Anda di halaman 1dari 16

METODE PELAKSANAAN

Pemeliharaan Rutin Drainase Jl. Ki Ageng Gribig Gg. 5 Kel.


Madyopuro
BAB I
PENDAHULUAN

Sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dilakukan kegiatan persiapan, yang dimaksud


dengan persiapan adalah pekerjaan yang mecakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi
dan demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilit as pengujian, dan pelayanan
pengujian serta logistik.
a. Pemeriksaan Lapangan
• Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan Kembali Rancangan ( pengukuran /
uitzet ) meliputi : Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar, Survei drainase yang
dilakukan oleh pelaksana kontraktor, pengawas dan didampingi oleh pengawas dinas
terkait.
b. Mobilisasi & Demobilisasi
• Mampu memobilisasi sumber daya manusia (personil), material, dan peralatan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.
• Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja pada saat akhir kontrak
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
c. Kantor Lapangan dan Fasilitas
• Menyiapkan bangunan untuk tempat penyimpanan bahan, peralatan dan
perlengkapan lain yang digunakan.
d. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan drainase ini setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di
lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang
terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan.
• Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai
ketentuan.
• Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
• Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
• Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara
tepat dan benar.
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus
lalu lintas.
• Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
a) Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic
b) Rambu peringatan
c) Peralatan komunikasi dan lainnya
e. Penerangan
Apabila dilaksanakan pekerjaan pada malam hari maka kami akan menyediakan
penerangan yang cukup dengan mengadakan alat genset, serta lampu-lampu yang terang
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan sesaui dengan spek.
Untuk kelancaran lalu-lintas penerangan juga kami pasang pada awal dan akhir pekerjaan
dan pada beberapa sepanjang lokasi pekerjaan sehingga pengguna jalan dapat melihat
bahwa di daerah tersebut sedang ada pekerjaan jalan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Bongkar 1 M3 Beton Secara Konvensional


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk Bongkar 1 M3 Beton Secara Konvensional ini meliputi
semua pekerjaan pembongkaran, hasil pembongkaran diangkut pada lokasi yang
telah ditentukan, dan pembersihan hasil bongkaran.
2. Metode Pelaksanaan
• Membuat tanda/marking pada lokasi-lokasi eksisting yang akan dibongkar.
• Lokasi-lokasi eksisting yang sudah diberi tanda, dipotong dengan
menggunakan alat-alat seperti palu, pahat beton, dll.
• Lokasi-lokasi eksisting yang telah dibongkar hasil pembongkarannya dimuat
kedalam truck/pickup dan diletakkan ditempat yang disetujui atau dibuang
keluar lokasi pekerjaan.
• Sisa pembongkaran tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Selama sisa
pembongkaran belum dibuang kontraktor harus memberikan tanda-
tanda/rambu-rambu disekitar galian agar menghindari kecelakaan bagi
pengguna jalan dan tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.

Gambar 2.1 Pembongkaran Beton Secara Konvensional

2.2 Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
ini meliputi semua pekerjaan galian (pengerukan) pada badan jalan, hasil galian
diangkut pada lokasi yang telah ditentukan, dan pembersihan hasil galian.
2. Metode Pelaksanaan
• Membuat tanda/marking pada lokasi-lokasi eksisting perkerasan yang akan
dibongkar/digali
• Permukaan eksisting perkerasan sudah diberi tanda, dipotong dengan
menggunakan mesin cutter
• Permukaan eksisting yang telah dipotong, dibongkar/digali dengan
menggunakan jack hammer. Dibingkai dengan rapi dan sisi galian harus
dipotong tegak lurus. Hasil galian aspal dimuta kedalam truck/pickup dan
dibuang keluar lokasi pekerjaan.
• Galian ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama terbuka, sesegera mungkin
ditutup Kembali. Selama galian belum ditutup kontraktor harus memberikan
tanda-tanda/rambu-rambu disekitar galian agar menghindari kecelakaan
bagi pengguna jalan.

