Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya

Uji Marshall 1
A. JENIS PENGUJIAN

Pengujian campuran aspal dengan alat Marshall bertujuan untuk


mengetahui ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari
campuran aspal dengan agregat. Ketahanan (stabilitas) ialah kemampuan
suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis
yang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Kelelehan plastis ialah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban
sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0.01”

B. KAJIAN TEORI

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan


senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor.
Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat
viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia
belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang
juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom
lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10%
hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah
renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya
besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar
senyawa di aspal adalah senyawa polar. (www.google.com)

Aspal keras (asphalt cemen, AC) pada suhu ruang (250 – 300 C) akan
berbentuk padat. Ada beberapa yang dibedakan berdasarkan nilai penetrasi
(tingkat kekerasannya)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 2
Aspal keras yang biasa digunakan :

AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50


AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300

Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas,


volume lalu lintas tinggi. Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah. Di Indonesia umumnya digunakan
aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.

Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan


pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :

1. RC (Rapid curing cut back )

Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC


merupakan cut back asphal yang paling cepat menguap. RC cut back
asphalt digunakan sebagai :

Tack coat (Lapis perekat)


Prime Coat (Lapis resap pengikat)

2. MC (Medium Curing cut back)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah


(Kerosine).MC merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya
sedang.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 3
3. SC (Slow Curing cut back)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut


back asphal yang paling lama menguap.SC Cut back asphalt digunakan
sebagai :

Prime coat

Dust laying (lapis pengikat debu)

Gambar 1. Partikel aspal

(Sumber: Faqih, 2011)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 4
Gambar 2. Petroleum asphalt flow chart

(Sumber: Morris, 1996)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 5
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. Alat
a. Kompor Listrik
Digunakan sebagai alat pemanas untuk mencairkan aspal.

Gambar 3. Kompor Listrik

b. Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu pada saat melakukan praktikum.

Gambar 4. Termometer
(www.google.com)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 6
c. Ayakan
Untuk mendapatkan agregat dalam ukuran tertentu dibutuhkan
saringan dengan ukuran 3/4”, 1/2”, 3/8”, No. 4, No. 8, No. 30,
No. 100, dan No. 200

Gambar 5. Ayakan

d. Silinder cetakan
Cetakan silinder ini berdiameter 10 cm (4”) dan tinggi 7.5 cm (3”)
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.

Gambar 6. Silinder cetakan

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 7
e. EjectorEjector
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan campuran aspal dan agregat
yang telah di padatkan.

Gambar 7. Ejector

f. Mesin penumbuk
Mesin penumbuk mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk
silinder, dengan berat 4.536 kg (10 pound) dan tinggi jatuh bebas
45.7 cm (18”). Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau
yang sejenis) berukuran kira-kira 20 x 20 x 45 cm (8” x 8” x 18”)
yang dilapis pelat baja berikutan 30 x 30 x 2.5 cm (12” x 12” x 1”)
dan diikatkan pada lantai beton dengan 4 bagian siku.

Gambar 8. Mesin penumbuk

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 8
g. Mesin tekan Marshall
Mesin ini terdiri dari Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking
head), cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound)
dengan ketelitian 0.0025 cm (0.0001”), dan arloji kelelehan dengan
ketelitian 0.25 mm (0.01”) dengan perlengkapannya

Gambar 9. Mesin tekan Marshall

h. Kaleng
Digunakan sebagai wadah untuk mencampur aspal dengan agregat.

Gambar 10. Kaleng

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 9
i. Timbangan
Digunakan untuk menimbang aspal dan agregat. Kapasitas
timbangan 2 kg dengan ketelitian 0.1 gram

Gambar 11. Timbangan

j. Piring
Digunakan sebagai wadah saat pemanasan aspal

Gambar 12. Piring

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 10
2. Bahan
a. Aspal
Bahan ini merupakan bahan perekat agregat pekerasan jalan.

Gambar 13. Aspal

b. Agregat
Agregat yang dipakai telah disaring dan dikelompokkan menurut
ukurannya.

Gambar 14. Agregat

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 11
c. Minyak
Digunakan untuk melumasi cetakan sehingga mudah untuk
mengeluarkan benda uji yang telah dipadatkan

Gambar 15. Minyak

d. Kertas
Digunakan sebagai alas dalam silinder. Kegunaannya sebagai
landasan aspal.

