Anda di halaman 1dari 10

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

PEMBANGUNAN JALAN SETAPAK LATSITARDANUS


KOTA PAREPARE T.A. 2023

METODE PELAKSANAAN
➢ PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Air Kerja, Listrik Kerja.
Kontraktor wajib menyediakan sumber air dan sumber listrik sendiri untuk
keperluan pelaksana pekerjaan dari awal mulainya kontrak sampai masa
berakhirnya masa pemeliharaan. Kontraktor harus menyediakan segala
peralatan dan bahan yang diperlukan di lapangan.

2. Alat-Alat Untuk Survey


Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang dapat digunakan
Direksi/Engineer/Pengawas setiap saat untuk checking pemasangan
tanda-tanda, penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus memelihara
alat-alat untuk survey ini secara baik sehingga selama pelaksanaan
pekerjaan dapat tetap digunakan secara baik.

a) Buku Harian.
a. Pelaksana wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan.
b. Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus
dicatat setiap harinya.
c. Catatan tersebut meliputi antara lain :
− Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
− Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain.
− Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan
yang ditolak atau diterima.
− Kemajuan dan pekerjaan.
− Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan.
d. Disamping buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana
dicatat semua instruksi Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.
3. Keamanan Pekerjaan.
Kontraktor diwajibkan :

a. Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.


b. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan
para pekerja.
c. Mentaati peraturan-peraturan setempat dan mengusahakan perijinan
penggunaan jalan, bangsal dan sebagainya.
d. Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung
dengan peraturan-peraturan pelaksanaan pula peraturan yang
diadakan selama penyelenggaraan.
4. Bangunan/Kantor Direksi.
Kontraktor harus membuat bangunan sementara untuk Kantor Direksi
(Direksi Keet) dan gudang serta barak untuk keperluan kontraktor dengan
luas sesuai yang tercantum di dalam volume pekerjaan. Bangunan tersebut
harus dilengkapi dengan penerangan, perlengkapan kamar mandi WC,
meja kursi dan kelengkapan lainnya yang layak dipakai sampai akhir
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor diwajibkan memelihara Kantor Direksi
tersebut agar dapat dipakai untuk kerja sampai pelaksanaan proyek
selesai.

Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, maka Kontraktor wajib
membongkar kembali bangunan-bangunan sementara tersebut pada saat
pelaksanaan pekerjaan selesai.

5. Pengukuran, Positioning, dan Sounding


a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pemeriksaan perletakan
posisi sesuai dengan Gambar Rencana.

➢ DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi & Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu
dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian
tanah berbatu dengan alat berat. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat
berat ke besecamp. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang
paling penting adalah mempelajari situasi lapangan dan melengkapi
persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama
pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, Potongan
melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk gambar
konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan
foto dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (shop Drawing). Pada
bagian-bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas.

Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek


beserta masyarakat setempat (pemuka masyarkat setempat), guna dapat
membicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul apabila
pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non teknis.

2. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan
pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan
sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu
arus lalulintas. Aktifitas arus lalulintas yang terhambat akibat adanya
kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.

1. Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi


sesuai ketentuan.

2. Membuat rencana kerja manajemen lalulintas sesuai schedule


pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.

3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di


lapangan.

4. Memasangrambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan


menempatkannya secara tepat dan benar.

5. Menempatkan petugas pengatur lalulintas untuk mengatur dan


mengarahkan arus lalulintas.

Peralatan Keselamatan Lalu Lintas

1. Rambu penghalang lalulintas jenis plastik


2. Rambu peringatan

3. Peralatan komunikasi dan lainnya

Tenaga yang terdiri dari:

1. Pekerja
2. Koordinator

3. Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah


galian, tujuannya agar lalulintas tidak masuk atau terperosok kedalam
daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat
dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

3. Keselamatan Kerja.
Kontraktor berkewajiban

a. Menyediakan segala alat penolong sebagai standar K3 untuk


menghindari bahaya dan memberikan pertolongan jika terjadi
kecelakaan di tempat pekerjaan, biaya perawatan menjadi tanggung
jawab Kontraktor
b. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperluanya.
c. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di
tempat pekerjaan.
d. Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat
dan dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjanya
yang sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima
pengobatan yang baik, pada setiap saat baik siang maupun malam.
Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban
Kontraktor.

➢ DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH & GEOSINTETIK


GALIAN TANAH BIASA
1. Uraian :
Bagian ini meliputi semua galian tanah yang nyata-nyata tertera dalam
gambar dan syarat-syarat teknik.
2. Penggalian :
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dari permukaan
dan kedalaman yang diisyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam
gambar dengan cara yang sediemikian rupa, sehingga persyaratan dari
pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan untuk
melakukan pembersihan.
c. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka
kelebihan dari pada galian harus diukur kembali dengan pasir dipadatkan.
Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan,
agar tidak menghambat pekerjaan lainnya dan Lalu-lintas Jalan.

