TIPE AGREGAT
BERDASARKAN BERAT
Agregat Ringan :
memiliki berat jenis kurang dari 2 dan biasanya digunakan untuk beton non structural
Agregat Normal :
memiliki berat jenis 2.5 smpai dengan 2.7
Agregat Berat :
memiliki berat jenis lebih dari 2.8. Digunakan sebagi bahan pembuatan dinding pelindung radiasi sinar X
TIPE AGREGAT
BERDASARKAN BENTUK
Bulat :
Agregat alam
Bersudut :
Batu pecah
Pipih :
jika ukuran terlebar dan tertebal lebih dari 3
Lonjong
ukuran terpanjang dan terlebar lebih dari 3
TIPE AGREGAT
BERDASARKAN UKURAN BUTIR
Agregat Halus :
mampu menembus ayakan dengan lubang 0.8 mm
Agregat Kasar :
Tertinggal di lubang 4.8 mm tetapi lolos ayakan 40 mm
Batu :
agregat yang besar butirnya lebih dari 40 mm
Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, krikil, batu pecah dan kerak tungku
pijar yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu
beton atau adukan semen hidrolik (SNI 03 2847 2002, Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung).
Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm 5mm.
Menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum
4,75 mm.
Menurut nevil (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5
mm, sehingga pasisr dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan batu yang
dihasilkan oleh pemecah batu.
Menurut SNI 1737-1989-F , agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil,
pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan.
Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut: