Anda di halaman 1dari 31

METODE PELAKSANAAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara
garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan
maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.

2. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .

Lokasi pekerjaan berada di Desa Pondokrejo (PUPM)

3. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Nama Paket Pekerjaan :


Pembangunan Taman Layak Anak Desa Pondokrejo (PUPM)
Dengan uraian pekerjaan sebagai berikut :

I PERSIAPAN
1 Pengukuran
2 Administrasi & dokumentasi
3 Papan nama kegiatan
4 Pembersihan lokasi
5 Bongkaran pasangan batako
6 Penebangan pohon dengan chainsaw
7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa
2 Urug tanah kembali
3 Urugan tanah menggunakan bekas galian
4 Urug tanah media tanam
5 Urug pasir bawah cor beton

III PEKERJAAN PASANGAN


1 Pas. Pondasi batu kali , 1Pc : 4Ps
2 Pas. Bata merah ukuran (5x11x22)cm tebal ½ bata, 1Pc : 4Ps
3 Pas. Lis profil tipe HVN (5x6x50cm)
4 Pas. Tegel alur 15/20cm pelapis dinding bata
5 Pas. Lantai batu palimanan
6 Plesteran 1Pc :4Ps tebal 15mm
7 Acian
8 Pas. Paving Blok K-200 tebal 8cm
9 Pas. Grassblok tebal 10cm
10 Saluran air hujan menggunakan buis beton 1/2 lingkaran dia.20 cm
11 Penutupan pintu gerbang menggunakan pasangan batako
12 Kursi Taman berbentuk tabung h=40 cm
13 Kursi Taman berbentuk tabung h=60 cm
14 Tempat sampah 3 in 1 fiberglas
IV PEKERJAAN BETON
1 Cor beton jalan setapak , camp. 1Pc : 2Ps : 3Kr
2 Cor rabat beton di bawah pas.batu palimanan , camp. 1Pc : 3Ps : 5Kr
3 Cor rabat beton di bawah pas.batu bata , camp. 1Pc : 3Ps : 5Kr
4 Cor plat beton bertulang untuk kolam tebal 7 cm
5 Cor plat beton bertulang untuk tutup saluran tebal 12 cm
6 Cor kolom praktis 11x11
7 Cor slof praktis 10x15
8 Cor ring praktis 10x15

V PEKERJAAN CAT
1 Cat dinding & tegel alur
2 Cat Besi

VI PEKERJAAN PENERANGAN TAMAN


1 Penyambungan daya terdekat
2 Instalasi listrik
3 Lampu taman
4 Box Panel
5 MCB 6A
6 Pas. Tulisan Acrylic" T A M A N D E S A P O N D O K R E J O"

VII PEKERJAAN PENANAMAN TANAMAN


1 Ketapang Kencana
2 Tabebuya
3 Puring
4 Bromalia
5 Taiwan kuning
6 Ekor tupai
7 Sambang dara
8 Ararea
9 Soka Jepang
10 Kana
11 Lantana
12 Sutra bombay
13 Rumput gajah mini

VIII PEKERJAAN PERMAINAN ANAK


1 Mendatangkan pasir pantai untuk mainan
2 Perosotan luncuran dengan terowongan dan panjat tali
3 Ayunan
4 Jembatan goyang
5 Jungkat jungkit

IX PEKERJAAN SANITASI
1 Pompa submarsible kolam 60 watt beserta nozlle dan asesorisnya
2 Pipa PVC dia. 3"
3 Pipa PVC dia. 3/4"
4 Kran air 3/4"
5 Filter dan ruang pompa
Jumlah IX
4 - PEKERJAAN PENUNJANG

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan
pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

a. Mobilisasi
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dilakukan terdiri dari:
 Concrate Mixer/ Molen
 Dump Truck
 Alat listrik untuk pengelasan
 Peralatan K3 (berupa helm, sepatu booth, rompi dan kaos tangan)

Personil terdiri dari:


1. Site Manager
2. Tenaga Teknis/Pelaksana Lapangan
3. Tenaga teknis/Pelaksana Lapangan
4. Petugas K3 Konstruksi
5. Tenaga Administrasi

Keterangan:

Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil pick up, yang digunakan harus
memiliki perlengkapan yang memadai.

b. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

2. Pembuatan Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5x10m,
Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10m, barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai),
rumah genset, serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time
schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku
direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor
dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk
menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,
tempatnyaharus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Letak direksikeet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.

BAB. II
METODA PENYELESAIAN PEKERJAAN
I PERSIAPAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan pokok dalam pelaksanaan ini kita harus
mempersiapakan pada pekerjaan persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi:
1. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran kembali dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai
pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek
yang akan dikerjakan, meliputi :

 Pengukuran batas luas lahan (site).


 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah
ditentukan (Bench Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith/waterpass.


Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek,
posisi bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya
diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan
pekerjaan pasang bouwplank.

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan
pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak
terbongkar saat penggalian pondasi.

2. Adiministrasi & Dokumentasi.

a. Administrasi
Selanjutnya dengan dokumentasi yang ada dilakukan proses administrasi terhadap
semua pekerjaan termasuk bukti progres kerja. Shop Drawing, adalah gambar
rencana yang menjadi acuan pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan
dibuat setelah gambar rencana dari konsultan perencana mendapat persetujuan
dan pengesahan

b. Dokumentasi
Pelaksanaan pekerjaan dokumentasi dilakukan sejak awal akan dimulai pelaksanaan
pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada pelaksaan pekerjaan.
Pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi
pekerjaan tersebut harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan
menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan sejak dari awal hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa menjadi satu gambaran
tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut. Photo dokumentasi dilaksanakan
pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan
Direksi pekerjaan dan harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan
pelaksanaan seluruh pekerjaan. Pelaksanaan pengambilan photo dokumentasi
tersebut dilakukan pada kondisi tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan (Shop
Drawing).
Tahapan pelaksanaan kegiatan dokumentasi pekerjaan :
 Saat awal / sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan 0%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan selesai atau telah mencapai prestasi 100%.

Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan dokumentasi yaitu :

 Kamera
 Seperangkat meja gambar
 Kertas gambar / kertas kalkir, dan kebutuhan yang menyangkut
dokumentasi lainnya.
As Built Drawing
As Built Drawing adalah gambar koreksi, perbaikan, revisi, dari gambar pelaksanaan
yang ada, dikarenakan adanya permasalahan di proyek pada saat bangunan
dikerjakan. Juga menerangkan pihak mana saja yang ikut mengerjakan proyek yang
dibangun, seperti : sub kontraktor-sub kontraktor, supplier-supplier, dll yang andil
dalam pembangunan proyek.

Waktu yang dibutuhkan, sama dengan waktu pengerjaan / pelaksanaan (umur)


proyek.

3 Papan nama kegiatan


Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama
proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah Biaya (Kontrak)
 Sumber Dana
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Proyek dimulai bulan, tanggal dan tahun

4 Pembersihan lokasi
Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua
pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak
dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh
direksi Pekerjaan.

Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut:


Pekerjaan Pembersihan dan pengupasan lahan
Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan tenaga
manusia atau dengan alat lain yang sesuai.

5 Bongkaran pasangan batako


 Pasangan batako yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan
dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat
dimulai.
 Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah
bodem, keranjang dan linggis.
 Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan
diteruskan kepada pekerja.
 Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi
oleh pelaksana.
 Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke
bawah pasangan.
 Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang
melekat pada batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak
kuat maka dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
 bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat dengan
lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
 Pekerjaan bongkaran pasangan batako selesai, pekerja membersihkan lokasi dari
spesi hasil bongkaran.
 Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan).
 Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
 Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
 Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batako selesai Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan
galian apakah sesuai dengan rencana kerja
 Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan
gambar pelaksanaan, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

6 Penebangan pohon dengan chainsaw


 Untuk penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mewsin chainsaw
dan pohon yang akan ditebang sesuai dengan peytunjuk direksi lapangan , hasil
pemotongan pohon akan dibuang ke tempat lain yang disetujui direksi pekerjaan
menggunakan dump truck.
 Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar
atau tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui direksi pekerjaan dan
kemudian dipadatkan dengan alat pemadat yang memadai.

7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Untuk Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 ) pada pelaksanaan pekerjaan
in sebagai berikut :
 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
material dan peralatan teknis serta konstruksi.
 Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
 Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan
ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
 Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja
lapangan.
 Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety
helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan
kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
 Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan
untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
 Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban
kecelakaan itu.

II PEKERJAAN TANAH
1. Galian tanah biasa
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan galian ini kami terlebih dahulu
mengajukan request kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan serta arahan nantinya dilapangan.
 Setelah Pelaksanaan pekerjaan selesai dilaksanakan termasuk
pembersihan yang terutama adalah pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouwplank telah selesai dilaksanakan, dan mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan pertama yang dilakukan adalah
melakukan pekerjaan galian tanah biasa dengan kedalaman dan lebar
sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sesuai dengan petunjuk dan
arahan dari Direksi pekerjaan.
 Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual ini akan dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu,
dan jika memungkinkan akan dilakukan dengan alat bantu lain yang sesuai,
dimana pelaksnaan pekerjaan ini akan dilakukanmulai dari bagian beakang
dengan tujuan untuk memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi tenaga kerja,
atau pembuangan hasil galian jika diperlukan serta memudahkan dalam
mobilisasi material.
 Pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan menggunakan tenaga
manusia ini meliputi pekerjaan pemotongan tanah untuk mencapai elevasi
rencana, serta menyediakan perlatan antara lain : Cangku, sekop,
linggis/gancu, keranjang/gerobak dorong dan alat bantu lainnya.
 Dalam Metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa dilakukan dengan
menentukan batas-batas penggalian dan kedalaman galian rencana,
setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian tanah
yang telah ditentukan dan pada akhir galian dirapikan dengan
menggunakan alat bantu.
 Kedalaman Galian berdasarkan kedalaman elevasi rencana sesuai dengan
gambar rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.
 Untuk hasil galian yang telah digali untuk sementara dibuang disekitar
lokasi galian dimana material hasil galian dapat digunakan untuk urugan
kembali.
 Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan
untuk kemudahan pekerjaan pembuatan bekisting dan untuk pekerjaan
struktur.
 Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk
penimbunan kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke
lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
 Saat Penggalian Tanah Biasa sangat dimungkinkan ditemukannya lokasi
bekas pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah
berlumpur, bila hal ini dijumpai, maka sebaiknya benda-benda tersebut
akan diangkat.
 Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa (Manual) ini akan dilaksanakan
sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan
 Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa (Manual) ini akan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan
cara standard, dengan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja
sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, atau sesuai dengan petunjuk
dan arahan Direksi Pekerjaan.

2. Urug tanah kembali.


Urugan tanah kembali yang telah disetujui oleh direksi lapangan
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat
dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,
kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan
ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami
akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah
ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat
yang telah ditentukan.
 Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin
disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan
dilakukan perlapis min per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian
diambil dari stockpile (timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan
untuk timbunan mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul
penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.

3. Urugan tanah menggunakan bekas galian


Urugan tanah menggunakan bekas galian
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat
dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai
berikut:
• Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan
ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan
selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
• Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah
ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat
yang telah ditentukan.
• Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram
dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan
perlapis min per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari
stockpile (timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan
mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup,
kantung lumpur dan, lain-lain.

