Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PELAKSANAAN HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE)

5.1 Uraian Umum


Hot Rollet Sheet (HRS) digunakan pada jalan dengan beban lalu lintas
yang sedang. HRS terdiri dari 2 jenis campuran yaitu HRS Pondasi (HRS-
Base) dan HRS Lapis Aus (HRS-Wearing Course, HRS-WC).
Konstruksi perkerasan HRS dalam penggunaanya dibagi menjadi dua kelas
yaitu kelas A dan kelas B. Perbedaan kedua konstruksi perkerasan tersebut
terdapat pada gradasi agregat yang digunakan, beban lalu lintas dan segi
pemakaian. Jenis agregat yang digunakan terdiri dari agregat kasar, agregat
halus dan butiran pengisi (filler), sedangkan aspal yang digunakan biasanya
jenis aspal keras AC 60-70 dan AC 80/100.
Hot Rolled Sheet bersifat lentur dan mempunyai durabilitas yang tinggi,
hal ini disebabkan campuran HRS dengan gradasi timpang mempunyai
rongga dalam campuran yang cukup besar, sehingga mampu menyerap
jumlah aspal dalam jumlah banyak (7-8%) tanpa terjadi bleeding.

5.2 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)


Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A.
Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang
digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi
agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen, pada
proyek ini volume yang digunakan 0,85 l/m2. Lapis resap pengikat yang
berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan
timbulnya bidang geser. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur
dengan pasir halus dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.

38
39

5.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)


Pekerjaan Prime Coat ini meli puti Pembersihan Permukaan Sebelum
Penyemprotan, Peletakan Kertas Uji, Penyemprotan Lapis Resap Pengikat
(Prime Coat).
1. Pembersihaan Permukaan Sebelum Penyemprotan
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan
dengan menggunakan Air Compressor. Jika peralatan ini belum dapat
memberikan permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan
harus dikerjakan manual.
Dimana Pembersihan permukaan harus memperhatikan :
 Pada saat penyemprotan lapisan resap pengikat, permukaan harus
pada kondisi kering, tidak sedang hujan, tidak sedang akan hujan,
tidak basah, tidak saat angin kencang, dan tidak kotor dari debu
atau material yang tidak diinginkan.
 Pembersihan melebihi 20 cm dari tepi permukaan yang akan
disemprot aspal.

Gambar 5.1 Proses Pembersihan Jalan Menggunakan Alat Air


Compressor
40

2. Peletakan Kertas Uji


STA. 0+000 STA. STA. STA. STA. STA. STA.

Parit / Drainase

Bahu Jalan

L
CL

Bahu Jalan

Parit / Drainase

DENAH PAPER TEST


Gambar 5.2 Denah Paper Test/Kertas Uji
Sesudah dilakukan pembersihan menggunakan Air Compressor
seperti pada Gambar 5.1, selanjutnya menempat kan Kertas Uji yang
sebelumnya sudah ditimbang beratnya dan ditempatkan sesuai pada
gambar 5.2. Terdapat 5 buah kertas uji pada masing-masing titik
penempatan kertas uji. Penyebaran kertas uji digunakan untuk
mengetahui daya sebar dari penyemprotan prime coat.

3. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)


Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat
merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi
agregat Klas A. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan
penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak
tanah.
Setelah permukaan sudah dibersihkan maka penyemprotan lapis
resap pengikat bisa disemprot, yang sebelumnya batas permukaan
yang akan disemprot sudah diukur dan ditandai. Dalam proyek ini
penyemprotan menggunakan hand sprayer.
Pada saat penyemprotan prime coat dilakukan lalu lintas diatur
supaya aspal tidak bertemu langsung dengan aspal.
41

Gambar 5.3 Proses Penyemprotan Prime Coat


Perhitungan Volume Lapis Resap Pengikat :
 Sta 0 + 025
Panjang (P) = 25 m’
Lebar (L) = 7 m’
Koefisien Rata-Rata = 0,85 l/m2 (Koefisien aktual lapangan)

Volume = Panjang x Lebar x Koefisien


Volume = 25 x 7 x 0,85
Volume = 148,75 liter

5.3 Hot Rolled Sheet – Base (HRS-Base)


Lapis Base adalah lapis pondasi permukaan, pada struktur jalan berada
dibawah lapis Wearing Couse, meskipun lapis Base tidak memiliki kontak
langsung dengan ban kendaraan namun lapisan ini memikul beban yang lebih
besar dari lapis Wearing Course. Untuk Lapis Base terdapat alternatif jenis
campuran beraspal panas HRS-Base dan AC-Base; memiliki jenis gradasi
yang berbeda; HRS-Base bergradasi senjang yang artinya memiliki fraksi
yang hilang dan AC-Base bergradasi menerus yang artinya semua fraksi
agregat memiliki variasi yang seimbang dan pasti kinerja dari masing-masing
campuran akan berbeda.
Dari segi komposisi campuran HRS-Base bergradasi senjang
membutuhkan agregat halus yang cukup banyak dibandingkan dengan AC-
Base, karena agregat halus sulit diperoleh maka biaya yang dibutuhkan untuk
membuat campuran HRS-Base lebih besar dibandingkan AC Base. Dari segi
42

sifat campuran nilai stabilitas pada campuran AC-Base lebih inggi


dibandingkan campuran HRS-Base ini berarti campuran AC-Base mampu
menerima beban lalu lintas lebih besar dibandingkan dengan campuran HRS-
Base. HRS-Base nominal minimum kebetalannya adalah 3,5 cm, pada proyek
ini ketebalannya 4 cm.

5.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan Hot Rolled Sheet – Base


Pekerjaan Hot Rolled Sheet-Base (HRS-Base) ini meliputi
Penghamparan Aspal Menggunakan Alat Berat Asphalt Finisher,
Pemadatan Awal Menggunakan Alat Berat Tandem Roller, Pemadatan
Kedua Menggunakan Alat Berat Pneumatic Tyre Rollers, dan Pemadatan
Akhir Menggunakan Alat Berat Tandem Roller.
1. Penghamparan Aspal Menggunakan Alat Berat Asphalt Finisher
Asphalt hot mix dari dump truck, dituangkan secara berangsur-
angsur ke hopper finisher yang dapat menampung volume dari alat
pengangkut tersebut.

Gambar 5.4 Truk Menuangkan Material Asphalt hotmix ke Hopper


Finisher

Kemudian Asphalt Finisher menghamparkan campuran aspal hotmix


yang dihasilkan dari alat produksi aspal yaitu Asphalt Mixing Plant
(AMP) pada permukaan yang akan diaspal.
43

Gambar 5.5 Asphalt Finisher Menghamparkan Campuran Aspal Hotmix

2. Pemadatan Awal Aspal Menggunakan Alat Berat Tandem Roller


Alat pemadat ini harus dioperasikan mengikuti gerak asphalt
finisher. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan
penggilasan awal dengan kecepatan maksimal 4 km/jam. Pemadatan
awal ini harus dimulai dari tepi luar dan kemudian ke sambungan
memanjang.

Gambar 5.6 Proses Pemadatan Awal Menggunakan Alat Berat Tandem Roller
44

3. Pemadatan Kedua Menggunakan Alat Berat Pneumatic Tyre Rollers


Setelah pemadatan awal, kemudian pemadatan ini harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet atau Pneumatic Tyre
Rollers (PTR) sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal dengan
kecepatan maksimal 10 km/jam. Pemadatan ini harus dimulai dari tepi
luar dan kemudian ke sambungan memanjang.

Gambar 5.7 Proses Pemadatan Menggunakan Alat Berat Pneumatic Tyre Rollers

4. Pemadatan Akhir Menggunakan Alat Berat Tandem Roller


Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat
berat Tandem Roller.

Gambar 5.8 Pemadatan Akhir Menggunakan Alat Berat Tandem Roller


45

5.4 Pengujian di Lapangan


Pengujian pada tahap ini ada 2, yaitu;
1. Paper Test
Paper Test adalah uji untuk mengetahui daya sebar dari prime coat,
kemudian di bawa ke Lab untuk ditimbang beratnya.

Gambar 5.9 Paper Test

2. Core Drill Test


Metode core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel HRS pada
suatu struktur jalan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Uji
Ekstraksi.

Pengambilan sample HRS dengan coredrill (pengeboran inti) dan Uji


Ekstraksi di laboratorium untuk pengambilan contoh dilakukan dengan
alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh
contoh HRS berupa silinder.
46

Gambar 5.10 Core Drill Test

Anda mungkin juga menyukai