Anda di halaman 1dari 88

Lampiran 9.2.

No. Dok. : WIKA-BG-PDSMM-PM-02


No. Rev. : 01

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN


BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

QUALITY PLAN

Rev. Tanggal Dibuat Oleh, Mengetahui, Menyetujui,

Sandi Surlianto Doni Ardono Silvana


Pj. QA/QC Manajer Proyek Manajer QSHE Divisi Konstruksi 3
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH
Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

DAFTAR ISI

1. Rencana Kendali Mutu


1.1. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan…………………………………………………..37
2. Metode Pengendalian Kualitas dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang –
undangan
2.1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan…………………………………………………………42
2.2. Pengelolaan Manajemen dan Administrasi Kontrak……………………………….53
2.3. Penyelesaian Proyek (Serah Terima)………………………………………………….61
2.4. Pengelolaan Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)……………………..61
2.5. Persyaratan Peraturan Perundangan dan Standar Teknis Rujukan yang……...63
dipatuhi
3. Inspeksi
3.1. Program Inspeksi Quality Plan Proyek………………………………………………..78
3.2. Status Inspeksi…………………………………………………………………………….84
4. Prosedur Pengujian (Test) Lapangan……………………………………………………….….85
5. Pengajuan Dokumen (Submittals)
5.1. Mekanisme Pengendalian Dokumen…………………………………………………..94
6. Laporan dan Dokumentasi
6.1. Laporan Harian…………………………………………………………………………….95
6.2. Laporan Mingguan………………………………………………………………………..96
6.3. Laporan Bulanan………………………………………………………………………….96
6.4. Executive Summary………………………………………………………………………96
6.5. Laporan Kemajuan Pekerjaan (Progress Report)…………………………………...96
6.6. Laporan Pengujian Material / Hasil Pekerjaan yang Disyaratkan………………..96
6.7. Laporan Akhir Masa Pemeliharaan…………………………………………………….96
6.8. Dokumentasi……………………………………………………………………………….97
6.9. Laporan K3L11…………………………………………………………………………….97
7. Lampiran…………………………………………………………………………………………….98
1. RENCANA KENDALI MUTU (RKM-SMM)
A. TUJUAN
Penyusunan Rencana Kendali Mutu (RKM-SMM) adalah untuk menjamin bahwa kegiatan
“Quality Assurance” pada setiap tahapan proses dilaksanakan sebagaimana mestinya di
Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Tengah sehingga persyaratan – persyaratan mutu yang disepakati dengan Pengguna
Jasa dapat terpenuhi.

B. DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN


Q-Plan : Quality Plan
Pn : Nama kegiatan / proses / produksi
Qn : Nama kegiatan pemeriksaan dan pengujian
N : Jumlah proses / produksi dan pemeriksa serta pengujian
Pemilik Proyek : Bank Indonesia
Konsultan MK : PT. Tethagra Catur Matra
Kontraktor Utama : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung
Konsultan Perencana : PT. Anggara Architeam
CP/PTKP : Catatan Penyimpangan/Permintaan Tindakan Korektif dan Preventif
K3L : Kesehatan, Keselamatan Keamanan dan Lingkungan
MSDS : Material Safety Data Sheet
MOS : Material On Site
BoQ : Bill of Quantity
QS : Quantity Surveyor
WBS : Work Breakdown Structure
RFI : Request For Information
MOM : Minutes of Meeting
SI : Site Instruction
PHO : Provisional Hand Over
STP : Sewage Treatment Plan
C. REFERENSI
1. Dokumen sistem manajemen mutu dari Penyedia Jasa, spesifikasi teknis yang tertera
dalam dokumen kontrak Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Dokumen tender Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah.
3. Spesifikasi teknis pekerjaan struktur, arsitektur, MEP Proyek Pembangunan Gedung
Kantpr Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah.
1.1. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1.1. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN

Manajemen memastikan untuk kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap mutu


selama proses konstruksi diidentifikasi, direncanakan dan dilaksanakan dalam keadaan
terkendali. Tanggung jawab manajemen di proyek dijabarkan dalam:

1.Struktur organisasi Quality Control,

2.Prosedur tugas, tanggungjawab dan wewenang proyek.

Tanggung jawab tertinggi pelaksanaan sistem manajemen mutu di mulai dari level atas tim
manajemen proyek. Manajer proyek sebagai pimpinan mempunyai tanggung jawab besar
dalam pelaksanaan kebijakan sistem manajemen serta pencapaian target/sasaran mutu.
Bagan struktur organisasi Quality Control Proyek Pembangunan Gedung Kantpr Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut

Manajer Proyek

Doni Ardono

Quality Assurance

Sandi Surlianto
Staff QC Struktur &
Arsitektur

Afif Rizaldi
Staff QC MEP PPD

Utiyo Junaedi Ulul Azmi


1.1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Manajemen
a. Manajer PPU
- Plan
1. Menetapkan Quality Plan yang telah disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan yang
tercantum
dalam kontrak
2. Bertanggungjawab memilih tim Quality
3. Memilih anggota tim yang akan melakukan kegiatan
4. Mempersiapkan Kebijakan Mutu yang efektif
5. Menetapkan sistem yang aman dalam bekerja sehingga semua pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan standar dan aturan yang dipersyaratkan owner
6. Bersama dengan Koordinator QA/QC, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan staf dan
mengatur semua yang dibawah kendali mereka untuk menerima pelatihan yang diperlukan,
memadai, dan tepat dalam hal mutu
- Do
1. Bertanggungjawab memimpin tim Quality
2. Mengkoordinasikan dengan tim dalam semua kegiatan Manajemen risiko
3. Mengatur diskusi yang memadai tentang mutu untuk mengidentifikasi dan mengatasi
potensi penyimpangan di lapangan
4. Berkoordinasi dengan Koordinator Mutu pada setiap kegiatan khusus termasuk
kegiatan subkontraktor yang memerlukan pengawasan
5. Menjadi role model pelaksanaan mutu di lapangan
- Check
1. Bertanggungjawab mengevaluasi tindakan perbaikan yang diambil oleh tim Quality
2. Mengawasi penerapan Kebijakan Mutu secara efektif dan memastikan dokumen- dokumen
pendukung sesuai Kebijakan Mutu diterapkan
3. Menjamin kualitas produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang berlaku
yang
disetujui sesuai kebijakan Mutu PT WIKA Gedung
4. Memastikan bahwa informasi tentang mutu dikomunikasikan kepada personil yang
bertanggungjawab
5. Memastikan setiap permasalahan mutu yang terjadi di lapangan dianalisa dan ditindak
6. Memastikan Subkontraktor mematuhi semua prosedur mutu PT.WIKA Gedung
7. Memastikan bahwa semua penyimpangan dilaporkan, diselidiki secara menyeluruh
dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk menghindari terulangnya kejadian tersebut
8. Memastikan semua aktivitas untuk proyek telah dinilai dan tindakan pencegahan risiko
diperhitungkan sampai batas yang dapat diterima
9. Memastikan Rencana Mutu berjalan efektif
10. Menganalisa semua hasil inspeksi untuk memastikan tindakan yang diambil terhadp
kualitas produk dan jasa sesuai dengan standar yang berlaku serta prosedur mutu
PT.WIKA Gedung
- Action
1. Continuous Improvement
2. Memberi rekomendasi dari evaluasi tindakan perbaikan

b. Kasie QA & QC
- Plan
1. Merekomendasikan rumusan dan tinjauan RKP bidang Struktur/Arsitektur/MEP
2. Mengkoordinir program kerja Struktur/Arsitektur/MEP secara periodik sesuai
dengan scope pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Menetapkan strategi peningkatan mutu pekerjaan Struktur/Arsitektur/MEP tingkat


proyek.
4. Mengkoordinir rencana pengendalian penggunaan sumber daya.
5. Melakukan koordinasi dengan tim manajemen proyek agar sinkron dalam
pelaksanaan realisasi proyek.
6. Menyusun metode kerja yang efisien dan efektif.
- Do
1. Mengkoordinir rencana perijinan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan
pengawas lapangan.
2. Mengorganisasi pekerjaan pelaksana-pelaksana di proyek agar tetap on schedule dan
mutu sesuai yang direncanakan..
3. Mengkoordinir pekerjaan para subkontraktor dan mandor borong, agar jadwal,
spesifikasi dan mutu yang diperoleh memuaskan pemberi kerja (sesuai yang
dijanjikan).
4. Melakukan evaluasi produksi harian, mingguan dan bulanan secara terperinci dan
konsisten.
5. Mengorganisasi tindakan pengamanan terhadap kemungkinan hambatan/
kegagalan dalam pelaksanaan.
6. Memonitor dan mengamankan agar biaya pelaksanaan tidak menyimpang dari yang
direncanakan.
7. Mengorganisasi pengendalian dan evaluasi penggunaan sumber daya yang
menjadi tanggungjawabnya.
8. Mengevaluasi metode kerja yang digunakan.
9. Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu ISO-9001:2015, ISO
14001:2015 dan ISO 45001:2018, SMP serta SMK3 dan sistem manajemen mutu
lainnya yang dikembangkan perusahaan.
- Check
1. Terselenggaranya koordinasi dengan organ kerja proyek dalam rangka evaluasi
produksi.
2. Terselenggaranya koordinasi dengan organ kerja proyek dalam rangka Audit
Internal
- Action
1. Melakukan evaluasi kinerja sub kontraktor/mandor/suplier terhadap target utama
pelaksanaan pekerjaan.
2. Mengupayakan koordinasi antar bagian produksi agar dicapai sinkronisasi pekerjaan dan
metode kerja dan mengurangi rework atau repair (inefisiensi).
3. Mengendalikan jadwal dan mutu pekerjaan serta sumber daya proyek.
4. Menjamin self audit mutu bagian produksi berjalan baik sesuai instruksi kerja yang
ditingkatkan secara terus menerus.

c. Staf QA & QC dan PPD


- Plan
1. Membuat konsep rencana mutu (QPlan)
2. Membuat Instruksi Kerja
3. Membuat format-format untuk menunjang Instruksi Kerja bisa dilaksanakan
- Do
1. Melaksanakan Factory Inspection mutu metode kerja
2. Melakukan perbandingan metode kerja dengan proyek lain
3. Melaksanakan proses item-item pekerjaan sampai diperoleh approval (persetujuan)
4. Melaksanakan dokumentasi kontrak berupa gambar, spesifikasi, dan dokumen
kontrak lainnya
5. Melaksanakan dokumentasi atas seluruh Instruksi Kerja dan seluruh Instruksi Kerja di
proyek
6. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO
45001:2018, SMK3 dan SMP, serta sistem Manajemen mutu lainnya yang
dikembangkan perusahaan.
- Check
1. Melakukan monitor terhadap pelaksanaan pekerjaan produksi di lapangan
- Action
1. Continuous Improvement.
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

2. METODE PENGENDALIAN KUALITAS DAN KEPATUHAN TERHADAP


PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
2.1. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1.1. PERSIAPAN PELAKSANAAN
A. Melaksanakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak (Pre-Construction Meeting
/PCM)
Dalam pekerjaan konstruksi dikenal adanya PCM. PCM dihadiri antara lain oleh penyedia jasa, PPK,
tim teknis, konsultan perencana, konsultan pengawas, wakil PPK dilapangan, serta tidak lupa
PPHP (Panitia Penerima Hasil Pekerjaan). Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak atau PCM
berdasar Peraturan Kepala LKPP No. 14 tahun 2012 sebagai berikut : PPK bersama dengan
Penyedia Jasa menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah:
a. Informasi Pekerjaan
b. Struktur organisasi proyek
c. Lingkup pekerjaan
d. Tata cara pengelolaan/ manajemen proyek konstruksi
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan Kurva-S (Baseline/R.0)
f. Jadwal pengadaan, mobilisasi personil dan alat kerja
g. Pembahasan program mutu proyek
h. Rencana sosialisasi proyek
i. Identifikasi risiko dan rencana penanganan/ mitigasi resiko pelaksanaan konstruksi
j. Program K3L

Selain yang disebutkan diatas banyak hal yang bisa dibahas di PCM seperti tata cara
pembayaran, jadwal pekerjaan (kurva S) dsb.
Kesepakatan PCM dibuatkan Notulen Rapat yang ditandatangani oleh peserta PCM. Notulen
Rapat menggunakan formulir Rapat Kick Off Meeting. Kesepakatan PCM tersebut menjadi alat
pengendalian kegiatan bagi Pengguna Jasa. Alat pengendalian antara lain jadwal kegiatan.
Ketika jadwal kegiatan yang menggambarkan waktu yang harus diselesaikan tidak tercapai
sesuai jadwal, maka Pengguna Jasa bisa memberi teguran kepada Penyedia Jasa.
Persiapan pelaksanaan kontrak adalah penting. Persiapan pelaksanaan kontrak yang baik dan
pengendalian kontrak dengan baik adalah lebih penting daripada memberikan kelonggaran
penyedia jasa untuk menyelesaikan pekerjaan melebihi tanggal selesai kontrak (fasilitas 50 hari
setelah tanggal berakhir kontrak). Tanpa persiapan yang baik maka kita akan terpaksa menerima
hasil pekerjaan seadanya.

Halaman 9 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

PPHP (Panitia Penilai Hasil Pekerjaan) dapat mengambil peran sejak awal kontrak dengan
hadir di forum ini, dengan mengenal pekerjaan yang nanti akan diterima, sehingga dapat
mulai mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam serah terima pekerjaan nantinya.
Ada istilah lain yang digunakan seperti PCM yaitu Kick off meeting. Kick off meeting yang sering
dilakukan sebagai pertemuan kedua belah pihak antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa
dapat merupakan rapat awal pelaksanaan kontrak dengan tujuan untuk menyamakan presepsi
diantara semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kontrak, menyangkut prosedur dan teknis
pelaksanaan kontrak. Kick off Meeting bisa dianggap sebagai kesempatan untuk menyamakan
persepsi semua pihak dalam rangka mewujudkan tujuan tercapainya target proyek.

B. Melaksanakan Rapat Pembahasan Teknis (Technical Meeting)


Dalam Technical Meeting dilakukan pembahasan teknis terhadap kesiapan seluruh dokumen
teknis (Gambar-gambar; RKS/ Spesifikasi Teknis dan RAB/BoQ) sehingga dapat digunakan
sebagai acuan pelaksanaan konstruksi di lapangan, a.l sbb:
1) Dokumen teknis telah mencakup seluruh persyaratan produk atau
2) Spesifikasi teknis dan metodologi/proses pelaksanaan konstruksi. Dokumen teknis telah sesuai
dengan kemampuan (biaya dan waktu) dalam arti seluruh lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan masih dalam batas kemampuan anggaran biaya yang wajar serta ketersediaan
waktu yang mencukupi.
3) Dokumen teknis telah memenuhi persyaratan fungsional dan operasional yang berarti
dapat
dilaksanakan dan menjamin produk yang dihasilkan dapat difungsikan dan dioperasikan dengan
optimal.
4) Dalam Technical Meeting dilakukan pembahasan teknis terkait persiapan awal
pelaksanaan konstruksi, a.l:
4.1. Pembahasan hasil pengukuran/survei lahan serta penentuan level bangunan
(±0.00).
4.2. Periksa hasil pengukuran/ survey lahan telah sesuai dengan Dokumen Kepemilikan
Lahan/
Gambar Perijinan (IMB) dan Gambar Pelaksanaan.
4.3. S Bench-Mark (BM) dan patok-patok acuan pengukuran lainnya telah ditentukan
secara definitif dan dibuat secara permanen serta telah terproteksi.
4.4. Pembahasan rencana tata kelola lahan (site management) proyek.

Halaman 10 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4.5. Pengajuan persetujuan mixed design material beton ready-mixed


dan persetujuan material besi beton.
4.6. Pengajuan daftar Material/Bahan/Peralatan Konstruksi dan Sub- Kontraktor
yang akan digunakan.
4.7. Review pelaksanaan K3L.

Hasil pembahasan dan kesepakatan rapat dituangkan dalam Risalah Rapat Technical Meeting
yang ditandatangani bersama oleh Peserta Rapat.
Periksa kembali kelengkapan dan kesesuaian isi/ substansi seluruh rekaman kegiatan / dokumen
Technical Meeting beserta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
Apabila dalam pembahasan Technical Meeting menghasilkan kesepakatan bersama dan
disetujui Pengguna Jasa adanya perubahan pekerjaan yang mengakibatkan perubahan kontrak
maka perubahan tersebut harus dilakukan melalui prosedur Perubahan Pekerjaan/ Variation
Order dan dituangkan dalam Adendum/ Amandemen Kontrak. Risalah Rapat menggunakan
Formulir Risalah Rapat Koordinasi Teknis.

C. Penyerahan Lahan Proyek


Dalam penyerahan lahan proyek, periksa status lahan dan seluruh dokumen kepemilikan lahan
telah lengkap dan sesuai dengan kondisi lahan eksisting. Pengumpulan data kondisi lahan
beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya telah tercatat dengan lengkap sesuai kondisi
eksisting.
Berita Acara Penyerahan Lahan ditandatangani oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Periksa
kembali kelengkapan dan kesesuaian isi/ substansi seluruh rekaman kegiatan / dokumen
Penyerahan Lahan Proyek beserta dokumen-dokumen pendukung lainnya (gambar
pengukuran lahan). Formulir yang digunakan adalah Formulir Berita Acara Serah Terima
Lahan.
D. Pemeriksaan Bersama (Mutual Check)
Dalam pemeriksaan bersama, MC-0 diadakan selambat-lambatnya 7 hari sejak diterbitkannya
SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). Pemeriksaan Bersama (MC-0) dipimpin oleh Manajemen
Konstruksi dan dihadiri oleh Pengguna Jasa serta Penyedia Jasa.
Periksa kembali seluruh lingkup pekerjaan yang tertuang dalam daftar kuantitas/ volume
dan Harga pekerjaan (BoQ/RAB) beserta lembar perhitungan volume/ kuantitas dan
harga terhadap Gambar Pelaksanaan; Dokumen RKS/ Spesifikasi Teknis serta kondisi aktual
lapangan khususnya apabila ditemukan perbedaan/ ketidaksesuaian kondisi eksisting yang
belum tertuang dalam dokumen perencanaan. Periksa kembali kelengkapan dan kesesuaian isi/

Halaman 11 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

substansi seluruh rekaman kegiatan / dokumen MC-0 proyek beserta dokumen-dokumen


pendukung lainnya. Apabila dalam MC-0 menghasilkan kesepakatan bersama dan disetujui
Pengguna Jasa adanya perubahan pekerjaan yang mengakibatkan perubahan kontrak maka
akan dilanjutkan melalui prosedur Perubahan Pekerjaan/ Variation Order dan dituangkan dalam
Adendum/ Amandemen Kontrak.
Berita Acara MC-0 ditandatangani oleh Pengguna Jasa dan Manajemen Konstruksi.

E. Mobilisasi Proyek
Mobilisasi proyek harus dilaksanakan selambat-lambatnya selama 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
a. Periksa kelengkapan dan kesesuaian seluruh kegiatan mobilisasi sumber daya proyek
(Personil; Material/Bahan, Equipment, dll) telah dilakukan sesuai lingkup pekerjaan dan syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam kontrak.
b. Rekaman kegiatan Mobilisasi Proyek dituangkan dalam Berita Acara. Mobilisasi Proyek
yang ditandatangani bersama oleh Konsultan MK dan Penyedia Jasa.

F. Penyerahan Jaminan Proyek dan Pembayaran Uang Muka


Dalam penyerahan jaminan proyek dan pembayaran uang muka. Periksa keabsahan/
kelengkapan dan kesesuaian dokumen jaminan proyek dan proses pembayaran uang muka
sesuai ketentuan dalam kontrak.
2.1.2. PELAKSANAAN
A. Tinjauan Fungsi Engineering
A.1. Tinjauan Dokumen Engineering
Sebelum memulai pelaksanaan pembangunan, dilaksanakan terlebih dahulu peninjauan (review) atas
Gambar For Construction dan Rencana Kerja dan Syarat- syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis.
Peninjauan ini dilakukan memastikan keabsahan dan kelengkapan dokumen tersebut beserta
seluruh dokumen pendukungnya.. Peninjauan ini dilakukan oleh Fungsi Engineering di Proyek.
Peninjauan juga dilaksanakan terhadap kemungkinan/kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi
nantinya di lapangan sehingga seluruh tahapan pekerjaan dapat berjalan optimal. Dalam peninjauan
ini juga dilakukan perhitungan ulang atas item dalam Bill of Quantity (BoQ) termasuk perhitungan
biaya, volume dan harga satuan disesuaikan dengan kondisi pada waktu awal pelaksanaan
pekerjaan.
Peninjauan juga dilakukan terhadap segala kaidah dan kesesuaian terhadap standar serta
pemenuhannya terhadap peraturan perundangan yang sudah ditetapkan. Adapun standar nasional

Halaman 12 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

dan internasional serta persyaratan peraturan perundangan yang harus ditaati/dipenuhi akan
disampaikan dalam pasal berikutnya.
Peninjauan juga dilakukan untuk memastikan apakah ada peluang dapat dilakukan Value Engineering
(VE) untuk tujuan efisiensi dan optimalisasi biaya tanpa menurunkan kualitas dari hasil
pekerjaan itu sendiri.

A.2. Pengajuan Persetujuan Material (Material Approval)


Sebelum material dapat didatangkan dan digunakan dalam tahapan pekerjaan, maka terlebih dahulu,
contoh material (Sampel) tersebut diajukan kepada Pengguna Jasa untuk disetujui (approved).
Pada contoh material disertakan spesifikasi yang detail atas material yang diajukan. Pengajuan
Material menggunakan Lembar Material Approval.
Adapun kelengkapan dokumen yang disertakan dalam pengajuan Sampel ini antara lain adalah
brosur/katalog dari pabrik dan copy Tabel Spesifikasi Material dari RKS. Setelah lembar Material
Approval ditandatangani pihak Owner, Sampel material disimpan untuk dijadikan referensi dan
pembanding terhadap material yang sesungguhnya saat didatangkan ke proyek. Bila diperlukan
dapat dilakukan factory visit untuk memastikan ketersediaan produksi material dan kemampuan
pabrik memproduksinya sesuai kebutuhan proyek. Pihak Suplier/pabrik juga dapat diminta untuk
membuat Surat Kesanggupan menyediakan material tanpa menghambat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.

