Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN

Nama Perusahaan : CV. BINA CIPTA


Pekerjaan : Peningkatan Jalan Kampus Politeknik Negeri
Lampung Kota Bandar Lampung Prov. Lampung
Tahun anggaran : 2018

LINGKUP PEKERJAAN :

DIVISI 1 UMUM :
1. Mobilisasi dan Demobilisasi

DIVISI 2 DRAINASE :
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH :


1. Galian Biasa

DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL :


1. Lapis Perekat - Aspal Cair
2. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
3. Bahan anti pengelupasan
4. Lapis Permukaan Penetrasi Macadam

DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR :


1. Penetrasi Macadam Utk.Pek.Minor

Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi


teknis dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam daftar kuantitas dan
harga.

I PEKERJAAN FISIK
1. PEKERJAAN MOBILISASI
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-
kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi :

1.1. Pembuatan Job Mix Design


Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan
pengambilan sampel bahan dari quary di Sungai yang berada di
lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut,
diantanya: batu, pasir dan aspal selanjutnya dibawa ke laboratorium
job Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan
kerja dalam pelaksanaan proyek.

1.2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp,pembuatan kantor
Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan
dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan
pelaksaan pekerjaan.

1.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus


Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas
transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas
yang memadai disetiap kegiatan lapangan.Bila diperlukan dapat
ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus
lalu lintas pada saat pelaksanaan.

1.4. Rekayasa Lapangan


Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan
dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari
pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekrjaan, sehingga
dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey
dikordinasikan dengan direksi teknis.

15. Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui
spesifikasi dan standard yang berlaku, baik ukuran,type maupun
ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang
akan digunakan untuk proses pembuatan Asphalt Concrete diambil
dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat, diolah dan
dipoolkan di stone crusher/AMP pihak Direksi Teknis sewaktu-waktu
dapat mengadakan pemeriksaan terhadap lokasi stone crusher dan
AMP dimaksud guna mengetahui kondisi yang ada.

16. Jadwal Konstruksi


Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi
Teknis untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat
dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre Construction Meeting/PCM).

1.7. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
a. Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Asphalt Finisher
2. Asphalt Sprayer
3. Pneumatic Tyre Roller
4. Tandem Roller
5. Air Compressor
6. Dump Truck 3,5 ton
7. Truck Mixer
8. Water Tanker

1.8. Papan Nama Proyek


1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi
mengenai proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, plywood, amplas, cat kayu, paku,
split, cat minyak, semen, dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi
pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

2. Relokasi Utilitas dan Pelayanan anatara lain:


Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya
melalui beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi
yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari
depertemen terkait

2. PEKERJAAN DRAINASE
a. Galian selokan drainase dan saluran air
Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat
mekanis, Excavator, dump truck. Pekerjaan Galian ini dilaksanakan
setelah hasil pengukuran dan rekayasa lapangan selesai dilaksanakan
dan sesuai dengan shop drawing. Hasil galian diangkut keluar lokasi
pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah
ditentukan. Galian selokan drainase dan saluran ini dilaksanakan dengan
dimensi pasangan batu serta saluran beton pracetak U-Gutter uk. 150 x
150 cm.

3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa
- Peralatan yang digunakan :

Alat Tenaga Kerja

Excavator 80-140 HP Pekerja


Dump truk Tk Gali
Water Pump 70-100
Mandor
mm
Alat bantu lainya Operator
Metode pelaksanaan
- Menentukan batas penggalian dan kedalaman galian rencana.
- Setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian
pondasi menggunakan Excavator 80-140 HP, tenaga orang dan alat
bantu dan pada akhir galian dirapikan dengan menggunakan tenaga
manusia.
- Kedalaman dan penampang galian dikerjakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan.
- Tanah bekas galian untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian
yang akan dipakai untuk timbunan dan apabila tidak bisa dipakai
kembali sesuai persetujuan Direksi/Pengawas, maka tanah akan
dibuang pada lokasi yang telah ditentukan menggunakan dump truk.
- Perlu dipersiapkan water pump 70-100 mm untuk mengantisipasi
muka air tanah yang tinggi agar galian terbebas dari genangan air.

6. PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Perekat - Aspal Cair


a. Penyiapan permukaan
· Kerusakan perkerasa yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu
· Jika dilaksanaka pada perkerasan yang baru, maka perkerasa
tersebut harus sudah dikerakan sepenuhnya
· Debu dan kotoran lain harus dibersihkan dengan compressor
· Tonjola benda benda asing harus di buang
· Permukaan harus dalam keadaan kering atau mendekati kering.

b. Takaran dan Suhu Pemakaian Bahan


· Lapis Resap Pengikat : 0,4 - 1,3 Lt/m2
· Lapis Perekat : Permukaan baru 0,15 Lt/m2 aspal cair
0,20 Lt/m2 emulsi
0,40 Lt/m2 emulsi diencerkan

· Suhu Penyemprotan
Jenis Aspal Rentang Suhu
Aspal cair 50 pph (MC 70) 70 +/- 10 C
Aspal cair 75 pph (MC 30) 45 +/- 10 C
Aspal emulsi diencerkan tidak dipanaskan

c. Pelaksanaan Penyemprotan
· Batas yang akan disemprot harus diukur da ditandai
· Masih dimungkinkan lalu lintas satu jalur
· Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan
bahan yang kedap
· Ada bagian yang tumpang tindih selebar 20 cm sepanjang sisi lajur
yang bersebelahan
· Aspal yang di semprot harus benar benar merata di seluruh
permukaan
· Lokasi yang disemprot Prime Coat yang menunjukan bahas aspal
berlebih di tutup dengan bahan yang bias menyerapnya sesudah 4
ja penyemprotan.
· Lapisan aspal berikutnya dihampar setelah prime coat meresap
sepenuhnya, arus lalu lintas diperbolehkan setelah 4 jam
penghamparan
· Penghamparan lapisan aspal berikutnya diatas tack coat di
lakukan sebeluk daya lekat tack coat hilang
· Apabila lalu lintas di ijinkan melewati Lapis Resap Pengikat maka
harus digunakan bahan penyerap (Blotter material) dari agregat
single size 9,5 mm.
PENGENDALIAN MUTU
a. Ambilkan sampel aspal dan sertifikatnya pada saat pegangkutan

b. 2 liter sampel aspal diambil dari asphalt sprayer saat awal dan
akhir penyemprotan

c. Pelapisan harus menutup seluruh permukaan yang disemprot, tanpa


ada bagian bagian yang beralur atau kelebihan aspal

d. Distributor aspal harus di periksa sebelum pelaksanaan pekerjaan


dan setiap 6 bulan skali atau di masa penyemprotan 150.000 lt

e. Agregat penutup/blotter harus mendapat persetujuan dari direksi


pekerjaan.

2. Lataston Lapis Aus (HRS-WC)

Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua


tempat atau lebih. Jalan mempunyai peranan yang sangat penting karena
membantu dalam hal pertumbuhan sosial ekonomi dan memperlancar
pembangunan suatu daerah sehingga taraf hidup masyarakat akan
meningkat.
Rehabilitasi jalan diperlukan karena adanaya penurunan tingkat
pelayanan jalan untuk memperpanjang umur rencana jalan tersebut dan
memberikan kenyamanan serta kelancaran bagi pengguna jalan.
Pelaksanaan Rehabilitasi Jalan menggunakan Lataston Lapis Aus (HRS-
WC) untuk memperpanjang umur rencana jalan dilakukan melelui 2 (dua)
tahapan.
1. Tahap Perbaikan terhadap kerusakan kerusakan atau lubang yang ada.
Sebelum dilakukan overlay, maka mutlak dibutuhkan survey/pemeriksaan
kondisi pada lokasi yang akan direhbilitasi dengan tujuan untuk
menginventarisasi tingkat kerusakan dan menentukan jenis penanganan
selanjutnya. Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan
setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau
permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau
tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, maka harus
dilakukan pembongkaran atau dengan cara perataan kembali, semua
bahan yang lepas atau lunak harus dibuang dan permukaannya
dibersihkan atau diperbaiki terlebihdahulu (ditambal) dengan
menggunakan campuran aspal. Bilamana permukaan yang akan dilapisi
terdapat atau mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam
campuran yang tidak memadai, sebagimana yang ditunjukkan dengan
adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding), seluruh lapisan
dengan bahan plastis ini harus dibongkar (diganti dengan bahan baru).

Diperlukan pekerjaan patching pada bagian jalan yang secara struktur


telah mengalami rusak/pecah, dan pada lokasi-lokasi yang berlubang
harus terlebih dahulu dilakukan penambalan. Setelah lubang dibersihkan
dengan menggunakan compressor dan alat bantu, selanjutnya dilakukan
pelaburan tack coat (Residu Bitumen) dan penghamparan Campuran Aspal
Panas (hot mix), kemudian dilakukan pemadatan menggunakan tandem
roller, serta dilakukan perawatan.

2. Tahap pekerjaan overlay dengan menggunaka Lataston Lapis Aus (HRS-


WC).
Lataston Lapis Aus (HRS-WC) dibuat dengan menggunakan AMP ( Asphalt
Mixing Plant ). Produk dari AMP berupa Campuran aspal panas ( Hotmix )
dikirim ke lapangan dengan menggunakan Dump Truck.
Sebelum AC-WC dihampar, permukaan harus diberi Lapis Perekat – Aspal
Emulsi (Tack Coat). Dengan pelaksanaan pekerjaan yang baik diharapkan
dapat memberikan ikatan yang baik antar Lapisan Lataston Lapis Aus
(HRS-WC) dengan lapisan aspal lama dibawahnya. Sebelum Lapis
Perekat disemprotkan maka permukaan jalan harus dibersihkan dari
kotoran dengan menggunakan Compressor dan kalau perlu disapu.
Penyemprotan Lapis Perekat dengan menggunakan Asphalt Sprayer
dengan volume 0,15 – 0,35 liter / m2, pada suhu berkisar 100 – 120
derajad Celcius. Kontrol volume dilakukan dengan memasang kertas
karton (yang sebelumnya telah ditimbang beratnya) pada lokasi yang
akan disemprot Lapis Perekat, kemudian ditimbang lagi setelah disemprot.
Dari situ dapat diketahui volume Lapis Perekat per meter persegi. Selain
itu dapat juga dilakukan dengan mengukur tinggi material Lapis Perekat
dalam tangki sebelum dan sesudah dilakukan penyemprotan. Dari Volume
yang disemprotkan dibagi dengan luas bidang semprot akan diketahui
volume Lapis Perekat untuk tiap meter persegi.
Lataston Lapis Aus (HRS-WC) dihampar pada seluruh permukaan jalan
dengan tebal padat rencana 5 Cm. Segera setelah campuran aspal
dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap
ketidak sempurnaan yang terjadi harus diperbaiki. Temperatur campuran
aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan
penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal. Penggilasan
campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini :

a. Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan


alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet.
Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di
dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum
dua lintasan penggilasan awal. Penggilasan kedua atau utama harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di
belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).

b. Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan melintang


yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk
menahan pergerakan campuran aspal akibat penggilasan. Bila
sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan
sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan
memanjang untuk suatu jarak yang pendek.

c. Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan


kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar
dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk
superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan
bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling
tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-
lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu
meter dari lintasan sebelumnya.

d. Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk


penggilasan awal harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda
penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan.
Penggilasan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan
menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan,
sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi.

e. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda


baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah
sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.
Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-
tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran
aspal. Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara
menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal
masih dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda
dan ketidak-rataan dapat dihilangkan.

f. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk


mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air
yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki
untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.

g. Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas


permukaan yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan
tersebut dingin.

h. Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan
atau perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan
yang sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya
pembongkaran dan perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang
terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini
menjadi beban Kontraktor.

i. Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan.
Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur
dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan
diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya
agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari
campuran aspal terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang
menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar
dan diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan
akibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

j. Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor


harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan
dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak
kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

k. Alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan Penghamparan


dilapangan adalah sebagai berikut :
- Asphalt Finisher (Untuk menghampar campuran Hotmix dilapangan)
- Tandem Roller (Untuk pemadatan pertama (Breakdown Rolling) dan
Pemadatan akhir ( Finishing Rolling)
- Pneumatic Tyre Roller (Untuk pemadatan antara (Intermediate Rolling)
- Water Tank Truck (Untuk melayani kebutuhan air PTR dan Tandem
Roller)
- Dump Truck (Untuk membawa material Hot Mix dari AMP menuju
Lapangan).

BAHAN PENGISI (FILLER) TAMBAHAN


Bahan pengisi {Filler} yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone
dust), kapur padam (hydrated limeJ, semen atau abu terbang yqng sumbernya
disetujui areh Direksi Pekerjaaan. Filler sebagai bahan tqmbahan campuran Lastan
HRS-WC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada Lapisan HRS-WC itu
sendiri. Filler digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara Lapis Resap
Pengikat-Aspal cair dan Laston HRS-WC, bahan ini memberikan makna dan fungsi
khusus untuk menambah kekakuan ikatan antara kedua lapisan tersebut, sehingga
hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan tersebut lebih terpenuhi dan tercapai.

3. Lapis Permukaan Penetrasi Macadam

Lapisan permukaan Penetrasi Macadam atau Lapen


Lapen biasanya ditempatkan pada lapis antara, atau diatas permukaan
pondasi telford atau sebagai perata pada jalan bergelombang.
Digunakan sebagai lapis Antara setebal 5 cm.
Asumsi :
 Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondisi
 Lokasi pekerjaan, menyebar disepanjang jalan
 Kondisi jalan, sedang-baik
 Jam kerja efektif perhari 7 jam
 Tebal Padat Rencana 0.05 M
 Factor susut bahan :
 Agregat Fh1 = 1.20
 Aspal Fh2 = 1.05

Berat Isi Bahan


 Agregat Pokok D1 = 1.45 Kg/M3
 Agregat pengunci dan penutup D2 = 1.55 Kg/M3

Metode Pelaksanaan :
 Permukaan yang akan dilapis disiapkan dan diberi lapis perekat
 Agregat pokok dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan
Three Whell Roller, kemudian disiram aspal
 Agregat pengunci dihampar merata dan mengunci seluruh permukaan
dan dipadatkan, setelah kerapatan dan kepadatan memenuhi ketentuan
aspal disiramkan merata ke seluruh permukaan
 Setelah aspal cukup meresap kedalam lapisan, kemudian dihampar
pasir penutup untuk menghindari aspal tidak melekat pada kendaraan.
Pemakian Bahan, Alat dan tenaga
Bahan Dalam 1 m3
 Batu pecah ukuran 3-5 B1 = 1.0345 M3
 Batu pecah ukuran 2-3 B2 = 0.2839 M3
 Batu pecah ukuran 1-2 B3 = 0.1290 M3
 Aspal B4 = 105.00 Kg
Pick Up
Digunakan untuk mengangkut aspal dari base camp ke lokasi pekerjaan,
Kapasitas Bak 1.0345 M3
 Koefesien Alat Fa = 0.72 Baik Sekali-Sedang
 Kecepatan Isi V1 = 30 Km/jam
 Kecepatan Kosong V2 = 40 Km/Jam
 Sikulus Waktu :
 Waktu isi dan bongkar T1 = 16 menit
 Waktu tempuh isi T2 = 6 Menit
 Waktu tempuh kosong T3 = 4.50 Menit
 Lain-lain T4 = 1 menit
 Kapasitas Produksi / JamQ1 = 8.98 M3
 Koefesien alat = 0.1114 jam

Three Whell Roller


 Kecepatan rata-rata alat V = 2 Km/Jam
 Lebar efektif b = 1.60 M
 Jumlah Lintasan n = 8 lintasan
 Faktor efisiensi alat Fa = 0.68 Baik sekali-Buruk
 Kapasitas produksi Q2 = 14.40 M3
 Koefesien alat = 0.0694 Jam

Alat bantu :
 Kayu Bakar
 Gerobak
 Ember Penampung
 Pungki
 Alat penyemprot

Tenaga :
Produksi menentukan
Kapasitas produksi 90 M’/hari = 10.13 M3
Kebutuhan tenaga :
 Pekerja = 16 Orang
 Tukang = 2.0 Orang
 Mandor = 1.0 Orang

Koefesien Tenaga / M2 :
 Pekerja = 11.0560 Jam
 Tukang = 1.3820 Jam
 Mandor = 0.0691 Jam

Tahapan Pelaksanaan :
 Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok.
 Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan
harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat
diperoleh dengan keterampilan penebaran dan menggunakan perkakas
tangan seperti penggaru.
 Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratakan untuk
metode mekanis.
 Penyemprotan Aspal
 Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan
penyem-prot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang
disyaratkan. Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada
takaran penyemprotan yang disetujui.
 Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci
 Penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan
dengan cara yang sama untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus
sede-mikian hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam
agregat pokok terisi dan agregat pokok masih nampak. Pemadatan harus
sebagaimana yang disyaratkan untuk metode mekanis.Perhitungan volume
dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan M3.

8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


 Penetrasi Macadam Utk.Pek.Minor
Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang
mengalami kerusakan sehingga memerlukan perbaikan dengan
melakukan penggantian material agregat base dengan luas lebih dari
40 x 40 cm dan total volume maksimal 10 m3/km,
Metode kerja dari pekerjaan macadam untuk pekerjaan minor
adalah sebagai berikut :
 Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok.
 Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan
harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat
diperoleh dengan keterampilan penebaran dan menggunakan perkakas
tangan seperti penggaru.
 Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratakan untuk
metode mekanis.
 Penyemprotan Aspal
 Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan
penyem-prot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang
disyaratkan. Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada
takaran penyemprotan yang disetujui.
 Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci
 Penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan
dengan cara yang sama untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus
sede-mikian hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam
agregat pokok terisi dan agregat pokok masih nampak. Pemadatan harus
sebagaimana yang disyaratkan untuk metode mekanis.Perhitungan volume
dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan M3.

- Administrasi / Dokumentasi
Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan
dikerjakan :
* Laporan berkala secara menyeluruh
* Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi
Pekerjaan / Pemilik.
* Dokumen Foto, meliputi :
- Pekerjaan sebelum dilaksanakan
- Pekerjaan sedang dilaksanakan
- Pekerjaan setelah dilaksanakan
Disusun rapi dan diketahu Direksi Pekerjaan. Foto-foto bangunan diambil
dari empat arah.
* Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan
lapangan

Demobilisasi

Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan


pekerjaan segera dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi
Dukungan Alat.
Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan


melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-
lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi.
Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari
pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan
pengawas/Direksi, PPTK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam
jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180 hari segala sesuatu
yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
pelaksana dan harus dilakukan perawan.

Bandar Lampung, 23 Oktober 2018


CV. BINA CIPTA

SYAHRIAL ANSON
Direktur
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kegiatan : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN
Nama Paket : POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
Jangka Waktu : 30 (tiga puluh) hari kalender
Pelaksanaan

Biaya Bobot MINGGU KE -


No. UraianPekerjaan Sat Vol Keterangan
(Rp ) % 1 2 3 4
PENANDATANGANAN KONTRAK
I MOBILISASI
Mobilisasi LS 1.00 33,950,000.00 6.753 3.377 3.377 Pelaksanaan
30 hari
II DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 187.60 12,655,779.28 2.517 2.517

III PEKERJAAN TANAH


Galian Biasa M3 218.80 18,064,994.45 3.593 3.593

VI PERKERASAN ASPAL
Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 529.58 5,122,457.87 1.019 1.019
Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang) Ton 238.15 253,559,048.03 50.436 25.218 25.218
Bahan anti pengelupasan Kg 46.05 2,748,171.90 0.547 0.547
Lapis Permukaan Penetrasi Macadam M3 118.52 163,391,135.10 32.500 32.500

VIII PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Penetrasi Macadam Utk.Pek.Minor M3 10.94 13,244,719.41 2.635 2.635
SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP I (PHO)
Kemajuan Pekerjaan Mingguan 100.00 9.487 57.718 26.783 6.011
Kemajuan Pekerjaan Mingguan Komulatif 9.487 67.205 94.0 100.0

Bandar Lampung, 23 Oktober 2018


CV. BINA CIPTA

SYAHRIAL ANSON
Direktur

Anda mungkin juga menyukai