Anda di halaman 1dari 38

50

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Pekerjaan Pengukuran

Sebelum proyek dilaksanakan, haruslah didahului pekerjaan stake

out. Hasil pekerjaan ini akan digunakan untuk keperluan shop drawing dan

perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan.

1. Metode Kerja

a. Pekerjaan dilakukan dari STA 0+000 sampai dengan

STA 0+685 M

b. Pembuatan patok kayu dipasang tiap jarak 50 meter pada

sisi luar di setiap jalur untuk pembentukan jalan rencana.

c. Pengukuran kontrol vertikal dengan sistem beda tinggi pada

titik- titik polygon yang telah ada. Pengukuran ini dilakukan

sepanjang sumbu as jalan rencana untuk mengetahui bentuk

profil dari STA awal sampai STA akhir. Profil ini

menunjukkan ketinggian pada setiap titik yang dikontrol di

sepanjang sisi sumbu jalan.

2. Waktu Yang Dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini adalah 2

hari kalender.

3. Alat Yang Digunakan

a. 1 Buah roll meter Panjang 50 m

b. 1 Buah roll meter Panjang 7,5 m

c. 1 Buah Palu
51

d. Patok Kayu dan Sepidol

e. Alat tulis pencatat hasil pengukuran

4. Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan

a. Inspector

b. Pelaksana lapangan

c. Pekerja

Gambar 3.1 Pekerejaan Pengukuran

3.2 Mobilisasi

Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan sumber daya yang akan

digunakan di lapangan dalam mendukung kelancaran pekerjaan proyek. Sumber

daya ini meliputi alat, bahan/material dan tenaga kerja.

1. Mobilisasi Alat

Mobilisasi alat berat untuk ditempatkan ke lokasi proyek sesuai

kebutuhan pekerjaan dan penjadwalan alat berat. Mobilisasi alat

berat menggunakan truk trailer dari tempat penyewaan menuju


52

lokasi proyek dengan mempertimbangkan rute jalan yang dapat

diakses.

2. Mobilisasi Bahan/Matrial

Mobilisasi bahan/material dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan

jadwal pengadaan bahan. Kegiatan ini berlangsung selama pekerjaan

proyek. Pendatangan material dilakukan minimal 1 hari sebelum

material digunakan agar dapat melakukan pengecekan mutu dan

kualitas material tersebut.

3. Mobilisasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja meliputi tenaga kerja ahli dan pekerja (tukang).

Mobilisasi tenaga kerja dilakukan sesuai dengan jadwal proyek dan

terkait dengan jumlah dan kompetensi.

3.3 Pekerjaan Persiapan

Suatu pekerjaan pada proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor

tersebut tidak lepas dari peranan pimpinan kontraktor, terutama selaku

penanggung jawab seluruh kegiatan fisik di lapangan dari permulaan pekerjaan

atau persiapan hingga tahap akhir dan penyerahan kepada pihak Pemilik Proyek.

3.3.1 Pembuatan Papan Nama Proyek

Adapun tujuan pembuatan papan nama proyek ini adalah sebagai

informasi kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut ada kegiatan

pembangunan jalan, dengan demikian diharapkan masyarakat dapat

memahami untuk membantu dalam kelancaran pekerjaan, papan nama


53

proyek juga berfungsi sebagai penempatan lokasi pekerjaan dan semua

yang berkaitan dengan kelancaran pekerjaan.

Gambar 3.2 Papan Nama Proyek

3.3.2 Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja

Direksi keet adalah kantor sementara yang gunanya untuk kegiatan

administrasi lapangan dengan segala bentuk kegiatan pelaporan,

perhitungan, koordinasi, sebagai tempat informasi kemajuan pelaksanaan

di lapangan dan juga untuk pertemuan dan konsultasi permasalahan

pekerjaan yang dilaksanakan sampai akhir proyek.

Pembuatan barak kerja bertujuan untuk tempat bekerja bagi para

pekerja, menganyam dan merakit tulangan besi atau pun pembuatan papan

bekisting yang digunakan sebagai mal/cetakan dan pembuatan komponen-

komponen yang diperlukan di lapangan. Berfungsi juga sebagai tempat

tinggal sementara bagi para pekerja.


