Setelah mempelajari data-data kerangka acuan kerja proyek, bersama ini kami
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan lingkup data yang ada. Kegiatan
ini adalah kegiatan Paket : Pembangunan Talud Pengaman Badan Jalan Kodim
Kompi C Kab Sarmi . Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek
konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-
metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi sehingga sesuai dengan
rencana kerja dan mencapai target waktu, biaya dan mutu yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode
terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat
menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan akan sangat membantu dalam
penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Untuk mencapai hasil yang optimal (sesuai dengan biaya, kualitas dan waktu),
Metode Kerja ini kami susun untuk dilaksanakan di lapangan sesuai anggaran dan
kualitas yang tinggi tanpa mengurangi faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Lapangan (K-3LL), terutama dengan adanya KLB COVID 19.
TINJAUAN UMUM
Dalam pelaksanaan suatu proyek akan tercapai tujuan pembangunan, yaitu kualitas
dan kuantitas, diperlukan adanya profesionalisme yang sesuai dengan bidang
pekerjaan sehingga tujuan tersebut di atas dapat tercapai secara efektif dan
efisien.Tingkat profesionalisme sangat dibutuhkan karena menyangkut teknik atau
strategi dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud. Dalam menentukan
strategi pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak
dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor
modal, faktor material, faktor peralatan, faktor tenaga kerja dan faktor pengendalian,
sehingga tujuan tersebut di atas dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing -
masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah
disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan
dengan memperkecil gangguan terhadap lingkungan dan lalulintas pekerjaan.
1
LOKASI PEKERJAAN
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dilakukan selama kurang lebih 4 (Empat) Bulan atau 120 (Seratus Dua
Puluh) Hari Kalender.
MASALAH / KENDALA
- Adalah lokasi kerja yang cukup Jauh, sehingga untuk pengawasan pekerjaan
diperlukan SDM yang terlatih/Ahli untuk ditempatkan di masing-masing lokasi.
- Adanya Bangunan Pasangan Batu jadi dibutuhkan mobilisasi material dan
membutuhkan waktu.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Direksi Keet
Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan baik adalah
tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet (ukuran disesuaikan kondisi lapangan) yang didalamnya dilengkapi meja,
kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-
waktu perlu dilakukannya rapat kerja. Apabila pada lokasi lahan tidak
memungkinakan untuk dibangun Direksi Keet, maka selama berlangsungnya
pekerjaan akan disewa tempat yang digunakan sebagai kantor lapangan dan
dekat dengan lokasi proyek.
2
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/mendatangkan peralatan, personil,
perlengkapan dan Material diambil untuk melaksanakan semua item pekerjaan
di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan
gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang
dilakukan terdiri dari :
→ Project Manager
→ Site Manager
→ Ahli K3 Konstruksi
→ Drafter
→ Surveyor
→ Logistik & Administrasi proyek
Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebagainya dikembalikan ke kondisi awal.
c. Pengukuran Lokasi
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan
pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan Jalan,
elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit
dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang Surveyor. Titik-titik
yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari
kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan oleh
kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi / Konsultan
Pengawas.
3
pelaksanaan, laporan ini juga diperuntukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu diambil gambar
dokumentasi 0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya
setelah pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi sesuai dengan
kemajuan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.
4
dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat
stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai
yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai
dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah
dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
Persyaratan Bahan :
Lantai kerja harus dibuat dari Beton Fc 10 Sebelum lantai kerja dibuat lapisan
tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan alat pemadat serta
dipasang crucuk Kayu. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya dan Konsultan
Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerjá
tersebut belum disetujui olehnya. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai
dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal 5 cm.
5
yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur
yaitu dalam hal :
1. Pabrikasi Besi
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum
baja tulangan tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada
tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran.
6
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai
acuan selimut beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan
pembesian Tapak dan Ring Balok
7
kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan
pada waktu pengecoran dilaksanakan.
a. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan adalah sama, meskipun
dimensi dan jumlah tulangan pada kolom berbeda-beda. Kolom merupakan
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah menyangga
beban aksial tekan vertical namun pada umumnya kolom juga berfungsi untuk
menahan momen lentur.
Kolom menempati posisi yang sangat penting dalam struktur bangunan,
kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan mengakibatkan keruntuhan
komponen struktur bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan
mengakibatkan keruntuhan komponen struktur yang lain. Maka, dalam
merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan
8
memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi atau safety factor dari pada
komponen-komponen struktur yang lain.
9
Contoh Gambar : Pemberian Marking Kolom
10
b. Bekisting harus dibuat dengan ukuran dan bentuk yang sesuai
dengan gambar rencana.
c. Permukaan bekisting harus rapat dan rata, serta dapat mencegah
merembesnya air semen sehingga factor air semen tidak berkurang.
d. Sebaiknya permukaan bekisting di olesi minyak pelicin agar
mencegah melekatnya beton pada bekisting, sehingga dapat mudah
dilepas
Untuk itu pemasangan bekisting harus benar-benar kuat menerima beban
yang terjadi, dan selama pengecoran tidak terjadi kebocoran. Kebocoran
dari bekisting dapat mengakibatkan hasil pengecoran menjadi keropos ini
karena campuran beton dalam keadaan kental tersebut keluar melalui
celah bekisting yang bocor.
Pemasangan bekisting juga harus memperhatikan posisi yang tegak lurus
sehingga menghasilkan kolom yang juga tegak lurus terhadap
sumbunya, bekisting yang tidak tegak
lurus akan menghasilkan kolom yang tidak lurus. Untuk itu bekisting
kolom harus di setel tegak lurusnya dengan benar dan teliti.
11
bekisting kolom harus di lakukan dengan hati-hati agar mencegah
timbulnya retak-retak, pengelupasan atau cacat lainnya pada beton.
Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara langsung
maupun tidak langsung cepat mempengaruhi penampilan dari kontraktor
utama termasuk sub-kontraktor dan personil kantor pusat.
Project Manager
12
→ Bertanggung jawab untuk perencanaan, manajemen, koordinasi dan kontrol
keuangan dari proyek konstruksi.
→ Memastikan kebutuhan klien terpenuhi, proyek selesai tepat waktu dan
sesuai anggaran dan tim pekerja lain melakukan pekerjaan mereka dengan
baik.
→ Mengorganisir berbagai professional yang bekerja pada sebuah proyek
→ Melakukan analisis, penilaian dan control terhadap risiko
→ Memastikan standar kualitas terpenuhi
→ Merekrut tenaga professional dan menentukan sub-kontraktor pemenang
tender pekerjaan
→ Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya dan
penagihan
Site Manager
→ Bertanggung jawab secara umum terhadap proses transformasi gambar
kerja ke hasil akhir pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan dan
spesifikasi mutu produk yang ditetapkan.
→ Memastikan tersedianya gambar kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan.
→ Berdasarkan jadwal mingguan membuat detail perencanaan material, alat
dan lokasi tenaga kerja.
→ Memastikan kesiapan lapangan, ketersediaan material serta alat kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan.
→ Memastikan kesiapan tenaga kerja ( mandor atau sub-Kontraktor )
dalam jumlah yang cukup.
→ Melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan setiap proses
konstruksi di lapangan sesuai dengan metode pelaksanaan yang
tercantum dalam project quality plan dan sesuai dengan gambar kerja
revisi baru.
→ Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan kelancaran
proyek di lapangan.
→ Melaporkan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Kepala
Proyek
Drafter
→ Membuat Gambar Pelaksanaan atau Shop Drawing
→ Menyesuaikan Gambar Kerja dengan Kondisi Real di lapangan.
→ Menjelaskan kepada Pelaksana Lapangan.
→ Membuat Gambar Akhir Pekerjaan / As-Build Drawings.
→ Melaporkan dan bertanggungjawab atas hasil pekerjaan kepada Supervisor
bangunan
Surveyor
→ Mealukan Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
→ Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya,
→ Melakukan survei lapangan untuk memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan
untuk pembayaran terakhir.
13
→ Melakukan survei lapangan dan memastikan pengukuran dilaksanakan
dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat
sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau
detail desain.
→ Melakukan pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
→ Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
→ Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan kepada Drafter dan
Supervisor
B. Kontrol Waktu
Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, termasuk proyek ini pihak kontraktor
akan berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang
telah dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor sendiri.
Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh
banyak hal, misalnya keterlambatan material, kesalahan pada gambar
rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga kerja, dll.
Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan, maka kontraktor berusaha
untuk mencapai prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan cara:
→ Menambah durasi waktu pekerjaan dengan cara sistem lembur pada malam
hari dan hari minggu. Waktu kerja lembur diadakan di luar jam kerja biasa,
yaitu pada malam hari untuk menyelesaikan pekerjaan–pekerjaan yang
tidak dapat ditunda (pengecoran) dan pekerjaan terlambat dari time
schedule.
→ Menambah jumlah tenaga kerja.
Kegunaan dari time schedule antara lain:
- Pemimpin pelaksana pekerjaan dapat mengadakan koordinasi semua
kegiatan yang ada di lapangan mulai dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian bagian- bagian pekerjaan.
- Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam kaitannya
dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing
pekerjaan.
- Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya dengan
ketetapan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.
C. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya meliputi usaha perencanaan biaya proyek yang seefisien
mungkin, dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan bangunan yang
sesuai standar yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya biaya yang
diperlukan tidak lebih dari biaya rencana. Pengendalian biaya meliputi biaya
pembelian material, pengupahan tenaga kerja, perawatan alat, asuransi tenaga
kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Pengendalian biaya dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan terhadap
ketentuan anggaran proyek yang dilaksanakan. Perlu diadakan usaha-usaha:
→ Memprediksikan pengeluaran biaya per minggu dengan melihat grafik kurva
S ( Time Schedule ), sesuai dengan rencana atau tidak Meninjau ulang
biaya riil yang dikeluarkan dengan
→ prestasi pekerjaan yang telah diperoleh
14
→ Kontraktor mencatat segala aktivitas pengeluaran proyek serta
mengevaluasi agar optimasi biaya yang telah ditetapkan tidak terlampaui
→ Menjaga disiplin pelaksanaan guna menghindari pengeluaran biaya
yang tidak termasuk dalam anggaran
→ Mencatat setiap bahan atau material yang masuk ke lokasi proyek.
D. Kontrol K3L
Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3) di sebuah proyek merupakan hal uang
sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di lapangan.
Peraturan SHE yang diberlakukan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
15
→ Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap saat berada di
area proyek, antara lain :
- Helm Keselamatan ( Safety Helmet )
- Sepatu Keselamatan ( Safety Shoes )
→ Menggunakan APD sesuai sesuai jenis pekerjaan seperti:
- Pekerjaan las menggunakan sarung tangan, earplug, kaca mata, kedok
las
→ Tidak berbuat kriminalitas seperti membuat keributan di area proyek.
→ Tidak menggunakan narkoba dan minuman keras.
→ Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
→ Tidak merokok pada saat berkerja dan jika ingin merokok harus pada
tempat yang telah disediakan.
→ Membuang air kecil dan air besar di tempat yang telah disediakan.
→ Mengikuti Safety Talk Meeting dan Safety Tool Box Meeting secara
rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
→ Mematuhi dan melaksanakan tata tertib peraturan K3 yang ada di proyek.
Jika terbukti melanggar peraturan K3 yang telah ditetapkan,maka harus
bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan kepada yang bersangkutan.
16
→ Pihak pemerintah atau pihak lain yang berwenang;
→ Supplier dan barang jadi ( hasil pabrikasi ) dari kontraktor utama;
→ Kantor pusat / cabang dari kontraktor utama;
→ Pihak-pihak yang ditunjuk oleh pemilik yang pendapatnya juga diperlukan
dalam memutuskan sesuatu pada proyek.
Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai dasar / acuan kerja Pelaksanaan
Pekerjaan di
Kami menyadari bahwa pada penyusunan ini masih banyak kekurangannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik & saran yang
membangun, berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Tim Konstruksi pada
Proyek : Pembangunan Talud Pengaman Badan Jalan Kodim Kompi C Kab sarmi
Prop Papua.
Jakarta.............
PT. ......................
.........................
DIREKTUR
17