Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR

PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS


No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

Tujuan

1. Memberikan
petunjuk
kepada
pengawas
dalam
melaksanakan pengawasan pembuatan JMF aspal panas,
agar urutan dan tatacara pembuatan JMF aspal panas sesuai
dengan standar yang berlaku yang tercantum dalam
spesifikasi seksi 6.3.3.3). s/d 6.3.3.6)
1. Lingkup pengawasan pekerjaan ini meliputi pengawasan
pembuatan DMF (termasuk pengambilan contoh, penyiapan
benda uji, pelaksanaan pengujian laboratorium, perhitungan
proporsi agregat bin dingin, kalibrasi bin dingin, perhitungan
proporsi bin panas), percobaan pencampuran di
AMP(termasuk pengaturan suhu pemanasan agregat dan
aspal, suhu dan waktu pelaksanaan pencampuran),
pembuatan JSD, percobaan penghamparan dan pemadatan
lapangan, pengujian kepadatan lapangan.
2. Prosedur ini berlaku dan digunakan di lingkungan Proyek
Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantai Utara Jawa.

Ruang Lingkup

Definisi

1. DMF : Design Mix Formula, adalah rancangan proporsi


agregat dan aspal dalam campuran bin dingin atau bin panas
yang memenuhi persyaratan Spesifikasi seksi 6.3.
2. JSD : Job Standard Density, adalah kepadatan rata-rata
campuran aspal panas dari 12 contoh benda uji Marshall
yang diambil dari 12 batch yang berbeda dalam rangka
percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan.
Selanjutnya dipakai sebagai pembanding kepadatan
lapangan untuk material yang sejenis.
3. JMF : Job Mix Formula, adalah rumus perbandingan campuran
kerja mencakup DMF, ketentuan berat dan suhu masingmasing agregat bin panas dan aspal, suhu campuran dan
lama pencampuran di AMP, suhu penghamparan dan
pemadatan, jumlah lintasan pada saat pemadatan (awal ,
medium dan akhir), tebal gembur dan padat serta JSD
(Kepadatan Standar Kerja).
4. Contoh :
atau sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteistiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa rnewakili
populasi.
5. Populasi:
atau universe adalah jumlah dari keseluruhan
obyek (satuan2 atau individu2).
6. BendaUji: atau spacimen adalah sebagian dari contoh atau
sebagian dari populasi yang siap diuji.

Acuan

1. Spesifikasi seksi 6.3.3.3). s/d 6.3.3.6).


2. Superpave Mix Design, Superpave Series No.2 (SP-2) Asphalt
Institute
3. Mix Design Method, For Asphalt Concrete and Other HotMix Types Asphal Institute MS-2 (1994)
4. Petujuk Rancangan Campuran Aspal, Puslitbang Jalan 1999

Ketentuan
Umum

1. Tatacara pengambilan contoh agregat bin dingin sesuai


dengan standar AASHTO T-2-91 (1996). Yakni :
1) Siapkan peralatan: skop, papan kayu atau plat baja
ukuran
30 x 30 cm, wadah, alat tulis untuk label
2) Buat cowakan pada bagian tengah sisi miring tumpukan
stock-pile dg skop
Hal
1/
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

2.
3.
4.

5.
6.

7.

