Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK

FAQIH NADIYA UMAM. Analisis Kinerja Waktu dan Penerapan Building


Information Modeling (BIM) pada Proyek Pembangunan Transmart Bogor.
Dibimbing oleh ERIZAL.

Kinerja manajemen proyek yang terintegrasi dengan model tiga dimensi (3D)
dapat mengoptimumkan analisis kinerja pelaksanaan. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi, pemodelan tiga dimensi (3D) dapat dilakukan
dengan menggunakan program Tekla Structures. Tujuan penelitian ini adalah
mengaplikasikan building information modeling (BIM) sampai pemodelan empat
dimensi (4D), menganalisis kinerja waktu, dan menentukan faktor penyebab jika
terjadi keterlambatan serta tindakan untuk menanggulanginya. Pemodelan 3D
meliputi pemodelan pondasi, kolom, balok, pelat, tangga, dan atap. Pemodelan 4D
dilakukan dengan penambahan jadwal pekerjaan pada pemodelan 3D yang telah
dibuat. Analisis kinerja waktu dilakukan dengan metode kurva S. Penerapan BIM
telah dilakukan hingga diperoleh pemodelan 3D dan 4D. Berdasarkan nilai deviasi,
proyek ini mengalami keterlambatan dengan nilai deviasi tertinggi pada bulan
Februari sebesar -11,905%. Keterlambatan tersebut dikarenakan faktor cuaca dan
keterlambatan supplier. Percepatan pekerjaan dilakukan dengan menambah jam
kerja (lembur) serta penambahan jumlah pekerja.

Kata kunci: BIM, kinerja waktu, kurva S, Tekla Structures

ABSTRACT
FAQIH NADIYA UMAM. Time Schedule Analysis and Building Information
Modeling (BIM) Application on Transmart Bogor Development Project.
Supervised by ERIZAL.

Integrated project management performance with three-dimensional (3D)


model could optimize performance analysis of implementation. Along with the
development of information technology, three-dimensional modeling (3D) could be
done by using Tekla Structures program. The purpose of this research were to apply
building information modeling (BIM) to four dimensional modeling (4D), to
analyze the time schedule, and to determine the reason of delay and its solution.
The 3D modeling included modeling of foundations, columns, beams, plates, stairs,
and roof. The 4D was conducted by adding working schedule to 3D model. Time
schedule analysis were performed by S curve method. Application of BIM had done
to obtain 3D and 4D model. Based on the deviation value, the project had delay
with the highest deviation value at February of -11,905%. The delay was due to
weather factors and supplier delays. Work acceleration was performed by adding
work hours (overtime) and increasing labor.

Keywords: BIM, S curve, Tekla Structures, time schedule


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBAR i
DAFTAR LAMPIRAN i
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Pemodelan 2
Tekla Structures 2
Manajemen Proyek 3
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek 4
METODE PENELITIAN 4
Waktu dan Lokasi 4
Alat dan Bahan 5
Prosedur Penelitian 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Gambaran Umum Proyek 9
Penerapan BIM pada pembangunan Transmart Bogor 10
Pemodelan 3D dan Pengklasifikasian Komponen Struktur 10
Pemodelan 4D 14
Analisis Kinerja Waktu 16
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20
RIWAYAT HIDUP 36
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan bidang konstruksi yang semakin meningkat menuntut pihak


pelaksana pembangunan untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat
dan efisien. Pada pelaksanaan proyek konstruksi umumnya banyak menghadapi
permasalahan baik berkaitan dengan waktu, biaya maupun mutu. Pada sebuah
proyek konstruksi seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek
yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan, maka untuk itu penerapan
manajemen waktu pada sebuah proyek konstruksi sangat diperlukan agar semua
kegiatan proyek dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan lebih cepat dari waktu
yang telah ditentukan.
Kerzner (1995) menyatakan bahwa manajemen waktu proyek merupakan
proses pengaturan, pengawasan dan pengendalian jadwal dalam kegiatan proyek.
Pengendalian manajemen proyek yang terencana akan menghasilkan potensi dalam
berbagai hal sesuai sasaran. Kinerja manajemen proyek yang terintegrasi dengan
model tiga dimensi (3D) dapat mengoptimumkan analisis kinerja pelaksanaan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pemodelan tiga dimensi (3D)
dapat dilakukan dengan menggunakan program tekla structures. Tekla structures
merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun model informasi
(building information modeling) yang memiliki banyak kelebihan. Tekla structures
dapat memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur dan memiliki
kemampuan mengoperasikan penjadwalan pekerjaan yang memberikan hasil
manajemen proyek yang efisien, serta dapat menentukan dan menganalisa dalam
suatu model tiga dimensi (3D) (Yanuarini 2011).

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan


permasalahan yang merupakan objek dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan building information modeling (BIM) dengan
menggunakan software tekla structures pada proyek pembangunan
Transmart Bogor?
2. Bagaimana kinerja waktu dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Transmart Bogor?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengaplikasikan building information modeling (BIM) sampai pemodelan
empat dimensi (4D) pada pekerjaan struktur Transmart Bogor.
2. Menganalisis kinerja waktu dengan membandingkan bobot pekerjaan pada
kurva S rencana dan kurva S realisasi.
3. Mengetahui faktor penyebab jika terjadi keterlambatan dan tindakan untuk
menanggulanginya.
2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk


melihat pengaruh kinerja waktu terhadap pelaksanaan proyek kontruksi gedung.
Pemodelan dengan menggunakan software tekla structures diharapkan mampu
memudahkan analisis manajemen waktu sehingga dapat menjadi acuan untuk
evaluasi kinerja proyek.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini adalah:


1. Penelitian ini dilakukan terhadap manajemen kinerja waktu dan pemodelan
menggunakan software tekla structures tanpa analisis pembebanan.
2. Pemodelan diterapkan melalui building information modeling (BIM).
3. Kinerja waktu dianalisis dengan membandingkan bobot pekerjaan perbulan
dari kurva S rencana dan kurva S realisasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan

Pemodelan merupakan rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan


suatu objek, system, dan konsep berupa penyederhanaan atau idealisasi. Pemodelan
yang akan dibuat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, pemodelan dua dimensi
(2D), pemodelan tiga dimensi (3D) dan pemodelan empat dimensi (4D) (Hergunsel
2011).
Pemodelan dua dimensi (2D) merupakan pemodelan dari benda yang
memiliki panjang dan lebar. Penggambarannya menggunakan titik koordinat
sumbu x dan sumbu y. Pemodelan tiga dimensi (3D) merupakan pengembangan
dari model tiga dimensi menggunakan perangkat lunak khusus. Menurut Hergunsel
(2011), pemodelan tiga dimensi (3D) merupakan pengembangan lebih lanjut dari
pemodelan dua dimensi (2D). Model tiga dimensi dibuat menggunakan sejumlah
titik dalam ruang tiga dimensi yang dihubungkan dengan berbagai geometris untuk
menghasilkan bentuk tiga dimensi yang utuh menyerupai objek yang dijadikan
model (Richard 2007).
Pemodelan empat dimensi (4D) merupakan pemodelan tiga dimensi (3D)
dengan penambahan informasi waktu pelaksanaan proyek. Pemodelan empat
dimensi (4D) mempunyai kelebihan diantaranya yaitu menghasilkan desain dan
jadwal yang lebih baik, mengurangi CO (Change Orders) dan pengerjaan ulang,
meningkatkan produktifitas, serta komunikasi dari owner ke subkontraktor dan
suplier menjadi lebih baik (Rizki 2010).

Tekla Structures
Penelitian ini akan melakukan pemodelan tiga dimensi (3D) dan empat
dimensi (4D) pada proyek pembangunan Transmart Bogor menggunakan program
tekla structures. Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan
memiliki kantor pusat di Espoo, Finlandia. Tekla Corporation memiliki beberapa
3

jenis software berdasarkan pekerjaan yang dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures


untuk pekerjaan struktur, Tekla XPower untuk bagian elektrikal, Tekla XPipe untuk
perpipaan, dan Tekla XCity untuk arsitektur. Tekla structures awalnya dikenal
sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun 1990 (Xinan 2011). Keuntungan
menggunakan tekla structures pada konstruksi adalah kualitas tinggi dan
dokumentasi akurat dari proses konstruksi, perbaikan manajemen konstruksi,
meningkatkan interaksi antara arsitek, insinyur dan kontraktor, serta
memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk
meminimalkan kesalahan (Roginski 2011)
Tekla structures merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk
membangun model informasi (building information modeling). Menurut Firoz
dan Rao (2012) tekla structures merupakan one stop solution untuk kebutuhan BIM
struktural. BIM merupakan penggambaran informasi karakteristik bangunan dalam
bentuk tiga dimensi (3D) secara digital yang mencakup seluruh proses tahapan
proyek (Allan 2012). Informasi karakteristik bangunan yang dimaksud meliputi
dimensi, jenis material, jadwal proyek, dan tingkat beban (load). Berlian dan Adhi
(2016) menyatakan bahwa dengan penggunaan aplikasi BIM kebutuhan sumber
daya dapat diminimalisir karena beberapa pekerjaan dapat dikerjakan satu orang
saja. Selain itu, BIM dapat mempengaruhi manajemen waktu untuk penyelesaian
proyek dan membantu proyek selesai tepat waktu (Issa dan Suermann 2009).

Manajemen Proyek

Manajemen proyek berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasi,


melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar tujuan dari proyek tercapai secara
optimal. Pengelompokan sumber daya dalam proyek pembangunan terdiri dari
sumber daya manusia (manpower), sumber daya peralatan (machiners), sumber
daya bahan bangunan (material), sumber daya modal (money), dan metode yang
digunakan (method) (Husen 2009). Prinsip fungsional manajemen proyek
ditunjukkan pada Gambar 1.

