Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar
di dunia ,menempati posisi ke 4 penghasil batubara terbesar di dunia ,diatas Rusia
dan juga India. Penyebaran batubara di Indonesia meliputi daerah tengah ke barat
yang berpusat pada pulau Sumatera dan Kalimantan dengan 85,4%-nya kalori
rendah ke sedang (Pusat Sumber Daya Geologi,2006). Berdasarkan kajian Tim
Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2011, sekitar 50% dari sumber daya batubara
yang terdapat di Sumatera terlebih khusus Provinsi Sumatera Selatan merupakan
batubara kalori rendah dengan nilai kalori batubara di bawah 5.100 kal/gr
sehingga didominasi oleh jenis batubara berperingkat rendah yaitu sub-bituminus
dan lignit.
Sebagian besar batubara di Indonesia digunakan untuk PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap), semen, metalurgi, pulp dan pembuatan briket. Batubara yang
diterima oleh permintaan pasar biasanya batubara jenis bituminus yang nilai
kalorinya minimal 5.100 kal/gr dengan kandungan sulfur yang rendah. Hal ini
membuat batubara peringkat rendah harus ditingkatkan kualitasnya terlebih
dahulu sehingga diterima oleh pasar. Dengan memiliki kualitas batubara semakin
baik maka respon pasar juga akan baik pula.
Maka dari itu untuk meningkatkan produksi dan Kualitas dari batubara
Peringkat rendah yang cenderung tidak dilirik. Hal ini di karena tidak
ekonomisnya batubara dimana memiliki kadar air ( Moisture Content ) yang
berkisar 35%-75% . Dengan begitu harus dilakukan Upgrading Coal atau
peningkatan kualitas batubara dilakukan studi peningkatan kualitas batubara
peringkat rendah Sumatera Selatan salah satunya dengan metode pirolisis dan
PFAD (Palm Fatty Acid Distilation). PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)
merupakan minyak nabati yang diperoleh dari hasil samping industri minyak
goreng yang non-edibel dan beripa residu. Akhir-akhir ini PFAD digunakan dalam
blending batubara untuk meningkatkan kualitas batubara rendah.

Anda mungkin juga menyukai