11 kg/ton. Rata rata penggunaan powder
factor selama penelitian adalah sebesar 0,153 kg/ton. Powder factor yang dilakukan memiliki penurunan sebesar 0,06
dari awal rencana yaitu 0,21 kg/ton [1].

Hasil peledakan kemudian dianalisis dengan software split desktop 2.0. Pengamatan dilakukan sebanyak delapan kali
peledakan dimana setiap peledakan akan di amati 4 foto di bagian atas area peledakan dan diambil pada daerah yang
mewakili. Pengambilan foto fragmentasi pada delapan kali peledakan menghasilkan distibusi fragmentasi yang beragam
setelah dilakukan analisis melalui softaware split desktop. (Tabel 3). Perusahaan menginginkan ukuran fragmentasi >
60 cm adalah ≤ 20 % agar mempermudah dalam proses penggalian dan pemuatan dilapangan, sedangkan nilai
fragmentasi aktual di lapangan yang memiliki fragmentasi >60 cm adalah 28,67 %. Tujuanya untuk mempermudah
dalam melakukan proses digging dan menurunkan cycle time sehingga akan meningkatkan produktivitas alat gali muat.
Alat gali muat (digger) yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis backhoe Komatsu PC2000, yang mempunyai
kapasitas mangkuk (bucket) 12 m3 [10]

Tabel 3. Distribusi fragmentasi hasil peledakan

Peledakan Distribusi Fragmentasi (%) >60 PF


Ke- 0–20cm 21–40cm 41–60cm 61–80cm 81–100cm >100cm cm (kg/ton)
1 18,74 31,33 27,12 16,28 6,53 0,00 22,81 0,171
2 11,56 31,66 31,22 17,75 7,83 0,00 25,58 0,165
3 27,17 20,79 16,08 16,92 13,7 5,34 35,96 0,119
4 20,5 32,20 25,92 15,32 6,06 0,00 21,38 0,152
5 22,47 30,89 27,54 17,30 1,80 0,00 19,1 0,167
6 18,46 32,90 27,12 15,56 5,96 0,00 21,52 0,160
7 18,36 23,09 28,61 25,46 4,48 0,00 29,94 0,155
8 16,61 21,99 26,60 25,09 10,28 0,00 35,37 0,126
Rata – Rata 19,23 28,11 26,28 18,71 7,08 0,67 26,45 0,153
Tabel 4. Digging time, Swing Load, Loading, Swing Empty dan cycle time

Peledakan Digging Time (s) Swing Load (s) Loading (s) Swing Empty (s) Cycle Time (s)
Ke-
1 12,77 7,28 4,01 5,72 29,9
2 12,09 6,74 4,43 5,98 29,49
3 14,67 7,76 4,7 5,65 31,94
4 12,40 6,84 4,4 5,01 28,67
5 11,98 7,17 3,73 5,51 28,45
6 12,54 6,92 4,62 4,69 29,03
7 12,96 7,26 3,88 5,56 30,53
8 13,91 6,83 4,58 5,37 30,78
Rata-Rata 12,916 7,1 4,29 5,43 29,848

Parameter untuk mengevaluasi keberhasilan peledakan selain dengan melihat distribusi fragmentasi peledakan adalah
dengan mengukur waktu penggalian dari alat gali muat yaitu excavator backhoe Komatsu PC 2000. Penilaian
berdasarkan mudah tidaknya material hasil peledakan tersebut digali. Distribusi ukuran fragmentasi mempengaruhi
mudah tidaknya excavator untuk melakukan penggalian. Fragmentasi sangat dipengaruhi oleh geometri peledakan dan
jumlah anfo dalam kolom charge.. Pengambilan data cycle time dilakukan pada wilayah terlihat boulder dibagi menjadi
digging time,swing loading, loading serta Swing Empty pada wilayah peledakan. Metode yang digunakan adalah
penghitungan di lapangan yang dilanjtukan dengan pengolahan data dengan metode distibusi rata-rata (Tabel 4.)

Hasil peledakan selama delapan kali peledakan didapatkan perhitungan waktu edar alat gali muat yang di bagi per
kegiatan, didapatkan rata-rata 12,916 detik digging time, 7,1 detik swing load time, 4,29 detik loading time dan 5,43
detik swing empty time serta rata-rata 29,848 detik untuk cycle time. Waktu rencana digging time adalah 12 detik [1],
namun pada kenyataan dilapangan terdapat penuruan sekitar 1 detik rata-rata digging time. Waktu digging time tertinggi
sebesar 14,67 detik dan terendah sebesar 11,98 detik. Cycle time masih masuk kedalam range [11].