Planning Waktu
Manajemen Organizing Biaya
Proyek Actuating Sumber Daya
Monitoring Mutu
Controlling

Gambar 1 Prinsip fungsional manajemen proyek

Messah (2013) menyatakan bahwa manajemen proyek merupakan suatu


penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga keterampilan, cara teknis yang
terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan
yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,
waktu, mutu dan keselamatan kerja. Manajemen proyek didesain untuk mengelola
atau mengawasi sumber-sumber daya perusahaan pada aktivitas yang telah
ditentukan, dalam waktu tertentu, dalam biaya tertentu, dan dalam tingkat kualitas
tertentu pula. Waktu, biaya, dan kualitas merupakan batasan-batasan dalam suatu
4

proyek untuk mencapai hasil yang maksimal dalam hal kecepatan, penghematan,
dan keselamatan kerja secara komprehensif (PMI 1996).

Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek

Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang bersifat


sementara dengan risiko yang relatif tinggi dibandingkan dengan proyek-proyek
pada bidang pekerjaan non konstruksi karena sifatnya yang unik, dinamik, dan
kompleks (Langi et al. 2012). Menurut Nasrul (2015), proyek konstruksi
merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko ditinjau dari sisi
waktu. Manajemen waktu proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proses
merencanakan, menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Sistem
manajemen waktu merupakan hal yang sangat diperlukan dalam memastikan
ketepatan waktu dalam proses penyelesaian proyek. Sistem manajemen waktu
berjalan tergantung pada hasil realisasi terhadap perencanaan penjadwalan proyek
(Clough and Scars 1991).
Kerzner (1995) menyatakan bahwa manajemen waktu proyek merupakan
proses pengaturan, pengawasan dan pengendalian jadwal dalam kegiatan proyek.
Pengendalian manajemen proyek yang terencana akan menghasilkan potensi dalam
berbagai hal sesuai sasaran. Pencapaian waktu, biaya, dan mutu yang sesuai dengan
yang diharapkan dapat dicapai apabila semua kegiatan yang ada digambarkan
dengan jelas dan tujuan yang hendak dicapai didefinisikan terlebih dahulu sebagai
acuan untuk membuat perencanaan proyek (Dahlan dan Wijaya 2009).
Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Atkinson 1999). Kinerja waktu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan
barchart, kurva S, network planning, dan kurva earned value. Hasil yang
didapatkan dari penggunaan metode tersebut perlu dievaluasi dan dikoreksi agar
kinerja waktu tercapai sesuai rencana. Pertimbangan penggunaan metode-metode
tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan (Husen 2010). Penjadwalan merupakan fase penerjemahan suatu
perencanaan kedalam suatu bentuk diagram yang sesuai dengan skala waktu.
Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda, dan diselesaikan,
sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan waktunya
menurut kebutuhan yang telah ditentukan (Mertha 2007).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pengumpulan data dan
tahap pengolahan data serta analisis data. Tahap pengumpulan data dilaksanakan
sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2018 di proyek pembangunan Transmart
Bogor. Sementara tahap pengolahan data serta analisis data dilaksanakan pada
bulan Mei 2018. Pengolahan data dan analisis data dilakukan di Departemen Teknik
Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor.
5

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop yang telah dilengkapi
dengan software AutoCAD, Tekla Structures 2017i , dan Microsoft Office. Bahan
yang digunakan merupakan data primer dari hasil wawancara dan diskusi dengan
pihak terkait, data sekunder berupa jadwal perencanaan dan realisasi kegiatan
proyek pembangunan, serta As Build Drawing (ABD).

Prosedur Penelitian

Pengumpulan data
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder
yang digunakan yaitu jadwal perencanaan dan realisasi kegiatan proyek
pembangunan serta ABD. Data-data tersebut diperoleh dari proyek pembangunan
Transmart Bogor. Setelah itu dilakukan pengumpulan data primer. Data primer dari
penelitian ini merupakan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak terkait sebagai
upaya pengumpulan informasi untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi di
lapangan.

Pengolahan data melalui pemodelan pada program Tekla Structures 2017i


Pengolahan data sekunder dilakukan melalui pemodelan gambar berupa
komponen struktur menggunakan program Tekla Structures 2017i. Pemodelan 3D
dilakukan dengan pembuatan pondasi, kolom, balok, pelat, tangga, dan atap.
Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan jadwal dari pemodelan 3D yang
telah dibuat. Langkah awal adalah registrasi akun pada website Tekla. Selanjutnya
dilakukan Sign in dan kotak Setup dipilih All. Kemudian Creat new model dipilih,
lalu nama dan tempat penyimpanan file ditentukan. Adapun tahapan-tahapan
pemodelan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Pembuatan grid
Grid pada Tekla merupakan acuan koordinat untuk melakukan pemodelan.
Garis koordinat pada grid terdiri dari garis X, Y, dan Z. Grid digunakan untuk
mempermudah proses penempatan komponen struktur bangunan dan sebagai titik
as tulangan. Grid dibuat dengan langkah awal pada menu Edit dipilih Grid. Setelah
kotak dialog properties muncul, koordinat X, Y, dan Z model yang akan dibuat
disesuaikan dengan ABD. Modifikasi jarak pada grid dapat dilakukan dengan cara
pada grid tersebut diklik dua kali.
2. Pemodelan kolom
Pemodelan struktur bangunan pertama yang dibuat adalah kolom. Langkah
awal pemodelan kolom adalah pada menu Concrete dipilih Column. Kolom
diletakkan pada grid sesuai dengan gambar ABD. Karakteristik kolom dapat diubah
dengan cara pada kolom diklik dua kali sehingga muncul kotak properties.
3. Pemodelan pondasi
Pondasi yang digunakan pada pembangunan adalah pondasi tiang pancang.
Pemodelan pondasi tiang pancang diawali dengan mengklik menu Applications &
components atau dengan menekan tombol ctrl+F pada keyboard. Setelah library
terbuka dicari menu Foundation. Komponen pondasi yang tersedia pada Tekla akan
muncul, lalu Concrete foundation (1030) dipilih. Pondasi diletakkan sesuai ABD.
6

Karakteristik pondasi dapat diubah dengan cara pada pondasi diklik dua kali
sehingga muncul kotak properties.
4. Pemodelan balok
Pemodelan balok dilakukan dengan mengklik menu Concrete lalu Beam
dipilih. Balok diletakkan pada grid sesuai dengan gambar ABD dengan cara
menarik garis dari ujung suatu kolom ke kolom berikutnya. Karakteristik balok
dapat diubah dengan cara klik dua kali pada balok sehingga muncul kotak
properties.
5. Pemodelan pelat
Langkah awal pemodelan pelat adalah pada menu Concrete dipilih Slab. Titik
awal pelat lantai dipilih lalu diikuti dengan titik-titik pojok pelat yang lain hingga
kembali ke titik awal. Karakteristik pelat dapat diubah dengan cara pada pelat diklik
dua kali sehingga muncul kotak properties.
6. Pemodelan tangga
Langkah awal pemodelan tangga adalah pelat antara dua lantai dibuat terlebih
dahulu untuk menghubungkan tangga. Pada menu Applications & components
dicari menu Concrete Stairs (65). Titik pijakan terendah dari tangga dipilih dan
dihubungkan dengan titik pijakan teratas dari tangga, lalu tombol tengah mouse
diklik.
7. Pemodelan atap
Pemodelan atap dilakukan dengan mengklik menu Applications &
components kemudian dicari menu Truss (S78). Atap diletakkan sesuai gambar
ABD. Parameter-parameter atap dapat diubah dengan cara pada atap diklik dua kali.
8. Pengklasifikasian Model Organizer
Pengklasifikasian model organizer dilakukan dengan mengklik menu
Manage lalu Organizer dipilih. Setelah itu Object types dipilih. New category
dibuat dan setiap objek bangunan dikategorikan sesuai kebutuhan.
9. Penjadwalan dengan Task manager dan Project status visualization
Langkah awal membuat penjadwalan pada program Tekla Structures 2017i
adalah pada menu Manage dipilih Tasks. Setelah kotak dialog Task manager
muncul, menu Scenario diklik. Selanjutnya Add dipilih dan nama skenario
dimasukkan. Skenario dibuat sesuai dengan jadwal perencanaan dan realisasi
kegiatan proyek pembangunan. Jadwal kegiatan dihubungkan dengan objek model
masing-masing dengan langkah awal Model organizer yang telah dibuat dibuka.
Tampilan model gedung dirubah terlebih dahulu dengan menekan tombol ctrl+5
pada keyboard atau dengan cara pada menu View dipilih Rendering lalu Show only
selected part diklik. Komponen struktur pada Model organizer yang dipilih diklik
kanan, lalu Select in the model dipilih. Nama setiap pekerjaan pada Task manager
dipilih, kemudian diklik kanan dan dipilih Add selected object. Jadwal kegiatan
akan langsung terhubung dengan model gambar.
Model gambar yang telah terhubung semua pada Task manager dapat dilihat
tahapan pelaksanaannya dengan cara pada menu View dipilih Representation.
Setelah kotak dialog Object representation muncul, Object grup diklik add row
untuk menambahkan baris baru. Kemudian pada setiap baris baru diklik Object
grup dengan beberapa konfigurasi yang dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3,
Gambar 4, dan Gambar 5. Lalu konfigurasi objek representasi tersebut diatur warna
dan transparansinya seperti pada Gambar 6 serta diberi nama, lalu diklik tombol
save as. Tampilan status pekerjaan proyek dapat dilihat dengan memilih menu
7

Manage dipilih Project status. File yang telah disimpan sebelumnya pada kotak
Project status visualization dipilih. Kemudian diklik tombol step untuk merubah
tanggal review sehingga terlihat perubahan pada model sesuai warna yang telah
diatur.

