Anda di halaman 1dari 16

Pelaksanaan Pengerjaan Abutment

https://www.situstekniksipil.com/2017/11/pelaksanaan-pengerjaan-

abutment.html

Metode pelaksanaan adalah uraian mengenai cara pelaksanaan dan

penguasaan teknis dilapangan sehingga tahapan pelaksanaannya dari setiap

pekerjaan berjalan secara efisien dan sistematis, yaitu item pekerjaan mana

yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan item mana yang harus

melanjutkannya.

Skup pekerjaan adalah semua pekerjaan yang tercantum dalam daftar

kuantitas, dimana dari semua skup pekerjaan diantaranya pada pekerjaan

konstruksi dan ada beberapa item pekerjaan yang merupakan item

pekerjaan Mata Pembayaran Utama.

Pekerjaan Struktur Abutment

Pekerjaan Abutment Jembatan


Kepala Jembatan (Abutment) Kepala Jembatan atau abutment adalah

tempat perletakan bangunan bagian atas jembatan.


Abutment disesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah dan sedapat mungkin

harus diletakan diatas tanah keras supaya dapat tercapai tegang tanah yang

diizinkan.

Dengan memperhitungkan resiko terjadinya erosi maka paling tidak dasar

abutment harus berada 2 m dibawah muka tanah asli, terutama untuk

abutment dengan pondasi langsung.

Pada pekerjaan struktur abutment ini ada beberapa tahapan yaitu:

1)  Pekerjaan Pour (abutment bagian bawah)

Pour ini adalah struktur bagian bawah pada pekerjaan abutment,

pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan struktur bawah

pondasi dan lantai kerja selesai.

Proses pengerjaannya yaitu pemasangan bekisting, kemudian dilanjutkan

dengan pemasangan tulangan dan setelah itu kemudian pengerjaan

pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakasanakan yang harus dikerjakan adalah mengecek

semua pekerjaan bekisting dan pemasangan tulangan agar hasil dari

pengecoran tersebut sesuai sengan rencana.


Pekerjaan pengecoran ini digunakan mutu beton K 250, dan menggunakan

beton ready mix.

2)  Pekerjaan Badan dan Dinding Sayap Abutment

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pour selesai, dengan

menggunakan mutu beton K 350.

Proses pekerjaannya yaitu pemasangan tulangan, kemudian pemasangan

bekisting, pada saat pemasangan tulangan untuk badan abutment

digunakan besi D 19 uril untuk tulangan pokok dan digunakan besi D 13 uril

untuk tulangan sengkang sedangkan untuk dinding sayap digunakan besi D

16 uril. Fungsi dari abutment ini adalah sebagai dinding penahan tanah.

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini meliputi joint survey bersma–sama direksi menentukan

referensi BM dan titik awal bangunan atau Stationing Koordinat dan Elevasi.

Sesudah disepakati bersama kontraktor melaksanakaan pengukuran poligon

untuk membuat kerangka sistem pekerjaan, melakukan situasi Exiting 0%,

dan Cross Section 0% dan pengambilan Dokumentasi Lapangan 0%.

Kontraktor membuat jalan kerja atau akses untuk memudahkan alat berat

mobilisasi atau demobilisasi dari lokasi pekerjaan disetiap masing–masing

jembatan, melaksanakan Cut and Fill disetiap lokasi pekerjaan jembatan,


team survey kembali Staking Out untuk menentukan titik disetiap item

pekerjaan jembatan.

Berikut pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada pekerjaan persiapan

diantaranya:

        Pemesanan dan kontrak pembelian material dan alat

        Mobilisasi dan De-mobilisasi

        Pemasangan papan nama proyek

        Direksikeet dan gudang

        Quality control alat dan bahan

        Listrik kerja

        Pekerjaan pengukuran dan bowplank

        Keamanan dan ketertiban proyek.

        Kesehatan dan keselamatan kerja

Persyaratan Bahan

Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus

berkualitas baik dan atas persetujuan konsultan pengawas.

Bahan yang akan digunakan disimpan dengan baik dan ditempatkan di

tempat yang aman, sehingga bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi

kualitas bahan.
Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum

dalam gambar rencana dan spesifikasi.

Persyaratan Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa memberikan contoh

bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil atau

kualitas dari bahan tersebut, untuk mendapatkan persetujuan konsultan

pengawas.

Penyedia jasa memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai

gambar rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari

konstruksi pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan

persetujuan konsultan pengawas.

Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana

dengan kondisi lapangan, penyedia jasa memberitahukan secara tertulis

kepada konsultan pengawas untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.

Semua bagian pekerjaan dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman

dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis

pelaksanaan serta pemakaian bahannya.

Apabila hasil atau kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh konsultan

pengawas, disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya

atau dikarenakan pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka


penyedia jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki dan

menyelesaikannya, dengan adanya tambahan biaya.

Penyedia jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan

yang telah selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada konsultan

pengawas.

Mobilisasi dan De-mobilisasi

Penyedia jasa melakukan mobilisasi segera setelah ditetapkan jadwal mulai

pelaksanaan pekerjaan (serah terima pelaksanaan pekerjaan), meliputi

pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang

akan diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sehingga tercapai hasil

pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.

Penyedia jasa melakukan de-mobilisasi segera setelah ditetapkan selesai

seluruh pelaksanaan pekerjaan (serah-terima hasil pekerjaan), meliputi

pengembalian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu

yang telah dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

1)  Pagar Sementara Proyek

Penyedia jasa melakukan pemagaran sementara proyek pada batas keliling

lokasi untuk memberikan perlindungan kenyamanan, ketertiban dan

keamanan terhadap seluruh komponen kegiatan pelaksanaan pekerjaan.


Pagar sementara proyek terbuat dari bahan penutup seng, tinggi ±200 cm,

diperkuat rangka dan penyangga menggunakan balok-balok kayu atau

bahan lainnya, ditempatkan setiap jarak interval ±200 cm.

Setelah selesai dikerjakan, pagar sementara proyek harus di hindarkan dan

di lindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi

kualitasnya.

Pemagaran sementara proyek diusulkan oleh penyedia jasa dan disetujui

konsultan pengawas.

Baca: Perhitungan Pilar Jembatan

2)  Pembersihan Lokasi Proyek

Penyedia jasa melakukan pembersihan lokasi proyek diseluruh tempat

pelaksanaan pekerjaan.

Pembersihan yang dilakukan meliputi semua belukar, semak, sampah dan

benda-benda lain yang tidak diinginkan, kemudian dibuang keluar lokasi

proyek.

Bangunan ataupun bekas bangunan yang masih ada pada lokasi dan harus

dibongkar atau dipindahkan karena mengganggu kelancaran pelaksanaan

harus atas persetujuan konsultan pengawas atau MK.

3)  Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank)


Penyedia jasa memasang papan dasar pelaksanaan yang dibuat dari kayu

dengan ukuran tebal 3 cm lebar 20 cm dan dipasang pada penopang.

Patok penopang dibuat dari kayu dengan ukuran 5 x 7 cm yang ditancapkan

kedalam tanah.

4)  Direksikeet dan Gudang

Penyedia jasa mengadakan direksikeet sedemikian rupa untuk dapat

melakukan aktifitas sehari-hari secara baik, ukuran min. 24 m2. Direksikeet

terdiri dari ruangan untuk konsultan Pengawas, Enginer, staf, koordinasi dan

simpan peralatan, berikut kelengkapan sarana dan prasarananya.

Penyedia jasa mengadakan gudang sehingga bahan-bahan dapat tersimpan

secara baik dan terlindungi dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas

bahan. Lokasi dan lay-out direksikeet dan gudang diusulkan oleh penyedia

jasa dan disetujui konsultan pengawas.

5)  Listrik Kerja

Penyedia jasa mengadakan listrik kerja untuk kebutuhan pelaksanaan dan

kegiatan sehari-hari. Sumber listrik kerja diadakan dari Genset dengan

fasilitas yang sudah ada di lapangan dengan persetujuan dari pengawas.

6)  Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah meliputi pengukuran, land clearing, penggalian,

pengurugan, pemadatan tanah.


7)  Pengukuran dan Pematokan

Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-patok

sehingga membentuk garis - garis yang sesuai dengan gambar. Kontraktor

bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran pengukuran.

Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik

koordinat. Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan

pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus

di jaga baik – baik.

8)  Land Clearing (Pembersihan dan Kupasan).

Pekerjaan ini mencakup:

       Penggalian, penimbunan dan pemadatan atau pembuangan material sisa.

   Pembersihan terhadap semak-semak dan pohon yang berada pada lokasi

proyek

        Pekerjaan stripping atau galian tanah existing

        Pekerjaan galian tie beam & pile cap

        Pekerjaan pecah batu

    Bekas-bekas hasil kupasan, tanaman, dan semak-semak, diangkut ke luar

area proyek.

Pengawasan Umum
Pada umunya pengawasan terhadap proyek menyangkut masalah biaya,

mutu dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Secara umum

pengawasan pekerjaan ini bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan

proyek agar sesuai dengan sfesifikasi yang telah disepakati bersama.

Juga untuk mengetahui kemajuan proyek, apakah sudah berjalan sesuai

dengan time schedule yang ada serta apabila ada kekurangan atau

perubahan dalam teknis dilapangan dapat segera dirundingakan oleh pihak

kontraktor dengan pihak pemilik yang diwakilkan oleh konsultan.

1)  Pengawasan Dalam Bidang Teknis

Pengawasan dalam bidang teknis ini menyangkut masalah mutu pekerjaan.

Pengawasan dalam pelaksanaan pada dasarnya dibagi atas tiga pekerjaan,

yaitu sebagai berikut:

a)  Tahap pra pengecoran

Pada tahap pra pengecoran dilakukan pengawasan dalam segala aspek yang

menyangkut pengecoran, sehingga dapat dihindari kesalahan–kesalahan

yang dapat menghambat pekerjaan dan dapat menurunkan mutu hasil

pengecoran.

Sebelum izin cor dikeluarkan oleh konsultan, terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan dilapangan.

Hal – hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:


   Memeriksa kesiapan bucket dan concrete pump harus siap pakai dalam

kondisi yang bailk.

        Pemeriksaan material.

        Peralatan.

Pemeriksaan bekisting, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  Konstruksi bekisting diperiksa sehingga dapat dipastikan bahwa bekisting

cukup kuat menerima beban pada tahap pengecoran dan pasca pengecoran.

        Posisi bekisting dan ukurannya diperiksa, posisi dan elevasi bekisting serta

dengan ukurannya harus sudah tepat.

  Pemeriksaan pembesian. Penulangan harus sudah sesuai dengan gambar

rencana.

    Setelah semua memenuhi syarat, konsultan baru boleh mengeluarkan surat

izin cor. Apabila salah satu syarat belum terpenuhi, konsultan dapat

menunda pengeluaran surat izin cor sampai kekurangan tersebut

diselesaikan oleh kontraktor.

b)  Tahap Pengecoran

Pengawasan pada tahap pengecoran perlu dilakukan supaya kekuatan hasil

pengecoran memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Adapun pengawasan ini meliputi:

        Arah pengecoran.

        Kekentalan adukan.


        Uji slump.

        Pemadatan, dilakukan dengan vibrator.

        Finishing, agar permukaan beton merata.

        Tahap pasca pengecoran

Pengawasan pada tahap pasca pengecoran perlu dilakukan karena akan

mempengaruhi kualitas hasil pengecoran.

Pengawasan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

      Permukaan beton selama tiga hari berturut – turut harus dijaga selama

beton tersebut belum mengeras, pada daerah tersebut tidak boleh diberi

beban dulu.

        Pembukaan bekisting hanya boleh dilkakukan minimal 10 hari.

Dari uraian materi diatas yang berkaitan dengan metode pelaksanaan

pekerjaan abutment jembatan sengaja ditulis untuk bisa membantu kalian

untuk mendaptkan informasi lebih dan berguna baik untuk perkuliahan dan

pelaksanaan lapangan terutaman dalam pengawasan pekerjaan. Sekian dan

terima kasih.
Bagian – Bagian Jembatan
https://karetmalang.wordpress.com/2019/04/25/bagian-bagian-jembatan/

Menurut Departement Pekerjaan Umum (Pengantar Dan Prinsip –  Prinsip Perencanaan


Bangunan bawah / Pondasi Jembatan, 1988 ) Suatu bangunan jembatan pada umumnya terdiri
dari 6 bagian pokok, yaitu :

Keterangan :
1.   Bangunan atas
2.   Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3.   Bangunan Bawas ( memikul beban )
4.   Pondasi
5.   Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6.   Bangunan pengaman

Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat dibagi dalam 4 bagian utama,
yaitu :
1.   Struktur Atas
2.   Struktur Bawah
3.   Jalan pendekat
4.   Bangunan pengaman

Struktur Atas (Superstructure)

Struktur atas jembatan adalah bagian jembatan yang menerima beban langsung baik dari lalu
lintas kendaraan, beban pejalan kaki, dan bahkan beban mati untuk selanjutnya di salurkan ke
struktur bawah jembatan. Struktur atas jembatan terdiri dari : gelagar-gelagar induk, struktur
tumpuan atau perletakan, struktur lantai jembatan dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi :

Trotoar

berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan agar tidak
mengganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang
diletakkan pada samping lantai jembatan yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :

 Sandaran (Hand Rail), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang.
 Tiang Sandaran (Rail Post), biasanya dibuat dari beton bertulang untuk jembatan girder beton,
sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran menyatu dengan struktur rangka tersebut.
 Peninggian Trotoar (Kerb)
 Slab Lantai Trotoar

Slab Lantai Kendaraan

Berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan ketika lalu lintas sedang berjalan.

Gelagar (Girder)

Terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar melintang. Gelagar induk atau memanjang
merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah jembatan atau tegak lurus arah
aliran sungai. Sedangkan, gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang letaknya
melintang arah jembatan.

Balok Diafragma

Memiliki fungsi utama mengakukan Girder satu dengan lainnya dari pengaruh gaya beban
melintang

Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)

Untuk mendapatkan kekakuan jembatan pada arah melintang dan menjaga torsi maka diperlukan
adanya ikatan-ikatan angin tersebut. Ikatan angin pada jembatan berfungsi untuk memberi
kekakuan pada jembatan dan meneruskan beban akibat angin kepada portal akhir
Andas

Andas bisa disebut juga sendi, yaitu sendi yang diletakkan dibawah jembatan sebagai tumpuan
beban dari bentangan jembatan.
andas ada 3 bagian yaitu andas hidup, andas mati dan rol, andas hidup adalah bagian yang bisa
bergerak dan nempel di bentangan jembatan, andas mati adalah yang tertanam di tanah dan rol
sebagai poros bearing.

Tumpuan (Bearing)

Karet jembatan yang merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang
berfungsi sebagai alat peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.

Struktur Bawah (Substructures)

Fungsi utama struktur bawah adalah memikul beban –  beban pada struktur atas dan juga beban
pada struktur bawah itu sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang selanjutnya beban –  beban
tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah dasar.

Struktur bawah jembatan umumnya meliputi

Pangkal Jembatan (Abutment

merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai dinding
penahan tanah. Bagian – bagian abutment terdiri dari :

 Dinding belakang (Back wall)


 Dinding penahan (Breast wall)
 Dinding sayap (Wing wall
 Oprit / Plat injak (Approach slab), merupakan jalan pelengkap untuk masuk ke jembatan dengan
kondisi disesuaikan agar mampu memberikan keamanan saat peralihan dari ruas jalan menuju
jembatan.
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
 Tumpuan (Bearing)

Pilar jembatan (Pier)

Terletak di tengah jembatan yang memiliki fungsi yaitu mentransfer gaya beban jembatan ke
pondasi. Sesuai dengan standar yang ada, panjang bentang rangka baja, sehingga apabila bentang
sungai melebihi panjang maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar. Pilar terdiri dari
bagian – bagian antara lain :

 Kepala Pilar
 Kolom Pilar
 Pilecap
Drainase

Fungsi drainase adalah untuk mengalirkan air hujan secepat mungkin ke luar dari jembatan
sehingga tidak terjadi genangan air dalam waktu yang lama. Akibat terjadinya genangan air
maka akan mempercepat kerusakan struktur dari jembatan itu sendiri. Saluran drainase
ditempatkan pada tepi kanan dan kiri dari badan jembatan (saluran samping), dan gorong –
gorong.

Pondasi

Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar. Pada perencanaan
pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari kondisi tanah ini dapat ditentukan
jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal
maupun lateral, dimana pondasi harusmampu menahan beban luar diatasnya maupun yang
bekerja pada arah lateralnya. Berdasarkan sistemnya tipe pondasi yang dapat digunakan untuk
perencanaan jembatan antara lain :


 Pondasi telapak (Spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah keras (lapisan
tanah yang dianggap baik mendukung beban) terletak tidak jauh (dangkal) dari muka tanah.
Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan
mengingat untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan.
 Pondasi sumuran (Caisson), Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras antara 2-
5 m. Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk lingkaran berdiameter
kurang dari 80 m. penggalian secara manual dan mudah dilaksanakan. Kemudian lubang galian
diisi dengan beton siklop (1pc : 2 ps : 3 kr) atau beton bertulang jika dianggap perlu. Pada ujung
pondasi sumuran dipasang pier untuk menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara
merata.
 Pondasi Tiang (Pile Foundation)
o Tiang Pancang Kayu (Log Pile)
o Tiang Pancang Baja (Steel Pile)
o Tiang Pancang Beton (Reinforced Concrete Pile)
o Tiang Pancang Komposit (Compossite Pile)

Anda mungkin juga menyukai