1. Aspal Jalan
CONTOH ASPAL
2. Aspal cair
CONTOH ASPAL
3. Aspal alam
CONTOH ASPAL
5. Aspal emulsi
PROSES PEMBUATAN ASPAL
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan Baku Batu Pecah/Agregat. Agregat adalah bahan utama yang digunakan untuk
lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton, agregat ini diperoleh dari hasil penambangan batu-
batuan pada sungai-sungai yang ada di Aceh Tamiang dan daerah lainya, kemudian batu–batuan tersebut
diproses melalui mesin perengkahan Stone Crusher yang menghasilkan beberap jenis agregat sesuai
dengan yang di inginkan. dalam perkerjaan kosntruksi menurut standar SNI (Satandar Nasional
Indonesia) tentang penggunaan agregat yang diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, ¾ inch,
dan abu batu pada umumnya, yang selanjunya disimpan di gudang untuk dijadikan stock dan sebagian di
simpan pada bin-bin penampung bahan baku untuk pembuatan aspal beton pada unit AMP (Aspal Mixing
Plant).
2. Bahan Baku Aspal
Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang
lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu padu, kuat, keras dan tahan terhadap
perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan ialah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan
minyak bumi. diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.
3. Filler.
Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan aspal yang
berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang disebabkan karena
kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit timbangan. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri
atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang
sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas
dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) 03-
1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 %
terhadap beratnya.
4. Bin dingin ( coold bin ) adalah bak tempat menampung
material agregat dari tiap – tiap fraksi mulai dari agregat
halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam
memproduksi campuran aspal panas ( hot mix ). Bagian
pertama dari AMP ( Aspal Mixing Plant ) bin dingin, yaitu
tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang,
agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari
minimum 3 sampai 5 bak penampung ( bin ). Masing – masing
bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat
tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga
keaslian gradasi dari masing masing bin sesuai dengan
rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya,
dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan
demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan
mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket)
yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika
pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin tidak
boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat.
5. Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan
telah diproses di unit stone crusher yang kemudian
disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai
dengan ukuran masing-masing selanjutnya disuplai
atau diangkut menuju dryer dengan menggunakan
belkonveyor untuk dikeringkan dengan unit dryer
tujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar air
harus seminim mungkin karena kalau tidak akan
berpengaruh pada pencampuran aspal nantinya.
Proses pengeringan pada dryer adalah dengan cara
membakar agregat di dalam kilen yang berputar
dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan
menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran
ini belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ±
80 ton/jam.
TERIMA KASIH