PRAKTEK DRAINASE
DISUSUN OLEH :
LAYLA KUMALA RIZKI (4204171146)
M. AL-GHIFARI AZIZ (4204171147)
WILIYANDA ANASTI (4204171150)
PUTRI NURLIYANA (4204171152)
DESTI TRY UTAMI (4204171153)
RENDI KURNIAWAN (4204171175)
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Drainase.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan praktek drainase ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................viii
BAB I (PENDAHULUAN)...................................................................................9
1.1Latar Belakang..................................................................................................9
1.3 Tujuan........................................................................................................9
1.4 Manfaat....................................................................................................10
2.1Drainase.........................................................................................................11
2.1.1.PengertianDrainase................................................................................11
2.2 SiklusHidrologi...........................................................................................13
2.1.2.PengukuranHujan...................................................................................13
2.3 Limpasan(Runoff)........................................................................................14
iii
2.4.2Analisis Intensitas Curah Hujan.............................................................20
2.4.3Debit Rancangan.....................................................................................21
2.4.5Debit Limbah..........................................................................................22
2.4.6Perencanaan Hidrolika............................................................................24
2.4.9Distribusi Kecepatan...............................................................................29
BAB IV (PENUTUP)..........................................................................................74
LAMPIRAN........................................................................................................75
Lampiran 3: Dokumentasi..................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................97
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 28 Roskam................................................................................................59
Gambar 29 Sendok Semen.....................................................................................59
Gambar 30 Pemotong Besi....................................................................................59
Gambar 31 Pembengkok Besi................................................................................59
Gambar 32 Gerobak...............................................................................................60
Gambar 33 Waterpass............................................................................................60
Gambar 34 Paku.....................................................................................................60
Gambar 35 Agregat Halus......................................................................................61
Gambar 36 Semen..................................................................................................61
Gambar 37 Agregat Kasar......................................................................................61
Gambar 38 Kayu Cerucuk......................................................................................61
Gambar 39 Triplek.................................................................................................62
Gambar 40 Besi......................................................................................................62
Gambar 41 Air.......................................................................................................62
Gambar 42 Kawat..................................................................................................62
Gambar 43 Benang.................................................................................................63
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah banjir erat sekali kaitannya dengan sistem drainase yang diterapkan,
dimana dalam sistem drainase seluruh komponen masyarakat terlibat. Didalam
mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur drainase pemukiman seperti
yang diharapkan, diperlukan suatu pengawasan pekerjaan dan spek teknis yang
sudah ditentukan dalam rencana kerja agar tercapai pembangunan saluran drainase
yang di rencanakan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan survey ini adalah, sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara menentukan elevasi di lapangan disebelum
pembuatan drainase
10
b. Untuk mengetahui cara mengolah data dan menggambar hasil survey di
lapangan
c. Untuk mengetahui cara mengitung debit yang dapat ditampung oleh
drainase
d. Untuk mengetahui cara menghitung dimensi penampang yang ekonomis
e. Untuk mengetahui proses pembuatan drainase secara langsung di lapangan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan survey ini adalah, sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengetahui pembuatan drainase bukan hanya secara teori
namun juga praktek dilapangan.
b. Dapat digunakan sebagai bekal mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Drainase
2.1.1. PengertianDrainase
Yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada
unsur campur tangan manusia.
12
yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
channel flow.
Single Purpose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
MultyPurpose,
4. Menurut Konstruksi
Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan
terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota
metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
13
2.2 SiklusHidrologi
Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi relatif tetap dari masa
kemasa. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa
yang berlangsung secara terus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan dan
dari mana berawalnya dan kapan pula berakhirnya. Serangkaian peristiwa
tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrological cycle)
14
Daerah Pengaliran Sungai adalah suatu kesatuan wilayah tata air
yang terbentuk secara alamiah, dimana air meresap atau mengalir melalui
sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan. Sering disebut dengan
DAS (daerah aliran sungai) atau DTA (daerah tangkapan air). Menurut Sri
Harto (1993), daerah aliran sungai merupakan daerah yang dimana semua
airnya mengalir ke dalam sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya
dibatasi oleh topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air
permukaan.
DAS disebut juga sebagai watershed atau catchment area. DAS ada
yang kecil dan ada juga yang sangat luas. DAS yang sangat luas bisa terdiri
dari beberapa sub DAS dan sub DAS dapat terdiri dari beberapa sub-sub
DAS, tergantung banyaknya anak sungai dari cabang sungai yang ada, yang
merupakan bagian dari suatu sistem sungai utama (Asdak, 1995).
2.3 Limpasan(Runoff)
Air hujan yang turun dari atmosfer jika tidak ditangkap oleh vegetasi
atau oleh permukaan-permukaan buatan seperti atap bangunan atau lapisan
kedap air lainnya, maka akan jatuh ke permukaan bumi dan sebagian akan
menguap, berinfiltrasi, atau tersimpan dalam cekungan-cekungan. Bila
kehilangan seperti cara-cara tersebut telah terpenuhi, maka sisa air hujan
akan langsung mengalir diatas permukaan tanah menuju alur aliran terdekat.
Dalam perencanaan drainase, bagian air hujan yang menjadi
pengendalian air banjir tidak hanya aliran permukaan (surface runoff),
sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan, tetapi
limpasan (runoff). Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan,
aliran-aliran tertunda pada cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan
(subsurface flow).
15
Aliran pada saluran atau sungai tergantung dari berbagai faktor
secara bersamaan. Dalam kaitannya dengan limpasan, Faktor yang
berpengaruh secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
faktor meteorologi dan karakteristik daerah tangkapan saluran atau daerah
aliran sungai (DAS).
a. Faktor Meteorologi
16
merata menghasilkan debit puncak yang paling minimum.
Karakteristik distribusi hujan dinyatakan dalam “koefisien distribusi”,
yaitu nisbah antara hujan tertinggi di suatu titik dengan hujan rata-rata
DAS.
b. KarakteristikDAS
17
.
Gambar 2Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan
Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung menghasilkan
laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang
berbentuk melebar atau melingkar. Hal ini terjadi karena waktu
konsentrasi DAS yang memanjang lebih lama dibandingkan dengan DAS
melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air di titik kontrol lebih lambat
yang berpengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. Faktor bentuk
juga dapat berpengaruh pada aliran permukaan apabila hujan yang terjadi
tidak serentak di seluruh DAS, tetapi bergerak dari ujung yang satu ke
ujung yang lainnya, misalnya dari hilir ke hulu DAS. Pada DAS
memanjang laju aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat
hujan di hulu belum memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran
permukaan dari hujan di hilir telah habis, atau mengecil. Sebaliknya pada
DAS melebar, datangnya aliran permukaan dari semua titik di DAS tidak
terpaut banyak, artinya air di hulu sudah tiba sebelum aliran dari air
mengecil/habis.
2. Topografi
18
Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan
lahan. Keadaan dan kerapatan parit dan/atau saluran, dan bentuk-
bentuk cekungan lainnya mempunyai pengaruh pada laju dan volume
aliran permukaan. DAS dengan kemiringan curam disertai
parit/saluran yang rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran
permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai
dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan. Pengaruh
kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS, pada aliran
permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga
membesar laju aliran permukaan.
Business
Perumahan
19
Rumah tunggal 0,30 - 0,50
Industri Ringan
Hutan
20
perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan.
Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk
menentukan kondisi fisik suatu DAS.
R1 + R2 + R3 +… Rn
R=
Rn
Dimana :
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada
kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Dalam menetukan debit banjir
rencana (design flood), perlu didapatkan harga sesuatu intensitas curah hujan
terutama bila dipergunakan metode ratio.
21
(mm/jam), yang artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian mm
dalam kurun
waktuperjam.Intensitascurahhujandapatdihitungdaridatacurahhujanhari
an dengan menggunakan rumus:
1. Metode Van Breen
90 % x X t
I=
4
2. Metode Mononobe
R 24 24 2
I= ( )
24 t
3
22
2.4.4 Debit Air Hujan
Q=0,278CIA
Keterangan :
Q = debit limpasan (m3/detik)
I = intensitas hujan(mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
C = koefisien aliran (tabel )
Debit air kotor adalah debit yang berasal dari buangan aktivitas
penduduk seperti mandi, cuci dan lain-lain baik dari lingkungan rumah
tangga, bangunan (fasilitas) umum atau instansi, bangunan komersial, dan
sebagainya.
Tabel 2Pembuangan Limbah Cair Rata-rata Orang per Hari
23
BOD dengan faktor 1,5)
Perkemahan dan Motel :
400 - 600 100
Tempat peristirahatan mewah.
200 80
Tempat parkir rumah berjalan (mobile home). 140 70
Kemah wisata dan tempat parkir trailer. 200 50
24
mempunyai perrmukaan bebas disebut aliran permukaan bebas (free surface
flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow). Permukaan bebas
mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Jika pada aliran tidak
terdapat permukaan bebas dan
.aliran dalam saluran penuh, maka aliran yang terjadi disebut aliran dalam
pipa (pipe flow) atau aliran tertekan (pressurized flow).
Gambar 4Aliran permukaan bebas pada saluran terbuka (a) , aliran permukaan
bebas pada saluran tertutup (b), aliran tertekan pada saluran pipa (c)
Zat cair yang mengalir pada saluran terbuka mempunyai bidang
kontak hanya pada dinding dan dasar saluran. Saluran terbuka dapat berupa
saluran alamiah atau buatan, yang terdiri dari:
Galian tanah dengan atau tanpa lapisan penahan,
25
dibuat dengan menggali tanah disebut kanal (canal). Saluran yang disangga
di atas permukaan tanah dan ter"buat dari kayu, beton, atau logam disebut
flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan dinding hampir vertikal
disebut chute. Terowongan (tunnel) adalah saluran yang digali melalui bukit
atau gunung. Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak penuh disebut
culvert. Potongan yang diambiltegak lurus arah aliran disebut potongan
melintang (cross section), sedangkan potongan yang diambil searah aliran
disebut potongan memanjang (Gambar 5).
26
seekonomis mungkin. Adapun bentuk saluran antara lain :
a. Trapesium
b. Persegi
Biasanya saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Berfungsi
untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit
yang besar.
c. Segitiga
27
Gambar 8 Penampang Segitiga
a. SetengahLingkaran
28
Tabel 4 Hubungan Kemiringan Berdasarkan Jenis Material
Kemiringan
Jenis Material Saluran S(%)
Tanah Asli 0–5
Kerikil 5 -7,5
Pasangan 7,5
(Sumber : H.M Halim Hasmar, 2011)
29
Kemiringan Saluran I (%) Kecepatann Rata-Rata V (m/s)
<1 0,4
1-2 0,6
2-4 0,9
4-6 1,2
6-10 1,5
10-15 2,4
(Sumber : H.M Halim Hasmar, 2011)
30
Gambar 10Distribusi kecepatan pada berbagai potongan melintang
(chow,1959)
31
Beton 1,5
SALURAN BUATAN
1. Saluran tanah, lurus teratur 0,017 0,020 0,023 0,025
Saluran tanah yang dibuat dengan
2. Excavator 0,023 0,028 0,030 0,040
3. Saluran pada dinding batuan, 0,020 0,030 0,033 0,035
lurus, teratur
Saluran pada dinding batuan, tidak lurus,
4. tidak teratur 0,035 0,040 0,045 0,045
5. Saluran batuan yang diledakan, ada 0,025 0,030 0,035 0,040
tumbuh – tumbuhan
Dasar saluran dari tanah, sisi saluran
6. Berbatu 0,028 0,030 0,033 0,035
32
Saluranlengkung,dengankecepatanaliran
7. Rendah 0,020 0,025 0,028 0,030
SALURAN ALAM
Bersih, lurus, tidak berpasir, tidak
8. Berlobang 0,025 0,028 0,030 0,033
Seperti no.8 tetapi ada timbunan atau
9. Kerikil 0,030 0,033 0,035 0,040
Melengkung, bersih, berlubang dan
10. berdinding pasir 0,033 0,045 0,050 0,055
11. Seperti no.10, dangkal, tidak teratur 0,040 0,045 0,050 0,055
Seperti no.10 berbatu dan ada tumbuh -
12. Tumbuhan 0,035 0,040 0,045 0,050
13. Seperti no. 11, sebagian berbatu 0,045 0,050 0,055 0,060
Aliranpelan,banyaktumbuh–tumbuhan
14. dan berlubang 0,050 0,060 0,070 0,080
15. Banyak tumbuh – tumbuhan 0,075 0,0100 0,0125 0,0150
SALURAN BUATAN, BETON
ATAU BATU KALI
16. Saluranpasanganbatu,tanpapenyelesaian 0,025 0,030 0,033 0,035
17. Seperti no.16 tapi dengan penyelesaian 0,017 0,020 0,025 0,030
18. Saluran beton 0,014 0,016 0,019 0,021
19. Saluran beton halus dan rata 0,010 0,011 0,012 0,013
20. Saluran beton pracetak dengan acuan baja 0,013 0,014 0,014 0,015
21. Saluranbetonpracetakdenganacuankayu 0,015 0,016 0,016 0,018
acuan kayu
Standar Nasional Indonesia SNI 03 - 3424 – 1994
Tinggi jagaan=30 %H
Keterangan :
33
Hs = Kedalaman aliran(m)
34
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan melakukan
pengukuran profil sifat datar. Pengukuran sifat datar profil banyak
digunakan dalam perencanaan suatu wilayah. Pengukuran ini terbagi
menjadi dua macam, yaitu profil melintang yang bertujuan untuk
menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak
lurus dengan garis sumbu proyek dan profil memanjang yang digunakan
untuk mengetahui beda tinggi antara dua titik. Informasi mengenai beda
tinggi sangat berguna dalam cut dan fill suatu permukaan tanah yang tidak
rata, salah satunya dalam pengerjaan drainase.
B. Tujuan Survey
Adapun tujuan dari survey ini adalah :
35
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam survey potongan
melintang dan memanjang jalan adalah:
a. Waterpass
Gambar 12 Waterpass
b. Tripod
Gambar 13 Tripod
c. Meteran
Gambar 14 Meteran
36
d. Rambu ukur
Gambar 17 Gergaji
37
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam survey potongan melintang
dan memanjang jalan adalah:
a. Patok kayu
Gambar 19 Pilox
38
E. Prosedur Kerja
Adapun prosedur pelaksanaan survey profil melintang dan memanjang
adalah sebagai berikut:
a. Tentukan lokasi pengukuran
b. Siapkan kayu patok dengan ukuran panjang 45 cm sebanyak 6 buah
sepanjang 60 cm dengan bagian ujung salah satu sisi patok dibuat
lancip
c. Bawalah peralatan dan bahan ke lokasi pengukuran
d. Ukurlah jarak antar STA 25 m dari STA 0+000 sampai STA 0+125
e. Pasanglah patok pada titik-titik yang sudah di ukur lalu berilah tanda
dengan pilok
f. Dirikan tripod dan pasang waterpass pada patok awal lalu atur nivo
sehingga nivo berada pada tengah lingkaran nivo dan alat benar-benar
datar
g. Set 0 alat pada arah utara yang telah ditentukan menggunakan kompas
h. Putar waterpass ke arah rambu ukur yang akan dibidik pada titik-titik
melintang jalan pada titik yang telah ditentukan, lalu baca BA, BT, BB
dan sudut. Kemudian putar alat dengan sudut 1800 , kemudian
tempatkan rambu ukur pada titik-titik yang telah ditentukan danlalu
baca BA, BT, BB dan sudut dan ukur tinggi alat
i. Bidik rambu ukur ke patok pada STA berikutnya, lalu baca BA, BT,
BB dan sudut
j. Pindahkan alat ke patok pada STA selanjutnya, lalu bidik kearah STA
sebelumnya set 00 dan baca BA, BT, dan BB
k. Lalu putar 900 kembali putar waterpass ke arah rambu ukur yang akan
dibidik pada titik-titik melintang jalan pada titik yang telah ditentukan,
lalu baca BA, BT, BB dan sudut. Kemudian putar alat dengan sudut
1800 , kemudian tempatkan rambu ukur pada titik-titik yang telah
ditentukan danlalu baca BA, BT, BB dan sudut dan ukur tinggi alat
39
l. Lalu lakukan langkah yang sama pada STA selanjutnya.