Fragmentasi memiliki peran besar dalam memberikan dampak terhadap waktu edar terutama pada saat proses
penggalian dikarenakan semakin besar fragmentasi yang ada maka dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan
penggalian, begitu pula sebaliknya. Apabila fragmentasi homogen dan berukuran kecil maka proses penggalian akan
semakin mudah dan waktu yang dibutuhkan relatif cepat. Pengambilan rata-rata digging time, cycle time, dan persen
fragmetasi boulder dilakukan sebanyak 8 kali peledakan (Tabel 5.).

Persamaan dan korelasi antara fragmentasi, digging time dan cycle time dapat dihitung. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan persamaan dan korelasi tersebut dikenal dengan regresi linier sederhana. Perhitungan regresi linier ini
dapat dihitung menggunakan program microsoft excel dengan memanfaatkan grafik schatter yang ada pada pilihan
menu. Grafik scatter digunakan untuk mencari persamaan trend dan korelasi determinasi antara dua data yang
dimasukan. Semakin banyak fragmentasi boulder maka digging time excavator akan semakin besar (Gambar 1.).

Tabel 5. Nilai fragmentasi, digging time dan cycle time.

Peledakan Ke- >60 cm Digging Time (s) Cycle Time (s) Powder Factor (kg/ton )
1 22,81 12,77 29,9 0,171
2 25,58 12,09 29,49 0,165
3 35,96 14,67 31,94 0,119
4 21,38 12,40 28,67 0,152
5 19,1 11,98 28,45 0,167
6 21,52 12,54 29,03 0,160
7 29,94 12,96 30,53 0,155
8 35,37 13,91 30,78 0,126
Rata-Rata 26,457 12,916 29,848 0,153
16
y = 0,1332x + 9,4084
14
R² = 0,8333
12
Digging Time (s)
10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
%Fragmentas >60cm

Gambar 1. Grafik hubungan fragmentasi boulder dan digging time

Persamaan trend antara fragmentasi boulder ukuran >60cm dengan digging time excavator yaitu y = 0,1332x + 9,4084
dengan korelasi determinasi sebesar R² = 0,8333, yang menandakan bahwa adanya hubungan yang erat antara
fragmnetasi boulder dengan digging time. Semakin besar persentase boulder yang dihasilkan maka semakin besar juga
digging time yang dihasilkan. Peningkatan tersebut dikarenakan ukuran boulder mempengaruhi sulit atau tidaknya suatu
material dalam hal ini overburden yang dengan jenis mudstone untuk digali. Grafik tersebut menunjukan pengaruh
persentase fragmentasi >60 cm diatas 20% akan mempengaruhi besarnya digging time mencapai 1 detik pada setiap dan
untuk fragmentasi diatas >60 cm diatas 30% akan mempengaruhi digging time sebesar 2 detik bahkan lebih. Persamaan
ini dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan besarnya digging time pada peledakan selanjutnya.

Kegiatan Gali Muat di Pit Paringin dilakukan dengan menggunakan excavator jenis Komatsu PC 2000 yang memiliki
ukuran bucket sebesar 12 m3. Berdasarkan waktu edar excavator Komatsu PC 2000, maka dilakukan perhitungan
produktivitas excavator Komatsu PC 2000 ketika melakukan penggalian dan pemuatan. Nilai produktivitas didapat dari
hasil kali kapasitas heaped bucket, faktor bucket, efisiensi dibagi dengan nilai cycle time untuk semua nilai kecuali
kapasistas bucket dan nilai cycle time merupakan nilai dalam kondisi optimum alat tersebut. Semakin banyak
fragmentasi boulder maka cycle time excavator akan semakin besar (Gambar 2.).

32,5
32
31,5 y = 0,1666x + 25,428
R² = 0,8626
31
Cycle Time

30,5
30
29,5
29
28,5
28
0 5 10 15 20 25 30 35 40
% Fragmentasi >60cm

Gambar 2. Grafik hubungan fragmentasi boulder dan cycle time


Tabel 6. Produktivitas excavator Komatsu PC 2000

Peledakan Ke- Fragmentasi (>60 cm) Cycle Time Produktivitas


1 22,81 29,9 846,03
2 25,58 29,49 857,79
3 35,96 31,94 791,99
4 21,38 28,67 882,33
5 19,1 28,45 889,15
6 21,52 29,03 871,38
7 29,94 30,53 828,57
8 35,37 30,78 823,79
Rata – Rata 26,45 29,84 849,09

Grafik memperlihatkan bahwa hubungan antara boulder berukuran diatas 60 cm memberi pengaruh terhadap cycle time
dari alat gali muat Komatsu PC 2000. Berdasarkanr regresi linear sederhana menunjukan bahwa y = 0,1666x + 25,428
dengan korelasi R2 = 0,8626 yang berarti antara produktivitas dan fragmentasi memiliki hubungan yang sangat erat atau
berhubungan satu sama lain.

Cycle time tertinggi dicapai pada saat fragmentasi berukuran lebih dari 60 cm sebesar lebih dari 30% yang menunjukan
cycle time bervariasi mulai dari 30 detik sampai dengan 32 detik dan sesuai dengan grafik diatas, Fragmentasi yang
berukuran >60 cm dengan persentase kurang dari 30% akan mempengaruhi cycle time atau memperkecil cycle time.
Cycle time terendah sebesar 28,5 detik.

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2017 menghasilkan data cycle time 29,9 detik, kapasitas heaped bucket
12 bcm, faktor bucket 0,85, faktor koreksi 0,83 dan swell factor 0,83. Produktivitas yang didapat setelah dilakukan
perhitungan sebesar 846,03 bcm/jam. Perhitungan produktivitas ini juga dilakukan pada aktivitas peledakan berikutnya
sebanyak 8 kali peledakan dengan menghasilkan produktivitas rata – rata 849,09 bcm/jam (Tabel 6.).

Parameter untuk melakukan evaluasi keberhasilan peledakan adalah dengan mengukur waktu penggalian dan pemuatan
dari alat gali muat loading excavator Komatsu PC 2000. Penilaian berdasarkan mudah tidaknya material hasil
peledakan tersebut digali.

Distribusi ukuran fragmentasi mempengaruhi mudah tidaknya excavator untuk melakukan penggalian. Fragmentasi
sangat dipengaruhi oleh geometri peledakan dan jumlah Dabex73 dalam kolom isian bahan peledak (power charge).
Semakin optimal ukuran fragmentasi hasil peledakan maka semakin mudah alat gali muat dalam melakukan penggalian,
ditunjukan dari cycle time yang rendah (Gambar 3.) .

900

880
Produktivitas (Ton/Jam)

860

840

820
y = -4,6653x + 972,44
800 R² = 0,864

780
0 5 10 15 20 25 30 35 40
% Fragmentasi >60cm

Gambar 3. Grafik hubungan fragmentasi boulder dan produktivitas


Grafik diatas menunjukan bahwa hubungan antara boulder berukuran diatas60 cm memberi pengaruh terhadap
produktivitas dari alat gali muat Komatsu PC 2000. Berdasarkan Regresi Linear sederhana menunjukan korelasi bahwa
y = -4,6653x + 972,44 dengan korelasi R2 = 0,864 yang berarti antara produktivitas dan fragmentasi memiliki hubungan
atau berhubungan satu sama lain.

Produktvitas tertinggi dicapai pada saat fragmentasi berukuran lebih dari 60 cm sebesar kurang dari 20% yang
menunjukan produktivitas sebesar 889,15 bcm/Jam dan sesuai dengan grafik diatas, Fragmentasi yang berukuran lebih
dari 30% akan mempengaruhi produktivitas atau memperkecil produktivitas. Produktivitas terendah sebesar 791,99
bcm/jam.

4. KESIMPULAN

1. Penelitian selama delapan kali peledakan menghasilkan pengamatan rata-rata 8,09 m burden dan 8,99 m spasi
dengan kolum isian rata-rata 2,02 meter serta powder factor tertinggi 0,171 kg/ton dan terendah 0,119 dengan rata-
rata sebesar 0,153, lebih rendah dari plan yang disarankan. Analisis distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan
dengan menggunakan Software Split Desktop 2.0 memperoleh nilai fragmentasi ≤ 60 cm sebanyak 73,55% dan
persentase boulder 26,45%
2. Fragmentasi batuan hasil peledakan memiliki peran besar dalam mempengaruhi digging time alat gali muat Komatsu
PC 2000. Semakin homogen dan berukuran kecil fragmentasi yang dihasilkan maka digging time akan semakin
rendah juga serta sebaliknya apabila fragmentasi yang dihasilkan heterogen dan berukuran besar maka akan semakin
tinggi. Hal ini terlihat pada regresi linear pada grafik digging time dan fragmentasi > 60 cm memiliki korelasi y =
0,1332x + 9,4084 dengan korelasi R² = 0,8333 dengan waktu tertinggi mencapai 15 detik ketika fragmentasi
> 60 cm memiliki persentasi lebih dari 30%. Hasil perhitungan menunjukan peningkatan dari target awal dibawah
12 detik.
3. Produktivitas Komatsu PC 2000 sebagai alat gali-muat memiliki pengaruh besar oleh fragmentasi hasil peledakan.
Cycle time pada delapan kali peledakan sangat beragam dari 11 detik sampai 14 detik dengan rata-rata cycle time
sebesar 12,91 detik dengan cycle time terendah sebsar 11,96 detik dan tertinggi sebesar 14,67 detik. Hal ini juga
terlihat pada grafik Cycle time dan fragmentasi > 60 cm memiliki korelasi y = 0,1666x + 25,428 dengan korelasi R 2
= 0,8626 dengan cycle time tertinggi 30-32 detik ketika fragmetasi >60cm melebihi 30%. Fragmentasi hasil
peledakan dan Produktivitas memiliki korelasi y = -5,1946x + 1065 dengan korelasi R2 = 0,8792 yang berarti antara
keduanya memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Hal ini terlihat dari delapan kali peledakan yang
diamati, terlihat ketika fragmentasi hasil peledakan >60 cm memiliki persentasi terendah sebesar 19,1 % memiliki
produktivitas sebesar 889,15 bcm dan sebaliknya, pada fragmentasi hasil peledakan > 60cm dengan persentasi
tertinggi sebesar 35,96 % maka Produktivitas mengalami penurunan menjadi 791,99 bcm. Hal ini menunjukan
bahwa fragmentasi berpengaruh besar terhadap produktivitas excavator PC 2000.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Munawar, D. (2015). Trial Blast : E*Star Electronic Detonator System. Laporan Penelitian, PT Dahana (persero).
Kalimantan Selatan : Adaro Indonesia
[2] Koesnaryo, S. (2001). Teori Peledakan. Bandung : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara.
[3] Jimeno, C. (1995). Drilling and Blasting of Rock. A. A. Rotterdam, Netherlands : Balkema Publisher.
[4] Konya, C. J., dan Edwar J. W. (1990). Surface Blast Design. New Jersey, U.S.A : Prentice Hall Englew Cliffs.
[5] Ash, R. L. (1990). Design of Blasting Round, Surface Mining. B.A Kennedy, Editor, Society for Mining, Metalurgy,
and Exploration, Inc.
[6] Darmansyah. (1998). Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Palembang : Penerbit Universitas Sriwijaya
[7] Tenrissuki, A. (2002). Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Jakarta : Penerbit Universitas Guna Dharma.
[8] Wijaya, R. Andy Erwin., Karnawati, Dwikorita., Srijono., Wilopo,Wahyu., Isnawan, Dianto (2013). Aplikasi Split
Dekstop Software untuk Menentukan Butir Batu Gamping Berongga pada Zona Cavity Layer Tambang Kuari
Batu Gamping di Daerah Sale Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Jurnal Teknologi Informasi, Vol . VIII
Nomor 24 Tahun 2013.
[9] Yudha, N,F,. Sudarmono, D, dan Mukiat (2014). Kajian Teknis Pemakaian Emulsion Sebagai Pengganti ANFO
Pada Peledakan Lapisan Tanah Penutup Terhadap Produktivitas Hitachi Ex-2600 PT Kideco Jaya Agung.
Jurnal Ilmu Teknik. 2(1), 23 - 32
[10] Komatsu. (2007). Specification and Aplication Handbook, 28 st Edition. Tokyo: Komatsu Ltd.
[11] Anonim (2011). Draft productivity excavator. Tabalong: Distrik Adaro.Departemen pelatihan operational,PT Pama
Persada Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai