Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada posisi yang dirasa
aman terutama akibat galian pondasi. Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah lokasi
pekerjaan bersih dari semak-semak dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam
halus dan lurus pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu digunakan
kayu 5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih agar permukan peil bangunan
yang telah ditentukan sama permukaannya.
Tenaga Kerja:
Tukang kayu
Pekerja
Juru Ukur
Peralatan
Gergaji, palu, paku, pacul, sekop, kayu 5/7 cm, dll.
B. MOBILISASI – DEMOBILISASI
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua falitas
pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melaksanakan demobilisasi kembali
terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada ketika pekerjaan selesai.
Tahap pelaksanaan:
1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk ijadwalkan dengan baik.
2. Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis menerima
surat perintah mulai kerja (SPMK).
3. Peralatan yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut
disimpan di lokasi pekerjaan dan dijaga hingga dipergunakan pada waktunya tanpa ada hambatan
yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan.
4. Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai.
Kebutuhan Alat:
Concrette Mixer : 6 Unit
Mini Batchpant kap min 1,50m3 : 1 Unit
Dump Truck 6 atau 12 ton : 6 Unit
Welding set : 1 Unit
Genset : 1 Unit
Water tank truck : 3 Unit
Breaker : 1 Unit
Excavator : 1 Unit
Jack Hammer : 1 Unit
Pemadat tangan/ Stampper : 1 Unit
Lift Vertikal Material Tinggi 20 meter : 1 Unit
Schafolding : 400 Buah
C. PELAPORAN
C.1 Shop drawing
Metode Pelaksanaan:
Shop drawing adalah gambar rencana yang menjadi acuan pelaksanaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan dan dibuat setelah gambar rencana dari konsultan perencana mendapat persetujuan dan
pengesahan.
1. Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat spanduk dan
poster.
2. Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
3. Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan sekitar proyek harus
dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.
D.4 Poster
Metode Pelaksanaan:
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan informasi K3 lainnya,
papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, memasang rambu dan banner
sesuai dengan potensi bahaya pada lokasi kerja.
1. Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat spanduk dan
poster.
2. Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
3. Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan sekitar proyek harus
dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.
J.2 Bendera K3
Metode Pelaksanaan:
1) Harus dipasang bendera merah putih, K3 dan bendera perusahaan pada lokasi
strategis di proyek.
2) Tinggi bendera merah putih harus lebih tinggi min. 30 cm dibanding bendera
lainnya, dan tinggi tiang bendera merah putih min. 3,5 m.
B. PEKERJAAN STRUKTUR
B.1 Pekerjaan Pondasi F1 dan F2
1. Rabat Beton lantai Kerja t=10cm (Mutu fc = 7,4 MPa (K 100))
Metode Pelaksanaan:
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor,
ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Buat adukan untuk lantai kerja dengan mutu fc’ = 7,4 Mpa (K 100).
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.
2. Bekisting Pondasi
Metode Pelaksanaan:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian menentukan Dimensi yang
akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga seberapa besar pondasi yang akan didirikan.
Selanjutnya tahap memotong bahan bekisting. Pertama memotong multipleks sesuai ukuran yang akan
dientukan, pemotongan dibuat 4 buah. Jika ukuran multipleks kurang panjang maka multipleks
disambungkan menggunakan batang kayu yang disesuaikan.
Apabila sudah selesai menyiapkan kerangka dan juga bentuk dari bekisting kemudian selanjutnya
pertemukan semua sisi hingga menjadi persegiempat.
Setelah selesai buatlah dudukan bekisting yang bisa terbuatdari kedua bahan yang sama untuk
membantu menyokongnya. Hal ini dilakukan agar dapat berdiri tegak dengan kokoh tanpa adanya
kondisi miring ataupun doyong.
Hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk membuat bekisting walaupun kekuatan dan
kekokohanharus diutamakan. Tetapi bekisting harus dibuat sedemikian rupa agar kelak mudah
dibongkar tanpa adanyamerusak konstruksi beton yang telah didirikan.
3. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
2. Bekisting Pondasi
Metode Pelaksanaan:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian menentukan Dimensi yang
akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga seberapa besar pondasi yang akan didirikan.
Selanjutnya tahap memotong bahan bekisting. Pertama memotong multipleks sesuai ukuran yang akan
dientukan, pemotongan dibuat 4 buah. Jika ukuran multipleks kurang panjang maka multipleks
disambungkan menggunakan batang kayu yang disesuaikan.
Apabila sudah selesai menyiapkan kerangka dan juga bentuk dari bekisting kemudian selanjutnya
pertemukan semua sisi hingga menjadi persegiempat.
Setelah selesai buatlah dudukan bekisting yang bisa terbuatdari kedua bahan yang sama untuk
membantu menyokongnya. Hal ini dilakukan agar dapat berdiri tegak dengan kokoh tanpa adanya
kondisi miring ataupun doyong.
Hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk membuat bekisting walaupun kekuatan dan
kekokohanharus diutamakan. Tetapi bekisting harus dibuat sedemikian rupa agar kelak mudah
dibongkar tanpa adanyamerusak konstruksi beton yang telah didirikan.
3. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Sloof
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Sloof Praktis
1. Beton Sloof Praktis 15/20 (Mutu fc = 14,5 MPa (K 175))
Metode Pelaksanaan:
Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur memakai beton readymix mutu K-175.
Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Sloof
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat
perancah schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
3. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
Kolom K3 30/30
1. Beton Kolom 30/30 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur kolom memakai beton readymix mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Bekisting Kolom
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
5. Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga
supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.
3. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
2. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Kolom
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
5. Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga
supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Balok B3 - 30/40
1. Beton Balok B3 30/40 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur balok memakai beton readymix mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Lantai (dengan Bondeck/Floordeck)
Metode Pelaksanaan :
Bondek atau Floor Deck secara teknis adalah pengganti tulangan dan struktur pelat lantai sekaligus
menggantikan fungsi multiplek pada cor konvensional. Cara pemasangan yang umum dilakukan adalah
bondek menumpang pada struktur balok yang sudah jadi atau sudah dicor atau pada balok baja WF.
Jadi, kita cor balok-baloknya terlebih dahulu lalu bondek dan wiremesh pun tinggal digelat. Di sini
struktur pelat lantai secara teknis menumpang pada struktur balok lantai secara terpisah atau tidak
monolit. Cara ini lebih praktis, namun perilaku balok lantai adalah balok beton biasa. Mekanisme kerja
balik pelat bekerja secara terpisah, sehingga membutuhkan dimensi balok yang cukup besar.
Plat Kanopi
1. Beton Plat Kanopi/atas jendela t=10cm (Mutu fc =26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur plat memakai beton readymix mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Kanopi
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk plat terlebih dahulu searah plat yang akan dikerjakan.
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
B.8 Pekerjaan Tangga
1. Beton Tangga (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur tangga memakai beton readymix mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting tangga
Metode Pelaksanaan:
Bekisting yang ingin dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan tangga yang akan dibuat. Sebelum
membuat bekisting, perhitungan bekisting tangga harus diperhatikan dengan seksama tanpa ada salah
perhitungan. Kemudian tripleks dipotong sesuai kebutuhan, untuk menyambung triplkes diperlukan kayu
berukuran 1 x 2 inchi dan panjang 4,5 m srta paku 1,5 inci. Penyambungan teripleks memiliki fungsi
untuk membuat lembaran tripleks menjadi lembaran yang mempunyai daya tahan lebih kuat dan
kaku.langkah selanjutnya perakitan bekisting tangga, detalah perakitan bekisting dilakukan. Kemudian
memuat setang pemaku untuk mengunci keampat sisi bekisting agar bekisting tersebut semakin kuat
dan kokoh.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk mngangkat tulangan yang telah
dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan agar bnar-benar tegak lurus
berada dilantai bawah.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
Gunting besi s/d diameter 14 mm
Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Dinding
Metode Pelaksanaan:
Bekisting yang digunakan pada dinding geser terbuat dari baja. Langkah – langkah pekerjaan bekisting
shear wall :
a) Bersihkan area shear wall dan posisi bekisting shear wall.
