Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN

1. PENDAHULUAN
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan faktor pen ng dalam menunjang
pengembangan wilayah. Sarana jalan dan jembatan merupakan jalur yang menghubungkan
beberapa k wilayah sehingga dapat menjadi akses perpindahan barang dan orang dari satu
tempat ke tempat yang lain. Jadi pembangunan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian
yang diharapkan mampu menghubungkan lintas jalan primer, sekunder, dan lokal.

Dalam rangka keberlanjutan pembangunan yang terintegrasi di berbagai sektor yang telah dilakukan
pemerintah Kabupaten Bogor, salah satu komponen prasarana yang sangat pen ng adalah
pengembangan prasara jalan yang efisien dengan kualitas yang baik, sehingga perencanaan jangka
menengah yang telah disusun dapat tercapai guna peningkatan pelayanan transportasi serta
membuka dan meningkatkan akses antar wilayah guna meningkatkan roda pembangunan dan
ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor
dengan bantuan jasa Konsultan membuat perencanaan teknik jalan sederhana (simplified design)
baik untuk jalan baru maupun peningkatan dan penyiapan dokumen tender, yang dilaksanakan pada
tahun Anggaran 2023.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Dalam rangka membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jalan pada wilayah Kabupaten Bogor, agar
Konsultan perencana memiliki acuan kerja memuat masukan, asas kriteria dan persyaratan
proses yang harus dipenuhi dan diinterprestasikan sebagai pedoman bagi konsultan
perencana dalam melaksanakan pekerjaan untuk mewujudkan hasil perencanaan teknis jalan
yang berkualitas, efisien, efek f, serasi dan selaras dengan lingkungan.
2. Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah ketersediaan membuat perencanaan teknik jalan sederhana
(simplified design) baik perencanaan konstruksi baru maupun peningkatan yang berwawasan
lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur
yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian
penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi ngkat perekonomian
yang nggi sehingga ngkat pelayanan jalan yang diinginkan dapat tercapai.
3. METODE PELAKSANAAN
1. DIVISI .1 UMUM
1.1. Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut : Pengangkutan peralatan
konstruksi sesuai dengan da1ar peralatan yang akan digunakan untuk mengerjakan proyek
.Mobilisasi juga melipu demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir kontrak,
kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas untuk
diperiksa dankemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan dinyatakan
(persetujuannya)sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak
1.2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten
yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, khususnya dibidang
jalan dan jembatan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan
semua pihak terkait.Dalam pelaksanaan proyek,perlu diperha kan keselamatan kerja yang
baik, atau keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang
melintas dilokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan
perlengkapan jalan sementara sesuai Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas(RMKL), perlengkapan jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plas c.
5. Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementarasekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu
lintas.Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaanharus diperbaiki atau digan segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasadengan biaya sendiri.Bila dak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara
harus disingkirkan dari daerah kerja
1.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP
 Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkanterpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya
 Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungimata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atauserbuk material keras lainnya.
 Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat,masker ini dianjurkan tetap dipakai.
 Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
 Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari kebisingan
yangdi mbulkan dari pengoperasian peralatan kerja

2. DIVISI .2 DRAINASE
2.1. Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan pengukuran guna
penentuan patok-patok dan k elevasi serta arah galian selokan drainase dan saluran
air. Galian untuk selokan Drainase dan saluran air dilaksanakan sepanjang sisi jalan yang
dikerjakan. Penggalian dilakukan dengan cara mekanik atau menggunakan alat berat.
Excavator menggali selokan drainase dan saluran air sesuai dengan gambar rencana,
atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas lapangan. Tanah hasil galian Excavator
diangkat ke atas Dump truck dan di buang keluar lokasi pekerjaan, setelah saluran
terbentuk maka sekelompok pekerja merapikan galian selokan drainase dan saluran air
dengan menggunakan alat bantu. Perlu Diperha kan :
a. Lokasi pembuangan hasil galian ditunjukkan oleh direksi lapangan, seluruh bahan
galian dibuang dan diratakan agar dak terjadi dampak lingkungan yang mungkin
terjadi.
b. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan dak boleh berbeda lebih
dari 3 cm dari yang ditentukan atau yang disetujui pada se ap k, untuk
menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
c. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan
dak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang telah ditentukan atau telah disetujui
pada se ap k.
d. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, penyedia jasa
harus meminta persetujuan Direksi pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan
dipasang.
e. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi mbunan atau pekerjaan permanen lainnya
yang dak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air
yang ada maka saluran air tersebut harus direlokasi agar dak menggangu aliran
air, relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi lapangan.
2.2. Pekerjaan Saluran berbentuk U Tipe DS 1
a. Saluran beton bertulangan harus dibuat sesuai dengan garis dan elevasi dan detail
lainnya yang ditunjukan dalam gambar, atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan dalam seksi 7.1, pekerjaan beton. Bagian
permukaan dari saluran terbuka U atau bagian permukaan pelat penutup harus
dilaksanakan dengan profil yang rata, elevasi akhir lapangan harus seuai dengan
rencana serta terhadap elevasi dari pekerjaan atau permukaan dari kerb mempunyai
toleransi ± 1cm. Saluran beton dapat dicor ditempat atau dengan pra-cetak. Pelat
penutup harus dibuat dengan pra-cetak dan dapat dipindahkan.
b. Untuk saluran yang dicor ditempat, direksi pekerjaan dapat mengijinkan untuk
menggunakan sisi galian sebagai penggan cetakan. Dalam hal ini, tebal dinding
yang menghadap sisi galian dan selimut beton harus ditambah 25 mm tanpa biaya
tambahan.
c. Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran sesuai dengan ketentuan
ketentuan pasal 2.4.3.5.
d. Untuk saluran yang dicor di tempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada
interval 10 m atau kurang. Sambungan tersebut, seper sambungan antara ruas-
ruas beton pracetak harus mempunya lebar nominal pemuaian 1 cm dan harus
dibungkus dengan adukan semen yang rata dengan permukaan.

2.3. Pekerjaan Penutup Saluran berbentuk U Tipe DS 1


Pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis dan elevasi dan detail lainnya yang
ditunjukan dalam gambar, atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan
memenuhi ketentuan dalam seksi 7.1, pekerjaan beton. Bagian permukaan dari saluran
terbuka U atau bagian permukaan pelat penutup harus dilaksanakan dengan profil
yang rata, elevasi akhir lapangan harus seuai dengan rencana serta terhadap elevasi
dari pekerjaan atau permukaan dari kerb mempunyai toleransi ± 1cm. Saluran beton
dapat dicor ditempat atau dengan pra-cetak. Pelat penutup harus dibuat dengan pra-
cetak dan dapat dipindahkan.
2.4. Pekerjaan Box Cuvert 60x60 cm
1. Material datang dari batching plant ke lokasi proyek di letakkan di tempat
penyimpanan yang sudah disediakan (stock pile).
2. Penyimpanan harus diatur dengan baik agar saat pengambilan precast dak
sulit.
3. Pengangkutan dari stock pile menuju lokasi proyek menggunakan flat bed truck
atau trailer. Sedangkan untuk pangangkatan precast ke atas truck
menggunakan alat berat Mobile crane.
4. Di lokasi proyek sudah terdapat mobile crane yang siap mengangkat precast
diletakkan ke galian saluran. Alterna f lain jika box culvert precast dak terlalu
berat bisa menggunakan excavator yang diberi tali seling.
3. DIVISI .3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1. Pekerjaan Galian Biasa
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama,
yang dak digunakan untuk pekerjaan permanen.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
c. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi
Pekerjaan dak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan digan dengan mbunan yang memenuhi syarat,
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos dak boleh
ter nggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.
e. Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus mampu menyediakan ruang gerak yang
cukup untuk alat pemadat standar. Bilamana lebar galian melebihi lebar pelebaran
perkerasan yang diperlukan, maka kelebihan lebar galian harus diisi kembali dengan
bahan galian yang dipadatkan bersama-sama dengan se ap bahan yang digunakan
untuk pelebaran perkerasan. Bahan yang digunakan untuk pelebaran perkerasan
dak boleh bercampur dengan bahan galian yang diisikan kembali pada kelebihan
pelebaran, sehingga selama penghamparan kedua bahan tersebut harus dipasang
acuan pemisah. Menjelang pemadatan, acuan pemisah harus dibuka. Kelebihan
galian yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi dak akan dipandang sebagai
kuan tas galian tambahan yang dapat dibayar.

3.2. Pekerjaan Galian Struktur Dengan Kedalaman 0 - 2 m


a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan sampai tanah kerasdan disetujui oleh Direksi.
b. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama,
yang dak digunakan untuk pekerjaan permanen.
c. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
d. Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus mampu menyediakan ruang gerak yang
cukup untuk alat pemadat standar. Bilamana lebar galian melebihi lebar pelebaran
perkerasan yang diperlukan, maka kelebihan lebar galian harus diisi kembali dengan
bahan galian yang dipadatkan bersama-sama dengan se ap bahan yang digunakan
untuk pelebaran perkerasan. Bahan yang digunakan untuk pelebaran perkerasan
dak boleh bercampur dengan bahan galian yang diisikan kembali pada kelebihan
pelebaran, sehingga selama penghamparan kedua bahan tersebut harus dipasang
acuan pemisah. Menjelang pemadatan, acuan pemisah harus dibuka. Kelebihan
galian yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi dak akan dipandang sebagai
kuan tas galian tambahan yang dapat dibayar.
3.3. Galian Perkerasan berbu r
 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk galian perkerasan berbu r ini melipu semua pekerjaan galian
(pengerukan) pada badan jalan, hasil galian diangkut pada lokasi yang telah ditentukan,
pembersihan hasil galian.
 Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
- Menentukan k galian dan lokasi buangan material galian
 Uraian Pengerjaan
- Menentukan k dan luasan yang akan digali lalu dimarking pada perkerasan
berbu r jalan lama.
- Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer
- Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
- Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
3.4. Galian Perkerasan Beton
Pekerjaan galian perkerasaan beton ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada jalan beton
yang sudah rusak sehingga harus digan .
 Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
- Menentukan k galian dan lokasi buangan material galian
 Uraian Pengerjaan
- Menentukan k dan luasan yang akan digali lalu dimarking pada perkerasan beton
jalan lama.
- Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer
- Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
- Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.

4. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


4.1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah campuran agregat dengan berbagai fraksi dan
material yang digunakan untuk pondasi perkerasan aspal maupun perkerasan beton. LPA ini
berada di atas LPB. Perbedaan antara LPA dan LPB adalah komposisi campuran dan kriteria
pondasi. Kriteria pondasi agregat kelas A bisa dilihat pada tabel di atas. Contoh komposisi
agregat kelas A pada JMF antara lain:Fraksi 1 (20- 37.5) = 38% Fraksi 2 (10- 20) = 19% Fraksi
3 (0 – 10) = 25%Fraksi 4 (pasir) = 18%
Komposisi di atas dak mutlak karena se ap proyek mempunyai JMF sendiri. Yang
terpen ng adalah memenuhi kriteria pada tabel 5.1.2. (2)
Metode Pelaksanaan Agregat Kelas A
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas A hampir sama dengan LPB. Berikut langkah kerja
pondasi agregat kelas A.
1. Apabila lapis pondasi agregat kelas B sudah finish grade, maka dilanjutkan dengan
agregat kelas A
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone
Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1, 2, 3 dan 4 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika dak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck
water tank.
7. Pengujian ketebalan LPA atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 90%.

4.2. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B


1. Pengadukan material LPB : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan)
dengan komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan,
pengadukan dilaksanakan se ap maksimal ≤ 50 m3 agar dihasil campuran yang
homogen, digunakan peralatan excavator dan whell loader.
2. Material LPB diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan
menggunakan wheel loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa
(memperha kan faktor gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga
penghamparan dapat dilaksanakan efek f dan efisien.
3. Penghamparan menggunakan motor grader, tebal hamparan sesuai hasil
percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan
dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan
lapangan.
4. Selama proses penghamparan dilakukan kontrol kadar air, sehingga akan
dihasilkan kadar air op mal pada saat pemadatan dilaksanakan.
5. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
6. Pemadatan menggunakan vibrator roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai
dari bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih nggi,
jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan.
7. Pemadatan dihen kan jika diyakini telah tercapai kepadatan yang disyaratkan.

4.3. Perkerasan Beton Semen (PPC)


Rigid Pavement merupakan konstruksi yang terdiri dari perkerasan jalan beton semen
Portland dan diberi tulangan sebagaimana disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Rencanadan
metode kerja ini mencakup pekerjaan pengecoran Rigid Pavement yang melipu
pemasangan bekis ng, pengujian slump, uji tekan beton dan pemeriksaan pengecoran Rigid
Pavement
 Metode Pelaksanaan
Pekerjaan perkerasan beton dapat dimulai setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerajaan. Material beton akan diproduksi di batching plant dan dibawa ke site jika
kondisi lapangan sudah siap, sesuai jadwal pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggung
jawab menjamin kualitas beton memenuhi spesifikasi yang disyaratkan
 Urutan pekerjaan perkerasan beton sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa akan mengajukan ijin memulai pelaksanaan dengan
menyerahkan data– data yang diperlukan kepada Direksi Pekerjaan seper JMF
beton, metode kerja dandata peralatan yang akan dipakai.
2. Setelah Direksi Pekerjaan memberi ijin pelaksanaan maka lokasi site harus
dikondisikansiap untuk pelaksanaan, pengaturan lalu lintas akan dilakukan jika
memang diperlukan.
3. Sebelum proses pengecoran dilakukan, maka permukaan lantai kerja
dibersihkanterlebih dahulu dengan menggunakan Air Compressor.
4. Pemasangan bekis ng, dengan memperha kan kekokohan, ke nggian/tebal
plat beton,panjang yang cukup, dll
5. Selanjutnya permukaan lean concrete disiram air agar dasar permukaan dalam
kondisibasah sewaktu proses pengecoran berlangsung.
6. Memasang patok bantu untuk elevasi dan koordinat concrete pavement sesuai
desainserta untuk dudukan kabel sensor automa k.
7. Pekerjaan dimulai dari elevasi yang rendah.
8. Pemasangan plas k sepanjang yang akan di cor.
9. Pemasangan tulangan sambungan, dowel dan e bar. Pemasangan dowel dan
e barharus rapi, tepat lokasi, dak overlap.
10. Mangatur ketebalan pada alat sehingga menghasilkan ketebalan beton
mencapaiukuran sesuai spesifikasi.
11. Material beton yang digunakan diproduksi di Batching Plant dan diangkut
dengan mempergunakan Agitator Truck/Truck Mixer.
12. Setelah pekerjaan penulangan siap maka dilakukan pengecoran. Dilakukan
pengetesan slump dan pengambilan sampel untuk uji kuat tekan pada se ap
penuangan beton pertruk mixer ke dalam paver (mesin penghampar). Untuk
mencapai kepadatan dilakukandengan alat scew dan Concrete Vibrator yang
mana alat tersebut sudah dipasang / buil n pada mesin penghampar
13. Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
segregasi/pemisahan par kel halus dan kasar dalam campuran. Pengecoran
beton harus diteruskan dengan tanpa berhen sampai pada suatu sambungan
konstruksi yangtelah ditentukan/disetujui.
14. Pekerjaan Finishing, dilakukan dengan menggunakan Straightedge panjang 3
m (dari aluminium, lurus dan rata untuk mengecek kerataan) dan Roskam untuk
menghaluskan dan meratakan terutama pada bagian tepi
15. Selesai diratakan dan dipadatkan, perawatan (curing) dengan disiram air
16. Kontrol perkerasan beton dilakukan untuk mengetahui adanya retak rambut.
Biladitemukan, dilaporkan ke engineer / konsultan / owner untuk diperiksa dan
ditentukan ndak lanjutnya, apakah bisa diperbaiki permukaannya saja atau
perlu dibongkar.
17. Penyedia Jasa akan memasang dan memelihara perintang – perintang yang
sesuai dan memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas
umum melintasi perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut
dibuka untuk penggunaan
4.4. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
a. Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan digan dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan.
b. Segera sebelum pengecoran dimulai acuan harus dibasahi dengan air atau pelumas
di sisi dalamnya yang dak meninggalkan bekas.
c. Pengecoran di lakukan sebelum pekerjaan pengecoran Beton Struktur.
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau luar acuan yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan dan disetujui oleh direksi pekerjaan penggetar
harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. alat penggetar dak boleh di gunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu k ke k lain di dalam acuan.

5. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


5.1. Pekerjaan Lapis Perekat - Aspal Cair

a. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penyemprotan Lapis Perekat pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan yang beraspal (seper
Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll) atau di atas permukaan beton
semen.
b. Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering.
Penyemprotan Lapis Perekat dak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan.
c. Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbin k-bin k, sebagai akibat dari
aspal yang didistribusikan sebagai bu r-bu r tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.

5.2. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair


a. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal
(misalnya Lapis Pondasi Agregat).
b. Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering,
Penyemprotan Lapis Resap Pengikat dak boleh dilaksanakan waktu angin kencang,
hujan atau akan turun hujan.

5.3. Pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC)


Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC –
Base) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, maka di
lakukan pekerjaan Lapis Perekat - Aspal Cair, Tahapan pekerjaan ini harus sudah
seslesainya pekerjaan laston lapis pondasi (AC – Base) dilaksanakan dan sudah
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Pekerjaan ini mencakup pengadaan,
penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai
dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis Resap
Pengikat atau biasa disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai spesifikasi
yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP dengan
menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih
dari kotoran. Pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat
dari kain dan lahan terhadap air, agar material dak melekatpada bak Dump Truck dan
dak cepat turun suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal
Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian,
menempelkan material secara merala didepan batang perata yang dapat distel. Dalam
penghamparan selalu diiku tenaga surveyer dan Direksi Pekerjaan, agar dapat
mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal yang telah
dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR. Untuk
penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan radio komunikasi
(HT). Pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphalt
concrete. Aggregat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai
dengan Jab Mix Design) yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis. Se ap
hasil campuran yang telah dimuat kedalam dump truck untuk dibawa ke lapangan
pekerjaan terlebih dahulu di mbang untuk mengelahui tonase campuran tersebut.
Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari material
lepas yang dak dihendaki dengan menggunakan comperessar atau alat manual.untuk
memas kan lebar dan tebal hamparan Aspal, maka pada tepi-tepi jalan dipasang balok
pembatas atau benang garis atau garis pembatas. Aspal dihampar dengan aspal
finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR, penggilasan
harus terdiri dari ga aperasi yaitu : penggilasan awal 0-10 menit, penggilasan sekunder
10-20 menit dan penggilasan akhir 20-45 menit.

5.4. Pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-WC)


a. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang
sampai memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi. Dua kunci
utama adalah :
 Gradasi yang benar-benar senjang. Agar diperoleh gradasi senjang, maka
hampir selalu dilakukan pencampuran pasir halus dengan agregat pecah mesin.
 Rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus memenuhi
ketentuan.
b. Penyiapan kondisi lapangan semua kerusakan termasuk ke dak rataan telah
diperbaiki. Semua peralatan, peralatan pembantu, operator sudah siap dan layak
kerja. Kondisi cuaca telah memungkinkan.
c. Campuran aspal harus diterima di lapangan untuk dihamparkan pada temperatur
campuran tertentu sehingga memenuhi ketentuan viskositas aspal absolut.
d. Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan
dari bahan yang lepas dan yang dak dikehendaki dengan sapu mekanis (power
broom) dan compressor yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis
Perekat (tack coat) atau Lapis Resap Ikat (prime coat).
e. Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat
roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet. Penggilasan awal harus
dioperasikan dengan minimum dua lintasan pengilasan awal.Penggilasan kedua
atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di
belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan
dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi) sampai jejak bekas
pemadatan roda karet hilang.
f. Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa harus
memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Se ap hamparan yang berlebihan,
dan sambungan memanjang dan melintang harus dipotong tegak lurus setelah
penggilasan akhir, dan dibuang oleh Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan yang
lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
6. DIVISI 7. STRUKTUR
6.1. Pekerjaan Beton Struktur
a. Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam pasal 7.1.2 dari spesifikasi.
b. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai,
lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran
beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari,
kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh direksi pekerjaan. Kecuali
ditentukan lain rancangan campuran harus memiliki standar deviasi rencana (S)
antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil
perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, kecelakaan (workability),
kekuatan (strength), dan keawetan (durability). Untuk jenis pekerjaan beton yang
lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan juga pen ng untuk diketahui.
Penyedia jasa wajib menyerahkan data tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
c. Campuran Percobaan, Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus
membuat campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan,
yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seper yang akan
digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan
dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus memenuhi syarat kelecakan
(nilai slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari
hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 % dari nilai kuat
tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix
design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran
percobaan dak menghasilkan kuat tekan beton yang diisyaratkan, maka Penyedia
Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ke dak
sesuaian tersebut.
d. Penyedia jasa harus mengirim gambar de l untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari direksi Pekerjaan sebelum
se ap pekerjaan perancah dimulai.
e. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam, sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran
se ap jenis beton, seper yang diisyaratkan dalam pasal 7.1.4.
6.2. Baja Tulangan
a. Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang
dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram
tulangan.
b. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian
untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.
c. Pembengkokan terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja
tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di
lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, ndakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja dak terlalu berubah banyak.
d. Batang tulangan dengan diameter lebih besar dari 20 mm harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok.
e. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga dak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
pengikat (s rrup) terhadap tulangan baja tarik utama dak diperkenankan.
f. Bilamana penyambungan dengan tumpang ndih disetujui, maka panjang tumpang
ndih minimum harus 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait
pada ujungnya.
g. Sebelum dilakukan pengecoran, pembesian untuk sumuran harus dikerjakan.
h. Dinding Sumuran diameter 250 cm.
i. Dinding sumuran di isi dengan Beton K-250 dan Beton Siklop K-175.
j. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari, 14
hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.

Anda mungkin juga menyukai