Anda di halaman 1dari 86

A.

PEKERJAAN UMUM DAN PERSIAPAN


A.1 Pekerjaan Persiapan dan pembersihan
Metode Pelaksanaan :
Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, halangan -
halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu
keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.
Teknis pelaksanaan pekerjaan
 Membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembangunan.
 Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak
merusak struktur tanah.
Tenaga Kerja:
 Tukang
 Pekerja
 Operator Alat Berat
Peralatan :
 Dump Truck, Excavator, gergaji, pacul, sekop, dll

A.2 Papan nama proyek


Metode Pelaksanaan:
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Pada lokasi proyek dipasang 1 (satu) buah papan nama proyek dari bahan triplek
ukuran 4 ft X 8 ft X 9 mm, dengan tiang dari kayu kaso ukuran 4 X 6 cm. Papan nama proyek
ditempatkan di lokasi yang muda dilihat sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan.
Pekerjaan ini dikerjakan dalam jangka waktu 1 hari kalender, dengan rincian sebagai berikut:
Tenaga Kerja:
 Tukang kayu
 Tukang Cat
 Pekerja
Peralatan
 Gergaji, palu, sendok semen, pacul, sekop, ember dll.

A.3 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Metode Pelaksanaan:
Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah pengukuran dan bila
perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran adalah membuat pola bangunan dalam
ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar denah rencana. Hasil dari pengukuran tersebut, harus kita
simpan dan Tujuan pekerjaan bouwplank:
- Untuk menentukan elevasi lantai dari permukaan tanah, kurang lebih 0,00.
- Untuk membantu presisi dan akurasi bangunan yang akan didirikan.
- Dapat membantu dalam pasangan dinding bata dari as ke as.

Gambar pekerjaan bouwplank

Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada posisi yang dirasa
aman terutama akibat galian pondasi. Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah lokasi
pekerjaan bersih dari semak-semak dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam
halus dan lurus pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu digunakan
kayu 5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih agar permukan peil bangunan
yang telah ditentukan sama permukaannya.
Tenaga Kerja:
 Tukang kayu
 Pekerja
 Juru Ukur
Peralatan
 Gergaji, palu, paku, pacul, sekop, kayu 5/7 cm, dll.

A.4 Fasilitas Air dan Listrik kerja


Metode Pelaksanaan:
Air kerja di lapangan menggunakan air sumur pompa di lokasi proyek atau suply dari luar dan untuk
listrik kerja diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama pembangunan dengan
cadangan dari generator set (GENSET).

A.5 Pemagaran dengan seng gelombang


Metode Pelaksanaan:
Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Sbelum ppagar
pengaman proyek dibuat dilakukan pengukuran untuk batas-batas area pekerjaan. Pagar pengaman
proyek dibuat dengan menggunakan penutup seng gelombang dan tiang kaso. Pagar semntara didirikan
mengelilingi bats area lokasi pekerjaan. Untuk sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar
pengaman proyek dibuat pintu lengkap dengan pengunci. Pagar pengaman proyek dpat dibongkar
setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai.
Tenaga Kerja:
 Tukang kayu
 Pekerja
 Juru Ukur
Peralatan
 Gergaji, palu, paku, pacul, sekop, kayu balok, seng gelombang, dll.

B. MOBILISASI – DEMOBILISASI
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua falitas
pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melaksanakan demobilisasi kembali
terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada ketika pekerjaan selesai.

Tahap pelaksanaan:
1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk ijadwalkan dengan baik.
2. Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis menerima
surat perintah mulai kerja (SPMK).
3. Peralatan yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut
disimpan di lokasi pekerjaan dan dijaga hingga dipergunakan pada waktunya tanpa ada hambatan
yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan.
4. Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai.
Kebutuhan Alat:
Concrette Mixer : 6 Unit
Mini Batchpant kap min 1,50m3 : 1 Unit
Dump Truck 6 atau 12 ton : 6 Unit
Welding set : 1 Unit
Genset : 1 Unit
Water tank truck : 3 Unit
Breaker : 1 Unit
Excavator : 1 Unit
Jack Hammer : 1 Unit
Pemadat tangan/ Stampper : 1 Unit
Lift Vertikal Material Tinggi 20 meter : 1 Unit
Schafolding : 400 Buah

C. PELAPORAN
C.1 Shop drawing
Metode Pelaksanaan:
Shop drawing adalah gambar rencana yang menjadi acuan pelaksanaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan dan dibuat setelah gambar rencana dari konsultan perencana mendapat persetujuan dan
pengesahan.

C.2 Dokumentasi, Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan


Metode Pelaksanaan:
Tahapan pelaksanaan administrasi proyek dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
 Ijin Memasuki Lokasi
Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan
persetujuannya.
 Ijin Pelaksanaan, dilampirkan :
 Shop drawing
 Hasil Pengukuran Lapangan dengan potongan melintang per 20 m, dan setiap elevasi-
elevasi dan ukuran-ukuran yang diperlukan
 Ijin Material
 Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan
persetujuannya.
 Tahapan pelaksanaan kegiatan dokumentasi pekerjaan :
Pelaksanaan pekerjaan dokumentasi dilakukan sejak awal akan dimulai
pelaksanaan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada pelaksaan
pekerjaan. Pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat dokumentasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi.
Photo dokumentasi pekerjaan tersebut harus bisa memberikan
gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan sejak
dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa menjadi satu
gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksankan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau
sesuai dengan pengarahan Direksi pekerjaan dan harus bisa memberikan gambaransecara
garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Pelaksanaan pengambilan photo
dokumentasi tersebut dilakukan pada kondisi tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
 Saat awal / sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan 0%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan selesai atau telah mencapai prestasi 100%.
 Laporan Harian, berisi :
 Jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Jenis dan volume material yang akan digunakan
 Jumlah tenaga kerja, yang terdiri dari pekerja, Tukang, Kepala Tukang, Mandor dan
staff Kantor Lapangan.
 Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan
 Kondisi cuaca
 Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk
dimintakan persetujuannya.
 Laporan Mingguan, berisikan dan dilampiri :
 Kemajuan pekerjaan mingguan
 Bar Chart dan Curve S
 Struktur Organisasi
 Photo Dokumentasi
 Laporan Bulanan, dilampirkan :
 Kemajuan pekerjaan mingguan
 Bar Chart dan Curve S
 Struktur Organisasi
 Photo Dokumentasi
 Kendala dan solusi masalah lapangan
 Hasil Testing yang dilakukan

C.3 As built drawing


Metode Pelaksanaan:
Berupa gambar pelaksanaan pekerjaan yang mencakup, gambar lokasi, lay out masing-masing lokasi,
potongan memanjang, potongan melintang, gambar potongan dan gambar detail, dengan skala yang
ditentukan. Gambar disampaikan dalam bentuk hard copy berupa 1 (satu) set kalkir ukuran A3, 3 (tiga)
set copy gambar ukuran A3 dan 1 (satu) soft copy dalam bentuk CD atau flash disk. Gambar ini
disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas setelah pekerjaan selesai atau paling
lambat sebelum serah terima kedua, untuk dimintakan persetujuannya.

C.4 Tes Beton


Metode Pelaksanaan :
Pengujian tekan beton dan slump test tidak dapat dipisahkan untuk menjaga kualitas pengecoran pada
struktur bangunan. Pengujian ini penting dilakukan terutama pada proses pengecoran struktur bagunan,
struktur yang baik akan mampu menahan dan menjaga keseimbangan bangunan dalam jangka waktu
yang sangat lama.
Pengujian slump test meliputi :
 Bersihkan alat yang menyerupai kerucut yang telah didesain khusus
 Masukan 1/3 beton segar kedalam alat tersebut
 Tekan dengan besi atau plat agar meratakan dan tidak terjadi keropos jika sudah kering
 Masukan kembali beton segar kedalam alat tersebut
 Kemudian lakukan perataan dengan hal yang sama
 Setelah itu ratakan atas cetakan agar tidak terjadi tumpah pada proses pengangkatan
 Lakukan pengangkatan alat tersebut dengan perlahan.
 Beton yang baik akan tetap berdiri tegak
 Beton siap untuk dilakukan pengecoran.
Pengujian sampel beton :
Pengujian sampel beton bertujuan untuk mendapatkan kekuatan beton yang digunakan pada
konstruksi bangunan. Pengujian ini menggunakan mesin khusus yang bernama Universal Testing
Machine. Sistem pengujiannya sebagai berikut :
 Beton dimasukan kedalam cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305 mm
 Isi cetakan dengan beton segar dan dipadatkan agar tidak terjadi lubang pada beton
tersebut
 Tutup pinggir cetakan dengan menggunakan bahan tahan karat dan kedap air untuk
menjaga proses pengeringan
 Tunggu dan diamkan beton tersebut selama 24 jam untuk proses pengeringan
 Setelah 24 jam, kemudian buka cetakan beton yang telah kering
 Kemudian beton diletakan pada mesin pengujian atau mesin UTM
 Tentukan berat dan ukuran benda uji
 Jalankan mesin dengan kosntan dengan beban 2 kg sampai 4 kg per detik
 Lakukan pembeban pada beton tersebut sampai beton menjadi hancur
 Catat tingkat maksimum yang terjadi selama beton diberi pembebanan.
 Kemudian hitung beton tersebut dengan rumus standart tekanan beton.
Setelah pengujian beton dilakukan akan mendapatkan data yang valid untuk diserahkan ke
kontraktor atau pengawas untuk dilakukan pengecoran, data ini akan menunjukan tingkat kekauan
pada beton yang telah diuji dengan baik.

C.5 Penyiapan RKK


Metode Pelaksanaan :
Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) adalah penyiapan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu
pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
Penerapan SMKK. Sementara SMKK adalah Bagian dari sistem manajemen pekerjaan konstruksi dalam
rangka penerapan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pada setiap pekerjaan
konstruksi.
Penyiapan RKK mencakup:
1. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
2. Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
3. Penyiapan formulir.

D. SOSIALISASI, PROMOSI, DAN PELATIHAN


D.1 Induksi K3 (Safety Induction)
Metode Pelaksanaan:
Safety Induction adalah pendekatan dan pengarahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
serta ketertiban proyek kepada pekerja baru, tamu dan kepada pekerja yang akan melakukan kegiatan
pekerjaan dengan potensi risiko bahaya tinggi. Program safety induction ini dibuat oleh safety officer
sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja secara administrasi, diharapkan
tenaga kerja dapat mengerti dan memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jika
program ini sudah selesai disusun, kemudian diserahkan kepada Manajer Proyek untuk mendapatkan
persetujuan. Tujuan dibuatkannya Safety Inspection adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya
sehingga segera dapat diperbaiki sebelum kecelakaan terjadi.

D.2 Pengarahan K3 (Safety Briefing)


Metode Pelaksanaan:
Safety Briefing (disebut juga safety morning talk atau toolbox meeting) adalah pertemuan yang
dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal
mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dll.
Dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), safety briefing merupakan
program K3 yang wajib disusun oleh setiap perusahaan yang menerapkan SMK3 tersebut. Safety
briefing sangat penting dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk melindungi pekerja dari cedera dan
meminimalisasi bahkan menghindari kecelakaan kerja, sehingga kerugian fatal pada peralatan kerja
maupun pekerja dapat dihindarkan.

D.3 Spanduk K3 (Banner)


Metode Pelaksanaan:
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan informasi K3 lainnya,
papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, memasang rambu dan banner
sesuai dengan potensi bahaya pada lokasi kerja.

1. Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat spanduk dan
poster.
2. Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
3. Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan sekitar proyek harus
dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.

D.4 Poster
Metode Pelaksanaan:
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan informasi K3 lainnya,
papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, memasang rambu dan banner
sesuai dengan potensi bahaya pada lokasi kerja.

1. Harus dipasang spanduk dan poster yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat spanduk dan
poster.
2. Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi.
3. Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan sekitar proyek harus
dipasang pada setiap lokasi yang sesuai.

D.5 Papan Informasi K3


Metode Pelaksanaan:
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan informasi K3 lainnya,
papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, memasang rambu dan banner
sesuai dengan potensi bahaya pada lokasi kerja.
Papan informasi setidaknya berisi data sbagai berikut:

E. ALAT PELINDUNG DIRI


E.1 Helm / topi pelindung kepala
Metode Penggunaan:
1) Helm proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI atau MSA Import.
2) Model helm adalah V-Guard dan dilengkapi dengan tali dagu karet serta model otomatis untuk
mengencangkan suspensi helm.
3) Helm dilarang untuk dicat (karena akan bersenyawa dengan cat) dan dilarang ditulis dengan
spidol.
4) Catat tanggal pembelian pada bagian dalam helm dan di buku catatan.
5) Masa pakai helm paling lama adalah 5 tahun setelah itu harus diganti baru.
6) Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda) harus diganti.
7) Cek kondisi helm minimal

E.2 Pelindung telinga (ear plug/ ear muff)


Metode Pelaksanaan:
1) Jika bekerja pada level bising di atas 85 dB untuk pemajanan selama 8 jam harus
menggunakan pelindung telinga (sumbat telinga atau penutup telinga).
2) Sumbat telinga adalah sumbat yang dimasukkan ke liang telinga.
3) Sumbat telinga (gamb. 1) harus terbuat dari bahan karet atau plastik lunak dan harus
dapat mereduksi bising X-85 dB (X adalah intensitas bising yang diterima pekerja).
4) Penutup telinga (gamb. 2) adalah penutup seluruh telinga yang dapat mereduksi bising
sebesar 35-45 dB.
5) Periksa sumbat telinga atau penutup telinga sebelum digunakan, pastikan dalam kondisi
bersih dan simpan kembali ke dalam kotak setelah digunakan setelah dibersihkan.

E.3 Sarung tangan


Metode Pelaksanaan:
1) Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan pelindung mata.
2) Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai standar ANSI
Z.87.1-2010.
3) Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan, dan gerinda
harus menggunakan pelindung mata yang sesuai.
4) Pekerjaan pemotongan tiang pancang harus menggunakan pelindung mata.

E.4 Pelindung mata (Safety Glasses)


Metode Pelaksanaan:
1) Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan pelindung mata.
2) Pelindung standar adalah kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai standar ANSI Z.87.1-2010.
3) Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus
menggunakan pelindung mata yang sesuai.
4) Pekerjaan pemotongan tiang pancang harus menggunakan pelindung mata

E.5 Rompi Keselamatan (Safety Vest)


Metode Pelaksanaan:
1) Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan baju lengan
panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau bolong-bolong.
2) Pelindung lengan dari kulit atau pakaian pelindung tahan api harus dipakai pada pekerjaan
pengelasan, pemotongan atau gerinda bila diperlukan.

E.6 Tali Pengaman (Safety Harness)


Metode Pelaksanaan:
1) Sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan yang digunakan harus memenuhi standar
ANSI Z.359.1-2016 atau standar SNI.
2) Kait yang digunakan untuk sabuk pengaman tubuh atau sabuk keselamatan harus
menggunakan kait yang besar.
3) Penggunaan sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan.
4) Panjang tali koneksi tidak boleh lebih dari 1,7 m.
5) Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus menggunakan sabuk pengaman
tubuh dan pengait dikaitkan minimal harus di atas pinggang.
6) Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang tali keselamatan horizontal dari pipa
galvanis atau tali bantu angkat (tali baja atau tali serat) dia. 8 mm untuk mengaitkan kait
pada sabuk pengaman tubuh.
7) Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 tali bantu angkat dilarang digunakan untuk 2 sabuk
pengaman tubuh.
8) Tali keselamatan vertikal untuk operator kran menara atau gondola atau pekerjaan struktur
baja, sabuk pengaman tubuh harus dikaitkan menggunakan kelengkapan untuk turun dari
ketinggian dengan tali yang terdiri dari karmantel statis diameter minimum 8 mm, karabiner
dan pemberhentian otomatis
9) Pengait sabuk keselamatan pada penggunaannya harus dikaitkan pada angkur atau
bagian struktur bangunan yang kuat.

E.7 Masker (Respirator)


Metode Pelaksanaan:
1) Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap atau gas harus menggunakan
pelindung pernapasan.
2) Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan potensi
kontaminasi atau gangguan pernapasan.
3) Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang terbuat dari katun, kertas
atau kasa.
4) Untuk pelindung gas, uap dan asap harus menggunakan respirator dengan penyaring
yang sesuai.
5) Pada pekerjaan di ruang terbatas atau area yang terkontaminasi gas harus menggunakan
SCBA (alat bantu pernapasan)

E.8 Jas Hujan


Metode Pelaksanaan: Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan

F. ASURANSI DAN PERIZINAN


F.1 Asuransi
Metode Pelaksanaan:
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan diauransikan dan harus mendapatkan ijin agar pelaksanaan
dapat berjalan dengan lancar.

G. FASILITAS, SARANA, DAN PRASARANA KESEHATAN


Metode Pelaksanaan:
Keberadaan fasilitas, sarana, dan alat kesehatan di lokasi pekerjaan merupakan keharusan yang
harus dipenuhi oleh kontraktor. Hal ini merupakan faktor pendukung dilokasi proyek sebagai tempat
penanganan berbagai kerjadian seperti kecelakaan kerja dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
untuk menyediakan fasilitas, sarana, dan alat kesehatan dilokasi pekerjaan harus memperhatihkan
beberapa hal yang meliputi:
a. Fasilitas, sarana, dan alat kesehatan harus sesuai standar yang disyaratkan
b. Pengadaan fasilitas, sarana, dan alat kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi
pekerjaan
c. fasilitas, sarana, dan alat kesehatan harus memenuhi standar baik dari jenis maupun
jumlahnya
d. Fasilitas, sarana dan alat kesehatan harus dijaga selama masa proyek
e. Perlu dilakukan pengecekan secara rutin untuk memastikan fungsi alat tidak terganggu

H. RAMBU-RAMBU YANG DIPERLUKAN


H.1 Rambu petunjuk / Kewajiban
Metode Pelaksanaan:
Mandatory sign atau Rambu Kewajiban bentuk umunya berupa lingkaran dengan warna dasar biru dan
memiliki warna gambar putih. Tanda ini menjadi symbol instruksi dan symbol kselamatan dilingkungan
kerja.

H.2 Rambu larangan


Metode Pelaksanaan:
Prohibition sign atau Rambu Larangan merupakan tanda rambu K3 yang umumnya berbentuk lingkaran
dengan warna dasar dikelilingi garis berwarna merah. Biasanya tanda ini memiliki gambar utama
dengan warna hitam dan warna dasar merah.

H.3 Rambu peringatan


Metode Pelaksanaan:
Rambu peringatan adalah rambu yang memberikan informasi berupa peringatan akan
kemungkinan adanya bahaya dan sifat dari bahaya tersebut kepada pengguna jalan. Rambu
peringatan memiliki ciri daun rambu dengan warna dasar kuning dan garis hitam pada bagian
tepinya Serta Lambang, huruf, dan atau angka yang juga berwarna hitam.

H.4 Rambu informasi


Metode Pelaksanaan:
Direction Sign atau Rambu Informasi meruakan tanda rambu K3 yang memeiliki bentuk umum
segiempat dengan warna dasar hijau dan kemudian dbgian gambar utamanya berwarna putih.

H.5 Jalur evakuasi


Metode Pelaksanaan:
1) Rambu keadaan darurat sebagai petunjuk apabila keadaan darurat terjadi atau
menunjukkan lokasi fasilitas pelayanan darurat.
2) Rambu dinyatakan dengan warna dasar hijau dan tulisan putih.
3) Rambu dipasang pada lokasi yang sesuai.
4) Rambu titik berkumpul dipasang di lokasi titik kumpul yang sudah ditentukan pada lokasi
yang aman (bisa tidak dipasang apabila lokasi tidak memungkinkan untuk dipasang,
namun bisa dipastikan semua orang mengerti lokasi titik kumpul).
I. KONSULTASI DENGAN AHLI TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
I.1 Ahli K3 Konstruksi
Metode Pelaksanaan:
Pelaksanaan keselamatan konstruksi harus mendapatkan pertimbangan dari ahli agar sesuai
dengan standar yang digunakan. Tahap konsultasi dilaksanakan sebagai upaya untuk
mendapatkan masukan dari ahli. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan perihal konsultasi dengan
ahli terkait keselamatan konstruksi antara lain sebagai berikut :
a. Ahli yang menjadi tempat konsultasi harus memiliki sertifikat keahlian pada bidang
tersebut
b. Telah memiliki Pengalaman yang mumpuni pada bidang tersebut
c. Memahami situasi dan kondisi lokasi pekerjaan
d. Terlibat langsung di lapangan untuk pelaksanaan keselamatan konsttruksi
e. Mampu menjawab segala bentuk pertanyaan yang timbul di lapangan terkait masalah
keselamatan konstruksi.

J. LAIN-LAIN TERKAIT PENGENDALIAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI


Metode Pelaksanaan:
Pelaksanaan kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi meliputi:
- Kegiatan rutin seperti sosialisasi K3 sebelum memulai pekerjaan
- Peragaan cara penggunaan alat – alat k3
- Selalu memperhatihkan ketersedian alat K3 untuk seluruh pekerja
- Menjaga alat K3 untuk masing – masing pekerja dengan tertib melakukan penyimpan pada
tempat yang telah ditentukan

J.1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Metode Pelaksanaan:
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah Alat pemadaman yang bisa dibawa / dijinjing
dan gunakan / dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri, mempunyai berat antara
0,5kg sampai dengan 16 kg Apar merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya
dilakukan secara manual dan diarahkan dengan cara menyapu dari titik terluar menuju titik
terdalam dimana api berada.

J.2 Bendera K3
Metode Pelaksanaan:
1) Harus dipasang bendera merah putih, K3 dan bendera perusahaan pada lokasi
strategis di proyek.
2) Tinggi bendera merah putih harus lebih tinggi min. 30 cm dibanding bendera
lainnya, dan tinggi tiang bendera merah putih min. 3,5 m.

PEKERJAAN TANAH DAN STRUKTUR


A. PEKERJAAN TANAH
A.1 Galian Tanah Berbatu termasuk pondasi
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan galian tanah berbatu dilakukan menggunakan excavator dengan kedalaman yang
telah ditentukan dan waktu pengadaan alat yang terjadwal. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan
memperoleh daya dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada
kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras.

A.2 Galian Tanah Pondasi


Metode Pelaksanaan:
Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah
dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya
dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini.
Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang cukup besar, maka dasar
pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai
lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal
sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik sama sekali akan berubah
baik sifatnya maupun kekuatannya.
Bentuk tampang galian dapat bermacam-macam, tergantung jenis tanahnya. Bila jenis tanahnya
merupakan tanah lepas (misal pasir), maka luas tampangnya akan semakin besar. Atau dapat dikatakan
bahwa luas tampang sangat dipengaruhi oleh sudut longsornya.

A.3 Timbunan Tanah Pondasi Kembali


Metode Pelaksanaan:
Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi, galian dilaksanakan
dengan terlebih dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik, kemudian
permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah monolit dengan tanah
dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan
pertama dengan lapisan selanjutnya 20 cm dan dipadatkan lapis demi lapis hingga mencapai garis
elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan memakai stamper/Hand Compector.

A.4 Timbunan Tanah dalam Bangunan


Metode Pelaksanaan:
Timbunan tanah dalam bangunan dilaksanakan setelah pembuatan sloof. Bahan timbunan berasal
dari tanah yang didatangkan dari luar proyek yang dipilih dan setujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat
penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan lapisan
selanjutnya 20 cm dan dipadatkan lapis demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan
dilakukan dengan memakai stamper/Hand Compector.

A.5 Timbunan Tanah Bawah Lantai


Metode Pelaksanaan:
Sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu di pasang urugan tanah yang berfungsi
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, dengan ketebalan yang relatif.
 Pada permukaan tanah asli diberi urugan tanah padat.
 Tanah diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat dan selalu dikontrol
ketebalan dari tanah tersebut.
 Tanah kemudian dibasahi dengan air agar tanah benar-benar padat dan rata.

A.6 Pasir Pasang Bawah Pondasi


Metode Pelaksanaan :
Sebelum pasangan batu kali untuk pondasi dilaksanakan, maka harus didahului dengan menebarkan
pasir urug sebagai alas pondasi setebal kurang lebih 5 sampai dengan 10 cm dan batu kosong satu
lapis sepanjang galian pondasi, kemudian dipadatkan.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
B.1 Pekerjaan Pondasi F1 dan F2
1. Rabat Beton lantai Kerja t=10cm (Mutu fc = 7,4 MPa (K 100))
Metode Pelaksanaan:
Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor,
ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan mutu fc’ = 7,4 Mpa (K 100).
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.

2. Bekisting Pondasi
Metode Pelaksanaan:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian menentukan Dimensi yang
akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga seberapa besar pondasi yang akan didirikan.
Selanjutnya tahap memotong bahan bekisting. Pertama memotong multipleks sesuai ukuran yang akan
dientukan, pemotongan dibuat 4 buah. Jika ukuran multipleks kurang panjang maka multipleks
disambungkan menggunakan batang kayu yang disesuaikan.
Apabila sudah selesai menyiapkan kerangka dan juga bentuk dari bekisting kemudian selanjutnya
pertemukan semua sisi hingga menjadi persegiempat.
Setelah selesai buatlah dudukan bekisting yang bisa terbuatdari kedua bahan yang sama untuk
membantu menyokongnya. Hal ini dilakukan agar dapat berdiri tegak dengan kokoh tanpa adanya
kondisi miring ataupun doyong.
Hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk membuat bekisting walaupun kekuatan dan
kekokohanharus diutamakan. Tetapi bekisting harus dibuat sedemikian rupa agar kelak mudah
dibongkar tanpa adanyamerusak konstruksi beton yang telah didirikan.

3. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

4. Beton Pondasi F1 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))


Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

B.2 Pondasi Tangga


1. Rabat Beton lantai Kerja t=10cm (Mutu fc = 7,4 MPa (K 100))
Metode Pelaksanaan:
Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor,
ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan mutu fc’ = 7,4 Mpa (K 100).
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.

2. Bekisting Pondasi
Metode Pelaksanaan:
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian menentukan Dimensi yang
akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga seberapa besar pondasi yang akan didirikan.
Selanjutnya tahap memotong bahan bekisting. Pertama memotong multipleks sesuai ukuran yang akan
dientukan, pemotongan dibuat 4 buah. Jika ukuran multipleks kurang panjang maka multipleks
disambungkan menggunakan batang kayu yang disesuaikan.
Apabila sudah selesai menyiapkan kerangka dan juga bentuk dari bekisting kemudian selanjutnya
pertemukan semua sisi hingga menjadi persegiempat.
Setelah selesai buatlah dudukan bekisting yang bisa terbuatdari kedua bahan yang sama untuk
membantu menyokongnya. Hal ini dilakukan agar dapat berdiri tegak dengan kokoh tanpa adanya
kondisi miring ataupun doyong.
Hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk membuat bekisting walaupun kekuatan dan
kekokohanharus diutamakan. Tetapi bekisting harus dibuat sedemikian rupa agar kelak mudah
dibongkar tanpa adanyamerusak konstruksi beton yang telah didirikan.

3. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

4. Beton Pondasi Tangga (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))


Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
B.3 . Pondasi Lajur Pasangan Batu
1. Pasang Batu Kosong
Pekerjaan batu kosong adalah pekerjaan pasangan batu yang tidak menggunakan adukan semen
dan pasir, pasangan batu kosong disusun dibawah pondasi yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi dan bangunan struktur diatasnya.
Syarat-syarat dan Langkah kerja.
 Pasir urug dicela-cela batu harus disiram dengan air, sampai pasir betul-betul mengisi cela-
cela batu kali.
 Pemakaian ukuran batu kali harus variatif.
 Susunan batu kali dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu
yang ukurannya lebih kecil.
 Batu kali jangan blondos, tetapi batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar
permukaan batu belah lebih luas.

2. Pasang Pondasi Batu 1:5


Pondasi batu adalah pondasi yang menggunakan batu kali sebagai bahan utamanya. Pondasi ini
biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi mendistribusikan beban
dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata. Pondasi batu populer digunakan di
kali cukup banyak dan relatif murah. Pondasi batu kali pada umumnya berbentuk trapesium
dengan ukuran tinggi sesuai dengan gambar kerja.
Metode Pelaksanaan.
 Pondasi harus diletakkan pada tanah keras, dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh direksi pengawas.
 Tahap pengerjaan konstruksi awal adalah tahap pengerjaan pondasi. Walaupun disebut
tahap pengerjaan pondasi, dalam tahap ini tidak hanya pondasi saja yang dikerjakan, tetapi
juga beberapa pekerjaan lain seperti penggalian dan pemasangan jalur pipa air bersih dan air
kotor, serta septic tank yang sebenarnya juga merupakan “pondasi” sebagai sistem utilitas
yang akan menjamin keberlangsungan aktivitas.
 Tahap pengerjaan pondasi ini harus mendapat perhatian khusus karena pada tahap inilah
semua bagian-bagian dasar yang merupakan tempat keseluruhan konstruksi rumah anda
bertumpu. Pada tahap ini, pastikan anda menggunakan bahan-bahan yang baik dengan
ukuran yang tepat karena pondasi yang kuat adalah syarat rumah yang kuat.

B.4 Pekerjaan Sloof


Sloof S1 - 30/40
1. Beton Sloof S1 30/40 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting Sloof
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Sloof Praktis
1. Beton Sloof Praktis 15/20 (Mutu fc = 14,5 MPa (K 175))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur memakai beton readymix mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting Sloof
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat
perancah schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

B.5 Pekerjaan Kolom


Kolom K1 & K2 – 40/40
1. Beton Kolom 40/40 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur kolom memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Bekisting Kolom
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
5. Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga
supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.

3. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

Kolom K3 30/30
1. Beton Kolom 30/30 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur kolom memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Bekisting Kolom
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
5. Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga
supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.

3. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

Kolom Praktis 15 x 15 (Mutu fc = 14,5 Mpa (K 175))


1. Beton Kolom Praktis 15x15 (Mutu fc = 14,5 MPa (K 175))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur kolom memakai beton readymix mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian Kolom
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting Kolom
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
4. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
5. Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga
supaya kolom tetap tegak lurus dan siku.

B.6 Pekerjaan Balok


Balok B1 dan B2 – 30/50
1. Beton Balok B1 30/50 (Mutu fc =26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur balok memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

Balok B3 - 30/40
1. Beton Balok B3 30/40 (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur balok memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

Balok Praktis 15/20


1. Beton Balok Praktis 15/20 (Mutu fc = 14,5 MPa (K 175))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur balok memakai beton readymix mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.
2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

Balok Letai 15/20


1. Beton Balok latei 15/20 (Mutu fc = 14,5 MPa (K 175))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur balok memakai beton readymix mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting balok
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

B.7 Pekerjaan Plat


Plat Lantai
1. Beton Plat Lantai t=13 cm (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur plat memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.
3. Bekisting Lantai (dengan Bondeck/Floordeck)
Metode Pelaksanaan :
Bondek atau Floor Deck secara teknis adalah pengganti tulangan dan struktur pelat lantai sekaligus
menggantikan fungsi multiplek pada cor konvensional. Cara pemasangan yang umum dilakukan adalah
bondek menumpang pada struktur balok yang sudah jadi atau sudah dicor atau pada balok baja WF.
Jadi, kita cor balok-baloknya terlebih dahulu lalu bondek dan wiremesh pun tinggal digelat. Di sini
struktur pelat lantai secara teknis menumpang pada struktur balok lantai secara terpisah atau tidak
monolit. Cara ini lebih praktis, namun perilaku balok lantai adalah balok beton biasa. Mekanisme kerja
balik pelat bekerja secara terpisah, sehingga membutuhkan dimensi balok yang cukup besar.

Plat Kanopi
1. Beton Plat Kanopi/atas jendela t=10cm (Mutu fc =26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur plat memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting Kanopi
Metode Pelaksanaan:
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai sloof, kolom, balok, plat
lantai dan tangga memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding:
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Menentukan elevasi lantai diatasnya kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pebekestingan balok.
3. Pasangkan skafolding untuk plat terlebih dahulu searah plat yang akan dikerjakan.
4. Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
5. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
6. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso.
7. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
8. Pasangan bekesting harus rapih, dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
B.8 Pekerjaan Tangga
1. Beton Tangga (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur tangga memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap.

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting tangga
Metode Pelaksanaan:
Bekisting yang ingin dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan tangga yang akan dibuat. Sebelum
membuat bekisting, perhitungan bekisting tangga harus diperhatikan dengan seksama tanpa ada salah
perhitungan. Kemudian tripleks dipotong sesuai kebutuhan, untuk menyambung triplkes diperlukan kayu
berukuran 1 x 2 inchi dan panjang 4,5 m srta paku 1,5 inci. Penyambungan teripleks memiliki fungsi
untuk membuat lembaran tripleks menjadi lembaran yang mempunyai daya tahan lebih kuat dan
kaku.langkah selanjutnya perakitan bekisting tangga, detalah perakitan bekisting dilakukan. Kemudian
memuat setang pemaku untuk mengunci keampat sisi bekisting agar bekisting tersebut semakin kuat
dan kokoh.

B.9 Pekerjaan Dinding


1. Beton Dinding Geser (Mutu fc = 26.4 MPa (K 300))
Metode Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix
Formula untuk memilih komposisi campuran yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan
struktur dinding geser memakai beton readymix mutu K-300.
 Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan contoh
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada ketika pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat.
 Hindarkan terjadinya beton setting area yang akan dicor belum siap

2. Pembesian
Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ringbalk
dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan dilakukan
berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh
besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk dimintakan
persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya
berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau
tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap sebesar 40 d, d = diameter
besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45 ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat
tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan
penempatan pada gambar kerja.
Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk mngangkat tulangan yang telah
dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan agar bnar-benar tegak lurus
berada dilantai bawah.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang
akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

3. Bekisting Dinding
Metode Pelaksanaan:
Bekisting yang digunakan pada dinding geser terbuat dari baja. Langkah – langkah pekerjaan bekisting
shear wall :
a) Bersihkan area shear wall dan posisi bekisting shear wall.
b) Pasang beton decking pada tulangan shear wall.
c) Bekisting yang digunakan merupakan bekisting yang sudah dirangkai ditempat fabrikasi bekisting.
d) Bekisting yang sudah dirangkai diangkut dengan tower crane dan ditempatkan pada tulangan
shear wall yang akan dicor
e) Setelah bekisting terpasang pada tulangan shear wall , bekisting dikunci dengan sabuk pengunci.
f) Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting maka digunakan unting – unting.
g) Setelah bekisting dirasa tegak dan lurus maka pengecoran dapat dilakukan.

C. PEKERJAAN RANGKA ATAP


C.1 Pasang Kuda-kuda Baja Ringan
Metode Pelaksanaan:
Pada dasarnya Baja Ringan menggunakan 2 jenis Profil, ialah Profil C (canal) dan Profil Reng. Profil C
(Canal) berperan sebagai pengganti Kaso (kayu rangka) yang nantinya dirangkai menjadi Struktur
Rangka Atap. Sedangkan Profil Reng dipasang diatas Rangka Atap tersebut, sebagai dudukan bagi
Atap Penutup (seng atau genteng).
Cara merangkai Baja ringan, yaitu:
1. Rangka Atap Rabung 1 komplit

2. Kuda – kuda baja ringan, dibuat terlebih dahulu. Cara membuatnya:

Ilustrasi. Kuda-kuda Baja Ringan

Sambungan atas baja ringan (Top Chord)


Tumpuan baja ringan pada diding/Ring Balk (Pitching Point)

Skor Pengaku (web)


3. Mendudukkan Baja Ringan pada Dinding (Ring Balok) memakai Bracket L, dipasang pada
kawasan Pitching Point. Produk Bracket L ada buatan Pabrikan, sanggup juga dibuat sendiri
dengan menggunakanProfil C. Dipasang di Dinding/ Ring Balok menggunakan Dynabolt.
4. Memasang Reng Baja Ringan dengan Profil Reng, dipasang diatas Kuda-kuda Baja Ringan,
dengan jarak pemasangan diadaptasi dengan Jenis Atap Penutup yang hendak dipakai.

C.2 Pasang Atap Seng Spandeck 0.40


Metode Pelaksanaan:
Atap spandek merupakan salah satu jenis atap rumah yang terbuat dari percampuran bahan alumunium
serta seng. Komposisi rasio yang digunakan untuk membuat atap spandek adalah 55% alumunium dan
43% dari seng. Sisanya menggunakan bahan dari silicon.
Pemasangan atap spandek dilakukan setelah pengerjaan pemasangan reng pada rangka baja ringan.
Atap dipasang dengan hati – hati, pastikan gelombang atap terpasang dengan sempurna agar tidak
terjadi kebococran. Pemasangan atap spandek mengguakan sekrup khusus untuk atap spandek.

C.3 Pasang Bubungan Atap Spandeck


Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan yang dilakukan setelah pemasangan atap spandek yaitu pemasangan bumbungan atap
spandek. Cara pemasangan atap menggunakan sekrup khusus untuk spandek.
C.4 Pasang Liplank Semen
Metode Pelaksanaan:
Pemasangan lisplank semen yang menggunakan rangka baja ringan ukuran minimum baja 40 x 40 x 7
mm, sekrup untuk memasangan direkomendasikan dengan panjang 50 mm – 75 mm. Pedoman
pemasangan sekrup pada Listplank semen:
 Jarak sekrup ke sudut panel minimum 75mm.
 Jarak sekrup dari sisi panel minimum 15mm.
 Jarak antar sekrup di bagian sisi panel maksimum 200mm.
 Jarak antar sekrup di bagian tengah panel maksimum 300mm.
 Jarak/celah antara panel kurang lebih 4mm.
 Sekrup dipendam untuk menghindari korosi. (lihat gambar B). Untuk menenggelamkan kepala
sekrup, papan terlebih dulu dibuat overshunk sehingga kepala sekrup tenggelam kurang lebih
1,5mm. Kemudian bekas kepala sekrup ditutup dengan kompon atau dempul yang tahan
terhadap cuaca.
 Untuk penyambungan antara lisplank disarankan menggunakan sealant jenis silikon
atau polyurethane

PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
A.1 Pekerjaan Pasangan
1. Pasangan dinding bata ringan dengan Mortar
Metode Pelaksanaan:
a. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
b. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
c. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
d. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
e. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
f. Pasang profil dengan memakai besi hollow.
g. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan:
- Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.

h. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.


i. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
j. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi.
k. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.

2. Pasangan dinding partisi Kalsiboard t = 9 mm rangka galvalume


Metode Pelaksanaan:
a) Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup
gypsum, textile tape, compound, air, dll.
b) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting, gerinda,
gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.
c) Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith memilih dan menandai (marking) pada bab
lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.
d) Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
e) Pasang rangka hollow pada bab lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak rangka 60x60
cm.
f) Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
g) Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan memakai sekrup gypsum.
h) Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi
mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang gres lembaran
gypsum board sisi berikutnya dipasang.
i) Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
j) Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan
ampelas halus untuk mendapat permukaan yang rata/flat.
k) Tutup semua kepala sekrup dengan compound kemudian gosok dengan ampelas biar permukaan
rata.
l) Pekerjaan terakhir ialah finishing cat permukaan gypsum.

3. Pek Railling tangga besi hollow


Metode Pelaksanaan:
a) Persiapan material kerja, antara lain : besi hollow 40x60 t=2mm, besi hollow 20x40 t=2mm, engsel,
slot.
b) Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll
c) Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi hollow dengan meteran.
d) Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat mengganggu
proses pembuatan.
e) Marking AS dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tentuka letak tiang railing tangga.
f) Pasang tiang railing pada awal trap tangga dan pada bordes lantai atas.
g) Tarik benang antar kedua tiang railing tangga.
h) Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang railling tangga.
i) Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
j) Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
k) Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.
4. Pas. Plint Keramik 10x60
Metode Pelaksanaan:
 Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bab bawah jangan diplester + aci dahulu supaya
tidak ada pekerjaan bobokan.
 Rendam plint keramik dalam air.
 Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat memakai acian.
 Pada ketika pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapat
permukaan keramik yang rata.
 Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
 Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

5. Pas. Border dinding Keramik 10x20 dinding km/wc unit


Metode Pelaksanaan:
 Rendam border keramik dalam air.
 Pasang border keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat memakai acian.
 Pada ketika pemasangan, tekan border keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapat
permukaan keramik yang rata.
 Cek kerataan pasangan bordr keramik dengan waterpass.
 Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

A.2 Pekerjaan Plesteran


1. Plester + aci dinding bata ringan
Setelah pekerjaan pasangan bata telah selesai dan telah di cek kebenarannya maka pekerjaan
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dilaksanakan pada saat pasangan bata
berumur minimal 3 hari.
Tahapan pekerjaan plesteran :
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,
benang, kertas gosok, dll.
 Siram permukaan bata sampai dengan permukaan jenuh.
 Buat kepalaan dan cek sudutan/kesikuan dari dinding serta posisinya.
 Buat kamprotan tipis setebal 0,5 – 1 cm untuk menghindari penyusutan yang berlebihan.
 Setelah plesteran setengah kering (1/2 Matang) di ratakan dengan jidar aluminium
(pemakaian roskam sebaiknya di hindari).
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai di plester.
 Plesteran harus di siram sebanyak 2 kali sehari dalam satu minggu, hal ini untuk menghindari
retak rambut pada dinding bata sebelum berlanjut pada tahap acian.
Tahap pekerjaan acian :
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Campuran acian berupa Portland Cement dan air.
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

2. Plester dinding transraam 1:2 area kamar mandi


Metode Pelaksanaan:
Trasram adalah plester anti air yang dibuat dengan semen untuk aplikasi pada dinding bata. Trasram
memiliki kekuatan rekat tinggi, anti retak, ketahanan tinggi dan sifat anti air. Berlaku untuk batu bata
merah, batu bata, dan bata ringan aerasi (AAC / ALC) pada area lembab.
Untuk mencegah didnding tembok tidak basah, maka dibuat dinding kedap air yaitu trasram dengan
menggunakan spesi campuran 1 PC : 2 Pasir. Untuk dinding normal trasram dipasang mulai 0,20 m
dibawah lantai hingga 0,20 m diatas lantai.

3. Plesteran dan acian kolom


Metode Pelaksanaan:
Tahapan pekerjaan plesteran :
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,
benang, kertas gosok, dll.
 Siram permukaan kolom sampai dengan permukaan jenuh.
 Campuran plesteran kemudian diaplikasikan ke kolom.
 Buat kamprotan tipis setebal 0,5 – 1 cm untuk menghindari penyusutan yang berlebihan.
 Setelah plesteran setengah kering (1/2 Matang) di ratakan dengan jidar aluminium
(pemakaian roskam sebaiknya di hindari).
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai di plester.
 Plesteran harus di siram sebanyak 2 kali sehari dalam satu minggu, hal ini untuk menghindari
retak rambut pada dinding bata sebelum berlanjut pada tahap acian.
Tahap pekerjaan acian :
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Campuran acian berupa Portland Cement dan air.
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

4. Perapihan beton tangga dan balok


Metode Pelaksanaan:
Pekerjaan persiapan
- Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pembersihan permukaan beton.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : Pathing mortar.
- Persiapan alat kerja : Sendok semen, palu, pahat beton, dll.
Pelaksanaan Pekerjaan
- Marking daerah retak yang akan diperbaiki dan ditandai dengan spidol atau kapur tulis.
- Permukaan beton yang keropos atau lapuk dibobok atau dichipping sampai dengan permukaan
beton yang keras (atau sampai 10 mm dibelakang tulangan besi beton untuk memberikan
kelekatan lebih bagus)
- Permukaan yang sudah dichipping harus bersih dan bebas dari segala jenis kotoran dan minyak
atau oli.
- Permukaan beton yang ada dilembabkan dengan air dengan cara menyemprotkan air
- Pencampuran Patching Mortar dan air dicampur dengan alat pengaduk selama 3-5 menit sampai
benar benar homogen dan mendapatkan kekentalan yang diinginkan.
- Aplikasikan Patching Mortar dengan sendok semen pada permukaan beton yang sebelumnya
sudah dilapisi dengan bonding agent.
- Untuk mengisi rongga yang cukup dalam, metode aplikasi harus berlapis untuk memastikan
Patching Mortar termampatkan dengan baik dan melekat kedasar permukaan.
- Setelah lapisan terakhir, haluskan permukaan dengan sendok semen untuk mendapatkan
tampilan yang rata

A.3 Pekerjaan Area Selasar


Area Selasar per 2 unit Hunian
1. Pasang Glass blok tipe GB5
Metode Pelaksanaan:
Alat dan Bahan :
a) Alat untuk mengukur glasblok atau bidang dinding.
b) Lot/bandul. Alat untuk mengukur kelurusan vertikal.
c) Material dari kaca dan sebagai pengisi lubang pada dinding.
d) Semen perekat instan. Bahan campuran perekat glasblok
e) Alat untuk mewadahi pencampuran adonan perekat.
Cara Pemasangan glass blok:
a) Campurkan semen perekat instan dengan air hingga berbentuk pasta. Perbandingan volume air :
bubuk perekat = 1:3
b) Diamkan campuran selama 5 menit lalu aduk kembali. Aplikasikan adonan pada 2 sisi yang akan
dipasang glasblok pertama kali.
c) Selagi basah, pasang glasblok di atasnya. Tekan-tekan hingga glasblok melekat sempurna.
d) Oleskan adonan ke sisi glasblok yang akan ditempel dengan glasblok berikutnya. Demikian
seterusnya hingga seluruh glasblok terpasang.
e) Isi lubang di dinding dengan semen perekat. Segerakan bersihkan perekat yang menempel pada
glasblok.

2. Pasang Traliss Hollow 40.40.2 + cat (terpasang)


Metode Pelaksanaan:
a) Persiapan material kerja, antara lain : besi hollow 40.40.20 untuk tralis.
b) Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll
c) Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi hollow dengan meteran.
d) Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat
mengganggu proses pembuatan.
e) Marking AS dan elevasi untuk posisi tralis.
f) Pasang tiang besi hollow sesuai dengan jarak desain dengan cara di las.
g) Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.
A.4 Pekerjaan Lain-Lain
1. Pasang Stainless stell pada area toilet diffable
Metode Pelaksanaan:
Stainless stell pada area toiet biasanya dipasang pada sebalah kloset sebagai pegangan bagi
penggunanya, terutama bagi pengguna manula dan disable. Pemasangan ini untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan.

2. Railing bata t.90cm utk tangga utama


Metode Pelaksanaan:
a. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
b. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
c. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
d. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
e. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi.

3. Pekerjaan Penyemprotan anti rayap tanah dasar


Metode Pelaksanaan:
Metode ini dilakukan sebelum bangunan dibuat seutuhnya. Masih dalam bentuk pondasi. Cara
penerapannya adalah dengan disemprot menggunakan bahan yang efektif.
Penyemprotan biasanya dilakukan pada tanah galian pondasi. Tujuannya adalah agar rayap tanah
tidak bisa merongrong bagian dalam tanah dan tidak naik ke bagian pondasi rumah.
Selanjutnya, penyemprotan juga dilakukan pada bagian tanah yang akan dipasangi lantai..

B. PEKERJAAN PLAFOND
Plafond adalah bagian konstruksi yang merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan
rangka atapnya, sehingga bisa dikatakan bagian tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.
B.1 Pekerjaan Rangka Plafond Hollow
Metode Pelaksanaan:
Rangka plafond menggunakan rangka hollow 40 x 40 dan 20 x 40 mm dengan ketebalan 0,7 mm.
Langkah pengerjaan:
a) Mengukur garis ketinggian sekeliling ruangan yang akan dipasang rangka.
b) Pasang well angle pada elevasi yang sudah ditandai. Jarak antar sekrup per 40 cm.
c) Menandai titik-titik penempatan penggantung
d) Pasang penggantung dan rangka hollow
e) Rangka utama berjarak 100 – 120 cm dan rangka pembagi berjarak 60 cm
f) Cek leveling rangka hollow sebelum pasang gypsum.

B.2 Pekerjaan Penutup Plafond Gypumboard


Metode Pelaksanaan:
Plafond Gypumboard adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit
bangunan. Pada dasarnya plafond dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin
agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap.
Langkah kerja:
 Pelaksanaan pekerjaan plafond dilaksanakan setelah dudukan untuk alat penggantung/pengait
rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.
 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond yang rata
air.
 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau
lembaran plafond dapat dipasangkan
 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm.
 Sambungan antara lembar plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan base
bond dan paper tape dari produk yang sama dengan plafond.
 Pemasangan list plafond dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan
cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

B.3 List plafond gypsum


Metode Pelaksanaan:
Pengertian list plafond adalah bagian dari plafond yang berfungsi untuk menutupi bagian tepi plafond itu
sendiri sehingga lebih expose.
Langkah kerja:
 Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset
beberapa cm saja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian
sambungan sudut).
 Setelah itu potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan
cutter atau gergaji besi.
 Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang akan
dipasang.
 “Perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan perekat
tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan plafond secara
merata.
 Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke dinding dan plafond yang akan
dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang
akan ditempeli list).
 Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah list
dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas “perekat” yang keluar.
Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.
 Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan menambah
“perekat” atau membuat motif-motif yang seolah-olah list tersebut keliatan sambung-
menyambung.

C. PEKERJAAN LANTAI
C.1 Pasang keramik lantai termasuk selasar 60 x 60 Homogeonus
Metode Pelaksanaan:
a) Pemasangan keramik lantai dimulai dari pembuatan lantai kerja/ rabat beton. Dengan ketebalan 5
cm, permukaan harus rata sebelum digunakan.
b) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
c) Buat adukan untuk pasangan keramik.
d) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
e) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
f) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
g) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
h) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
i) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
j) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

C.2 Pasang keramik tangga 40x40 dan dudukan shaft


Metode Pelaksanaan:
a) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
b) Buat adukan untuk pasangan keramik.
c) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
d) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai tangga lainnya dengan
acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
e) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
f) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
g) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
h) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
i) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

C.3 Pasang Step nozing tangga utama10 x 40 cm


Metode Pelaksanaan:
Sebelum memasang list tangga baik nya kita persiapkan alat- alat yang di butuhkan. Alat yang di
perlukan adalah :
- Karet list tangga yang akan kita pasang.
- Lem yang ber fungsi untuk merekat kan karet pada ujung tangga
- Meteran ber fungsi untuk mengukur lebar tangga.
- Cutter atau pisau untuk memotong karet sesuai lebar tangga.
Cara Pemasangan:
a) Ukurlah lebar tangga yang akan di pasang list karet dengan alat ukur, lalu potonglah karet step
tangga sesuai lebar tangga.
b) Sudut anak tangga yang akan kita pasangin karet sebaiknya dalam ke adaan bersih, bebas debu
tidak terdapat tetesan air atau kotoran lain nya. Ke adaan ini berguna untuk memasti kan bahwa
step tangga yang akan kita pasang nantinya merekat kuat pada sudut tangga dan tidak mudah
lepas bila di injak.
c) Kemudian melakukan proses pengeleman, tunggu hingga lem yang telah dioleh setengah kering
selanjutnya tempelkan step nozing pada sudut tangga.
d) Tahan sebntar hingga yakin sudah menempel. Periksa setiap pinggiran dan ujung karet tidak
terbuka.

C.4 Pasang Lantai Keramik 30x30 cm (termasuk km mandi,janitor dan dinding dapur)
Metode Pelaksanaan:
a) Pemasangan keramik lantai dimulai dari pembuatan lantai kerja/ rabat beton. Dengan ketebalan 5
cm, permukaan harus rata sebelum digunakan.
b) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
c) Buat adukan untuk pasangan keramik.
d) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
e) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
f) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
g) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
h) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
i) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
j) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

C.5 Waterproofing + screed di daerah km mandi


Metode Pelaksanaan:
Waterproofing adalah jenis cat yang anti bocor. Bahan ini mencegah penetrasi air pada banunan yang
menyebabkan kelembaban.penggunaan untuk kamar mandi bagian lantai, bahan pelapis ini dipasang
dibawah acian semen digunakan untuk menempelkan ubin serta muara pipa pembuangan ( floor drain).
Penggunaan untuk dinding kamar mandi yang perlu dilapisi waterproofing adalah dinding sekitar jalur
pipa-pipa air. Dilakukan untuk menghindari merembesnya air apabila terjadi kebocoran.

D. PEKERJAAN KUSEN PINTU / JENDELA + ASSESORIES


D.1 Kusen Baja + Daun Pintu Baja (lengkap terpasang) type PB
Metode Pelaksanaan:
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup,
fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium dan daun pintu
- Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
- Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
- Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

D.2 Pemasangan Kusen Pintu Jendela Aluminium


Metode Pelaksanaan:
1) Menyiapkan material yang akan digunakan berupa semen, pasir, sealent, fischer, sekrup, paku
beton, kusen aluminium, obeng, bor tembok, dan baji karet.
2) Permukaan lantai harus rata.
3) Siapkan lubang tembok untuk pemasangan kusen pintu jendela.
4) Tanam bagian bawah kusen dengan kedalaman 35 mm, diukur dari bawah.
5) Pasang atau letakkan kusen pada tembok yang akan dipasang pintu, pemasangan kusen pintu
baja harus presisi dan keempat sudutnya harus siku 90 derajat.
6) Tekuk angkur yang ada disebelah kanan dan kiri kusen paku pada tembok, fungsinya sebagai
pengikat agar kusen tidak bergeser atau bergerak. Isi sisi atas dan sisi kanan kiri kusen dengan
semen adukan atau cor untuk memperkuat, penyemenan atau pengecoran dapat dilakukan dari
sisi atas kanan dan kiri kusen.
7) Diamkan sampai benar- benar kering, kurang lebih 24 jam.

D.3 Pemasangan Jendela Kaca Rangka Aluminium type J1


Metode Pelaksanaan:
1) Menyiapkan alat dan bahan berupa kaca, kusen aluminium, lem silicon, dan karet.
2) Lakukan pengukuran, agar kaca yang dibutuhkan pas.
3) Angkat kaca denggan menggunaka kop kaca, untuk memudahkan pemasangan.
4) Pasang kaca pada rumah kaca yang sudah disediakan sebelumnya. Pastikan proses pemasangan
ini, jendela sudah terpasang d dinding agar tidak mudah lepas.
5) Pasang pengikat kaca, untuk pengikat kaca bisa mneggunakan dua cara.
- Cara memasang pengikat kaca dengan menggunakan lem khusus untuk kaca. Pastikan
bahwa kaca sudah dalam posisi yang benar. Pasanglah pengapit pada sisi kanan dan kiri
kaca tersebut, yang terakhir berikan lem tepat di tengah - tengah.
- Cara memasang pengikat kaca dengan menggunakan karet. Untuk pemasangan karet yaitu
dari dalam dan dari luar untuk ketebalan kaca 0,5 mm, ketika pemasangan pengikat ini
bagian luar dan dalam harus dipasang secara bersamaan.

D.4 Pemasangan Pintu Kaca Rangka Aluminium


Metode Pelaksanaan:
1) Menyiapkan material yang akan digunakan berupa semen, pasir, sealent, fischer, sekrup, paku
beton, pintu aluminium, obeng, bor tembok, dan baji karet.
2) Setelah pemasangan kusen pintu jendela pada tempat yang telah ditentukan.
3) Persiapkan pintu lengkap dengan kacanya jika ada. Selama daun pintu belum terpasang dengan
baik, jangan lepaskan isolasi dari bawaan daun pintu dan kaca. Hal tersebut dilakukan agar selama
proses pemasangan tidak terjadi goresan sehingga mengurangi keindahan kusen atau daun pintu.
4) Masukkan rangkaian pintu yang akan dipasang ke dalam lubang kusen. Kemudian, pasang semua
asesoris seperti engsel, roda, handle, dan yang lainnya.
5) Finishing dilakukan menggunakan mortar, sealant untuk menutupi celah pada dinding gypsum atau
dinding bata. Pengisian dilakukan sampai tertutup semua celah antara dinding dan kusen.

D.5 Daun Pintu kaca Temperred 12mm


Metode Pelaksanaan:
Pintu kaca frameless merupakan jenis pintu kaca tempered yang tidak menggunakan bingkai atau frame
dari aluminium maupun kayu untuk daun pintunya. Pintu kaca frameless umumnya dikombinasikan
dengan dinding partisi kaca tempered. Daun pintu kaca ini bisa terdiri dari satu daun atau dua daun
dengan menggunakan material kaca tempered ketebalan 12 mm.
Langkah pemasangan pintu kaca:
1) Pemasangan pintu kaca tidak terlepas dari floor hinge atau engsel tanam, yang merupakan
salah satu aksesories atau perlengkapan yang snagat penting dalam pemasangan pintu kaca.
2) Untuk memasang floor hinge pertama membobok lantai sesuai dengan ukuran floor hing dan
bentuknya harus sejajar dengan permukaan lantai.
3) Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm
hingga 1,5 cm. hal ini bertujuan agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
4) Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran
serta posisinya mengikuti ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge
bawah.
5) Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel
bagian atas sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih
lancar.
6) Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada floor
hinge tersebut.

D.6 1 M2 Daun Pintu Double Tripleks Lapis HPL, Rangka Kayu Klas II
Metode Pelaksanaan:
Spesifikasi pintu lapis double tripleks lapis HPL adalah pintu yang terbuat dari tripleks yang
konstruksinya ditutup oleh lembaran HPL.

D.7 Kusen PVC + Daun Pintu PVC klas 1/super (lengkap terpasang)
Metode Pelaksanaan:
Kusen PVC sering kita jumpai pada kusen pintu kamar mandi, kusen jendela kaca, hingga kusen pintu
kaca. PVC singkatan dari polyvinyl chloride. Ini salah satu penerapan teknologi baru yang dilakukan
untuk mengurangi penggunaan kayu. Kusen ini hampir sama dengan kusen beton, sama-sama
diproduksi oleh pabrik, hanya berbeda jenis materialnya. Cara memasang kusen PVC:
- Pemasangan lebih mudah, hanya dengan memasang kusen pada dinding yang telah acian atau
sudah finishing dan dipasang pada tembok yang dilubangi sesuai ukuran kusen.
- Pengaitan kusen dan tembok bisa dilakukan dengan cara dibor atau dipaku.

D.8 Kusen Aluminium + Daun jendela bouvenligh (lengkap terpasang) type BV


Metode Pelaksanaan:
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup,
fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
- Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
- Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
- Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
- Untuk jendela bouvenligh menggunakan jendela telah jadi (dibeli)

D.9 Pasang Glass block type GB1 (area janitor dan toilet umum)
Metode Pelaksanaan:
Alat dan Bahan :
a) Alat untuk mengukur glasblok atau bidang dinding.
b) Lot/bandul. Alat untuk mengukur kelurusan vertikal.
c) Material dari kaca dan sebagai pengisi lubang pada dinding.
d) Semen perekat instan. Bahan campuran perekat glasblok
e) Alat untuk mewadahi pencampuran adonan perekat.
Cara Pemasangan glass blok:
a) Campurkan semen perekat instan dengan air hingga berbentuk pasta. Perbandingan volume air :
bubuk perekat = 1:3
b) Diamkan campuran selama 5 menit lalu aduk kembali. Aplikasikan adonan pada 2 sisi yang akan
dipasang glasblok pertama kali.
c) Selagi basah, pasang glasblok di atasnya. Tekan-tekan hingga glasblok melekat sempurna.
d) Oleskan adonan ke sisi glasblok yang akan ditempel dengan glasblok berikutnya. Demikian
seterusnya hingga seluruh glasblok terpasang.
e) Isi lubang di dinding dengan semen perekat. Segerakan bersihkan perekat yang menempel pada
glasblok.

D.10 Pasang Glass block type GB4 (area bordes)


Metode Pelaksanaan:
Alat dan Bahan :
a) Alat untuk mengukur glasblok atau bidang dinding.
b) Lot/bandul. Alat untuk mengukur kelurusan vertikal.
c) Material dari kaca dan sebagai pengisi lubang pada dinding.
d) Semen perekat instan. Bahan campuran perekat glasblok
e) Alat untuk mewadahi pencampuran adonan perekat.
Cara Pemasangan glass blok:
a) Campurkan semen perekat instan dengan air hingga berbentuk pasta. Perbandingan volume air :
bubuk perekat = 1:3
b) Diamkan campuran selama 5 menit lalu aduk kembali. Aplikasikan adonan pada 2 sisi yang akan
dipasang glasblok pertama kali.
c) Selagi basah, pasang glasblok di atasnya. Tekan-tekan hingga glasblok melekat sempurna.
d) Oleskan adonan ke sisi glasblok yang akan ditempel dengan glasblok berikutnya. Demikian
seterusnya hingga seluruh glasblok terpasang.
e) Isi lubang di dinding dengan semen perekat. Segerakan bersihkan perekat yang menempel pada
glasblok.

D.11 Pintu lipat pvc type FD (lengkap terpasang)


Metode Pelaksanaan:
Pintu Lipat PVC adalah sebuah Partisi Lipat yang dapat digunakan untuk menyekat ataupun
memisahkan ruangan di dalam rumah anda. Pintu jenis ini memang juga dapat dibuat menggunakan
material dasar PVC.

D.12 Pasang kisi kisi aluminium dinding dapur


Metode Pelaksanaan:
Di tempat instalasi, kisi dibagi menjadi:
- Eksternal, dipasang di dinding luar gedung di outlet ventilasi;
- Interior, biasanya terletak di dapur, di kamar mandi dan toilet di bukaan knalpot;
- peretochnye dinding atau pintu, yang mengatur pertukaran udara antara kamar yang berdekatan.

Pemasangan ventilasi:
- Tubuh utama, yang diikat langsung ke lubang di dinding atau pintu;
- bagian yang dapat dilepas yang dimasukkan ke dalam lubang perumahan, yang memungkinkan,
tanpa masalah khusus, untuk mengaudit dan membersihkan saluran-saluran sistem ventilasi.
- Mulailah menggantung kisi-kisi internal dari bagian pertama, memainkan peran bingkai. Lakukan
ini dengan bantuan pengencang atau lem senyawa. Sebelum ini, permukaan luar lubang ventilasi
disiapkan harus halus dan bersih.
- Pengikatan dengan sekrup atau sekrup dilakukan pada dinding beton, kayu atau eternit yang
solid. Untuk melakukan ini, melalui lubang di tubuh kisi di tempat-tempat yang ditutup oleh bagian
yang dapat dilepas, lubang dibor, yang dilekatkan dalam bentuk tutup.
- Dalam beton atau batu bata di tempat yang tepat dengan bantuan bor Anda harus memasang
pena. Ketika kisi-kisi dirancang tanpa bagian yang dapat dilepas dari kepala sekrup setelah
dipasang, kisi-kisi tersebut dilas dan dicat dengan warna bahan utama.

E. PEKERJAAN PENGECATAN
E.1 Cat dinding bag. Luar termasuk kolom (exterior)
Metode Pelaksanaan:
Pra-pengecatan :
- Lakukan segera perbaikan jika terjadi kerusakan pada tembok sebelum memulai proses
pengecatan.
- Masalah umum pada tembok eksterior, khususnya bangunan tua adalah retakan pada tembok.
Gunakan semen putih dan pasir halus dengan perbandingan 1:3 untuk mengisi retak.
- Hindari penggunaan plamir/putty interior untuk mengisi lubang atau retak pada permukaan
eksterior.
- Semua pipa pembuangan luar ruangan harus dicek untuk melihat kebocoran atau karatan.
Apabila ditemukan kerusakan, segera perbaiki
- Perhatian khusus harus diberikan kepada atap. Periksa keretakan di dekat tepi dan area dekat
talang air. Tehnik pekerjaan pada pernukaan plafon akan membantu kinerja cat pada
permukaan tembok.

Persiapan Permukaan :
- Permukaan plaster baru di tembok harus dibiarkan mengering sempurna sekitar 35 sampai 45
hari.
- Untuk memastikan perlindungan maksimal, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari
debu, jamur, lumut dan minyak.
- Bersihkan pertumbuhan jamur dan lumut pada permukaan dengan menggunakan sikat kawat
dan larutan pemutih (campurkan 10% bubuk pemutih dalam 1 liter air, filter larutan tersebut dan
aplikasikan dengan sikat atau busa). Tindakan ini harus dilakukan yang dimana dibawah
permukaan canopy, penutup matahari dan permukaan horizontal yang biasanya air berkumpul
selama musim hujan.
- Permukaan yang telah dicat sebelumnya menggunakan cat minyak harus diamplas untuk
membersihkan partikel lepas dan dibuat tidak mengkilap agar dapat meresap cat. Permukaan
eksterior yang kasar dan sebelumnya dilapisi dengan cat semen harus disikat kawat terlebih
dahulu, kemudian dibersihkan dengan air dan biarkan mengering. Sebelum melakukan
peegecatan, pastikan permukaan bebas dari pengapuran.
- Hindari permukaan eksterior dari air dan kelembaban. Jika Anda melakukan pengecatan ketika
hujan, biarkan permukaan tembok mengering dengan sinar matahari hingga 2-3 hari agar
permukaan benar-benar kering sebelum Anda melakukan pengecatan.

Pengecatan :
- Aplikasikan satu lapis Cat Dasar untuk exterior sesuai metode pengaplikasian yang telah
direkomendasikan.
- Aplikasikan 2 lapis cat tembok eksterior dengan pencampuran air yang direkomendasikan.
- Berikan jarak waktu 4 – 6 jam diantara dua lapisan cat agar lapisan cat benar-benar kering
sempurna.
- Untuk permukaan horizontal yang terdapat kanopi, penutup matahari, harus diberikan lapisan
cat tambahan untuk perlindungan tembok yang lebih baik.

E.2 Cat dinding bag. Dalam termasuk kolom (interior)


Metode Pelaksanaan:
Pra-pengecatan
- Cek permukaan apakah lembab ataupun ada jalur retakan air.
- Perbaiki masalah inti kebocoran atau kelembaban. Mungkin ada perbaikan masalah pipa bocor
atau retakan pada tembok luar ruangan.
- Sisa plesteran semen yang tidak menempel di tembok harus dibuang. Cek dengan cara
mengetuk tembok. Suara bergaung adalah tanda plester semen yang sudah tidak menempel di
tembok.
- Perbaikan tembok perlu dilakukan untuk mengisi retakan dan plesteran tembok perlu diperbaiki
- Pastikan waktu pengeringan plesteran semen di tembok yang cukup (7 sampai 21 hari
tergantung pada ketebalan plester semen). Ketika mengulang pleter semen di tembok,
diperlukan waktu untuk pengeringan agar maksimal menutup keretakan atau memperhalus
permukaan.

Persiapan Permukaan
- Biarkan plester baru untuk mengering dengan sempurna selama 6 bulan. Plester yang rontok,
berkaitan dengan plester baru, dapat diperbaiki kemudian sewaktu pengecatan.
- Bersihkan partikel semen yang rontok dan sisa cat, bersihkan dengan amplas untuk
memastikan permukaan kering dan bebas dari debu, kotoran atau minyak.
- Lapisan cat sebelumnya harus benar-benar dikelupas. Apabila lapisan sebelumnya adalah cat
minyak atau air sintetis dan masih dalam keadaan bagus, tidak perlu dikelupas. Namun, kilap
cat tersebut harus dihilangkan dengan cara diamplas.
- Cat yang retak atau terkelupas harus benar-benar dibesihkan.
- Permukaan yang terkena serangan jamur harus diberikan tindakan khusus. Buatlah campuran
air dengan bubuk pemutih sebanyak 5-10 % dari jumlah air dan gunakan kuas atau spons
untuk penggunaan. Cuci tembok tersebut dengan air setelah melewati 8-10 jam. Biarkan
mengering sempurna.

Pengecatan
- Aplikasikan cat dasar tembok interior.
- Untuk mengisi dan meratakan gelombang pada permukan tembok dengan menggunakan
putty/plamir. Untuk mengatasi permukaan tembok yang gelombang besar, diperlukan
tambahan kompond Gyspsum/ Plaster of Paris (POP). Pastikan permukaan tembok rata
dengan menggunakan amplas setelah penggunaan POP atau dempul.
- Satu lapis Cat Dasar disarankan untuk diaplikasikan pada area yang diputty/plamir sebelum
melapisi dengan cat tembok. Lapisan primer tersebut harus didiamkan untuk kering sempurna
selama 10-12 jam. Apabila lapisan cat dasar tidak diberikan pada area yang diplamir/putty
maka lapisan cat tembok akan terilhat seperti tambalan.
- Hindari penggunaan plamir/putty interior untuk mengisi lubang atau retak pada permukaan
eksterior. Gunakan semen putih dan pasir halus dengan perbandingan 1:3 untuk mengisi retak.

E.3 Cat plafond


Metode Pelaksanaan:
1) Pastikan permukaan plafond gypsum sudah dalam keadaan rata, dan tidak bergelombang.
2) Proteksi area kerja dengan plastik terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat, sehingga pada saat proses pengecatan selesai menjadi lebih mudah
dalam membersihkannya.
3) Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
4) Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
5) Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond minimal 2
(dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emusi.
6) Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
E.4 Cat list plafond
Metode Pelaksanaan:
1) Proteksi area kerja dengan plastik terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat, sehingga pada saat proses pengecatan selesai menjadi lebih mudah
dalam membersihkannya.
2) Permukaan list plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
3) Kemudian permukaan list plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
4) Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond minimal 2
(dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emusi.
5) Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

PEKERJAAN UTILITAS
A.1 Pasang closet duduk type standart (lengkap terpasang)
Metode Pelaksanaan:
1) Langkah pertama dalam pemasangan kloset duduk adalah memasang pipa PVC yang nantinya akan
menjadi saluran lubang kloset. Saat memasang pipa ini, jarak lubang kloset duduk dengan
dinding jangan terlalu mepet. Hal ini dapat mempersulit pemasangan kloset. Harus mengukur dengan
baik jarak tersebut dan menyesuaikannya dengan model kloset yang akan dipasang.
2) Setelah pipa terpasang, keramik dari kamar mandi kemudian bisa dipasang. Pemasangan tersebut tentu
harus menyisakan bagian pada lubang dimana pipa PVC ditempatkan. Pemotongan dan pemasangan
keramik
3) Sebelum kloset mulai dipasang, sebaiknya keramik yang akan menutupi dinding dipasang terlebih
dahulu. Bila kloset duduk sudah terpasang, maka penempelan keramik pada dinding akan lebih sulit.
Pemasangan keramik tersebut harus memperhatikan dimana kran air kloset nanti akan dipasang. Kran
ini jangan dipasang terlalu dekat ataupun terlalu jauh. Setelah itu, cara pemasangan kloset duduk bisa
dilanjutkan dengan mencoba menempatkan kloset pada lubang pipa PVC. Langkah ini dilakukan untuk
mengetahui posisi bautnya.
4) Saat penempatan kloset, posisi baut sebaiknya diberi tanda menggunakan spidol. Kemudian pada tanda
tersebut bisa dilakukan pengeboran. Lanjutkan dengan pemasangan pisher di lubang baut. Kemudian
kloset duduk bisa mulai dipasang. Lakukan pemasangan dan pengencangan baut-bautnya dengan baik,
tetapi jangan terlalu kencang.

A.2 Pasang closet jongkok type leher angsa (standart)


Metode Pelaksanaan:
1) Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah, dengan meyediakan pipa PVC 4" sebagai lubang
pembuangan untuk closet jongkok. potong pipa PVC dan cor lantai ratakan dengan ketingian pipa yang
sudah di tanam. Sesuaikan lubang pipa dengan ukuran closet jongkok yang akan anda pasang kira -kira
dari dinding samping 45 cm dan dari dinding belakang 30-35 cm.
2) Buatlah segi empat atau kotakan di lantai dengan jarak dinding antara lubang pipa PVC 2 - 3 cm, agar
posisi closet jongkok dapat sedikit terbuka.
3) Selanjutnya menyiapkan adukan semen disekeliling batako atau kotakan yang sudah anda buat. beri
adukan semen ke sekeliling batako sampai merata agar pijakan closet jongkok kuat seperti gambar
dibawah ini.
4) Siapkan adukan mortar sudah di tambahkan langsung pasang closet yang sudah anda siapkan, jangan
sampai kering, agar bentuk dudukan lebih flexsible. lalu jongkok diatas pijakan yang sudah dibuat agar
sedikit membuat tekanan, atur kerataan dengan mengunakan alat water pas. setelah itu tunggulah
closet jogkok sampai beberapa hari sampai kering dan bisa memasang keramik disekeliling area closet
dan juga kamar mandi.

A.3 Pasang kran 0,5 stainless


Metode Pelaksanaan:
1) Siapkan kran air yang kan dipasang, seal tape, tang grip atua kunci pipa.
2) Sebelum memasang atau mengganti kran, pastikan instalasi air seperti pipa sebagai jalur air ke kran
sudah terpasang baik dan mati airnya.
3) Lilitkan seal tape pada drat kran air searah jarum jam kurang lebih 5 – 7 lilitan.
4) Kemudian pasang kran tersebut pada shock yang berada didinding, putar dengan tangan. Jika kaan
diputar dengan tangan masih ringan, maka lepas dan tambahkan lilitan seal tape pada drat.
5) Pasang kembali dengan tangan hingga terasa berat. Gunakan tang grip untuk memutarnya hingga
posisi kran terpasang menghadap kebawah.

A.4 Pasang shower dinding


Metode Pelaksanaan:
1) Pastikan semua alat sudah siap, seperti tang grip, seal tape, dan peralatan lainnya.
2) Matikan pompa air, atau sumber air yang masuk ke kamar mandi, agar memudahkan dalam
pemasangan shower
3) Lapisi drat dengan seal tape
4) Pasang 2 buah stop keran
5) Pasang T 1/2 " di salah satu stop kran tersebut.
6) Pasang Selang shower, dan penggantung shower di kamar mandi
7) Shower siap digunakan
8) Sebelum digunakan pastikan semua bagian terpasang sempurna
A.5 Pasang washer / cebok
Metode Pelaksanaan:
1) Pertama siapkan dulu peralatannya, yaitu tang grip, adjustable wrench 8" (kunci inggris broo), senter.
2) Kemudian lepaskan 2 baut pengikat cover dan cover sit closet.
3) Setelah cover and cover sit closet terlepas, selanjutnya pasang jet washer. Di dalam kardus ada cuilan
packing/karet ukuran 1.5cm x 2cm. Pasang di bawah plat stainless jet washer.
4) Setelah itu, pasang lagi cover and cover sit closet.
5) Kencangkan kembali 2 baut tersebut hingga covernya tidak bergerak ketika di buka tutup.
6) Lalu pasang flexible hose pada stop kran yang menempel di stainless steelnya. Setelah selesai, pasang
juga ujung dari flexible hose besi yang lain ke kran suply utama.

A.6 Pasang floor drain stainless


Metode Pelaksnaan:
1) Alat dan Bahan yang persiapkan, floor drain, pasir, semen
2) Buat adukan semen dan pasir secukupnya, menggunakan sendok semen, tempelkan adukan ke seputar
bibir lubang saluran pembuangan.
3) Ambil bagian mangkok floor drain dan masukkan bagian bawahnya ke lubang pembuangan, tekan dan
ratakan ke adukan semen. sebelumnya, singkirkan dulu kertas penghalang material tadi.
4) Tutup bagian pinggir floor drain dengan adukan semen, rapikan, pada saat semen setengah kering,
taburkan semen kering ke atasnya, tunggu hingga semen benar-benar kering.
5) Pasang bagian saringan floor drain pun terpasang.

A.7 Pasang washbak stenlesteel 1 lubang


Metode Pelaksnaan:
1. Periksa terlebih dahulu kondisi tempat yang akan dikerjakan. Pastikan ukuran lubang yang tersedia
benar-benar sesuai dengan ukuran washbak yang akan dipasang. Sebab kalau tidak sesuai akan
membentuk celah yang berpotensi menimbulkan kebocoran.
2. Umumnya digunakan bahan perekat berupa adonan semen untuk menyambung washbak dengan meja
dapur. Adonan ini dibuat dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:2. Namun Anda juga
bisa memakai bahan perekat lainnya sesuai jenis kitchen sink yang dipilih.
3. Tuangkan adonan semen secukupnya pada lubang tempat pemasangannya di meja dapur. Pasanglah
kitchen sink pada lubang tersebut. Kemudian berikan adonan semen di sekeliling sambungan kitchen
sink dan meja.
4. Cek sekali hasil pemasangan kitchen sink. Apakah bagian pinggirannya masih bercelah atau tidak?
Celah-celah yang tidak terdeteksi akan berpotensi membuat air dari kitchen sink merembes keluar.
5. Jika Anda menemukan masih ada celah di sela-sela pemasangan kitchen sink, maka Anda harus
segera menambalnya lagi menggunakan adonan semen. Tunggu beberapa saat sampai tambalan ini
mengering, berikutnya Anda bisa melapisinya dengan sealant.
6. Sealant sangat bagus untuk mencegah terjadinya rembesan akibat air yang mengalir melalui pori-pori
meja dapur. Bahan ini akan menahan rembesan air. Berikan sealant agak banyak di seluruh permukaan
sambungan, kemudian ratakan.
7. Dibutuhkan waktu selama 3 x 24 jam sebelum kitchen sink ini siap untuk digunakan. Anda harus
menunggu adonan semen dan sealant benar-benar kering terlebih dahulu. Sebab jika menggunakannya
terlalu cepat, semen yang belum mengering sempurna akan cepat rusak akibat terus-menerus terkena
air.

A.8 Pasang pegangan WC stenlesteel


Metode Pelaksanaan:
Stainless stell pada area toiet biasanya dipasang pada sebalah kloset sebagai pegangan bagi penggunanya,
terutama bagi pengguna manula dan disable. Pemasangan ini untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan.

PEKERJAAN ENTRANCE
A. PEKERJAAN PASANGAN + PENGECATAN
A.1 Pasangan rollag bata tangga entrance depan & samping
. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang akan
10. Melanjutkan pemasangan batu diatasnya sebanyak 3 susun/lapis.
Metode Pelaksanaa:
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang akan dipakai.
b) Merendam batu bata pada air, sebelum dilakukan pemasangan.
c) Melakukan pencampuran bahan pasir, semen, dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan.
d) Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian meletakkan pada dasar tempat
pemasangan rollag.
e) Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan rollag.
f) Menyususun rollag sedikit mirin kekiri dan kanan, semakin tegak lurus pada bagian tengah.
Kemiringan batu sekitar 60° dan campuran spesi yang diberikan bagian tengah sedikit lebih
banyak untuk mengisi kekosongan.
g) Mengecek kedataran dengan menggunakan waterpass
h) Setelah pemasangan rollag selesai selanjutnyan pemasangan bata di samping kiri dan kanan
rollag datar.

A.2 Pasang lantai keramik 60x60 pada daerah entrance


Metode Pelaksanaan:
a) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
b) Buat adukan untuk pasangan keramik.
c) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
d) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai tangga lainnya dengan
acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
e) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
f) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
g) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
h) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
i) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

B. RAMP
B.1 Pasang lantai keramik 40x40 unpolish
Metode Pelaksanaan:
a) Rendam terlebih dulu keramik di dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
b) Buat adukan untuk pasangan keramik.
c) Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
d) Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai tangga lainnya dengan
acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
e) Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
f) Cek kerataan permukaan dengan menggunakan waterpass.
g) Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik
h) Selanjutnya di lanjutkan dengan pekerjaan finishing.
i) Dan terakhir adalah pekerjaan pembersihan lantai keramik dari kotoran.

B.2 Pas. besi BS railling ramp penyandang cacat dia. 2, 3/4 dan 1 Stenlesteel
Metode Pelaksanaan:
a) Persiapan material kerja, antara lain : besi dia. 2 inchi, besi ¾ inchi, besi 1 inchi, slot.
b) Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll
c) Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi dengan meteran.
d) Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat mengganggu
proses pembuatan.
e) Marking AS dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tentuka letak tiang railing tangga.
f) Pasang tiang railing pada awal trap ramp dan pada bordes lantai atas.
g) Tarik benang antar kedua tiang railing tangga.
h) Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang railling tangga.
i) Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
j) Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
k) Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


A. PEKERJAAN VENTILATOR MEKANIS
A. Pengadaan dan Pemasangan Material Utama
Unit Ventilator, lengkap termasuk Shutter Speed Control dan pengkabelan
- Axial Ceiling 150 CMH/ 2330 rpm
- Axial Wall 546 CMH/ 1275 rpm
B. Instalasi Ducting Dalam Shaft

Contoh Instalasi Ducting dalam Shaft

Ducting 500 x 200 mm


- Ducting Flexible ( utk. Ceiling Vent )
Ducting adalah bahan atau material yang digunakan untuk mengarahakan atau menyalurkan udara
atau lainnya ke arah tertentu dengan mempertimbangkan tiap-tiap tujuan akhir tersebut keluar dari
media penyalur.
- Tutup Cap Ducting
- Louvre Grille
Louver Grille adalah penutup saluran udara yang meiliki lubang katup saluran udaranya lebih
besar. Biasanya digunakan untuk ruangan yang besar seperti gudang, atau garasi.
- Pekerjaan pendukung
- Gantungan, Support, Klem & Pengecatan
Flens Ducting, Material Bantu (Seal Tape dsb), Pekerjaan Sipil (Bobokan, Galian, Perapihan dsb)

INSTALASI AIR BERSIH


A. PENGADAAN & PEMASANGAN PERALATAN UTAMA AIR BERSIH
A.1 POMPA TRANSFER
- Type Vertikal Kap Head 50 meter
Pompa air yang bagus akan menghasilkan sebuah kinerja yang baik, awet dan tidak mudah
mengalami gangguan, selain itu juga harus benar dalam memasangnya sehingga dapat beroperasi
dengan baik. Adapun cara pemasangan pompa air adalah sebagai berikut:
1) Marking lokasi penempatan pompa. ini dilakukanjika pemasangan pompa berada pada
lokasibangunan yang sangat memperhatikankeakuratan ukuran misalnya gedung
bertingkattinggi sehingga letak pompa air sesuai denganlokasi yang direncanakan dan tidak
menggangguruangan lainya, untuk rumah tinggal cukupdiletakan sepantasnya saja.
2) Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan danrata pondasi. agar pompa dapat awet tahan
lamamaka sebaiknya dibuatkan sebuah pondasiterbuat dari beton karena kebanyakan pompa
airterbuat dari bahan besi yang mudah berkaratsehingga memerlukan tindakan
pencegahanuntuk memperlama umur pemakaian.
3) Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebihdahulu. pemasangan pompa dipasang
setelahinstalasi pendukung seperti pipa plumbing dankabel listrik dipasang dengan benar.
4) Pasang Pompa dan valve-valvenya. baca bukupetunjuk pemasangan pompa air yang
disertakanpada kemasan pembelian sehingga semua bagiandapat terpasang dengan benar
karena beda merkpompa terkandang memberikan produk denganbentuk dan ukuran yang
berlainan.
5) Sambung instalasi daya ke pompa.
6) Atur pressure switch pompa.
7) Lakukan running test pompa.
8) Jika ada kesulitan dapat bekerjasama dengantukang plumbing atau kontraktor
mekanikalelektrikal.

A.2 TANDON ATAS GEDUNG


- Water Tank Stainless kap. 2 m3
Cara pemasangan:
1) Membuat pondasi tangka air. Pondasi atau alas tangki air harus diperhatikan dengan benar.
Pemilihan alas yang tepat adalah pada bidang yang datar. Cara memasang tangki air di
rumah dilakukan pada bidang miring akan membuat tangki air tidak kuat menopang lebih
banyak beban. Tangki air juga akan berisiko jatuh dari atas dan sangat membahayakan
2) Ketinggian Posisi Tangki Air
Ketinggian lokasi penempatan tangki air juga harus diperhitungkan. Cara memasang tangki
air yang memperhatikan ketinggian tentu akan lebih aman. Ketinggian posisi tangki akan
memperngaruhi besar kecilnya semburan air yang dari tangki. Semakin tinggi tangki air, maka
akan semakin besar semburan dari tangki air.
3) Penyediaan menara / tower air sebagai dudukan tangki air.

A.3 PACKAGE BOOSTER PUMP


- Type Centrifugal Multistage otomatis kap 70 liter/ment
Package Booster adalah suatu system kerja pompa yang dapat berjalan secara sistematis
dengan cara kerja dijalankan oleh beberapa unit pompa serta dilengkapi
dengan pressure tank, pressure switch, pressure gauge, dan panel kontrol.

B. PEKERJAAN PEMIPAAN & ACCESSORIES


B.1 Pemipaan Air Bersih di Rumah pompa
Metode Pelaksanaan:
a) Buatlah gambar sederhana rancangan instalasi air rumah
b) Hitunglah kebutuhan pipa dan jenis sambungan yang dibutuhkan dari gambar rancangan instalasi
air. Kebutuhan bahan yang akan digunakan:
- Pipa Gip 100 mm pipa outlet
- Pipa Gip 50 mm Supply air bersih ke Reservoir atas
- Pipa PPR 25 mm pipa distribusi
- Gate Valve 25 mm, Brone - Class 125
- Check Valve 50 mm, Bronze - Class 125
- Flexible Joint 50 mm, Kelas 10K
- Foot Valve 50 mm, PN – 10
- Fitting - fitting ( Elbow, Tee, Reducer, Klem dsb )
c) Potong pipa sesuai kebutuhan, kemudian rakit tahap demi tahap semua pipa yang telah dipotong
sesuai ukuran.
d) Semua pipa, fitting, dan katup diturunkan secara hati-hati ke dalam galian satu per satu dengan
memakai crane, derek, tali, atau dengan mesin, perkakas atau peralatan lain yang sesuai, dengan
cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar dan
lapisan pelindung dalam. Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan ke dalam galian. Pada saat penanganan, jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting,
katup, atau perlengkapan, harus dilakukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang
rusak tersebut.
e) Kemudian dilakuka pemeriksaan bahan sebelum pemasangan pipa. Setiap ujung pipa harus
diperiksa secara khusus, karena bagian ini paling mudah rusak sewaktu penanganan. Bagian luar
dan dalam pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan serta bebas dari
minyak dan lemak sebelum pipa dipasang. Bila ada profil pengaku badan guna melindungi ujung
pipa, semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih, demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
f) Penyambungan pipa dilakukan dengan cara pengelasan (heat fusion) dengan patokan pekerjaan
pada SNI 03-6405-2000. Untuk penyambungan pipa GIP dan aksesoris untuk sambungan secara
mekanis dilaksanakn sesuai dengan SNI 19-6782-2002.
g) Dudukan/Pondasi Pompa
Pondasi dudukan pompa terbuat dari beton bertulang, yang alas pompa harus bersih, datar, dan
rapat. Lebar pondasi haru lebih besar dari pompa.

B.2 Pemipaan Pipa Booster dari Tanki Atas


Untuk penyambungan pemipaan prinsip kerjanya sama dengan pemipaan air bersih. Adapun
bahan yang digunakan dalam pengerjaan pemipaan pipa booster dari tangki atas, yaitu:
- Pipa Header GIP 75 mm
- Pipa PPR 25 mm (1)
- Pipa PPR 50 mm (2)
- Gate Valve 25 mm, Bronze - Class 125
- Strainer 50 mm, Bronze - Class 25
- Flexible Joint 50 mm, Class 10K
- Fitting – fitting

B.3 Pemipaan Distribusi


- Pemipaan dari Pompa Booster ke Lantai 3 & 2
Pemipaan distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa booster untuk ke lantai
2 & 3. Dimana dibutuhkan bahan untuk penyambungannya,yaitu:
1) Pipa PPR 40 mm (1,5)
2) Pipa PPR 50 mm (2)
3) Gate Valve 40 mm
4) Fitting - fitting & Material Bantu

C. Pemipaan Distribusi ke Hunian dan Fasilitas Umum


Pemipaan distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa booster untuk ke hunian dan
fasilitas umum. Dimana dibutuhkan bahan untuk penyambungannya,yaitu:
- PPR dia. 25 (1)
- PPR dia. 20 (3/4)
- PPR dia. 15 (1/2)
- Gate Valve dia. 25
- Water meter
- Fitting - fitting & Material bantu Sanitary

D. Pipa Main Line Air Kotor, Air Bekas, dan Vent dalam Shaft
Metode Pelaksanaan:
Sistem pembuangan air kotor merupakan system pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari kloset,urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing
lainnya (black water). Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sinkdapur dan lainnya (grey water).
Instalasi Pipa air kotor dan air bekas:
Pertama, berikan bantalan yang kuat pada dasar pipa talang yang tegak lurus. Sambungkan
antar pipa PVC yang diberi solvent cement. Jika ada pertemuan dengan pipa lainnya, maka
sambungan tersebut harus diberi lem khusus. Kemudian pastikan bahwa pipa tersebut tidak
cacat atau bocor.
Kedua, pipa PVC yang tertanam di dalam tanah juga perlu diberi pondasi bantalan beton.
Termasuk pada percabangan dan belokan dan pada saat pipa tegak mengalami pertemuan
dengan pipa yang datar di lantai dasar.
Memastikan ukuran dan tingkat kemiringan pipa dengan benar. Jika berdasarkan ukurannya,
pipa air kotor yang menyalurkan bekas cucian, dapur, dan kamar mandi harus berdiameter
minimal 3 inch dengan derajat kemiringan minimal 1% hingga 2% yang dihitung dari panjang
saluran pipa yang horizontal.
Untuk pipa air kotor, diameter yang disarankan adalah minimal 4 inch dengan sudut kemiringan
pipa 2% hingga 3%. Ini merupakan sudut kemiringan yang paling disarankan sebab kotoran
(tinja) bisa akan turun dengan maksimal. Jika kurang dari 2%, kotoran akan lambat turun,
namun jika lebih dari 3%, air yang disiram akan turun terlebih dahulu dan tinja jadi terhambat
mengalir.
Bahan yang digunakan pada instalasi pipa mine line air kotor dan air bekas:
- Pipa PVC AW 10 K
- Pipa 150 mm
- Clean Out 150 mm
- Pipa Air Kotor PVC - AW 100 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 80 mm
- Pipa Vent PVC - AW 50 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 50 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 65 mm
- Pipa Air Bekas PVC - AW 50 mm
- Grease Trap Portable
- Floor Drain 50 mm
- Fitting - fitting, Elbow, Tee, Reducer dsb
- Material Bantu

INSTALASI AIR HUJAN


A. Pekerjaan Pemipaan Air hujan
Metode Pelaksanaan:
Sistem pembuangan air hujan sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah
dari system pembuanganair kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi
penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang
terendah.
Instalasi perpipaan air hujan:
- Untuk pengendalian air hujan di bagunan :
Pada atap datar air di kumpulkan ke beberapa titik pembuangan dengan membuat
kemiringan atap paling tidak 1%. Pada titik pembuangan / turun di pasangkan saringan
(roof drain) agar kotoran tidak masuk ke talang vertikal (leader) yang dapat di letakaan di
luar atau di dalam bangunan. Air hujan yang masuk ke balkon juga di saring (floor drain)
terlebih dahulu dan di alirkan ke pipa pembuangan utama atau bak penampung air hujan di
bawah lantai, kemudian di buang ke saluran air hujan umum.
- Pembuangan Air Hujan dari Atap :
a) Membuang air hujan dari atap secepat mungkin ke saluran pembuangan kota atau ke
tanah (bila daya resap tanah memungkinkan)
b) Pipa talang horisontal maupun vertikal harus cukup besar agar dapat menyalurkan
dan sesuai kapasitas air dan luas dari atap dengan cepat. Penggunaan gutter untuk
atap miring, di samping harus cukup kapasitasnya, sebab makin besar sudut atapnya
maka makin cepat pula alairan airnya.
c) Pipa-pipa pembuangan tidak mudah tersumbat. Untuk itu perlu di pasangakan
saringan-saringan (roff drain, floor drain) agar kotoran tidak masuk ke dalam pipa.
d) Pipa air hujan horisontal di dalam bagunan harus mudah di bersihkanm, karena itu di
pasangkan clean out
e) Aliran dalam pipa pembuangan tidak boleh terhambat, karena itu di hindari sebanyak

mungkin pembelokan pipa, bahkan penggunaan sambungan pipa . Untuk pipa air
hujan, biasanya memiliki standar kemiringan saluran pipa 0,5% sampai 1%. Pipa
yang digunakan pun berdiameter 2 sampai 3 inch. Bagi Anda yang belum paham
bagaimana cara menghitung kemiringan, maka Anda dapat mengalikan kemiringan ini
dengan panjang pipa. Sehingga bila panjang pipa 9 meter, maka hitunglah 2,5% x 9
meter=0,225m atau 22,5cm.

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN


Segala peralatan yang ditawarkan sudah termasuk perlengkapan terkait, sedemikian rupa sehingga
keseluruhan sitem dapat berfungsi sesuai tujuannya.
A. PERALATAN UTAMA
A.1 POMPA HIDRAN ELEKTRIK
Metode Pelaksanaan:
Pompa hydrant elektrik adalah pompa utama pada jaringan instalasi fire hydrant yang fungsinya
memasok air dari groundtank (tandon reservoir) ke pipa – pipa dalam saluran fire hydrant
sampai ke ujung pengeluaran (nozzle) pada hydrant pillar untuk luar gedung atau hydrant box
yang ada di dalam gedung saat terjadi kebakaran pada area yang diproteksi. Disebut
sebagai pompa hydrant elektrik karena menggunakan energi listrik untuk menggerakkan turbin
saat bekerja mengalirkan air.

A.2 JOCKEY PUMP


Metode Pelaksanaan:
Jockey Pump adalah salah satu pompa yang terdapat dalam Instalasi Hydrant, Jockey Pump
Berfungsi sebagai stabilizer tekanan, yaitu menjaga kesetabilan tekanan pada pipa Hydrant.
Dalam kondisi normal Tekanan pada pipa hydrant bisa berkurang karena kebocoran pipa yang
disebabkan oleh korosif atau karat pada instalasi hydrant. Jokey pump dapat beroprasi
secara manual ataupun otomatis yang diatur pada Panel Kontrol. Jika pada toggle/selector
switch di control panel diposisikan pada manual maka untuk mengoprasikan kita tekan tombol
ON dan untuk mematikan tekan tombol OFF. Jika Toggle/selector switch diposisikan pada auto
maka sepenuhnya jockey pump bekerja secara otomatis dan dikendalikan menggunakan
pressure switch. Pressure switch biasanya di setting antara 6 s/d 8 bar atau 8 s/d 10 bar. Pada
tekanan minimum maka jockey pump akan beroperasi dan pada tekanan maksimum jockey
pump akan berhenti.

B. INSTALASI PEMIPAAN PADA RUANG POMPA (Pemipaan menggunakan BSP Sched 40, di cat warna
merah)
Metode Pelaksanaan:
Pipa hydrant schedule 40 merupakan pipa hydrant yang digunakan untuk mengalirkan air
supaya system hydrant dapat terimplementasi dengan baik secara teknis. Pipa hydrant
schedule 40 ini salah salah satu pipa yang distandarkan oleh ANSI (American National
Standards Institute) tentang ketebalan suatu pipa (pipe).
Komponen instalasi pemipaan pada ruang pompa hydrant:
Ruang pompa atau rumah pompa adalah tempat di mana pompa hydrant, panel
kontrol, header, suction, pressure tank, dan aksesoris sistem hydrant lainnya berada.
Ukuran ruang pompa atau rumah pompa bervariasi tergantung pada dimensi pompa dan
komponen lain yang ada di dalamnya.
Pompa Hydrant : Pompa fire hydrant ada 3 yaitu pompa jockey, pompa elektrik sebagai
pompa utama, dan pompa diesel sebagai pompa cadangan.
Panel Kontrol : Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja
pompa hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Prinsip kerja pompa hydrant berdasarkan
pada tekanan yang ada pada instalasi pipa. Di sinilah panel kontrol pompa hydrant berfungsi,
panel mengatur dan menetapkan tekanan pada pompa hydrant yang didapat dari pressure
switch.
Haeder : Pipa header adalah pipa penghubung utama yang memiliki ukuran lebih
besar daripada pipa lainnya. Pipa header berfungsi menyambungkan distribusi air dari pipa
pengeluaran (discharge) pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant. Ukuran pipa
header ini dipengaruhi pada besar spesifikasi pompa. untuk ketinggian header bergantung
pada besaran kapasitas pompa (semakin besar pompa maka aksesoris juga akan lebih besar),
dan jenis inlet-outlet pompa (split case/horizontal end suction). Ketinggan pipa header ini
tentunya sangar berpengaruh pada ruang yang tersedia pada rumah pompa. Jadi kembali lagi,
untuk perhitungan dimensi rumah pompa perlu sangat diperhatikan agar semua komponen
dapat terinstalasi dengan baik dengan penempatan yang mudah diakses. Sehingga
kedepannya jika ingin melakukan maintenance, Anda bisa mengakses semua komponen
dengan mudah.
Suction : Suction (pipa hisap) berfungsi mengubungkan air dari tandon air menuju
ke pompa hydrant. Suction terdiri dari beberapa komponen yaitu foot valve, gate valve, Y
strainer, dan flexible joint.
Pressure Tank : Pressure tank berfungsi mejaga tekanan dari pompa hydrant agar selalu
stabil dan membuang udara yang terjebak dalam instalasi.

C. LUAR GEDUNG
C.1 Hydrant Box Outdoor
Box hydrant outdoor berfungsi sebagai tempat penyimpanan fire hydrant equipment yang
ditempatkan di area luar gedung; meliputi selang pemadam kebakaran (fire hose), hose
nozzle, dan hose rack sebagai alat untuk merapikan selang pemadam.
C.2 Pillar Hydrant
Hydrant Pillar adalah perangkat dalam instalasi fire hydrant yang biasanya terletak di luar
gedung di tempat – tempat strategis yang mudah terlihat yang fungsinya adalah sebagai
keluaran / output suplai air bertekanan dalam jaringan hydrant yang saat bekerja
dihubungkan dengan fire hose untuk mendekatkan petugas pemadam kebakaran ke titik
api.
C.3 Seamese Connection
Siamese connection merupakan salah satu komponen penunjang dalam fire hydrant
system. Siamese connection berfungsi untuk menunjang pasokan air. Jika air pada
tandon (reservoir) sudah tidak mencukupi lagi, siamese connection bertugas menyalurkan
air dari mobil pemadam kebakaran menuju sistem pemadam api gedung (building fire
fighting system). Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
C.4 Gate Valve 100 mm dan Gate Valve 65 mm
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara
mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
C.5 Pemipaan Hydrant
- BSP Sch40 150 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- BSP Sch40 100 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- BSP Sch40 65 mm Pipa Site plan c/w Denso Tapes
- Pipa Hydrant & Sprinkler Supply Supply ke Riser Gedung

D. DALAM GEDUNG
D.1 Hydrant Box Indoor Type B-2 ( lengkap Fire House, Nozzle, Hydrant, Landing Valve, Hose rack
Box hydrant indoor type b-2 berfungsi sebagai tempat penyimpanan
fire hydrant equipment yang ditempatkan di area dalam gedung; meliputi selang pemadam
kebakaran (fire hose), hose nozzle, landing valve, dan hose rack sebagai alat untuk
merapikan selang pemadam.

D.2 Instalasi pemipaan


- Gate Valve 100 mm
- Gate Valve 80 mm
- Gate Valve 65 mm
- Pemipaan Box Hydrant
- BSP Sch40 100 mm
- BSP Sch40 65 mm
- Assesories Sistem ( Flow Swicth & Sign Glass )
- Fitting - fitting dan Material Bantu

E. ALAT PEMADAM API RINGAN ( APAR )


Pengertian APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah Alat pemadaman yang bisa dibawa
atau dijinjing dan dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri, mempunyai berat antara
0,5kg sampai dengan 16 kg Apar merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan
secara manual dan diarahkan dengan cara menyapu dari titik terluar menuju titik terdalam
dimana api berada. Apar dikenal sebagai alat pemadam api portable yang mudah dibawa,
cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal kebakaran, selain itu karena bentuknya
yang portable dan ringan sehingga mudah mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan
fungsinya untuk penanganan dini, peletakan APAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat
tertentu dan mudah terlihat sehingga memudahkan didalam penggunaannya.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. CATU DAYA LISTRIK
Catu daya (power supply) suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik
menjadi arus listrik searah. Catu daya merupakan bagian terpenting dalam elektronika yang
memiliki fungsi sebagai sumber tenaga listrik.
B. Panel KWH Meter
Panel KWH berfungsi untuk mengukur daya pada masing-masing beban dan sebagai tempat
berkumpulnya beberapa KWH meter.
C. Dari Panel SDP Gedung ke
Panel SDP (Sub Distribution Panel) adalah panel yang berfungsi untuk mendistribusikan daya
listrik dari Panel LVMDP, menggunakan Air Circuit Breaker atau Moulded Case Circuit
Breakers.

PEKERJAAN PANEL LISTRIK


A. PANEL
A.1 Panel SDP
Panel SDP (Sub Distribution Panel) adalah panel yang berfungsi untuk mendistribusikan
daya listrik dari Panel LVMDP, menggunakan Air Circuit Breaker atau Moulded Case
Circuit Breakers.

A.2 Panel PP
PP (Power Panel) adalah panel yang digunakan untuk mendistribusikan beban melalui
kotak kontak. Diagram satu garis adalah diagram yang menggambarkan suatu instalasi
sistem secara singkat.

B. GROUNDING SISTEM PANEL SDP


Grounding panel listrik ini adalah pemasangan sistem listrik yang berada di dalam tanah untuk
mencegah adanya beda potensial arus listrik pada saat terdapat arus sisa dari sebuah
kebocoran tegangan listrik atau adanya sambaran petir yang terjadi ke bumi.

INSTALASI PENERANGAN
Instalasi penerangan merupakan suatu instalasi listrik yang bebannya merupakan komponen penerangan.
Rangkaian instalasi penerangan terdiri dari beberapa komponen listrik yang saling terhubung dari sumber
listrik ke beban yang terletak pada suatu tempat ataupun ruangan tertentu.

Komponen – komponen Instalasi Penerangan


Untuk merancang sebuah sistem instalasi penerangan tentunya memerlukan komponen-komponen penting
yang digunakan untuk membuat isntalasi yang. Komponen instalasi penerangan tersebut yaitu: saklar, fitting,
stop kontak, kabel, pipa dan MCB. Fungsi dari komponen instalasi penerangan sabagi berikut:
- Armatur & Lampu : Armatur secara umum adalah kerangka untuk menopang suatu sosok atau
sistem dalam melawan gaya berat. Armatur biasanya digunakan dalam perangkat pada alat
penerangan. Semua bagian lampu penerangan dipasangkan kepada armatur. Oleh karena itu,
kita juga sering mengenal armatur sebagai rumah tempat lampu. Dan lampu adalah komponen
yang berfungsi sabagai sumber penerangan pada ruangan.
- Sakelar : Saklar adalah komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik dari sumber ke pemakai (beban). Pada saat memutus dan menghubungkan
arus listrik biasanya akan terdapat busur api diantara kontak – kontaknya, besar dari loncatan api
tersebut tergantung dari kecepatan kontak - kontak dari saklar memutus dan menyambungkan arus
listrik. Saklar memilik beberapa jenis, yaitu saklar tunggal, saklar seri/double, saklar tukar, dan saklar
silang.
- Stop Kontak : Stop kontak adalah komponen listrik yang berfungsi untuk tempat mensupply arus listrik
yang diperlukan oleh peralatan listrik lainnya.
- Kabel Tray : Kabel tray merupakan sebuah sistem managemen saluran kabel untuk mendukung
konstruksi instalasi kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi industri listrik dan
industri komunikasi.
- Rak Kabel W = 300, H = 100 U Type C : Kabel tray wiremesh adalah salah satu jenis kabel
rak atau kabel tray yang terbuat dari besi beton polos / steel wire dengan material standar yang
terbuat dari besi bulat polos 5mm.

PENANGKAL PETIR
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke
permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada
penangkal petir:
1) Batang penangkal petir
Batang penangkal petir atau air terminal berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat
runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada
ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan
muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak
suatu bangunan.
2) Kawat konduktor
Kawat konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar
1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang
muatan listrik ke tanah. Kawat konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar
bangunan. Pada baiang ini terdiri dari Tiang Penyangga 4m, BSP dim 80 mm, lengkap termasul
Sling penahan, Klem, Angkur, Plat, Fibermast.
3) Tempat pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke
batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan
tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8-3 m.

PEKERJAAN SISTEM PENTANAHAN


- Testing & Commissioning
Metode Pelaksanaan:
1) Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
2) Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH ( LAL )


A. PEKERJAAN FIRE ALARM
Metode Pelaksanaan:
Fire alarm system adalah sebuah sistem penanda bahaya terhadap kebakaran yang bekerja
untuk mendeteksi keberadaan api yang tidak diinginkan dengan memonitor perubahan
lingkungan yang terkait dengan pembakaran. Secara sederhana, cara kerja sebuah fire
alarm adalah dengan mengeluarkan signal berupa suara alarm dan indikasi lampu menyala
apabila detektor menemukan salah satu atau beberapa tanda kebakaran seperti api, asap, gas,
maupun panas. Tujuan dipasangnya sebuah sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi secara
dini terhadap kebakaran dan memberitahukan kepada orang disekitar tempat kejadian untuk
dapat melakukan evakuasi atau melakukan tindakan darurat dalam pemadaman dan
mengkontrol penyebaran api dan asap. Secara umum, fire alarm systems dapat diaktifkan
secara otomatis (melalui detector) atau secara manual (melalui Manual Call Point).

PEKERJAAN SEPTIC TANK IPAL


Septic Tank adalah bak untuk menampung air limbah yangdigelontorkan dari WC (watercloset),
konstruksi septic tankada disekat dengan dinding bata dan diatasnya diberipenutup dengan pelat
beton dilengkapi penutup kontrol dandiberipipa hawa T dengan diameter ø1 ½“, sebagaihubungan
agar ada udara / oksigenke dalam septictanksehingga bakteri – bakteri menjadi subur.

PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK


Pemasangan paving blok K250
Metode Pelaksanaan:
- Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin
Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini biar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
- Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
o Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai
profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run
off) ialah minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan
minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area
paving nantinya.
o Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus diadaptasi dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2
%, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang
kestabilan paving kita.
o Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi biar paving tidak bergeser
sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
o Drainase/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan
pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan
pemasangan paving itu sendiri sebab harus membongkar paving yang sudah terpasang.
- Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
- Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, biar paving block yang sudah terpasang tidak
bergeser.
- Gelar debu watu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan menggunakan
jidar kayu.
- Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving
berada diatas paving yang telah terpasang.
- Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving block
dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
- Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving
block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan debu batu.
- Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1
hingga 2 kali putaran biar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
- Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa debu batu.

Pemasangan kanstin beton K100


Metode Pelaksanaan:
1) Pembuatan Alas Kanstin
Permukaan tanah yang akan diletakkan kanstin beton harus dibuatkan alas terlebih dahulu
menggunakan rabat beton dengan ketebalan minimal 150mm. Rabat beton merupakan material
struktural yang dapat menstabilkan tanah dibawah kanstin, sehingga kanstin tidak mudah turun atau
tenggelam. Selain itu, fungsi dibuatnya alas kanstin dari rabat beton yaitu untuk menguatkan susunan
antar pasangan kanstin.
2) Penempatan Kanstin Beton
Setelah proses pembuatan alas selesai, maka kanstin dapat diletakkan diatasnya. Prosesnya sama
seperti peletakan bata beton, yaitu dengan menggunakan benang untuk meluruskan peletakan kantin.
Untuk mengetahui peletakan kanstin telah lurus dapat menggunakan bagian kayu yang lurus atau
menggunakan waterpass.
3) Pembuatan Haunching
Proses selanjutnya adalah pembuatan haunching. Proses ini diperlukan untuk mengunci kanstin agar
tidak bergeser. Karena apabila kanstin bergeser maka dapat berpotensi merusak konstruksi penutup
jalan yang telah dibuat sebelumnya.
4) Finishing Pemasangan Kanstin
Proses terakhir adalah penggunaan mortar untuk menyelimuti kanstin sebagai perekat. Tebal mortar
yang digunakan biasanya 12 mm hingga 20 mm. Cara pemasangan kanstin menggunakan mortar hanya
dilakukan pada konstruksi penutup jalan yang besar atau penggunaan kanstein dengan dimensi besar.
Selain menggunakan mortar, proses finishing juga memerlukan besi dowel yang berfungsi untuk
mengikat pelat beton.

Anda mungkin juga menyukai