Anda di halaman 1dari 4

Fungsi Agregat Secara Umum

Menghemat penggunaan Semen Portland


Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton
Mengurangi susut pengerasan beton
Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang baik maka akan didapat
beton yang padat
Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton. Dengan gradasi yang
baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.

SIFAT AGREGAT YANG BAIK

Memiliki butiran yang keras


Kompak
Tidak pipih
Kekal/tidak mudah berubah volume karena perubahan cuaca

TIPE AGREGAT
BERDASARKAN BERAT
Agregat Ringan :
memiliki berat jenis kurang dari 2 dan biasanya digunakan untuk beton non structural
Agregat Normal :
memiliki berat jenis 2.5 smpai dengan 2.7
Agregat Berat :
memiliki berat jenis lebih dari 2.8. Digunakan sebagi bahan pembuatan dinding pelindung radiasi sinar X

TIPE AGREGAT
BERDASARKAN BENTUK
Bulat :
Agregat alam
Bersudut :
Batu pecah
Pipih :
jika ukuran terlebar dan tertebal lebih dari 3
Lonjong
ukuran terpanjang dan terlebar lebih dari 3

TIPE AGREGAT
BERDASARKAN UKURAN BUTIR
Agregat Halus :
mampu menembus ayakan dengan lubang 0.8 mm
Agregat Kasar :
Tertinggal di lubang 4.8 mm tetapi lolos ayakan 40 mm
Batu :
agregat yang besar butirnya lebih dari 40 mm

TIPE AGREGAT HALUS


Pasir Galian :
bebas dari kandungan garam, hanya kotor oleh lumpur
Pasir Sungai :
berbutir halus dan berbentuk bulat
Pasir Laut :
berbutir halus dan bulat, mengandung garam

Fungsi Agregat Halus


Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (adukan)
dan beton. Atau didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama dengan
bahan perekat dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatau yang disebut beton
Selain seperti diuraikan diatas, fungsi utama agregat halus adalah sebagai bahan pengisi diatara agregat
kasar, sehingga ikatan menjadi lebih kuat

Persyaratan Agregat Halus PBI 71


a. Tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % berat.
b. Tidak boleh mengandung bahan organis terlalu bnayak.
c. Pasir harus terdiri dari butir tajam dan keras
d. Butiran pasir harus terdiri dari beraneka ragam, Jika diuji
dengan test ayakan ISO
- Sisa di atas ayakan 4 mm minimal 2 % berat total
- Sisa di ayakan 1 mm minimum 10 % berat total
- Sisa di ayakan 0.25 mm minimum 80 90 % berat total
e. Tidak boleh menggunakan pasir laut

PENGERTIAN AGREGAT HALUS

Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, krikil, batu pecah dan kerak tungku
pijar yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu
beton atau adukan semen hidrolik (SNI 03 2847 2002, Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung).
Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm 5mm.
Menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum
4,75 mm.
Menurut nevil (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5
mm, sehingga pasisr dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan batu yang
dihasilkan oleh pemecah batu.
Menurut SNI 1737-1989-F , agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil,
pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan.

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut:

a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.


b. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium
sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai
magnesium sulfat
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap berat kering), jika
kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci.
Gradasi Agregat Halus
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai
ukuran yang sama(seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya
bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori
diantara butiran yang besar, sehingga pori-porinya sedikit, dengan kata lain kemampatannya
tinggi. Pada agregat untuk pembuatan beton diinginkan suatu butiran yang berkemampatan
tinggi, karena volume pornya sedikit maka bahan pengiat yang dibutuhkan juga sedikit. Menurut
SK SNI T-15-1990-03 , kekasaran pasir dapat dibedakan menjadi empat kelompok menurut
gradasinya, yaitu :
ZONE I = Pasir Kasar
ZONE II = Pasir Agak Kasar
ZONE III = Pasir Agak Halus
ZONE IV = Pasir Halus
Berikut adalah tabel untuk gradasi pasir,

Anda mungkin juga menyukai