4. Urug tanah media tanam


Untuk epngurugan tanah ini tanah didatangkan, sebelum pelaksanaan
penghamparan tanah urug ini harus mendapat persetujuan dari direksi
lapangan dank an dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan atau ada
petujuk lain dari direksi lapangan.
Penghamparan dilakukan dengan tenaga manusia sesiai dengan gambar
pelaksanaan yang akan dirtanami dengan tanaman

5. Urug pasir bawah cor beton


Metode Pelaksanaan Urungan Pasir Bawah cor beton :
Langkah kerja pekerjaan urugan pasir adalah:
 Pasir urug untuk mengurug harus bersih dari bahan organik, sisa-sisa
tanaman, sampah dan lain-lain.
 Urugan pasir kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat
yang disetujui oleh pihak direksi / konsultan pengawas

III PEKERJAAN PASANGAN


1. Pas. Pondasi batu kali , 1Pc : 4Ps
 Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan,
pencampuran dan pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan
perbandingan campuran material : 1Pc : 4Ps.
 Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi
dan elevasi bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar
rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
 Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat jenis concrete mixer dan alat bantu seperti
ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kereta dorong, kasut
kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia
Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana pelaksanaan
pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1
Semen : 4 Pasir.
 Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan
batu campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan melaksanakan pekerjaan pasangan batu
campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
menutup hidung, sepatu safety dan lainnya.
 Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan
sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
 Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan
cara manual dan untuk pengadukan mortar menggunakan alat
mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti ember,
kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong
dan lain- lain. Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan
semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen :
4 Pasir.
 Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan
menggunakan alat concrete mixer sehingga diperoleh hasil
yang memuaskan.
 Perbandingan campuran dibuat berdasarkan isi takaran sama
dengan satu zak semen dalam keadaan kering.
 Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran-
ukurannya dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu,
lokasi pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana
pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan
gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk
diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
 Lokasi pembuatan adukan akan diatur sedekat mungkin dengan
lokasi konstruksi yang akan dikerjakan.
 Pasir dan semen telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih
tinggi dari tanah sekitarnya).
 Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah
alat pengaduk/concrete mixer dan dilokasi yang memudahkan
bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi
kerja.
 Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota
takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan
semen.
 Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat
pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
 Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan
lokasi pekerjaan, agar memudahkan dalam pekerjaan.
 Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi mortar
terlebih dulu baru dipasang batu.
 Mengisi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok
adukan/sekop/cetok. Pemasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi dan palu
besar/godem dan lain-lain.
 Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan batu
memerlukan dimensi batu yang ukuran kecil, maka dilakukan
pemecahan batu dengan menggunakan alat bantu palu
besar/godem.
 Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah
terbentuk kemudian diratakan sesuai dimensi rencana
bangunan yang dibuat.
 Adukan mortar dengan segera dan secepatnya dibawa ke
tempat pemasangan dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau
bahan-bahan lain dari luar Bahan pasangan batu dibuat dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir menggunakan bahan
antara lain :
 Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil
produksi pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semen
harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat
untuk tahan penanganan kasar. Segera setelah diterimanya
di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan
yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai,
dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup.
Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia
Jasa harus sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Batu kali/belah
Material batu akan dipastikan bersih, keras, tanpa bagian
yang tipis atau retak dan dipastikan dari jenis yang diketahui
awet.
Batu yang digunakan batu belah atau batu bulat, batu kali
yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh serta tidak
keropos, tidak berpori.
Batu dipastikan rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c. Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum
2.00 mm atau berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir
diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak tercampur batu
pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan
spesi.
d. Air Campuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir adalah air bersih
dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur,
zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-
bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti
minyak dan lemak. Pada saat waktu istirahat semua
peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau
berat.

3. Pas. Bata merah ukuran (5x11x22)cm tebal ½ bata, 1Pc : 4Ps

Pekerjaan Pasangan Bata akan dilaksanakan sesuai dengan gambar


pelaksanaan

 Approval material yang akan digunakan.


 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang
dan air..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass,
meteran, benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen,
dll.

Pasangan Dinding ½ Bata


Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan
pasangan bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh,
agar air semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan
mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata
cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan
pasangan dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking
dengan menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap
ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah
kolom praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan
pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.

4. Pas. Lis profil tipe HVN (5x6x50cm)


a. Lis profil yang digunakan adalah lis profil tipe HVN (5x6x50cm).
b. Pemasangan lis pada sisi luar bagian atas dinding pot tanaman harus
rapi dan lurus serta menggunakan adukan spesi dengan komposisi
campuran 1Pc : 4Ps untuk dasar profil dan sambungan antar profil
menggunakan PC.

5. Pas. Tegel alur 15/20cm pelapis dinding bata


Pasang tegel alur 15/20 pelapis dinding
 Merupakan pemasangan tegel alur warna abu-abu pada area dinding
pot dan dinding pasangan tempat duduk ukuran tegel alur 15/20cm.
 Sebelum pemasangan tegel alur, terlebih dahulu harus direndam
dalam air sampai jenuh. Tegel alur direkatkan ke dinding pot dengan
perekat 1Pc : 4Ps.
 Permukaan yang akan dipasangi tegel alur harus bersih, cukup kering
dan rata air. Setiap jalur pemasangan harus ditarik benang dan rata
air.
 Adukan semen untuk pemasangan tegel alur harus penuh, baik
permukaan dasar maupun dibadan belakang tegel alur yang
terpasang.
 Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan
adalah antara semen : pasir adalah 1 : 6 dengan ketebealan rata-rata
2-4cm. Lebar nat dianjurkan untuk lantai 4-5mm dan dinding 2mm.
 Bersihkan segera bekas adukan/grount dari permukaan tegel alur
dengan air sampai bersih.