➢ DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF


1. Lapis perekat aspal cair (Buras)
Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Aspal Cair Panas, Abu Batu, Pasir
Pemakaian Alat : Alat Bakar Aspal, Alat Bantu
❖ Prosedur Pelaksanaan :
- Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan
penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis
Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai
dengan cat atau benang.
- Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal
harus disiram dengan cermat, penyiraman dengan kadar aspal yang
diperintahkan,
- Lokasi awal dan akhir penyiraman harus merata, tanpa ada
kelihatan belang-belang.
- Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang
telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan
penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan
penyemprotan dengan jumlah nosel yang digunakan dan jarak
antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata yang dicapai harus
sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan menurut Pasal
6.1.4.(2).(a) dari Spesifikasi ini, dalam toleransi berikut ini :
- Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis
Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas
permukaan yang telah disiram harus diratakan dengan
menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu
dari karet.
- Setelah semua Penyiraman Aspal sudah dianggap Merata, lalu
dilanjutkan dengan penghamparan Pasir/Abu Batu secara merata
juga, sehingga tidak ada yang terlihat belang-belang.
- Lapis Perekat harus disiramkan hanya sebentar sebelum
penghamparan lapis aspal berikut di atasnya untuk memperoleh
kondisi kelengketan yang tepat. Pelapisan lapisan beraspal berikut
tersebut harus dihampar sebelum lapis aspal hilang kelengketannya
melalui pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup
atau lainnya. Sewaktu lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup,
Kontraktor harus melindunginya dari kerusakan dan mencegahnya
agar tidak berkontak dengan lalu lintas.

➢ DIVISI 7. STRUKTUR
PAS. BATU
1. Uraian :
Bagian ini meliputi penyediaan paralatan, tenaga kerja dan pemasangan
semua pekerjaan pemasangan batu kali/gunung atau bagian-bagian lain yang
menggunakan batu kali/gunung sesuai dengan gambar dan persyaratan yang
berlaku.
2. Adukan :
Perbaikan campuran mortal yang digunakan pada pemasangan batu
kali/gunung seperti yang disebutkan diatas adalah 1 zak PC : 3 zak Ps atau
sesuai petunjuk pengawas teknik.
3. Pemasangan :
a. Pekerjaan pemasangan batu kali/gunung dilaksanakan dengan ukuran
dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan, sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna tanpa ada cela.
c. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketuk
ditempatnya, sehingga pasangan menjadi teguh/kuat.
Adukan harus memenuhi rongga-rongga antara batu, untuk mendapatkan
massa yang kuat dan integral.

PLASTERAN DAN ADUKAN


1. Uraian :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plasteran seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
2. Adukan :
Komposisi adukan yang digunakan untuk plasteran pasangan batu 1 Pc : 3 Ps
3. Pelaksanaan :
a. Sedapat mungkin mempergunakan mesin pengaduk (Molen) dan
peralatan yang memadai lainnya. Persiapan dan bersihkan permukaan-
permukaan yang akan diplaster dari kotoran dan bahan lain yang dapat
merusak kualitas plasteran. Tukang-tukang yang digunakan harus yang
mempunyai pengalaman/ pengetahuan khusus tentang plasteran.
b. Pekerjaan plasteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan
pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas.
c. Ketebalan plaster yang dimaksud, kecuali dinyatakan lain adalah 10 mm
dengan toleransi maksimum 15 mm.
d. Adukan dibuat dalam jumlah yang sekiranya dapat dipakai habis dalam
waktu 45 menit. Adukan plasteran tidak dapat diolah/dipakai lagi (lebih
kurang dari 90 menit setelah adukan jadi).
e. Membuat adukan plasteran tanpa menggunakan mesin pengaduk hanya
dapat dilakukan dengan seizin pengawas teknik.
f. Membuat adukan plasteran dengan mesin akan lebih merata
campurannya dan cara lekatnya akan lebih sempurna dibandingkan hanya
manual saja.
g. Sebelum diaduk, mesin (molen) dibersihkan dahulu, dalam keadaan mesin
berputar masukkan/isikan air setengah dari jumlah air yang dibutuhkan,
lalu masukkan pasir kemudian tambahkan semen sesuai campuran yang
diisyaratkan dalam gambar, kemudian tambahkan air lagi sesuai
kebutuhan.
ACIAN
1. Uraian :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
2. Adukan :
Komposisi adukan untuk Acian adalah hanya menggunakan semen campur
air secukupnya.
3. Pelaksanaan :
a. Sedapat mungkin tukang yang digunakan ahli dalam hal pekerjaan ini.
b. Pekerjaan acian harus rata dan halus/licin pada bidang pemasangannya,
dan pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas.
c. Adukan dibuat dalam jumlah yang sekiranya dapat dipakai habis dalam
waktu lebih kurang 30 menit.
Untuk hasil maksimal, peralatan yang digunakan biasanya memakai
bahan antara lain sendok(sondok) pengaduk yang rata, bahan lainnya
seperti gabus atau plastik untuk kelicinannya, atau sesuai petunjuk
pengawas teknik dilapangan.

Beton mutu fc.20 MPa (untuk pekerjaan jalan)

Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan


agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian
material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umur
7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi


kriteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan
keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detail untuk
seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan
direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A. Tahap pelaksanaan:

− Bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregate kasar dan


air)
− Material (pasir, semen, aggregate kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan concerete pan mixer.
− Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan
bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang
dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
− Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke
dalam cetakan.
− Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete
Vibrator.
− Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan
menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus
sampai permukaan menjadi rata dan halus.
− Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton
menggunakan karung basah atau sejenisnya.
− Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting
dibongkar.
B. Tenaga:
− Pekerja Biasa
− Tukang
− Mandor
C. Bahan:

− Semen
− Pasir Beton
− Agregat Kasar
− Besi Beton
− Bekisting
− Paku
D. Peralatan:

− Molen
− Water Tanker
- Alat Bantu

Anda mungkin juga menyukai