40
3.2 JOB II (PERENCANAAN DIMENSI DRAINASE)
Hari / Tanggal : Selasa,
Lokasi : Desa Sungai Alam, Kec. Bengkalis, Kab.
Bengkalis
A. Dasar Teori
Saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit
rencana dengan aman. Perencanaan teknis saluran drainase mengikuti
tahapan-tahapan sebagai berikut:
(1) Menentukan debit rencana.
(2) Menentukan jalur (trase)saluran.
(3) Merencanakan profil memanjangsaluran.
(4) Merencanakan penampang melintangsaluran.
(5) Mengatur dan merencanakan bangunan-bangunan serta
sistemdrainase.
Dalam perencanaan perlu memperhatikan cara pelaksanaan, ketersediaan
lahan dan bahan, biaya, serta operasi dan pemeliharaan setelah pembangunan
selesai.Bentuk dari saluran-saluran drainase sama halnya dengan bentuk saluran
irigasi, serta dalam perencanaan dimensi saluran harus diusahakan seekonomis
mungkin. Adapun bentuk saluran antara lain: trapesium, persegi,segitiga dan
setengah lingkaran.
B. Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan dari perencanaan dimensi drainase adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui debit maksimum yang dapat ditampung oleh
drainase
b. Untuk mengetahui dimensi penampang yang ekonomis
41
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur perencanaan dimensi drainase adalah sebagai
berikut:
a. Perhitungan Curah Hujan
b. Mengitung debit curah hujan
c. Menghitung dimensi saluran
D. Pengolahan Data
Data Curah hujan tahun 2014-2018 dapat dilihat pada lampiran 2.
Tahun
No Bulan
2014 2015 2016 2017 2018
42
12 Des 107.94 54.55 39.81 145.11 39.37
300
270.96
250
200
174.91
150 145.11
127.13
110.14
100 81.28
62.61 64.07 71.08
60.77
50 43.33 38.5
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
43
Tabel 3.8 Syarat-syarat batas penentuan sebaran
13199.712
3 2016 270.96 156.07 114.89 1516515 174232400
1
Jumla 23316.371
780.35 671561.8 252585890
h 8
n
S=
√ ∑ ( Xi−X )2
i=1
n−1
23316,372
S=
√ 5−1
=¿ 76,3485
44
n
CS=
√ ∑ (Xi−X )3
i=1
(n−1)(n−2) S 3
CS=
√ n ∑ ( Xi−X )3
i=1
(n−1)(n−2) S 3
5 x 671561,8
C S=
√ ( 5−1)(5−2) 76,34853
CS = 0,628
S 76,3485
Cv= =
x 156,07
= 0,489
{ }
4
n(n+ 1) ∑ ( Xi−X )
i=1 3(n−1)2
CK = −
(n−1)(n−2)(n−3) S4 (n−2)(n−3)
{ }
4
5 (5+1) ∑ 252585890
i=1 3(5−1)2
CK = −
(5−1)(5−2)(5−3)S 4 (5−2)(5−3)
= 1,292
45
Tabel 11Urut Data Dari yang terbesar ke terkecil
1 2015 62.24
2 2018 127.13
3 2017 145.11
4 2014 174.91
5 2016 270.96
b. Chi-Kuadrat (Chi-Square)
G = 3,22 + log n
= 3,22 + log 5
= 3,219 ≈ 4
x max −x min
∆ x=
G−1
270,96−62,24
∆ x= = 69,573
4−1
= 62,24 – 0,5.69,573
= 27,453
= 270,96 – 0,5.69,573
46
= 307,747
n
Ei =
G
5
Ei =
4
= 1,25
DK = G – (P+1)
= 4 – (1+1)
47
Ei Ei)² Ei)²/Ei
166.60
97.027 - 0 2 1.25 0.75 0.5625 0.45
236.17
166.600 - 3 1 1.25 -0.25 0.0625 0.05
305.74
236.173 - 7 1 1.25 -0.25 0.0625 0.05
Total 0.6
Derajat kepercayaan 5% berdasarkan tabel chi kuadrat kritis nilai 5.991 lebih
besar dari chi kuadrat terhitung. Sehingga analisa distribusi dapat diterima
d. Nilai Yn dan Sn
Tabel 14Tabel Reduced Mean (Yn) dan Tabel Reduced Standar Deviasi (Sn)
Yn = 0,4952
Sn = 0,9496
Tabel 15Perhitungan Yn dan Sn
48
((Yt-
PU (Yt-
X YT Yn Sn Yt-Yn S Yn)/Sn)x Xt
T Yn)/Sn
S
-
156.0 0.366 0.495 0.949 76.348
2 0.128 -0.1355 -10.3476 145.7224
7 5 2 6 5
7
e. Nilai Yn dan Sn
1. Metode Van Breen
90 % x X t
I=
4
PUT I
2 32.788
5 53.300
10 66.878
20 79.902
50 96.760
49
100 109.394
0,120
0,109
0,100 0,097
0,080
0,080
0,067
0,060 0,053
0,040 0,033
0,020
0,000
2 5 10 20 50 100
2. Metode Mononobe
R 24 24 2
I= ( )
24 t
3
50
Tabel 17Intensitas hujan
51
Tabel Chi-Kuadrat Kriris
Tabel 18Chi kuadrat kritis
Derajat Kepercayaan
dk
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025
1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024
2 0.01 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143
5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.07 12.832
6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449
7 0.989 1.239 1.69 2.167 14.067 16.031
8 1.344 1.646 2.18 2.733 15.507 17.535
9 1.735 2.088 2.7 3.325 16.919 19.023
10 2.156 2.558 3.247 3.94 18.307 20.483
0,123
0,103
0,082
0,051
2 5 10 20 50 100
52
Intensitas Curah Hujan 5 Menit-2 Hari
1,000
0,900
Curah Hujan Rencana Max (mm)
0,800
0,700 2 th
0,600 5 th
0,500 10 th
0,400 20 th
50 th
0,300
100
0,200
0,100
0,000
0.080.170.25 0.5 0.75 1 2 3 6 12 24 48
Waktu (Jam)
DAS :
P das = 0,125 km P jalan = 0,125
km
L das = 0,1 km L Jalan= 0,0055 km
A Jalan = P jalan x L jalan
= 0,125 km x 0,0055 km
= 0,000688 km2
53
A das = P das x L das
= 0,125 km x 0,1 km
= 0,013 km2
A total = A jalan + A das
= 0,000688 km2 + 0,013 km2
= 0,013188 km2
Qch = 0,2778 x C x I x A
= 0,2778 x 0,4 x 50,52 x 0,0125
= 0,070 m3/detik
= 0,008 m3/detik
= 0 x 0 x 0 liter
= 0 liter
= 0 m3/hari
= 0 m3/detik
= 0,070 + 0,008 + 0
= 0,078 m3/detik
54
B. Menghitung dimensi saluran
Data :
I = 14,033 m/jam
m = 1,5/1 = 1,5
Q = 0,07837 m3/detik
n = 0,013 (beton)
i = 0,001
Sisi Miring = H √ m2 +1
= H √ 1,5 2+1
= 1,802 H
= 0,8 + 2 x 1,802 H
= 0,8 + 3,604 H
Luas (A) = (B+ mH) H
= (0,8 + 1,5H) H
A
Jari-jari Hidrolik (R) =
P
(0,8+1,5 H ) H
=
0,8+3,604 H
Rumus kecepatan :
1
V = x (i )(1/2) x R(2/3)
n
55
Substitusi ke rumus Debit
Q =AxV
(0,8+ 1,5 H )H (2/3)
0,078 = (0,8 + 1,5H) H x 2,432 x ( )
0,8+3,604 H
0,078 (0,8+ 1,5 H )H (2/3)
( ) = (0,8 + 1,5H) H x ( )
2,432 0,8+3,604 H
(0,8+ 1,5 H )H (2/3)
0,032072 = (0,8 + 1,5H) H x ( )
0,8+3,604 H
(0,8+ 1,5 H )H
√3 0 , 0320722 = (0,8 + 1,5H) H x (
0,8+3,604 H
)
(0,8+ 1,5 H )H
0,1009 = (0,8 + 1,5H) H x ( )
0,8+3,604 H
0,1009
H = 0,8 H +1,5 H 2
(0,8 H +1,5 H) [ 0,8+3,604 H ]
Coba H=0,41365 cm
0,1009
H = 0,8 H +1,5 H 2
(0,8 H +1,5 H) [
0,8+3,604 H ]
0,1009
H= 0,8 0 , 41365+1,5 0 , 41365 2
(0,8 x 0,41365+ 1,5 x 0,41365) [ 0,8+ 3,604 0 , 41365 ]
= 0,41365 m ≈ 0,42 m
= 30% x 0,42
= 0, 126 m
56
= 0,42 m + 0,126 m
= 0,54 m ≈ 0,55 m
57
3.3 JOB III (SURVEY LAPANGAN PEMBUATAN DRAINASE)
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2019
Lokasi : Jl. Panglima Minal, desa Air Putih, Kec. Bengkalis
A. Dasar Teori
Drainasemerupakan salah satu fasilitas dasaryangdirancangsebagai
sistem gunamemenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Drainasesecara umumdidefinisikan sebagai ilmu
pengetahuanyangmempelajari usahauntuk mengalirkan airyangberlebihan
dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.
Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan
banjir. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik
pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut
keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan
perkotaan.
Jenis-jenis drainase menurut konstruksi:
a. Saluran Terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya
untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun
kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada
pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan
pelindung) akan tetapi saluran terbuka didalam kota harus diberi lining
dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran Tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah
perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
seperti kota metropolitan dan kota-kota besar yang lainnya.
B. Tujuan Survey
58
Adapun tujuan dari survey ini adalah :
Gambar 21 Cangkul
2. Meteran
Gambar 22 Meteran
3. Palu
Gambar 23 Palu
59
4. Dolak
Gambar 24 Dolak
5. Ember
Gambar 25 Ember
6. Concrete mixer (molen)
Gambar 27 Sekop
60
8. Roskam
Gambar 28 Roskam
9. Sendok semen
61
12. Gerobak
Gambar 32 Gerobak
13. Waterpass
Gambar 33 Waterpass
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan berdasarkan hasil survey lapangan
pembuatan drainase adalah:
1. Paku
Gambar 34 Paku
62
2. Pasir
Gambar 36 Semen
4. Kerikil
63
6. Triplek
Gambar 39 Triplek
7. Besi
Gambar 40 Besi
8. Air
Gambar 41 Air
9. Kawat
Gambar 42 Kawat
64
10. Benang
Gambar 43 Benang
D. Prosedur Kerja
Adapun dimensi drainase yang direncanakan adalah:
1. Pembersihan Lahan
Proses awal pekerjaan yaitu melakukan pembersihan lokasi dari
sampah dan tanaman sebelum memulai kostruksi.
65
Langkah Kerja:
2. Pemasangan Bowplank
66
Langkah pemasangan Bowplank seperti terlihat pada gambar
dibawah ini :
Papan Duga
Lebar Galian
0,8 – 1,2 m
As Galian/Pipa
Minimum 30 cm
> 0,50 m
67
Posisi Tiang Bouwplank
68
Panjang Papan Duga (Bouwplank) = W + (2 x min. 20 cm)
3. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan Tenaga
Manusia (manual).Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus
mengambil lebar yang cukup sesuai gambar.
Alat yang digunakan:
- Cangkul
69
Langkah kerja:
4. Pemasangan Cerucuk
Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya
digunakan pada daerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti
jenis tanah lembek ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang
cukup tinggi. Ketinggian pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air
pasang surut.
Alat yang digunakan:
- Gergaji
- Palu
- Cangkul
- Alas pemukul tiang
- Kayu cerucuk
Langkah Kerja:
70
- Sekop
- Ember
- Dolak
- Semen
- Agregat kasar
- Agregat halus
- Air
Langkah Kerja:
71
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Tiang-tiang begisting harus diatas tiang papan untuk memudahkan saat
memindahkan perletakan, tiang-tiang satu dengan yang lain harus diikat
dengan palang papan/balok secara menyilang.
- Papan
- Triplek
- Paku
Langkah kerja:
72
Bahan yang digunakan:
- Besi diameter 8 mm
- Kawat
Langkah Kerja:
8. Pengecoran Beton
Setelah Begisting Dinding selesai dilaksanakan dan Rakitan Besi
beton sudah sesuai, langkah selanjutnya adalah pengecoran beton dengan
Beton
Alat yang digunakan:
- Concrete Mixer (molen)
- Sekop
- Ember
- Dolak
- Sendok Semen
- Roskam
- Semen
- Agregat kasar
- Agregat halus
- Air
73
Langkah Kerja:
9. Pelepasan Begisting
Setelah beton mengeras maka pekerjaan selanjutnya adalah
pelepasan begisting.
Alat yang digunakan:
- Palu
- linggis
Langkah Kerja:
74
E. Kendala
Adapun kendala yang terjadi pada saat proses pembuatan drainase di
Jl. Panglima Minal desa Air Putih yaitu pekerja kesulitan dalam
melakukan pengecoran drainase apabila air pasang. Sehingga tidak
dilakukan pengecoran ketika air pasang
75
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari laporan praktikum drainase yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Diperoleh data elevasi dari kondisi existing lapangan disepanjang lokasi
perencanaan drainase yang akan dibangun
b. Dari hasil perhitungan dimensi, diperoleh debit curah hujan sebesar 0,078
m3/detik, dan dimensi dengan lebar 0,8 m dan tinggi 0,55 m
c. Berdasarkan hasil survey di Jl. Panglima Minal desa Air putih, kita bisa
mengetahui proses pembuatan drainase secara langsung dilapangan
76
LAMPIRAN
Lampiran 1: Pengolahan Data dan Hasil Pengukuran Profil Melintangdan Profil Memanjang
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
Lampiran 2: Data Curah Hujan Tahun 2014-2018
90
91
92
93
94
95
Lampiran 3: Dokumentasi
A. JOB I (PENGUKURAN PROFIL MELINTANG
DANMEMANJANG)
96
Memegang rambu pada titik yang Mambaca bacaan pada rambu ukur
telah ditentukan
97
C. JOB III (SURVEY LAPANGAN PEMBUATAN DRAINASE)
98
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kumpulengineer.com/2014/03/langkah-langkah-perencanaan-
drainase.html?m=1 diakses pada Sabtu, 28 Desember 2019. 15.30 WIB.
https://bangunandasar.blogspot.com/2016/11/pengertian-bouwplank-dan-
fungsi.html?m=1 diakses pada Sabtu, 28 Desember 2019. 15.34 WIB.
https://www.kitasipil.com/2017/04/mengenal-cara-pemasangan-pondasi-
cerucuk.html?m=1 diakses pada Sabtu, 28 Desember 2019. 15.49 WIB.
www.atobasahona.com/2018/08/pengertian-tujuan-fungsi-jenis-dan-bentuk-
drainase.html?m=1 diakses pada Sabtu, 28 Desember 2019. 15.53 WIB.
99