Gambar 2 Konfigurasi objek grup completed

Gambar 3 Konfigurasi objek grup started

Gambar 4 Konfigurasi objek grup not started

Gambar 5 Konfigurasi objek grup all


8

Gambar 6 Konfigurasi object representation

Analisis kinerja waktu


Penelitian secara keseluruhan dilakukan berdasarkan tahapan yang dijelaskan
pada Gambar 7.
Mulai

Pengumpulan data

Pengolahan data

Pemodelan 3D

Pemodelan 4D

Menganalisis kinerja
waktu

Membandingkan
kesesuaian tahapan Tidak
Menganalisis faktor
pekerjaan pada jadwal
keterlambatan
rencana dan realisasi
kegiatan proyek
Menentukan
tindakan perbaikan
Sesuai

Selesai Rekomendasi

Gambar 7 Diagram alir penelitian


9

Analisis kinerja waktu dilakukan dengan membandingkan jadwal rencana


dengan jadwal realisasi proyek. Analisis yang dilakukan yaitu dengan
membandingkan bobot rencana dan bobot realisasi pada kurva S. Nilai bobot dari
kurva S diolah menjadi bobot perbulan untuk mengetahui kinerja waktu proyek
setiap bulannya. Kinerja waktu proyek dianalisis berdasarkan nilai deviasi. Jika
terjadi keterlambatan pada proyek pembangunan akan dilakukan identifikasi faktor-
faktor penyebab serta tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi keterlambatan yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Proyek


Proyek pembangunan Transmart Bogor berlokasi di Jalan KH Abdullah bin
Nuh. RT 05/RW 04 Kel. Cibadak, Kec. Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat. Lokasi
pembangunan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Lokasi proyek pembangunan Transmart Bogor

Proyek ini diberikan oleh PT. Bogor Yasmin Lestari dan PT. Transmart Retail
Indonesia selaku pemilik/owner dan dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya Bangunan
Gedung sebagai kontraktor utama serta Lharas Design selaku konsultan perencana.
Proyek pembangunan Transmart Bogor memiliki luas lahan kerja yaitu ± 38.935
m2. Proses pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung
pada proyek ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan persiapan,
pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur serta pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan
plumbing (MEP).
10

Penerapan BIM pada pembangunan Transmart Bogor

BIM (Building Information Modeling) merupakan penggambaran informasi


karakteristik bangunan dalam bentuk tiga dimensi (3D) secara digital yang
mencakup seluruh proses tahapan proyek (Allan 2012). Informasi karakteristik
bangunan yang dimaksud meliputi dimensi, jenis material, jadwal proyek, dan
tingkat beban (load). Pemodelan BIM Transmart Bogor dilakukan menggunakan
program Tekla Structures 2017i. Penelitian ini melakukan pemodelan 3D dan 4D.
Pemodelan 3D meliputi pemodelan struktur bawah bangunan berupa pondasi dan
pile cap serta struktur atas dari lantai parkir dua hingga lantai tiga Mezzanine berupa
kolom, balok, pelat, tangga, dan atap. Pemodelan dilakukan berdasarkan gambar
ABD tanpa analisis pembebanan. Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan
jadwal dari pemodelan 3D yang telah dibuat.

Pemodelan 3D dan Pengklasifikasian Komponen Struktur


Pemodelan diawali dengan membuat grid. Hasil pembuatan grid Transmart
Bogor dapat dilihat pada Gambar 9. Selanjutnya dilakukan pemodelan kolom.

Gambar 9 Grid Transmart Bogor

Pemodelan kolom dilakukan terlebih dahulu karena pile cap pada pondasi
akan mengikat pada kolom. Struktur kolom pada bangunan ini memiliki spesifikasi
mutu beton K350 dengan fc’ 30 MPa. Terdapat enam tipe kolom beton yang
digunakan pada konstruksi gedung Transmart Bogor, yaitu kolom tipe K1, K1A,
K2, K2A, K3, dan K4. Perencanaan kolom menggunakan tulangan utama dengan
diameter D19, D22, dan D25 mm, sedangkan sengkang yang digunakan yaitu D10
mm. Detail kolom pada pembangunan Transmart Bogor dapat dilihat pada
Lampiran 4. Pemodelan kolom dengan program Tekla Structures 2017i
menggunakan menu Concrete column. Hasil pemodelan kolom menggunakan
program Tekla Structures 2017i dapat dilihat pada Gambar 10.
11

Gambar 10 Pemodelan kolom Transmart Bogor


Selanjutnya dilakukan pemodelan pondasi. Gedung Transmart Bogor
menggunakan jenis pondasi tiang pancang. Tiang pancang diikat oleh pile cap
sebelum didirikan kolom diatasnya. Struktur pondasi memiliki spesifikasi mutu
beton K350 dengan fc’ 25 MPa. Terdapat tujuh tipe pile cap yang digunakan yaitu
pile cap tipe 1TP, 3TP, 4TP, 5TP, 6TP, 7 TP, dan 9 TP. Pemodelan pondasi tiang
pancang dengan program Tekla Structures 2017i menggunakan library Concrete
Foundation (1030). Hasil pemodelan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada
Gambar 11.

Gambar 11 Pemodelan pondasi Transmart Bogor


Pemodelan berikutnya adalah pemodelan balok. Struktur balok memiliki
spesifikasi mutu beton K350 dengan fc’ 25 MPa. Terdapat 18 tipe balok yang
digunakan dalam pembangunan Transmart Bogor, jumlah tersebut termasuk balok
anak dan balok induk. Tipe balok yang digunakan yaitu G1, G2, G3, G4, G4A, G5,
G6, G7, CG1, CG2, B1, B1A, B1C, B2, B3, B5, CB1, dan CB2. Perencanaan balok
menggunakan tulangan D19, D22, D25, dan D28 mm pada tulangan utama balok
12

serta D10 untuk sengkang dan tulangan pinggang. Detail balok pada pembangunan
Transmart Bogor dapat dilihat pada Lampiran 5. Pemodelan balok dengan program
Tekla Structures 2017i menggunakan menu Concrete beam. Hasil pemodelan balok
dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Pemodelan balok Transmart Bogor


Pemodelan selanjutnya adalah pemodelan pelat. Pelat merupakan lantai dari
suatu bangunan. Tumpuan pelat pada umumnya dapat berupa balok, dinding,
ataupun kolom. Terdapat lima tipe pelat yang digunakan yaitu S1, S2, S3, SF, dan
SR. Pelat pada bangunan ini memiliki ketebalan 140 mm untuk tipe S1, S2, S3, dan
SR serta ketebalan 270 mm untuk tipe SF. Pemodelan pelat dengan program Tekla
Structures 2017i menggunakan menu Concrete slab. Hasil pemodelan pelat dapat
dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Pemodelan pelat Transmart Bogor


Pemodelan berikutnya adalah pemodelan tangga. Tangga memiliki lebar
1400 mm. Setiap anak tangga memiliki tinggi dan lebar masing-masing 170 mm
13

dan 300 mm. Pemodelan tangga dengan program Tekla Structures 2017i
menggunakan library Concrete stairs. Hasil pemodelan tangga dapat dilihat pada
Gambar 14.

Gambar 14 Pemodelan tangga Transmart Bogor


Pemodelan terakhir adalah pemodelan atap. Pemodelan atap dengan program
Tekla Structures 2017i menggunakan library Truss. Hasil keseluruhan pemodelan
Transmart Bogor dapat dilihat pada Gambar 15. Denah Transmart Bogor dapat
dilihat pada Lampiran 6. Spesifikasi hasil pemodelan ditunjukkan pada Model
organizer. Model organizer merupakan salah satu kelebihan dari Tekla karena
pekerjaan menjadi lebih terklasifikasi dengan informasi yang jelas. Informasi tiap
komponen struktur yang ditunjukkan diantaranya spesifikasi beton, volume, level,
profil atau ukuran, lokasi pada grid, dan spesifikasi lainnya. Komponen struktur
pada model dapat dikelompokan sesuai kategori yang diinginkan. Komponen
struktur pada pembangunan Transmart Bogor dikelompokan berdasarkan lantai dan
jenis komponennya. Pengkategorian komponen struktur pada gedung Transmart
Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 15 Hasil pemodelan Transmart Bogor


14

Pemodelan 4D
BIM pada Tekla Structures 2017i dapat menggambarkan pemodelan hingga
4D berupa tampilan jadwal. Tahap ini memanfaatkan Task manager yang ada pada
pilihan menu Manage. Fungsi Task manager adalah membuat, menyimpan, dan
mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek untuk selanjutnya
dihubungkan dengan objek model. Hasil penjadwalan menggunakan Task manager
dapat dilihat pada Lampiran 2. Task manager dihubungkan dengan Model
Organizer yang telah dibuat sebelumnya sehingga jadwal pelaksanaan proyek
terhubung langsung dengan pemodelan 3D yang telah dibuat. Hubungan antara
pemodelan 3D, Model Organizer, dan Task manager dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Hubungan antara pemodelan 3D, Model Organizer, dan Task manager
Pemodelan 3D dari gedung Transmart Bogor dan jadwal kegiatan yang sudah
dimasukkan dalam Task manager kemudian diolah menggunakan Project
visualization. Tahap ini digunakan untuk mengintegrasikan hasil visualisasi model
dengan penjadwalan kegiatan proyek sehingga dikatakan sebagai pemodelan 4D.
Model empat dimensi akan menunjukkan secara jelas gambaran kemajuan
pekerjaan dengan memasukkan data tanggal sesuai dengan jadwal proyek. Hasil
dari Project visualization dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 merupakan hasil dari Project visualization yang menunjukkan
rencana dan realisasi kemajuan pekerjaan struktur dari pembangunan Transmart
Bogor. Kemajuan pekerjaan ditunjukkan dengan tiga kondisi yaitu pekerjaan yang
belum dilakukan berwarna merah, pekerjaan yang sedang dilakukan berwarna
hijau, dan pekerjaan yang telah selesai dilakukan berwarna biru. Gambar 17a dan
Gambar 17b merupakan rencana dan realisasi kemajuan pekerjaan pada bulan Juli
2017. Rencana dan realisasi kemajuan pekerjaan pada bulan September 2017
ditunjukkan oleh Gambar 17c dan Gambar 17d.
15