54

Direksi keet dan barak kerja pada proyek ini dibangun dengan

menyewa tempat pada pemukiman warga setempat, dan jaraknya tidak

jauh dari lokasi pekerjaan.

Gambar 3.3 Direksi keet dan barak kerja

3.3.3 Persiapan Alat Kerja

Persiapan alat kerja sangat penting dilakukan pada saat melakukan

suatu pekerjaan di lapangan, dengan mengikuti item pekerjaan yang akan

dilaksanakan alat yang digunakan meliputi alat berat maupun alat ringan wajib

dilakukan persiapan demi kelancaran dalam melakukan pekerjaan di lapangan.

No Jenis Alat Berat Spesifikasi

1 Excavator Pc 200

2 Tandem Vibratory Roller 12 Ton

3 Motor Grader GD655

4 Dump Truck 8 m³
55

5 Concrete Mixer 6 m³

6 Concrete Vibrator -

7 Concrete Finisher -

8 Saw Cutter -

9 Sealing Join -

10 Mobil Tanki 8000 Liter

11 Alat Perata -

Tabel 3.1 Persiapan alat kerja

3.4 Menejemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Jalan Ruas Padang Ratu –

Kalirejo (LINK 032) di Kabupaten Lampung Tengah, Setiap tahapan pekerjaan

yang akan dilaksanakan mulai dari awal Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan

akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas yang

ada di sekitar lokasi pekerjaan. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat

adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya. Agar dalam

pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka

Manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di

lapangan.

2. Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan

menempatkannya secara tepat dan benar.


56

3. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan

mengarahkan arus lalu lintas.

3.5 Pemadatan Tanah dan Pembentukan Penampang Jalan

Pekerjaan ini dilakukan bergantian antara pemadatan dan


pembentukan penampang jalan.
1. Metode Kerja

1) Tanah di ratakan dan dipadatkan lalu dibentuk penampang jalan

sesuai dengan elevasi jalan yang direncanakan.

2) Pekerjaan ini dilakukan berulang dengan beberapa lintasan dan

overlay blade diikuti pengecekan elevasi kemiringan dan kerataan

badan jalan.

3) Pekerjaan ini dilakukan menggunakan motor grader dan vibro

roller. Dilakukan perataan dengan motor grader terlebih dahulu

membentuk penampang jalan kemudian dipadatkan dengan vibro

roller. Begitu seterusnya hingga terbentuk kemiringan penampang

yang direncanakan.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 3 hari

kalender.

3. Jumlah alat yang di gunakan

No Jenis Alat Berat Jumlah Alat

1 Tandem Vibratory Roller 1 Unit

2 Motor Grader 1 Unit

Tabel 3.2 Jenis Alat Pemadatan dan pembentukan badan jalan


57

4. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Operator

- Pekerja

Gambar 3.4 Pemadatan dan pembentukan badan jalan

3.6 Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Lapis pondasi Agregat kelas B adalah Lapis pondasi yang berada di

atas tanah dasar (Subgrade). Pelasksanaan lapis pondasi Agregat kelas B

setelah subgrade siap.

1. Metode Kerja

1) Penghamparan Agregat kelas B Mengunakan Motor Grader.

2) Selama proses penghampran dilakukan control kadar air,

sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat

pemadatan dilaksanakan.
58

3) Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai

dengan gambar kontrak.

4) Pemadatan menggunakan Tandem Vibratory Roller,

dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah berangsur – angsur

menuju bagian yang lebih tinggi.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 5 hari

kalender.

