Anda di halaman 1dari 10

for free

Full-text (PDF)

Available from: Atut Pindarwati, Jan 26, 2016


Download full-text PDF
Sistem Transportasi Cerdas
e-Indonesia Initiatives (eII Forum) 2015, Institut Teknologi Kota Bandung
Smart Indonesia Initiatives (SII) | Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas
Peluang dan Tantangan Penerapan Smart Highway
System di Kota Jakarta
Atut Pindarwati
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)
Jl. Otto Iskandardinata 64 C Jakarta Timur, Indonesia
atutpindarwati.95@gmail.com
Abstrak—Peningkatan jumlah kendaraan dan ruang jalan
yang terus menyempit memicu peningkatan potensi kecelakaan
dan kemacetan di jalan raya. Infrastruktur transportasi masal
dan teknologi yang mengikutinya belum mampu mengimbangi
kompleksitas masalah akibat peningkatan jumlah kendaraan
dan pengguna jalan. Di kota besar seperti Jakarta, manajemen
lalu lintas menemui tantangan yang lebih berat. Untuk
mengatasi masalah di atas, konsep sistem kontrol jalan raya
pintar (smart highway system) telah diajukan. Arsitektur konsep
sistem menyediakan koleksi data lalu lintas yang terdiri dari
sensor Adaptive-Cruise Control (ACC), pembaca RFID, dan
navigasi Global Positioning System (GPS). Dengan implementasi
konsep ini, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas dapat
diminimalkan. Namun, penanganan pada kota besar di negara
berkembang seperti Kota Jakarta memiliki tantangan dan
kompleksitas tersendiri. Perilaku pengguna jalan, jangkauan
teknologi dan karakteristik struktur dan sebaran jalan raya
yang heterogen merupakan beberapa batasan yang perlu
dicermati. Penelitian ini mengkaji secara mendalam konsep
smart highway system serta peluang dan tantangan
penerapannya di Kota Jakarta sebagai salah satu karakter
metropolitan di negara berkembang. Hasil pengkajian
menunjukkan perlunya kombinasi penerapan beberapa metode
untuk smart highway system
yang disesuaikan
dengan
ketersediaan teknologi yang
berkembang seperti Indonesia.
terjangkau bagi
negara
Kata kunci—smart highway system; sistem transportasi pintar;
kemacetan; kota jakarta
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2013, terdapat 104.118.969 kendaraan
dibanding dengan pada tahun 1999 yaitu sebanyak 18.224.149
kendaraan, yang bila dihitung secara kasar telah terjadi
peningkatan sebesar 571% dalam kurun waktu 16 tahun [6].
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik, infrastruktur transportasi saat ini, termasuk teknologi
pada kendaraan diragukan dapat mengimbangi peningkatan
jumlah kendaraan bermotor, yang mana dapat menimbulkan
masalah seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas [6].
Sebanyak 100.106 kasus kecelakaan di jalan raya telah
dilaporkan oleh BPS pada tahun 2013 [7]. Berbagai cara telah
dicoba untuk mengatasi masalah ini. Meskipun demikian,
makalah ini berfokus pada sistem manajemen jalan raya pintar
dan konsep teknologi manajemen pada kendaraan.
Gambar 1. Kapabilitas dari sistem smart highway [2]
Sebagaimana tersaji pada Gambar 1, sistem smart
highway memiliki beberapa kapabilitas. Literatur terkini juga
telah menyajikan keberhasilan penerapan sistem ini di banyak
kota-kota besar di Eropa, Amerika, Australia dan Jepang [2].
Kota Jakarta sebagai ibukota sekaligus kota metropolitan di
negara berkembang menyimpan tantangan dan kompleksitas
yang berbeda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
di antaranya yaitu perilaku pengguna jalan, jangkauan
teknologi dan karakteristik struktur dan sebaran jalan raya
yang heterogen. Pada makalah ini, tinjauan konsep smart
highway system serta peluang dan tantangan penerapannya di
Kota Jakarta berusaha dikaji secara mendalam.
II. PENELITIAN TERKAIT
Beberapa penelitian mengenai sistem transportasi pintar
dan dampaknya terhadap lalu lintas antara lain secara umum
tersaji pada Tabel 1 berikut:

Sistem Transportasi Cerdas


e-Indonesia Initiatives (eII Forum) 2015, Institut Teknologi Kota Bandung
Smart Indonesia Initiatives (SII) | Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas
Peneliti
Judul penelitian
Hasil penelitian
Wen, 2009
An intelligent traffic
management expert
system with RFID
technology
Sistem transportasi
yang didukung
teknologi RFID dapat
membantu pengemudi
mengurangi angka
kriminalitas dan
membantu polisi
mengetahui apakah
pengemudi telah
membayar pajak lisensi
atau belum. [13]
Kesting et al., 2010
Jam-Avoiding adaptive
cruise control (ACC)
and its impact on traffic
dynamics
Sistem ACC memiliki
gaya mengemudi untuk
menghindari kemacetan
lebih baik daripada
pengemudi manusia.
[9]
Gonder et al., 2012
Analyzing vehicle fuel
saving oppoetunities
through intelligent
driver feedback
Mengemudi secara
efisien dapat
menghemat bahan
bakar sebanyak 20%
[4]
Shaheen & Finson,
2013
Intelligent
transportation systems
Telah terbukti bahwa
sistem transportasi
cerdas menghemat
banyak bahan bakar
(contoh: electronic
tolling, prioritas sinyal
untuk bis). [11]
Debnath et al., 2014
A methodological
framework for
benchmarking SMART
transport cities
Membandingkan
penerapan smart
transportation di 26
kota besar dunia serta
memberikan
framework pengukuran
kualitas keberhasilan
metode smart
transportation tersebut
[2]
Karakteristik lain terkait pengembangan teknologi
transportasi, wilayah, dan lain-lain diperoleh dari riset lain
dan dataset publik.
IV. TINJAUAN KONSEP SMART HIGHWAY SYSTEM
A. Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transport System)
Sistem transportasi cerdas merupakan teknologi yang
menggabungkan teknologi nirkabel, elektronik, dan
otomatisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan
transportasi, efisiensi, dan kenyamanan pengguna kendaraan.
Secara umum teknologi ini memiliki potensi untuk
mengintegrasikan kendaraan, sistem pengendara, dan
infrastruktur terkait transportasi [9].
TABLE I. PERBANDINGAN LITERATUR TERKAIT
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini
adalah literature review yang secara intensif dilakukan pada
beberapa disiplin ilmu di antaranya tentang karakteristik
wilayah, sosial-demografi, transportasi, dan tipe kendaraan di
Jakarta. Tahap awal dilakukan dengan penyediaan data dan
informasi mengenai wilayah, transportasi, dan sebagainya.
Kemudian pengembangan sistem smart highway yang handal
dan terintegrasi dalam setiap kendaraan bermotor.
Hal tersebut menjadi dasar untuk penyusunan kerangka
penelitian dan pengembangan sistem smart highway secara
lebih baik dan terpadu. Data wilayah, transportasi, sosio-
demografi diperoleh dari instansi:

Badan Pusat Statistik (BPS)

Data publik lainnya
B. Konsep Smart Highway System
Smart highway system adalah sebuah sistem yang secara
spesifik dibuat untuk kendaraan bermotor dan berguna saat
kendaraan bermotor berada di jalan raya. Sistem ini
membantu kendaraan bermotor menjadi transportasi yang
nyaman bagi penggunanya dan membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas di jalan raya. Teknologi yang
terintegrasi dan terotomatisasi pada smart highway seperti
petunjuk jalan otomatis, sistem pencegah tabrakan, dan
informasi yang up-to-date untuk pengemudi diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi mengemudi serta menghemat waktu
tempuh perjalanan.
Smart highway system dapat diimplemantasikan pada
kendaraan bermotor, terutama di Indonesia yang memiliki
kota Jakata sebagai kota termacet di dunia [10]. Dengan
adanya smart highway system pada teknologi kendaraan
bermotor, diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang
telah disebutkan sebelumnya.
C. Keunggulan Implementasi Smart Highway System
Smart highway system memiliki keuntungan bagi
pengemudi kendaraan bermotor dan polisi, serta bagi
konservasi lingkungan. Untuk pengemudi, sistem yang
terintegrasi menjadi satu dapat membantu pengemudi merasa
lebih nyaman dengan sistem autopilot yang dapat membawa
kendaraan bermotor secara otomatis ke tujuan dan pengemudi
juga mendapatkan informasi terbaru mengani prediksi pola
lalu lintas dan perkiraan waktu tiba di tempat tujuan. Pada
bidang konservasi lingkungan, tingkat polusi kendaraan dapat
dikurangi. Smart highway system menggunakan teknologi
bernama Adaptive-Cruise Control (ACC) yang dapat secara
otomatis mempercepat atau memperlambat laju kendaraan ke
kecepatan yang diinginkan atau dapat juga mencegah
terjadinya tabrakan antar kendaraan bermotor. Hal ini
ditunjukkan oleh fakta bahwa jarak tempuh dan lama waktu di
jalan berkurang. Sebagaimana yang kita tahu bahwa konsumsi
bahan bakar berbanding lurus dengan jarak tempuh
kendaraan, bila jarak tempuh berkurang maka akan terjadi
penghematan bahan bakar. Pemerintah juga dapat mengambil
keuntungan dari implementasi sistem ini, sebagaimana sistem
ini dapat membantu mengurangi kemacetan dan
memperlancar lalu lintas, serta dapat mengoleksi data
pengguna seperti: Global Positioning System (GPS),
Sistem Transportasi Cerdas
e-Indonesia Initiatives (eII Forum) 2015, Institut Teknologi Kota Bandung
Smart Indonesia Initiatives (SII) | Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas
konsumsi bahan bakar, jarak tempuh, dan lain-lain. Sistem ini
juga selalu terhubung dengan jaringan global pusat via
WLAN (wireless local area network) untuk sinkronisasi data.
D. Kategori Smart Highway System
Smart highway system dapat dibagi secara besar menjadi
tiga, yaitu: smart drive, pembayaran tol smart, dan smart geo.
1) Smart drive
Sistem mengemudi pintar dapat diimplemasikan
pada kendaraan bermotor sebagai usaha untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas dengan memasang sistem auto pilot
yang saling terhubung dengan sistem pusat global. Sistem
autopilot adalah sebuah sistem yang dapat mengemudikan
kendaraan bermotor secara otomatis pada mode mengemudi
sendiri. Sistem ini akan disinkronisasi dengan setiap
kendaraan bermotor yang ada di jalan raya untuk menentukan
rute dan kecepatan kendaraan bermotor yang dibantu oleh
sensor ACC [5]. Saat kendaraan bermotor melewati gerbang
masuk tol, sistem akan mengirim informasi ke sistem kendali
pusat dan gerbang keluar tol sehingga terjadi proses
sinkronisasi sistem [12]. Saat pengemudi mendekati gerbang
keluar, sistem akan memberi informasi pada pengemudi untuk
berpindah ke mode manual. Bila sistem tidak direspon maka
kendaraan bermotor akan menepi di dekat gerbang keluar dan
mematikan mesin. drive mode. Dengan menggunakan metode
ini kita dapat meminimalisasi kemacetan jalan tol [8].
2) Pembayaran tol smart
Sistem pembayaran tol pintar diimplementasikan
untuk mengatasi keterbatasan metode pembayaran
konvensional yang dapat memakan waktu dan menimbulkan
rasa tidak nyaman pada pengemudi bila bertransaksi
menggunakan uang tunai. Sistem ini menggunakan Radio
Frequency Identification (RFID). RFID merupakan metode
identifikasi untuk mengambil dan menyimpan data jarak jauh.
Alat ini meiliki pemancar dan penerima frekuensi gelombang
radio, dimana pembaca mengirim sinyal ke tag lalu
membacanya. Informasi disimpan secara elektronik di dalam
memori nonvolatil Alat ini dapat diletakkan pada pintu mobil,
sehingga apabila kendaraan bermotor melintasi gerbang, akan
secara otomatis mendeteksi dan membayar pajak tol. Yang
menjadi kekhawatiran implementasi ini adalah isu privasi dan
keamanan. Hal ini dikarenakan data rahasia pengemudi dapat
berisiko terkena spoofing, replay attack, dan sniffing [5].
3) Smart Geo
Sistem lokasi pintar diimplementasikan untuk
mengatasi masalah keterbatasan pada navigasi pengemudi.
Sistem ini terhunbung dengang GPS di seluruh dunia via
satelit. Sistem ini juga dapat melacak kendaraan bermotor
yang dicuri. Di sisi lain, sistem ini juga memberikan manfaat
bagi pemerintah sebagai alternatif untuk meningkatkan
pengembangan navigasi dan peta, yang mana ini akan
menjadikan pengemudi sebagai sukarelawan menjelajah.
Situs-situs seperti Wikimapia dan OpenStreetMap
memperkuat masyarakat untuk membuat suatu sistem kerja
informasi geografis [3].
Adapun perbandingan ketiga metode Smart Highway
System tersebut tersajikan pada Tabel 2 berikut:
TABLE II. PERBANDINGAN METODE SMART HIGHWAY SYSTEM
No
Metode
Kelebihan
Kekurangan
1
Smart drive
Ekonomis dalam
menghemat bahan
bakar, mengurangi
polusi
Pengemudi tidak
bebas dalam
mengemudikan
kendaraan
bermotor nya
2
Pembayaran tol smart
Mengurangi waktu
transit pada loket
pembayaran tol
Tidak dapat
menerima
pembayaran cash
3
Smart geo
Menghemat waktu
perjalanan
Mengganggu
privasi
pengemudi
E. Karakteristik Kota Jakarta
Jakarta merupakan kota metropolitan dengan populasi
lebih dari 20 juta penduduk dan terus meningkat. Jakarta
merupakan salah satu kota terbesar di dunia, dan kota terbesar
di Asia Tenggara. Pertumbuhan distrik-distrik di Jakarta
sangatlah cepat, seperti distrik di dekat zona komersial
Golden Triangle yaitu di Jalan Sudirman-Thamrin dan koridor
Sudirman. Kawasan lama seperti Cikini, Menteng, Kuningan,
dan Kebayoran Baru menjadi kawasan perumahan yang terus
tumbuh pesat. Kebanyakan pertumbuhan proyek distrik-
distrik ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalan tol
baru yang terhubung dengan Bekasi, Bogor, Tangerang, serta
Ringroad baru di Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan
kawasan perumahan dan jalan raya, kawasan bisnis seperti
mall, hotel, dan perkantoran juga tumbuh dengan pesat.
Namun harga tanah di Jakarta sangatlah mahal dan jalan raya
saling membelakangi dengan bangunan-bangunan pencakar
langit. Efek dari pertumbuhan yang pesat ini adalah
kemacetan jalan raya, terutama pada kawasan Golden
Triangle. Hasil gabungan dari pertumbuhan populasi yang
cepat dan peningkatan jumlah kendaraan yang signifikan
setiap tahunnya berefek buruk pula pada polusi udara dan
meningkatnya kebisingan. Proyek pembangunan jalan raya
baru sangat diharapkan untuk dapat mengatasi permasalahan
ini. Hanya beberapa jalan tol mahal yang lalu lintasnya
terlihat lancar, dan hanya mobil pribadi seperti BMW,
Mercedes Benz dan kendaraan mewah lain yang terlihat
melintas [1].
