Anda di halaman 1dari 14

ASPAL MODIFIKASI

Muhamad Jahus Jarzani (16309845)


Teknik Pekerasan Jalan
Sarmag Sipil 2009-B
Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang penting dan
berperan strategis dalam segala bidang kehidupan. Jalan melayani
80 hingga 90% dari seluruh angkutan barang dan orang. Sehingga
pembangunan prasarana transportasi jalan raya merupakan salah
satu sektor pembangunan yang cukup diprioritaskan, terbukti
dengan banyaknya anggaran nasional yang terserap ke sektor ini
baik untuk pembangunan konstruksi jalan baru maupun
pemeliharaan jalan.
Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya
kebutuhan aspal dan agregat alam, baik agregat
kasar maupun agregat halus. Kebutuhan aspal
mencapai 600.000 ton pertahunnya, biasanya aspal
didapatkan dari hasil import yang mengakibatkan
berkurangnya devisa dan ketersediaan. Untuk itu
berbagai macam inovasi dilakukan oleh para
produsen pembuat aspal, salah satunya dengan
menggunakan aspal modifikasi.
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat
melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan,
tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada
campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis
permukaan lapis perkerasan lentur. Hampir 99 %
perkerasan jalan lentur di wilayah Indonesia terbuat
dari campuran beraspal. Kerusakan perkerasan
jalan pada umumnya adalah retak dan deformasi
permanen. Pada aspal dapat ditambahkan beberapa
aditif untuk berbagai keperluan.
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal
keras dengan suatu bahan tambah. Aspal
modifikasi mulai diperkenalkan diluar negeri lebih
dari 15 tahun lalu(Caribit, Cariphalt, Mexphalt,
Superphalt,dsb) dengan maksud mencegah retak
pada waktu musim dingin, mencegah deformasi
plastis pada beban berat di musim panas, dan
diharapkan akan lebih awet terhadap oksidasi terik
matahari.
Di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1995
(KRTJ di Padang) oleh Shell, dan produksi local
digelar tahun 1996 di Jalan Tol Simatupang
berupa lapis tipis di atas perkerasan beton
semen dengan hasil mencapai umur lebih dari
12 tahun (aspal + latex + selulosa).
Aspal modifikasi yang sama digunakan untuk
melapisi sirkuit Sentul, leleh pada waktu
dipakai balap motor GP 500 (1997) dengan
temperature lapangan 73C, terpaksa disiram
dengan air sebelum lomba dibuka lagi.
Ditetapkan sebagai spesifikasi Binamarga pada tahun
2003, dibawa sebagai bahan presentasi pada Seminar
Bitumen in Asia 2003 di Singapura, muncul sebagai
satu-satunya spesifikasi ilmiah untuk aspal modifikasi
disbanding produsen lain dari Negara Negara lain yang
masih bersifat spesifikasiresep.
Sifat dari campuran dengan modifikasi aspal diharapkan
dapat :
y 1. Meningkatkan kemudahan dalam pelaksanaan
(workability).
y 2. Menurunkan permanent deformasi
y 3. Meningkatkan kemampuan penyaluran beban
y 4. Menurunkan kegetasan.
Bahan yang dapat digunakan sebagai modifikasi aspal
antara lain, yaitu polymer (plastomer dan elastomer),
chemical (sulfur, timbal, dan mangan), adhesion agent
(PC), dan fibre (cellulose, asbestos, dan glass).
y Aditif untuk menaikkan Titik Lembek (Asphalten, Asbuton,
Plastomer, SBS Copolymer, dsb).
y Aditif untuk menaikkan Penetrasi (Malten, Bottom residu,
kerosen, solar dsb).
y Aditif untuk meningkatkan kelengketan (Elastomer, SBR,
Recycled TyreRubber, Latex dsb).
y Proses Oksidasi Maltene, langsung atau terpisah (Blowing,
chemical reaction dsb).
Sifat sifat aspal setelah dicampur Aditif :
TL naik, Pen turun
Pen naik, TL turun
TL naik tinggi, kelengketan hilang
Semakin tinggi TL harga semakin mahal
Bila menggunakan aspal modifikasi, biasanya
kandungan aspal dalam campuran beton aspal berkurang
dengan 1% diperkirakan akibat penyerapan aspal
kedalam batuan berkurang, karena aspal modifikasi
lebih kental disbanding aspal biasa. Penggunaan
gradasi terbuka (konsep mastic aspal dari British)
lebih cocok digunakan untuk aspal modifikasi
(terutama untuk lapis tipis) daripada menggunakan
gradasi tertutup (konsep gradasi menerus menurut
teori Amerika) yang biasanya dipakai untuk lapis
penutup.
|u --:-' -u +uvu--u --:-' +'''--'
v+v+u- ++:vu-' u''-' '--'-'' -'''' '--
-- ''--- !``` ) '-u 'u-+' -'''' '--
-- ''--- .``) '''' 'u' '-':-'- 'u --:-'
'u-u +uvu--u --:-' ''--- '' ---- -'-
`` '-u ' ---- -'- !`` ''u---u :
++) |u --:-' 'u-u --:-' +'''--' '-u -'--'
'v- +-+:v +u-'-u - '-' :-'- '-:'-
':'- ''--- --+'vu-u :'- 'u -+u ':u-'-+-u
'' -'-u ' '+-v:-u '-u --u +-u').
'':'--u -''- '''' '-'u- |T -u
'vu-' +u-'' u-' :--u 'v'-u
--
2010 3
,
,
.
"-"

,

.
.
Karena aspal modifikasi bergeser kelazimannya
dari aspal biasa maka temperature pencampuran
dan temperature pemadatan harus dicari lagi
berdasarkan nilai viskositas yang sesuai untuk
pencampuran dan
pemadatan, yang dicatat sebagai sifat-sifat aspal
modifikasi dalam format BTDC (Bitumen Test
Data Chart).
SELESAI
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai