Anda di halaman 1dari 23

PESC (PNB ENGINEERING SCIENTIFIC COMPETITION) 2018

DESAIN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERKONSEP NASIONALISME


DAN KEBUDAYAAN ADAT KALIMANTAN BARAT

``

OLEH :
KURATSAR

M. FURQON KAUSAR D1011141010

SYARIF M. ARRASUL BULQIAH D1011141053

YEYEN KURNIA SANDY D1011141023

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Atap atau penutup rumah terdiri dari banyak bentuk, baik bentuk limasan , atap
pelana, atap kerucut, dan sebagainya. Bentuk dari sebuah rangka atap dapat menjadi
sebuah ciri khas budaya dari suatu daerah,pastinya setiap daerah memiliki ciri khas
unik dari bentuk atap rumah adat masing masing,begitu pula di provinsi Kalimantan
Barat.
Atap yang terdiri dari penutup atap dan rangka atap merupakan bagian dari
konstruksi bangunan yang terletak di bagian paling atas dari suatu bangunan.
Sebagai bagian paling atas, atap hendaknya didesain seringan mungkin sehingga
beban yang disalurkan ke bagian bawahnya juga kecil.
Dahulu material kayu merupakan material yang sering digunakan untuk
konstruksi rangka atap. Hal ini karena material kayu cukup ringan dan kekuatannya
pun cukup memadai untuk struktur rangka atap. Namun, dengan ketersediaan kayu
yang semakin terbatas, orang-orang beralih menggunakan baja konvensional
sebagai konstruksi rangka atap. Seiring perkembangan teknologi, ditemukanlah
material baja ringan yang memiliki kekuatan lebih tinggi dan berat sendiri yang
lebih ringan sehingga baja ringan menjadi alternatif untuk material penyusun
rangka atap.
Dalam proposal ini, penulis menjadikan rumah adat Melayu di Kalimantan
Barat sebagai inspirasi desain rangka atap. Rumah adat Melayu memiliki ciri khas
dengan atap berbentuk limasan yaitu memiliki sudut kemiringan dan tinggi atap
yang besar. Keunikan ini akan penulis coba padu-padankan dengan beberapa nilai-
nilai kebangsaan sehingga tidak hanya mengandung nilai kebudayaan, tapi juga
mengandung nilai-nilai nasionalisme yang tersirat dalam perencanaannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam proposal ini penulis
mengambil tema “Desain Rangka Atap Baja Ringan Berkonsep Nasionalisme
dan Kebudayaan Adat Kalimantan Barat”.
1.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya proposal ini adalah :
1. Dalam rangka mengikuti Lomba Rancang Rangka Atap Nasional PESC (PNB
ENGINEERING SCIENTIFIC COMPETITION) pada tahun 2018 yang
mengusung tema “Konstruksi Rangka Atap Kreatif, Efisien, dan
Berbudaya Nusantara”
2. Mengenalkan kebudayaan Melayu Kalimantan Barat melalui desain rangka
atap rumah adat Melayu yang mengadaptasi sistem sistem rangka baja ringan.
3. Ikut andil dalam upaya melestarikan kebudayaan rangka atap sehingga tidak
termakan oleh kemajuan zaman.
4. Menambah pengetahuan dalam bidang perencanaan rangka atap, terutama pada
perencanaan rangka atap tradisional.

1.3. Manfaat
1. Bagi Tim Penulis Proposal ini :
• Dapat menambah pengetahuan baru mengenai rangka atap tradisional baik di
daerah Kalimantan Barat, maupun daerah di Nusantara lainnya.
• Mampu membuat sekaligus membangun konstruksi rangka atap rumah adat
Melayu Kalimantan Barat sesuai dengan yang sudah direncanakan
2. Bagi masyarakat dan dunia konstruksi :
• Mengenalkan kebudayaan Melayu melalui perencanaan rangka atap Melayu
Kalimantan Barat
• Memicu minat masyarakat dalam menggunakan rumah adat tradisional sebagai
inspirasi pembangunan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Baja Ringan


Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis,
akan tetapi kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Ada bebarapa macam
baja ringan yang dikelompokan berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile
strength).

Dipasaran umum ketebalan baja ringan berkisar antara 0,20 – 2,00 mm.
Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi , sebarapa besar beban yang ditopang
dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ketebalan yang lebih kecil dibanding dengan
baja konvensional dengan tujuan untuk mengurangi beban strukutur bangunan.
Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm. Berbeda
dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran
antara 1,00 -2,00 mm (profil C). Sedangkan untuk genteng metal ketebalannya 0,20
mm karena bisa dikatakan tidak memikul beban dengan ketebalan tersebut sudah
cukup memadai.
Baja tersusun dari besi dan karbon (Fe dan C). Apabila unsur tersebut bercampur
dengan air dan udara akan timbul reaksi yang mendorong terjadinya karat. Maka
baja ringan perlu dilapisi antikarat. Pengaplikasian lapisan antikarat sangat penting
untuk menjaga agar material awet dan tahan lama.

2.1.1. Kelebihan Baja Ringan


Adapun kelebihan dari penggunaan baja ringan sebagai berikut
• Memiliki kekuatan tarik yang tinggi dengan berat yang ringan.
• Mampu menahan deformasi yang besar tanpa menyebabkan keruntuhan
pada beban tarik
• Mempunyai sifat seragam (homogen), karena berasal dari satu pabrik.
• Tahan terhadap serangan rayap dan tahan terhadap karat, sehingga tidak
mudah lapuk
• Proses pemasangan yang efisien dan kreatif cepat, karena mudah
disambung dengan menggunakan baut, las ataupun plat kopel.
• Baja ringan tidak membesarkan api (non-combustile)

2.2. Atap

Struktur adalah susunan atau pengaturan bagian-bagian gedung yang


menerima beban atau konstruksi utama dari bangunan tanpa mempedulikan apakah
konstruksi tersebut kelihatan atau tidak. Struktur bangunan umumnya terdiri atas
konstruksi pondasi, dinding, kolom, pelat lantai, dan kuda-kuda atap.

Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam
bangunan dari hujan ,debu, angin, pengaruh panas, ataupun keperluan
perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan
pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, budaya
tradisional, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat. Bahan untuk
atap bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng
bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang sangat
ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa

Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bahan atap tradisional. Atap sirap,


salah satunya dibuat dari kayu ulin alias kayu besi yang dikeping tipis-tipis.
Juga daun-daun dari beberapa jenis palma dan ilalang biasa dirangkai untuk
digunakan sebagai atap.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda.


Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus
memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari
rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap
serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain.
Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
2.2.1. Fungsi Atap

Atap memiliki fungsi yang beragam, berikut pemaparannya


• Melindungi rumah dari hujan, angin, petir, serta sinar matahari dan
mengurangi panas
• Menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bagian
penutup atap kemudian meneruskannya ke kolom dan pondasi
• Sebagai ciri khas dari kebudayaan suatu daerah tertentu
• Sebagai elemen estetika suatu bangunan, sehingga mempengaruhi nilai
keindannya.
• Sebagai peredam bising atau penghalang suara yang berasal dari
kendaraan yang lalu lalang di sekitar bangunan.
• Perlindungan bagi penghuni nya
• Menghindari masuk nya air hujan

2.3. Rangka Atap Baja Ringan


2.3.1. Perkembangan Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur dibidang
Teknik Sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas dari segala aspek kekuatan
yang harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan dalam pembangunan.
Salah satu struktur yang banyak menarik perhatian saat ini adalah struktur rangka
atap dengan menggunakan profil baja ringan.
Struktur rangka atap baja ringan saat ini sudah banyak digunakan
masyarakat dan pengembang perumahan di Indonesia, tidak hanya pengembang
kelas atas dan menengah saja yang menggunakan profil rangka atap baja ringan,
tetapi masyarakat kelas bawahpun sudah mulai menggunakan material profil rangka
atap baja ringan, salah satu alasan adalah karena harga kayu yang semakin tinggi
dan kualitasnya semakin menurun. Maka pemilihan material profil rangka atap baja
ringan menjadi terobosan yang sangat tepat dalam kondisi kelangkaan kayu yang
terjadi di Indonesia pada saat ini, selain karena faktor tahan terhadap rayap, karat
dan faktor keawetan.
2.3.2. Keunggulan Rangka Atap Baja Ringan
Rangka atap baja ringan memiliki keunggulan sebagai berikut

1. Rangka atap baja ringan memiliki kekuatan tegangan tarik yang tinggi
Walaupun bersifat ringan rangka atap baja ringan memiliki kekuatan
tegangan tarik (tensile strength) yang tinggi yaitu sekitar 550 Mpa, lebih besar
dari tegangan tarik baja konvensional yang hanya 300 Mpa. Hal ini dikarenakan
sifat lentur yang dimiliki rangka atap baja ringan bisa menyerap energi dalam
jumlah yang lebih besar. Tidak seperti material kayu yang bersifat lebih getas
dan lebih cepat hancur. Kekuatan tegangan ini membuat rangka atap baja ringan
mampu menahan keruntuhan dan menjaga kestabilan bangunan.

2. Pemasangan rangka atap baja ringan mudah dan efisien dalam


pemsangannya

Karena sifat materialnya yang ringan pemasangan rangka atap baja ringan
dapat menghemat waktu dan biaya pengerjaan. Selain karena bobotnya yang
ringan sehingga mempermudah proses konstruksi, rangka atap baja ringan juga
memiliki sistem sambungan yang tidak terlalu rumit. Sambungannya bisa
berupa skrup, baut, keling ataupun las. Sistem sambungannya ini juga membuat
rangka atap baja ringan atau kanopi baja ringan mudah untuk dirangkai dengan
ke konstruksi lainnya seperti beton atau kayu.

3. Rangka atap baja ringan dapat dibentuk bervariasi, bisa dibuat


mengikuti berbagai model atap sesuai keinginan
Rangka atap baja ringan tetap bisa dibentuk menjadi berbagai model atap,
hanya saja bentukan rangka atap baja ringan, harus disesuaikan dengan
pembebanan yang akan ditumpu rangka atap tersebut.

4. Tahan terhadap karat dan serangan rayap


Menggunakan rangka atap baja ringan bukan hanya membuatmu terhindar
dari serangan rayap. Baja ringan penyusun rangka atap terbuat dari material
logam yang anti karat. Sebuah keuntungan untuk pengguna yang
ingin membuat desain atap dengan rangka atap baja ringan tampil terekspos
karena tidak perlu melalukan finishing secara berkala.

5. Memiliki keawetan jangka panjang


Terbuat dari logam membuat rangka atap baja ringan memiliki kualitas
ketahanan yang baik. Rangka atap baja ringan tidak mudah lapuk dan menyusut
karena perubahan cuaca. Kualitas baja ringan yang baik seharusnya tidak terlalu
ringan atau terlalu lentur.

6. Memiliki harga yang lebih rendah dari material rangka atap lainnya
Rangka atap yang terbuat dari baja dapat terbilang lebih murah dari material
rangka atap lainnya. Sebagai contohnya material kayu yang tidak hanya sulit
didapat, namun juga harganya yang tinggi. Belum lagi jika kayunya sudah lapuk,
sehingga harus dilakukan perawatan dan menambah biaya perawatannya.

2.4. Bentuk Atap Rumah


Bentuk atap rumah yang kami pilih dalam perencanaan ini mengambil bentuk
yang terinspirasi dari rumah adat Melayu dan bentuk burung Garuda Pancasila
sebagai lambang Nasionalisme kepada negara.

2.4.1. Bentuk Rumah Adat Melayu


Arsitektur Melayu yang ada di Kalimantan Barat memiliki beragam keunikan
dan kekhasan yang masih terus harus di gali kekayaannya sebagai bukti
keberagaman budaya bangsa, khususnya Melayu. Hampir semua rumah Melayu
yang tersebar di Asia tenggara memiliki banyak persamaan dan perbedaan.
Keberagaman dan perbedaan tersebut justru membawa keunikan dan membawa ciri
khas masing masing daerah mengenai keberagaman masyarakat Melayu. Melayu
Kalimantan Barat juga kaya akan keberagaman tersebut.
Tipologi rumah tradisional Melayu adalah rumah panggung atau berkolong,
dan memiliki tiang-tiang tinggi. Hal ini sesuai dengan iklim setempat serta
kebiasaan yang sudah turun temurun. Tinggi tiang penyangga rumah sekitar dua
sampai dua setengah meter. Tinggi rumah induk bagian atas sekitar tiga atau tiga
setengah meter. Suasana di dalam ruangan sejuk dan segar karena banyak memiliki
jendela serta lubang angin (ventilasi).
Sebagai lambang lurusnya hati orang Melayu. Sifat lurus itu haruslah dijunjung
tinggi di atas kepala dan menjadi pakaian hidup. Hiasan yang terdapat pada atap
rumah adalah hiasan yang terletak di sepanjang perabung, disebut Kuda Berlari.
Hiasan ini amat jarang dipergunakan. Lazimnya hanya dipergunakan pada
perabung istana, Balai Kerajaan dan balai penguasa 14 tertinggi wilayah tertentu.
Adapun Teban Layar biasa pula disebut Singap, Ebek atau Bidai. Bagian ini
biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai
ventilasi. Pada bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut Teban Layar
atau Lantai Alang Buang atau disebut juga Undan-undan. Bidai lazimnya dibuat
dalam tiga bentuk, yakni bidai satu (bidai rata), bidai dua (bidai dua tingkat) dan
bidai tiga (bidai tiga tingkat). Setiap nama itu mempunyai lambang tertentu.

2.4.2. Bentuk Garuda Pancasila

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan


semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk
burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang
Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada
leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda
tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini
dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan
oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara
pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari
1950. Lambang negara Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan
Pemerintah No. 43/1958.
Berdasarkan sejarah di atas kami menentukan bentuk Garuda Pancasila sebagai
perpaduan dengan bentuk atap rumah adat Melayu. Karena sejarah lambang negara
Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pengaruh adat Melayu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Penjabaran Ide Desain Rangka Atap


Ide bentuk atap yang kami rencanakan memiliki arti tertentu . Dimulai dari
bagian atas atap yang berbentuk saya burung garuda ini mewakili lambang negara
Indonesia yaitu garuda Pancasila dengan kepala yang menghadap kedepan . Bagian
bawah atap memiliki bentuk rumah adat melayu yang mengartikan bahwa
kebudayaan melayu meiliki ikatan yang erat denga nilai nasionalisme. Sekilas atap
yang kami rencanakan memiliki bentuk yang mirip dengan rumah adat minang ,
namun terdapat perbedan pada bentuk bagian bawah atap yang merupakan ciri khas
rumah adat melayu Kalimantan barat.
Berikut penjabaran dari ide desain rangka atap baja ringan kami :

• Bentuk Atap : Kombinasi Sayap Garuda Pancasila dan Rumah Adat


Melayu
• Panjang bentang : 2 meter
• Kemiringan : Atap bagian bawah 38° ,Atap bagian atas 68°
• Tinggi : 1,50 m Sambungan : Baut Baut Screw C 12 – 14 x 20,
Screw Reng 10-16x16
• Baja : Profil C 75.35.0,65, Reng 30.15.0,45
3.2. Kebutuhan Bahan

3.2.1. Kebutuhan Baja Ringan


Profil C
• KUDA-KUDA 1 = (2m x 1) + (1,494m x 1) + (0,746m x 1) + (0,3m x 1)
+ (1,03m x 2) + (1,482m x 2) = 9,564m
Jumlah kuda-kuda 1= (9,564m x 2) = 19,128m
• KUDA-KUDA 2 = (2m x 1) + (1,426m x 1) + (0,746m x 1) + (0,288m x 1)
+ (1,03m x 2) + (1,402m x 2) = 9,324m
Jumlah kuda-kuda 2= (9,324 x2) = 18,648m
• KUDA-KUDA 3 = (2m x 1) + (1,272m x 1) + (0,623m x 1) + (0,292m x1)
+ (1,115m x 2) + (1,224m x 2) = 8,874m
Jumlah kuda-kuda 3= (8,874m x 1) = 8,874m
• IKATAN ANGIN = (0,437m x 2) + (0,392m x 2) = 1,658m
Total Panjang Profil C = 9,564m + 9,324m + 8,874m + 1,658m = 29,42m
Profiel Baja C yang biasa dijual di pasaran memiliki panjang 6m sehingga
(29,42/6) = 4,9 batang dibulat kan menjadi 5 batang
Reng
• Reng Atap = (2m x 12) = 24m
Profiel Reng yang biasa dijual di pasaran memiliki panjang 6m sehingga
(24/6) = 4 batang

3.2.2. Kebutuhan Baut


• Baut Kuda-kuda 1 = 48 buah
• Baut Kuda-kuda 2 = 48 buah
• Baut Kuda-kuda 3 = 44 buah
• Baut Reng = 116 buah
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembuatan proposal ini adalah :
1. .Desain rangka atap mengambil konsep kombinasi bentuk burung garuda
dan rumah adat melayu sebagai simbol jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh
orang melayu khususnya di daerah Kalimantan Barat.
2. Bahan rangka atap yang kamu gunakan adalah bahan baja ringan,,karena
rumah adat melayu yang ada di Kalimantan Barat masih banyak yang
menggunakan kayu. Mengingat kayu merupakan material yang langka dan
harganya cukup mahal, Maka dari itu kami merancangnya dengan
menggunakan bahan dasar baja ringan
3. Untuk pembuatan rangka atap seperti pada gambar desain,dan luas
penampang 2 x 2 m diperlukan bahan Baja Profil C 75.35.0,65 sebanyak 48
buah,Reng 30.15.0,45 sebanyak 42 buah,dan baut sebanyak 204 buah

4.2 SARAN

Setelah membuat proposal ini , saran yang dapat kami berikan adalah :

• Lebih sering lagi untuk mengadakan lomba seperti PESC (PNB


ENGINEERING SCIENTIFIC COMPETITION) 2018,karena lomba seperti
ini membantu mahasiswa khususnya mahasiswa teknik sipil,untuk berinovasi
dan berkereaksi
• Untuk penyelenggaraan lomba hendaknya disesuaikan dengan kalender
akademik perguruan tinggi,agar kegiatan dapat sejalan dengan kegiatan
akademik
• Mahasiswa Teknik Sipil hendaknya lebih banyak memiliki wadah untuk
meyampaikan ide-ide ketekniksipilanya sehingga terbentuk generasi ahli
Teknik Sipil yang kreatif dan inovatif
DAFTAR PUSTAKA

Kelebihan atap baja ringan, https://www.dekoruma.com/artikel/67937/kelebihan-


rangka-atap-baja-ringan (diakses 26 Agustus 2018)
Rumah adat Melayu Kalimantan Barat, http://wisatapontianak.com/rumah-adat-
melayu-pontianak-kalimantan-barat/ (diakses 26 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai