Fahrul Al-Amri
Mahasiswa Teknil Sipil
STITEK Bina Taruna Gorontalo
INDONESIA
bukustitek@yahoo.com
ABSTRAK
Campuran beraspal merupakan bagian perkerasan lentur yang terletak dibagian atas atau
diatas lapis poondasi. Karena letaknya diatas maka campuran beraspal harus tahan terhadap
pengausan akibat beban roda kendaraan dan pengaruh lingkungan (panas matahari dan air hujan).
Disamping itu, campuran aspal dituntut untuk memiliki kekuatan yang baik sehingga dapat
mengeliminasi tegangan vertical.
Campuran Aspal Concrete Base Coarse (AC-BC) merupakan bagian dari perkerasan
lentur yang berfungsi sebagai lapis pondasi. Pada Penelitian ini di lakukan pengujian perbandingan
penggunaan aspal minyak dengan aspal buton dengan menggunakan method karakteristik marshall
mulai dari kepadatan, rongga dalam campuran, rongga dalam agregat, rongga terisi aspal, stabilitas
marshall, stabilitas flow dan hasil bagi marshall sehingga akan diperoleh karekteristik sesuai
dengan spesifikasi teknik 2010.
Dari hasil studi perbandingan campuran ac-bc, penggunaan aspal minyak, aspal buton
dengan variasi kadar aspal minyak, maka diperoleh campuran yang provorsional yaitu, campuran
ac-bc dengan menggunakan aspal buton 25% dari berat agregat dan campuran ac-bc dengan kadar
apal minyak 5,0 %, memiliki grafik stabilitas yang hamper sama akan tetapi pada campuran
tambahan lawele memiliki stabilitas flow yang relativ tinggi. Sehingga penulis menyimpulkan
penggunaan tambahan asbuton memiliki keunggulan dipergunakan untuk konstruksi jalan
lingkungan dan untuk pekerjaan pemeliharaan jalan lingkungan sehingga perlu dikembangkan oleh
instansi pemerintah maupun swasta guna perkembangan jaringan transportasi di provinsi gorontalo
pada khususnya dan Negara Indonesia pada umumnya.
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 181
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
peringkat 105 di tahun 2008, peringkat 95 di Jenis-jenis asbuton yang telah diproduksi,
tahun 2009, peringkat 84 ditahun 2010 dan baik secara fabrikasi maupun secara manual
peringkat 83 ditahun 2011. Jadi pada tahun-tahun belakangan ini adalah
pembangunan infrastuktur merupakan Asbuton butir atau mastic Asbuton, Aspal
tantangan besar yang harus kita pikirkan yang dimodifikasi dengan Asbuton dan
secara terus menerus, kemudian berusaha Bitumen Asbuton hasil ekstraksi yang
untuk memperluas jaringan jalan raya dan dimodifikasi.
memperbaiki kondisi jalan yang ada, yaitu
jalan raya yang, mengalami kerusakan pada Struktur perkerasan jalan terdiri dari
badan jalan dan pelebaran badan jalan. beberapa lapis material yang diletakan pada
tanah dasar. Komponen lapisan, terdiri dari
Jalan umum menurut fungsinya dalam beberapa macam bahan granuler yang
Undang-Undang tentang Jalan No. 38 Tahun memberikan sokongan penting dari kapasitas
2004 dapat dikelompokan kedalam jalan structural system perkerasan, khususnya
arteri, jalan kolektor, dan jalan lingkungan. perkerasan lentur. Komponen material yang
Jalan Arteri adalah jalan umum yang berkualitas tinggi diletakan dibagian atas,
berfungsi melayani angkutan umum dengan semakin ke bawah kualitas material semakin
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata berkurang. Hal ini, karena tegangan akibat
tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi beban roda lalu lintas, disebarkan semakin
secara berdaya guna. Jalan Kolektor mengecil.
merupakan jalan umum yang berfungsi Perkerasan Jalan dibuat dari berbagai
melayani angkutan pengumpul atau pembagi macam material alam. Pemilihan material
dengan cirri perjalanan jarak sedang, harus didasarkan pada beberapa
kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan pertimbangan, seperti : persyaratan struktur
masuk dibatasi. Jalan Lokal merupakan jalan perkerasan, ekonomis, keawetan, kemudahan
umum yang berfungsi melayani angkutan dikerjakan dan pengalaman setempat.
