Anda di halaman 1dari 10

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 4 NO. 2

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN ASPAL MINYAK


DENGAN ASPAL BUTON LAWELE PADA CAMPURAN
ASPAL CONCRETE BASE COURSE (AC-BC)
MENGGUNAKAN METODE MARSHALL TEST
Disusun Oleh :

Fahrul Al-Amri
Mahasiswa Teknil Sipil
STITEK Bina Taruna Gorontalo
INDONESIA
bukustitek@yahoo.com

ABSTRAK

Campuran beraspal merupakan bagian perkerasan lentur yang terletak dibagian atas atau
diatas lapis poondasi. Karena letaknya diatas maka campuran beraspal harus tahan terhadap
pengausan akibat beban roda kendaraan dan pengaruh lingkungan (panas matahari dan air hujan).
Disamping itu, campuran aspal dituntut untuk memiliki kekuatan yang baik sehingga dapat
mengeliminasi tegangan vertical.
Campuran Aspal Concrete Base Coarse (AC-BC) merupakan bagian dari perkerasan
lentur yang berfungsi sebagai lapis pondasi. Pada Penelitian ini di lakukan pengujian perbandingan
penggunaan aspal minyak dengan aspal buton dengan menggunakan method karakteristik marshall
mulai dari kepadatan, rongga dalam campuran, rongga dalam agregat, rongga terisi aspal, stabilitas
marshall, stabilitas flow dan hasil bagi marshall sehingga akan diperoleh karekteristik sesuai
dengan spesifikasi teknik 2010.
Dari hasil studi perbandingan campuran ac-bc, penggunaan aspal minyak, aspal buton
dengan variasi kadar aspal minyak, maka diperoleh campuran yang provorsional yaitu, campuran
ac-bc dengan menggunakan aspal buton 25% dari berat agregat dan campuran ac-bc dengan kadar
apal minyak 5,0 %, memiliki grafik stabilitas yang hamper sama akan tetapi pada campuran
tambahan lawele memiliki stabilitas flow yang relativ tinggi. Sehingga penulis menyimpulkan
penggunaan tambahan asbuton memiliki keunggulan dipergunakan untuk konstruksi jalan
lingkungan dan untuk pekerjaan pemeliharaan jalan lingkungan sehingga perlu dikembangkan oleh
instansi pemerintah maupun swasta guna perkembangan jaringan transportasi di provinsi gorontalo
pada khususnya dan Negara Indonesia pada umumnya.

Kata Kunci : Aspal Minyak, Aspal Buton, Lawele, Marshall Test.

1. PENDAHULUAN pantai. Tentu pembangunan jalan raya saat


Transportasi darat atau jalan raya itu sangat memiliki motivasi ekonomi-politik
mempunyai peranan dan fungsi sangat bagi pemerintahan Hindia-Belanda sebagai
strategis bagi pengembangan kegiatan bentuk integrasi dalam penguasaan sumber-
perekonomian masyarakat dan pertumbuhan sumber komoditas ekonomi, khususnya di
pembangunan secara luas. Jalan raya sebagai Pulau Jawa. (Ir. H.Roestanto Wahidi D. MM.
salah satu infrastruktur ekonomi memang 2013. Potret Pembangunan Infrastruktur Di
paling vital dan popular di daratan, dan Indonesia).
tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia
bahwa lebih dari dua ratus tahun yang lalu, Perkembangan Infrasturktur di Indonesia
Gubernur Jenderal Herman Willem Deandels selama beberapa tahun terakhir terus
memulai tugasnya dengan banyak meningkat, karena kehadiran infrastruktur
membangun infrastruktur jalan raya – merupakan salah satu faktor kunci bagi daya
kemudian munculah jalan raya memanjang saing Indonesia. Berdasarkan Forum
dari anyer sampai panarukan kurang lebih Ekonomi Dunia (World Economic Forum),
1100 km – yang sebagian besar melalui kualitas jalan raya Indonesia meraih

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 181
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

peringkat 105 di tahun 2008, peringkat 95 di Jenis-jenis asbuton yang telah diproduksi,
tahun 2009, peringkat 84 ditahun 2010 dan baik secara fabrikasi maupun secara manual
peringkat 83 ditahun 2011. Jadi pada tahun-tahun belakangan ini adalah
pembangunan infrastuktur merupakan Asbuton butir atau mastic Asbuton, Aspal
tantangan besar yang harus kita pikirkan yang dimodifikasi dengan Asbuton dan
secara terus menerus, kemudian berusaha Bitumen Asbuton hasil ekstraksi yang
untuk memperluas jaringan jalan raya dan dimodifikasi.
memperbaiki kondisi jalan yang ada, yaitu
jalan raya yang, mengalami kerusakan pada Struktur perkerasan jalan terdiri dari
badan jalan dan pelebaran badan jalan. beberapa lapis material yang diletakan pada
tanah dasar. Komponen lapisan, terdiri dari
Jalan umum menurut fungsinya dalam beberapa macam bahan granuler yang
Undang-Undang tentang Jalan No. 38 Tahun memberikan sokongan penting dari kapasitas
2004 dapat dikelompokan kedalam jalan structural system perkerasan, khususnya
arteri, jalan kolektor, dan jalan lingkungan. perkerasan lentur. Komponen material yang
Jalan Arteri adalah jalan umum yang berkualitas tinggi diletakan dibagian atas,
berfungsi melayani angkutan umum dengan semakin ke bawah kualitas material semakin
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata berkurang. Hal ini, karena tegangan akibat
tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi beban roda lalu lintas, disebarkan semakin
secara berdaya guna. Jalan Kolektor mengecil.
merupakan jalan umum yang berfungsi Perkerasan Jalan dibuat dari berbagai
melayani angkutan pengumpul atau pembagi macam material alam. Pemilihan material
dengan cirri perjalanan jarak sedang, harus didasarkan pada beberapa
kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan pertimbangan, seperti : persyaratan struktur
masuk dibatasi. Jalan Lokal merupakan jalan perkerasan, ekonomis, keawetan, kemudahan
umum yang berfungsi melayani angkutan dikerjakan dan pengalaman setempat.
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat Material untuk perkerasan lentur dan kaku,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan meliputi : material granuler atau agregat
masuk tidak dibatasi. Sedangkan jalan batuan, aspal beton, dan tulangan. Agregat
lingkungan, merupakan jalan umum yang merupakan bahan utama struktur pekerjaan
berfunsi melayani angkutan dengan ciri jalan. Agregat adalah sekumpulan butiran
perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,
rencah. berupa material alam atau buatan. System
perkerasan jalan umumnya mengandung 90 –
Aspal ialah bahan hidro karbon yang 95% agregat atau berdasarkan persen berat
bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam atau70-75% persen volume.
kecoklatan, tahan terhadap air, Dalam Perkerasan (Surface Course)
dan visoelastis. Aspal sering juga terdiri dari lapis aus (Wearing Course) dan
disebut bitumen merupakan bahan pengikat lapis pengikat (Binder Course). Lapis aus
pada campuran beraspal yang dimanfaatkan harus mempunyai keawetan, kedap air, dan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan kekesatan. Karena itu, lapisan ini harus
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal disusun dari campuran beraspal panas (Hot
buton) atau aspal minyak (aspal yang berasal Mix) bergradasi padat.
dari minyak bumi). Berdasarkan Jalan raya sebagai salah satu sarana
konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan transportasi darat, kegunaannya dirasakan
menjadi aspal cair, dan aspal padat. semakin penting untuk menunjang
peningkatan perekonomian, informasi, sosial,
Asbuton adalah aspal alam yang terdapat budaya dan ketahanan nasional.
di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang Pembangunan jalan yang dilaksanakan pada
selanjutnya dikenal dengan istilah Asbuton. masa sekarang dihadapkan pada
Asbuton atau Aspal batu Buton ini pada penyempurnaan kualitas dan penghematan
umumnya berbentuk padat yang terbentuk biaya pembangunan. Perkembangan
secara alami akibat proses geologi. Proses penelitian tentang bahan konstruksi
terbentuknya asbuton berasal dari minyak perkerasan jalan khususnya perkerasan lentur
bumi yang terdorong muncul ke permukaan (flexible pavement) diarahkan pada usaha
menyusup di antara batuan yang porous. pemanfaatan material setempat dan
disesuaikan dengan kondisi daerah dimana
konstruksi pengerasan akan dilaksanakan.

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 182
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

2. Pengertian Bahan Pengikat, Aspal, kecelakaan. Persimpangan juga merupakan


dan Ter bagian yang tidak terpisahkan dari semua
sistem jalan ketika berkendaraan, baik di
Bahan Pegikat dalam kota maupun di luar kota, orang dapat
Pada perkerasan jalan, yang dimaksud melihat bahwa kebanyakan jalan terus atau
bahan pengikat adalah suatu bahan yang berbelok dan berpindah jalan.
berfungsi mengikat agregat yang satu Persimpangan jalan dapat didefinisikan
dengan agregat yang lainnya sehingga sebagai daerah umum dimana dua jalan atau
menjadi satu kesatuan yang membentuk lebih bergabung atau bersimpangan,
lapisan keras dan stabil. Pada beton termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan untuk
semen bahan pengikat yang digunakan pergerakan lalu-lintas di dalamnya
adalah semen, sedangkan pada beton (AASHTO, 2001). Untuk menghindari
aspal yang digunakan adalah bahan konflik diantara pengguna jalan (termasuk
pengikat asapal ada tiga jenis yaitu pejalan kaki) dan sekaligus menyediakan
aspal keras, aspal cair, dan aspal emulsi. kenyamanan maksimum dan kemudahan
pergerakan bagi pengguna jalan itu sendiri
Bitumen maka perlu adanya persimpangan yang
Bitumen adalah suatu bahan atau zat didesain dengan baik. Desain suatu
yang merupakan campuran senyawa persimpangan di jalan raya tidak terlepas
hidrokarbon, berbentuk semi padat, dengan adanya peralatan pengendalian lalu-
kenyal, elastic, berwarna coklat gelap lintas, yang dapat berupa: rambu,
sampai hitam, larut baik dalam CS2 atau pengahalang yang dapat dipindahkan, dan
CCI4 atau C2 HCI3. Bahan ini semuanya lampu lalu-lintas.
diperoleh dari residu penyilangan
minyak bumi atau adapula yang sudah Jenis-jenis Perkersan Jalan Berdasarkan
tersedia di alam seperti yang Bahan Pengikat.
terkandung dalam TLA (Tirnidad Lake Aspal memiliki sifat lentur dan
Asphalt) dan Asbuton selain fleksibel sehingga beton aspal juga disebut
mengandung bitumen juga mengandung perkerasan lentur (Flexible Pavement),
mineral. sedangkan Semen memiliki sifat keras dan
kaku sehingga beton semen disebut juga
Aspal sebagai perkerasan kaku (rigid pavement).
Aspal dapat diartikan sama dengan Khusus mengenai beton aspal,
bitumen dalam literature literature dilihat dari cara pencampurannya beton aspal
Inggris, tetapi dapat pula diartikan dapat dibedakan menjadi beton aspal
sebagai campuran mineral yang campuran panas dan beton aspal campuran
mengandung bitumen seperti dalam dingin. Pada tempratur udara, aspal keras
literatur-literatur Amerika Serikat dan hampr mendekati sifat benda padat sehingga
Australia. Di Indonesia, yang dimaksud tidak dapat bercampur baik dengan agregat.
aspal adalah sama dengan bitumen. Pada beton aspal campuran panas, agar aspal
keras dapat bercampur baik dengan agregat ,
Ter pencampuran dilakukan pada tempratur
Ter adalah bahan sejenis aspal yang tinggi sesuai tempratur pada pencampuran
diperoleh dari arang kayu atau batu aspal aspal. Tempratur pencampuran aspal
bara, memiliki sifat lekat, yang yaitu tempratur pada saat aspal memiliki
berwarna hitam, tidak larut dalam air, kekentalan optimum ( 170 cSt) untuk di
larut baik dalam CS2 , mengandung zat- campur. Sedangkan pada beton aspal
zat organic yang terdiri dari senyawa campuran dingin, pencampuran dilakukan
aromat. dengan tanpa melakukan pemanasan
melainkan pada tempratur udara. Agar aspal
Persimpangan merupakan bagian yang dapat bercampur baik dengan agregat, pada
terpenting dari sistim jaringan jalan, yang beton aspal campuran dingin dapat
merupakan pertemuan dua atau lebih jaringan digunakan bahan pengikat aspal cair
jalan. Dalam metode MKJI, 1997, simpang (cutback) atau aspal emulsi. Aspal cair
sebagai salah satu bagian dari system adalah aspal keras yang diberi pelarut
transportasi dimana merupakan titik temu premium, kerosin atau solar sehingga pada
antara berbagai kepentingan lalu lintas yang tempratur udara berbentuk cair, sedangkan
memungkinkan terjadi kemacetan hingga aspal emulsi, yang juga pada tempratur udara

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 183
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

berbentuk cair yaitu aspal keras sebagai kadang-kadang berupa jalan yang terdiri dari
phasa padat yang berbentuk partikel-partikel tanah dasar (asli atau dimodifikasi) yang
kecil diemulsikan atau didispersikan di dalam dipadatkan. Jalan seperti ini digunakan bila
air sebagai phasa cair dengan bahan volume kendaraan sangat kecil atau populasi
tambahan jat pengemulsi (emulsifier) penduduk yang dilayani masih sangat rendah.
sehingga partikel aspal cukup stabil berada
dalam air. Fungsi Aspal Pada Perkerasan Jalan
Pertimbangan tipe perkerasan yang Beton Aspal.
dipilih terkait dengan ketersediaan dana, Fungsi aspal pada perkerasan
biaya pemeliharaan, volume lalu lintas yang beraspal adalah sebagai bahan pengikat agar
dilayani, serta kecepatan pembangunan agar agregat tidak lepas dan tidak mudah terabrasi
lalulintas tidak terlalu lama terganggu oleh akibat lalulintas. Selain itu aspal jugaa
pelaksanaan proyek. Adapun jenis perkerasan berfungsi sebagai lapis kedap yang
berdasarkan bahan pengikat terdiri dari melindungi agregat dan material lain
beberapa tipe. dibawahnya dari pengaruh air. Agar aspal
dapat berfungsi seperti yang diharapkan
Perkerasan Lentur (flexible pavement) maka secara umum aspal pada perkerasan
Perkerasan lentur (flexible jalan harus memiliki karakteristik sebagai
pavemen) atau perkerasan aspal (aspal berkut :
pavement), umumnya terdiri dari lapis a. Aspal homogen atau tidak
permukaan aspal yang berada diatas lapis terlalu bervarisasi
pondasi dan lapis pondasi bawah granuler b. Aspal tidak peka terhadap
yang dihamparkan diatas tanah dasar. perubahan suhu dilapangan.
c. Aspal harus memberikan
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) lapisan yang elastis atau tidak
Perkerasan kaku (rigid pavement) getas sehingga perkerasan tidak
atau perkerasan beton (concrete pavement) mudah retak.
banyak digunakan untuk jalan – jalan utama d. Aspal aman pada saat
dan bandara. Jika perkerasan lentur terdiri pengerjaan terutama dari
dari beberapa komponen pokok seperti lapis bahaya kebakaran
permukaan, lapis pondasi atas dan lapis e. Aspal tidak cepat rapuh atau
pondasi bawah, perkerasan kaku terdiri dari lapuk akibat penuaan.
tanah dasar, lapis pondasi bawah dan pelat f. Aspal mempunyai adhesi yang
beton semen Portland, dengan atau tanpa baik terhadap agregat yang
tulangan. Pada permukaan lapisan beton dilapisi.
kadang-kadang ditambahkan lapisan aspal. g. Aspal mudah dikerjakan
Perkerasan beton cocok digunakan pada jalan h. Aspal seusai dengan kondisi
raya yang melayani lalulintas tinggi/berat, daerah yang bersangkutan.
berkecepatan tinggi. i. Aspal harus dapat melapisi
agregat dan mengisi rongga
Perkerasan Komposit (Composite antara agregat sehingga
Pavement) perkerasan cukup kedap dalam
Perkerasan komposit adalah air.
perkerasan gabungan antara perkerasan beton j. Aspal memiliki kinerja yang
semen portland dan perkerasan aspal (aspal baik terhadap campuran
concrete, AC) yang berada diatas perkerasan beraspal.
beton semen Portland atau lapis pondasi yang
dirawat. Lapis pondasi yang dirawat dapat Jenis Jenis Aspal
terdiri dari lapis pondasi dirawat aspal (aspal Terdapat beberapa jenis aspal yang
treated base, ATB) atau lapis pondasi dirawat dalam perkerasan memiliki kelebihan dan
semen (cement treated base, CTB). kekuranganya masing-masing.

Jalan Tak Diperkeras (Unpaved Road) Aspal


Jalan tak diperkeras (unpaved road) Definisi aspal : adalah campuran
adalah jalan dengan perkerasan sederhana, yang terdiri dari bitumen dan mineral.
yaitu permukaan jalan hanya berupa lapisan Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat
granuler (kerikil) yang dihamparkan diatas hingga hitam, berbentuk keras hingga cair,
tanah dasar. Jalan yang tidak diperkeras mempunyai sifat lekat baik, leleh dalam CS2

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 184
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

dan CCl4 dan mempunyai sifat lemak dan Aspal keras/panas adalah aspal yang
tidak larut dalam air. Secara garis besar aspal digunakan dalam keadaan panas dan cair
dapat dibedakan atas aspal alam dan aspal pada suhu ruang berbentuk padat. Aspal
buatan. Aspal alam adalah aspal yang keras pada suhu ruang 250 – 300 °C, aspal
terbentuk melalui proses geologi sejak ribuan dibedakan berdasarkan penetrasi (tingkat
atau bahkan jutaan tahun yang lalu, yaitu kekerasannya) aspal keras yang biasa
kerak bumi yang terdorong muncul ke digunakan :
permukaan menyusup diantara batuan yang  AC Pen 40/50 yaitu aspal keras
porous, terdapat dua jenis aspal alam yaitu dengan penetrasi antara 40 – 50
aspal alam danau dan aspal alam batuan  AC Pen 60/70 yaitu aspal keras
(rock asphalt). Sedangkan aspal buatan dengan penetrasi antara 60 – 70
adalah aspal yang diperoleh dari hasil  AC Pen 80/100 yaitu aspal
penyulingan minyak bumi dan tar, dimana keras dengan penetrasi antara
aspal buatan ini dapat dipilah lagi menjadi 80 – 100
aspal keras (aspal minyak), aspal cair cutback  AC Pen 200/300 yaitu aspal
dan aspal emulsi. keras dengan penetrasi antara
Aspal adalah material utama pada 200-300
konstruksi lapis perkerasan lentur (flexible Aspal dengan penetrasi rendah
pavement), jalan raya, yang berfungsi digunakan untuk cuaca panas, volume
sebagai campuran bahan pengikat agregat lalulintas yang tinggi. Aspal dengan penetrasi
karena mempunyai daya lekat yang kuat, tinggi digunakan untuk daerah dengan cuaca
mempunyai sifat adhesife, kedap air dan dingin dan lalulintas rendah. Di Indonesia
mudah dikerjakan. Aspal yang digunakan umumnya digunakan aspal keras dengan
untuk material jalan terdiri dari penetrasi 60-70 dan 80-100.
1. Aspal Buatan.
2. Aspal Alam.
Aspal Alam
Jika dibandingkan dengan deposit
Aspal Buatan aspal alam di negara lain, Indonesia memiliki
Aspal Buatan adalah aspal yang deposit aspal alam terbesar di dunia. Di
berasal dari minyak bumi disedot keluar, Indonesia, aspal alam baru di eksplorasi dan
ditempatkan dalam tanki lapangan, kemudian sebagian kecil sudah dieksploitasi, terdeposit
dialirkan ke gardu pompa untuk selanjutnya di Pulau Buton Sulawesi Tenggara yang
dipompa ke dalam tangki pengilangan dikenal dengan asbuton (aspal batu buton).
Setelah bejana pipa dan bejana lain dengan Pulau Buton di Sulawesi dikenal
pemanasan pada suhu tertentu dalam proses banyak mengandung Aspal Alam (Asbuton)
yang kemudian dihasilkan destilat ringan, sejak zaman Belanda, yang dikenal dengan
destilat sedang, destilat berat dan destilat Butas (Buton Asphalt). Cadangan Asbuton
residu, dari destilat-destilat ini dalam suatu yang sekitar 600 juta ton, merupakan
prosesing dihasilkan : Bensin, pelarut ringan cadangan aspal terbesar nomor satu di dunia,
Minyak tanah, minyak bakar ringan Minyak bila dibandingkan dengan negara-negara lain
diesel Minyak pelumas. seperti Venezuela (Trinidad Lake
Dari bahan residu dihasilkan Asphalt/TLA), Canada (Oil Sand), Perancis
minyak bakar residu. Bahan residu setelah dan Mesir.
diproses lagi dihasilkan : aspal padat, semen Aspal atau bitumen adalah suatu
aspal dengan penetrasi tertentu Dari aspal cairan kental yang merupakan senyawa
residu akan dihasilkan bahan aspal cair, hidrokarbon dengan sedikit mengandung
dialirkan ke instalasi emulsi dihasilkan aspal sulfur, oksigen, dan kalor. Aspal sebagai
emulsi. Aspal minyak atau juga dikenal bahan pengikat dalam perkerasan lentur
sebagai aspal buatan merupakan hasil mempunyai sifat viskoelastis.
destilasio minyak bumi berdasarkan jenis Aspal akan bersifat padat pada suhu
bahan dasarnya Jenis-jenis produk aspal ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal
minyak : merupakan bahan yang sangat kompleks dan
a. Bahan dasar dominan aspaltic secara kimia belum dikarakterisasi dengan
b. Bahan dasar dominan paraffin. baik. Kandungan utama aspal adalah
c. Bahan dasar campuran aspaltic senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik
dan paraffin. dan aromatic yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul. Atom-atom selain

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 185
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

hidrogen dan karbon yang juga menyusun Buton Granular Asphalt (BGA)
aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan adalah produk aspal alam yang
beberapa atom lain. Secara kuantitatif, siap pakai dengan mutu yang
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, terjaga serta telah diproses
10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya sedemikian rupa sehingga
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik bitumennya keluar ke
besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa permukaan butiran. BGA
ini sering dikelaskan atas aspalten (yang tersedia dalam kemasan karung
massa molekulnya kecil) dan malten (yang plastik @ 50kg. BGA dengan
massa molekulnya besar). Biasanya aspal kantong jumbo ukuran 1 - 2 ton
mengandung 5 sampai 25% aspalten. juga tersedia atas permintaan
Sebagian besar senyawa di aspal adalah khusus. BGA mengandung (+-)
senyawa polar. Adapun jenis jenis produk 25% bitumen dan berbentuk
Asbuton adalah sebagai berikut : butiran halus dengan ukuran
a. Buton Granular Asphalt (BGA) maksimal 2,36 mm (lolos
saringan No.8).

Gambar. 2.2 Bahan Baku BGA

Gambar. 2.3 BGA Type 15/25

b. Lawele Granular Aspal (LGA) campuran beraspal dan dapat digunakan


LGA adalah salah satu jenis produk sebagai substitusi untuk mengurangi
dari Asbuton Lawele Granular, LGA pemakaian aspal minyak dalam Campuran
digunakan sebagai Asphalt Additive untuk Panas (Hotmix), Campuran Dingin
memperbaiki karateristik / sifat-sifat (Coldmix) dan Lapen Macadam (LPMAL).

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 186
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

Gambar. 2.4 Bahan Baku LGA

Gambar. 2.5 LGA

c. Asbuton Modified kurang peka terhadap temperature. Analisis


Asbuton yang memodifikasi aspal juga berhasil menunjukkan bahwa
minyak (Asbuton Pre Blending/Semi penambahan Retona sebesar 15%
Ekstraksi) merupakan gabungan antara memberikan nilai stabilitas yang lebih tinggi
Asbuton butir hasilrefine/pemurnian Asbuton dibandingkan dengan campuran tanpa
dengan kadar bitumen 60% sampai 90% Retona. Penelitian ini juga
dengan aspal minyak pen 60 dalam dapat menunjukkan bahwa Retonadapat
komposisi tertentu. Asbuton jenis ini dapat meningkatkan kuat tarik campuran beton
dikatakan sebagai aspal minyak yang aspal.
dimodifikasi, sehingga dalam campuran e. Asbuton Hasil Ekstraksi
dapat langsung digunakan untuk dicampur Asbuton jenis ini merupakan
dengan agregat. bitumen murni hasil ekstraksi asbuton
d. Retona (Refined Buton Asphalt) menggunakan beberapa cara, antara lain
Retona (Refined Buton Asphalt) dengan bahan pelarut atau cara lain seperti
merupakan hasil produksi ekstraksi aspal menggunakan teknologi air panas. Asbuton
alam dari Pulau Buton. Beberapa studi murni hasil ekstraksi dapat digunakan
terdahulu menunjukkan bahwa Retona dapat langsung sebagai pengganti aspal keras atau
memperbaiki kinerja campuran beraspal. sebagai bahan aditif yang akan memperbaiki
Penelitian ini mengevaluasi pengaruh Retona karakteristik aspal keras. Mineral asbuton
terhadap kepekaan temperatur aspal dan merupakan limbah dari proses ekstraksi.
karakteristik campuran beton aspal. Hasil Selain dapat dimanfaatkan sebagai filter
penelitian menunjukkan bahwa Retona dapat juga digunakna sebagai bahan
dapat menurunkan nilai VTS dan stabilisasi tanah.
meningkatkan nilai PI dari aspal, yang berarti
bahwa Retona dapat membuat aspal menjadi

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 187
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

Hasil Pengujian Material Zone) dan berada di dalam batas-batas titik


Hasil pengujian material gradasi control (control point).
agregat gabungan tersebut merupakan Campuran beraspal panas dengan
gradasi gabungan antara agregat kasar, halus asbuton olahan terdiri dari agregat, filler dan
dan mineral asbuton. Gradasi campuran aspal dengan atau tanpa asbuton butir. Bila
beraspal panas dengan asbuton olahan harus diperlukan, aditif dapat ditambahkan untuk
berada di luar Daerah Larangan (Restriction menghasilkan sifat-sifat khusus.

No.200 No.50 No.8 No.4 3/8 " 1/2" 3/4"


100
90
80
Persen lolos 70
60 Grad. Rencana
50
40 Spesifikasi
30
20
10
0
0,01 0,1 1 10
Nomor saringan

Gambar. 4.1 Spesifikasi Gradasi Aggregat

Pemeriksaan Karakteristik Aspal


Pemeriksaan Karakteristik Aspal Karakteristik Aspal Minyak
sangat diperlukaan guna mengetahui sifat Sifat-sifat fisik aspal minyak adalah
fisik dan sifat kimia bitumen. Dalam diperlihatkan pada table berikut
pengujian ini menggunakan referensi data
yang sudah ada baik pada aspal minyak
maupun aspal buton.

Tabel Sifat – Sifat Fisik Aspal Minyak

Karakteristik Asbuton Hasil pengujian fisik dan analisis


Seperti telah diketahui, di dalam kimia dari mineral dan bitumen Asbuton
Asbuton terdapat dua unsur utama, yaitu hasil ekstraksi, dari deposit di lokasi
aspal (bitumen) dan mineral. Didalam Kabungka dan Lawele diperlihatkan pada
pemanfaatannya untuk pekerjaan peraspalan, Tabel 4.2.2.a dan Tabel 4.2.2.b. (Sumber:
kedua unsur tersebut akan sangat dominan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
mempengaruhi kinerja dari campuran Jenderal Bina Marga Pemanfaatan Asbuton
beraspal yang direncanakan. Buku 1 Umum).

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 188
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

Tabel Sifat – Sifat Fisik Aspal Buton

Tabel Sifat – Sifat Kimia Aspal Buton

Tabel Komposisi Kimia – Mineral Asbuton

3. KESIMPULAN DAN SARAN Stabiltas Marshall yang Memenuhi


Kesimpulan Syarat Spesifikasi Teknis akan
tetapi Pada campuran dengan Bahan
Dari pengolahan data dan analisa Pengikat Asbuton Lawele Granular
yang dilakukan pada BAB IV dapat diambil memiliki kekurangan yaitu indeks
kesimpulan sebagai berikut : plastis (flow) yang lebih tinggi,
Rongga dalam Campuran yang
a. Perbandingan Penggunaan Aspal Melebihi Batasan Spesifikasi, dan
Minyak dan Aspal Buton Jenis Bitument pada Asbuton Lawele
Lawele Granular Pada Campuran Granular yang daya Lekat Kurang
AC – BC (Aspal Concrete Base Terhadap Agregat .
Coarse) menggunakan Metode b. Dari Hasil Penelitian ini Penulis
Marshall Test menghasilkan Menyimpulkan Bahwa Penggunaan

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 189
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2

bahan Pengikat Asbuton Jenis Penyelidikan Tanah, Yogyakarta:


Lawele 25% yang tertahan di Gadjah Mada Universit Press.
saringan No. 8 dari total berat jenis
campuran AC – BC hanya bias Ir. H. Roestanto Wahidi D., MM 2013. Potret
digunakan untuk jalan lingkungan Pembangunan Infrastruktur Jalan
permukiman atau jalan dengan MST dan Jembatan di Indonesia, Bogor:
kurang dari 3 Ton. Kekal Press.
c. Penulis Menyimpulkan Penggunaan
Aspal Minyak Sangatlah dibutuhkan Kementrian PU dan PERA, 2014 Spesifikasi
untuk Jalan dengan MST Lebih Dari Umum 2010 (Revisi 3), Kementrian
10 Ton Akan tetapi untuk Efisiensi PU dan PERA Direktorat Jenderal
Biaya untuk Jalan Lingkungan dan Bina Marhga.
Perumahan Sangat Cocok untuk
Laboratorium Transportasi dan Bahan
Menggunakan Campuran
Perkerasan Jalan Raya. 2006.
Menggunakan Asbuton Lawele
Perkerasan Jalan Raya. Padang:
sebagai Bahan Tambah.
Kampus Limau Manis - Padang.
Saran Mohamad Aqif , 2012. Optimasi Kadar
Aspal Beton AC 60/70 Terhadap
Beberapa saran yang perlu
Karakteristik Marshall Pada
dipertimbangakan untuk mengatasi
Lalulintas Berat Menggunakan
permasalahan pemenuhan kebutuhan Aspal
Material Lokal Bantak, Fakultas
Minyak adalah :
Teknik Universitas Negeri
a. Untuk Efisiensi Biaya penggunaan Yogyakarta: Skripsi Mohamad Aqif.
Aspal minyak Pada Pekerjaan Jalan
Pusat Litbang Prasarana Transportasi
Lingkungan dan Perwatannya dapat
Departemen Permukiman dan
digunakan Asbuton Lawele Sebagai
Prasarana Wilayah , 2002. Asbuton
bahan Pengkat Pada Campuran
Campuran Panas.
Beraspal.
b. Proporsi Campuran Harus Sesuai Sukirman, 2003. Beton Aspal Campuran
dengan Karaktersitik Agregat yang Panas. Jakarta: Granit.
Akan dipergunakan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen PU, 2006. Pemanfaatan Asbuton


Buku 1 Umum,Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga

Departemen PU, 2006. Pemanfaatan Asbuton


Buku 3 Umum,Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga

Departemen PU, 2006. Pemanfaatan Asbuton

Buku 4 Umum,Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jenderal Bina Marga

Hary Christady Hardiyatmo, 2007.


Pemeliharaan Jalan Raya,
Yogyakarta: Gadjah Mada Universit
Press.

Hary Christady Hardiyatmo, 2011.


Perencanaan Perkerasan Jalan &

[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 190

Anda mungkin juga menyukai