A.3. Pengadaan Suplier/Pemasok Dan Subkon/Penyedia Jasa


Untuk mendapatkan barang dan jasa yang sesuai dengan apa yang disyaratkan, dan tidak terjadi
keterlambatan maka harus dilakukan evaluasi dalam memilih penyedia jasa/pemasoknya, dan
perencanaan pengadaan termasuk kejelasan dalam informasi data pembelian untuk proses
perolehan kontrak pengadaan barang & jasa.
Adalah tugas dan tanggung jawab Manajer Proyek, Fungsi Pengadaan, sesuai kewenangannya,
untuk melakukan kualifikasi dan evaluasi atas penyedia jasa/pemasok, melakukan proses perolehan
kontrak, pengadaan barang dan jasa , dan memastikan kesesuaian kualitas barang/jasa yang
dibeli, baik saat serah terima maupun penyimpanan.
Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses-proses berikut
didokumentasikan dan dilakukan dengan kondisi terkendali :
a. Kualifikasi penyedia jasa dan pemasok
b. Perencanaan pengadaan Dan Perolehan Kontrak Pengadaan
c. Evaluasi Dan Pembinaan Jasa & Pemasok
d. Pemeliharaan Alat Dan Mesin

Halaman 13 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

e. Vendor Satisfaction

A.3.a. Kualifikasi Penyedia Jasa Dan Pemasok


Dalam memastikan suatu Penyedia Jasa dan Pemasok (PP) qualified, maka sebelum suatu
Penyedia Jasa dan Pemasok digunakan harus dikualifikasi terlebih dahulu. Proses kualifikasi
dilakukan dengan melibatkan unit kerja yang menjadi pengguna barang/jasa tsb. Proses Kualifikasi
harus dilakukan terhadap PP produk/jasa jenis dan nilai tertentu sesuai aturan yang berlaku. Aspek
K3L juga menjadi salah satu aspek dalam kualifikasi Penyedia Jasa dan Pemasok. Setelah lolos
kualifikasi, PP tersebut dimasukkan ke dalam Daftar Penyedia Jasa dan Pemasok Mampu (DPPM).
DPPM tersebut secara kontinyu dimutakhirkan dan didistribusikan untuk diketahui dan dapat
digunakan oleh seluruh perusahaan. Formulir yang digunakan adalah Formulir Checklist
Kelengkapan Lampiran Kualifikasi Penyedia Jasa/Pemasok, Formulir Checklist Kelengkapan
Lampiran Kualifikasi Mandor, Formulir Data Administrasi Umum Mandor.

A.3.b. Perencanaan Pengadaan Dan Perolehan Kontrak Pengadaan


Agar tidak terjadi keterlambatan, maka perlu adanya perencanaan dalam setiap proses pengadaan.
Rencana pengadaan mencakup rencana pemakaian, pendatangan dan perolehan kontrak
pengadaan barang dan jasa. Ketiga rencana (schedule) tersebut dibuat oleh Proyek. Setelah
direncanakan, proses perolehannya harus dijalankan sesuai mekanisme yang telah ditetapkan
dengan mempertimbangkan metode, nilai dan kewenangan pengadaan. Pengaturan dalam
proses perolehan kontrak pengadaan barang dan jasa di sini mencakup sejak penyusunan
dokumen permintaan penawaran sampai dengan kewenangan dalam memutuskan pemenang.
Dalam penyusunan dokumen permintaan penawaran harus dipastikan bahwa persyaratan-
persyaratan pembelian sudah lengkap dan sesuai dengan yang diinginkan. Bila disyaratkan dalam
kontrak, persetujuan Pengguna Jasa harus diperoleh sebelum kegiatan Pengadaan dilakukan.
Formulir yang digunakan adalah Formulir Rencana Pengadaan Barang dan Jasa, Formulir
Schedule Perolehan Kontrak Pengadaan Barang atau Jasa.

A.3.c. Evaluasi Dan Pembinaan Jasa & Pemasok


Penyedia Jasa/Pemasok yang digunakan oleh perusahaan harus dinilai dan dievaluasi kinerjanya
sehingga dapat ditentukan apakah Penyedia Jasa/Pemasok (PP) tersebut dapat dipertahankan
atau dikeluarkan dari DPPM .
Penilaian dan evaluasi terhadap PP diharapkan dapat memastikan bahwa barang/jasa yang
dihasilkan sesuai dengan yang disyaratkan. Salah satu informasi yang dapat dipertimbangkan

Halaman 14 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

adalah potensi masalah yang dapat timbul di masa yang akan datang berhubungan dengan jenis
barang/jasa yang dibutuhkan. Aspek K3L menjadi salah satu faktor yang dinilai dalam evaluasi
terhadap PP setiap bulan. Penilaian bulanan dilakukan oleh Proyek dan dievaluasi tiap tahunnya
oleh Fungsi Pengadaan di Kantor Pusat. Formulir yang digunakan adalah Formulir Evaluasi
Penyedia Jasa, Pemasok dan Mandor.

A.3.d. Pemeliharaan Alat Dan Mesin


Setiap awal proyek fungsi Pemeliharaan membuat jadwal Pemeliharaan Bulanan untuk semua alat
yang tercantum dalam Daftar Induk Peralatan. Daftar Induk peralatan memuat identifikasi tentang
identitas peralatan, lokasi alat saat ini, dan informasi- informasi lain yang diperlukan. Setiap proses
pemeliharaan harus dicatat dan catatan harus disimpan oleh fungsi pemeliharaan. Untuk
memudahkan identifikasi status peralatan, setiap peralatan yang telah dilakukan pemeliharaan akan
diberikan label status. Dalam pemeliharaan Alat dan Mesin, aspek K3L harus diperhatikan karena
dengan adanya aspek K3L dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja akibat
penggunaan alat dan mesin tersebut.
Apabila terjadi kerusakan peralatan maka fungsi peralatan dengan persetujuan Manajer Proyek
mengajukan permohonan pengadaan suku cadang kepada Fungsi Pengadaan di kantor Pusat.
Setiap proses perbaikan alat harus jelas jenis kerusakan, penyebab kerusakan dan analisanya
serta metode perbaikan yang dilakukan. Hasil perbaikan dicatat dan catatan disimpan sesuai
ketentuan yang berlaku. Bila Unit Kerja terkait menilai bahwa peralatan sudah tidak efisien
untuk diperbaiki, Pejabat berwenang dapat mengajukan permohonan pengadaan peralatan
pengganti sesuai prosedur yang berlaku. Formulir yang digunakan adalah Formulir Peralatan.

A.3.e. Vendor Satisfaction


Untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan PP dapat dinilai oleh Penyedia Jasa terhadap
kinerjanya dan upaya-upaya untuk meningkatkan sehingga tidak hanya dinilai puas, komitmen-
komitmen yang telah disepakati, etos kerja serta pemenuhan terhadap pencapaian progres yang
telah dibuat oleh penyedia jasa dan pemasok dapat dinilai. Formulir yang digunakan adalah
Formulir Kuesioner Kepuasan Vendor, Data Survey Kepuasan Vendor, Petunjuk Pengisian Form
Data Survey Kepuasan Vendor, dan Persentase Kepuasan Vendor.

A.4. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)


Khusus untuk pengendalian gambar telah disusun prosedur terpisah agar pengendalian gambar
berlangsung efektif. Penyusunan shop drawing sendiri mengacu pada flowchart berikut:

Halaman 15 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK
INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 03 Mei 2022

PROSEDUR KOORDINASI
FLOWCHART PROSES PEMBUATAN DAN PERSETUJUAN SHOPDRAWING

FUNGSI Manajer Konstruksi Surveyor Drafter Pelaksana Utama (PU) Konsultan Pengawas

Gambar Data
Data Kontrak Pengukuran

Adendum

Pembuatan Shop
Drawing

Pengecekan
Terhadap
Kondisi

Proses

Pengecekan Pengecekan
dan dan
Persetujuan Persetujuan

Pengarsipan dan
Distribusi

Keluaran
(Output) Arsip Distribusi Distribusi

Halaman 16 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

A.5. Pengujian Material


Pengujian material dilakukan untuk memastikan material yang didatangkan memenuhi spesifikasi
teknis yang sudah disepakati.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
B.1. Pendatangan Dan Penerimaan Material
Untuk mengatur dan menetapkan tata cara penerimaan, penanganan, penyimpanan material
yang digunakan sebagai bahan baku produk, pengemasan dan penyerahan produk. Perlu dibuat
tata cara/ prosedur termasuk material langsung maupun material titipan yang dipasok oleh
Pengguna Jasa, dan untuk menangani produk-produk pesanan yang perlu dikemas serta perlu
didistribusikan dengan memperhatikan bahaya atau risiko dari material (misalnya : bahan kimia
yang berbahaya) dan menentukan tindakan pengendalian risiko yang sesuai pada waktu
pengiriman dan penyimpanan.
Tata cara atau ketentuan tentang penyimpanan bahan baku dan barang jadi, pengemasan,
pengiriman dan penyerahan akan diatur oleh masing-masing petugas Gudang .
Tersedianya dokumentasi untuk penanganan yang aman dari peralatan, mesin-mesin material atau
bahan-bahan kimia pada waktu pembelian atau hal lain yang dibutuhkan untuk dokumentasi dan
evaluasi. Setiap tempat penyimpanan mempunyai identifikasi material (kode) untuk material yang
disimpannya dan material B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus dilengkapi dengan Material
Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut juga lembar data keselamatan bahan yang berisi tentang
cara penyimpanan, penanganan/handling misalnya : bahan-bahan Additive dan sebagainya.
Identifikasi dari material tersebut dan lokasi penyimpanan yang aman dan kontrak jalan masuk
dan keluar.
Sebelum material didatangkan di lokasi proyek sebagai Material On Site (MOS), penyedia jasa wajib
memberitahukan paling lambat 1 x 24 jam kepada Manajemen Konstruksi. Inspeksi perlu dilakukan
pada saat kedatangan material di Proyek. Inspeksi ini ditujukan untuk memastikan material yang
datang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi serta volumenya sesuatu Surat Jalan material
tersebut.

B.2. Ijin Kerja Sebelum Mulai Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia Jasa harus memberitahukan pihak Pengguna Jasa tentang semua inspeksi seperti
tercantum dalam program inspeksi dan test paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan dilakukan.
Penyedia Jasa akan menyelenggarakan tata cara komunikasi yang efektif dengan Pengguna Jasa
dalam hubungan dengan informasi produk, permintaan penawaran, penanganan kontrak termasuk
amandemen dan umpan balik pelanggan, merujuk kepada prosedur berkomunikasi. Dalam

Halaman 17 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

ijin kerja sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, aspek K3L harus dilampirkan dalam formulir
ijin kerja K3 karena dengan adanya aspek K3 dapat mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja pada pelaksanaan pekerjaan. Alur pelaksanaan ijin kerja sebelum melakukan
pekerjaan dapat dijelaskan dari flowchart berikut:

Halaman 18 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK
INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 03 Mei 2022

PROSEDUR KOORDINASI
FLOWCHART PEMBUATAN IJIN PEKERJAAN

FUNGSI Manajer Konstruksi Drafter Komersial Engineering Admin Produksi Pelaksana Utama (PU) Pengadaan dan Peralatan Konsultan Pengawas

Data Maping Rencana Data Ketersediaan


Shop Drawing Volume Pekerjaan Metode Kerja
Lokasi Pekerjaan Alat dan Material

Koordinasi Dengan Mengajukan Rencana


PU Terkait Rencana Pekerjaan dan
Pekerjaan Mempersiapkan Lapangan

Membuat Bon Peralatan Menyediakan Alat


Pembuatan Ijin
dan Material yang dan Bahan yang
Pekerjaan
Dibutuhkan DItentukan

Pengecekan
dan
Persetujuan

Proses
Pengecekan
dan
Persetujuan

Distribusi dan
Pengarsipan

Keluaran
(Output) Arsip Distribusi

Halaman 19 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

B.3. Inspeksi Lapangan


Inspeksi lapangan dilakukan untuk memastikan kegiatan pengawasan mutu pada setiap tahapan
proses dilaksanakan dengan baik dan memenuhi persyaratan mutu yang disepakati.

B.4 Pengujian Pekerjaan MEP


Pengujian pekerjaan MEP dilakukan untuk memastikan instalasi MEP yang sudah terpasang dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan mutu pekerjaan MEP.

B.5 Pengendalian K3L


Pengendalian K3L akan dijelaskan dalam dokumen RK3K.

2.2. PENGELOLAAN MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI KONTRAK


A. Pengendalian Waktu dan Kemajuan Pekerjaan (Progress) Pelaksanaan
Dalam proses pengendalian waktu dan progress pelaksanaan pekerjaan terdapat beberapa
hal yang mempengaruhi proses tersebut, yaitu :

A.1. Pemantauan/ Monitoring Jadwal Pelaksanaan Konstruksi (Mingguan)


Penjadwalan pelaksanaan proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara matang dan
optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan waktu pelaksanaan proyek serta dampak-dapak
buruk lainnya. Formulir yang digunakan adalah Formulir Action Plan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Lembar Rencana Kegiatan Mingguan (Weekly Action Plan) Pelaksanaan Konstruksi
b. Rencana Kerja Mingguan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa di awal setiap periode mingguan
proyek. Rencana Kerja Mingguan berisi target pekerjaan hingga satu minggu berikutnya.
c. Periksa kelengkapan Dokumen Rencana Kerja Mingguan beserta dokumen pendukung lainnya
dan telah dinyatakan lengkap.
d. Apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap agar segera dikembalikan untuk dilengkapi dan
diajukan kembali.
e. Pencatatan Transmittal Dokumen.
f. Periksa kesesuaian tahapan dan hubungan ketergantungan antar item pekerjaan sesuai
network diagram kegiatan proyek.
g. Periksa kesesuaian bobot setiap item pekerjaan dalam Rencana Kegiatan Mingguan.

Halaman 20 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

A.2. Verifikasi Laporan Mingguan Kemajuan Pekerjaan (Weekly Progress Report)


Pelaksanaan Konstruksi
Laporan mingguan kemajuan pekerjaan kontinyu dibuat selama pelaksanaan konstruksi
berlangsung. Weekly Progress Report harus diserahkan di awal setiap periode mingguan proyek.
Formulir yang digunakan adalah Formulir Weekly Progress.
Laporan beserta dokumen pendukungnya dan telah dinyatakan lengkap pada laporan mingguan
yaitu:
a. Progress Mapping;
b. Dokumentasi Foto Proyek;
c. Laporan Hasil Pengujian/Test (apabila ada);
d. Berita Acara Pemeriksaan Lapangan (apabila ada);
e. Berita Acara Pengujian/ Test (apabila ada);

A.3. Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan Bulanan (Monthly Progress Report)


Laporan Bulanan kemajuan pekerjaan kontinyu dibuat selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
Monthly Progress Report harus diserahkan di awal setiap periode Bulanan proyek. Formulir yang
digunakan adalah Formulir Monthly Progress.
Laporan beserta dokumen pendukungnya telah dinyatakan lengkap pada laporan Bulanan jika
terdapat :
a. Rincian Kemajuan Progress;
b. Kurva S;
c. Progress Mapping;
d. Lembar perhitungan kemajuan pekerjaan;
e. Dokumentasi Foto Proyek;
f. Laporan Hasil Pengujian/Test (apabila ada);
g. Berita Acara Pemeriksaan Lapangan (apabila ada);
h. Bukti-bukti Pembayaran (apabila ada);
i. Back-up Penilaian Material On-Site, (apabila ada).

Periksa kesesuaian rincian/breakdown kemajuan seluruh item lingkup pekerjaan sesuai BoQ
terhadap realisasi kemajuan pekerjaan aktual di lapangan, kesesuaian dokumen pendukung
Kemajuan Pekerjaan terhadap realisasi kemajuan pekerjaan aktual di lapangan, kesesuaian penilaian
prestasi kemajuan pekerjaan terhadap komponen Material On-Site dalam laporan bulanan.

Halaman 21 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan diperiksa oleh Manajemen Konstruksi dan disetujui oleh Quantity
Surveyor (QS) Penguna Jasa .
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan dalam rangka penagihan pembayaran harus sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam kontrak (Termyn/Time Based) dan dituangkan dalam Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan.

B. Pengendalian Proyek
B.1. Pengendalian Pembayaran Kemajuan (Progress Claim) Pelaksanaan Konstruksi
Pengendalian Pembayaran Kemajuan (Progress Claim) Pelaksanaan konstruksi Tahapannya
sebagai berikut :
b. Memeriksa kembali kesesuaian rencana Arus Kas (cash flow) proyek terhadap tata cara
pembayaran yang dinyatakan dalam dokumen kontrak.
c. Memeriksa kembali kesesuaian nilai pencapaian progress pekerjaan yang ada pada Berita Acara
Progress Pekerjaan dan Kurva S.
d. Memeriksa kembali kesesuaian rincian setiap item pembayaran yang ditagihkan,
pengembalian uang muka, pemotongan retensi, dan komponen perpajakan dalam lembar
Sertifikat Pembayaran.
e. Mengupdate nilai realisasi pembayaran angsuran sesuai Sertifikat Pembayaran Kemajuan
Pekerjaan dalam Arus Kas Proyek.
f. Memeriksa kembali kesesuaian aritmatik setiap item pembayaran dan perhitungan pembayaran
dalam lembar Sertifikat Pembayaran dan Arus Kas. Kemudian verifikasi arus kas proyek oleh PIC
terkait (staf keuangan).

C. Pengelolaan Lingkup Pekerjaan


C.1. Penyusunan Rincian Komponen Pekerjaan / Work Breakdown Structure (WBS)
Dokumen WBS merupakan rincian/breakdown seluruh lingkup pekerjaan proyek sesuai kontrak.
WBS digunakan sebagai alat pengendali pengelolaan lingkup pekerjaan konstruksi. Periksa
kesesuaian WBS terhadap rincian kuantitas dan harga dalam dokumen BoQ. WBS dibuat oleh
Fungsi Engineering.

C.2. Pengendalian Perubahan Pekerjaan/ Variation Order (Pekerjaan


Tambah/Kurang)
Inisiasi perubahan pekerjaan dapat berasal dari Pengguna Jasa (Owner/User), Manajemen
Kosntruksi atau Penyedia Jasa. Perubahan pekerjaan dapat berupa penambahan/pengurangan

Halaman 22 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

lingkup pekerjaan; perubahan design/gambar; perubahan spesifikasi material/bahan/alat;


penambahan/pengurangan volume, dan lain-lain.
Setiap perubahan pekerjaan harus didasarkan pada dokumen tertulis seperti:
Korespondensi/Surat-menyurat; Request For Information (RFI), Risalah Rapat (MoM), Justifikasi
Teknis, dan lain-lain.
Setiap perubahan pekerjaan harus dilakukan pembahasan dan disepakati bersama serta
dituangkan dalam Risalah Rapat.
Site Instruction (SI) diterbitkan sebagai dasar pelaksanaan perubahan pekerjaan di lapangan.
Penyedia Jasa harus segera menyerahkan usulan penawaran perubahan pekerjaan beserta
perhitungan kuantitas/volume dan harga pekerjaan tambah/kurang berdasarkan gambar
perubahan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa (Owner/User). Harga satuan untuk setiap
perubahan pekerjaan harus mengacu pada harga satuan kontrak, apabila terdapat item
pekerjaan baru Penyedia Jasa harus mengajukan penawaran harga satuan baru untuk
disetujui Pengguna Jasa. Pengajuan penawaran perubahan pekerjaan harus dilakukan klarifikasi
dan negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama dan disetujui oleh Pengguna Jasa.
Setiap perubahan pekerjaan yang disetujui oleh Pengguna Jasa (Owner/User) harus
dituangkan dalam Adendum Kontrak. Formulir yang digunakan adalah Formulir Variation Order.

D. Penyelenggaraan Korespondensi Proyek


D.1. Korespondensi Teknis
Korespondensi teknis adalah media komunikasi/koordinasi proyek secara tertulis dengan Pihak
Perencana yang berisi hal-hal teknis terkait perencanaan.
Apabila terdapat ketidak jelasan/ketidak lengkapan dalam dokumen teknis perencanaan atau
dibutuhkan konfirmasi/ informasi tambahan harus dituangkan dalam Korespondensi Teknis.
Korespondensi teknis dibuat oleh Fungsi Engineering menggunakan Formulir Request For
Information (RFI).

D.2. Korespondensi Proyek


Korespondensi proyek adalah media komunikasi/koordinasi tertulis dengan Pihak- pihak yang terlibat
dalam proyek.
Korespondensi proyek terdiri dari:

 Surat Masuk/Keluar: dibuat oleh Manajer Proyek. Formulir yang digunakan adalah
Formulir Surat Masuk/Keluar.

Halaman 23 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

 RFI: dibuat oleh Fungsi Engineering.


 Memo Lapangan: dibuat oleh Manajemen Penyedia Jasa atau Manajemen Konstruksi.
Formulir yang digunakan adalah Formulir Memo Lapangan.

D.3. Teguran atau peringatan


Teguran/Peringatan adalah korespondensi proyek secara tertulis apabila terjadi penyimpangan
prosedur atau ketidaksesuaian pencapaian sasaran Mutu, Waktu dan Biaya yang terjadi
di lapangan selama pelaksanaan konstruksi. Tahapan Teguran/Peringatan sbb:
 Surat Teguran;
 Surat Peringatan-1; dan
 Surat Peringatan-2.
Surat Teguran/Peringatan untuk Penyedia Jasa ditujukan ke Manajer Proyek. Teguran/Peringatan
dibuat oleh Manajemen Konstruksi.

E. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Proyek


E.1. Rapat Koordinasi Teknis
Rapat koordinasi teknis adalah pertemuan yang dihadiri oleh Fungsi Engineering dari Penyedia Jasa
dan Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi yang diadakan secara khusus dalam
rangka koordinasi dan membahas secara detail seluruh aspek yang terkait teknis/engineering.
Rapat koordinasi teknis diadakan sesuai kebutuhan proyek.
Undangan beserta agenda pembahasan rapat harus didistribusikan kepada Para Peserta Rapat
minimal 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan. Rapat koordinasi teknis dipimpin oleh Manajemen
Konstruksi. Risalah rapat dibuat oleh Pimpinan Rapat dan didistribusikan kepada seluruh
peserta rapat paling lambat pada keesokan harinya setelah rapat diadakan. Formulir yang
digunakan adalah Formulir Risalah Rapat Koordinasi Proyek.

E.2. Rapat Koodinasi Pelaksanaan Konstruksi (Mingguan)


Rapat koordinasi mingguan adalah pertemuan yang dihadiri Manajemen Penyedia Jasa dan
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi yang
mengagendakan pembahasan aspek-aspek penting yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi. Rapat koordinasi mingguan harus diadakan secara rutin setiap setiap
minggu di lokasi proyek.
Undangan berserta materi rapat harus didistribusikan kepada Para Peserta Rapat minimal 1
(satu) hari sebelum rapat diadakan.
Halaman 24 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

Rapat koordinasi pelaksanaan konstruksi, mengagendakan pembahasan aspek- aspek


namun tidak terbatas pada, sbb:

 Administrasi Kontrak
 Teknis/Engineering
 Pelaksanaan Konstruksi
 Lain-lain Rapat koordinasi mingguan dipimpin oleh Manajemen Konstruksi.

Risalah rapat dibuat oleh Pimpinan Rapat dan didistribusikan kepada seluruh peserta rapat paling
lambat pada keesokan harinya setelah rapat selesai. Formulir yang digunakan adalah Formulir
Risalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Konstruksi (Mingguan).

E.3. Rapat Koordinasi Umum (Lainnya)


Rapat koordinasi proyek adalah rapat koordinasi proyek diluar rapat rutin proyek (apabila
diperlukan) yang mengagendakan pembahasan aspek- aspek lainnya yang masih berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi.
Rapat koordinasi lainnya diadakan apabila diperlukan pembahasan khusus lainnya terkait
pelaksanaan konstruksi.
Rapat koordinasi proyek dapat berupa:
 Rapat koordinasi bersama Subkon/Vendor
 Rapat koordinasi bersama Para Pemangku Kepentingan.
 Rapat koordinasi dengan masyarakat sekitar proyek

Risalah rapat dibuat oleh Pimpinan Rapat dan harus didistribusikan kepada peserta rapat pada
keesokan harinya setelah rapat selesai. Formulir yang digunakan adalah Formulir Risalah
Rapat Koordinasi.

E.4. Rapat Koordinasi Management Review/ Tinjauan Manajemen (3Bulanan)


Rapat koordinasi management adalah pertemuan yang dihadiri Manajemen Penyedia Jasa
yang mengagendakan pembahasan aspek-aspek penting yang berhubungan dengan Sistem
Manajemen Mutu dan Hasil Usaha Internal Proyek.
Rapat koordinasi Management Review diadakan rutin minimal 3 (tiga) bulan sekali
sepanjang pelaksanaan konstruksi berlangsung. Dihadiri Internal Penyedia Jasa.
Halaman 25 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
Tanggal : 03 Mei
QUALITY PLAN
2022

Undangan rapat dan agenda harus didistribusikan minimal 1 (satu) hari sebelum rapat
diadakan. Dalam Rapat Management Review, Manajer Proyek melaporkan kemajuan
pekerjaan dan permasalahan/kendala yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi serta
tinjauan atas pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu beserta penyimpangannya.
Rapat Management Review dipimpin Manajer Proyek diikuti oleh seluruh internal
Manajemen Penyedia Jasa.
Risalah rapat dibuat oleh Pimpinan Rapat dan didistribusikan kepada seluruh peserta rapat
paling lambat pada keesokan harinya setelah rapat diselesaikan. Formulir yang digunakan
adalah Formulir Risalah Rapat Tinjauan Manajemen.

F. Penyusunan Laporan Proyek


Penyusunan laporan bertujuan untuk melaporkan kepada Pengguna Jasa dan
Manajemen Konstruksi terkait progress dan target pekerjaan.

G. Dokumentasi Proyek
Dokumentasi proyek merupakan kelengkapan laporan proyek yang menjelaskan
progress pekerjaan proyek secara fisik. Progress pekerjaan sendiri disusun berdasarkan
flowchart berikut:

Halaman 26 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK
INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 03 Mei 2022

PROSEDUR KOORDINASI
FLOWCHART PROGRESS FISIK

FUNGSI Manager Konstruksi Quantity Surveyor Pelaksana Utama Konsultan Pengawas

Data Hasil Pekerjaan Fisik di Lapangan

Pelaksanaan Joint Inspection Pelaksanaan Joint Inspection

Data Pengukuran Opname Pekerjaan


Berdasarkan Inspeksi

Pembuatan Laporan Progress Fisik


Proses

Pengecekan dan Pengecekan dan


Persetujuan Persetujuan

Pengarsipan dan Distribusi

Keluaran (Output)
Arsip DIstribusi

Halaman 27 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

H. Dokumen Kontrol
Dokumen kontrol bertujuan untuk mengidentifikasi dokumen yang dimiliki dan monitoring
distribusinya untuk memastikan tidak terjadinya penggunaan dokumen yang tidak
semestinya.

2.3. PENYELESAIAN PROYEK (SERAH TERIMA)


Proses serah terima dilakukan untuk memastikan pelaksaan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan.

2.4. PENGELOLAAN KEPUASAN PELANGGAN (CUSTOMER SATISFACTION)


Kepuasan Pelanggan terjadi bila jasa yang PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Tbk hasilkan
memenuhi persyaratan (sesuai spesifikasi teknis dan administratif) dari pelanggan. Pelanggan
dalam hal ini adalah : pelanggan eksternal; owner, konsultan pengawas, pembeli unit, dan
pihak lain yang memungkinkan WIKA Gedung mendapatkan order atau pekerjaan baru.
Pengelolaan Kepuasan Pelanggan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana
kepuasan pelanggan terhadap kinerja PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Tbk. dan
menentukan upaya-upaya untuk meningkatkannya sehingga pelanggan tidak hanya puas,
tetapi juga sangat puas. Pengukuran Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) dilakukan
pada progress pekerjaan 20%-40% dan progress pekerjaan 95%-100%. Hasil Pengukuran
Kepuasan Pelanggan dinyatakan dalam Skor tingkat kepuasan yang disebut dengan Skor CSI
(Customer Satisfaction Index) yang dinyatakan dalam satuan prosen (%). Target Skor CSI
proyek yang ditetapkan perusahaan pada tahun ini adalah minimal 85% yang mana
menunjukkan Pelanggan SANGAT PUAS dengan hasil pekerjaan PT Wijaya Karya Bangunan
Gedung, Tbk. Adapun mekanisme pelaksanaan pengukuran Kepuasan Pelanggan untuk
mendapatkan Skor CSI dilaksanakan menurut bagan alir sebagai berikut :

Halaman 28 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 29 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Data dari hasil Kuesioner dikumpulkan dan dianalisis, dihitung sehingga mendapatkan
skor CSI, dan dibuat kesimpulan berikut rencana tindak lanjutnya oleh masing-masing proyek. Hasil
kesimpulan pengukuran kepuasan pelanggan disampaikan dan dibahas dalam Management
Review. Biro QSHE akan melakukan konsolidasi hasil pengukuran kepuasan pelanggan dari Proyek.
Setiap akhir tahun, dilakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan (tingkat
korporat). Pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan di tingkat korporat dilaksanakan oleh
penanggung jawab Biro QSHE. Hasil pengukuran dapat dijadikan masukan untuk
penyusunan perencanaan strategis tahun berikutnya. Hasil pengukuran tersebut harus dibahas
dalam tinjauan Manajemen di tingkatnya.

2.5. PERSYARATAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN STANDAR TEKNIS RUJUKAN


YANG DIPATUHI
Tabel berikut ini menunjukan daftar persyaratan yang dipatuhi dalam Proyek
Pembangunan Transport HUB dan Fasilitas Pendukung di Kawasan Berorientasi Transit
Dukuh Atas.
G. PERATURAN PERUNDANGAN

Halaman 30 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 31 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 32 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

II. STANDARD TEKNIS RUJUKAN


1. Struktur dan Arsitektur

Halaman 33 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

2. Mekanikal & Plumbing:


A. Sistem Air Bersih, Air Kotor, Dan Air Panas

Halaman 34 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 35 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 36 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

B. Pemadam Kebakaran

Halaman 37 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 38 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 39 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

C. Sistem Transportasi Vertikal, Eskalator & Gondola

D. Sistem Tata Udara & Ventilasi Mekanik

Halaman 40 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

E. Sistem Limbah Air

Halaman 41 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

3. Elektrikal & Elektronik


A. Sistem Listrik Arus Kuat

Halaman 42 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

B. Sistem Elektronika

Halaman 43 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4. Perancangan Landscape
A. Hardscape

5. Rancangan Infrastruktur Dan Aksesibilitas


A. Perkerasan Jalan

Halaman 44 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

B. Geometrik Jalan

6. Sistem Drainase Dan Tata Guna Air Hujan

Halaman 45 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

7. Pengujian & Tes

Halaman 46 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

3. INSPEKSI
3.1. PROGRAM INSPEKSI QUALITY PLAN PROYEK
Langkah pertama sebelum memulai aktivitas pelaksanaan inspeksi adalah penyusunan Program
Inspeksi yang memuat antara Quality Plan (disingkat Q-Plan). Quality Plan yang dibuat
setelah dilakukan peninjauan kontrak, identifikasi persyaratan – persyaratan owner
tentang material, metode kerja, kebutuhan pengujian, dan kebutuhan peralatan –
peralatan yang digunakan serta urutan pekerjaan sesuai WBS yang direncanakan.
Dalam rencana mutu ditetapkan, antara lain:
a. Urutan pekerjaan, mulai kontrak ditandatangani, penyediaan material, pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan penyerahan
b. Personil yang bertanggungjawab untuk setiap pekerjaan
c. Dokumen kerja yang digunakan (prosedur atau instruksi kerja)
d. Peralatan/mesin yang digunakan
e. Metode pengendalian / penyajian / inspeksi
Sejalan dengan penyusunan rencana mutu maka semua potensi penyimpangan mutu
diidentifikasi risikonya agar tidak menghambat proses produksi dan merugikan proyek (inefisiensi).
Ruang lingkup rencana mutu pekerjaan di Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pekerjaan sesuai dengan WBS, antara lain :
1. Struktur
I. Pekerjaan Pondasi Pancang
II. Pekerjaan Galian
III. Pekerjaan Pilecap dan Tie Beam
IV. Pekerjaan Kolom Pier
V. Pekerjaan Struktur Atas
VI. Pekerjaan Rangka Baja Atap

2. Arsitektur
I. Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Ringan
II. Pekerjaan Plester & Aci
III. Pekerjaan Plafon Gypsum
IV. Pekerjaan Waterproofing
V. Pekerjaan Keramik
VI. Pekerjaan Pintu & Jendela
VII. Pekerjaan Marmer & Granit
VIII. Pekerjaan Partisi Gypsum
Halaman 47 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

IX. Pekerjaan Pengecatan


X. Pekerjaan Sanitari
XI. Pekerjaan ACP
XII. Pekerjaan Curtain Wall
XIII. Pekerjaan Penutup Atap
XIV. Pekerjaan Jalan
XV. Pekerjaan Softscape

3. MEP
I. Pekerjaan Plumbing
II. Pekerjaan Fire Fighting
III. Pekerjaan Elektrikal
IV. Pekerjaan Penangkal Petir
V. Pekerjaan Fire Alarm
VI. Pekerjaan Tata Suara
VII. Pekerjaan BAS
VIII. Pekerjaan ESS
IX. Pekerjaan STP & GWT
X. Pekerjaan Fire Suppresion
XI. Pekerjaan Tata Udara
XII. Pekerjaan Gondola
XIII. Pekerjaan Fire Stop
XIV. Pekerjaan Pemadam Kebakaran
XV. Pekerjaan Solar Cell
XVI. Pekerjaan Lift
XVII. Pekerjaan Genset

4. Pekerjaan Kebersihan (General Cleaning)


5. Final Check

Halaman 48 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

a. Diagram alir ITP

Halaman 49 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

b. Penjelasan Pekerjaan (Cara Kerja)

Halaman 50 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 51 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 52 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 53 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 54 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 55 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 56 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 57 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 58 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 59 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 60 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 61 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 62 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

c. Inspeksi dan Test

Halaman 63 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 64 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 65 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 66 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Halaman 67 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Inspeksi dan pengetesan dilaksanakan sesuai tahapan inspeksi dalam Rencana Mutu (Quality
Plan, disingkat Q-Plan) dan dilaksanakan pada tahapan tertentu dari proses pelaksanaan
pekerjaan yaitu tahap:
a. Pendatangan dan Penerimaan Material
b. Proses Pelaksanaan Pekerjaan
c. Penyerahan Proyek Pada Pelanggan/PHO (Serah Terima Pertama) dan Serah Terima
Kedua.
Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara independen oleh personil yang secara fungsional tidak
mempunyai kepentingan secara langsung dengan obyek yang diperiksanya.

3.1.1. PENDATANGAN DAN PENERIMAAN MATERIAL


Sebelum digunakan, barang masuk harus diinspeksi terhadap kerusakan saat pengiriman, jumlah,
jenis, identifikasi, kebenaran dan kelengkapan dokumen penyerta dan kesesuaian terhadap
surat jalan dari supplier.
I. Inspeksi Di Pabrik
Inspeksi material fabrikasi dilakukan di pabrik/workshop sebelum, selama dan sesudah
difabrikasi atau pada proses pembuatannya. Bila diperlukan, Pengguna Jasa dan
Manajemen Konstruksi dapat diundang untuk menghadiri. Laporan hasil inspeksi disiapkan dan
dikirim ke Pengguna Jasa.

II. Inspeksi Di Gudang Lapangan (Stockyard Inspection)


Setelah barang sampai di lokasi gudang, barang tersebut akan diinspeksi dan dicatat dalam
form inspeksi. Inspeksi penerimaan material dilakukan pada material utama untuk pelaksanaan
pekerjaan.

1.1.2. INSPEKSI SELAMA PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN


Semua pekerjaan konstruksi harus diinspeksi dan diuji pada tahap kegiatan
pemeriksaan dan pengujian yang tertera pada tabel Program Inspeksi dan Tes yang menjadi
Lampiran QPLAN.
Bentuk dokumentasi pemeriksaan dan inspeksi harus secara jelas menguraikan kriteria
penerimaan untuk semua item yang akan diperiksa.
Prosedur QA/QC yang efektif harus menjamin bahwa pekerjaan sementara dan permanen telah
dipasang sesuai dengan spesifikasi sebelum beton dituangkan. Hal ini juga memastikan bahwa
pasca pengecoran, finishing beton, perawatan beton dan perkembangan kekuatan beton sesuai
dengan spesifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan persyaratan.
Halaman 68 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Inspeksi dilakukan dengan mengacu pada standar mutu yang ditetapkan. Standar mutu ini telah
disosialisasikan kepada karyawan Penyedia Jasa melalui program pelatihan dan pemasangan
poster-poster mutu dan pembagian buku-buku standar
mutu. Inspeksi dilakukan menggunakan alat inspeksi standar yang ditetapkan.

3.1.3. PENYERAHAN PROYEK PADA PELANGGAN/PHO (SERAH TERIMA I) DAN SERAH


TERIMA II
I. Serah Terima I (PHO)
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi telah sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan maka dilakukan Serah Terima I (Provisional Hand Over / PHO) antara
Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa disaksikan oleh Manajemen Konstruksi. Hasil pengecekan
pada Serah Terima I (PHO) ini kemudian diperbaiki dan selanjutnya dilakukan Final Hand Over
(FHO) dan penerbitan Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST – I).

II. Proses Serah Terima II


Setelah proses Serah Terima I, kegiatan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan Cacat (defect
list) akan diselesaikan dengan baik. Instruksi dari Pengguna Jasa sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan cacat (defect) diluar defect list harus dituangkan secara tertulis dan
diverifikasi oleh Ketua Tim Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan harus dilaksanakan secara berkualitas untuk mengatasi /
memenuhi instruksi tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Tindak lanjut kegiatan
pemeliharaan dikendalikan sesuai batasan waktu yang ditentukan.
Satu bulan sebelum berakhirnya Masa Pemeliharaan, maka Tim Pemeliharaan mengirimkan
surat kepada Pengguna Jasa untuk melakukan pemeriksaan bersama atas penyelesaian
kewajiban Perusahaan dalam Masa Pemeliharaan. Setelah ditandatangani, Berita Acara
Serah Terima II agar diserahkan kepada Fungsi Keuangan untuk proses tagihan retensi
bilamana masih ditahan oleh Pengguna Jasa sesuai persyaratan kontrak.
Setelah dilakukan BAST 2 untuk mempererat kerjasama dengan Pengguna Jasa maka Penyedia
Jasa melaksanakan kegiatan service building (Purna Jual) dalam artian Penyedia Jasa akan
mengerjakan/memperbaiki terhadap komplain Pengguna Jasa terutama dalam konteks
lingkup pekerjaan sesuai kontrak sebelumnya dalam batasan tertentu. Apabila permintaan
Pengguna Jasa diluar lingkup kontrak, maka akan dilakukan kesepakatan kedua belah pihak.

Halaman 69 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

3.2. STATUS INSPEKSI


Hasil inspeksi dan pengetesan harus didokumentasikan. Hasil-hasil inspeksi (dalam proses
produksi) bila terjadi ketidaksesuaian telah ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menangani
penyimpangan produk tersebut (didokumentasikan dengan catatan penyimpangan produk/CP)
dengan melakukan tindakan perbaikan atau mengijinkan pemakaiannya setelah mendapatkan
konsesi dari pihak berwenang.
Produk tidak sesuai yang telah diperbaiki akan dilakukan verifikasi ulang untuk menunjukkan
kesesuaiannya terhadap persyaratan-persyaratan. Tindak lanjut atas ketidaksesuaian
dilaksanakan oleh personil yang relevan dan kompeten untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut
betul-betul dilakukan secara efektif. Prosedur untuk menangani penyimpangan mengikuti prosedur
urutan/tahapan.

3.2.1. PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI DAN PERMINTAAN


TINDAKAN KOREKTIF DAN PREVENTIF (PTKP)
Untuk mencegah terulangnya kembali penyimpangan yang sifatnya kritis baik material,
produk/proses perlu dilakukan analisa penyebab penyimpangan untuk dilakukan tindakan
perbaikan/korektif. Dalam pelaksanaan untuk merealisasikan produk bila terjadi
keluhan pelanggan/komplain, setiap karyawan yang menerima komplain tersebut
menyampaikan kepada personil yang bertanggungjawab untuk menindaklanjuti
keluhan/komplain tersebut dengan mekanisme PTKP (Permintaan Tindakan Korektif dan
Preventif).

Halaman 70 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

2. PROSEDUR PENGUJIAN LAPANGAN


4.1. PDA TEST
PDA (Pile Driving Analyzer) test merupakan sistem pengujian tiang pancang untuk mengukur
data kecepatan, gaya selama pelaksanaan pengujian dan perhitungan variable dinamik secara
real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung fondasi tiang tunggal. Selain itu, dari
PDA test juga dapat diketahui keutuhan tiang dan sambungan serta efisiensi transfer energi
pukulan hammer / alat pancang. PDA test dilakukan menggunakan data digital computer yang
diperoleh dari strain transducer dan accelerometer. Pelaksanaan PDA test dilakukan mengacu
pada ASTM D – 4945 (Standard Test Method for High Strain Dynamic Testing of Deep
Foundations). Pengujian dilakukan dengan tahapan berikut:
1. Persiapan. Pada tahap ini dilakukan penggalian tanah sekeliling kepala tiang, perapihan
kepala tiang, pemasangan instrument transducer dan accelerometer, serta penyiapan hammer /
alat pancang.
2. Pengujian. Pengujian dilakukan dengan penjatuhan palu secara tegak lurus dari ketinggian 1,5
– 2 m. Pengujian dilakukan dengan beban maksimum 200% dari beban rencana. Penjatuhan
palu ke kepala tiang akan menghasilkan nilai kapasitas daya dukung tiang (RMX), energi,
penurunan maksimum tiang (DMX), dan nilai keutuhan tiang (BTA).
Persyaratan test PDA adalah didapatkan nilai 100% pada indikator keutuhan tiang uji. Jika nilai
tidak mencapai 100% maka tiang pancang mengalami retak / crack atau patah dalam.

4.2. PENGUJIAN SLUMP


Uji slump merupakan pengujian empirik pada ready mix material beton sebelum dilakukan
pengecoran beton pada lokasi yang sudah ditentukan. Uji slump akan menentukan workability
(kemudahan pekerjaan) pada beton segar. Kesesuaian workability beton segar akan menghasilkan
beton dengan mutu sesuai persyaratan dan mengering sesuai waktunya.
Uji slump dilakukan mengacu pada SNI 1972 : 2008 ( Cara Uji Slump Beton). Alat yang digunakan
untuk melakukan slump test adalah:
1. Gerobak
2. Sendok Beton
3. Pelat Besi
4. Cetakan Kerucut Terpancung
5. Batang Penusuk
6. Meteran
7. Penerangan

Halaman 71 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Pelaksanan slump test adalah sebagai berikut:


1. Material beton segar yang akan diuji ditaruh pada gerobak
2. Beton segar dimasukkan ke cetakan kerucut terpancung menggunakan sendok beton
3. Pengisian beton dilakukan 1/3 tinggi cetakan. Kemudian dilakukan penusukan pada beton
sebanyak 25 kali menggunakan besi penusuk. Tahapan dilakukan berulang pada 2/3 tinggi
cetakan dan pada beton memenuhi cetakan. Pengisian beton dilakukan berlebih di atas
cetakan supaya saat pemadatan dengan besi penusuk kelebihan beton menjaga kerataan
permukaan beton pada sisi atas cetakan.
4. Cetakan diangkat secara hati – hati. Kemudian dilakukan pengukuran perbedaan ketinggian
cetakan dengan beton segar. Perbedaan nilai tinggi cetakan slump dengan tinggi beton
setelah penurunan merupakan nilai slump beton tersebut.

4.3. PENGUJIAN TARIK DAN TEKUK BESI BETON


Pengujian tarik dilakukan untuk mendapatkan data regangan, tegangan leleh maupun kuat tarik
baja. Sedangkan pengujian lengkung besi beton bertujuan untuk mendapatkan gaya maksimum yang
dapat ditahan oleh besi beton sampai besi beton mengalami sudut lengkung 180°. Pengujian
mengacu pada pelaksanaan pengujian tarik dan tekuk besi beton yang dilakukan di laboratorium
independent yang ditunjuk sesuai persyaratan.
Benda uji tarik berupa batang proporsional dimana perbandingan antara panjang dan luas
penampang sebelum pengujian adalah sama. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk
kuat tarik yaitu:
1. Mesin uji tarik. Memiliki kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur sehingga penambahan
tegangan tidak melebihi 10 MPa untuk setiap detik.
2. Alat pengukur geser
3. Peralatan pembuat benda uji. Terdiri dari alat pemotong baja, alat penggores benda uji, dan
mesin bubut.
Tahapan pelaksanaan uji tarik yaitu:
1. Pembuatan benda uji sebanyak dua buah untuk pengujian ganda.
2. Benda uji dipasang pada mesin uji tarik dengan menjepit ujung benda uji. Sumbu alat penjepit
berimpit dengan sumbu benda uji.
3. Dilakukan penarikan benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik sampai
benda uji putus.
4. Dilakukan pencatatan gaya tarik pada batas leleh dan pada batas putus.

Halaman 72 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

Peralatan yang digunakan untuk uji tekuk merupakan mesin uji yang mampu melengkungkan batang
uji secara teratur sampai mencapai sudut lengkung yang ditentukan. Kemudian tahapan
pelaksanaan tes tekuk yaitu sebagai berikut:
1. Batang uji diletakkan di atas rol – rol penumpu (diletakkan tegak lurus)
2. Penekanan dilakukan pada sisi luar batang uji yang bertemu dengan batang penekan.
Penekanan dihentikan setelah sudut tekuk mencapai sudut yang ditentukan.

4.4. TES RENDAM (WATERPROOFING)


Tes rendam merupakan pengujian yang dilakukan pada area basah untuk menentukan ada tidaknya
kebocoran pada area tersebut. Tes rendam mengacu pada IK nomor WIKA-BG-PDSMM-IK-38
(Pekerjaan Waterproofing). Alat dan bahan yang digunakan untuk tes rendam adalah sebagai
berikut:
1. Selang atau ember. Digunakan untuk menuangkan air pada lokasi pengujian
2. Air. Merupakan material utama untuk pengujian tes rendam
3. Meteran. Digunakan untuk mengukur elevasi rendaman.
4. Form tes rendam. Digunakan untuk kelengkapan dokumentasi selama pengujian tes rendam.
Tahapan pengujian tes rendam adalah sebagai berikut:
1. Penentuan elevasi rendaman air pada lokasi pengujian. Ketinggian air disesuaikan dengan
persyaratan yang disepakati (umumnya 5 – 10 cm).
2. Pengisian air pada lokasi pengujian menggunakan ember atau selang. Dipastikan bahwa
semua area pengujian terendam air dan mencapai elevasi yang disyaratkan.
3. Catat tanggal tes, lokasi pengujian, waktu pengujian, dan elevasi air pada form tes dan
didokumentasikan. Form ditandatangani oleh kontraktor dan konsultan pengawas.
4. Rendaman air didiamkan selama minimal 1 x 24 jam atau sesuai kesekapatan. Selanjutnya
diukur ada tidaknya pengurangan elevasi air dan kebocoran pada lokasi tes. Jika tidak ada
pengurangan elevasi maka tes sudah selesai dan lokasi dianggap sudah kedap air.

4.5. TEST TEKAN INSTALASI SPRINKLER


Tes tekan sprinkler dilakukan untuk mengecek tekanan dan berfungsi dengan baiknya instalasi
sprinkler serta memastikan tidak adanya kebocoran pada instalasi. Tahapan tes tekan adalah
sebagai berikut:
1. Pelaksaan survey untuk lokasi instalasi yang akan dites.
2. Jalur instalasi pipa ditandai kemudian diberikan juga tand pada ujung pipa utama
sprinkler.
3. Ujung pipa utama ditutup dengan menggunakan UNP dengan cara di las.
Halaman 73 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4. Untuk pipa bercabang, lubang head sprinkler ditutup dengan menggunakan peuntup ulir
luar.
5. Dipasang katup gerbang / katup bola 1” pada salah satu ujung yang tertinggi pada pipa
cabang.
6. Selang fleksibel disambungkan ke pompa tes otomastis kemudian disambungkan ke
rangkain inlet hydrotest. Pengisian air kemudian dilakukan ke dalam instalasi yang akan
dilakukan pengetesan.
7. Katup gerbang pada inlet hydrotest ditutup setelah pipa terisi penuh.
8. Katup gerbang pada cabang tertinggi ditutup setelah dipastikan tidak ada lagi gelembung
udara. Kemudian dipasang alat ukur tekan.
9. Penekanan dilakukan sampai 20% dari tekanan tes. Tahan selama 5 menit, kemudian jika
tekanan masih sama maka penambahan tekanan dapat dilakukan
10. Tekanan dinaikkan mencapai 50% tekanan tes dan juga ditahan selama 5 menit.
Kemudian jika tekanan masih sama, makan diberikan penambahan tekanan hingga
mencapai 100% tekanan tes.
11. Tekanan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, dilakukan pemeriksaan pada alat
ukur tekan. Jika tekanan masih konstan makan disimpulkan bahwa semua instalasi aman
dari kebocoran.
4.6. TEST TEKAN RANGKAIAN PIPA RISER PEMADAM KEBAKARAN
Test tekan rangkaian pipa riser dilakukan untuk memastikan instalasi berfungsi dengan
baik dan tidak terjadi kebocoran pada rangkaian pipa riser. Tahapan pelaksaan tes tekan
rangkaian pipa riser adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan survey pada jalur pipa riser utama yang akan dites.
2. Jalur pipa riser utama ditandai. Kemudian juga ditandai ujung pipa riser
3. Ujung pipa riser utama ditutup dengan menggunakan pelat baja dengan cara dilas.
4. Ujung pipa utama bagian paling bawah riser ditutup dengan cara dilas menggunakan
pelat baja.
5. Inlet hydrotest dirangkai dan disambungkan di bagian bawah riser. Alat ukur tekan
yang terpasang di inlet hydrotest dibuka, kemudian katup gerbang yang ada
dibuka untuk membebaskan udara yang terjebak di rangkaian.
6. Dilakukan pengisian air menggunakan pompa tes kedalam rangkaian hingga
penuh. Kemudian dipasang alat ukur tekan pada bagian atas katup gerbang.
7. Dilakukan penekanan pada rangkaian hingga mencapai 20% tekanan tes. Tahan
selama 5 menit, kemudian dilanjutkan penekanan jika tekanan tidak menurun.

Halaman 74 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

8. Dilakukan penekanan pada rangkaian hingga mencapai 50% tekanan tes. Tahan
selama 5 menit, kemudian dilanjutkan penekanan jika tekanan tidak menurun hingga
mencapai 100% tekanan tes.
9. Tekanan ditahan selama 24 jam. Setelah 24 jam dicek pembacaan pada alat ukur
tekanan. Jika tidak terjadi perubahan tekanan makan pengetesan dianggap selesai.

4.7. TEST TEKAN RANGKAIAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH DAN PIPA AIR PANAS
Test tekan rangkaian instalasi pipa air bersih dan air panas dilakukan untuk memastikan rangkaian
instalasi sudah berfungsi dengan baik dan tidak terdapat kebocoran. Tahapan pelaksaan tes tekan
rangkaian instalasi pipa air bersih dan air panas adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan survey pada jalur pipa air bersih dan air panas utama yang akan dites.
2. Jalur pipa air bersih dan air panas utama ditandai. Kemudian juga ditandai ujung pipa riser
3. Ujung pipa air bersih dan air panas utama ditutup dengan menggunakan pelat baja dengan cara
dilas.
4. Alat ukur tekan yang terpasang di inlet hydrotest dibuka, kemudian katup gerbang yang ada
dibuka untuk membebaskan udara yang terjebak di rangkaian.
5. Dilakukan pengisian air menggunakan pompa tes kedalam rangkaian hingga penuh. Kemudian
dipasang alat ukur tekan pada bagian atas katup gerbang.
6. Dilakukan penekanan pada rangkaian hingga mencapai 20% tekanan tes. Tahan selama 5
menit, kemudian dilanjutkan penekanan jika tekanan tidak menurun.
7. Dilakukan penekanan pada rangkaian hingga mencapai 50% tekanan tes. Tahan selama 5
menit, kemudian dilanjutkan penekanan jika tekanan tidak menurun hingga mencapai 100%
tekanan tes.
8. Tekanan ditahan selama 24 jam. Setelah 24 jam dicek pembacaan pada alat ukur tekanan. Jika
tidak terjadi perubahan tekanan makan pengetesan dianggap selesai.

4.8. TES KEBOCORAN JALUR INSTALASI PIPA SUPPLY DAN RETURN


Tes bocor pipa supply dan return merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui
apakah jalur instalasi pipa mengalami kebocoran atau tidak. Pelaksanaan tes kebocoran
jalur instalasi pipa supply dan return adalah sebagai berikut:
1. Pemberian tes tekan sebesar 1.5 kali tekanan kerja
2. Dilakukan penahanan selama 1 x 24 jam
3. Jika terdapat kebocoran maka tekanan dilepaskan dan tes dihentikan. Kemudian
dilakukan perbaikan area yang mengalami kebocoran.

Halaman 75 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4. Lakukan kembali pengetesan tekan selama 1 x 24 jam sampai tidak terdapat kebocoran.
Jika sudah dipastikan tidak terdapat kebocoran, maka tekanan dapat dilepas dan
perlengkapan tes dapat dilepas untuk menyelesaikan pelaksanaan tes.

4.9. TES KEBOCORAN DUCTING


Tes bocor ducting dilakukan untuk memastikan pekerjaan pemasangan ducting
memenuhi standar mutu yang diinginkan dan tidak terdapat kebocoran. Pelaksanaan tes
kebocoran ducting adalah sebagai berikut:
1. Area tes dipastikan sepenuhnya sudah gelap agar mudah dalam mengecek kebocoran.
2. Jika terdapat kebocoran maka lampu dihidupkan dan dilakukan perbaikan dengan
sealant pada area sinar yang keluar dari ducting.
3. Dilakukan pengetesan ulang dengan lampu dimatikan setelah ducting yang bocor
diperbaiki. Setelah tidak ada lagi cahaya yang keluar, maka tidak ada lagi ducting yang
bocor.

4.10.RANGKAIAN TES Sewage Treatment Plant (STP)


Tes STP terdiri dari pengetesan komponen STP untuk memastikan keseluruhan komponen
berfungsi dengan baik dan tidak terjadi kebocoran. Penjelasan tahapan tes di tiap
komponen STP adalah sebagai berikut:
a. Tes Pipa Galvanized Iron Pipe (GIP). Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1. Alat tes dipasang pada instalasi pipa yang dimodifikasi untuk keperluan tes.

2. Dilakukan penekanan sampai batas 1.5 kali tekan kerja (± 0.4 kg/cm2)
3. Valve ditutup dan didiamkan selama 1 x 24 jam.
4. Diberikan tanda posisi jarum pada pressure gauge pada awal dan akhir pengetesan.
5. Pengetesan diterima jika pipa tidak bocor dan penuruna tekanan dalam pipa
selama pengetesan maksimum 10%.
b. Tes Blower. Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1. Blower diberikan power 380 Volt/ 3 phase untuk beroperasi. Kemudian setelah
beroperasi, dilakukan pengecekan putaran blower. Putaran diterima jika
kecepatan putaran sesuai rencana dan berputar ke arah yang benar.
2. Besaran ampere blower dicek di setiap phase dan harus memenuhi syarat yang
ditentukan.
3. Dilakukan pengukuran airflow rate yang keluar dari dan ke blower.

Halaman 76 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

c. Tes Instalasi Kabel. Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:


1. Kabel dipasang namun tidak disambung dulu ke terminal pada motor maupun
pada panel.
2. Salah satu ujung dari kabel disambung ke alat megger, kemudian diputar agar
diperoleh nilai hasil megger.
d. Tes Pompa Submersible. Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1. Pompa diberikan power 380 Volt/ 3 phase untuk beroperasi. Kemudian setelah
beroperasi, dilakukan pengecekan putaran pompa. Putaran diterima jika
kecepatan putaran sesuai rencana dan berputar ke arah yang benar.
2. Besaran ampere pompa dicek di setiap phase dan harus memenuhi syarat yang
ditentukan.
3. Dilakukan pengukuran waterflow rate pompa sesuai spesifikasi teknis.
e. Tes Pompa Centrifugal (End Suction). Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1. Pompa diberikan power 380 Volt/ 3 phase untuk beroperasi. Kemudian setelah
beroperasi, dilakukan pengecekan putaran pompa. Putaran diterima jika
kecepatan putaran sesuai rencana dan berputar ke arah yang benar.
2. Besaran ampere pompa dicek di setiap phase dan harus memenuhi syarat yang
ditentukan.
3. Dilakukan pengukuran waterflow rate pompa sesuai spesifikasi teknis.
f. Tes Instalasi Ducting. Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1. Grill ducting ditutup dengan plastik setelah instalasi ducting terpasang.
2. Diberikan pengasapan dengan alat fogging ke dalam ducting.
3. Dilakukan pengecekan kebocoran pada instalasi.

4.11. TES INTENSITAS PENERANGAN


Tes intensitas penerangan dilakukan untuk memastikan terangnya instalasi lampu yang terpasang
sudah memenuhi spesifikasi teknis yang direncanakan. Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Penentuan titik instalasi lampu yang akan dites. Jumlah lampu di tiap area ditentukan sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan,
2. Alat luxmeter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan membuka penutup sensor,
3. Alat luxmeter diposisikan di titik pengukuran dan dibaca hasil pengukuran pada layar monitor
setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat angka yang stabil.

Halaman 77 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4.12. TEST MEGGER


Tes megger dilakukan untuk mengecek instalasi listrik yang terpasang dan isolator / ketahanan
generator, motor dan juga trafo. Megger merupakan singkatan dari Mega Ohm Meter. Tahapan
pelaksanaan test megger adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan baterai alat megger pada kondisi normal. Dicek mekanikal zero dalam kondisi
megger off, serta posisi jarum berada di posisi berimpit dengan garis skala.
2. Kabel tes dipasang pada terminal megger kemudian ujung lainnya dihubungkan ke peralatan
yang diukur. Pilih skala sesuai spesifikasi kemudia letakkan saklar skala pada skala 1.
3. Pindahkan ke skala 2 kemudian lakukan pengukuran. Jika sama pindah ke skala 3 dan ditunggu
hingga jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Hasil pengukuran dicatat dengan skala alat ukur,
kemudian dibandingkan dengan hasil ukur untuk standar tahanan isolasi.

4.13. TES INSTALASI TATA SUARA (SOUND SYSTEM)


Tes instalasi tata suara dilakukan untuk memastikan instalasi tata suara yang sudah terpasang
berfungsi dengan baik dan cakupan suara dapat memenuhi area yang disyaratkan. Tahapannya
secara umum (Testing Commisioning) adalah sebagai berikut:
1. Semua instalasi dipastikan dalam kondisi on dan terhubung ke pusat tata suara di ruang kontrol.
2. Dilakukan simulasi tanggap darurat untuk memastikan alarm sound dan Public Address (PA)
dapat terdengar di semua area tes.
3. Dilakukan pengecekan di area yang suaranya tidak terjangkau atau timbul kebisingan
karena suara yang dikeluarkan
4. Tes dianggap selesai jika sistem tata suara dapat didengar denga jelas di semua area tes
dan tidak menimbulkan kebisingan yang melebihi standar kebisingan yang ditetapkan.
Tes instalasi tata suara jika dirinci lebih lanjut terbagi menjadi beberapa sub pengecekan yaitu:
1. Function Test. Terdiri dari pengecekan monitor panel, audio output, power amplifier, power
supply, selector, dan junction box.
2. Installation Speaker Testing Procedure. Tes dilaksanakan untuk memastikan speaker memiliki
koneksi yang baik dan bisa menghasilkan output suara yang baik.
3. Microphone Testing Procedure. Tes dilaksanakan untuk memastikan mikrofon berfungsi dengan
baik
4. Termination Checking Procedure. Tes dilakukan untuk mengecek kualitas koneksi antar
peralatan.

Halaman 78 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

4.14. GROUNDING TEST


Grounding merupakan peralatan pengaman yang dipasang untuk mencegah kerusakan jaringan
dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir. Prinsipnya yaitu penangkal petir akan menerima
tegangan listrik dari sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik ke tanah / bumi melalui alat
grounding.
Pengetesan instalasi grounding diperlukan untuk memastikan kondisi sistem grouding yang sudah
dipasang. Pengetesan dilakukan menggunakan Grounding Tester / Earth Tester. Pelaksanaan test
adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan tiga kabel ukur pada alat Earth Tester. Kabel merah dipasang ke lubang konektor
merah pada alat ukur kemudian ujung satunya dihubungkan ke tongkat besi yang sudah
ditancapkan ke bumi / tanah.
2. Pemasangan kabel kuning pada alat ukur kemudian ujung satunya dipasang pada tongkat besi
lain yang ditancapkan ke bumi / tanah. Jarak antar tongkat besi diusahakan memiliki jarak
antara 5 – 10 m.
3. Pemasangan kabel hijau pada alat ukur kemudian ujung lainnya dipasang pada kabel
penghantar pada titik grounding yang sudah dipasang.
4. Selektor pada alat ukur diputar ke pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100Ω) kemudian
tombol test ditekan.
5. Jika jarum ukur belum bergerak atau bergerak namun sangat kecil, maka selektor diputar
ke satuan skala yang lebih kecil ( 1 0 Ω)
6. Selektor diputar ke skala yang lebih keci lagi (1 Ω) jika jarum ukur masih bergerak namun sedikit.

Halaman 79 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

5. PENGAJUAN DOKUMEN (SUBMITTALS)


5.1. MEKANISME PENGENDALIAN DOKUMEN
Sistem pengendalian dokumen dilakukan melalui organ Pusat Pengendalian Dokumen. Dokumen-
dokumen yang dikendalikan oleh PPD adalah Pedoman Mutu, Prosedur Sistem Manajemen
mencakup manajemen mutu, K3L, “Support Document” seperti Instruksi Kerja, Gambar-gambar
Teknis maupun gambar atau spesifikasi teknis yang diserahkan pelanggan serta dokumen rujukan
dari luar disamping itu semua dokumen serta peraturan-peraturan yang terkait dengan K3L.
Melalui mekanisme PPD, dokumen harus diperiksa dan disetujui/disahkan oleh pihak
berwenang sebelum diberlakukan dan didistribusikan ke berbagai pihak yang
memerlukan untuk melaksanakan dokumen tersebut. Untuk mencegah penggunaan secara
tidak semestinya dari dokumen yang sudah tidak terpakai, setiap dokumen diberi identifikasi
dengan membubuhkan stempel. Semua dokumen asli atau dokumen yang telah direvisi, ditinjau
ulang dan disetujui oleh personil/pihak berwenang bila terjadi perubahan. Setiap dokumen akan
mencantumkan status revisi dan identitas yang jelas. Khusus untuk pengendalian gambar telah
disusun prosedur terpisah agar pengendalian gambar berlangsung efektif. Dokumen prosedur-
prosedur yang sudah di tetapkan dibuatkan daftar induk untuk memudahkan mencarinya
dan menyelusuri statusnya. Dalam usaha menjamin kemampu-telusuran terhadap persyaratan
kontrak dan kebijakan perusahaan, rekaman sebagai bukti dari hasil suatu proses dikendalikan
dan dipelihara oleh masing-masing unit yang menghasilkan rekaman tersebut. Metoda
identifikasi, pengumpulan dan pengindekan ditentukan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Penanganan lebih lanjut atas rekaman yang telah habis masa penyimpanan ditetapkan
dalam prosedur penyimpanan rekaman mutu. Informasi dan data diklasifikasikan menjadi:
Top Secret (sangat rahasia), sangat konfidensial, dokumen kekayaan intelektual-hak milik
(proprietary), penggunaan internal (internal use only) dan dokumen publik setiap informasi dan
data harus ditetapkan klasifikasinya sesuai standar yang berlaku oleh penanggung jawab/PIC
yang ditetapkan.

Halaman 80 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

6. LAPORAN DAN DOKUMENTASI


6.1. LAPORAN HARIAN
Laporan Harian berisikan tentang:
1. Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan,
2. Tenaga kerja,
3. Material/bahan bangunan yang didatangkan,
4. Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan,
5. Waktu yang dipergunakan dengan kebutuhan pekerjaan,
6. Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan,
7. Kondisi cuaca
8. Dokumentasi foto.
Alur pembuatan laporan harian mengikuti flowchart berikut:

Halaman 81 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

6.2. LAPORAN MINGGUAN


Laporan mingguan diambilkan dari presentasi rapat mingguan eksternal. Laporan
ditandatangani oleh Penyedia dan diketahui oleh MK serta dikirimkan kepada Pengguna
Jasa.
1. Progress pekerjaan kumulatif sampai dengan minggu ini,
2. Target pekerjaan sampai dengan akhir minggu berikutnya,
3. Lampiran terdiri dari dokumentasi foto, laporan progress dan kendala yang dihadapi.

6.3. LAPORAN BULANAN


Laporan bulanan proyek / kemajuan berkala atas kontrak proyek ini harus dibuat untuk
mengendalikan deviasi dari master schedule. Laporan bulanan diketahui oleh MK dan
dikirimkan kepada Pengguna Jasa. Laporan bulanan digunakan sebagai lampiran
dokumen penagihan.
Isi laporan bulanan, antara lain:
1. Progress pekerjaan kumulatif sampai dengan bulan ini,
2. Target pekerjaan sampai dengan akhir bulan berikutnya,
3. Lampiran terdiri dari dokumentasi foto, laporan progress dan kendala yang dihadapi,
4. Laporan K3L.

6.4. EXECUTIVE SUMMARY


Laporan executive summary berisi uraian penjelasan singkat terkait status
pelaksanaan dan dokumentasi/rekaman kegiatan pelaksanaan konstruksi.

6.5. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN (PROGRESS REPORT)


Formulir yang digunakan adalah Formulir Weekly Progress

6.6. LAPORAN PENGUJIAN MATERIAL/HASIL PEKERJAAN SESUAI YANG


DISYARATKAN
Laporan pengujian material berisi laporan dari laboratorium independent yang
ditunjuk atas pengujian sampel material. Laporan ini disampaikan bila diperlukan
atau dipersyaratkan oleh Pengguna Jasa

6.7. LAPORAN AKHIR MASA PEMELIHARAAN


Laporan akhir masa pemeliharaan berisi berita acara penyerahan kedua (BAST-2).
Halaman 82 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

6.8. DOKUMENTASI
Dokumentasi terdiri dari :
1. Dokumentasi foto progress dan aerial view (menggunakan drone)
2. Video time lapse (dibuat bila dibutuhkan oleh Pengguna Jasa)
3. Dokumentasi video progress dari 0 % – 100 % dan diserahkan saat proyek telah
selesai.

6.9. LAPORAN K3L


Laporan K3L dibuat untuk menunjukkan capaian keselamatan kerja yang proyek raih
secara bulanan. Laporan K3L disertakan oleh penyedia beserta laporan bulanan ke
pengguna jasa. Laporan bulanan K3L dapat dilihat pada laporan RK3K.

Halaman 83 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

7. Lampiran
- Laporan Harian

Halaman 84 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

- Laporan Mingguan

Halaman 85 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

- IjinPelaksanaan

Halaman 86 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

- Approval Material

Halaman 87 dari 86
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH Rev. : 01
QUALITY PLAN Tanggal : 17-04-2022

- CP PTKP

Halaman 88 dari 86

Anda mungkin juga menyukai