Revisi ke

: R-0

Tanggal

3) Tanam papan/plat baja tegak lurus sisi miring pada


cowakan di atas.
4) Buat rata bagian bawah cowakan dengan membersihkan
material yg jatuh
5) Ambil contoh di bagian datar dengan skop, papan/plat
ditahan tegak lurus.
6) Ulangi buat cowakan pada sisi lain, sekeliling tumpukan,
minimal 3 lokasi yang berbeda , sehingga contoh
berjumlah minimal 100 kg
7) Seluruh contoh dibagi dua karung dengan cara
pembagian perempatan atau pakai spliter, diberi
nama/label, satu bagian disimpan di Direksi Pekerjaan,
bagian lainnya dipakai untuk pengujian di lab
8) Ulangi pekerjaan di atas untuk setiap jenis material ( agr.
kasar, medium, halus, pasir alam dan bahan pengisi
tambahan).
Tata cara pengambilan contoh aspal sesuai dengan standar
AASHTO T 40-78 (1996)
Tata cara penyiapan benda uji agregat menggunakan
metoda perempatan atau pakai alat pembagi/splitter.
Tata cara pengujian gradasi masing-masing agregat ( analisa
saringan) sesuai metoda SNI 03-4428-1997 atau AASHTO T
27-791 dan untuk mengetahui material lolos # No.200
dengan AASHTO
T 11-91(1996).
Penentuan
proporsi
agregat
masing-masing
hams
menghasilkan campuran dengan gradasi sesuai spesifikasi
seksi 6.3.2.
Tabel 6.3.2.(3) dan 6.3.2.(4).
Tata cara pengujian Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat
halus dan kasar sesuai SNI 03-1970-1990 & SNI 03-19691990 atau AASHTO T 84-95 & T 85-91(1996). Dimana selisih
nilai Berat Jenis agregat halus dan kasar Maks < 0.2 &
penyerapan air maks. 3%. Sesuai ketentuan spesifikasi seksi
6.3.2.
Tatacara pengaturan suhu aspal pada saat pencampuran
dan pemadatan benda uji Marshall, pencampuran di AMP,
penuangan ke truk dan ke finisher, penghamparan dan
pemadatan di lapangan :
1) Lakukan pengujian viskositas aspal pada suhu yang
bervariasi
2) Buat grafik hubungan antara suhu vs viskositas aspal.
3) Buat tabel yang berisi jenis kegiatan, nilai viskositas dan
suhu aspal sesuai spesifikasi seksi 6.3.5. Tabel 6.3.5.(I)
Ketentuan Viskositas
Aspal untuk Pencampuran dan
Pemadatan:
Jenis Kegiatan

Aspal

Viskositas
(Pa.

s)

Pencampuran benda uji Marshall


Pemadatan benda uji Marshall
Suhu pencampuran di AMP
Suhu penuangan campuran ke Truk

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

2/
12

0.2
0.4
0.2 0.5
0.5 1.0

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Suhu
Suhu
Suhu
Suhu
Suhu

Revisi ke

: R-0

Tanggal

penuangan ke Finisher
prnghamparan
pemadatan awal (rodabaja)
pemadatan Medium (roda karet)
pemadatan akhir (roda baja)

0.5 1.0
1.0 2.0

8. Tatacara penyiapan benda uji Marshall:


1) Siapkan contoh material dalam wadah yang berbeda
dengan berat minimal masing2 sekitar 25 kg.
2) Siapkan peralatan : wajan, sendok, thermometer,
kompor, timbangan, peralatan marshall (mold, alat
penumbuk, alas baja dengan landasan dari beton).
3) Ambil wadah/baskom, lalu timbang berat baskom atau
timbangan di nolkan.
4) Masukan agregat ke wajan sesuai proporsi beratnya
masing2 (dalam gram), mulai agregat kasar, medium,
halus, abu batu dan bahan pengisi tambahan bila perlu
dengan total berat (termasuk aspal) sekitar 1200 gram
dan aduk sampai homogen lalu panaskan dalam oven
sampai 160C.
5) Panaskan juga aspal ( plus bahan tambahan bila perlu)
sampai mencapai suhu kira2150C.
6) Tambahkan aspal sesuai proporsi beratnya ke wajan
agregat, kemudian aduk sampai merata dengan suhu
tetap sesuai tabel di atas.
7) Campuran aspal panas masukan ke dalam mold
berukuran diameter(dalam) 101,6 mm, tinggi 7.62 cm (3
in), seluruhnya secara bertahap pakai sendok.
8) Siapkan empat contoh untuk setiap kadar aspal dengan
langkah seperti diatas.
9) Kemudian masing-masing 3 contoh dipadatkan untuk uji
Mashall, 1 contoh lagi untuk pengujian berat jenis
maksimum campuran teoritis yang beratnya harus.
10) disesuaikan dengan ukuran maksimum agregat ( maks.
kuran 1". Minimal 2500 gram).
11) Pemadatan dilakukan sesuai dengan ukuran maksimum
agregat (maximum size):
(a) Untuk kepadatan Standar (normal)
Agregat < 1 in.(25 mm) sebanyak masing-masing
75 tumbukan pada bagian atas dan bawah (total 2
x 75 tumbukan).
Agregat < 1 1/2 in.(37.5 mm) total 2x112
tumbukan.
(b) Untuk Kepadatan Membal (PRD)
Agregat < 1 in.(25 mm) total 2 x 400 tumbukan.
Agregat < 1 1/2
in.(37.5 mm) total 2 x 600
tumbukan.
12) Contoh Marshall dikeluarkan dari mold, kemudian di ukur
diameternya ~ 101,6 cm (4 in), tebal = 63,50 mm (
1,27 mm).
13) Jika tebal benda uji Marshall kurang atau lebih dari 62,23
64,77
mm,
maka
berat
contoh
harus
dikurangi/ditambah
dari
1200
gram,
sampai
Hal
3/
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

menghasilkan tebal contoh berkisar antara 62,23 - 64,77


mm.
14) Benda uji Marhall didinginkan secara alamiah sampai
suhunya sama dengan suhu ruang ( 2 jam).
15) Ulangi langkah diatas minimal dibuat 3 benda uji
marshall untuk setiap kadar aspal, variasi kadar aspal
dimulai dari 4.5%, 5.0%, 5.5 %, 6,0%, 6.5% dan 7,0%.
16) Setiap benda uji harus diberi nama yang jelas missal A,
B, C dan kadar aspalnya berapa ?
9. Tatacara Pengukuran Kepadatan Benda Uji Marshall.
1) Benda uji ditimbang diudara, kemudian timbang
dalam air dan terakhir ditimbang kering permukaan (di
lap. Permukaannya / SSD) dan ditimbang berat SSD.
2) Hitung kepadatan lab.
Volume Benda Uji = berat SSD - berat di air (dengan
anggapan
berat volume air- 1)
Kepadatan Lab.
= berat di udara/volume
10. Tatacara Pengujian Stabilitas Marshall.
Pengujian Marshall sesuai dengan AASHTO T 245 - 97).
1) Setelah selesai penimbangan, benda uji Marshall di
rendam dalam air dalam suhu 60 C, selama 30 - 40
menit untuk yang normal, 24 jam untuk pengujian
Stabilitas sisa Marshall.
2) Sejak benda uji diambil dari bak rendaman sampai
selesai pengujian Stabilitas marshal tidak boleh lebih dari
30 detik, supaya suhu benda uji masih tetap 60 C.
3) Hitung Volumetrik campuran sesuai format / label
perhitungan properties campuran dengan methoda
Marshall.
11. Tatacara Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis
( Gmm).
1) Ada beberapa pengujian Gmm, mulai dari tipe A s/d F
sesuai maksud pengujian dan kapasitasnya.
2) Contoh campuran aspal yang sudah disiapakan harus di
upayakan dipisahkan dengan tangan agar tidak ada
gumpalan partikel yang lebih besar dari 1A" dan agregat
tidak pecah.
3) Siapkan peralatan vacumn container seperti : flash, bowl
atau picnometer, dan timbang beratnya (berat kosong).
4) Contoh yang sudah dipisahkan tersebut dimasukan
kedaiam wadah (ada tipe A s/d F sesuai maksud
pengujian dan kapasitasnya), lalu dipanaskan dalam
oven dengan suhu 135 5 C minimal selama 2 jam. Jika
contoh belum bisa dipanaskan dalam oven maka harus
dipelihara dengan suhu 105 5 C dengan alat pemanas
lain selama minimal 2 jam.
5) Contoh kemudian didinginkan sampai mencapai suhu
25C lalu ditimbang, berat neto contoh di udara = A
gram.
6) Vacumn diisi air sampai batas lalu ditimbang = D gram.
7) Vacumn yang berisi contoh lalu diisi air sampai seluruh
contoh
terendam.
Udara
dalam
contoh
pada
flash/bowl/picnometer dikeluarkan dengan alat penyedot
Hal
4/
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

uadar sampai mencapai tekanan vacumn 3.7 0.3 KPa,


dan dipelihara pada tekanan tersebut selama 15 2
menit.
8) Vakum kemudian diisi air lagi sampai garis batas
pengisian, lalu ditimbang lagi, berat wadah + contoh +
air = E gram.
9) Maka Berat Jenis Maksimum Teoritikal ( Gmm) pada tipe
D = A/(A+D-E)
Dimana,
A = berat contoh (gram)
D = berat vacumn + air (gram)
E = berat vacumn + contoh + air
12. Buat Grafik Mix Properties :
1) Kepadatan vs Kadar Aspal
2) VTM vs Kadar Aspal
3) VMA vs Kadar Aspal
4) VFB vs Kadar Aspal
5) Stabilitas vs Kadar Aspal
6) Marshall Quotion vs Kadar Aspal
7) Flow vs Kadar Aspal
13. Buat grafik rangkuman dari nilai pada grafik 5.12. vs Kadar
Aspal lengkap dengan koridor persyaratan campuran aspal
panas sesuai spesifikasi seksi 6.3.3. Tabel 6.3.3 s/d 6.3.3.9).
14. Pilih Kadar Aspal optimum dari rangkuman grafik 5.13. yang
paling memenuhi persyaratan spesifikasi.
15. Siapkan benda uji seperti pada 5.8. sesuai kadar optimum
yang didapatkan pada 5.14. Buat 3 variasi kadar aspal yang
memenuhi spesifikasi ( optimum, + 0.2% dan -0,2 % dari
optimum). Buat minimal 3 contoh untuk uji stabilitas
Marshall + 2 contoh untuk uji stabilitas Marshall sisa
(setelah direndam selama 2x24 jam dalam air dengan suhu
60 C) pada setiap kadar aspal.
16. Lakukan pengujian Satabilitas Marshall dan Stabilitas
Marshaall Sisa dari semua contoh 5.12. dimana nilai
stabilitan sisa Minimal > 75 % Satbilitas Marshall standar,
sesuai spesifikasi seksi 6.3.3. Tabel 6.3.3.(I.d).
17. Siapkan benda uji membal minimal 2 buah setiap kadar
aspal pada 5.12, kemudian ukur volumetriknya, lalu hitung
berapa persen VIM (Rongga dalam campuran) nya ?
18. Buat lagi grafik kadar aspal vs VIM membal, kemudian ambil
nilai kadar aspal yang paling memenuhi ketentuan
Spesifikasi seksi 6.3.3. Tabel 6.3.3(1.d), Minimal 2.5%.
sebagai Kadar Aspal DMF (Desaign Mix Formula).
19. Percobaan pencampuran di AMP, ambil contoh agregat dari
masing-masing bin panas dengan sekop. Ulangi pengujian
seperti pada agregat bin dingin yakni; pengujian gradasi,
perhitungan proporsi, pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat halus dan kasar, pengujian stabilitas Marshall,
perhitungan volumetrik.
20. Untuk pelaksanaan percobaan pencampuran di AMP,
penghamparan dan pemadatan secara umum berlaku IK
Pengawasan Pencampuran Aspal Panas, DC Pengawasan
Kesiapan Lapangan Pekerjaan Campuran Aspal Panas, DC
Pengawasan Pekerjaan Penghamparan dan Pemadatan
Campuran Aspal Panas, IK Pengujian Kepadatan Campuran
Hal
5/
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

Aspal Panas.
6

Prosedur dan Tanggung Jawab

No
6.1

6.2

Pelaku /
Penanggung
Jawab
QE

Lab. Teknisi

Kegiatan

Rekaman

1. Memeriksa
kelengkapan
administrasi/request.
2. Membahas metoda kerja pembuatan JMF
dengan kontraktor.
3. Memberi penjelasan kepada Lab. Teknisi
langkah2 pengawasan secara detail.
4. Membahas penentuan lokasi pengambilan
contoh.
5. Memeriksa seluruh hasii pengawasan Lab.
Teknisi.
1.
Pengawasan pengambilan contoh dan
stock material / bin dingin:
a. Awasi cara pengambilan contoh
b. Catat
nama
material,
berat
contoh,
lokasi, tanggal/bln/thn
c. Awasi penamaan contoh/labeling
d. Jika tidak sesuai buat dan berikan
instruksi penolakan.
2. Pengawasan
penyiapan
benda
uji
untuk uji gradasi:
a. Awasi cara pembagian contoh, dengan
perempatan atau splitter
b. Catat berat masing2 benda uji berat
minimal
c. Catat jumlah benda uji yang disiapkan
3. Pengawasan
pelaksanaan
pengujian
gradasi agregat kasar dan halus :
a. Periksa kesiapan peralatan
b. Awasi penimbangan benda uji
c. Awasi pelaksanaan penguijan gradasi
d. Catat nama pelaksana, tempat, tanggal
dan jam pengujian
e. Catat jumlah berat dan persen lolos
sesuai form masing-masing pengujian
4.
Pengawasan
Penentuan
proporsi
agregat bin dingin
a. Catat berapa prosen proporsi masing2
agregat
b. Periksa
Kurva
gradasi
agregat
gabungan
5. Pengawasan pengujian berat jenis dan
penyera-pan air agregat kasar dan halus.
a. Awasi Cara pengujian
b. Catat waktu pelaksanaan pengujian
c. Periksa berat benda uji hams > berat
minimal

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

6/
12

Formulir
Pengawasan
Pembuatan JMF
Instruksi Lapangan
(bila ada)

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

d. Jumlah minimal benda uji


e. Catat berapa berat jenis agregat kasar
dan halus
f. Periksa selisih nilai berat jenis agr.
kasar dan halus tidak boteh 0,2
g. Periksa Nilai penyerapan air harus 3%
6. Pengawasan
pembuatan
benda
uji
Marshall:
a. Awasi penimbangan agregat dan aspal
b. Catat suhu agregat dan aspal
c. Catat
suhu
campuran
sebelum
pemadatan
d. Awasi jumlah tumbukan kepadatan
normal (2 x 75 untuk AC, ukuran agr.
1")
e. Ukur tebal benda uji berkisar 6.23 6.48 mm
f. Awasi jumlah tumbukan kepadatan
membal (2x400 untuk ukuran agr. 1")
7. Awasi pengukuran kepadatan lab. benda
uji Marshall:
a. Awasi penimbangan di udara.
b. Awasi penimbangan di air.
c. Awasi penimbangan SSD.
d. Periksa hitungan kepadatan lab.
e. Awasi pemberian nama.
8.
Pengawasan pelaksanaan pengujian
Marshall:
a. Awasi cara pengujian.
b. Periksa nilai kalibrasi alat.
c. Periksa suhu air perendaman.
d. Catat berapa lama pengetesan.
e. Periksa pembacaan dial stabilitas, flow.
f. Catat waktu pelaksanaan, tgl/bln/th.
g. Pengawasan pengujian berat jenis
Maksimum teoritikal Campuran aspal
(Gmm).
h. Periksa cara pengujian dan pakai tipe
apa ?
i. Awasi penimbangan benda uji.
j. Catat berat benda uji.
k. Periksa hasi! Perhitungan.
l. Catat waktu pelaksanaan, tgl/bln/th.
10.Pengawasan pengujian membal.
a. Awasi cara pengujian membal.
b. Awasi pemeriksaan volumetrik membal.
c. Periksa perhitungan VIM membal.
11.Pemeriksaan Laporan DMF Bin Dingin.
a. Periksa kembali kelengkapan data
pengujian
seluruh
material
yang
digunakan.
b. Cocokan
dengan
rekaman
hasil
pengawasan.
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

7/
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

6.3

QE

1.
2.

6.4

SE

6.5

Lab. Teknisi

1.
2.
1.

2.

3.

4.

Revisi ke

: R-0

Tanggal

c. Buat catatan kecocokan atau ketidak


cocokan dengan data pada rekaman
hasil pengawasan.
Memeriksa kelengkapan dan kebenaran
data Laporan DMF bin Dingin secara
keseluruhan.
Membuat catatan, rekomendasi dan faraf
pada lembar pengesahan.
Membuat rekomendasi.
Menandatangani lembar pengesahan.
Pengawasan kalibrasi bin dingin.
a. Periksa ukuran bukaan bin dingin.
b. Awasi
pengambilan
contoh
dan
penimbangan agregat masing-masing
bin dingin.
c. Periksa grafik bukaan bin dingin vs
berat masing-masing berat agregat bin
dingin.
Pengawasan percobaan pencampuran di
AMP.
a. Periksa kesiapan AMP.
b. Periksa pengaturan pemanasan pada
drier.
c. Periksa suhu agregat.
d. Awasi pengambilan contoh agregat
panas.
e. Awasi pengambilan contoh agregat dan
bin panas.
Pengawasan pengujian gradasi, berat jenis
dan penyerapan air agr. dari bin panas.
a. Awasi penyiapan benda uji agregat
masing2 bin.
b. Periksa berat masing2 benda uji > berat
minimal.
c. Awasi pelaksanaan pengujian gradasi
dan berat jenis & penyerapan agregat.
d. Periksa gradasi agregat masing2 bin
panas.
e. Periksa penyerapan agr. terhadap air <
3%.
Pengawasan penentuan proporsi agregat
pada bin panas.
a. Periksa perhitungan proporsi agregat
dan aspal.
b. Periksa
kurva
gradasi
agregat
gabungan sesuai spesifikasi.
c. Catat proporsi masing2 bin, prosentase
dan beratnya.
d. Awasi penyiapan benda uji Marshall,
sisa Marshall, membal dan Gmm
dcngan variasi aspal dengan cara
seperti pada agregat dari bin dingin.
e. Periksa hasil pengujian apakah sesuai

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

8/
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

Revisi ke

: R-0

Tanggal

dengan persyaratan sifat2 campuran


pada spesifikasi seksi 6.3.3 label 6.3.2
(I.a s/d I.d).
4. Periksa Laporan lengkap DMF Bin Panas
(DMF definitive).
a. Periksa kembali kelengkapan dan
kebenaran
data
seluruh
hasil
percobaan pada laporan DMF bin
panas.
b. Buat catatan mengenai kebenaran atau
ketidak cocokan dengan rekaman hasil
pengawasan.
c. Bubuhkan paraf pada laporan DMF.

6.6

QE

6.7

SE

6.8

QE

6.9

Lab. Teknisi

1. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran


data Laporan DMF bin Panas secara
keseluruhan.
2. Membuat catatan, rekomendasi pada
lembar pengesahan.
1. Membuat rekomendasi.
2. Menandatangani lembar pengesahan
DMF Bin Panas.
1. Percobaan
Penghamparan
dan
Pemadatan di Lapangan.
a. Mengadakan
persetujuan
rencana
jumlah tonase campuran aspaf panas,
Spesifikasi seksi 6.3.3.5) minimal 50
ton. Rencana tebal gembur, lokasi &
panjang
lokasi,
pembagian
seksi,
jumlah lintasan pada setiap tahap
pemadatan.
1. Pengawasan Pencampuran di AMP
a. Awasi penimbangan masing-masing
agregat, aspal dan campuran aspal.
Sesuai proporsi DMF.
b. Awasi lama pencampuran di Pugmill.
c. Periksa suhu aspal dan campuran
aspal.
d. Awasi pengambilan contoh campuran
aspal
panas,
12
Contoh
untuk
penentuan 3SD diambil dari truk yang

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

9/
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

2.

3.

4.

6.10

QE

1.

6.11

Lab. Teknisi

1.

Revisi ke

: R-0

Tanggal

berbeda, masing3 truk harus terwakili.


Awasi Penyiapan benda uji untuk JSD di
Lab.
a. Awasi penyiapan benda uji Marshall
termasuk pembuatan 12 benda uji
untuk JSD, untuk ekstraksi, gradasi dan
Marshall.
b. Periksa tebal benda uji Marshall.
c. Periksa berat benda uji untuk gradasi,
ekstraksi dan gradasi stsa ekstraksi >
dari berat minimum.
Pengawasan
pengujian
agregat
&
campuran aspal Panas di Lab.
a. Awasi Pengujian gradasi agregat dari
bin panas.
b. Awasi Pengujian Ekstraksi.
c. Periksa Kadar Aspal hasil ekstraksi.
d. Awasi Pengujian gradasi sisa ekstraksi.
e. Periksa gradasi masing2 agr. bin panas.
f. Periksa gradasi agregat gabungan.
g. Awasi pengujian kepadatan lab (12
benda uji untuk JSD) dan Marshall.
h. Periksa hasil uji kepadatan rata2 (dari
12 benda uji menjadi JSD).
i. Periksa sifat-sifat campuran aspal.
Pengawasan percobaan penghamparan
dan pemadatan di lapangan.
a. Memeriksa kesiapan peralatan untuk
penganqkutan,
penghamparan
dan
pemadatan.
b. Periksa suhu aspa! diterima di Finisher,
suhu penghamparan dan pemadatan
awai, medium dan.
c. penghamparan dan pemadatan awal,
medium dan akhir, harus sesuai
dengan Tabel 5.7 viscositas vs suhu.
d. Periksa tebal gembur.
e. Awasi proses pemadatan awal, medium
dan akhir serta catat suhu & jumlah
lintasan masing2 tahap pada masing2
seksi.
Pengawasan pemeriksaan tebal padat dan
kepadatan lapangan.
a. Mengadakan
persetujuan
dengan
kontraktor mengenai lokasi , jumlah
titik core drill pada tiap seksi.
Pengawasan pelaksanaan core drill.
a. Awasi cara pelaksanaan core drill.
b. Catat nama lokasi, seksi dan kode titik
core drill.
c. Periksa tebal padat masing2 titik.
d. Awasi
pemeriksaan
kepadatan
lapangan di lab.

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

10 /
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

6.12

QE

1.

2.

6.13

Lab. Teknisi

1.

6.14

QE

1.

2.

Revisi ke

: R-0

Tanggal

e. Bandingkan
kepadatan
lapangan
dengan JSD.
f. Bubuhkan faraf pada setiap tembar
data hasil percobaan.
Buat kesimpulan dari hasil percobaan
lapangan yang akan digunakan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pada JMF
meliputi :
a. Tebal gembur.
b. Jumlah lintasan pada pemadatan awal.
Medium dan akhir.
c. Nama alat dan kapasitasnya.
d. penghamparan dan pemadatan awal,
medium dan akhir, harus sesuai
dengan Tabel 5.7 viscosits vs suhu.
e. Periksa tebal gembur.
f. Awasi proses pemadatan awal, medium
dan akhir serta catat suhu & jumlah
lintasan masing2 tahap pada masing2
seksi.
Pengawasan pemeriksaan tebal padat dan
kepadatan lapangan.
a. Mengadakan
persetujuan
dengan
kontraktor mengenai lokasi , jumlah
titik core drill pada tiap seksi.
Pengawasan pelaksanaan core drill.
a. Awasi cara petaksanaan core drill.
b. Catat nama lokasi, seksi dan kode titik
core drill.
c. Periksa tebal padat masing2 titik.
d. Awasi
pemeriksaan
kepadatan
lapangan di lab.
e. Bandingkan
kepadatan
lapangan
dengan JSD.
f. Bubuhkan faraf pada setiap lembar
data hasil percobaan.
Buat kesimpulan dari hasil percobaan
lapangan yang akan digunakan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pada JMF
meliputi :
a. Tebal gembur.
b. Jumlah lintasan pada pemadatan awal.
Medium dan akhir.
c. Nama alat dan kapasttasnya.
Periksa Seluruh kelengkapan data.
a. Periksa nilaP dan kelengkapan data
DMF bin dingin dan bin panas.
b. Periksa nilai2 dan kelengkapan data JSD.
c. Periksa nilai2 dan kelengkapan data
hasil
percobaan
pencampuran,
penghamparan dan pemadatan di
lapangan.
d. Periksa Ringkasan Data dan kesimpulan

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

11 /
12

PROSEDUR
PENGAWASAN PEMBUATAN JMF CAMPURAN ASPAL PANAS
No. Dokumen :
INDUK/SOP/PI.12/028
Tgl. Berlaku : 01 JUNI 2004

6.15

7
8

SE

Pengecualian
Lampiran

Revisi ke

: R-0

Tanggal

JMF
e. Berikan catatan / rekomendasi.
f. Periksa apakah sudah ditartda
oteh GS kontraktor.
g. Bubuhkan tanda tangan pada
ringkasan data.
1. Bubuhkan tanda tangan pada
pemeriksaan JMf Ajukan ke
Pekerjaan.

tangan
lembar
lembar
Direksi

Ditetapkan secara khusus ileh Direksi Pekerjaan.


a. Formulir Pengawasan Pembuatan JMF Campuran Aspal
Panas
b. Format JMF Campuran Aspal Panas

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa

Hal

12 /
12

Anda mungkin juga menyukai