3. Matrial yang digunakan

- Angregat Kelas B

4. Perhitungan Kebutuhan Matrial

- Panjang Jalan : 685 m

- Lebar Jalan : 6, 50 m

- Tebal : 0,15 m

P X L T = 685 x 6.5 x 15

= 663,40 m³

5. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Tandem Vibratory Roller 1 Unit

2 Motor Grader 1 Unit

3 Dump Truck 8m³ 17 Unit/Hari

Tabel 3.3 Jenis Alat Agregat Kelas B

6. Tenaga kerja yang dibutuhkan


59

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Operator

- Supir Dump Truck

- Pekerja

Gambar 3.5 Penghamparan dan pemadatan Matrial Agregat kelas B

3.7 Pekerjaan Lantai Kerja (Leand Concrete)

Lantai Kerja merupakan beton kurus yang tidak berisi tulangan, Lantai

Kerja biasa juga disebut Lean Concreate (LC). Lean Concrete sebagai lapis

pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan beban lalu lintas,

tetapi lebih berfungsi sebagai lantai kerja.

Tahapan Pengerjaan Lean Concrete sebagai berikut : Pemasangan

bekisting/panel, Pencampuran Beton K125, Control mutu, Pengecoran dan

finishing, Pemeliharaan / curing. Adapun penjalsanya Adalah sebagai berikut :

3.7.1 Pemasangan Bekisting


60

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk

menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan

bentuk yang diinginkan. Adapun tahapan pemasangan bekisting adalah

sebagai berikut :

1. Metode Kerja

1) Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan Shop

Drawing.

2) Membersihkan bekisting dari kotoran sebelum dipasang.

Adanya kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor

beton tidak rapi.

3) Pemasangan bekisting menyesuaikan Lebar dan Panjang yang

telah dibuat.

Kalirejo Padang Ratu


Tahap I  5x3.25 m

5x3.25 m  Tahap II

Kalirejo Padang Ratu

4) Cek ukuran (posisi,ketegakan,dan kedataran

5) Cek perkuatan bekisting

6) Jika sudah dinyatakan kuat, panjang dan lebar sudah sesuai

maka dilakukan pengecoran.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 4 hari

kalender.

Tahap I : 2 Hari
61

Tahap I : 2 Hari

3. Matrial yang digunakan

- Bekisting besi 0,10 x 5 m

- Paku besi panjang 15 Cm

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Meteran Panjang 50 M 1 Buah

2 Meteran Panjang 7,5 M 1 Buah

3 Benang 1 Buah

4 Palu 1 Buah

Tabel 3.4 Jenis Alat Pekerjaan Bekisting

5. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Tukang

- Pekerja
62

Gambar 3.6 Pemasangan bekisting

3.7.2 Pencampuran beton K 125

Pencampuran beton adalah proses mencampur matrial-matrial

pembentuk beton,sehingga mennghasilkan beton yang diinginkan.

1. Metode Kerja

1) Takar matrial yang akan di gunakan untuk pembuatan beton.

2) Masukan agregat kasar dan 1/3 air dari kebutuhan total air

kadalam truck mixer pada waktu mesin berputar.

3) Masukan agregat halus kedalam truck mixer pada waktu mesin

berputar.

4) Masukan semen dan seluruh sisa air yang dibutuhkan kedalam

truck mixer.

5) Lakukan pengadukan dengan kecepatan pengadukan tidak

boleh kurang dari 4 putaran per menit aduk bahan beton kurang

lebih 30 menit.

2. Matrial yang digunakan


63

- Semen

- Agregat halus

- Agregat kasar

- Air

3. Perhitungan kebutuhan matrial beton K 125

Volume Land Concrete : 424,70

Bj Semen :3150 Kg/m³

Bj Pasir :1400 Kg/m³

Bj Agregaat Kasar :1350 Kg/m³

Bj air :1000 Kg/m³

Rumus Perbandingan :

Perbandingan Berat misalnya 1 Kg semen : 2Kg Pasir : 3 Kg Batu.

Dalam Pembuatan Beton.

Perbandingan Berat yang tercantum dalam beton k 125

Semen : 270 Kg

Pasir : 708 Kg

Agregat Kasar : 1289 Kg

Perbandingan Volume :

Semen : 270/270 = 1

Pasir : 708/270 = 2,62 Kg

Agregat Kasar : 1289/270 = 4,77 Kg

Jadi Perbandingan berat beton k 125 adalah 1 : 2,62 : 4,77

Berat volume Kebutuhan Kebutuhan


Volume 1m³ Total Volume
Matrrial kg/1m³ dalam 6m³
Kg Kg : bj Volume 1m³x6 Volume1m³xTotal
Semen 270 Kg 270 Kg 1620 Kg 114669 Kg
64

Pasir 708 Kg 0,5071 m³ 3,034 m³ 215,36 m³


Agregat 5-10mm 298 Kg 0,2207 m³ 1,324 m³ 93,73 m³
Agregat 10-20mm 518 Kg 0,3837 m³ 2,302 m³ 162,95 m³
Agregat 20-30mm 473 Kg 0,3503 m³ 2,102 m³ 162,95 m³
Air 140 Kg 140 Liter 840 Liter 5945 Liter

Tabel 3.5 Kebutuhan matrial Beton K125

Berat volume Kebutuhan Kebutuhan Total


Volume 1m³ Volume
kg/1m³ dalam 6m³
Matrrial
Berat Berat Berat
Kg
Semen:Zak/50 Semen:Zak/50x6 Semen:Zak/50xTotal
Semen 270 Kg 5 Zak 32 Zak 2293 Zak
Pasir 708 Kg 0,5071 m³ 3,034 m³ 215,36 m³
Agregat 5-10mm 298 Kg 0,2207 m³ 1,324 m³ 93,73 m³
Agregat 10- 518 Kg 0,3837 m³ 2,302 m³ 162,95 m³
20mm
Agregat 20- 473 Kg 0,3503 m³ 2,101 m³ 162,95 m³
30mm
Air 140 Kg 140 Liter 840 Liter 5945 Liter

Tabel 3.6 Kebutuhan matrial Beton K125 Dalam Zak/50

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Exavator 1 Unit

2 Corong Plan 1 Unit

3 Truck Mixer 2 Unit

4 Mobil Tanki 1 Unit

Tabel 3.7 Jenis Alat Pekerjaan Pencampuran Beton K 125

5. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan

- Oprator

- Supir

- Pekerja
65

Gambar 3.7 Pencampuran Beton K 125

3.7.3 Control mutu Beton K 125

Sebelum melakukan pengecoran, beton yang ada di truck

molen harus dilakukan pengujian nilai slump oleh pengawas proyek.

Uji slump adalah suatu uji yang dilakukan untuk menentukan

kekakuan dari campuran beton segar, kekakuan dalam campuran beton

menunjukan berapa banyak air yang digunakan.

1. Metode Kerja

- Basahi kerucut dan plat dengan kain basah

- Letakan kerucut diatas plat

- Isi 1/3 bagian kerucut dengan beton segar, padatkan dengan

batang logam sebanyak 25 – 30 x tusukan.

- Isi 1/3 bagian berikutnya dengan metode yang sama, pastikan

batang logam menyentuh lapisan pertama.

- Isi kerucut hingga penuh dengan metode yang sama, pastikan

batang logam menyentuh lapisan kedua.


66

- Setelah selesai dipadatkan ratakan benda uji, tanggu ± ½ menit.

- Cetakan diangkat keatas secara tegak lurus keatas.

- Ukur nilai slump dengan membalikan kerucut disebelahnya,

ukur tinggi rata-rata dari benda uji.

- Jika nilai slump sesuai rencana yang diinginkan maka beton

dapat di gunakan.

2. Matrial yang digunakan

- Beton segar (fresh concrete) K 125

3. Alat yang digunakan

- Kerucut yang bagian runcingnya hilang sebagai cetakan slump,

diameter bawah 30 cm, diameter atas 10 cm, dan tinggi 30 cm

- Batang Logam bulat panjang 50 cm diameter 10-16 mm

- Sendok adukan

- Meteran 7,5 m

4. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Ahli Quality

- Pelaksana lapangan

- Supir
67

Gambar 3.8 Uji slump Beton K 125

3.7.4 Pengecoran dan finishing

Pengecoran adalah penuangan beton segar kedalam cetakan.

1. Metode Kerja

- Lakukan pengecoran lean concrete mengikuti pola yang telah

terpasang.

Kalirejo Padang Ratu


Tahap I  5x3.25 m

5x3.25 m  Tahap II

Kalirejo Padang Ratu

- Tuangkan campuran beton kedalam bekisting dan bersamaan

pula dilakukan perataan dan pemadatan kasar menggunakan

alat vibrator. Penumpahan adukan beton secara

berkesinambungan antara satu adukan dengan adukan lainnya

sebelum terjadi ikatan awal.


68

- Kemudian lean concrete diratakan dengan menggunakan alat

perata.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan Land Concrete adalah 14

hari kalender.

Tahap I : 8 Hari

Tahap I : 6 Hari

3. Matrial yang digunakan

- Beton segar (fresh concrete) K 125

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Berat Jumlah Alat

1 Truck Mixer 2 Unit

2 Concrete Vibrator 1 Unit

3 Concrete Finisher (Trowel) 1 Unit

4 Alat Perata 1 Paket

Tabel 3.8 Jenis Alat Pekerjaan Pengecoran dan finishing Beton K 125

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan

- Ahli Quantity

- Inspector

- Pelaksana lapangan

- Mandor

- Supir

- Tukang

- Pekerja
69

Gambar 3.9 Pengecoran Land Concrete Beton K 125

3.7.5 Pemeliharaan/Curing

Curing Bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu

cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan

suhu beton.

1. Metode Kerja

- Hampar Geotekstil diatas Land Concrete

- Lakukan Penyiraman air secara berkala sesuai waktu yang

telah ditentukan.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 7 hari

kalender.

3. Matrial yang digunakan

- Geotekstil
70

- Air

4. Alat yang digunakan

- Mobil Tanki

5. Tenaga yang dibutuhkan

- Inspector

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Supir

- Pekerja

Gambar 3.10 Curing Beton K 125

3.8 Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan

yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut.

Tahapan Pengerjaan beton Rigid Pavement sebagai berikut : Pemasangan

bekisting/ panel, Pelapisan plastic (Bond Break), Pemasangan Tulangan,

Pencampuraan Beton K 350, Control Mutu, Pengecoran dan Finishing,

Pemeliharaan / Curing.

3.8.1 Pemasangan Bekisting


71

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk

menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk

yang diinginkan. Adapun tahapan pemasangan bekisting adalah sebagai

berikut :

1. Metode Kerja

1) Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan Shop

Drawing.

2) Membersihkan bekisting dari kotoran sebelum dipasang.

Adanya kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor

beton tidak rapi.

3) Pemasangan bekisting menyesuaikan Lebar dan Panjang yang

telah dibuat.

Kalirejo Padang Ratu


Tahap I  5x3 m

5x3 m  Tahap II

4) Cek ukuran (posisi,ketegakan,dan kedataran

5) Cek perkuatan bekisting

6) Jika sudah dinyatakan kuat, panjang dan lebar sudah sesuai

maka dilakukan pengecoran.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 5 hari

kalender.

Tahap I : 3 Hari

Tahap I : 2 Hari

3. Matrial yang digunakan


72

- Bekisting besi 0,30 x 2,5 m

- Paku besi panjang 40 Cm

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Meteran Panjang 50 M 1 Buah

2 Meteran Panjang 7,5 M 1 Buah

3 Benang 1 Buah

4 Palu 1 Buah

Tabel 3.9 Jenis Alat Pekerjaan Pemasangan Bekisting Beton K 350

5. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Tukang

- Pekerja

Gambar 3.11 Pemasangan Bekisting Rigid Pavement


73

3.8.2 Pelapisan Plastik (Bond Break)

Bond Break adalah bahan atau matrial yang digunakan untuk

menghindari terjadinya kelekatan antara Rigid Pavement dengan Land

Concrete.

1. Metode Kerja

1) Pekerjaan pelapisan plastik dilakukan setelah lean concrete

mengeras.

2) Bersihkan terlebih dahulu bagian atas lean concrete dari

kotoran-kotoran.

3) Hamparkan plastik diatas lean concrete sesuai alur pengecoran.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 2 hari

kalender.

Tahap I : 1 Hari

Tahap II : 1 Hari

3. Matrial yang digunakan

- Plastik

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Gunting 2 Buah

Tabel 3.10 Jenis Alat Pekerjaan Pelapisan Plastik

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan
74

- Mandor

- Tukang

- Pekerja

Gambar 3.12 Pemasangan Bond Break

3.8.3 Pemasangan Tulangan

Pekerjaan ini meliputi pemasangan tie bar, dowel, tulangan

memanjang, tulangan melintang, dan tulangan spasi.

1. Metode Kerja

1) Pembuatan penulangan oleh tukang di bengkel kerja.

2) Pemberian cat pada Dowel.

3) Tulangan yang sudah siap dibawa ke lokasi menggunakan

mobil pengangkut.

4) Pekerjaan ini dimulai dari STA 0+000 sampai STA 0+685 Km,

dengan dua tahapan pengerjaan sesuai alur rencana.

5) Lakukan pemasangan tulangan memanjang dan melintang.


75

6) tulangan yang sudah dibuat, kemudian dirangkai menggunakan

kawat beton.

7) Lakukan pemasangan dowel dan tie bars dengan ketentuan

dowel dan Tie bars diletakan di atas dudukan yang kokoh

dipasang di tengah-tengah tebal plat.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 13 hari

kalender.

Pembuatan penulangan 9 Hari

Pemasangan tulangan Tahap I : 2 Hari

Pemasangan tulangan Tahap II : 2 Hari

3. Matrial yang digunakan

- Tulangan memanjang Ø12 mm

- Tulangan melintang Ø12 mm

- Tulangan duduklan Ø8 mm

- Tulangan dowel Ø32 mm

- Tulangan tie bar D16 mm (Ulir)

- Kawat Beton

Perhitungan kebutuhan besi :

Panjang Jalan : 685 m

Lebar jalan :6m

Jumlah segmen : (Panjang jalan : Panjang Segmen )X 2

: (685:5) x 2

Total Segmen : 274 Ka/Ki


76

Bj Besi m’ : 6165 Kg/m’

Jumlah Besi dudukan : (Panjang Tulangan : Jarak)

Tulangan memanjang : 4,90 : 0,30

: 16 Buah

Tulangan Melintang : 2,90 : 0,30

: 10 Buah

Kebutuhan/
Diameter Panjang Jumlah Total
Jenis Besi Segmen
Besi Besi/Segmen Besi/segmen Volume
Kg
ØxØxpxjx T.segmen x
Mm P J
Bj B/ segmen
Tulangan 9535,20
12 4,90 m 8 34,80 Kg
Memanjang Kg
Tulangan 5644,40
12 2,90 m 8 20,60 Kg
Melintang Kg
Tulangan 2271,46
8 0,50 m 42 8,29 Kg
Dudukan Kg
Tulangan 12108,06
32 0,70 m 10 44,19 Kg
Dowel Kg
Tulangan 1513,85
16 0,70 10 11,05 Kg
Tie Bars Kg

Tabel 3.11 Kebutuhan Matrial Pemasangan Tulangan

4. Alat yang digunakan

- Gerinda Besi

- Las Listrik

- Gunting Kawat Beton

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan

- Inspector
77

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Tukang

- Supir

- Pekerja

Gambar 3.13 Pemasangan Tulangan

3.8.4 Pencampuran beton K 350

Pencampuran beton adalah proses mencampur matrial-matrial

pembentuk beton,sehingga mennghasilkan beton yang diinginkan.

1. Metode Kerja

1) Takar matrial yang akan di gunakan untuk pembuatan beton.

2) Masukan agregat kasar dan 1/3 air dari kebutuhan total air

kadalam truck mixer pada waktu mesin berputar.

3) Masukan agregat halus kedalam truck mixer pada waktu mesin

berputar.
78

4) Masukan semen dan seluruh sisa air yang dibutuhkan kedalam

truck mixer.

5) Lakukan pengadukan dengan kecepatan pengadukan tidak

boleh kurang dari 4 putaran per menit aduk bahan beton kurang

lebih 30 menit.

2. Matrial yang digunakan

- Semen

- Agregat halus

- Agregat kasar

- Air

3. Perhitungan kebutuhan matrial beton K 350

Volume Rigid Pavement : 1233 m³

Bj Semen :3150 Kg/m³

Bj Pasir :1400 Kg/m³

Bj Agregaat Kasar :1350 Kg/m³

Bj air :1000 Kg/m³

Rumus Perbandingan :

Perbandingan Berat misalnya 1 Kg semen : 2Kg Pasir : 3 Kg Batu.

Dalam Pembuatan Beton.

Perbandingan Berat yang tercantum dalam beton k 350

Semen : 446 Kg

Pasir : 593 Kg

Agregat Kasar : 1236 Kg

Perbandingan Volume :
79

Semen : 446/446 = 1

Pasir : 593/446 = 1,32 Kg

Agregat Kasar : 1236/446 = 2,77 Kg

Jadi Perbandingan berat beton k 350 adalah 1: 1,32 : 2,77

Berat volume Kebutuhan Kebutuhan


Volume 1m³ Total Volume
Matrrial kg/1m³ dalam 6m³
Kg Kg : bj Volume 1m³x6 Volume1m³xTotal
Semen 446 Kg 446 Kg 2676 Kg 549918 Kg
Pasir 593 Kg 0,4235 m³ 2,541 m³ 521,56 m³
Agregat 5-10mm 309 Kg 0,2289 m³ 1,373 m³ 282,23 m³
Agregat 10-20mm 566 Kg 0,4126 m³ 2,475m³ 508,74 m³
Agregat 20-30mm 361 Kg 0,2674 m³ 1,604 m³ 329,70 m³
Air 151 Kg 151 Liter 840 Liter 186183 Liter

Tabel 3.12 Kebutuhan Matrial Pencampurab Beton K 350

Berat volume Kebutuhan Kebutuhan Total


Volume 1m³ Volume
Matrrial kg/1m³ dalam 6m³
Berat Berat Berat
Kg
Semen:Zak/50 Semen:Zak/50x6 Semen:Zak/50xTotal
Semen 446 Kg 9 Zak 6 Zak 10998 Zak
Pasir 593 Kg 0,4235 m³ 2,541 m³ 521,56 m³
Agregat 5-10mm 309 Kg 0,2289 m³ 1,373 m³ 282,23 m³
Agregat 10- 566 Kg 0,4126 m³ 2,475m³ 508,74 m³
20mm
Agregat 20- 361 Kg 0,2674 m³ 1,604 m³ 329,70 m³
30mm
Air 151 Kg 151 Liter 840 Liter 186183 Liter

Tabel 3.13 Kebutuhan Matrial Pencampuran Beton K 350 Satuan Zak/50

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Jumlah Alat

1 Exavator 1 Unit

2 Corong Plan 1 Unit

3 Truck Mixer 2 Unit


80

4 Mobil Tanki 1 Unit

Tabel 3.14 Jenis Alat Pekerjaan Pencampuran Beton

5. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Pelaksana Lapangan

- Oprator

- Supir

- Pekerja

Gambar 3.14 Pencampuran beton K 350

3.8.5 Control mutu beton K 350

Sebelum melakukan pengecoran, beton yang ada di truck mixer

harus dilakukan pengujian nilai slump oleh pengawas proyek.

Uji slump adalah suatu uji yang dilakukan untuk menentukan

kekakuan dari campuran beton segar, kekakuan dalam campuran beton

menunjukan berapa banyak air yang digunakan.

1. Metode Kerja

- Basahi kerucut dan plat dengan kain basah


81

- Letakan kerucut diatas plat

- Isi 1/3 bagian kerucut dengan beton segar, padatkan dengan

batang logam sebanyak 25 – 30 x tusukan.

- Isi 1/3 bagian berikutnya dengan metode yang sama, pastikan

batang logam menyentuh lapisan pertama.

- Isi kerucut hingga penuh dengan metode yang sama, pastikan

batang logam menyentuh lapisan kedua.

- Setelah selesai dipadatkan ratakan benda uji, tanggu ± ½ menit.

- Cetakan diangkat keatas secara tegak lurus keatas.

- Ukur nilai slump dengan membalikan kerucut disebelahnya,

ukur tinggi rata-rata dari benda uji.

- Jika nilai slump sesuai rencana yang diinginkan maka beton

dapat di gunakan.

2. Matrial yang digunakan

- Beton segar (fresh concrete) K 350

3. Alat yang digunakan

- Kerucut yang bagian runcingnya hilang sebagai cetakan slump,

diameter bawah 30 cm, diameter atas 10 cm, dan tinggi 30 cm

- Batang Logam bulat panjang 50 cm diameter 10-16 mm

- Sendok adukan

- Meteran 7,5 m

5. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

- Ahli Quality

- Pelaksana lapangan
82

- Supir

Gambar 3.15 Uji slump Beton K 350

3.7.6 Pengecoran dan finishing

Pengecoran adalah penuangan beton segar kedalam cetakan.

1. Metode Kerja

- Lakukan pengecoran lean concrete mengikuti pola yang telah

terpasang.

Kalirejo Padang Ratu


Tahap I  5x3 m

5x3 m  Tahap II

Kalirejo Padang Ratu

- Tuangkan campuran beton kedalam bekisting dan bersamaan

pula dilakukan perataan dan pemadatan kasar menggunakan

alat vibrator. Penumpahan adukan beton secara

berkesinambungan antara satu adukan dengan adukan lainnya

sebelum terjadi ikatan awal.


83

- Kemudian Rigid Pavement diratakan dengan menggunakan

alat perata.

- Beton yang sudah diratakan, kemudian diberi tekstur atau

pengasaran permukaan menggunakan groover oleh pekerja.

- Setelah beton diberi tekstur permukaan beto dipotong dengan

Saw Cutter setiap 5 meter dan sedalam ½ tebal beton (10 Cm)

Dilakukan tidak kurang dari 4 jam dan tidak lebih dari 12 jam

- Kemudian dilanjutkan dengan pengisian bahan penutup

menggunakan aspal.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan Rigid Pavement adalah

28 hari kalender.

Tahap I : 17 Hari

Tahap I : 11 Hari

3. Matrial yang digunakan

- Beton segar (fresh concrete) K 350

- Aspal

4. Alat yang digunakan

No Jenis Alat Berat Jumlah Alat

1 Truck Mixer 2 Unit

2 Concrete Vibrator 1 Unit

3 Concrete Finisher (Trowel) 1 Unit

4 Alat Perata 1 Paket


84

5 Saw Cutter 1 Unit

6 Groover 1 Unit

Penuang Bahan Penutup


7 1 buah
Sambungan

Tabel 3.15 Jenis Alat Pekerjaan Pengecoran dan Finishing

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan

- Ahli Quantity

- Inspector

- Pelaksana lapangan

- Mandor

- Supir

- Tukang

- Pekerja

Gambar 3.16 Pengecoran dan penagsaran Rigid Pavement K 350


85

Gambar 3.17 Pemotongan beton dan pengsisian bahan penutup Rigid

3.7.7 Pemeliharaan/Curing

Curing Bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu

cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan

suhu beton.

1. Metode Kerja

- Hampar Geotekstil diatas Rigid Pavement

- Lakukan Penyiraman air secara berkala sesuai waktu yang

telah ditentukan.

2. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah 12 hari

kalender.

3. Matrial yang digunakan

- Geotekstil

- Air

4. Alat yang digunakan

- Mobil Tanki
86

5. Tenaga yang dibutuhkan

- Inspector

- Pelaksana Lapangan

- Mandor

- Supir

- Pekerja

Gambar 3.18 Curing Beton K 350

.
87

Anda mungkin juga menyukai