(a. Rencana Juli 2017) (b. Realisasi Juli 2017)

(c. Rencana September 2017) (d. Realisasi September 2017)

(e. Rencana November 2017) (f. Realisasi November 2017)

(g. Rencana Januari 2018) (h. Realisasi Januari 2018)


Gambar 17 Hasil Project visualization pembangunan Transmart Bogor
Gambar 17e merupakan rencana kemajuan pekerjaan pada bulan November
2017. Realisasi kemajuan pekerjaan pada bulan November 2017 ditunjukkan oleh
Gamber 17f yang menunjukkan pekerjaan struktur pada lantai P2 sampai dengan
lantai 2 telah selesai dikerjakan sedangkan lantai diatasnya belum dikerjakan.
Gambar 17g merupakan rencana kemajuan pekerjaan pada bulan Januari 2018 yang
menunjukkan pekerjaan struktur telah selesai dilaksanakan 100%. Realisasi
kemajuan pekerjaan pada bulan Januari 2018 ditunjukkan oleh Gambar 17h yang
16

menunjukkan pekerjaan struktur sedang dilakukan pada lantai 3 sedangkan lantai 3


Mezzanine belum dikerjakan. Project visualization pada tekla structures
memudahkan dalam membandingkan rencana dan realisasi kemajuan pekerjaan.

Analisis Kinerja Waktu


Jadwal pekerjaan pembangunan Transmart Bogor berupa diagram batang
yang dilengkapi kurva S. Jadwal tersebut menjelaskan beberapa informasi, yaitu
item pekerjaan, durasi pekerjaan, bobot setiap jenis pekerjaan, bobot rencana
kumulatif, dan bobot realisasi kumulatif. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Transmart Bogor dapat dilihat pada Lampiran 3. Kurva S
pembangunan yang menunjukkan progress pekerjaan setiap bulannya dapat dilihat
pada Gambar 18.

100
Bobot pekerjaan kumulatif (%)

90
80
70
60
50
40
30 Rencana
20 Realisasi
10
0

2017 Bulan 2018

Gambar 18 Kurva S pembangunan Transmart Bogor


Berdasarkan Gambar 18, dapat dilihat kurva berwarna merah merupakan
kurva S realisasi sedangkan kurva S berwarna biru merupakan kurva S rencana.
Kurva S realisasi berada di atas kurva S rencana pada bulan Oktober dan November.
Hal tersebut menandakan bahwa pekerjaan proyek mengalami percepatan dari
rencana awal. Namun, pada bulan Januari sampai dengan bulan April, kurva S
realisasi berada di bawah kurva S rencana yang menunjukkan bahwa pekerjaan
proyek mengalami keterlambatan dengan nilai deviasi yang berbeda. Pada bulan
terakhir yaitu bulan Mei, kurva S realisasi dan kurva S rencana berada dititik yang
sama yang menunjukkan pembangunan dapat diselesaikan sesuai rencana.
Kinerja waktu proyek pembangunan Transmart Bogor dianalisis dengan
mengolah nilai bobot pekerjaan pada kurva S menjadi bobot perbulannya. Analisis
dilakukan dengan membandingkan nilai akumulasi progres pekerjaan dan nilai
devisi setiap bulannnya. Nilai deviasi merupakan selisih antara nilai kumulatif
progres realisasi dengan nilai kumulatif progres rencana. Apabila nilai deviasi
bernilai positif, maka pekerjaan mengalami kemajuan dari rencana awal. Nilai
deviasi bernilai negatif menandakan pekerjaan mengalami keterlambatan dari
rencana awal. Bobot pekerjaan setiap bulan pada pembangunan Transmart Bogor
dapat dilihat pada Tabel 1.
17

Tabel 1 Bobot pekerjaan pembangunan Transmart Bogor


Progres Progres Progres Progres Progres Progres
Deviasi
rencana rencana rencana rencana realisasi realisasi
Bulan awal
awal (%) kumulatif (%) kumulatif (%)
kumulatif
(%) (%) (%) (%)
Mrt 1,38 1,38 0,594 0,594 0,59 0,59 -0,004
Apr 3,005 4,384 2,761 3,355 2,76 3,36 0,005
Mei 4,489 8,874 3,832 7,188 3,83 7,19 0,002
Jun 3,97 12,843 0,609 7,796 0,61 7,8 0,004
Jul 7,929 20,771 2,825 10,621 2,83 10,62 -0,001
Agt 20,569 41,34 6,988 17,61 6,99 17,61 0
Sep 17,12 58,46 16,106 33,716 16,11 33,72 0,004
Okt 14,867 73,327 0 33,716 4,9 38,61 4,894
Nov 14,588 87,916 0 33,716 0 38,61 4,894
Des 7,405 95,321 5,481 39,197 0 38,61 -0,587
Jan 4,679 100 14,692 53,888 9,96 48,57 -5,318
Feb - - 13,867 67,755 7,28 55,85 -11,905
Mrt - - 13,273 81,028 13,97 69,82 -11,208
Apr - - 12,594 93,622 20,01 89,83 -3,792
Mei - - 6,378 100 10,17 100 0

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat pembangunan Transmart Bogor pada


bulan Maret sampai dengan bulan September memiliki nilai deviasi mendekati 0%
hal ini menunjukkan bahwa realisasi pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Bobot
realisasi pembangunan pada bulan Oktober mengalami kemajuan yang ditunjukkan
dengan nilai deviasi positif sebesar 4,894%. Selain itu, pada bulan ini juga
mengalami bobot progres realisasi yang lebih besar dibandingkan bobot progres
rencana. Terjadi pemberhentian kegiatan proyek pada bulan November dan
Desember yang mengakibatkan keterlambatan pekerjaan. Pemberhentian kegiatan
proyek disebabkan oleh masalah perizinan pembangunan.
Kegiatan pembangunan kembali dikerjakan pada bulan Januari, dua bulan
setelah pemberhentian dengan menggunakan jadwal pekerjaan yang telah
diperbaharui. Pekerjaan mengalami keterlambatan yang ditunjukkan oleh nilai
deviasi negatif. Bulan Januari memiliki nilai deviasi sebesar -5,318%.
Keterlambatan yang terjadi pada bulan Januari ini berimbas pada bulan berikutnya.
Pada bulan Februari nilai deviasi mencapai nilai tertinggi yaitu -11,905%.
Keterlambatan pada suatu proyek konstruksi terjadi karena berbagai kendala seperti
keadaan cuaca lokasi proyek, produktivitas tenaga kerja, sistem pengadaan logistik
yang terhambat, kesalahan teknis pelaksanaan, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kontraktor, faktor penyebab
keterlambatan pada proyek ini adalah keadaan cuaca dan keterlambatan supplier.
Wilayah Bogor memiliki curah hujan yang tinggi dan keadaan cuaca yang tidak
menentu sehingga menyebabkan proses pengecoran terhambat. Faktor cuaca
seharusnya tidak menjadi faktor penghambat dalam pengerjaan suatu proyek, hal
tersebut sudah harus diantisipasi ketika merencanakan penjadwalan proyek.
18

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi keterlambatan supplier yaitu


dengan aktif memonitor proses pengiriman dan melakukan pengecekan langsung
lokasi material yang akan dikirim ke proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa material dalam kondisi siap untuk dikirim.
Percepatan pekerjaan pada proyek konstruksi merupakan hal penting yang
harus diperhatikan, pelaksanaan konstruksi sangat bergantung pada tiga batasan
(biaya, mutu, waktu). Percepatan kinerja pelaksanaan proyek harus dilakukan
sehingga diperoleh kurva S yang tidak memiliki nilai deviasi dibawah nol persen.
Keterlambatan yang terjadi mampu dikejar oleh pihak kontraktor sehingga pada
bulan Mei 2018 pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya dengan bobot progres
realisasi kumulatif sama dengan progres rencana kumulatif atau nilai deviasi sama
dengan 0%. Percepatan pekerjaan pada proyek ini dilakukan dengan menambah
jam kerja (lembur) serta penambahan jumlah pekerja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Penerapan BIM dilakukan dengan melakukan pemodelan 3D dan 4D


menggunakan program Tekla Structures 2017i. Pemodelan 3D dilakukan
berdasarkan ABD tanpa analisis pembebanan dan dapat dilihat spesifikasinya
pada Model Organizer. Pemodelan 4D dilakukan dengan menambahkan
jadwal pekerjaan yang terhubung dengan pemodelan 3D.
2. Dari analisis kinerja waktu menggunakan kurva S didapatkan bahwa proyek
ini mengalami keterlambatan dengan nilai deviasi tertinggi pada bulan Februari
sebesar -11,905%.
3. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak kontraktor faktor
penyebab keterlambatan pada proyek ini adalah keterlambatan supplier dan
keadaan cuaca. Percepatan pekerjaan dilakukan dengan menambah jam kerja
(lembur) serta penambahan jumlah pekerja.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan dapat dilakukan


penelitian lebih lanjut mengenai analisis struktur bangunan Transmart Bogor yang
terintegrasi dengan program SAP, ETAB, atau program lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Allan H. 2012. Tekla Structures In A Structural Building Information Modeling
Workflow [thesis]. New York (US): The Cooper Union Albert Nerken School
of Engineering.
Atkinson R. 1999. Project Management : Cost, Time and Quality, Two Best
Guesses and A Phenomenon, Its Time to Accept Other Success Criteria.
International Journal of Project Management. 17(6): 337-342.

Anda mungkin juga menyukai