6. Pas. Lantai batu palimanan


 Bahan-bahan : batu palimanan potongan mesin ukuran 20x30
dipasang lantai bordes sesuai gambar rencana.
 Permukaan yang akan dipasang Batu parasl harus di cor terlebih
dahulu, bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.Seluruh material harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan pemasangan harus sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
 Sebelum dipasang, sebaiknya batu alam direndam dalam air karena
batu alam memiliki pori-pori yang besar sehingga bila ditempel
langsung biasanya mudah lepas.
 Batu alam relatif berat, sehingga dibutuhkan semen yang relatif
banyak dan sebaiknya gunakan semen khusus atau semen instan,
mutu pasir yang baik, dan gunakan air yang bersih. Makin rendah
mutu adukan mengakibatkan makin mudah batu tersebut lepas. Juga
perhatikan agar adukan semen merata diaplikasikan pada
permukaan batu yang akan ditempelkan, jangan hanya di bagian
tengah saja.
 Jangan meninggalkan bekas semen di permukaan batu sampai kering
karena batu mempunyai sifat porous (menghisap). Setiap selesai
bekerja, permukaan batu dibersihkan cukup dengan air.

7. Plesteran 1Pc :4Ps tebal 15mm


Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan plesteran.
 Bahan plesteran harus bersih, tidak boleh tercampur dengan
kotoran-kotoran atau bahan lain yang dapat mengurangi kerekatan.
 Semua bidang yang akan diplester harus dibersihkan dari kotoran
yang melekat dan disiram dengan air. Sebelumnya dibuat kepala
plesteran (klabangan) dengan tebal yang sama dengan ketebalan
plesteran yang direncanakan. Plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinishing/ diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis.
 Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal selebar ± 15
cm dengan jarak antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar. Jalur kepala ini
merupakan patokan/pedoman untuk plesteran selanjutnya.
 Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera dikontrol
dengan mistar yang panjangnya tidak boleh kurang dari 200 cm.
 Selama proses plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat penyusutan yang diakibatkan oleh
pengeringan yang terlalu cepat dan tidak merata. Pengadukan harus
diatas alas atau papan atau bahan kedap air yang lain.
 Apabila terdapat cekungan, cembungan, ataupun plesteran tidak
vertikal (tegak) dan tidak siku, maka harus diperbaiki selambat
lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
 Sebelum dinding diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
permukaannya kemudian dikasarkan dengan kaprotan 1PC:2Psr.
 Kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam plesteran yang belum
tercantum dalam Speesifikasi teknis dan gambar yang dianggap
meragukan untuk dimintakan petunjuk dan penjelasannya kepada
Pengawas/Perencana/ tim teknis.
8. Acian
 Sebelum dilakukan pengacian, plesteran harus dikontrol dulu tentang
kerataannya dan harus disiram air terlebih dahulu hingga jenuh.
 Bahan acian menggunakan pasta semen, dibuat setipis mungkin dengan
menggunakan raskam kayu sehingga seluruh permukaan rata, rapi dan
halus.
 Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga dalam proses
pengeringannya agar tidak terjadi pengeringan secara mendadak yang
dapat mengakibatkan retak-retak rambut yaitu dengan cara membasahi
acian tersebut dengan air sedikit demi sedikit.

9. Pas. Paving Blok K-200 tebal 8cm


Paving blok menggunakan paving K-200 tebal 8cm sekwalitas mutiara.
 Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper
kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
 Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang
paving dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material
tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
 Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah
level. Jika belum maka kita wajib melaksanakan pekerjaan tambahan yaitu
Cut and Fill.
 Pasang kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block
yang sudah terpasang tidak bergeser.
 Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
 Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
 Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block /
paving block cutter.
 Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita
lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler)
dengan menggunakan abu batu.
 Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
 Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu
batu.
 Untuk perataan dibawah paving blok dikasih pasir urug tebal 8cm.

9 Pas. Grassblok tebal 10 cm


Grass blok menggunakan tebal 10cm sekwalitas mutiara.
 Sebelum Grass block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper
kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang grass block tidak amblas.
 Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang
paving dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material
tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
 Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah
level. Jika belum maka kita wajib melaksanakan pekerjaan tambahan yaitu
Cut and Fill.
 Pasang kanstin beton sebagai pengunci grass block, agar grass block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
 Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
 Lakukan pemasangan grass block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
 Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block /
paving block cutter.
 Setelah lahan 100% sudah terpasang grass block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
 Padatkan grass block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
 Bersihkan area lahan yang telah terpasang grass block dari sisa-sisa abu
batu.
 Untuk perataan dibawah grasblok dikasih pasir urug tebal 8cm.

10. Saluran air hujan menggunakan buis beton 1/2 lingkaran dia.20 cm
 Saluran menggunakan buis beton ½ lingkaran dengan dia. 20cm,
 Saluran buis beton di apit atau di kancing menggunakan pasangan ½ bata finis
plester aci.
 Untuk posisi saluran yang berada melintang jalan supaya di tutup
menggunakan plat beton.

11. Penutupan pintu gerbang menggunakan pasangan batako


 Letakkan adukan semen ketempat yg akan di pasang batako/bata, cukup
untuk satu batako dulu.
 Letakkan batako/bata di atas adonan semen perlahan ,ujungnya mendorog
sedikit adonan seperti pesawat sedang mendarat.
 Sesuaikan posisi batako/bata dengan menggeser tanpa mengangkat.
 Cara tersebut di ulang setiap pemasangan batako / bata hingga selesai satu
baris
 Agar pemasangan lebih lurus (dan harus lurus agar tidak mudah roboh)
gunakan tali untuk meluruskan dengan cara mengikat tali tersebut di ujung
ujung tembok.
 Semua siar vertikal, siar antar dinding, dan kolom maupun blok harus terisi
penuh.
 Sesuaikan ketebalan adukan siar pada kisaran 1 cm dengan variasai 3 mm.
 Seelah pemasangan batako pada dinding selesai ,tutupilah dinding tersebut
dengan terpal atau yg lainnya agar terlindung dari hujan dan terik matahari
dan di perciki dengan air setiap hari selama 1 s/d 2 hari.
 Pasangan batako di gunakan untuk menutup pintu gerbang eksisting
menyesuaikan dengan sekeliling.

12 Kursi Taman berbentuk tabung h=40 cm


 Kursi taman menggunakan pasangan bata yang di buat melingkar berbentuk
tabung dengan diameter sesuai dengan gambar rencana.
 Ketinggian kursi taman 40 cm .
 Finishing kursi taman menggunakan plesteran dan acian kemudian di cat
warna.

13 Kursi Taman berbentuk tabung h=60 cm


 Kursi taman menggunakan pasangan bata yang di buat melingkar berbentuk
tabung dengan diameter sesuai dengan gambar rencana.
 Ketinggian kursi taman 60 cm.
 Finishing kursi taman menggunakan plesteran dan acian kemudian di cat
warna.

14. Tempat sampah 3 in 1 fiberglas.


Bodi utama terbuat dari tong fiberglas 5mm
 Ukuran 38x62x3 tong
 Size tong tanpa tutup 38x23
 Tiang penyangga dari pipa besi 1,5”
IV PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputu kelengkapan peralatan, tenaga
kerja, bahan material, dan penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan beton.
b. Beton terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat ( Pasir dan split). Tidak boleh ada
material lain yang diijinkan kecuali dengan persetujuan Perencana, Pengawas atau
Direksi pekerjaan. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh suatu material
yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton karakteristik sesuai
spesifikasi.
c. Pekerjaan beton yang akan dilaksanakan antara lain :
1 Cor beton jalan setapak , camp. 1Pc : 2Ps : 3Kr
2 Cor rabat beton di bawah pas.batu palimanan , camp. 1Pc : 3Ps : 5Kr
3 Cor rabat beton di bawah pas.batu bata , camp. 1Pc : 3Ps : 5Kr
4 Cor plat beton bertulang untuk kolam tebal 7 cm
5 Cor plat beton bertulang untuk tutup saluran tebal 12 cm
6 Cor kolom praktis 11x11
7 Cor slof praktis 10x15
8 Cor ring praktis 10x15

Kode dan Standar


a. PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk air beton
b. PBI 71 NI-2; PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk agregat beton
c. SII 1984 & ASTM C150 untuk bahan semen
d. PBI 71; BS 8100 & ASTM untuk Campuran Beton
e. SK SNI T-15-1991-03

Bahan Beton
a. Semen Portland (PC)
 Semen yang dipakai harus memenuhi SII 0013-77 yang tahan terhadap
sulfat dan harus ditegaskan dengan ASTM C-150 tipe IV untuk bangunan
disekitar laut, dan ASTM C 150 tipe I untuk struktur dan bangunan di darat.
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam
kantong-kantong semen asli dari pabrik.
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di
atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis.
 Semen yang menggumpal tidak boleh dipakai.

b. Agregat (pasir, split atau batu pecah)


 Agregat kasar untuk beton dipakai batu pecah split dengan ukuran max. 25
mm dari jenis batu keras dan tahan aus. Butiran yang lapuk, lonjong dan
pipih tidak diperkenankan melebihi prosentase yang disyaratkan dalam
standar PBI 1971; PUBI 1982 dan ASTM.
 Agregat halus adalah pasir sungai atau dari sumber lainnya yang
memenuhi syarat kebersihan, kekerasan dan gradasi butir yang sesuai
dengan standar PBI 1971 dan ASTM. Quarry material harus mendapatkan
persetujuan direksi.
 Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik, namun bisa dibuktikan
dengan uji khusus bahwa agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton
yang dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari direksi. Agregat
tidak mengandung alkali reaktif. Agregat harus diuji dengan standar B
55835/SII 0455-81

c. Besi Tulangan
 Tulangan harus memenuhi standard dan dimensi yang tertera dalam
gambar. Tulangan adalah BJTD (ulir) harus memenuhi tegangan leleh
minimum fy = 320 Mpa dan BJTP (polos) yang mutunya harus memenuhi
tegangan leleh minimum 240 MPa (di periksa dengan standar SII, BS 4449
atau BS 4461).
 BJTP digunakan lebih kecil/sama dengan 10 mm dan BJTD digunakan lebih
besar 13 mm.
 Tulangan hendaknya disimpan di rak di atas tanah dan didukung sepanjang
tulangan hingga tidak bengkok.
 Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja
tulangan dimaksud.
 Tulangan harus terlindungi dari hujan kelembaban udara dan sebagainya,
dan karat-karat harus dibersihkan dan memenuhi kriteria SII 0136-84.
 Tidak diperkenankan tulangan diikat dengan las, kecuali terdapat petunjuk
pada gambar rencana atau atas ijin direksi. Deformasi las harus memenuhi
BS 4483.
 Ukuran diameter pembesian di sesuaikan dengan gambar perencanaan

d. Bendrat
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas
baik dan tidak berkarat.

e. Air
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih
dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.

f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas


lapangan.

1. Cetakan Beton
 Begesting harus cukup kuat, menggunakan kayu kalimantan klas III atau
kayu tahun lokal yang baik dan tidak bocor (kedap air).
 Acuan untuk cor beton disyaratkan menggunakan multiplek
 tebal minimum 9 mm dengan rangka pangaku dari rusuk-rusuk kayu,
sedemikian rupa sehingga dapat dipakai berkali-kali untuk masing-masing
lantai.
 Ukuran tebal multiplek dan rusuk pengaku tersebut harus mendapat
persetujuan pengawas dan harus cukup kuat menahan gaya tekan beton cor
dan tidak boleh berubah letaknya selama proses pengecoran berlangsung.
 Kayu steger dengan diameter minimal 7,5 cm, jarak pemasangan maximal
50 cm, konstruksi cetakan beton tidak boleh menggunakan bambu.
 Pemasangan begesting dan steger harus benar dan kokoh, sehingga dimensi
dan peil sesuai dengan dimaksud.

2. Pekerjaan Besi Beton


 Uraian pekerjaan yang menyangkut besi beton yaitu berupa penyediaan,
pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang - batang besi untuk
tulangan beton, Kelas mutu untuk pekerjaan ini memakai besi beton yang
mempunyai tegangan luluh karakteristik 3.600 kg/cm2 (U 36 Deform), 2.400
kg/cm2 (U 24 polos )
 Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan gambar bestek
dan peraturan yang berlaku.
 Pembengkokan besi beton/tulangan harus dilaksanakan pada kondisi dingin,
dengan panjang kait dan panjang penyaluran tegangan sebagai berikut :
 Potongan batang pada tulangan pokok harus dibengkokan/kait paling sedikit
5 (lima) kali diameter
 Begel harus dibengkokkan menurut PBI 1971
 Tidak diijinkan membengkokkan dalam begesting
 Penyambungan tulangan harus ada overlapping sepanjang 40 kali diameter
 Pemasangan besi beton/tulangan
1) Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi dan dimensi
tulangan sesuai gambar penulangan dan harus dijaga jarak antara
tulangan dengan begesting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking) yang dipersyaratkan.
2) Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh dengan bendrat
sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran

3. Beton Dekking
Beton Dekking harus dibuat khusus dengan ketentuan sebagai berikut :
 Beton dekking terbuat dari campuran 1 pc : 3 ps.
 Ukuran tebal beton dekking 2 cm, sedang panjang x lebarnya kurang lebih 5
x 5 cm.
 Tiap beton dekking supaya diberi kawat beton/bendrat untuk dapat
diikatkan dengan besi tulangan, sehingga posisi beton dekking terjamin
ketepatannya.
 Beton dekking supaya dipasang secukupnya, sehingga menjamin ketebalan
selimut beton.

4. Pembuatan Komposisi Beton


 Penyedia Jasa harus membuat benda uji dengan ketentuan dan jumlah benda
uji sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan dalam PBI 71 sub bab 4.6.
 Proposal mix design yang diajukan harus memuat secara lengkap macam dan
sumber bahan-bahan beton yang akan digunakan disertai hasil pengujian
karakteristik masing-masing
 Campuran beton dibuat dengan perbandingan volume beton sebagai berikut:

3. Pembuatan /Pengecoran Beton


 Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Pengawas dan direksi teknis harus
mengecek / mengontrol Kesiapan pelaksanaan meliputi : Alat pengaduk beton, Alat
pemadat beton, Alat Pengangkut, Tenaga kerja dan kesiapan bahan – bahan yang
digunakan.
 Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan kebenaran serta ketepatan
pemasangan besi beton harus diperhatikan sebaik-baiknya.
 Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran tidak
ada air adukan yang keluar.
 Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m. Penggumpalan yang tebal dihindari
agar tidak terjadi hidrasi pada cuaca panas.
 Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI 71. Ketika beton dicor pada
kondisi cuaca panas, maka perlu dilakukan tindakan preventif agar tidak terjadi
retak. Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP 110 atau PBI 71.
 Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis dengan takaran komposisi
menggunakan ukuran berat.
 Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran senantiasa
menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

4. Standar Mutu (Standar of Acceptance)


 Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan karakteristik adalah kuat
tekan rata-rata yang akan di dapat dari percobaan tekan benda uji berturut-turut
dikurangi dengan 1,64 Sr.
 Sr adalah standart deviasi yang diperhitungkan menurut rumus dalam SKSNI T-15-
1991-03. Apabila dalam melaksanakan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang
dibuat seperti yang ditunjuk oleh benda ujianya gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan coring.
 Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat dalam SKSNI T–15-1991-03.
 Apabila masih gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun
baru sesuai dengan petunjuk pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi beban biaya dari pihak kontraktor.
 Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut Syarat-syarat dalam
SKSNI T –15-1991-03

5. Perawatan / pemeliharaan Beton


 Penyedia Jasa Pemborongan harus memahami bahwa tahapan curing merupakan
salah satu aspek yang sangat menentukan ketahanan/keawetan beton di lingkungan
agresif.
 Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan pengecoran dalam pengeringannya
harus dibasahi air atau goni yang basah.
 Mempersiapkan perlindungan dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak terjadi
penguapan / pengeringan yang terlalu cepat.
 Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan datangnya
hujan.
 Sekurang-kurangnya metode pemeliharaan yang harus dilaksanakan adalah dibasahi
secara terus menerus selama 2 minggu antara lain dengan menutupi dengan
karung-karung basah sebagaimana diatur dalam PBI 71 sub bab 6.6. atau direndam
dalam air

V PEKERJAAN CAT
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan konstruksi,
tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan pekerjaan :
 cat dinding dantegel alur
 cat besi.
Bahan -bahan
a. Cat dinding menggunakan cat genteng
 Produksi : dalam negeri (Skw.dulux)
 Warna : di tentukan kemudian
 Kualitas : baik
b. Cat Besi
 Produksi : dalam negeri (Skw.dulux)
 Warna : di tentukan kemudian
Kualitas : baik

Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :


 Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas
lapangan, tidak miring dan harus rata (tidak bergelombang).
 Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan, harus
diaci halus dan licin.
 Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu.
 Didahului dengan membuat percobaan pengecetan pada dinding/bagian yang akan di
cat.
 Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut
diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/petunjuk dari pabrik cat
tersebut.
 Sesuai dengan ketentuan dalam NI-3 dan NI-4.
 Cat yang akan dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih di segel, tidak
pecah/bocor dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Cat yang akan
dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih di segel, tidak pecah/bocor dan
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
 Penyedia Jasa bertanggungjawab bahwa warna-warna dan bahan adalah tidak palsu
dan sesuai dengan persetujuan pengawas.

Pelaksanaan pengecatan dinding


 Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu untuk mengering. Setelah
permukaan dinding kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut tahapan pengkristalan/pengapuran dengan amplas
kemudian diplamur.
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus sampai rata.
 Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan amplas halus
setelah kering.
 Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamur dan bagian dimana
banyak rembasan air dipakai wall seater.
 Sebelum digunakan, cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua mengendap
larut dan apabila perlu dikarenakan dengan bahan pengecer, proporsi dan bahan
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan.
 Pengecatan dilakukan dengan kuas halus pada bidang yang sulit-sulit dan tidak
mudah lepas serabut-serabutnya.
 Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai lapis demi lapis
secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai warna yang dikehendaki
pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan
sebelumnya telah cukup kering.
Warna sesuai dengan penjelasan diatas, bila ada perubahan warna pada saat
pelaksanaan akan diinformasikan oleh pemberi tugas melalui direksi teknis atau
pengawas.

Pelaksanaan pengecatan besi


• Permukaan besi yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dan gigosok dengan
amplas kemudian dimeni dengan meni besi
• Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus sampai rata.
• Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan amplas halus
setelah kering.
• Sebelum digunakan, cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua mengendap
larut dan apabila perlu dikarenakan dengan bahan pengecer, proporsi dan bahan
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan.
• Pengecatan dilakukan dengan kuas halus atau dengan alat bantu kompressor pada
bidang yang sulit-sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
• Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai lapis demi lapis
secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai warna yang dikehendaki
pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan
sebelumnya telah cukup kering.
 Warna sesuai dengan penjelasan diatas, bila ada perubahan warna pada saat
pelaksanaan akan diinformasikan oleh pemberi tugas melalui direksi teknis atau
pengawas.

VI PEKERJAAN PENERANGAN TAMAN


1. Penyambungan daya terdekat
2. Instalasi listrik

Perlengkapan dan penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan :


Bahan -bahana. Instalasi listrik
 Kabel tanam NYY 2 x 1,5 mm
 Isolasi
 Pipa kondoit 20mm Clipsal
 Pipa flexible 20mm Clipsal
3. Lampu taman
 Lampu LED 11 watt sekwalitas philips
 tiang lampu taman menggunakan alumunium cor tinggi 1m dengan kerodong
variasi
 tiang lampu taman dikasih umpak dengan ukuran sesuai dengan gambar.
4. Box Panel
 Box panel Menggunakan box dengan ukuran 25X25X20
5. MCB 6A
 MCB menggunakan ukuran 6A sekwalitas scheineder
6. Tulisan taman
 menggunakan tulisan yang terbuat dari bahan acrylic dengan warna depan kuning,
warna samping kanan kiri putih susu.
 Ketinggian tulisan 30 cm
 Tulisan taman di sangga dengan pipa 1,5” finis cat
 Didalam tulisan di kasih lampu LED menyala kuning.

VII PEKERJAAN PENANAMAN TANAMAN


1. Tanaman jenis Rumput
a. Persyaratan tanaman sebagai berikut
 Jenis rumput yang dipasang adalah rumput gajah mini
 Rumput harus sehat, tidak layu dan tidak cacat
 Rumput yang akan ditanam harus mendapatkan persetujuan dari pengawas
lapangan
b. Cara penanaman
 Tanah media tanam dibersihkan dari kotoran dan kerikil
 Pupuk kandang diratakan diatas permukaan tanah sebanyak 0,05m3/m2,
kemudian diaduk dengan tanah dibawahnya serta disiram air hingga basah
(10lt/m2). Setelah lahan siap rumput bisa ditanam.

2. Tanaman jenis batang dan rumpun


Yang termasuk tanaman jenis batang adalah Ketapang Kencana dan puring.
a. Persyaratan kondisi tanaman sebagai berikut :.
 Tanaman sehat dan tidak cacat.
 Polybag masih bagus dan tanaman segar/ tidak layu.
 Tanaman yang akan ditanam harus mendapatkan persetujuan pengawas
lapangan
 Tanaman Ketapang Kencana tinggi ±150cm, dalam satu polybag terdapat satu
batang tanaman.
 Tanaman Puring tinggi ±100cm, dalam satu polybag terdapat satu batang
tanaman.
 Tanaman Tabebuya tinggi ±200cm, dalam satu polybag terdapat satu batang
tanaman.
b. Cara Penanaman
 Penyiapan lubang galian tanah ukuran 40x40x 40 cm.
 Pupuk kandang dimasukkan pada lubang galian sebanyak 0.032 m3/ lubang
kemudian diaduk dengan tanah hingga rata dengan perbandingan ( 1 : 1 ).
 Tanaman dimasukkan pada lubang galian berpupuk tersebut dan disiram air
hingga basah ( 10 lt ).
 Waktu penanaman tanaman, plastik pembungkus ( Polybag ) dilepas secara hati
hati.
 Tanaman yang ditanam harus berdiri tegak dan kuat.

3. Tanaman jenis kelompok


Yang termasuk tanaman jenis kelompok adalah Bromalia, Taiwan kuning, Ekor tupai,
Sambang dara,soka local,kana, lantana, sutra Bombay dan Ararea.
a. Persyaratan kondisi tanaman sebagai berikut :
 Tanaman sehat, tidak cacat dan ketinggian tanaman seragam.
 Polybag harus masih bagus dan tanaman segar atau tidak layu.
 Jumlah tanaman dalam 1 polybag 3 batang untuk semua jenis tanaman dan
tanaman ditanam dengan jumlah 16polybag/m2.
 Tanaman yang ditanam harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
b. Cara penanaman :
 Tanah media tanam dibersihkan dari kotoran dan kerikil
 Pupuk kandang diratakan di atas permukaan tanah sebanyak 0,05m3/m2,
kemudian diaduk dengan tanah di bawahnya serta disiram air hingga basah
(10lt/m2).
 Setelah lahan siap, tanaman baru boleh ditanam dengan melepaskan plastik
pembungkus (polybag) secara hati-hati.
 Tanaman yang ditanam harus berdiri tegak dan kuat.
4. Pemeliharaan tanaman
Merupakan pekerjaan perawatan tanaman sampai tanaman hidup subur dan pekerjaan
pembersihan lokasi taman dari gulma atau tanaman pengganggu yang tumbuh pada
lahan taman. Diharapkan dengan adanya pembersihan dan penyiraman tanaman, taman
akan terlihat indah. Pekerjaan ini dilakukan pada masa pemeliharaan.

Adapun yang termasuk dalam pekerjaan penanaman tanaman ini adalah sebagai berikut :
1 Ketapang Kencana
2 Tabebuya
3 Puring
4 Bromalia
5 Taiwan kuning
6 Ekor tupai
7 Sambang dara
8 Ararea
9 Soka Jepang
10 Kana
11 Lantana
12 Sutra bombay
13 Rumput gajah mini

VIII PEKERJAAN PERMAINAN ANAK


1 Mendatangkan pasir pantai untuk mainan
Untuk pekerjaan ini penyedia akan mendatangkan pasir pantai yang telah disetujui
oleh direksi lapangan, sesuai dengan kebutuhammya.

2 Perosotan luncuran dengan terowongan dan panjat tali


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pabrikasi yang dikerjakan pada workshop
penyedia jasa dan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan setelah selesai
dikerjakan akan dilakukan pemasangan pada lokasi pekerjaan sesuai dengan gamber
pelaksanaan.
Perosotan luncuran terbuat dari pipa besi yang di cat, yang terdiri dari perosotan
luncuran dari fiber, panjat tali, terowongan dan tangga naik menjadi dalam satu
kesatuan.

3 Ayunan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pabrikasi yang dikerjakan pada workshop
penyedia jasa dan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan setelah selesai
dikerjakan akan dilakukan pemasangan pada lokasi pekerjaan sesuai dengan gamber
pelaksanaan.
Ukuran panjang 1,4 x1,25 m. tinggi 1,65 m
Bahan menggunakan pipa besi 2”, ¾ “dan ½ “. Tempat duduk menggunakan plat strip

4 Jembatan goyang
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pabrikasi yang dikerjakan pada workshop
penyedia jasa dan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan setelah selesai
dikerjakan akan dilakukan pemasangan pada lokasi pekerjaan sesuai dengan gamber
pelaksanaan
Tangga lengkung dengan titihan goyang. Ukuran panjang 2,5 meter, tinggi 1,5 meter
Bahan” pipa besi dia. 1,5”, pipa air 1”, rantai ,CNP 10

5 Jungkat jungkit
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pabrikasi yang dikerjakan pada workshop
penyedia jasa dan dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan setelah selesai
dikerjakan akan dilakukan pemasangan pada lokasi pekerjaan sesuai dengan gamber
pelaksanaan
Ukuran panjang 2,5 m. Panjang tempat duduk 45cm,
Bahan menggunakan pipa besi 2”, ¾ “dan ½ “. Tempat duduk menggunakan plat
besi

IX PEKERJAAN SANITASI
1 Pompa submarsible kolam 60 watt beserta nozlle dan asesorisnya
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan konstruksi,
tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan pekerjaan :
Bahan -bahan
a. Pompa air celup stainless
 Power 60 watt
 Qmax 2400 liter/jam
 Hmax 2,6 meter
 Outlet diameter ¾ “
 Sekwalitas resun penguin
b. Nozzle air
 FH03VOLCANO JET
 FH04RING JET
 FH10+11 VOLCANO JET
c. Lampu outdoor underwater
 Lampu underwater 15 watt
 Tahan direndam air
 Cahaya spot
d. Pipa buang
 Yaitu pipa untuk penguras menggunakan pipa PVC dia. 3” sekualitas waving
e. Pipa air bersih
 Yaitu pipa untuk pmengisi air kolam menggunakan pipa PVC dia. 3/4” sekualitas
waving AW.
f. Kran air sekwalitas onda
 Dipasang di bawah tower air

Yang termasuk dalam pekerjaan sanitasi meliputi :


1 Pompa submarsible kolam 60 watt beserta nozlle dan asesorisnya
2 Pipa PVC dia. 3"
3 Pipa PVC dia. 3/4"
4 Kran air 3/4"
5 Filter dan ruang pompa

BAB III. MANAJEMENMUTU


Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan s esuai dengan
spesifikasi. Dalam pengendalian mutu,tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses
pekerjaan mulai pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan
pekerjaan sampai selesai.
Pekerjaanini meliputi:
a. Persiapan Personil
- Personil yang kompeten dibidang Manajemen Mutu.
b. Pengawasan Mutu Material,Peralatan,dan Personil
- Pengawasan mulai dari material,peralatan,dan tenaga kerja hinga pelaksanaan
Pekerjaan akan mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
c.Pembuatan Laporan
 Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan
 evaluasidan perbaikan secara rutin dalam setiap . Hasil pekerjaan
 yang efektif, tepat mutu,tepat biayadan tepat waktu
BAB IV. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA dan LINGKUNGAN (K3L)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3l) dalam
pelaksanaan pekerjaan.

2.PEDOMAN DAN STANDAR

1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Nasional
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. KESELAMATAN KERJA

a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan
teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan
keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain
- lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus
disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las
terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang
beresiko tertimpa benda keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas
dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.

4. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).


2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, Ditjen Perkeretaapian,
Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.

5. MATRIK PROGRAM K3
a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun
pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan
mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin,
bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali
dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana
tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta
langkah-langkah pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk
melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek
terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu
karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
g. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.

Gambar Perlengkapan K3

6. DIAGRAM ALIR K3
BAB V. PENUTUP

Pekerjaan ini , akan kami Laksanakan sebagai mana diatur dalam Bestek, Spesifikasi Teknis
Pelaksanaan dan Gambar Kerja serta instruksi dari Direksi Teknis ataupun Pengawas Lapangan dan
Time Scedule yang telah kami rencanakan.

Material yang dipakai adalah bersumber dari daerah sekitar dan bahan yang digunkan Produk Nasional.
Tenaga kerja kami memakai tenaga kerja profesional dibidangnya masing- masing. Jangka waktu
pelaksanaan akan kami usahakan semaksimal mungkin lebih cepat dari Scedule yang kami ajukan.

Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada Gambar Pelaksanaan dan
Rencana Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan Pengawas Lapangan.

Sleman, 12 Maret 2019


CV. ZENITH PERKASA

R. ZENITH KENSUKATNO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai