Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KULIAH

MAKALAH REKAYASA ASPAL

ADE DARMA SAPUTRA


F1D113024

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2020
1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perubahan zaman di Indonesia berlangsung sejak Indonesia merdeka.
Pembangunan ekonomi serta pembangunan fisik dan non fisik terus dilakukan demi
mencapai kesejahteraan bersama. Perbaikkan fasilitas umum terus menerus
ditingkatkan supaya masyarakat Indonesia lebih mudah menjalankan aktivitasnya.
Tidak hanya di daerah - daerah perkotaan saja, bahkan fasilitas umum serta
infrastruktur juga digalakkan hingga ke daerah – daerah tertinggal supaya masyarakat
yang berada di daerah tertinggal juga bisa merasakan fasilitas atau kemudahan dari
pemerintah.
Salah satu wujud pembangunan itu adalah pembangunan jalan. Jalan
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi siapa saja guna melakukan berbagai
kegiatannya. Jalan merupakan akses utama untuk menghubungkan satu daerah dengan
daerah lain. Daerah tanpa di fasilitasi oleh sebuah jalan bagaikan daerha yang mati
tanpa kehidupan karena kesulitan untuk dapat berkomunikasi. Pembangunan jalan di
Indonesia membutuhkan bahan yang disebut aspal, aspal merupakan merupakan suatu
bahan tambang karena didapat dari mengolah kandungan perut bumi, baik dari kerak
bumi maupun inti bumi.
Aspal merupakan bahan yang digunakkan dalam pembuatan jalan karena
sifatnya yang kuat dan mudah untuk dipasang melapisi jalan. Aspal juga memiliki
sifat yang tahan lama meskipun terkadang harus dilapisi setiap beberapa bulan, karena
yang melintas jalan adalah kendaraan yang besar dan berat maka hal itulah yang
membuat aspal sering rusak. Namun dalam pengaplikasiannya tambang aspal dan
pengolahannya masih belum baik di Indonesia. Meskipun di Indonesia beberapa
daerah terdapat aspal penggunaan aspal di Indonesia yang dapat ditutupi hanya 25%
untuk kebutuhan dalam negara yang dapat dipenuhi, sedangkan 75% aspal harus
diimpor dari singapura.
Hingga tahun 2019 Indonesia sudah mengeluarkan US$ 700/ tahun untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri akan aspal. Maka dari itu didalam makalah ini
penulis akan membahas sedikit tentang aspal dengan judul makalah “Rekayasa
Aspal”. Bagaimana keterdapatan diIndonesia dan kegunaannya dalam proses
pengaspalan jalan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana ganesa Aspal di alam ?
2. Keterdapatan Aspal di dunia dan Indonesia ?
3. Apa kegunaan atau pemanfaatan Aspal di Indonesia ?
4. Bagaimana cara pengolahan/proses sampai menjadi produk komersil ?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembahasan di makalah ini untuk rekayasa aspal adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana ganesa pembentukkan aspal yang ada di alam.
2. Mengetahui keterdapatan aspal yang ada di Indonesia dan Dunia.
3. Mengetahui kegunaan serta pemanafaatan aspal di Indonesia.
4. Mengetahui cara pengolahan dan proses aspal hingga menjadi produk
komersil.
2. ISI MAKALAH
2.1. Ganesa Aspal
Aspal atau bitumen merupakan suatu cairan kental yang terdiri dari senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen dan klor. Rasio persentase
antara komponen bervariasi sehubungan dengan asal – usul minyak mentah dan metode
destilasi yang digunakan. Bahkan aspal sudah dikenal sebelum awal eksploitasi ladang
minyak sebagai produk asal alam, yang disebut dalam hal ini adalah aspal asli. Proses
terbentuknya aspal atau bitumen terbagi 3 yaitu aspal alam dan aspal minyak.
1. Aspal Alam
Aspal alam terbentuk perlahan – lahan dari fraksionasi alami minyak bumi di
dekat minyak bumi, aspal alam terdapat di alam biasanya dalam bentuk batuan
sehingga biasa disebut batuan aspal. Aspal alam disebabkan adanya pengaruh
tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula terkandung dalam batuan
induk kemudian bermigrasi melalui dasar dan mengimpregnasi batuan
sekitarnya, yaitu batuan gamping dan batupasir. Material aspal membentuk
suatu danau yang mengisi pori – pori, celah batuan atau deposit yang
mengandung campuran aspal alam dan bahan mineral dalam berbagai porsi
2. Aspal Buatan
Sumber aspal ini berasla dari kilang minyak (refinery bitumen), aspal yang
dihasilkan dari industri kilang minyak mentah (crude oil) dikenal sebagai
residual bitumen, straight bitumen atau steam refined bitumen. Istilah refinery
bitumen merupakan nama yang tepat dan umum digunakan. Aspal yang
dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi minyak
bumi dengan proses penyulingan ini dilakukan pada pemanasan hingga suhu
350oC di bawah tekanan atmosfer untuk memisahkan fraksi fraksi minyak
seperti gasoline (bensin), kerosene (minyak tanah) dan oli.
3. Aspal Polimer
Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dan modifikasi antara
polimer alam atau polimner sintesis dengan aspal. Modifikasi aspal polimer
(atau biasa disingkat dengan PMA) telah dikembangkan selama beberapa
dekade terakhir.
2.2. Keterdapatan Aspal di Dunia dan Indonesia
Keterdapatan aspal di dunia sangat banyak diantaranya :
1. Bitumen alami di laut mati.
2. Singkapan aspal dari puy de la poix, di Clermond-Ferrand, Prancis
3. Inggris raya di daerah skotlandia yang di kembangkan oleh perusahaan
Asphalte Paten Claridge.
4. Ritchie Mines di Ritchie County, Virginia Barat, Amerika Serikat.
5. Deposit alami terbeser di dunia di Pasir Minyak Athabasca, Kanada.
6. Endapan alami di dalam danau di Danau Pitch, Trinidad dan Tobago.
7. Endapan alami di dalam danau di Danau Bermudez, Venezuela
Keterdapatan aspal di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pulau Buton, Sulawesi Tenggara daerah paling banyak menghasilkan
aspal dengan kualitas terbaik di dunia yang ditaksir mencapai 2.300
Triliun rupiah.
2. Wonokromo, Jawa Timur peringkat nomor dua penghasil aspal di
indonesia.
Itulah dua tempat yang menjadi penghasil aspal sekaligus penyuplai terbesar di
Indonesia. Daerah – daerah penghasil aspal dan penyuplai aspal di Indonesia memang
yang terkenal hanya di dua tempat tersebut, yaitu Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur.
Selain itu terdapat juga Pertamina sebagai perusahaan nasional Indonesia yang
menyuplai aspal dari minyak mentah.
2.3. Kegunaan Aspal
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna hitam
sampai coklat gelap, bersifat perekat (Cementious) yang akan melembek dan meleleh
bila dipanasi. Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang kesemuanya
terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat dari alam atau hasil pemurnian minyak
bumi atau merupakan campuran dari bahan bitumen dengan minyak bumi atau
derivatnya (ASTM, 1994).
Adapun beberapa kegunaan aspal adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas
(water proofing, protect terhadap erosi).
2. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
3. Lapis resep pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakkan
di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
4. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakkan di atas jalan
yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi sebagai
pengikat di antara keduanya.
5. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agreggat kasar, agregat halus dan
filler.

2.4. Proses Pengolahan Aspal Sampai Menjadi Produk


Komersil
Bahan baku Aspal Bitumen dan bitumen itu sendiri sebenarnya hanya istilah yang
sering dipergunakan oleh para geolog karena bitumen pada dasarnya adalah merupakan
campuran minyak mentah berat dengan hydrocarbon sebab kedua jenis benda itu adalah satu
senyawa, mengandung pasir halus (14-15 derajat API) dan mempunyai konsisten cairan
“kopi” atau merupakan semacam batubara yang menurut para ahli bahwa bitumen itu dapat
ditambang dengan metoda “in-site thermal methode.”
Bitumen yang telah diangkat kepermukaan bumi lalu dipisahkan dari air, pasir halus
dan mineral lainnya yang selain dapat digunakan sebagai bahan baku aspal juga dapat diolah
menjadi minyak mentah sintetis yang berkadar tinggi yang dapat diolah dengan metoda
kilang konvensional. Bitumen (BFS/Bitumen Feed Stock) yang ada di tanki timbun kemudian
dialirkan ke Kilang Aspal dan untuk seterusnya dipompakan ke Heater (tempat pemanasan)
agar mudah disalurkan atau dimasukkan ke Still (semacam bejana).
Di dalam Heater, bitumen itu dipanaskan dengan sistem pembakaran dengan gas yang
diperoleh dari sumur gas yang terdapat di dengan temperatur berkisar antara 400 hingga 450
derajat Farrenheit untuk membuat/menghilangkan kadar air dan elemen lainnya yang terdapat
dalam persenyawaan bitumen. Sebab apabila kadar tersebut tidak dibuang atau dibersihkan,
maka mutu aspal yang dihasilnya jadi rendah.
Setelah mencapai suhu 400 hingga 450 derajat Farrenheit, maka bitumen yang
mencair itu kemudian diproses melalui sistem peranginan (blowing) yaitu dengan cara
memasukkan udara (angin) melalui blower (semacam kipas angin besar) ke dalam tabung
bejana (still) bersamaan dengan “disuntikkannya” uap air (steam). Proses ini berlangsung
selama sekitar 5 sampai 7 jam.
Empat jam setelah “diangin-anginkan”, maka diambil contoh (sample) dari dalam
Still untuk diperiksa di dalam laboratorium guna diketahui daya rekatnya dan penetrasi aspal
(kekenyalan/kekerasan aspal) apa sudah memenuhi syarat atau belum.
Selama blowing berlangsung, terjadilah proses oksidasi di dalam Still sehingga
tercipta gas SO₂, H₂S dan CO₂. Semetara uap Solar dialirkan melalui pipa ke column
(semacam bak) untuk didinginkan. Sistem pendingan di sini dilakukan dengan air, sedangkan
solar bercampur air pendingin ditampung di sebuah bak pemisah, dimana air dikumpulkan
dalam bak penampungan, dan solar ditampung di tanki terpisah. Sementara gas yang tidak
“sempat” terkondensir (tersaring) dimasukkan ke Scrubber untuk diproses lebih lanjut.
Sedangkan gas yang ringan (eks crubber) dibuang atau dibakar melalui cerobong pembakar
(flare) demi untuk menghindari terjadinya pencemaran (polusi) udara di sekitar kawasan
kilang.
Sementara aspal yang dihasilkan oleh Still kemudian dipompakan ke dalam tanki
penampungan aspal, tapi sebelumnya harus didinginkan dulu melalui double pipe cooler atau
box cooler. Setelah itu baru diperiksa kembali di laboratorium secara lebih cermat lagi oleh
para tenaga ahli. Apabila mutu dan persyaratan aspal sudah terpenuhi, maka aspal tersebut
diisikan ke dalam drum aspal yang bahan bakunya dibuat di dalam negeri, yaitu Pabrik Drum
Aspal Pertamina di Wonosobo. Sedangkan pengassemblingannya dilakukan di Kilang
Asphalt Pertamina Pangkalansusu.
Lebih lanjut, aspal hasil produksi Kilang Asphalt Pangkalansusu sebagian besar
disalurkan ke Bina Marga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Disamping itu juga
untuk memenuhi kebutuhan atau pemakaian Pertamina sendiri juga diketahui bahwa
Pertamina ada melaksanakan pengaspalan jalan-jalan di lokasi Pertamina (perumahan
dsbnya) juga ketika itu ada melakukan pengaspalan hotmix jalan-jalan umum seperti Kota
Pangkalan Brandan, Kota Pangkalansusu, Kota Kuala Simpang dan komplek Pertamina
Rantau.
Sedangkan jenis aspal hasil produksi Kilang Asphalt Pangkalansusu ialah Aspal jenis
Pen 60/70 dan Pen 80/100 yang saat ini sangat dibutuhkan dengan berbagai macam sistem.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah penulis lakukan di atas mengenai aspal maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
a. Sebaran aspal hanya ada di dua daerah dari seluruh kepulauan di
Indonesia,
b. Cadangan aspal di Indonesia, adalah salah satu yang terbesar di dunia.
c. Pemanfaatan aspal di Buton, Sulawesi Tenggara masih sangat kurang
karena masih didominasi oleh impor aspal dari Singapura.
d. Salah satu pemanfaatan batukapur yaitu mengubahnya menjadi kapur
tohor dengan metode kalsinasi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti menetralkan air asam tambang.
2. Saran
Dari pembahasan yang telah penulis lakukan di atas mengenai aspal maka
penulis dapat menarik beberapa saran diantaranya sebagai berikut :
a. Mengingat secara umum cadangan aspal di Buton sangat besar di dunia,
seharusnya Indonesia sangat besar kemungkinan untuk tidak mengimpor
aspal dari Singapura lagi dengan memperbaikki sumber daya manusia
dan fasilitas pengelolaan yang ada. .
b. Pengolahan yang kurang baik dan belum maksimal akan aspal lokal
harusnya dapat diperbaikki dengan impor yang dilakukan Indonesia akan
aspal mencapai US$ 750 juta hingga tahun 2019. Jika dialokasikan
terhadap pembangunan fasilitas pengolahan aspal setidaknya dapat
mengurangi angka impor untuk tahun-tahun kedepannya atau bahkan
dapat mengekspor aspal ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

American Society for Testing and Materials (ASTM). 1994. Annual Book of ASTM
Standards. Vol. 04-08, Soil and Rock. New York: American National Standards
Institute.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/daerah-penghasil-aspal-di-indonesia (Di akses pada
07.36 WIB 07/04/2020).
http://0kmatpnbanjarbaru-materikuliah.blogspot.com/2014/05/aspal-bitumen.html (Di akses
pada 07.55 WIB 07/04/2020).
https://www.kajianpustaka.com/2019/03/fungsi-sifat-jenis-dan-analisis.html (Di akses pada
08.21 WIB 07/04/2020).
https://freddyilhamsyah.wordpress.com/2015/11/27/sekilas-tentang-proses-pengolahan-aspal/
(Di akses pada 09.05 WIB 07/04/2020).

Anda mungkin juga menyukai