b) Pasang beton decking pada tulangan shear wall.
c) Bekisting yang digunakan merupakan bekisting yang sudah dirangkai ditempat fabrikasi bekisting.
d) Bekisting yang sudah dirangkai diangkut dengan tower crane dan ditempatkan pada tulangan
shear wall yang akan dicor
e) Setelah bekisting terpasang pada tulangan shear wall , bekisting dikunci dengan sabuk pengunci.
f) Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting maka digunakan unting – unting.
g) Setelah bekisting dirasa tegak dan lurus maka pengecoran dapat dilakukan.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
A.1 Pekerjaan Pasangan
1. Pasangan dinding bata ringan dengan Mortar
Metode Pelaksanaan:
a. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
b. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
c. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
d. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
e. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
f. Pasang profil dengan memakai besi hollow.
g. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan:
- Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
B. PEKERJAAN PLAFOND
Plafond adalah bagian konstruksi yang merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan
rangka atapnya, sehingga bisa dikatakan bagian tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.
B.1 Pekerjaan Rangka Plafond Hollow
Metode Pelaksanaan:
Rangka plafond menggunakan rangka hollow 40 x 40 dan 20 x 40 mm dengan ketebalan 0,7 mm.
Langkah pengerjaan:
a) Mengukur garis ketinggian sekeliling ruangan yang akan dipasang rangka.
b) Pasang well angle pada elevasi yang sudah ditandai. Jarak antar sekrup per 40 cm.
c) Menandai titik-titik penempatan penggantung
d) Pasang penggantung dan rangka hollow
e) Rangka utama berjarak 100 – 120 cm dan rangka pembagi berjarak 60 cm
f) Cek leveling rangka hollow sebelum pasang gypsum.
C. PEKERJAAN LANTAI
C.1 Pasang keramik lantai termasuk selasar 60 x 60 Homogeonus
Metode Pelaksanaan:
a) Pemasangan keramik lantai dimulai dari pembuatan lantai kerja/ rabat beton. Dengan ketebalan 5
cm, permukaan harus rata sebelum digunakan.
b) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
c) Buat adukan untuk pasangan keramik.
d) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
e) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
f) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
g) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
h) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
i) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
j) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.
C.4 Pasang Lantai Keramik 30x30 cm (termasuk km mandi,janitor dan dinding dapur)
Metode Pelaksanaan:
a) Pemasangan keramik lantai dimulai dari pembuatan lantai kerja/ rabat beton. Dengan ketebalan 5
cm, permukaan harus rata sebelum digunakan.
b) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
c) Buat adukan untuk pasangan keramik.
d) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
e) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
f) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
g) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
h) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
i) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
j) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.
D.6 1 M2 Daun Pintu Double Tripleks Lapis HPL, Rangka Kayu Klas II
Metode Pelaksanaan:
Spesifikasi pintu lapis double tripleks lapis HPL adalah pintu yang terbuat dari tripleks yang
konstruksinya ditutup oleh lembaran HPL.
D.7 Kusen PVC + Daun Pintu PVC klas 1/super (lengkap terpasang)
Metode Pelaksanaan:
Kusen PVC sering kita jumpai pada kusen pintu kamar mandi, kusen jendela kaca, hingga kusen pintu
kaca. PVC singkatan dari polyvinyl chloride. Ini salah satu penerapan teknologi baru yang dilakukan
untuk mengurangi penggunaan kayu. Kusen ini hampir sama dengan kusen beton, sama-sama
diproduksi oleh pabrik, hanya berbeda jenis materialnya. Cara memasang kusen PVC:
- Pemasangan lebih mudah, hanya dengan memasang kusen pada dinding yang telah acian atau
sudah finishing dan dipasang pada tembok yang dilubangi sesuai ukuran kusen.
- Pengaitan kusen dan tembok bisa dilakukan dengan cara dibor atau dipaku.
D.9 Pasang Glass block type GB1 (area janitor dan toilet umum)
Metode Pelaksanaan:
Alat dan Bahan :
a) Alat untuk mengukur glasblok atau bidang dinding.
b) Lot/bandul. Alat untuk mengukur kelurusan vertikal.
c) Material dari kaca dan sebagai pengisi lubang pada dinding.
d) Semen perekat instan. Bahan campuran perekat glasblok
e) Alat untuk mewadahi pencampuran adonan perekat.
Cara Pemasangan glass blok:
a) Campurkan semen perekat instan dengan air hingga berbentuk pasta. Perbandingan volume air :
bubuk perekat = 1:3
b) Diamkan campuran selama 5 menit lalu aduk kembali. Aplikasikan adonan pada 2 sisi yang akan
dipasang glasblok pertama kali.
c) Selagi basah, pasang glasblok di atasnya. Tekan-tekan hingga glasblok melekat sempurna.
d) Oleskan adonan ke sisi glasblok yang akan ditempel dengan glasblok berikutnya. Demikian
seterusnya hingga seluruh glasblok terpasang.
e) Isi lubang di dinding dengan semen perekat. Segerakan bersihkan perekat yang menempel pada
glasblok.
Pemasangan ventilasi:
- Tubuh utama, yang diikat langsung ke lubang di dinding atau pintu;
- bagian yang dapat dilepas yang dimasukkan ke dalam lubang perumahan, yang memungkinkan,
tanpa masalah khusus, untuk mengaudit dan membersihkan saluran-saluran sistem ventilasi.
- Mulailah menggantung kisi-kisi internal dari bagian pertama, memainkan peran bingkai. Lakukan
ini dengan bantuan pengencang atau lem senyawa. Sebelum ini, permukaan luar lubang ventilasi
disiapkan harus halus dan bersih.
- Pengikatan dengan sekrup atau sekrup dilakukan pada dinding beton, kayu atau eternit yang
solid. Untuk melakukan ini, melalui lubang di tubuh kisi di tempat-tempat yang ditutup oleh bagian
yang dapat dilepas, lubang dibor, yang dilekatkan dalam bentuk tutup.
- Dalam beton atau batu bata di tempat yang tepat dengan bantuan bor Anda harus memasang
pena. Ketika kisi-kisi dirancang tanpa bagian yang dapat dilepas dari kepala sekrup setelah
dipasang, kisi-kisi tersebut dilas dan dicat dengan warna bahan utama.
E. PEKERJAAN PENGECATAN
E.1 Cat dinding bag. Luar termasuk kolom (exterior)
Metode Pelaksanaan:
Pra-pengecatan :
- Lakukan segera perbaikan jika terjadi kerusakan pada tembok sebelum memulai proses
pengecatan.
- Masalah umum pada tembok eksterior, khususnya bangunan tua adalah retakan pada tembok.
Gunakan semen putih dan pasir halus dengan perbandingan 1:3 untuk mengisi retak.
- Hindari penggunaan plamir/putty interior untuk mengisi lubang atau retak pada permukaan
eksterior.
- Semua pipa pembuangan luar ruangan harus dicek untuk melihat kebocoran atau karatan.
Apabila ditemukan kerusakan, segera perbaiki
- Perhatian khusus harus diberikan kepada atap. Periksa keretakan di dekat tepi dan area dekat
talang air. Tehnik pekerjaan pada pernukaan plafon akan membantu kinerja cat pada
permukaan tembok.
Persiapan Permukaan :
- Permukaan plaster baru di tembok harus dibiarkan mengering sempurna sekitar 35 sampai 45
hari.
- Untuk memastikan perlindungan maksimal, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari
debu, jamur, lumut dan minyak.
- Bersihkan pertumbuhan jamur dan lumut pada permukaan dengan menggunakan sikat kawat
dan larutan pemutih (campurkan 10% bubuk pemutih dalam 1 liter air, filter larutan tersebut dan
aplikasikan dengan sikat atau busa). Tindakan ini harus dilakukan yang dimana dibawah
permukaan canopy, penutup matahari dan permukaan horizontal yang biasanya air berkumpul
selama musim hujan.
- Permukaan yang telah dicat sebelumnya menggunakan cat minyak harus diamplas untuk
membersihkan partikel lepas dan dibuat tidak mengkilap agar dapat meresap cat. Permukaan
eksterior yang kasar dan sebelumnya dilapisi dengan cat semen harus disikat kawat terlebih
dahulu, kemudian dibersihkan dengan air dan biarkan mengering. Sebelum melakukan
peegecatan, pastikan permukaan bebas dari pengapuran.
- Hindari permukaan eksterior dari air dan kelembaban. Jika Anda melakukan pengecatan ketika
hujan, biarkan permukaan tembok mengering dengan sinar matahari hingga 2-3 hari agar
permukaan benar-benar kering sebelum Anda melakukan pengecatan.
Pengecatan :
- Aplikasikan satu lapis Cat Dasar untuk exterior sesuai metode pengaplikasian yang telah
direkomendasikan.
- Aplikasikan 2 lapis cat tembok eksterior dengan pencampuran air yang direkomendasikan.
- Berikan jarak waktu 4 – 6 jam diantara dua lapisan cat agar lapisan cat benar-benar kering
sempurna.
- Untuk permukaan horizontal yang terdapat kanopi, penutup matahari, harus diberikan lapisan
cat tambahan untuk perlindungan tembok yang lebih baik.
Persiapan Permukaan
- Biarkan plester baru untuk mengering dengan sempurna selama 6 bulan. Plester yang rontok,
berkaitan dengan plester baru, dapat diperbaiki kemudian sewaktu pengecatan.
- Bersihkan partikel semen yang rontok dan sisa cat, bersihkan dengan amplas untuk
memastikan permukaan kering dan bebas dari debu, kotoran atau minyak.
- Lapisan cat sebelumnya harus benar-benar dikelupas. Apabila lapisan sebelumnya adalah cat
minyak atau air sintetis dan masih dalam keadaan bagus, tidak perlu dikelupas. Namun, kilap
cat tersebut harus dihilangkan dengan cara diamplas.
- Cat yang retak atau terkelupas harus benar-benar dibesihkan.
- Permukaan yang terkena serangan jamur harus diberikan tindakan khusus. Buatlah campuran
air dengan bubuk pemutih sebanyak 5-10 % dari jumlah air dan gunakan kuas atau spons
untuk penggunaan. Cuci tembok tersebut dengan air setelah melewati 8-10 jam. Biarkan
mengering sempurna.
Pengecatan
- Aplikasikan cat dasar tembok interior.
- Untuk mengisi dan meratakan gelombang pada permukan tembok dengan menggunakan
putty/plamir. Untuk mengatasi permukaan tembok yang gelombang besar, diperlukan
tambahan kompond Gyspsum/ Plaster of Paris (POP). Pastikan permukaan tembok rata
dengan menggunakan amplas setelah penggunaan POP atau dempul.
- Satu lapis Cat Dasar disarankan untuk diaplikasikan pada area yang diputty/plamir sebelum
melapisi dengan cat tembok. Lapisan primer tersebut harus didiamkan untuk kering sempurna
selama 10-12 jam. Apabila lapisan cat dasar tidak diberikan pada area yang diplamir/putty
maka lapisan cat tembok akan terilhat seperti tambalan.
- Hindari penggunaan plamir/putty interior untuk mengisi lubang atau retak pada permukaan
eksterior. Gunakan semen putih dan pasir halus dengan perbandingan 1:3 untuk mengisi retak.
PEKERJAAN UTILITAS
A.1 Pasang closet duduk type standart (lengkap terpasang)
Metode Pelaksanaan:
1) Langkah pertama dalam pemasangan kloset duduk adalah memasang pipa PVC yang nantinya akan
menjadi saluran lubang kloset. Saat memasang pipa ini, jarak lubang kloset duduk dengan
dinding jangan terlalu mepet. Hal ini dapat mempersulit pemasangan kloset. Harus mengukur dengan
baik jarak tersebut dan menyesuaikannya dengan model kloset yang akan dipasang.
2) Setelah pipa terpasang, keramik dari kamar mandi kemudian bisa dipasang. Pemasangan tersebut tentu
harus menyisakan bagian pada lubang dimana pipa PVC ditempatkan. Pemotongan dan pemasangan
keramik
3) Sebelum kloset mulai dipasang, sebaiknya keramik yang akan menutupi dinding dipasang terlebih
dahulu. Bila kloset duduk sudah terpasang, maka penempelan keramik pada dinding akan lebih sulit.
Pemasangan keramik tersebut harus memperhatikan dimana kran air kloset nanti akan dipasang. Kran
ini jangan dipasang terlalu dekat ataupun terlalu jauh. Setelah itu, cara pemasangan kloset duduk bisa
dilanjutkan dengan mencoba menempatkan kloset pada lubang pipa PVC. Langkah ini dilakukan untuk
mengetahui posisi bautnya.
4) Saat penempatan kloset, posisi baut sebaiknya diberi tanda menggunakan spidol. Kemudian pada tanda
tersebut bisa dilakukan pengeboran. Lanjutkan dengan pemasangan pisher di lubang baut. Kemudian
kloset duduk bisa mulai dipasang. Lakukan pemasangan dan pengencangan baut-bautnya dengan baik,
tetapi jangan terlalu kencang.
PEKERJAAN ENTRANCE
A. PEKERJAAN PASANGAN + PENGECATAN
A.1 Pasangan rollag bata tangga entrance depan & samping
. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang akan
10. Melanjutkan pemasangan batu diatasnya sebanyak 3 susun/lapis.
Metode Pelaksanaa:
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang akan dipakai.
b) Merendam batu bata pada air, sebelum dilakukan pemasangan.
c) Melakukan pencampuran bahan pasir, semen, dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan.
d) Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian meletakkan pada dasar tempat
pemasangan rollag.
e) Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan rollag.
f) Menyususun rollag sedikit mirin kekiri dan kanan, semakin tegak lurus pada bagian tengah.
Kemiringan batu sekitar 60° dan campuran spesi yang diberikan bagian tengah sedikit lebih
banyak untuk mengisi kekosongan.
g) Mengecek kedataran dengan menggunakan waterpass
h) Setelah pemasangan rollag selesai selanjutnyan pemasangan bata di samping kiri dan kanan
rollag datar.
B. RAMP
B.1 Pasang lantai keramik 40x40 unpolish
Metode Pelaksanaan:
a) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
b) Buat adukan untuk pasangan keramik.
c) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
d) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai tangga lainnya dengan
acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
e) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
f) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
g) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
h) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
i) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.
B.2 Pas. besi BS railling ramp penyandang cacat dia. 2, 3/4 dan 1 Stenlesteel
Metode Pelaksanaan:
a) Persiapan material kerja, antara lain : besi dia. 2 inchi, besi ¾ inchi, besi 1 inchi, slot.
b) Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll
c) Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi dengan meteran.
d) Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat mengganggu
proses pembuatan.
e) Marking AS dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tentuka letak tiang railing tangga.
f) Pasang tiang railing pada awal trap ramp dan pada bordes lantai atas.
g) Tarik benang antar kedua tiang railing tangga.
h) Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang railling tangga.
i) Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
j) Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
k) Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.
D. Pipa Main Line Air Kotor, Air Bekas, dan Vent dalam Shaft
Metode Pelaksanaan:
Sistem pembuangan air kotor merupakan system pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari kloset,urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing
lainnya (black water). Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sinkdapur dan lainnya (grey water).
Instalasi Pipa air kotor dan air bekas:
Pertama, berikan bantalan yang kuat pada dasar pipa talang yang tegak lurus. Sambungkan
antar pipa PVC yang diberi solvent cement. Jika ada pertemuan dengan pipa lainnya, maka
sambungan tersebut harus diberi lem khusus. Kemudian pastikan bahwa pipa tersebut tidak
cacat atau bocor.
Kedua, pipa PVC yang tertanam di dalam tanah juga perlu diberi pondasi bantalan beton.
Termasuk pada percabangan dan belokan dan pada saat pipa tegak mengalami pertemuan
dengan pipa yang datar di lantai dasar.
Memastikan ukuran dan tingkat kemiringan pipa dengan benar. Jika berdasarkan ukurannya,
pipa air kotor yang menyalurkan bekas cucian, dapur, dan kamar mandi harus berdiameter
minimal 3 inch dengan derajat kemiringan minimal 1% hingga 2% yang dihitung dari panjang
saluran pipa yang horizontal.
Untuk pipa air kotor, diameter yang disarankan adalah minimal 4 inch dengan sudut kemiringan
pipa 2% hingga 3%. Ini merupakan sudut kemiringan yang paling disarankan sebab kotoran
(tinja) bisa akan turun dengan maksimal. Jika kurang dari 2%, kotoran akan lambat turun,
namun jika lebih dari 3%, air yang disiram akan turun terlebih dahulu dan tinja jadi terhambat
mengalir.
Bahan yang digunakan pada instalasi pipa mine line air kotor dan air bekas:
- Pipa PVC AW 10 K
- Pipa 150 mm
- Clean Out 150 mm
- Pipa Air Kotor PVC - AW 100 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 80 mm
- Pipa Vent PVC - AW 50 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 50 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 65 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 50 mm
- Grease Trap Portable
- Floor Drain 50 mm
- Fitting - fitting, Elbow, Tee, Reducer dsb
- Material Bantu
mungkin pembelokan pipa, bahkan penggunaan sambungan pipa . Untuk pipa air
hujan, biasanya memiliki standar kemiringan saluran pipa 0,5% sampai 1%. Pipa
yang digunakan pun berdiameter 2 sampai 3 inch. Bagi Anda yang belum paham
bagaimana cara menghitung kemiringan, maka Anda dapat mengalikan kemiringan ini
dengan panjang pipa. Sehingga bila panjang pipa 9 meter, maka hitunglah 2,5% x 9
meter=0,225m atau 22,5cm.
B. INSTALASI PEMIPAAN PADA RUANG POMPA (Pemipaan menggunakan BSP Sched 40, di cat warna
merah)
Metode Pelaksanaan:
Pipa hydrant schedule 40 merupakan pipa hydrant yang digunakan untuk mengalirkan air
supaya system hydrant dapat terimplementasi dengan baik secara teknis. Pipa hydrant
schedule 40 ini salah salah satu pipa yang distandarkan oleh ANSI (American National
Standards Institute) tentang ketebalan suatu pipa (pipe).
Komponen instalasi pemipaan pada ruang pompa hydrant:
Ruang pompa atau rumah pompa adalah tempat di mana pompa hydrant, panel
kontrol, header, suction, pressure tank, dan aksesoris sistem hydrant lainnya berada.
Ukuran ruang pompa atau rumah pompa bervariasi tergantung pada dimensi pompa dan
komponen lain yang ada di dalamnya.
Pompa Hydrant : Pompa fire hydrant ada 3 yaitu pompa jockey, pompa elektrik sebagai
pompa utama, dan pompa diesel sebagai pompa cadangan.
Panel Kontrol : Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja
pompa hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Prinsip kerja pompa hydrant berdasarkan
pada tekanan yang ada pada instalasi pipa. Di sinilah panel kontrol pompa hydrant berfungsi,
panel mengatur dan menetapkan tekanan pada pompa hydrant yang didapat dari pressure
switch.
Haeder : Pipa header adalah pipa penghubung utama yang memiliki ukuran lebih
besar daripada pipa lainnya. Pipa header berfungsi menyambungkan distribusi air dari pipa
pengeluaran (discharge) pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant. Ukuran pipa
header ini dipengaruhi pada besar spesifikasi pompa. untuk ketinggian header bergantung
pada besaran kapasitas pompa (semakin besar pompa maka aksesoris juga akan lebih besar),
dan jenis inlet-outlet pompa (split case/horizontal end suction). Ketinggan pipa header ini
tentunya sangar berpengaruh pada ruang yang tersedia pada rumah pompa. Jadi kembali lagi,
untuk perhitungan dimensi rumah pompa perlu sangat diperhatikan agar semua komponen
dapat terinstalasi dengan baik dengan penempatan yang mudah diakses. Sehingga
kedepannya jika ingin melakukan maintenance, Anda bisa mengakses semua komponen
dengan mudah.
Suction : Suction (pipa hisap) berfungsi mengubungkan air dari tandon air menuju
ke pompa hydrant. Suction terdiri dari beberapa komponen yaitu foot valve, gate valve, Y
strainer, dan flexible joint.
Pressure Tank : Pressure tank berfungsi mejaga tekanan dari pompa hydrant agar selalu
stabil dan membuang udara yang terjebak dalam instalasi.
C. LUAR GEDUNG
C.1 Hydrant Box Outdoor
Box hydrant outdoor berfungsi sebagai tempat penyimpanan fire hydrant equipment yang
ditempatkan di area luar gedung; meliputi selang pemadam kebakaran (fire hose), hose
nozzle, dan hose rack sebagai alat untuk merapikan selang pemadam.
C.2 Pillar Hydrant
Hydrant Pillar adalah perangkat dalam instalasi fire hydrant yang biasanya terletak di luar
gedung di tempat – tempat strategis yang mudah terlihat yang fungsinya adalah sebagai
keluaran / output suplai air bertekanan dalam jaringan hydrant yang saat bekerja
dihubungkan dengan fire hose untuk mendekatkan petugas pemadam kebakaran ke titik
api.
C.3 Seamese Connection
Siamese connection merupakan salah satu komponen penunjang dalam fire hydrant
system. Siamese connection berfungsi untuk menunjang pasokan air. Jika air pada
tandon (reservoir) sudah tidak mencukupi lagi, siamese connection bertugas menyalurkan
air dari mobil pemadam kebakaran menuju sistem pemadam api gedung (building fire
fighting system). Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
C.4 Gate Valve 100 mm dan Gate Valve 65 mm
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara
mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
C.5 Pemipaan Hydrant
- BSP Sch40 150 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- BSP Sch40 100 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- BSP Sch40 65 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- Pipa Hydrant & Sprinkler Supply Supply ke Riser Gedung
D. DALAM GEDUNG
D.1 Hydrant Box Indoor Type B-2 ( lengkap Fire House, Nozzle, Hydrant, Landing Valve, Hose rack
Box hydrant indoor type b-2 berfungsi sebagai tempat penyimpanan
fire hydrant equipment yang ditempatkan di area dalam gedung; meliputi selang pemadam
kebakaran (fire hose), hose nozzle, landing valve, dan hose rack sebagai alat untuk
merapikan selang pemadam.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. CATU DAYA LISTRIK
Catu daya (power supply) suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik
menjadi arus listrik searah. Catu daya merupakan bagian terpenting dalam elektronika yang
memiliki fungsi sebagai sumber tenaga listrik.
B. Panel KWH Meter
Panel KWH berfungsi untuk mengukur daya pada masing-masing beban dan sebagai tempat
berkumpulnya beberapa KWH meter.
C. Dari Panel SDP Gedung ke
Panel SDP (Sub Distribution Panel) adalah panel yang berfungsi untuk mendistribusikan daya
listrik dari Panel LVMDP, menggunakan Air Circuit Breaker atau Moulded Case Circuit
Breakers.
A.2 Panel PP
PP (Power Panel) adalah panel yang digunakan untuk mendistribusikan beban melalui
kotak kontak. Diagram satu garis adalah diagram yang menggambarkan suatu instalasi
sistem secara singkat.
INSTALASI PENERANGAN
Instalasi penerangan merupakan suatu instalasi listrik yang bebannya merupakan komponen penerangan.
Rangkaian instalasi penerangan terdiri dari beberapa komponen listrik yang saling terhubung dari sumber
listrik ke beban yang terletak pada suatu tempat ataupun ruangan tertentu.
PENANGKAL PETIR
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke
permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada
penangkal petir:
1) Batang penangkal petir
Batang penangkal petir atau air terminal berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat
runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada
ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan
muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak
suatu bangunan.
2) Kawat konduktor
Kawat konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar
1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang
muatan listrik ke tanah. Kawat konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar
bangunan. Pada baiang ini terdiri dari Tiang Penyangga 4m, BSP dim 80 mm, lengkap termasul
Sling penahan, Klem, Angkur, Plat, Fibermast.
3) Tempat pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke
batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan
tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8-3 m.