Gambar 16. Kertas

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 12
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang harus ditempuh dalam praktikum pengujian
Marshal adalah sebagai berikut :
1. Berdo’a dahulu sebelum melakukan pekerjaan.
2. Ayak dan timbang agregat sesuai kebutuhan
3. Panaskan agregat dan aspal di tempat yang terpisah. Penuangan
agregat diurutkan mulai dari yang kasar sampai yang halus.
4. Setelah aspal cair dan agregat kering maka campurkan keduanya dan
aduk perlahan-lahan.
5. Campuran agregat dan aspal dipanaskan hingga mencapai suhu 140 oC
6. Olesi cetakan silinder dengan menggunakan minyak atau oli.
7. Letakkan selembar kertas saring kedalam cetakan silinder
8. Campuran agregat dan aspal dimasukkan kedalam silinder dalam
keadaan masih panas dan diratakan permukaannya
9. Letakkan selembar kertas saring di atas permukaan campuran di dalam
silinder.
10. Cetakan diletakkan di dalam mesin penumbuk, kemudian tumbuk
aspal sampai 75X tumbukan.
11. Angkat cetakan dan dibalik posisinya. Yang tadinya di atas dirubah
menjadi di bawah.
12. Masukkan lagi ke dalam mesin penumbuk. Tumbuk sampai 75X
tumbukan.
13. Cetakan diletakkan di ejector.
14. Campuran agregat dan aspal dikeluarkan perlahan
15. Campuran agregat dan aspal diletakkan diatas permukaan yang rata
dan diamkan selama 24 jam pada suhu ruang
16. Benda uji diukur tinggi, diameter dan beratnya
17. Benda uji diletakkan ke mesin tekan. Atur kedudukan jarum ke nol
18. Mesin tekan dinyalakan
19. Perputaran jarum diamati

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 13
20. Catat semua yang dibutuhkan. Buatlah laporan sementara. Kenudian
laporkan hasil percobaan kepada dosen atau teknisi.
21. Bersihkan tempat praktikum

E. PENYAJIAN DATA

Tabel 1. Waktu dan tempat praktikum

Hari / Tanggal Kamis, 12 April 2012


Jam 14.00-15.30
Kegiatan Penyiapan bahan agregat
Cuaca Cerah berawan

Hari / Tanggal Kamis ,26 April 2012


Jam 15.00-16.30
Membuat benda uji campuran aspal dan
Kegiatan
agregat
Cuaca Cerah berawan

Hari / Tanggal Jumat ,27 April 2012


Jam 15.00-16.30
Kegiatan Menguji tekan aspal
Cuaca Cerah berawan
Laboratorium Bahan Bangunan
Tempat Praktik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 14
Tabel 2. Kebutuhan bahan benda uji

Persen
Berat Persen
Ayakan Tembus Spek
Tertahan Tertahan
Kumulatif

0 gram 0 100 100


Tertahan 3/4”
120
10 90 80-100
Lolos 3/4” tertahan 1/2” gram
120
10 80 70-90
Lolos 1/2” tertahan 3/8” gram
192
Lolos 3/8” tertahan No. 16 64 50-70
gram
4

Lolos No. 4 tertahan No. 198 16.5 47.5 35-50


gram
8

Agregat Halus
Berat
Ayakan

Lolos No. 8 tertahan No. 270 22.5 25 18-25


gram
30
132
Lolos No. 30 tertahan 11 14 8-16
gram
No. 100

Lolos No. 100 tertahan 84 gram 7 7 4-10


No. 200

Lolos No. 200 tertahan 84 gram 7 - -


pan (filler)
1200
100
Jumlah gram
64 gram
84 gram
Berat Aspal
148 gr

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 15
1. Benda uji dengan berat aspal 84 gram

Tabel 3. Pengambilan data pada persiapan benda uji

Jenis Bahan Suhu Pembakaran


No.
1 Aspal 180ºC
2 Agregat kasar, Agregat halus dan filler 105ºC
3 Campuran aspal + agregat kasar + agregat 192ºC
halu + filler

Tabel 4. Data Benda Uji

No. Keterangan Sebelum di Uji Sesudah di Uji


1 Diameter 9,97 cm 9,68 cm
2 Tinggi 7,65 cm 8,22 cm
3 Berat 1271 gram 1262 gram
4 P (Beban Uji Marshall) 30,6092 KN

Waktu Pengujian = 10 detik

Bacaan Pengujian = 7 kali putaran + 25

=(7x200)+25

= 1425

Dilihat pada tabel CONTROLS Calibration Chart For Load Measuring


Ring untuk bacaan dial 1425. Maka P (Beban) = 30,6092 KN

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 16
F. PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian campuran aspal dengan alat marshal yang telah
dilakukan di dapat hasil :
1. Benda uji dengan berat aspal 84 gram
a. Displacement = (diameter mula – mula) – (diameter uji Marshall)
= 9,97 – 9,68
= 0,29 cm
= 2,9 mm

b. Angka koreksi
Angka koreksi didapat dengan menggunakan tabel angka
koreksi stabilitas dengan menghubungkan dengan tinggi / tebal dari
benda uji.

Tabel 8. Kutipan Tabel angka koreksi


(Sumber : RSNI M-01-2003, Metode pengujian campuran beraspal
panas dengan alat marshall)
Tebal Benda Uji(mm) Angka Koreksi

69.9 0.86

71.4 0.83

Tinggi benda uji = 7,65 cm (76,5 mm )


Untuk mencari Angka koreksi pada tinggi 76,5 mm dipakai cara
Interpolasi
Angka koreksi = 0.83 + {(0.86-0.83)x(76,5-69.9)}/(71.4 -69.9)
= 0.83 + 0.132
= 0.981

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 17
c. Beban terkoreksi = Beban x Angka koreksi
(stabiitas) = 30,6092 KN x 0.981
= 30,0276252 KN x 101.97
= 3061,916942Kg

d. Kadar Aspal = x 100 %

= x 100 %

=7%

e. Marshal Quetion

Marshal quetion adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan.

Marshal quetion = stabilitas/flow


= 3691.21203 Kg / 2,9mm

= 1055,833428 kg/mm

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 18
G. KENDALA PRAKTIKUM
1. Terlalu banyaknya peserta praktikum. Sedangkan alat yang dimiliki hanya
satu, sehingga dalam penggunaan alat harus bergantian.
2. Kurang pahamnya mahasiswa dalam praktikum ini, sehingga waktu yang
dibutuhkan menjadi semakin lama.
3. Banyaknya mahasiswa yang bercanda sehingga mengganggu pelaksanaan
praktikum.

H. KESIMPULAN
Dari perhitungan di atas dapat di ambil hasil sebagai berikut:
1. Benda uji dengan berat aspal 86 gram
Displacement = 2,9 mm
Angka koreksi = 0.981
Beban terkoreksi = 30,0276252 KN
(stabiitas)
Kadar Aspal =7%
Marshal question =1055,833428 kg/mm

I. SARAN
1. Adanya rungan untuk Praktikum Jalan tanpa harus dijadikan satu dengan
rungan praktikum lain.
2. Mahasiswa harus lebih paham tentang pelaksanaan Praktikum sehingga
hasil yang dicapai lebih baik.
3. Saat praktikum jangan banyak bercanda karena akan sangat mengganggu
yang lainnya.
4. Kerjasama tim yang solid dibutuhkan agar efisiensi pelaksanaan pengujian
dapat tercapai.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 19
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Bahan Lapis Keras

Faqih, M.2011.Presentasi Mata Kuliah Praktikum Jalan Raya

http://www.bio-architettura.org/articoli/145-bitumi.html.

Thomas, Morris, Engineering Aid II. Pdf .

www.google.com

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 20
LAMPIRAN

Gambar22. Pembakaran aspal


Gambar20. Penimbangan agregat
(Sumber: Apriantoko,2011)
(Sumber: Apriantoko,2011)

Gambar21. Pembakaran agregat Gambar24. Memasukkan campuran


aspal dengan agregat
(Sumber: Apriantoko,2011)

(Sumber: Apriantoko,2011)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 21
Gambar25. Benda uji ditumbuk

(Sumber: Apriantoko,2011)

Gambar27. Benda uji ditekan


menggunakan mesin tekan Marshall

(Sumber: Apriantoko,2011)

Gambar26. Benda uji dikeluarkan


menggunakan ejector

(Sumber: Apriantoko,2011)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 22
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN

NO EVALUASI TANGGAL TTD

Dosen Pengampu Mahasiswa

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 23
Faqih Ma’arif, M.Eng. Apriyantoko

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Raya


Uji Marshall 24

Anda mungkin juga menyukai