Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Setelah mempelajari data-data kerangka acuan kerja proyek, bersama ini kami
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan lingkup data yang ada. Kegiatan
ini adalah kegiatan Paket : Pembangunan Talud Pengaman Badan Jalan Kodim
Kompi C Kab Sarmi . Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek
konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-
metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi sehingga sesuai dengan
rencana kerja dan mencapai target waktu, biaya dan mutu yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode
terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat
menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan akan sangat membantu dalam
penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Untuk mencapai hasil yang optimal (sesuai dengan biaya, kualitas dan waktu),
Metode Kerja ini kami susun untuk dilaksanakan di lapangan sesuai anggaran dan
kualitas yang tinggi tanpa mengurangi faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Lapangan (K-3LL), terutama dengan adanya KLB COVID 19.

TINJAUAN UMUM

Dalam pelaksanaan suatu proyek akan tercapai tujuan pembangunan, yaitu kualitas
dan kuantitas, diperlukan adanya profesionalisme yang sesuai dengan bidang
pekerjaan sehingga tujuan tersebut di atas dapat tercapai secara efektif dan
efisien.Tingkat profesionalisme sangat dibutuhkan karena menyangkut teknik atau
strategi dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud. Dalam menentukan
strategi pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak
dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor
modal, faktor material, faktor peralatan, faktor tenaga kerja dan faktor pengendalian,
sehingga tujuan tersebut di atas dapat tercapai secara efektif dan efisien.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing -
masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah
disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan
dengan memperkecil gangguan terhadap lingkungan dan lalulintas pekerjaan.

1
LOKASI PEKERJAAN

Paket : Pembangunan Talud Pengaman Badan Jalan Kodim Kompi C Kab


Sarmi Prop Papua, berada di lokasi Kabupaten Sarmi Propinsi Papua.

JADWAL KEGIATAN

Kegiatan dilakukan selama kurang lebih 4 (Empat) Bulan atau 120 (Seratus Dua
Puluh) Hari Kalender.

MASALAH / KENDALA

- Adalah lokasi kerja yang cukup Jauh, sehingga untuk pengawasan pekerjaan
diperlukan SDM yang terlatih/Ahli untuk ditempatkan di masing-masing lokasi.
- Adanya Bangunan Pasangan Batu jadi dibutuhkan mobilisasi material dan
membutuhkan waktu.

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.


Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat,
dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Direncanakan waktu pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan adalah ± 17 Minggu, seiring berlangsungnya proyek
(pembuatan laporan rutin & pembuatan as-built drawing dll) dikerjakan oleh Pekerja
lokal. Pekerjaan persiapan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi Pek.
Mobilisasi, Papan Nama Proyek, Pengukuran dan Pemasangan Bouplank, Mob-
Demob dan Alat Bantu kerja, Pembuatan Gudang & Kator proyek , pembuatan
laporan dan pembuatan as-build drawing, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Direksi Keet
Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan baik adalah
tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet (ukuran disesuaikan kondisi lapangan) yang didalamnya dilengkapi meja,
kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-
waktu perlu dilakukannya rapat kerja. Apabila pada lokasi lahan tidak
memungkinakan untuk dibangun Direksi Keet, maka selama berlangsungnya
pekerjaan akan disewa tempat yang digunakan sebagai kantor lapangan dan
dekat dengan lokasi proyek.

b. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

2
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/mendatangkan peralatan, personil,
perlengkapan dan Material diambil untuk melaksanakan semua item pekerjaan
di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan
gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang
dilakukan terdiri dari :

→ Dump Truck Kap. 4m³ - 10m³


→ Mobil Pick Up Kap. 1m³ - 1,5m³
→ Concrete Mixer/Molen Kap. 0,3 – 0,8m³
→ Motor Greder
→ Excavator
→ Water Tank
→ Theodolit Digital
→ Peralatan Tukang dll…

Personil terdiri dari:

→ Project Manager
→ Site Manager
→ Ahli K3 Konstruksi
→ Drafter
→ Surveyor
→ Logistik & Administrasi proyek

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebagainya dikembalikan ke kondisi awal.

c. Pengukuran Lokasi
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan
pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan Jalan,
elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit
dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang Surveyor. Titik-titik
yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari
kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan oleh
kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi / Konsultan
Pengawas.

Administrasi dan Dokumentasi


Persiapan Administrasi dan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto,
dokumentasi tehnik dan dokumentasi laporan, seperti membuat laporan harian,
schedule kerja mingguan dan bulanan, yang mengikuti terhadap schedule induk
dan Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan dan lain-lainnya yang mencakup
dalam proses pembangunan Jalan, dokumentasi ini diperuntukan untuk laporan
pemberitahuan mengenai perkembangan dan permasalahan selama proses

3
pelaksanaan, laporan ini juga diperuntukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu diambil gambar
dokumentasi 0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya
setelah pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi sesuai dengan
kemajuan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.

B. PEKERJAAN TANAH & PONDASI BATU BELAH

a. Pekerjaan Pemasangan Bouplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan Bouwplank ( Pematokan ) dilaksanakan bersama-sama
oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara
Pematokan.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu
persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank
harus di waterpass ( horizontal dan siku ), sedangkan untuk mengukur dari titik
As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai
dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan
bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada
patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank

b. Pekerjaan Tanah / Galian Dan Urugan


Pekerjaan Galian dan Urugan di Pek. Struktur bawah ini berhubungan dengan
pekerjaan Pondasi , crucuk , Beton dan Pas Batu, hal ini dilakukan bersamaan /
seiringan dengan pekerjaan Persiapan sesudah mobilisasi sebagian Pekerja
dan alat.

Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana Crucuk , Pondasi Batu


Belah dan Sloof, dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari
lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya,
penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar
rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas,
karena tanah tersebut dapat dipakai kembali. Pekerjaan urugan tanah dilakukan
setelah pondasi setempat selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian

4
dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat
stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai
yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai
dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah
dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Pekerjaan Timbunan : Pekerjaan timbunan harus dijaga tetap kering segera


sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam
sistim drainase permanen. Pasokan air harus cukup untuk pengendalian kadar
air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

c. Pekerjaan Pondasi Batu Belah


Lingkup Pekerjaan Pasangan :
 Pas. Pondasi Batu Kali.

Pasangan Pondasi Batu Belah/Kali


→ Pekerjaan ini meliputi Pas. Pondasi Batu Kali untuk Bangunan dilokasi
pekerjaan.
→ Material batu kali harus batu kali utuh yang keras, tidak lapuk / tidak
porous.
→ Adukan untuk pasangan pondasi adalah 1 PC : 4 Pasir Bentuk dan
Ukuran penampang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja.

C. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Persyaratan Bahan :
Lantai kerja harus dibuat dari Beton Fc 10 Sebelum lantai kerja dibuat lapisan
tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan alat pemadat serta
dipasang crucuk Kayu. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya dan Konsultan
Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerjá
tersebut belum disetujui olehnya. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai
dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal 5 cm.

D. PONDASI TAPAK & Ring Balok

Penulangan Tapak dan Ring Balok


Penulangan/Pembesian adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk
dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi
beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah
untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat
beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton

5
yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur
yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.


b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan


pada proyek ini antara lain :

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan


besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12
meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari
bermacam macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi
dilakukan Manual atau dengan menggunakan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan
perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan
tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk
menghindari timbulnya retak retak ditempat pembengkokan ulang tersebut
karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan
berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun
daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan
(shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
adalah :
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan
sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga
bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan
dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum
baja tulangan tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada
tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran.

6
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai
acuan selimut beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan
pembesian Tapak dan Ring Balok

Langkah langkah pembesian Foot Plate/Tapak :


1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi sesuai
Gambar Kerja, dengan jarak antar tulangan Foot Plate sesuai dengan
gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan
daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana.
Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan Foot Plate yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada
lokasi yang telah ditentukan.

Langkah langkah pembesian Ring Balok :


1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera
didalam gambar rencana..
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk
mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang dipersyaratkan oleh Direksi
Pekerjaan atau sesuai dengan Gambar Kerja
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar
jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus
dilakukan selang seling dan penempatan sambungan di tempat tempat
dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan
atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking pada tulangan Ring
Balok tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga
tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan
berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan
tebal selimut beton yang direncanakan.

3. Bekisting Tapak dan Ring Balok


Setelah pembesian Tapak dan Ring Ring Balok selesai dilaksanakan maka,
tahap selanjutnya adalah memasang bekisting untuk Foot Plate/Tapak
Beton dengan diikuti oleh bekisting Ring Balok. Bekisting dibuat dengan
papan kayu Multipleks/Plywood dengan rangka kayu yang kuat.
Adapun langkah langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting
untuk Foot Plate/Tapak adalah sebagai berikut :
→ Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting
yang akan dipasang.
→ Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran Tapak masing masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
→ Jika menggunakan multipleks, Bekisting diolesi dengan menggunakan
mud oil agar tidak terjadi kesulitan kesulitan pada waktu.
pembongkaran bekisting.
→ Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi
tanda kemudian bekisting yang sudah terpasang seluruhnya dikunci
dengan menggunakan kayu 5/10 dan paku secukupnya agar

7
kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan
pada waktu pengecoran dilaksanakan.

Langkah langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk


Ring Balok adalah sebagai berikut:
→ Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
→ Bekisting menggunakan Papan kayu maka, Pemotongan papan kayu
dan perakitan bagian bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan
dengan ukuran Ring Balok tersebut.
→ Jika menggunakan papan kayu / multipleks maka, Sebelum bekisting
dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan
menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran
bekisting tidak mengalami kesulitan.
→ Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi Sloof yang telah
ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 5/10 dan paku
secukupnya sebagai penahan goyangan.

4. Pengecoran Foot Plat dan Ring Balok


Untuk pengecoran Foot Plat  dan Ring Balok dalam proyek ini menggunakan
beton Site mix, dengan mutu beton Fc 20 sesuai dengan rencana. Adapun
langkah-langkah pengecoran antara Foot Plat dan Ring Balok  pada
umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu. Langkah-langkah
tersebut antara lain :
→ Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang dengan menggunakan pompa air.
→ Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas
berhentinya pengecoran baik pada bekisting Tapak maupun bekisting
Ring Balok
→ Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode
pelaksanaan.
→ Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pondasi dan
tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan
dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
→ Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan
pengecoran.
→ Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual /
plester.

a. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan adalah sama, meskipun
dimensi dan jumlah tulangan pada kolom berbeda-beda. Kolom merupakan
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah menyangga
beban aksial tekan vertical namun pada umumnya kolom juga berfungsi untuk
menahan momen lentur.
Kolom menempati posisi yang sangat penting dalam struktur bangunan,
kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan mengakibatkan keruntuhan
komponen struktur bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan
mengakibatkan keruntuhan komponen struktur yang lain. Maka, dalam
merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan

8
memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi atau safety factor dari pada
komponen-komponen struktur yang lain.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom :


1. Pelaksanaan Pembesian : Pembesian merupakan suatu struktur dalam
bangunan, yang berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton.
Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk
mendukung kekuatan pada beton bangunan yang disesuaikan dengan
Shop Drawings.
a. Proses Fabrikasi Besi : Proses fabrikasi adalah merupakan tahap
pekerjaan pembesian yang pertama kali dan dilakukan di tempat yang
telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan
dan penyambungan.
b. Pemasangan Tulangan : Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian
pada proyek ini, besi-besi tulangan yang telah datang dilokasi proyek,
diletakan dilokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi
fabrikasi besi. Tahap - tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus
tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat
dan melaksanakan pekerjaan pembesian sesuai dengan daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh
menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar bending
schedule.

2. Penentuan As Kolom ( Marking As ) : Titik-titik as kolom diproleh dari


hasil pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan pematokan.
Penentuan as kolom dilakukan dengan menggunakan alat
theodolite. Posisi as kolom arah vertical ditentukan berdasarkan as
kolom pada lantai sebelumnya. Proses pemindahan titik as (axis) kolom
lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-
lubang pada pelat lantai. Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup
kembali setelah pemindahan as kolom selesai. Posisi as kolom harus
sentris kedudukannya terhadap as pada lantai sebelumnya, untuk itu
dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-
unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap
lantainya, maka dapat ditentukan letak as kolom dan kemudian dibuat as-
as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam
perencanaan awal.

9
Contoh Gambar : Pemberian Marking Kolom

3. Pemasangan Tulangan Kolom : Tulangan yang telah dibuat dan disimpan


sementara di Gudang terbuka diangkat manual untuk kemudian
ditempatkan pada posisi penyambungan antar kolom.
Instalasi kolom harus dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi
pergeseran posisi kolom yang kemudian akan menyebabkan terjadinya
eksentrisitas pada kolom. Pekerjaan penulangan kolom sesuai dengan
tanda yang telah dibuat pada
saat penentuan titik kolom. Pada ujung kolom atas terdapat angkur
sepanjang ± 80 cm dengan diameter rencana untuk rencana ke depan
apabila ada perluasan pembangunan.

Langkah-langkah penulangan kolom :


a. Pasang tulangan pokok secara bersamaan pada sambungan kolom
atau stek kolom.
b. Setelah itu pasang tulangan sengkang disekeliling tulangan pokok
yang belum terpasang dengan spasi sesuai gambar rencana.
c. Didalam pemasangan harus mengikuti aturan gambar struktur yang
telahdirencanakan.
d. Untuk mendapatkan selimut beton dipasang beton decking.

4. Pemasangan Sepatu Kolom : Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu


yang dibuat pada bawah tulangan kolom yang berhubungan dengan
pondasi yang sudah di cor. Sepatu kolom pada umumnya memakai baja
siku L 30,30,3 yang di las ke sengkang kolom. Adapun fungsi sepatu
kolom ini adalah sebagai pengaku posisi tulangan kolom agar tidak
berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga berfungsi sebagai
penahan bekisting bagian bawah, agar posisi bekisting tidak berubah dan
ukuran kolom menjadi benar.

5. Pekerjaan Bekesting Kolom : Pemasangan bekisting kolom berbeda


dengan bekisting pelat lantai dan balok, bekisting kolom dipasang setelah
penulangan. Maka  dalam  perakitan bekisting harus mempunyai syarat-
syarat sebagai berikut :
a. Bekisting harus kuat dan kaku untuk mendukung beban yang
bekerjadari tekanan vibrator selama pengecoran berlangsung
sehingga dapat menjamin kedudukan konstruksi tidak
bergeser/miring.

10
b. Bekisting harus dibuat dengan ukuran dan bentuk yang sesuai
dengan gambar rencana.
c. Permukaan bekisting harus rapat dan rata, serta dapat mencegah
merembesnya air semen sehingga factor air semen tidak berkurang.
d. Sebaiknya permukaan bekisting di olesi minyak pelicin agar
mencegah melekatnya beton pada bekisting, sehingga dapat mudah
dilepas
Untuk itu pemasangan bekisting harus benar-benar kuat menerima beban
yang terjadi, dan selama pengecoran tidak terjadi kebocoran. Kebocoran
dari bekisting dapat mengakibatkan hasil pengecoran menjadi keropos ini
karena campuran beton dalam keadaan kental tersebut keluar melalui
celah bekisting yang bocor.
Pemasangan bekisting juga harus memperhatikan posisi yang tegak lurus
sehingga menghasilkan kolom yang juga tegak lurus  terhadap
sumbunya, bekisting yang tidak tegak
lurus akan menghasilkan kolom yang tidak lurus. Untuk itu bekisting
kolom harus di setel tegak lurusnya dengan benar dan teliti.

6. Pekerjaan Pengecoran Kolom : Pekerjaan pengecoran kolom di lakukan


setelah pemasangan bekisting kolom selesai di lakukan menurut
rencana, dan mendapatkan ijin pengecoran dari konsultan pengawas.
Pengecoran di lakukan menggunakan site mix dilakukan secara bertahap
dan setiap tahapannya di padatkan dengan alat penggetar (vibrator) yang
dimaksudkan untuk menghilangkan rongga udara sehingga kolom
mendapatkan kepadatan maksimum tanpa keropos dan juga agar adukan
beton dapat mengisi bagian-bagian yang susah seperti celah antar
tulangan. Beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah beton
dengan mutu beton Fc 20

Langkah-langkah pengecoran kolom :


a. Siapkan semua peralatan pendukung pengecoran
b. Pengecoran di lakukan manual.
c. Coran beton site mix di tuangkan kedalam ember cor, selanjutnya
dituangkan secara manual ke areal atau ke lokasi pengecoran.
d. Setelah itu, sedikit demi sedikit coran dimasukan kedalam bekisting
sampai akhirnya terisi penuh.
e. Untuk mengatasi agar coran tidak keropos maka perlu di lakukan
pemadatan dengan menggunakan alat vibrator atau dapat juga di
rojok-rojok dengan besi Dia.12.
f. Setelah pengecoran selesai maka pengecoran beralir ke kolom yang
lain

7. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom : Bekisting kolom boleh di


bongkar apabila bagian dan struktur telah mencapai kekuatan yang
cukup kuat untuk memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan
selama pembangunan. Pembongkaran bekisting untuk kolom di lakukan
setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak
di lakukan pengujian terlebih dahulu, biasanya bekisting kolom harus di
bongkar setelah berumur 3 minggu. Pada proses pembongkaran

11
bekisting kolom harus di lakukan dengan hati-hati agar mencegah
timbulnya retak-retak, pengelupasan atau cacat lainnya pada beton.

8. Perawatan Beton Kolom : Pada saat pembongkaran bekisting selesai,


maka langsung dilakukan perawatan  beton (curring), yaitu dengan
menggunakan curring compound, caranya yaitu dengan membasahi
permukaan kolom dengan menggunakan roll secara merata (naik turun).
Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari :
a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
b. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari
pertama.
c. Perbedaan temperatur dalam beton, yang mengakibatkan retak-retak
pada beton. Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan
disebabkan empat hal pokok yaitu, Keterbatasan pengawasan,
kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya
kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana.

METODE MANAJEMEN PROYEK

I. Kontrol Mutu, Waktu dan Biaya


A. Kontrol Mutu
Manajemen mutu proyek meliputi proses-proses dan aktivitas- aktivitas
menjalankan organisasi yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, dan
tanggung jawab sehingga proyek dapat memenuhi kebutuhan dasar proyek
tersebut dilaksanakan. Manajemen mutu menerapkan sistem manajemen
kualitas melalui kebijakan dan prosedur dengan kegiatan peningkatan proses
berkelanjutan (continuous process improvement activities) yang
dilaksanakan sepanjang sesuai dengan keadaan.

Kontrol mutu juga mempunyai sistem kerja antara lain ialah :


→ menjamin mutu dari material, peralatan, kecakapan personil, hasil akhir
yang sesuai dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proyek yang
sesuai dengan perjanjian kontrak;
→ memeriksa dan meninjau semua pengajuan yang berhubungan dengan
kontrol mutu yang akan dipergunakan di lapangan;
→ mutu konstruksi;
→ pengujian klaim kecelakaan;
→ hemat dari segi biaya dan waktu dengan mencegah cara kerja yang tidak
efisien.

Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara langsung
maupun tidak langsung cepat mempengaruhi penampilan dari kontraktor
utama termasuk sub-kontraktor dan personil kantor pusat.

Penjelasan lebih lengkap mengenai tanggung jawab serta tugas- tugas


pemegang jabatan para pelaksana proyek ini adalah sebagai berikut.

Project Manager

12
→ Bertanggung jawab untuk perencanaan, manajemen, koordinasi dan kontrol
keuangan dari proyek konstruksi.
→ Memastikan kebutuhan klien terpenuhi, proyek selesai tepat waktu dan
sesuai anggaran dan tim pekerja lain melakukan pekerjaan mereka dengan
baik.
→ Mengorganisir berbagai professional yang bekerja pada sebuah proyek
→ Melakukan analisis, penilaian dan control terhadap risiko
→ Memastikan standar kualitas terpenuhi
→ Merekrut tenaga professional dan menentukan sub-kontraktor pemenang
tender pekerjaan
→ Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya dan
penagihan

Site Manager
→ Bertanggung jawab secara umum terhadap proses transformasi gambar
kerja ke hasil akhir pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan dan
spesifikasi mutu produk yang ditetapkan.
→ Memastikan tersedianya gambar kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan.
→ Berdasarkan jadwal mingguan membuat detail perencanaan material, alat
dan lokasi tenaga kerja.
→ Memastikan kesiapan lapangan, ketersediaan material serta alat kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan.
→ Memastikan kesiapan tenaga kerja ( mandor atau sub-Kontraktor )
dalam jumlah yang cukup.
→ Melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan setiap proses
konstruksi di lapangan sesuai dengan metode pelaksanaan yang
tercantum dalam project quality plan dan sesuai dengan gambar kerja
revisi baru.
→ Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan kelancaran
proyek di lapangan.
→ Melaporkan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Kepala
Proyek

Drafter
→ Membuat Gambar Pelaksanaan atau Shop Drawing
→ Menyesuaikan Gambar Kerja dengan Kondisi Real di lapangan.
→ Menjelaskan kepada Pelaksana Lapangan.
→ Membuat Gambar Akhir Pekerjaan / As-Build Drawings.
→ Melaporkan dan bertanggungjawab atas hasil pekerjaan kepada Supervisor
bangunan

Surveyor
→ Mealukan Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
→ Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya,
→ Melakukan survei lapangan untuk memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan
untuk pembayaran terakhir.