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat Material untuk perkerasan lentur dan kaku,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan meliputi : material granuler atau agregat
masuk tidak dibatasi. Sedangkan jalan batuan, aspal beton, dan tulangan. Agregat
lingkungan, merupakan jalan umum yang merupakan bahan utama struktur pekerjaan
berfunsi melayani angkutan dengan ciri jalan. Agregat adalah sekumpulan butiran
perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,
rencah. berupa material alam atau buatan. System
perkerasan jalan umumnya mengandung 90 –
Aspal ialah bahan hidro karbon yang 95% agregat atau berdasarkan persen berat
bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam atau70-75% persen volume.
kecoklatan, tahan terhadap air, Dalam Perkerasan (Surface Course)
dan visoelastis. Aspal sering juga terdiri dari lapis aus (Wearing Course) dan
disebut bitumen merupakan bahan pengikat lapis pengikat (Binder Course). Lapis aus
pada campuran beraspal yang dimanfaatkan harus mempunyai keawetan, kedap air, dan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan kekesatan. Karena itu, lapisan ini harus
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal disusun dari campuran beraspal panas (Hot
buton) atau aspal minyak (aspal yang berasal Mix) bergradasi padat.
dari minyak bumi). Berdasarkan Jalan raya sebagai salah satu sarana
konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan transportasi darat, kegunaannya dirasakan
menjadi aspal cair, dan aspal padat. semakin penting untuk menunjang
peningkatan perekonomian, informasi, sosial,
Asbuton adalah aspal alam yang terdapat budaya dan ketahanan nasional.
di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang Pembangunan jalan yang dilaksanakan pada
selanjutnya dikenal dengan istilah Asbuton. masa sekarang dihadapkan pada
Asbuton atau Aspal batu Buton ini pada penyempurnaan kualitas dan penghematan
umumnya berbentuk padat yang terbentuk biaya pembangunan. Perkembangan
secara alami akibat proses geologi. Proses penelitian tentang bahan konstruksi
terbentuknya asbuton berasal dari minyak perkerasan jalan khususnya perkerasan lentur
bumi yang terdorong muncul ke permukaan (flexible pavement) diarahkan pada usaha
menyusup di antara batuan yang porous. pemanfaatan material setempat dan
disesuaikan dengan kondisi daerah dimana
konstruksi pengerasan akan dilaksanakan.
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 182
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 183
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
berbentuk cair yaitu aspal keras sebagai kadang-kadang berupa jalan yang terdiri dari
phasa padat yang berbentuk partikel-partikel tanah dasar (asli atau dimodifikasi) yang
kecil diemulsikan atau didispersikan di dalam dipadatkan. Jalan seperti ini digunakan bila
air sebagai phasa cair dengan bahan volume kendaraan sangat kecil atau populasi
tambahan jat pengemulsi (emulsifier) penduduk yang dilayani masih sangat rendah.
sehingga partikel aspal cukup stabil berada
dalam air. Fungsi Aspal Pada Perkerasan Jalan
Pertimbangan tipe perkerasan yang Beton Aspal.
dipilih terkait dengan ketersediaan dana, Fungsi aspal pada perkerasan
biaya pemeliharaan, volume lalu lintas yang beraspal adalah sebagai bahan pengikat agar
dilayani, serta kecepatan pembangunan agar agregat tidak lepas dan tidak mudah terabrasi
lalulintas tidak terlalu lama terganggu oleh akibat lalulintas. Selain itu aspal jugaa
pelaksanaan proyek. Adapun jenis perkerasan berfungsi sebagai lapis kedap yang
berdasarkan bahan pengikat terdiri dari melindungi agregat dan material lain
beberapa tipe. dibawahnya dari pengaruh air. Agar aspal
dapat berfungsi seperti yang diharapkan
Perkerasan Lentur (flexible pavement) maka secara umum aspal pada perkerasan
Perkerasan lentur (flexible jalan harus memiliki karakteristik sebagai
pavemen) atau perkerasan aspal (aspal berkut :
pavement), umumnya terdiri dari lapis a. Aspal homogen atau tidak
permukaan aspal yang berada diatas lapis terlalu bervarisasi
pondasi dan lapis pondasi bawah granuler b. Aspal tidak peka terhadap
yang dihamparkan diatas tanah dasar. perubahan suhu dilapangan.
c. Aspal harus memberikan
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) lapisan yang elastis atau tidak
Perkerasan kaku (rigid pavement) getas sehingga perkerasan tidak
atau perkerasan beton (concrete pavement) mudah retak.
banyak digunakan untuk jalan – jalan utama d. Aspal aman pada saat
dan bandara. Jika perkerasan lentur terdiri pengerjaan terutama dari
dari beberapa komponen pokok seperti lapis bahaya kebakaran
permukaan, lapis pondasi atas dan lapis e. Aspal tidak cepat rapuh atau
pondasi bawah, perkerasan kaku terdiri dari lapuk akibat penuaan.
tanah dasar, lapis pondasi bawah dan pelat f. Aspal mempunyai adhesi yang
beton semen Portland, dengan atau tanpa baik terhadap agregat yang
tulangan. Pada permukaan lapisan beton dilapisi.
kadang-kadang ditambahkan lapisan aspal. g. Aspal mudah dikerjakan
Perkerasan beton cocok digunakan pada jalan h. Aspal seusai dengan kondisi
raya yang melayani lalulintas tinggi/berat, daerah yang bersangkutan.
berkecepatan tinggi. i. Aspal harus dapat melapisi
agregat dan mengisi rongga
Perkerasan Komposit (Composite antara agregat sehingga
Pavement) perkerasan cukup kedap dalam
Perkerasan komposit adalah air.
perkerasan gabungan antara perkerasan beton j. Aspal memiliki kinerja yang
semen portland dan perkerasan aspal (aspal baik terhadap campuran
concrete, AC) yang berada diatas perkerasan beraspal.
beton semen Portland atau lapis pondasi yang
dirawat. Lapis pondasi yang dirawat dapat Jenis Jenis Aspal
terdiri dari lapis pondasi dirawat aspal (aspal Terdapat beberapa jenis aspal yang
treated base, ATB) atau lapis pondasi dirawat dalam perkerasan memiliki kelebihan dan
semen (cement treated base, CTB). kekuranganya masing-masing.
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 184
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
dan CCl4 dan mempunyai sifat lemak dan Aspal keras/panas adalah aspal yang
tidak larut dalam air. Secara garis besar aspal digunakan dalam keadaan panas dan cair
dapat dibedakan atas aspal alam dan aspal pada suhu ruang berbentuk padat. Aspal
buatan. Aspal alam adalah aspal yang keras pada suhu ruang 250 – 300 °C, aspal
terbentuk melalui proses geologi sejak ribuan dibedakan berdasarkan penetrasi (tingkat
atau bahkan jutaan tahun yang lalu, yaitu kekerasannya) aspal keras yang biasa
kerak bumi yang terdorong muncul ke digunakan :
permukaan menyusup diantara batuan yang AC Pen 40/50 yaitu aspal keras
porous, terdapat dua jenis aspal alam yaitu dengan penetrasi antara 40 – 50
aspal alam danau dan aspal alam batuan AC Pen 60/70 yaitu aspal keras
(rock asphalt). Sedangkan aspal buatan dengan penetrasi antara 60 – 70
adalah aspal yang diperoleh dari hasil AC Pen 80/100 yaitu aspal
penyulingan minyak bumi dan tar, dimana keras dengan penetrasi antara
aspal buatan ini dapat dipilah lagi menjadi 80 – 100
aspal keras (aspal minyak), aspal cair cutback AC Pen 200/300 yaitu aspal
dan aspal emulsi. keras dengan penetrasi antara
Aspal adalah material utama pada 200-300
konstruksi lapis perkerasan lentur (flexible Aspal dengan penetrasi rendah
pavement), jalan raya, yang berfungsi digunakan untuk cuaca panas, volume
sebagai campuran bahan pengikat agregat lalulintas yang tinggi. Aspal dengan penetrasi
karena mempunyai daya lekat yang kuat, tinggi digunakan untuk daerah dengan cuaca
mempunyai sifat adhesife, kedap air dan dingin dan lalulintas rendah. Di Indonesia
mudah dikerjakan. Aspal yang digunakan umumnya digunakan aspal keras dengan
untuk material jalan terdiri dari penetrasi 60-70 dan 80-100.
1. Aspal Buatan.
2. Aspal Alam.
Aspal Alam
Jika dibandingkan dengan deposit
Aspal Buatan aspal alam di negara lain, Indonesia memiliki
Aspal Buatan adalah aspal yang deposit aspal alam terbesar di dunia. Di
berasal dari minyak bumi disedot keluar, Indonesia, aspal alam baru di eksplorasi dan
ditempatkan dalam tanki lapangan, kemudian sebagian kecil sudah dieksploitasi, terdeposit
dialirkan ke gardu pompa untuk selanjutnya di Pulau Buton Sulawesi Tenggara yang
dipompa ke dalam tangki pengilangan dikenal dengan asbuton (aspal batu buton).
Setelah bejana pipa dan bejana lain dengan Pulau Buton di Sulawesi dikenal
pemanasan pada suhu tertentu dalam proses banyak mengandung Aspal Alam (Asbuton)
yang kemudian dihasilkan destilat ringan, sejak zaman Belanda, yang dikenal dengan
destilat sedang, destilat berat dan destilat Butas (Buton Asphalt). Cadangan Asbuton
residu, dari destilat-destilat ini dalam suatu yang sekitar 600 juta ton, merupakan
prosesing dihasilkan : Bensin, pelarut ringan cadangan aspal terbesar nomor satu di dunia,
Minyak tanah, minyak bakar ringan Minyak bila dibandingkan dengan negara-negara lain
diesel Minyak pelumas. seperti Venezuela (Trinidad Lake
Dari bahan residu dihasilkan Asphalt/TLA), Canada (Oil Sand), Perancis
minyak bakar residu. Bahan residu setelah dan Mesir.
diproses lagi dihasilkan : aspal padat, semen Aspal atau bitumen adalah suatu
aspal dengan penetrasi tertentu Dari aspal cairan kental yang merupakan senyawa
residu akan dihasilkan bahan aspal cair, hidrokarbon dengan sedikit mengandung
dialirkan ke instalasi emulsi dihasilkan aspal sulfur, oksigen, dan kalor. Aspal sebagai
emulsi. Aspal minyak atau juga dikenal bahan pengikat dalam perkerasan lentur
sebagai aspal buatan merupakan hasil mempunyai sifat viskoelastis.
destilasio minyak bumi berdasarkan jenis Aspal akan bersifat padat pada suhu
bahan dasarnya Jenis-jenis produk aspal ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal
minyak : merupakan bahan yang sangat kompleks dan
a. Bahan dasar dominan aspaltic secara kimia belum dikarakterisasi dengan
b. Bahan dasar dominan paraffin. baik. Kandungan utama aspal adalah
c. Bahan dasar campuran aspaltic senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik
dan paraffin. dan aromatic yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 185
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
hidrogen dan karbon yang juga menyusun Buton Granular Asphalt (BGA)
aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan adalah produk aspal alam yang
beberapa atom lain. Secara kuantitatif, siap pakai dengan mutu yang
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, terjaga serta telah diproses
10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya sedemikian rupa sehingga
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik bitumennya keluar ke
besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa permukaan butiran. BGA
ini sering dikelaskan atas aspalten (yang tersedia dalam kemasan karung
massa molekulnya kecil) dan malten (yang plastik @ 50kg. BGA dengan
massa molekulnya besar). Biasanya aspal kantong jumbo ukuran 1 - 2 ton
mengandung 5 sampai 25% aspalten. juga tersedia atas permintaan
Sebagian besar senyawa di aspal adalah khusus. BGA mengandung (+-)
senyawa polar. Adapun jenis jenis produk 25% bitumen dan berbentuk
Asbuton adalah sebagai berikut : butiran halus dengan ukuran
a. Buton Granular Asphalt (BGA) maksimal 2,36 mm (lolos
saringan No.8).
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 186
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 187
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 188
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 189
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 2
DAFTAR PUSTAKA
[Studi Perbandingan Perbandingan Penggunaan Aspal Minyak ... ; Fahrul Alamri] 190