Anda di halaman 1dari 5

Bagian – Bagian Jembatan

Secara umum konstruksi jembatan rangka baja memiliki dua bagian yaitu bangunan atas
(upper structure) dan bangunan bawah (sub structure). Bangunan atas adalah konstruksi yang
berhubungan langsung dengan beban – beban lalu lintas yang bekerja. Sedangkan bangunan
bawah adalah konstruksi yang menerima beban – beban dari bangunan atas dan
meneruskannya ke lapisan pendukung (tanah keras) di bawahnya.

Gambar 5.1 Bagian – bagian konstruksi jembatan rangka baja

Bangunan atas

Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi jembatan yang menampung beban
– beban lalu lintas, orang, barang dan berat sendiri konstruksi yang kemudian menyalurkan
beban tersebut ke bagian bawah.

Bagian – bagian bangunan atas suatu jembatan terdiri dari:

Sandaran

Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa aman
bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya, pada jembatan rangka baja
dan jembatan beton umumnya sandaran dibuat dari pipa galvanis.

Rangka Jembatan
Rangka jembatan terbuat dari baja profil seperti type WF, sehingga lebih baik dalam
menerima beban – beban yang bekerja secara lateral (beban yang bekerja tegak lurus
terhadap sumbu batang).

Trotoar

Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih tinggi dari
lantai jalan atau permukaan aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk dua orang
berpapasan dan biasanya berkisar antara 0,5 – 1,5 meter dan dipasang pada bagian
kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb) dipasang lis dari baja siku untuk
penguat trotoar dari pengaruh gesekan dengan roda kendaraan.

Lantai Kendaraan

Merupakan lintasan utama yang dilalui kendaraan, lebar jalur kendaraan yang
diperkirakan cukup untuk berpapasan, supaya jalan kendaraan dapat lebih leluasa.
Dimana masing – masing lajur umumnya memiliki lebar 2,75 meter.

Gelagar Melintang

Berfungsi menerima beban lantai kendaraan, trotoar dan beban lainnya serta
menyalurkannya ke rangka utama.

Ikatan Angin Atas / Bawah dan Ikatan Rem

Ikatan angin berfungsi untuk menahan atau melawan gaya yang diakibatkan oleh
angin, baik pada bagian atas maupun bagian bawah jembatan agar jembatan dalam
keadaan stabil. Sedangkan ikatan rem berfungsi untuk menahan saat terjadi gaya rem
akibat pengereman kendaraan yang melintas di atasnya.

Landasan / Perletakan

Landasan atau perletakan dibuat untuk menerima gaya – gaya dari konstruksi
bangunan atas baik secara horizontal, vertikal maupun lataeral dan menyalurkan ke
bangunan di bawahnya, serta mengatasi perubahan panjang yang diakibatkan
perubahan suhu dan untuk memeriksa kemungkinan rotasi pada perletakan yang akan
menyertai lendutan dari struktur yang dibebani. Ada dua macam perletakan yaitu sendi,
rol dan elastomer.
Perletakan elastomer

Tumpuan elastomer dapat mengikuti perpindahan tempat ke arah vertikal dan


horizontal dan rotasi atau kombinasi gerakan – gerakan bangunan atas jembatan.
Perletakan elastomer terbuat dari karet alam dan pelat baja yang diikat bersatu
selama vulkanisasi. Tersedia dalam bentuk sirkular dan persegi. Perletakan persegi
lebih hemat, tetapi bila perletakan memikul simpangan atau perputaran dalam
kedua arah secara bersamaan harus dipilih type sirkular. Elastomer merupakan
bantalan berlapis yang memikul beban – beban vertikal maupun horizontal dari
gelagar jembatan sekaligus berfungsi sebagai penyerap getaran.

Bangunan bawah

Bangunan ini terletak pada bagian bawah konstruksi yang fungsinya untuk memikul
beban – beban yang diberikan bangunan atas, kemudian disalurkan ke pondasi dan dari
pondasi diteruskan ke tanah keras di bawahnya. Dalam perencanaan jembatan masalah
bangunan bawah harus mendapat perhatian lebih, karena bangunan bawah merupaka
salah satu penyangga dan penyalur semua beban yang bekerja pada jembatan termasuk
juga gaya akibat gempa. Selain gaya – gaya tersebut, pada bangunan bawah juga bekerja
gaya – gaya akibat tekanan tanah dari oprit serta barang – barang hanyutan dan gaya –
gaya sewaktu pelaksanaan. Ditinjau dari konstruksinya, bangunan bawah dapat dibagi
dalam beberapa tahap pekerjaan, dan digabung sehingga merupakan satu kesatuan bagian
struktur dari jembatan. Bagian – bagian yang termasuk bangunan bawah yaitu:

Abutmen

Abutment atau kepala jembatan adalah salah satu bagian konstruksi jembatan yang
terdapat pada ujung – ujung jembatan yang berfungsi sebagai pendukung bagi
bangunan diatasnya dan sebagai penahan tanah timbunan oprit. Konstruksi abutment
juga dilengkapi dengan konstruksi sayap untuk menahan tanah dengan arah tegak lurus
dari as jalan. Bentuk umum abutment yang sering dijumpai baik pada jembatan lama
maupun jembatan baru pada prinsipnya semua sama yaitu sebagai pendukung
bangunan atas, tetapi yang paling dominan ditinjau dari kondisi lapangan seperti daya
dukung tanah dasar dan penurunan (seatlement) yang terjadi. Adapun jenis abutment
ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan konstruksi seperti
dinding atau tembok.

Pilar (Pier)

Pilar adalah suatu bangunan bawah yang terletak di tengah – tengah bentang
antara dua buah abutment yang berfungsi juga untuk memikul beban – beban bangunan
atas dan bangunan lainnya dan meneruskannya ke pondasi serta disebarkan ke tanah
dasar yang keras. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan pilar
pada suatu konstruksi jembatan antara lain ditinjau dari:

Bentang jembatan yang akan direncanakan.

Kedalaman sungai atau perilaku sungai.

Elemen struktur yang akan digunakan.

Pada umumnya pilar jembatan dipengaruhi oleh aliran (arus) sungai, sehingga
dalam perencanaan perlu diperhatikan dari segi kekuatan dan keamanan dari bahan –
bahan hanyutan dan aliran sungai itu sendiri, maka bentuk dan penempatan pilar tidak
boleh menghalangi aliran air terutama pada saat banjir. Bentuk pilar yang paling ideal
adalah elips dan dibentuk selangsing mungkin, sehingga memungkinkan aliran sungai
dapat mengalir lancar disekitar konstruksi.

Pondasi

Pondasi berfungsi untuk memikul beban di atas dan meneruskannya ke lapisan


tanah pendukungnya tanpa mengalami konsolidasi atau penurunan yang berlebihan.
Adapun hal yang diperlukan dalam perencanaan pondasi diantaranya:

Daya dukung anah terhadap konstruksi.

Beban – beban yang bekerja pada tanah baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Keadaan lingkungan seperti banjir, longsor dan lainnya.

Secara umum jenis pondasi yang sering digunakan pada jembatan ada 3 (tiga)
macam yaitu:
Pondasi langsung

Pondasi sumuran

Pondasi dalam (pondasi tiang pancang / bor)

Pelat Injak

Pelat injak berfungsi untuk menahan hentakan pertama roda kendaraan ketika akan
memasuki awal jembatan. Pelat injak ini sangat berpengaruh pada pekerjaan bangunan
bawah, karena bila dalam pelaksanaan pemadatan kurang sempurna maka akan
mengakibatkan penurunan dan plat injak akan patah.

Anda mungkin juga menyukai