Sistem Transportasi Cerdas
e-Indonesia Initiatives (eII Forum) 2015, Institut Teknologi Kota Bandung
Smart Indonesia Initiatives (SII) | Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas
Gambar 2. Bangunan di kawasan Golden Triangle [1]
V. PELUANG DAN TANTANGAN
A. Peluang dan Potensi Penerapan
Kemacetan menjadi penyebab meningkatnya emisi.
Terdapat strategi untuk meningkatkan kapasitas jalan raya
namun hal tersebut bukanlah solusinya. Manajemen aktif lalu
lintas dapat secara signifikan mengurangi kemacetan. Konsep
jalan raya pintar muncul atas dasar pemikiran untuk
mengakhiri masalah kemacetan di Jakarta. Di masa depan,
sistem ini akan menjadi sistem manajemen transportasi.
Berkembangnya sistem transportasi di masa depan dapat
memberikan efek positif pada bidang lain. Contohnya,
perkembangan sistem transportasi dapat menginduksi
perubahan ekonomi makro (contoh: biaya produksi rendah,
dan nilai jual yang tinggi pada perdagangan dan industri),
menghasilkan peningkatan pendapatan per kapita dan tingkat
pekerjaan.
B. Tantangan
Smart highway system memiliki beberapa tantangan di
masa depan. Tantangan pertama adalah pembiayaan untuk
melakukan riset dan untuk membuat prototipe sistem ini.
Diperlukan pula riset yang kontinyu untuk mengembangkan
sistem menjadi lebih baik, hal ini pun tidaklah murah. Setelah
sistem ini dipasarkan, harga awalnya pun akan mahal, namun
bila permintaan terhadap sistem ini tinggi, maka biaya
produksi secara otomatis akan menurun.
Dibutuhkan pula bantuan dan kerjasama dengan
pemerintah dalam melakukan adopsi sistem ini pada setiap
kendaraan bermotor di Jakarta. Dengan melakukan kerjasama
dengan pihak pemerintah, implementasi sistem ini akan
menjadi lebih mudah. Sistem ini kedepannya dapat menjadi
strategi dan perencanaan jangka panjang untuk mengatasi
kemacetan, dan konservasi lingkungan di Jakarta.
Pengembangan sistem yang terus menerus diharapkan akan
dapat menyelesaikan permasalahan kemacetan di Jakarta, dan
tentu saja membutuhkan biaya yang banyak pula. Namun di
masa depan bila sistem ini terbukti berhasil mengatasi
permasalahan kemacetan di Jakarta, sistem ini dapat
diimplementasikan ke tingkat yang lebih luas yaitu tingkat
nasional untuk mengatasi permasalahan kemacetan di kota-
kota lain di Indonesia.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Makalah ini mengajukan sebuah konsep manajemen
transportasi cerdas untuk kendaraan bermotor, yaitu smart
highway. Tujuan dari sistem ini adalah untuk mengurangi
kemacetan, menghemat bahan bakar, dan meningkatkkan
kenyamanan pengemudi kendaraan bermotor. Sistem ini
mengumpulkan data kecepatan kendaraan pada satu jalan raya
dan tingkat arus lalu lintas pada suatu daerah. Dari berbagai
macam contoh implementasi dari ketiga metode smart
highway, yaitu smart drive, smart geo, dan pembayaran tol
smart sebelumnya, efisiensi dalam mengatasi masalah lalu
lintas akan dapat terlihat terutama pada kota dengan
kemacetan yang parah.
Meskipun telah tercipta konsep sistem manajemen pada
kendaraan bermotor, yaitu smart highway, kedepannya masih
ada beberapa cara dimana kita dapat lebih meningkatkan
fungsinya. Khususnya, kita dapat memperluas fungsinya
untuk membantu pembelian barang secara elektronik, seperti
pada restoran, department store, dan sebagainya. Sistem ini
juga dapat diintegrasikan dengan lampu lalu lintas untuk
memperlancar lalu lintas. Dapat juga dikembangkan untuk
diterapkan pada moda kendaraan lain seperti kapal, sepeda,
dan lain-lain. Kecerdasan buatan dapat pula dimasukkan di
masa depan untuk menyediakan menajemen lalu lintas yang
lebih baik. Pada akhirnya, membangun sebuah sistem cerdas
yang cepat dan efisien dalam mengatur lalu lintas kendaraan
bermotor akan menjadi tujuan utama penelitian di masa
depan. Sebelum sistem ini dikembangkan, perlu metode untuk
mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Terdapat
kombinasi solusi lain jangka pendek yang lebih cepat dan
mudah sebelum teknologi pintar ini matang, yaitu:.
1) Penggunaan dan kepemilikan kendaraan bermotor:
Pada kota urban seperti Jakarta, sistem transport sangat
sulit berubah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun
untuk berubah. Sehingga tanpa peraturan yang ketat,
akan ada kendaraan bermotor baru yang bertambah di
Jakarta. Dibanding melakukan edukasi terhadap
masyarakat, pemerintah dapat menaikkan pajak
insentif pada kendaraan bermotor untuk membantu
membatasi pembelian kendaraan bermotor baru. Untuk
jangka panjangnya, pemerintah dapat melakukan
perencanaan lahan untuk transportasi di Jakarta.
2) Muatan jalan: Dibutuhkan kesadaran publik dalam
menggunakan model transportasi masal. Sistem ini
sudah digunakan di Jakarta sebagai jalur 3-in-1. Hal ini
dapat membantu menaikkan pendapatan regional dan
mengurangi kendaraan yang digunakan untuk
individual.
Sistem Transportasi Cerdas
e-Indonesia Initiatives (eII Forum) 2015, Institut Teknologi Kota Bandung
Smart Indonesia Initiatives (SII) | Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cybriwsky, R, Ford, LR, “City Profile Jakarta”, Cities, vol. 18, pp. 199-
210, 2001.
[2] Debnath, AK, Chin, HC, Haque, Md, Yuen, B, “A methodological
framework for benchmarking SMART transport cities”, vol.37, pp. 47-
56, 2014.
[3] Goodchild, FM, “Citizens as sensors: the world of volunteered
geography,” GeoJurnal , vol. 69, pp. 211-221, 2007.
[4] Gonder, J, Earleywine, M, Sparks, W, “ Analyzing vehicle fuel saving
opportunities through intelligent driver feedback”, SAE International,
pp.1-13, 2012.
[5] Heermann, PD, Caskey, DL, “Intelligent Vehicle Highway System
Advanced Public Transportation System”, Mathl. Comput. Modelling,
vol. 22, pp.445-453, 1995.
[6] http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413 “Perkembangan
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013”. Diakses:
30 August 2015
[7] http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1415 “Jumlah
Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian
Materi yang Diderita Tahun 1992-2013”. Diakses: 30 August 2015.
[8] Idris, MY, Leng, YY, Tamil, EM, Noor, NM, Razak, Z “Car park
system: a review of SMART parking system and its technology,”
Information Technology Journal, vol. 8, pp. 101-113, 2009.
[9] Kesting, A, Treiber, M, Schonhof, M, Kranke, F, Helbing, D, “Jam-
avoiding adaptive cruise control (ACC) and its impact on traffic
dynamics”, , pp. 1-11, 2010.
[10] TIME, Toppa, S, “These cities have the worst traffic in the world, says a
new index”, diakses: 30 August 2015.
[11] Shaheen, SA, Finson, R, “Intelligent Transportation System”, Change
History, pp.1-12, 2013.
[12] Schonhof, M, Kesting, A, Traiber, M, Helbing, D, “Inter-vehicle
communication on freeways: statistical properties of information
propagation in ad-hoc networks”, , pp1-10.
[13] Wen, W, “An intelligent traffic management expert system with RFID
technology”, Expert Systems with Applications, no.37, pp.3024-3035,

Anda mungkin juga menyukai