13
→ Melakukan survei lapangan dan memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat
sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau
detail desain.
→ Melakukan pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
→ Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
→ Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan kepada Drafter dan
Supervisor

B. Kontrol Waktu
Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, termasuk proyek ini pihak kontraktor
akan berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang
telah dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor sendiri.
Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh
banyak hal, misalnya keterlambatan material, kesalahan pada gambar
rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga kerja, dll.
Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan, maka kontraktor berusaha
untuk mencapai prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan cara:

→ Menambah durasi waktu pekerjaan dengan cara sistem lembur pada malam
hari dan hari minggu. Waktu kerja lembur diadakan di luar jam kerja biasa,
yaitu pada malam hari untuk menyelesaikan pekerjaan–pekerjaan yang
tidak dapat ditunda (pengecoran) dan pekerjaan terlambat dari time
schedule.
→ Menambah jumlah tenaga kerja.
Kegunaan dari time schedule antara lain:
- Pemimpin pelaksana pekerjaan dapat mengadakan koordinasi semua
kegiatan yang ada di lapangan mulai dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian bagian- bagian pekerjaan.
- Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam kaitannya
dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing
pekerjaan.
- Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya dengan
ketetapan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.

C. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya meliputi usaha perencanaan biaya proyek yang seefisien
mungkin, dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan bangunan yang
sesuai standar yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya biaya yang
diperlukan tidak lebih dari biaya rencana. Pengendalian biaya meliputi biaya
pembelian material, pengupahan tenaga kerja, perawatan alat, asuransi tenaga
kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Pengendalian biaya dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan terhadap
ketentuan anggaran proyek yang dilaksanakan. Perlu diadakan usaha-usaha:
→ Memprediksikan pengeluaran biaya per minggu dengan melihat grafik kurva
S ( Time Schedule ), sesuai dengan rencana atau tidak Meninjau ulang
biaya riil yang dikeluarkan dengan
→ prestasi pekerjaan yang telah diperoleh

14
→ Kontraktor mencatat segala aktivitas pengeluaran proyek serta
mengevaluasi agar optimasi biaya yang telah ditetapkan tidak terlampaui
→ Menjaga disiplin pelaksanaan guna menghindari pengeluaran biaya
yang tidak termasuk dalam anggaran
→ Mencatat setiap bahan atau material yang masuk ke lokasi proyek.

Untuk menghindari kerugian yang besar, pihak kontraktor berusaha mengejar


keterlambatan dengan penambahan tenaga kerja yang seefektif mungkin serta
mencoba meminta toleransi-toleransi yang berkaitan dengan waktu
pelaksanaan maupun yang menyangkut keberadaan material yang digunakan
dalam pekerjaan proyek ini.

D. Kontrol K3L
Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3) di sebuah proyek merupakan hal uang
sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di lapangan.

Tujuan pembuatan program K3L adalah sebagai berikut :

→ Menjamin agar pelaksanaan proyek pekerja tidak terjadi /


mengalami baik kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja;
→ Menjamin kualitas dan produktivitas proyek tidak terganggu;
→ Menciptakan Lingkungan Kerja yang sehat;
→ Mengupayakan proyek menuju kondisi zero accident.

Dalam pelaksanaanya, dibutuhkan perencanaan mengenai K3 yang matang,


hal ini dikarenakan aspek keselamatan dalam proyek konstruksi merupakan
aspek yang sangat penting demi kelancaran pekerjaaan proyek. Dibutuhkan
perencanaan yang matang mengenai identifikasi resiko yang mungkin tejadi
dalam proyek ini, serta dibutuhkan pula ketersediaan peralatan yang

menunjang keamanan dan keselamatan proyek ini, serta peraturan-peraturan


terkait keselamatan kerja.

Prosedur keselamatan secara umum digambarkan sebagai berikut :


→ Indoktrinasi
→ Instruksi dan pelatihan
→ Administrasi untuk penyelidikan kecelakaan dan laporannya
→ Personil keselamatan dan alur inspeksi
→ Fasilitas toilet dan sanitair di lapangan
→ Fasilitas kesehatan/P3K
→ Peralatan keamanan personil
→ Bagian keamanan
→ Metode penanganan meterial
→ Personil pembersih lapangan
→ Alat pemadam kebakaran
→ Peralatan mekanik dan alat-alat ringan
→ Rambu-rambu

Peraturan SHE yang diberlakukan pada proyek ini adalah sebagai berikut :

15
→ Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap saat berada di
area proyek, antara lain :
- Helm Keselamatan ( Safety Helmet )
- Sepatu Keselamatan ( Safety Shoes )
→ Menggunakan APD sesuai sesuai jenis pekerjaan seperti:
- Pekerjaan las menggunakan sarung tangan, earplug, kaca mata, kedok
las
→ Tidak berbuat kriminalitas seperti membuat keributan di area proyek.
→ Tidak menggunakan narkoba dan minuman keras.
→ Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
→ Tidak merokok pada saat berkerja dan jika ingin merokok harus pada
tempat yang telah disediakan.
→ Membuang air kecil dan air besar di tempat yang telah disediakan.
→ Mengikuti Safety Talk Meeting dan Safety Tool Box Meeting secara
rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
→ Mematuhi dan melaksanakan tata tertib peraturan K3 yang ada di proyek.
Jika terbukti melanggar peraturan K3 yang telah ditetapkan,maka harus
bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan kepada yang bersangkutan.

Gambar Alat Pelindung Diri (APD)

E. Administrasi dan Prosedur pada Proyek


1. Beberapa Cara dalam Berkomunikasi
Komunikasi pada proyek ini akan dilaksanakan selama masa kontrak
berlangsung pada tingkatan jabatan yang bermacam-macam dan
dilaksanakan dengan cara-cara antara lain:
→ Pertemuan berkala
→ Surat
→ Pengiriman gambar-gambar
→ Diskusi melalui telepon
→ Faksimile
→ Alat bantu lainnya seperti computer

2. Pihak yang Berkomunikasi


Pihak-pihak yang terlibat langsung pada proyek dan mempunyai wewenang
dalam memutuskan adalah sebagai berikut :
→ Pemilik dalam hal ini pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau
yang mewakili;
→ Konsultan teknik dan konsultan dari pihak Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
→ Kontraktor Utama;
→ Supplier yang ditunjuk oleh pemilik;

16
→ Pihak pemerintah atau pihak lain yang berwenang;
→ Supplier dan barang jadi ( hasil pabrikasi ) dari kontraktor utama;
→ Kantor pusat / cabang dari kontraktor utama;
→ Pihak-pihak yang ditunjuk oleh pemilik yang pendapatnya juga diperlukan
dalam memutuskan sesuatu pada proyek.

3. Hal-Hal yang Dikomunikasikan


Untuk mengembangkan dan menjaga agar komunikasi dapat berjalan
dengan lancar dan efisien maka kontraktor utama diharuskan untuk
membuat flow komunikasi yang jelas untuk menyelesaikan suatu masalah
yang dalam hal ini terbagai atas antara lain:
→ Masalah-masalah teknik;
→ Pengadaan material;
→ Masalah-masalah yang menyangkut kemajuan (progres);
→ Masalah-masalah keselamatan dan keselamatan dan keamanan termasuk
masalah sanitari, kesehatan dan masalah lingkungan;
→ Masalah yang menyangkut fasilitas sementara, pemasangan alat dan
mesin untuk pekerjaan konstruksi;
→ Masalah keuangan dan masalah komersial lainnya seperti asuransi,
pembayaran dan pajak;
→ Masalah Jaminan Mutu;
→ Masalah Kontrak dan hukum;
→ Masalah umum termasuk masalah personil;
→ Izin-izin yang diperlukan, persetujuan dan lain-lain;
→ Hubungan dengan masyarakat;
→ Risalah Rapat;
→ dan Lain-lain.

Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai dasar / acuan kerja Pelaksanaan
Pekerjaan di

Kami menyadari bahwa pada penyusunan ini masih banyak kekurangannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik & saran yang
membangun, berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Tim Konstruksi pada
Proyek : Pembangunan Talud Pengaman Badan Jalan Kodim Kompi C Kab sarmi
Prop Papua.

Jakarta.............
PT. ......................

.........................
DIREKTUR

17

Anda mungkin juga menyukai