Disusun Oleh :
Abdul Rohman Fauzi
2020731150022
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Makalah ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Teknologi Pemanfaatan ASBUTON sebagai bahan
perkersan Jalan” itu sangat berarti untuk perkembangan pembutan perkerasaan jalan,
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Teknologi Pemanfaatan
ASBUTON sebagai bahan perkersan Jalan. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….…..1
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………….……2
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….……2
1.2 Deskripsi Teknologi………………………………………………………………….……2
Bab II Pembahasan…………………………………………………………………….……...3
Bab III Penutup………………………………………………………………………….…….7
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………8
2
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi Asbuton terus dikembangkan baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik
penghamparan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR
diantaranya yakni campuran beraspal dengan Asbuton, Cold Paving Hot Mix Asbuton
(CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), Butur Seal, Cape Buton Seal dan
Asbuton Campuran Aspal Emulsi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Aspal Buton (Asbuton) adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang
terdapat di pulau Buton dan sekitarnya. Dengan jumlah deposit Asbuton yang mencapai 650
juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil aspal alam terbesar di dunia. Kadar
aspal yang terkandung dalam Asbuton bervariasi, antara 10-40%. Ini merupakan kadar aspal
yang cukup besar dibandingkan dengan kadar aspal alam negara-negara lain seperti Amerika
(12-15%) dan Prancis (6-10%). Namun, dengan potensi SDA yang begitu besarnya, Indonesia
masih belum bisa untuk mencukupi kebutuhan aspal dalam negeri. Ini disebabkan karena
Asbuton, sebagai bahan baku pembuatan konstruksi jalan, masih belum banyak digunakan.
Dari segi mutu, Asbuton dirasa masih kalah bersaing dengan aspal minyak. Kadar aspal
Asbuton yang bervariasi, mudah pecah, dan harganya yang lebih mahal menjadi alasan kenapa
Asbuton menjadi jarang dipakai.
Namun seiring dengan terus melonjaknya harga aspal minyak sejak 2002 lalu, maka
penggunaan Asbuton saat ini dinilai lebih murah dan efisien. Asbuton juga memiliki kelebihan,
yaitu titik lembeknya lebih tinggi dari aspal minyak dan ketahanan Asbuton yang cukup tinggi
terhadap panas, sehingga membuatnya tidak mudah meleleh. Sesuai dengan keluarnya
Peraturan Menteri PU No.35/2006, saat ini pemerintah juga bertekad untuk menggalakkan
penggunaan aspal buton (Asbuton) pada pekerjaan perbaikan, pembangunan dan peningkatan
jalan di 14 provinsi tahun ini.
Melihat potensi yang ada, maka saat ini dilakukan berbagai penelitian yang bertujuan
untuk bisa memaksimalkan penggunaan Asbuton di tanah air, khususnya penggunaan Asbuton
sebagai bahan baku perkerasan jalan.
Perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar. Lapis permukaan biasanya dibagi menjadi lapis aus dan lapis pengikat
yang diletakkan secara terpisah. Lapis pondasi dan lapis pondasi bawah juga dapat diletakkan
dalam bentuk komposit yang terdiri dari material-material yang berbeda, yaitu pondasi atas
(upper base) dan pondasi bawah (lower base), atau pondasi bawah bagian atas (upper subbase)
dan pondasi bawah bagian bawah (lower subbase).
Aspal Beton (AC) adalah campuran untuk perkerasan yang terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, bahan pengisi (filler) dan aspal dengan proporsi tertentu. Lapisan ini harus bersifat kedap
air, memiliki nilai struktural dan awet. Lapisan Aspal Beton (Asphalt Concrete) dapat dibagi
kedalam 3 macam campuran sesuai dengan fungsinya, yaitu (Sukirman,2003) :
1. Laston Lapis aus (Asphalt Concrete-Wearing Course, AC-WC)
4
Gambar 1. Konstruksi Lapisan Pondasi Atas (Base), Lapisan Pengikat (Binder Course) dan
Lapisan Permukaan (Wearing Course)
Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dalam persen terhadap berat
agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang diberikan dalam Tabel 1.
6
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi Pemaanfaatan Asbuton sebagai bahan perkersaan jalan sangan baik dan bagus untuk
kedepannya.khusunya bagi Indonesia.
7
Daftar Pustaka
http://elearning.litbang.pu.go.id/teknologi/tekonologi-asbuton-cphm
https://knpts.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/STUDI-EKSPERIMENTAL-
KARAKTERISTIK-MARSHALL-CAMPURAN-AC-BC-MENGGUNAKAN-ASBUTON-
MODIFIKASI-TIPE-RETONA-BLEND-55-SEBAGAI-BAHAN-PENGIKAT.pdf