Anda di halaman 1dari 22

Metoda Konstruksi Peningkatan Jalan Aspal

I. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan
pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek.
a. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan, terlebih
dahulu dilaksanakan pengambilan sampel bahan dari
quary yang berada di lokasi proyek, atau tempat
yang berdekatan dengan lokasi proyek, diantaranya:
batu, pasir, dan aspal selanjutnya dibawa ke
laboratorium job mix design yang akan dijadikan
sebagai acuan kerja.
b. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Pekerjaan ini meliputi penentuan lokasi basecamp,
pembuatan kantor lapangan dan fasilitasnya di lokasi
proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi
peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

Direksi Keet
c. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan
Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
pengaturan arus lalu lintas transportasi dilakukan
dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang
memadai di setiap kegiatan lapangan. Bila diperlukan
dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang
bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat
pelaksanaan.

Rambu-Rambu Sementara

Pengaturan Arus Lalu Lintas

d. Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis Survey, rekayasa
lapangan dilaksanakan untuk menetukan kondisi fisik
dan struktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada
di lokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk
mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan
kerja yang telah diberikan sistem dan tata cara
survey dikordinasi dengan direksi teknis.
e. Material dan Penyimpanan
Bahan yang akan digunakan di dalam pekerjaan
harus menemui spesifikasi dan standard yang
berlaku. Semua material yang digunakan dilakukan
penyimpanan di tempat dan kondisi yang sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan, agar mutu
bahan tetap terjaga dengan baik.

Penyimpanan Material
f. Jadwal Konstruksi
Jadwal konstruksi dibuat pihak kontraktor kemudian
diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas dan
mendapat persetujuan pada saat dilaksanakan rapat
pendahuluan (Pre Contruction Meeting).
g. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pekerjaan ini, peralatan yang diperlukan
meliputi :
1. Dump Truck;
2. Asphalt Finisher;
3. Tandem Roller;
4. Vibrator Roller;
5. Wheel Loader;
6. Excavator;
7. Motor Grader;
8. Asphalt Sprayer;
9. Water Tanker;
10. Concrete Mixer;
11. Generator Set;
12. Compressor;
13. Survey Equipment;
14. Pneumatic Tire Roller (PTR)
15. Flat Bed Truck;
16. Water Pump;
17. Slump Test.

h. Papan Nama Proyek


1. Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan
informasi mengenai proyek;
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas
persetujuan Direksi Pekerjaan;
3. Bahan yang dipakai : Kayu kaso, plywood, amplas,
cat kayu, paku, split, cat minyak;
4. Papan nama proyek dipasang di pangkal dan
ujung lokasi pekerjaan;
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan
proyek.
i. Relokasi Utilitas dan Pelyanan
Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta
utilitas umum lainnya melalui beberapa tahapan :
1. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam
ketentuan relokasi yang sudah ditetapkan;
2. Pelaporan terhadap departemen terkait;
3. Pemindahan utillitas setelah mendapatkan
persetujuan dari departemen terkait.
II. Pekerjaan Tanah
a. Galian Biasa
Pelaksanaan galian biasa prosedurnya sebagai
berikut:
1. Penggalian secara manual dilaksanakan pada
saluran eksisting. Tanah yang digali secara
manual dikumpulkan di tepi galian dan
selanjutnya dimuat ke dump truk kemudian
diangkut keluar lokasi proyek;

Penggalian Tanah dengan Cara Manual


Pembuangan Material Menggunakan Dump Truck
2. Penggalian dengan menggunakan alat berat
pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah
pemasangan bowplank. Tanah yang digali oleh
excavator langsung dimuat ke dump truk
kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
b. Galian Struktur 0-2 meter
Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada
disisi jalan dilakukan dengan menggunakan
Excavator Selanjutnya Excavator menuangkan
material hasil galian kedalam Dump Truck dan
membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.

c. Timbunan Pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan
pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang
memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan
biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat -
sifat tertentu yang sesuai dengan yang ditetapkan.
d. Pekerjaan Urugan
Pekerjaan urugan pilihan dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Pengangkutan material pengangkutan material
urugan pilihan ke lokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan
menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
material di satu tempat dan kekurangan material
di tempat lain.
2. Penghamparan material dilakukan dengan
menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal
berikut: (a) kondisi cuaca; (b) panjang hamparan,
lebar hamparan, dan tebal hamparan; (c) material
yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan
pada lokasi yang ditetapkan
3. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro
roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.
Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan
untuk mendapat hasil yang maksimal dengan
dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan pilihan dan diselingi dengan
pemadatan dengan menggunakan vibro roller.
Timbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan dengan
sedemikian rupa yang sama. Pekerjaan ini harus
meliputi pemasokan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan bahan untuk
pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup
aspal dan suatu lapis permukaan sementara pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah
yang telah disiapkan. Pemasokan bahan akan
mencakup , jika perlu, pemecahan, pengayakan,
pencampuran dan operasi- operasi lainnya yang
diperlukan, untuk memperoleh bahan yang
memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.
Ilustrasi Pekerjaan Tanah

III. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah


Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi bawah ini
dilaksanakan sesudah pekerjaan penyiapan badan jalan
selesai. Pekerjaan lapis pondasi bawah dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan di satu tempat dan kekurangan
material di tempat yang lain;
2. Penghamparan material dilakukan dengan
menggunakan motor grader dalam tahapa
penghamaran harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
(a). Kondisi cuaca;
(b). Panjang hamparan, lebar hamparan, dan
tebal
hamparan;
(c). Material yang tidak dipakai dipisahkan dan
di
tempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan;
3. Pemadatan material dilakukan dengan
menggunakan vibro roller dan PTR. Dimulai dari
bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan
selesai, alat pemadatn dipindahkan ke jalur
sebelahnya dengan overlaping 1/8 panjang drum
dan seterusnya hingga mencapai area
pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah
passing sesuai dengan hasil trial compaction.

Ilustrasi Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah

IV. Pekerjaan Lapis Pondasi Atas


Untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas ini
dilaksanakan sesudah pelaksanaan lapis pondasi bawah.
Pekerjaan lapis pondasi atas dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan
dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat
dilokasi pekerjaan sebelum material di turunkan.
Material diturunkan dengan jarak dan volume
tertentu untuk memudahkan proses penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan material di satu tempat
dan kekurangan material di tempat lain.
2. Penghamparan material dilakukan dengan
menggunakan motor grader. Dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (a) kondisi cuaca; (b) panjang hamparan,
lebar hamparan, dan tebal hamparan; (c) material
yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang telah ditetapkan;
3. Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra
roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.

Ilustrasi Pekerjaan Lapis Pondasi Atas

V. Pekerjaan Perkerasan Aspal


a. Lapis Resap Pengikat
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan
penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan
lapisan beraspal berikutnya. Lapis resap pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa
bahan pengikat aspal atau semen (misalnya lapis
pondasi agregat). Bahan lapis resap pengikat
diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi
minyak minyak tanah yang digunakan sesuai yang
ditetapkan. Pengambilan lapis resap pengikat pada
distributor aspal pada saat akan dilaksanakan
pekerjaan. Lapisan resap pengikat hanya dikerjakan
pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit
lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari
segala kotoran yang tidak berguna. Penyemprotan
dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran
arus lalu lintas.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah
compressor dan alat bantu lainnya. Setelah
pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus
lalu lintas dibuat dengan menggunakan tanda-tanda
lalu lintas agar permukaan yang baru dibersihkan
tidak dilalui kendaraan.

b. Laston Lapis Antara (AC-BC)


Tahapan pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan
lapis aus aspal beton (AC BC) selesai dan sudah
mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan,
pemadatan di atas permukaan jalan yang telah
disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal
dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis
resap pengikat atau biasa disebut prime coat.
Material yang digunakan mempunyai spesifikasi yang
telah ditetapkan. Material Aspal diangkut dari AMP
dengan menggunakan dump truck. Bak dump truck
harus terbuat dari metal dan harus bersih dari
kotoran dan pada bagian atas dump truck ditutup
rapat dengan terpal yang terbuat dari kain dan tahan
terhadap air, agar material tidak melekat pada bak
dump truck dan tidak cepat turun suhunya. Dari
dump truk material aspal dipindah ke asphalt finisher
untuk proses penghamparan. Dalam proses
penghamparan selalu diikuti tenaga surveyor dan
direksi pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan
dan kemiringan penghamparan. Pemadatan aspal
yang telah dihamparkan oleh asphalt finisher
menggunakan alat tandem roller dan PTR. Peralatan
yang dipakai:
1. Asphalt Mixing Plant (AMP);
2. Genset;
3. Asphalt Finisher;
4. Dump Truck;
5. Tandem Roller;
6. PTR;
7. Wheel Loader.
c. Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi (filler) yang ditambahkan terdiri atas
debu batu kapur (lime stone dust), kapur padam
(hydrated lime), semen atau abu terbang yang
sumbernya disetujui areh direksi pekerjaaan. Filler
sebagai bahan tambahan campuran Laston AC-BC
selain aspal minyak yang telah dicampur pada
lapisan AC-BC itu sendiri. Filler digunakan sebagai
bahan tambahan pengikat antara lapis resap
pengikat aspal cair dengan laston AC-BC, bahan ini
memberikan fungsi khusus untuk menambah
kekakuan ikatan antara kedua lapisan tersebut,
sehingga hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan
tersebut lebih terpenuhi.
Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Patching
1. Kenakan perlengkapan keselamatan bagi setiap pekerja da
n Pasang rambu peringatan atau barikade di sekitar lokasi
pekerjaan.
2. Beri tanda batas berbentuk bujur sangkar atau empat pers
egi
panjang bagian permukaan perkerasan yang akan ditambal
menggunakan cat atau kapur, salah satu sisi tanda batas
harus sejajar dengan sumbu jalan.
3. Gunakan asphalt cutter untuk memotong
perkerasan beraspal sesuai dengan tanda batas yang telah
dibuat.
4. Bongkar perkerasan beraspal secara manual dengan
menggunakan alat bantu, apabila tambalan cukup luas
pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan
motor grader. Pembongkaran perkerasan beraspal tidak
hanya bagian lapis permukaan saja tapi harus mencakup
tanah dasar dengan kedalaman sesuai dengan gambar
rencana atau petunjuk direksi pekerjaan.
5. Tuangkan agregat Kelas A ke dalam lubang segera setelah
selesai penggalian.

6. Lakukan pemadatan setiap lapis agregat sampai benar-


benar padat menggunakan alat pemadat seperti vibratory
roller. Pada lapisan agregat yang telah dipadatkan
dilakukan pengujian dengan alat sand cone. Kepadatan
lapisan agregat harus sesuai dengan spesifikasi teknis
pekerjaan.

7. Semprotkan lapis resap pengikat (prime coat) dengan


menggunakan asphalt sprayer secara merata pada
permukaan agregat.
8. Hamparkan campuran aspal di atas permukaan yang telah
dilapis dengan resap pengikat (prime coat) baik
menggunakan alat penghampar atau secara manual,
campuran aspal yang ditebarkan harus sama atau setara
dengan lapisan aspal di sekitar lokasi penambalan
(patching) kecuali diperintahkan berbeda oleh direksi
pekerjaan.

9. Padatkan campuran aspal dengan vibratory roller atau


dengat alat lain yang disetujui direksi pekerjaan.

10. Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa-sisa pekerjaan


agar tidak mengganggu atau membahayakan para
pengguna jalan.

Metoda Pelaksanaan Saluran Menggunakan


Pasangan Batu Kali
I. Galian Tanah Biasa
Penggalian tanah yang akan dilaksanakan sepanjang
lokasi saluran yang direncanakan. Sebelum
pelaksanaan dimulai terlebih dahulu dilakukan
pengukuran memanjang dan melintang sehingga
diperoleh titik titik elevasi yang akurat. Untuk
menentukan titik-titik elevasi, dipasang patok-patok
yang berjarak 25 meter atau sesuai dengan
pengarahan Direksi. Dalam pekerjaan ini, penggalian
dilakukan secara manual. Hasil galian ditempatkan di
sisi lokasi pekerjaan yang tidak mengganggu
pekerjaan. Setelah selesai pekerjaan, hasil galian
diratakan kembali.
II. Pasangan Batu Kali 1:4
Batu yang digunakan pada pekerjaan ini adalah batu
kali. Sebelum dipasang, batu dibasahi sampai jenuh
air agar tidak menyerap air pada spesi pada saat
pemasangan. Batu disusun rapi dan rapat, ruang
yang ada di antara batu diisi dengan spesi sehingga
masuk ke dalam celah-celah dengan sempurna.
Untuk mengaduk spesi digunakan concrete mixer
sedang untuk pasangan batu dilakukan secara
manual. Pasangan batu ini dilakukan dengan
menggunakan campuran 1 Semen : 4 Pasir Pasang,
pekerjaan akan dilaksanakan setelah pekerjaan
galian tanah selesai dilaksanakan.
III. Plesteran 1:3; tebal 15 mm
Pekerjaan plesteran akan dilaksanakan setelah
pasangan batu selesai dan atau sedang berlangsung
di mana telah memasuki pertengahan atau akhir dari
pekerjaan pasangan batu. Adukan yang digunakan
adalah campuran 1:3 di mana terdiri dari komposisi 1
semen dan 3 pasir pasang. Sebelum pelaksanaan
dimulai, maka permukaan yang akan di plester
dibersihkan terlebih dahulu baik dari kotoran lumpur
maupun kotoran non organik lainnya. Pekerjaan ini
dikerjakan oleh tukang-tukang yang telah
berpengalaman dan akan dikerjakan sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk direksi.

Metoda Pelaksanaan Tanah Timbunan Biasa


Tanah hasil galian akan dipadatkan kembali setelah
pekerjaan galian dan pasangan batu selesai dilakukan.
Tanah yang telah ditumbuk oleh excavator di samping
tempat galian diratakan secara manual sedangkan untuk
pemadatan akan digunakan alat bantu pemadatan.

Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Beton (Rigid Pavement)


I. Pemadatan Pasir Urug Setebal 5 cm
a. Material pasir urug di angkut ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck;
b. Tiba di lokasi pekerjaan, material pasir urug di
turunkan dari dump truck kemudian dilakukan
penghamparan. Penghamparan material pasir urug
dilakukan oleh pekerja dengan menggunakan alat
manual;
c. Hamparan material pasir urug disiram air sebelum
dilakukan pemadatan, pemadatan dilakukan oleh
pekerja menggunakan stamper tangan sampai
didapatkan kepadatan setebal 5 cm.
II. Pekerjaan Struktur Anyaman Kawat yang Di Las (Welded
Wire Mesh)
Tulangan baja menggunakan baja berdiameter 8
cm dianyam menggunakan kawat beton dan dilas, jarak
sengkang 15 cm dengan lebar penulangan 350 cm
dengan ketebalan pengecoran 15 cm. Pekerjaan
pemasangan anyaman kawat yang dilas (welded wire
mesh) dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran atau
beton K-250. Ayaman kawat tersebut diletakkan
sepanjang badan jalan yang akan dilakukan
pembetonan dan ditempatkan pada level 7,5 cm dari
urugan pasir. Untuk dapat menempatkan ayaman
tersebut sesuai dengan gambar kerja, ayaman kawat
tersebut diberi alas berupa tahu beton. Setiap
sambungan lempengan ayaman tersebut diikat dengan
menggunakan kawat beton. Penggunaan jenis ayaman
kawat tersebut harus sesuai dengan spesifikasi
teknik dan disetujui oleh konsultan pengawas.
Pembuatan Wiremesh

III. Pekerjaan Bekisting


1. Bekisting harus terbuat dari triplek ukuran 3 mm dan
rangka
yang kokoh terbuat dari kayu keras;
2. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada
sambungan-sambungan. Pada saat pengecoran
beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton
yang mengalir keluar karena bocor;

Pembuatan Bekisting
Pemasangan Bekisting
3. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan
diplester (semi
exposed), permukaan dalam bekisting/multiplex
sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan
pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan
oli bekas tidak bisa dibenarkan;
4. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah
pernah
dipakai harus atas seijin Direksi/Pengawas;
5. Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh
Direksi/ Pengawas terlebih dahulu
sebelumpengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan
terhadapbekisting yang dianggapnya tidak
memenuhi syarat baik kekuatan maupun
ukuran ukurannya.
IV. Pengecoran Beton
1. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh
Direksi/Pengawas;
2. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila
keadaan cuaca
buruk;
3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari tempat
pekerjaan;

Uji Slump Test


4. Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh
dijatuhkan tinggi jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi
jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil
akan terpisah dari adukan danakan membentuk
sarang - sarang kerikil yang berongga;

Pengecoran Jalan
5. Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat
menggunakan saluran vertikal dan/ atau corong yang
licin agar adukan beton yang melaluinya tetap
homogen;
6. Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan
beton
yang telah dicorkan, tidak boleh didorong atau
dipindahkan
lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar;
7. Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan
lapis
demi lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang
merata/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus
dihindarkan
terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan
berbentuk miring. Pengecoran lapisan yang
berikutnya harus
dilakukanpada waktu lapisan sebelumnya masih
lunak.
Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut
adukanbeton
harus seijin Direksi;
8. Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah
langkah pengamanan agar adukan beton tidak
terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara
melindunginya dari panas matahari secara langsung.
9. Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting, ha
rus digetarkan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan
homogen serta tidak terjadi sarang -sarang
kerikil. Pada waktu digunakan, jarum penggetar
tidak boleh menyentuh bekisting atau besi tulangan;
Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
10. Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan
beton tidak boleh terlalu lama sebab
bisamengakibatkan pemisahan unsurunsur adukan
beton;
11. Ukuran diameter jarum penggetar yang
digunakan harus disesuaikan dengan
keadaan/dimensi bagian yang harus dicor.

V. Perlindungan dari Air Hujan/Perawatan Beton


1. Lembaran plastik dan baja sisi acuan atau papan
kayu harus tersedia setiap saat untuk melindungi
permukaan dan sisi perkerasan beton yang baru
dihampar, bila terjadi hujan;
Perawatan Beton dengan Menggunakan Plastik Cor
2. Bila hujan menerpa perkerasan beton yang baru
dihampar belum mengeras, tutup permukaandengan
lembaran plastik;
3. Tambahan air pada permukaan perkerasan akan
menaikkan rasio air semen yang berpotensi
mengurangi durabilitas.

VI. Pembukaan Bekisting


1. Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas,
dalam keadaan normal bekisting pelat hanya boleh
dibongkar setelah beton berumur 28 hari;
2. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga
statis
tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa
merusak
beton.
Hasil Pekerjaan Perkerasan Kaku

Anda mungkin juga menyukai