Gambar 2.2 Galian Aspal tanpa Cold Milling Machine

2.3 Galian Tanah


Pada pekerjaan ini dimulai dengan menyediakan kebutuhan alat yang dibutuhkan
untuk pekerjaan galian tanah.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Meteran
✓ Alat gali
✓ Pengki
✓ Linggis
✓ dll
1. Pekerjaan Persiapan
• Menentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap
ukuran dan elevasi galian tanah.
• Berikan tanda pada hasil pengukuran
2. Metode Pelaksanaan
Tahap ini adalah pekerjaan galian tanah sesuai marking jalur yang telah dibuat dan
disetujui . Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
• Pelaksanaan galian menggunakan alat yang sesuai dengan kondisi
dilapangan.
• Lakukan galian tanah hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
perencanaan.
• Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan
theodolit.
• Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah menggunakan mesin pompa
supaya tidak menghambat pekerjaan.
• Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian ibarat sampah,
kepingan kayu, dan bebatuan.

Gambar 2.3 Galian Tanah

2.4 Pengurugan 1m3 sirtu padat


Pada pekerjaan ini dimulai dengan mengukur lubang yang akan di urug dengan sirtu
sesuai gambar yang disetujui.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Meteran
✓ Cangkul
✓ Sekrop
✓ Keranjang
✓ Alat pemadat
1. Resiko kecelakaan kerja:
• Tangan terkena serpihan kasar sirtu
2. Penanggulangan kecelakaan kerja adalah dengan sarung tangan dan sepatu
savety.
3. Metode Pelaksanaan
• Material sirtu ditimbun disekitar areal pekerjaan
• Pengangkutan material sirtu ketitik pekerjaan dilakukan dengan tenaga
manusia dengan bantuan peralatan gerobak dorong.
• Membersihkan lokasi yang akan diurug dari sampah atau kotoran.
• Material sirtu dihamparkan dengan cara manual (tenaga manusia)
menggunakan cangkul, sekrop, keranjang dan gerobak sorong.
• Sebelum dilaksanakan pemadatan hamparan disiram air
• Sirtu dipadatkan dengan alat pemadat (stemper kuda)
• Melakukan pengecekan/pengukuran ketebalan urugan dengan meteran
apakah sesuai dengan ketebalan rencana.
• Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian dipadatkan kembali
sampai mencapai ketebalan rencana.
• Perapihan hasil pekerjaan.

2.5 1m3 Beton Mutu, f’c = 21,7 MPa (K250), Slump (12±2) cm
Pada pekerjaan ini dimulai dengan menentukan lokasi yang akan diberi beton K250
sesuai gambar yang disetujui.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Molen
✓ Skrop
✓ Ember
✓ Tandon air
✓ Dll
1. Resiko kecelakaan kerja:
• Kaki terkena alat skrop dan alat lainnya
2. Penanggulangan kecelakaan kerja adalah dengan sarung tangan dan sepatu
savety.
3. Metode Pelaksanaan
• Mempersiapkan tempat dan alat bahan yang akan digunakan.
• Permukaan yang akan diberi beton disiram air agar bersih dari kotoran yang
membuat beton tidak lengket dengan permukaan.
• Campur semen, pasir, kerikil, air dengan komposisi yang sesuai agar
membentuk kualitas beton dengan mutu K250 dan ukur slump dengan
ketentuan (12±2) cm.
• Pada saat pengecoran siapkan beberapa benda uji untuk dilakukan uji
laboratorium, guna mengetahui mutu beton apakah sesuai dengan yang
direncanakan.
• Ratakan beton kesemua sisi dengan alat vibrator atau alat bantu lainnya.
• Selama proses pengecoran kontraktor wajib menempatkan orang untuk
mengatur lalulintas disekitar proyek.
• Setelah semua bagian telah tertutup dengan beton maka bersihkan lokasi
pekerjaan agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya.

Gambar 2.4 Pengecoran Beton


2.6 Pembesian Kolom, Balok, Ring Balk dan Sloof
Pada pekerjaan ini dimulai dengan mengukur kebutuhan besi sesuai gambar yang
disetujui.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Meteran
✓ Gergaji Besi
✓ Cutting
✓ Plesser
✓ Tang Catut
1. Resiko kecelakaan kerja:
• Tangan terkena serpihan besi yang dipotong
2. Penanggulangan kecelakaan kerja adalah dengan sarung tangan dan sepatu
savety.
3. Metode Pelaksanaan
• Mengukur dan memotong besi sesuai kebutuhan yang tertera dalam
gambar yang disetujui.
• Merangkai besi sesuai gambar menggunakan alat.
• Mengikat besi satu sama lain dengan kawat bendrat dan tang catut dengan
kencang.

Gambar 2.5 Pembesian Kolom, Balok, Ring Balk dan Sloof


2.7 Bekisting Dinding Beton Biasa dengan Multiflex 12 mm
Pada pekerjaan ini dimulai dengan mengukur kebutuhan multiflex sesuai gambar yang
disetujui.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Multiplex tebal 12 mm
✓ Minyak Bekisting
✓ Sparator/ Track Stank
✓ Plastic Cones
✓ Gergaji
✓ Palu
✓ Paku
1. Resiko kecelakaan kerja:
• Tangan terkena palu dan paku
2. Penanggulangan kecelakaan kerja adalah dengan sarung tangan dan sepatu
savety.
3. Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan bekisting dinding maka yang perlu dilakukan adalah:
• Penentuan Rangka Panel dan sistem panel yang akan dipakai, tergantung
kondisi dilapangan (ada tidaknya alat bantu). Jarak rangka panel disesuaikan
(maksimum jaraknya 25 cm), setelah panel dirangkai, baru ditutup dengan
multiplex tebal 12 mm, masing-masing panel terdiri dari 1 lembar plywood
Panel dinding dipabrikasi sebanyak kebutuhan. Kemudian hasilnya
ditumpuk dengan rapi. Untuk yang bentuk khusus, harus dibuat tersendiri
sesuai gambar kerja.
• Sebelum penyetelan dinding, pertama-tama di check mengenai markingan
dinding dan panjangnya (yang telah dibuat surveyor/Main Kontraktor).
Setelah cocok baru dipasang sepatu dinding. Adapun mengenai sepatu
dinding dilakukan satu persatu (satu sisi diselesaikan). Kemudian
pemasangan separator/track stank pada setiap lubang yang sudah disiapkan
untuk sparator harus dilengkapi dengan plastic cones dan form tie nya.
• Setelah semua terpasang, dimana sisi yang sudah terpasang sudah di lot.
Baru dipasang sisi yang satunya lagi, tinggal mencoba lubang yang sudah
disiapkan dengan sparator/trak stank yang sudah terpasang.
• Didalam pemasangan dinding ini perlu diperhatikan pertemuan antar panel
dinding harus benar-benar rapat. Setelah panel terpasang, maka panel
dirangkai dengan balok 5/10 x 4m untuk tempat dudukan support nantinya.
Dipasang pipa support pada form tie yang sudah terpasang. Kemudian
dipasang pipe support untuk membuat ketegakkan dinding sesuai gambar
kerjanya.
• Pembongkaran dinding dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau
tergantung pengawas lapangan dan kesepakatan bersama.

Gambar 2.6 Bekisting Dinding Saluran

2.8 Box Culvert Monolit 80x80 cm


Pada pekerjaan ini dimulai dengan mengukur kebutuhan box culvert sesuai gambar
yang disetujui.
Peralatan yang digunakan yaitu :
✓ Mobile Crane
✓ Tali Seling Atau Rantai
1. Resiko kecelakaan kerja:
• Terkena/kejatuhan box culvert
2. Penanggulangan kecelakaan kerja adalah dengan konsentrasi dalam pelaksanaan
pemasangan box culvert.
3. Metode Pelaksanaan
• Pengajuan Approvel Material yang akan digunakan untuk pengecekan
kualitas
• Menyediakan tempat untuk penyimpanan box culvert
• Material datang dari batching plant ke lokasi proyek di letakkan di tempat
penyimpanan yang sudah disediakan (stock pile)
• Pengangkatan material menggunakan mobile crane serta pemasangan
material kelokasi yang sudah ditentukan.
• Pemberian pasir dan lantai kerja untuk mempermudah mengatur elevasi
sesuai gambar yang disetujui.
• Peletakan material box culvert pertama harus sesuai dengan gambar agar
mempermudah pemasangan material selanjutnya.
• Kontraktor wajib menempatkan orang untuk mengatur lalu lintas disekitar
proyek.
• Setelah selesai pemasangan kontraktor diharapkan segera melakukan
penimbunan agar tidak mengganggu kegiatan lain di lokasi proyek.

Gambar 2.7 Pengangkatan Box Culvert dari Truck


Gambar 2.8 Perletakan/pemasangan Box Culvert

2.8 Pembersihan Lokasi


1. Pembersihan lokasi pekerjaan sebelum pelaksanaan
Semua pohon dan belukar yang berada di dalam daerah batas pembangunan akan
dibersihkan. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu pembangunan konstruksi dan
pemakaian jalan sementara tidak akan menghalangi dan kalau ditinjau dari segi
pemandangan juga tidak baik. Tetapi ada kemungkinan beberapa yang dapat
ditinggalkan berhubung dapat memperindah pemandangan atau sebagai
penaungan.
Adapun kegunaan penyingkiran pepohonan dan semak belukar adalah sebagai
berikut:
• Untuk memberi jalan sinar matahari lebih banyak masuk.
• Untuk memberi cukup pemandangan lebih jauh, guna kepentingan
keamanan lalu lintas.
• Menyingkirkan pohon-pohon mati atau pohon-pohon yang dikemudian hari
akan runtuh diatas jalan
• Menyingkirkan rintangan-rintangan bagi drainase.
• Memberikan jalan untuk pengangkutan bahan-bahan dari sumber-sumber
bahan.
• Untuk memperindah pemandangan sekitar jalan
Semua pepohonan, belukar, tanggul-tanggul, akar-akar yang akan dibersihkan
dari daerah konstruksi harus memenuhi persyaratan yaitu :
• Pada daerah penggalian untuk konstruksi jalan semua tanggul-tanggul dan
akar-akar dibersihkan sampai berada tidak kurang 50 cm dari permukaan
bawah lapis tanah dasar yang direncanakan.
• Pembersihan bisa dikerjakan dengan alat-alat tangan seperti gergaji, kapak,
sabit dan alat-alat yang cocok untuk pembersihan. Tanggul-tanggul dan
akar-akar bisa digali dengan alat-alat seperti sekop, kapak dan alat-alat lain
yang cocok untuk pengupasan.
• Apabila daerah yang akan dibersihkan mempunyai area luas sekali yang bisa
diperlukan menggunakan alat-alat tambahan khusus seperti alat-alat
mekanis atau buldozer, maka mandor harus menyampaikannya kepada
pemberi kerja.
2. Pembersihan lokasi pekerjaan selama pelaksanaan
Selama masa penanganan pelaksanaan mandor harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari tumpukan sisa bangunan,
kotoran-kotoran dan sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya
kegiatan proyek pembersihan selama pelaksanaan, meliputi :
• Pihak mandor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah
kerja jembatan-jembatan, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari
tumpukan tumpukan bahan sisa dan terbebas dari kotoran kotoran lainnya
yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap
memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
• Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan
terbebas dari bahan-bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
• Menjamin bahwa rumput-rumput pada bahu jalan lama maupun bahu jalan
baru senantiasa dirawat dan ketinggian tumbuhnya dipertahankan sampai
maksimum 3 cm.
• Bila dianggap perlu semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran
lainnya dengan air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup
angin.
• Mandor pelaksanaan konstruksi harus menjaga/membersihkan secara
teratur rambu rambu lalu lintas dan sejenisnya, sehingga terbebas dari
kotoran-kotoran dan bahan bahan lainnya.
• Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan
bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
• pembuangan bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada
tempat yang telah ditentukan dan sesuai dengan peraturan yang terkait.
• Jangan menanam sampah atau bahan sisa di daerah kerja proyek tanpa
persetujuan Direksi Teknik.
• Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan
mineral, minyak atau minyak cat ke dalam saluran jalan atau kedalam
saluran yang ada.
• Tidak diperkenankan menumpuk/membuang sisa bahan ke dalam sungai-
sungai atau saluran air.
• Jika mandor memperhatikan bahwa saluran drainase samping atau bagian
lain dari sistem drainase dipakai untuk pembuangan lain, pihak
kontraktor/mandor harus segera melaporkan hal yang terjadi ke pemilik
pekerjaan dan segera mengambil tindakan yang perlu sesuai petunjuk
pemilik pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
3. Pembersihan lokasi pekerjaan akhir pelaksanaan
Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga
kebersihannya dan siap untuk dipakai oleh pemilik. Pihak kontraktor/mandor
harus memulihkan daerah proyek yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk
perbaikan sesuai keadaan aslinya Pada saat pembersihan akhir, seluruh
perkerasan, kerb-kerb dan jembatan harus diperiksa kembali, karena
kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir.
BAB III
PENUTUP

Metode pelaksanaan ini dibuat dan disampaikan sebagai proses awal dari pekerjaan
Pemeliharaan Rutin Drainase Jl. Ki Ageng Gribig Gg. 5 Kel. Madyopuro.
Kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang berkaitan dalam proyek ini merupakan
cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga sasaran dan tujuan yang diharapkan
oleh pemilik proyek dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai