Anda di halaman 1dari 4

INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO

Fakultas Teknologi Industri : Teknik Mesin , Teknik Elektro , Teknik Informatika, Sistem Informasi
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan : Teknik Sipil, Arsitektur
SK BAN-PT: 2719/SK/BAN-PT/Akred/PT/VIII/2017

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) ONLINE SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021

Mata Kuliah/SKS : Sistem Transportasi Tanggal : 31 Januari 2021


Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Waktu : 10.10 – 11.30 WIB
Prodi : Teknik Sipil Dosen : Hendry Sampurna, MMTr
MK-Semester : GANJIL Sifat : Open Book
Tahun : TA. 2020/2021 Jumlah Soal : 5 (lima) buah

1. Mengapa diperlukan integrasi antar moda transportasi? Bagaimana prinsip penerapan


integrasi transportasi? Jelaskan !

2. Mengapa diperlukan adanya integrasi system pembayaran angkutan umum? Jelaskan !

3. Jelaskan mengenai Intelligent Transportation System (ITS) !

4. Apa yang anda ketahui tentang Dockless Bike Share (DBS)? Dan apa peran Dockless
Bike Share (DBS) dalam system transportasi perkotaan? Jelaskan !

5. Bagaimana masalah/kendala dalam implementasi parkir on-street? Dan bagaimana


alternatif/model untuk meningkatkan kinerja manajemen perparkiran? Jelaskan !
Nama : Baihaqi Al Faqih
NIM : 20173115711

Jawab

1. Perlunya integrasi untuk fleksibilitas bagi penumpang yang ingin melakukan


transfer antara rute dan moda transportasi, , dll.
Prinsip penerapan integrasi
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan :
a. Minimalisasi dampak pembangunan MRT kepada pergerakan pengguna
angkutan umum eksisting
b. Akses menerus dan koneksi langsung MRT - BRT dengan eskalator dan/atau
elevator selebar minimal 4 meter
c. Turnstiles dan paid area BRT juga berada di area concourse MRT
d. Integrasi signage
e. Revitalisasi halte TJ eksisting (lebar 4-5 meter, desain terbuka, perbaikan akses,
perapihan utilitas)
2. Perlunya integrasi system pembayaran angkutan umum agar satu alat pembayaran
bisa digunakan untuk semua moda transportasi sehingga menjadikan
berkurangnya volume kendaraan pribadi dan akan menurunkan kepadatan jalan-
jalan Ibu Kota sehingga kemacetan pun bisa terurai
3. Intelligent Transport System (ITS) adalah integrasi antara sistem informasi dan
teknologi komunikasi dengan infrastruktur transportasi, kendaraan dan pengguna
jalan.

Dalam rangka memenuhi peningkatan dan pengembangan ITS terdapat enam


strategi peningkatan dan pengembangan, yaitu:
1) Manajemen pengendalian lalu lintas (Traffic Control Management)
2) Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum (Public Transportation Services
Improvement);
3) Manajemen Keselamatan dan Insiden Lalu Lintas (Traffic Safety and Incident
Management);
4) Pembayaran Elektronik (Electronic Payment)
5) Sistem Informasi Perjalanan (Traveller Information System)
6) Manajemen Operasi Angkutan Barang (Commercial Vehicle Operation
Management)
4. Definisi
• Dockless Bike Share adalah layanan peminjaman sepeda umum melalui
aplikasi pada gawai dengan keleluasaan dalam penempatan sepeda setelah
pemakaian. Operator DBS menempatkan sepeda-sepedanya di ruang publik
dengan dilengkapi kunci pintar (smart lock) yang hanya dapat dibuka
menggunakan gawai yang sudah terpasang aplikasi khusus. Pengguna yang
hendak memakai sepeda-sepeda tersebut hanya perlu memasang aplikasi
dari operator DBS pada gawainya, melakukan registrasi sebagai pengguna
layanan, lalu memindai kode QR yang tertera pada sepeda untuk membuka
kunci. Pengguna kemudian dapat bersepeda ke tempat tujuannya. Setelah
sampai di tempat tujuan, pengguna hanya perlu mengunci kembali sepeda
DBS untuk mengakhiri perjalanan yang terpantau melalui aplikasi dan
pembayaran atas peminjaman dilakukan secara otomatis pada aplikasi.
Sepeda yang sudah dalam kondisi terkunci dapat digunakan oleh pengguna
berikutnya.

Peran DBS Dalam Sistem Transportasi Perkotaan


• Perluasan Area Layanan Angkutan Umum Massal
Sepeda memiliki peran yang sangat penting dalam perencanaan transportasi
perkotaan berkelanjutan. Untuk kota Jakarta yang sedang membangun
jaringan angkutan umum massalnya, penggunaan sepeda dapat memberikan
perluasan terhadap cakupan layanan dari/menuju stasiun. Jika jarak
maksimal orang mau berjalan kaki menuju stasiun adalah sejauh 1,6 km,
dengan bersepeda jarak tersebut bisa mencapai 4,8 km. Jarak ini kurang
lebihnya merupakan jarak yang bisa ditempuh rata-rata orang bersepeda
selama 20 menit. Dengan melayani pengguna sepeda, cakupan layanan dari
suatu area stasiun angkutan umum bertambah hingga 9 kali lipat dari luasan
yang dilayani jika hanya dengan berjalan kaki.

• Mempromosikan Sepeda Sebagai Transportasi Aktif dan Lestari


Sepeda sebagai moda transportasi merupakan moda yang sangat efisien dan
dapat menjadi sarana beraktivitas bagi warga perkotaan. Bersepeda dapat
membantu memenuhi kebutuhan aktivitas fisik harian di luar berjalan kaki.
Kota-kota maju seperti London, Copenhagen, Amsterdam, atau Berlin,
masing-masing memiliki program tersendiri yang mempromosikan bersepeda
sebagai ‘transportasi aktif’ yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan warga
dan lingkungan kotanya

5. Permasalahan Implementasi Mesin Parkir


a) Skema Penggunaan TPE di Lapagan
• Pengendara parkir lalu didatangi oleh jukir
• Pengendara diingatkan untuk membayar parkir di TPE
• Pengendara membayar ke jukir untuk kemudian jukir membayarkan ke
TPE
• Jukir memberikan tiket parkir ke pengendara.
b) Kondisi Ruas Jalan Dengan TPE
• Tidak berjalannya sistem parkir prabayar.
• Tingkat kebocoran yang tetap tinggi walaupun pendapatan tercatat
naik.
• Mesin parkir tidak lagi digunakan setelah 6 bulan.
• Investasi yang sangat mahal untuk mesin TPE.
c) Kendala Sistem Parkir Prabayar
• Keberadaan jukir tetap menekankan adanya kultur dilayani
• Kebiasaan parkir kita membayar setelah parkir, bukan di awal
• Diperparah dengan tidak praktisnya metode pembayaran (koin atau
uang-el)
d) Kebocoran Uang Parkir Tetap Terjadi
• Pengendara tidak mementingkan ada tidaknya bukti bayar
• Tidak adanya sistem kontrol kepada jukir di lapangan yang mumpuni
• Tetap berlakunya sistem setoran jukir membuktikan tidak ada
perubahan system
e) Investasi Yang Sangat Mahal Untuk Mesin TPE
• Mesin TPE yang diproduksi di luar negeri menjadikan harganya sangat
mahal
• Perlu adanya perubahan Perda Parkir

Alternatif Model Manajemen Perparkiran


a) Penggunaan Mesin Parkir Mobile Menggantikan TPE
• Jukir memiliki area tugas tertentu dan bertugas mengawasi setiap
kendaraan yang parkir di wilayahnya
• Jukir mendaftarkan kendaraan ke sistem menggunakan mesin parkir
mobile
• Pembayaran retribusi parkir dilakukan kepada jukir, namun dengan
bukti berupa karcis parkir yang dicetak device.
b) Pola Perparkiran Yang Sesuai
• Pengendara mendatangi tempat parkir yang disediakan.
• Jukir menghampiri kendaraan dan membantu kendaraan parkir.
• Jukir lalu memindai pelat nomor kendaraan kemudian memberikan
karcis parkir kepada pengemudi. dan memberikan karcis parkir kepada
jukir.Kendala Sistem Parkir Prabayar
• Pengendara meninggalkan tempat parkir dan melakukan aktivitasnya.
• Pengendara mengambil kembali kendaraan dan memberikan karcis
kepada jukir
c) Prosedur Pendataan Parkir On-Street Dengan Mobile Device
• Memindai kendaraan parkir
• Pencatatan parker ke system
• Real Time monitoring system

Anda mungkin juga menyukai