Anda di halaman 1dari 14

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

A. PENDAHULUAN
1. DATA PROYEK
• Nama Proyek :
• Lokasi Pengerjaan :
• Periode Pelaksanaan :
• Nilai Pekerjaan :
Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metode Pelaksanaan
yaitu cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang
tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time
schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan
pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari:
• Concrete Mixer (molen)
• Schafolding
• Concrete Vibrator
• Dump Truck
• Pompa Air
• Water Tanker
• Theodolite
• Kamera, Meja biro, ATK, ATM
• Alat Bantu
Personil terdiri dari:
• Direktur Utama

1
• Pimpinan Teknik (General Super-intendent)
• Administrasi
- Quantity
- Quality
• Pelaksana Lapangan
• Logistik
• Surveyor
• Tenaga harian

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari
sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tenaga harian.
Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu
tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan
pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi
dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan
rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang
menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu
bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan
pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan)
dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas,
Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk

2
menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.
Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah
dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.
Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih
dahulu ditancapkan kedalam tanah.

Gambar 2.1 Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouwplank

4. Pembuatan Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor
ukuran 5 x 10m, Ruang rapat Ukuran 4 x 4m, gudang ukuran 6 x 10m, barak
pekerja ukuran 3 x 10m

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi,
gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, buku tamu,
buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor
sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat
kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlangsung.

3
Gambar 2.2 Contoh Gambar Barak Pekerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang
sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari
kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus
kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar 2.3 Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai
dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

5. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.


Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang
masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangkutan material dapat berjalan
lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika
cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan penyiraman
dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan
pekerjaan Direksi Keet. Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu
disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan
bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai
alat pelindung diri dan Senantiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEKERJAAN STUKTUR


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

4
Setelah pekerjaan Pendahuluan selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah


mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus
mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian
harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh


pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja
dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan,
dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm,
setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi tiang
pancang.

3. PEKERJAAN URUGAN PASIR


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai
dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.
Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.
Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai
yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai
dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah
dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

5. PEKERJAAN PONDASI

5
Dalam Proyek ini ada satu jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang
pancang, yang mana metode pelaksanaan pondasi tiang pancang dipakai pada
bangunan utama.

a. Pondasi Tiang Pancang


Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :

Pondasi Tiang Pancang Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiang


Pancang Beton dengan ukuran 20x20cm dan 25x25cm dan panjang
mencapai 12 m, 14 m dan 19 m. Tiang Pancang ini merupakan barang
pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan,
tiang pancang telah dipesan. Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai
berikut :

• Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan


titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.
• Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur
posisi atau kedudukan dari crane.
• Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada
posisinya (Centre Line).
• Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang
dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut
telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes
calendering (PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka
tiang pancang disambung dengan menggunakan las.
• Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering
(PDATest) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah
mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah
mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan
membalik.
• Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan
dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang
pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.
• Proses Pelaksanaan Pemancangan

6
Gambar 2.4 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

6. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi tiang pancang selesai
dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof, bekisting dan
tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah
itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan
sama dengan campuran beton Pondasi. Campuran beton tersebut terlebih
dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai
dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya
persetujuan dari pengawas.

7. PEKERJAAN COR BETON KOLOM


Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

7
• Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat
fabrikasi. Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
• Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang
diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar
tidak mudah roboh.
• Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,
panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran
baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada
saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari hasil pengadukan
concrete mixcer diambil sampelnya. Sampel diambil menurut
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan


konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.

• Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

• Kegiatan Curing (perawatan)


Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran
selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk
tetap dalam keadaan basah.

8. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting

8
agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger
tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran
balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat
lantai.

9. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI


Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

• Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting


Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran
posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as
bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai
bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan
pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah
disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan
mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan
bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan
pelat.

• Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting
siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi.
Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti
dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD
Tulangan Utama.

• Leveling Pengecoran pelat lantai


Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak
terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu
leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini
ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan

9
besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai
gambar desain.

• Pekerjaan Kontrol Kualitas


Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.

• Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer yang di
operasikan oleh tenaga harian. Dalam hal ini pengecoran dilakukan
secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat
proses pengecoran dipakai Concrete Pump dari Ready Mix Truck.
Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan
memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah
rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan
pekerjaan lantai.

• Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan)
dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

III. PEKERJAAN ARSITEKTURAL


1. PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding
dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang
digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air sebentar.

Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :

• Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang


terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
• Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
• Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
• Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
• Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru
dipasang.
• Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.

10
• Terakhir dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang,
sipatan, pacul, dan cetok.

2. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat
juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan
plesteran yaitu :

• Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
• Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
• Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
• Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
• Permukaan dinding diplester kemudian diratakan dengan sipatan
• Setelah proses plesteran selesai dilakukan barulah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
• Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen
hingga halus.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan dinding.

3. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding
kamar mandi, pekerjaan pemasangan keramik meja beton dan pekerjaan
keramik Border.

Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :

• Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.


• Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah.
Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
• Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersama dengan konsultan pengawas.
Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
• Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
• Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.

11
• Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik
lainnya.
• Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
• Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari
keramik.
• Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
• Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit
memukul keramik agar tepat menempel.

4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata,
atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding
terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan
kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap
memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesoris dari
pintu dan jendela seperti, kunci tanam, handle jendela, handle pintu, dan lain
sebagainya.

5. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam proyek ini plafond yang digunakan satu jenis yaitu plafond gypsum.
Plafond gypsum digunakan pada bangunan Gedung utama. Dimana rangka
plafond menggunakan rangka besi hollow.

Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :

• Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
• Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih
dahulu.
• Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan
memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
• Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
• Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.

6. PEKERJAAN PENGECATAN

12
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan
pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan
dari kotoran-kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir,
sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : lisplank, Kusen kayu dan Pintu panel
dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan-
bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat
dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : besi siku, pagar, dan lain sebagainya.
Sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu
diberi minyak cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak. Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan
disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

IV. PEKERJAAN ATAP


Dalam proyek ini ada memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang
dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka
atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat
dipasang dengan baik dan sempurna, dimensi rangka baja dan penempatannya
disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

Atap penutup terdiri dari atap genteng, setelah itu dipasang juga nok atas genteng
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng
juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar
rencana.

V. PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan akhir adalah pekerjaan pembersihan setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan, dimana pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan tempat kerja
atau bagian yang telah dilaksanakan sehingga siap diserah terimakan. Bagian-
bagian yang terkena dampak pengerjaan dibersihkan dan dikembalikan seperti
semula.

VI. SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan
untuk diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang
dilakukan bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I).

13
Setelah diadakan serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat
dilaksanakan. Jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan dipertanggung
jawabkan.

14

Anda mungkin juga menyukai