KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul Asphalt
Concrete dan Bituminous Concrete. Penulisan paper ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu nilai dalam mata kuliah Properti Material, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan paper ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan paper ini masih banyak kekurangan baik dalam segi bahasa, penulisan,
maupun isi materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan
saran yang membangun agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kembali kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan paper ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui dan mempelajari secara keseluruhan mengenai asphalt
concrete (aspal beton) dan bituminous concrete
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi definisi asphalt concrete dan bituminous concrete
b. Mengidentifikasi perbedaan antara asphalt concrete dan bituminous
concrete
c. Mengetahui dan mengidentifikasi klasifikasi asphalt concrete
d. Mengetahui dan mempelajari sifat fisika dan kimia dari asphalt concrete
e. Mempelajari pengujian-pengujian dalam asphalt concrete dan bitumionous
concrete
f. Mengidentifikasi kandungan yang terdapat dalam asphalt concrete
g. Mempelajari fungsi dan pengaplikasian dari asphalt concrete
Ada dua cara membangun jalan satu adalah Aspal dan yang lainnya adalah
Bitumen. Bitumen adalah nama yang salah digunakan untuk menggambarkan
Aspal. Bitumen umumnya merupakan produk berbasis minyak dan juga dapat
disebut produk semi padat hidrokarbon. Bitumen diperoleh selama proses
pemurnian dari memisahkan gas minyak bumi, bensin dan solar dari minyak
mentah.
Permukaan yang terbuat dari aspal lebih Fragmen yang longgar di trotoar aspal
halus dan lebih tahan selip, memastikan membuat pengalaman berkendara
keselamatan pengemudi dan kebisingan lebih ribut dan dapat melemahkan
yang minimal. ban, akibatnya menyebabkan masalah
keselamatan.
Mengurangi gesekan antara ban dan Resistensi gesekan yang lebih tinggi
mobil; yang berarti penghematan bahan dari perkerasan aspal berarti lebih
bakar yang lebih baik dan meminimalkan sedikit efisiensi dalam pemanfaatan
emisi karbon dioksida. energi.
Aspal adalah material yang tidak tembus Paparan terhadap pencucian bitumen
cahaya, oleh karena itu trotoar tidak dapat menyebabkan penurunan
bocor. Oleh karena itu, mereka memiliki kualitas tanah dan air tanah.
peluang lebih kecil untuk menyusup dan
mencemari air tanah
permukaan aspal, melainkan pemeriksaan dengan volume lalu lintas yang lebih
rutin secara berkala sudah cukup. besar. Jadi tidak hemat biaya dalam
jangka panjang.
2. A
gregat Halus
Agregat halus yaitu batuan yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm)
dan tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm). Fungsi utama agregat
halus dalam aspal beton adalah memberikan stabilitas dan mengurangi
deformasi permanen dari campuran melalui interlocking dan gesekan
antar partikel. Agregrat halus ini terdiri dari butiran-butiran batu pecah
atau pasir alam atau campuran dari keduanya. Standar dari agregat halus
untuk aspal beton adalah sebagai berikut :
T
abel
2.2
Stand
ar
Agre
gat
Halus
untuk
Aspal
Beto
n
Sebagai hasil dari pengolahan minyak bumi, aspal dalam aspal beton
mengandung berbagai senyawa di dalamnya. Secara kuantitatif, biasanya 80%
massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen
dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Zat-zat tersebut
dikelompokkan menjadi senyawa-senyawa berikut ini :
1. Asphaltenes
Merupakan salah satu komponen penyusun aspal yang berwarna coklat tua,
bersifat padat, keras, berbutir dan mudah terurai dan tidak larut dalam n-
heptan.. Asphaltenes berpengaruh dalam menentukan sifat reologi bitumen,
dimana semakin tinggi asphaltenes, maka bitumen atau aspal akan semakin
keras dan semakin kental, sehingga titik lembeknya akan semakin tinggi, dan
menyebabkan harga penetrasinya semakin rendah (Nuryanto, 2008).
2. Maltenes
Memiliki rumus kimia C6H6O6, Maltenes terbagi menjadi tiga komponen
penyusun yaitu saturate, aromatis, dan resin. Dimana masing-masing
komponen memiliki struktur dan komposisi kimia yang berbeda, dan sangat
menentukan dalam sifat rheologi bitumen atau aspal
a. Resin
Merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk padat atau
semi padat dan sangat polar, tersusun oleh atom C dan H, dan sedikit
atom O, S, dan N, memiliki berat molekul antara 500–50.000, serta larut
dalam n-heptan.
b. Aromatis
Senyawa ini berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental, bersifat non
polar, dan di dominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat molekul
antara 300–2.000, terdiri dari senyawa naften aromatis, komposisi 40-
65% dari total bitumen atau aspal
c. Saturate
Senyawa ini berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan memiliki
berat molekul hampir sama dengan aromatis, serta tersusun dari campuran
hidrokarbon lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis, komposisinya 5-
20% dari total bitumen atau aspal.
https://blacktoppaving.ca/difference-between-asphalt-and-bitumen/
https://www.kajianpustaka.com/2019/03/fungsi-sifat-jenis-dan-analisis.html
https://differencebetween.co/difference-between-asphalt-and-bitumen/