Anda di halaman 1dari 9

1.

Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan)


Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai
dengan ukuran yang di inginkan.
2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan
dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu
dari sampah dan pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di
kemudian hari
3. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan)
Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan galian dan
timbunan.Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah
dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi permukaan
sesuai gambar yang  di rencanakan,untuk mengetahui elevasi
jalan perlu menggunakan alat ukur Theodolit, lengkapnya
pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan jalan ,tinggi
dan belokannya sesuai  apa yang direncanakan
4. Pengambilan tanah dari quary
Ekskavator memuat material timbunan ke dalam dump truck,
lalu membawa material untuk timbunan ke lokasi pekerjaan
5. Penghamparan tanah timbunan
Penghamparan material timbunan menggunakan bulldozer
6. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah)
Setelah badan jalan terbentuk maka tanah perlu dipadatkan
inilah yang dinamakan pekerjaan sub grade.
Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan
perkerasan jalan lapisan ini bisa berupa tanah asli yang di
padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di
datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di
stabilkan dengan semen atau kapur,yang terpenting adalah
tanah harus bebas dari sampah dan rumput.
Untuk pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan
Vibrator Roller

7. Pemasangan bekisting dan pengecoran lean concrete dengan


ketebalan 10 cm
8. Persiapan power paver untuk meratakan dengan ketinggian riqid
pavement yang sudah ditentukan
9. Pemasangan tulangan dowel diatas lean concrete , yang
sebelumnya sudah dirakit diluar jalur penghamparan
10. Dilakukan penghamparan dan perataan beton secara
otomatis oleh power paver dan pasang tie bar

11. Setelah itu dilakukan finishing pavement secara manual

12. Dilakukan pembuatan alur secara manual ketika beton dalam


kondisi setengah mengeras (grooving)

13. Setelah itu ditutupi dengan plastik agar tidak terkena sinar
matahari langsung yang dapat membuat beton mengering tidak
secara alamiah serta guna mencegah terjadinya retakan retakan
14. Setelah itu dilakukan proses curing dengan menutupi beton
dengan geotextile dan disiram dengan air 3 x sehari dalam
seminggu
15. Setelah mengeras dilakukan cutting beton persegmen dengan
tinggi ¼ tinggi beton

16. Langkah selanjutnya pengisian joint sealant pada sela2


cutting
Jalan tol terbuka
Semua kendaraan berhenti di berbagai lokasi di sepanjang jalan untuk membayar tol.
Meskipun hal ini dapat menghemat uang dari kurangnya kebutuhan untuk membangun
gerbang tol di setiap jalan keluar, hal ini dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas
sementara lalu lintas antrian di gerbang tol jalur-utama (hambatan tol). 

Jalan tol tertutup


Kendaraan mengambil tiket tol saat akan memasuki jalan tersebut. Saat akan keluar,
pengemudi harus membayar jumlah yang tercantum untuk keluar. Jika tiket hilang,
pengendara biasanya harus membayar jumlah maksimum yang mungkin untuk perjalanan di
jalan raya itu.
Dalam sebuah variasi dari sistem tol tertutup, hambatan arus utama yang hadir pada
kedua ujung jalan tol, dan pertukaran masing-masing memiliki jalan tol yang dibayarkan
pada saat keluar atau masuk. Selain itu, dengan kebanyakan sistem, pengendara hanya
dapat membayar tol dengan uang tunai dan/atau perubahan; kartu debit dan kredit tidak
diterima.

Jalan tol elektronik


Dalam sistem ini, tidak ada pengumpulan uang tunai yang dilakukan, tol biasanya
dikumpulkan dengan menggunakan transponder yang dipasang pada kaca depan setiap
kendaraan, yang terkait dengan rekening nasabah yang didebit untuk setiap penggunaan
jalan tol. 
Layanan Jalan Tol
Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, pengoperasian jalan tol yang dilakukan
Jasa Marga merupakan acuan dan telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak.
Selain itu Jasa Marga terus meningkatkan mutu pengoperasian jalan tol berbasis sertifikasi
ISO, serta penerapan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Semua bentuk pelayanan Jasa
Marga merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap service excellence kepuasan
masyarakat luas pengguna jalan tol di Indonesia, melalui pemberian jasa yang modern,
berkualitas dan semakin efisien.

Pelayanan yang dilakukan oleh Perseroan dilakukan sebagai berikut :

A. Pelayanan Transaksi
Jasa Marga menerapkan system transaksi :
1. Sistem tertutup, yaitu pengguna jalan mengambil tiket di gerbang tol masuk dan
membayar di gerbang keluar.
Dalam sistem tertutup ini, kendaraan mengambil tiket tol saat akan memasuki
jalan tersebut. Saat akan keluar, pengemudi harus membayar jumlah yang tercantum
untuk keluar. Jika tiket hilang, pengendara biasanya harus membayar jumlah maksimum
yang mungkin untuk perjalanan di jalan raya itu. Jalan tol yang pendek dengan tidak
adanya pintu masuk/keluar di tengahnya mungkin hanya memiliki satu plaza tol di satu
sisi, dengan pengendara perjalanan di kedua arah membayar biaya rata-rata baik ketika
mereka memasuki atau ketika mereka keluar dari jalan tol. Dalam sebuah variasi dari
sistem tol tertutup, hambatan arus utama yang hadir pada kedua ujung jalan tol, dan
pertukaran masing-masing memiliki jalan tol yang dibayarkan pada saat keluar atau
masuk. Selain itu, dengan kebanyakan sistem, pengendara hanya dapat membayar tol
dengan uang tunai dan/atau perubahan; kartu debit dan kredit tidak diterima. Namun,
beberapa jalan tol mungkin memiliki plaza perjalanan (drive thru) dengan ATM sehingga
pengendara dapat menghentikan dan menarik uang tunai untuk tol.
Tol dihitung dengan jarak yang ditempuh pada jalan tol. Di Indonesia, sistem ini
merupakan yang paling sering dipergunakan sebagai sistem pembayaran tol.

2. Sistem terbuka, yaitu pengguna jalan langsung hanya membayar di gerbang tol masuk.
Pada sistem tol terbuka, semua kendaraan berhenti di berbagai lokasi di
sepanjang jalan untuk membayar tol. Meskipun hal ini dapat menghemat uang dari
kurangnya kebutuhan untuk membangun gerbang tol di setiap jalan keluar, hal ini dapat
menyebabkan kemacetan lalu lintas sementara lalu lintas antrian di gerbang tol jalur-
utama (hambatan tol).
Hal ini juga memungkinkan pengendara untuk memasuki jalan tol terbuka setelah
gerbang tol dan keluar sebelum gerbang tol yang berikutnya, sehingga pengendara
dapat menggunakan jalan tol, walaupun tidak membayar.

3. Sistem Berbayar
Dalam sistem ini, tidak ada pengumpulan uang tunai yang dilakukan, tol biasanya
dikumpulkan dengan menggunakan transponder yang dipasang pada kaca depan setiap
kendaraan, yang terkait dengan rekening nasabah yang didebit untuk setiap penggunaan
jalan tol. Dengan merancang pintu tol khusus untuk pengumpulan elektronik, adalah
mungkin untuk menerapkan jalan tol terbuka, dimana pelanggan tidak perlu
memperlambat laju kendarannya sama sekali saat melewati pintu tol.
Union Toll Plaza di Garden State Parkway adalah yang pertama kali menggunakan
mesin pengumpulan tol otomatis. Sebuah plakat yang memperingati acara tersebut
mencakup 25 sen pertama yang dikumpulkan di gerbang tol tersebut.
Penyebaran besar pertama dari sistem pengumpulan tol elektronik RFID di
Amerika Serikat berada di Dallas North Tollway pada tahun 1989 oleh Amtech (lihat
TollTag). Teknologi RFID Amtech yang digunakan di Dallas North Tollway pada
awalnya dikembangkan di Sandia Labs untuk digunakan dalam penandaan dan pelacakan
ternak. Pada tahun yang sama, sistem transponder RFID aktif Telepass diperkenalkan di
seluruh Italia.

Kamera atas dan pembaca tertempel pada gerbang tol di Highway 407 di Ontario.
Highway 407 di provinsi Ontario, Kanada, tidak memiliki gardu tol, dan namun
membaca transponder yang diletakkan di kaca depan tiap kendaraan yang
menggunakan jalan (plat nomor depan kendaraan yang tidak memiliki transponder
difoto ketika mereka masuk dan keluar jalan tol). Hal ini membuat jalan tol ini menjadi
jalan tol terotomatisasi pertama di dunia. Tagihan dikirimkan secara bulanan untuk
pemakaian 407. Biaya yang lebih rendah diberlakukan kepada pengguna rutin 407 yang
membawa transponder electronik di kendaraan mereka. Pendekatan ini tidak dilakukan
tanpa adanya kontroversi: Pada tahun 2003 407 ETR menetapkan [10] tindakan kelas
dengan pengembalian dana kepada pengguna. Fort Bend Westpark Tollway dekat
Houston, Texas, mengharuskan semua kendaraan yang akan melewati jalan tersebut
harus dilengkapi dengan transponder.[11]
Penerapan pengumpulan tol berbasis elektronik di Indonesia dimulai pada tahun 2009
dengan diberlakukannya penggunaan kartu pintar nirkontak e-Toll yang digunakan untuk
membayar tarif masuk.[12] Kartu ini menggunakan sistem RFID. Pengguna e-Toll hanya perlu
menempelkan kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan
bila membayar secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik. [13] Secara bertahap, pada akhir
Januari 2009, Kartu e-Toll diberlakukan di Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta, Jalan Tol Prof. Dr.
Sedyatmo, dan Jalan Tol Tangerang-Merak.[14] Sebagai pengembangan dari kartu e-Toll,
diluncurkan pula e-Tollpass agar pembayaran tol dapat dilakukan dengan lebih cepat. e-Tollpass
merupakan layanan baru hasil kerja sama Bank Mandiri dengan operator tol yang
memungkinkan transaksi di gardu tol tanpa perlu menghentikan dan membuka kaca jendela
kendaraan. Untuk transaksi ini, dibutuhkan on-board unit yang dipasang di dalam kendaraan.
Penggunaan e-Tollpass, namun, terbatas hanya pada gardu tol yang bertanda khusus e-Tollpass.
[15]

Adapun berbagai pelayanan terkait dengan transaksi tol yaitu :

1. Penambahan Kapasitas  Gerbang Tol

2. Otomatisasi transaksi melalui e-toll card dan KTME

3. Penyempurnaan system transaksi (dari tertutup menjadi terbuka)


4. Penerapan Gardu Tanpa Orang (GTO)

B. Pelayanan Lalu Lintas


Pelayanan dilakukan selama 24 Jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa henti, melalui
armada pelayanan sebanyak 271 kendaraan.
Jasa Marga terus memodernkan pelayanan lalu lintas melalui :
1. Pengembangan layanan informasi melalui Traffic Information Center
 Melalui telepon 14080
 VMS
 Informasi berbasis web : www.jasamargalive.com | m.jasamargalive.com
2. Peningkatan layanan armada dengan memperbaharui kendaraan layanan jalan tol yang
dapat memberikan rasa nyaman dan bersahabat bagi pengguna jalan tol.

C. Pelayanan Konstruksi Jalan


Dalam melayani pengguna jalan Jasa Marga selalu memastikan jalan tol dalam
kondisi prima dan nyaman untuk dilalui.
Berbagai program pelayanan konstruksi adalah :
 Zero potholes (tidak ada lubang).
 Scraping Filing dan overlay , adalah pemeliharaan rutin yang dilakukan Jasa Marga
untuk menjaga kondisi jalan selalu pada performa yang tinggi.
 Pelebaran atau penambahan kapasitas jalan, dilaksanakan untuk menjaga agar
kecepatan tempuh pengguna jalan tetap terjaga

Standar Pelayanan Minimal


Standar Pelayanan Minimal (SPM) ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Jalan Tol yang harus dicapai oleh Badan Usaha Jalan Tol dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan tol.
Dalam Pengoperasian Jalan Tol Jasa Marga selalu memenuhi  SPM yang meliputi
substansi pelayanan sebagai berikut:
1. Kondisi jalan tol 
2. Kecepatan tempuh rata-rata
3. Aksesibilitas
4. Mobilitas
5. Keselamatan
6. Unit Pertolongan/Penyelamatan dan bantuan pelayanan

A. Excavator
Adalah alat berat yang digunakan sebagai penggali tanah dan bisa pula digunakan
sebagai alat pengangkut material ke dalam truk. Namun meskipun demikian, ternyata alat
berat tersebut tidak bisa digunakan dalam jarak jauh.
B. Dump Truck
Adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah
sampai jarak jauh (500 meter atau lebih).
C. Bulldozer
Merupakan alat yang biasanya digunakan untuk pengelolaan lahan. Misalnya saja
sebagai alat pendorong tanah lurus ke depan atau ke samping, tergantung dari sumbu
kendaraan yang digunakan. Sayangnya, penggunaan alat berat tersebut memiliki jarang
tempuh yang cukup pendek, tetapi Bulldozer mampu menahan beban yang sangat berat.
D. Vibration Roller
Adalah Merupakan alat berat yang digunakan untuk menggilas, memadatkan hasil
timbunan, sehingga kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna. Efek yang ditimbulkan
oleh Vibration Roller adalah gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-butir tanah
cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya.
E. Concrete Pavers.
Alat berat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan beton. Pavers menghampar beton
ready mix yang fungsinya seperti pada pekerjaan asphalt finisher. Alat ini menggunakan
sistem “slipform” dan digunakan dalam proses pengecoran jalan raya beton (“rigid
pavement”) secara menerus dengan jaminan kualitas, kemiringan, dan kerataan sesuai
dengan titik yang ditentukan dengan sangat akurat.
F. Concrete Cutter
Adalah alat atau mesin konstruksi yang digunakan untuk memotong jalan Aspalt,
Beton Cor, Keramik, dengan kedalaman kapasitas disesuaikan dengan Blade Cutter (Pisau
Concrete Cutter) dan bahan padat lainnya. Tersedia dalam beberapa type sesuai kebutuhan
atau dalamnya beton dengan mengunakan mata pisau (Blade 10″ 12″ 14″ 16″ 20″). Jenis
mesin concrete cutter ada beberapa macam sesuai sumber tenaganya, ada dengan
berbahan bakar bensin, sistem tekanan hidrolik atau pneumatik, atau motor listrik. Abrasive
roda cut-off juga dapat digunakan pada gergaji cut-off untuk memotong batu dan baja.
Gesekan yang signifikan yang dihasilkan dalam memotong bahan keras seperti beton
biasanya membutuhkan pisau harus didinginkan agar tahan lama dan mengurangi debu.

Anda mungkin juga menyukai