Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KELEBIHAN MENGGUNAKAN PROFIL BAJA RINGAN


DALAM KONSTRUKSI KUDA-KUDA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Mardiana Kusumastuti Setyaningrum, S.S., M.Hum.

Disusun Oleh :
ERINNA PUTRI SAGITA
3.12.20.1.10

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu gedung telah mengenal tiga jenis bahan utama yang di gunakan,

yaitu : baja, beton dan kayu. Di samping itu, sering juga digunakan baja ringan

sebagai konstruksi rangka atap. Konstruksi rangka atap pada umumnya terbuat dari

kayu, dan digunakan pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti

bangunan sekolah, perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang

serba guna, pabrik dan lain lain, dengan bahan penutup atap dari genteng, seng, asbes,

ataupun metal sheet.

Pemakaian rangka atap baja ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini

semakin popular. Tetapi anda perlu diperhatikan mengenai hal teknis mendasar

sebelum anda memutuskan untuk memakainya, terutama untuk menghindari

kesalahan kesalahan yang nantinya dapat merugikan kita sebagai konsumen rangka

baja atap ringan.

Konstruksi rangka atap baja ringan digunakan pada bentang yang tidak terlalu besar.

Pada bangunan dengan bentang kuda-kuda yang besar, tidak direkomendasikan

menggunakan rangka atap baja ringan. Berbeda dengan baja konvensional weld mild
steel atau yang lebih dikenal dengan sebutan profi WF dan besi siku yang bisa

digunakan untuk bentang kuda-kuda yang besar.

Kayu merupakan salah satu bahan kostruksi yang sering digunakan sebagai rangka

atap. Beberapa jenis kayu sepert kayu kamper, kayu bangkirai, kayu keruing, kayu

meranti, dan kayu kelapa adalah jenis kayu yang umum digunakan sebagai rangka

atap. Tetapi kayu memiliki kelemahan-kelemahan antara lain kualitas kayu yang tidak

merata, pelapukan yang disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun menyusut

karena perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat ini.

Baja ringan adalah alternatif untuk mengatasi kelemahan kayu dari masalah

keawetan, tetapi baja ringan mempunyai beberapa kelemahan yaitu berat jenis tinggi,

tidak mudah dalam pembuatan bentang besar dan memerlukan pengawasan ekstra

ketat dalam pelaksanaanya dan pembuatanya. Hal tersebut menyebabkan penggunaan

baja ringan kurang populer dan jarang di pakai.

Penggunaan material baja ringan yang dikombinasikan usuk profil C dan reng adalah

suatu alternatif untuk mengatasi kelemahan dari penggunaan material rangka atap

beton dan kayu, sehingga penggunaanya cukup populer. Penggunaan material ini,

memerlukan penanganan khusus dalam penyambungan dengan baut baja ringan,

peralatan, dan sisa material baja ringan.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang,

dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1) Mengingat penggunaan baja ringan sudah sangat umum di dunia

konstruksi saat ini, maka perlu adanya pengetahuan mengenai nilai kuat

lentur dari baja ringan tersebut.

2) Berkembangnya penggunaan baja ringan khususnya untuk rangka atap,

maka perlu dilakukan adanya penelitian tentang kekuatan baja ringan dari

rangka atap tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Menghindari melebarnya pembahasan, penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah

berikut :

1) Bentuk profil yang digunakan untuk reng adalah reng (roof batten) profil V

terbalik dengan penutup atap genteng beton.

2) Digunakan tinggi reng 3 cm dan 4,6 cm produksi PT. KKA

3) Alat sambung yang digunakan adalah baut khusus untuk baja ringan yaitu type

SDS (self drilling screw) dengan panjang (termasuk kepala baut) 16 mm dan diameter

kepala baut 10 mm.

4) Pembebanan pada benda uji dikondisikan pada tengah-tengah bentang dengan

posisi benda uji (reng) datar terhadap tumpuan.


5) Tumpuan pengujian menggunakan baja ringan profil C dengan tinggi 7 cm dan

tebal 0,7 mm.

6) Tumpuan pengujian kuat lentur reng baja ringan berupa sendi rol.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

2. . Untuk mengetahui nilai kuat lentur reng baja ringan dengan bentang (L) dan

tinggi (h) yang sudah ditentukan.

3. Untuk mengetahui beban maksimal (Pmaks) yang dapat ditahan dari reng

baja ringan tersebut dengan bentang (L) dan tinggi (h) yang sudah

ditentukan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang struktur bangunan,

khususnya dalam hal baja ringan terutama tentang kuat lentur dari reng yang

menggunakan profil baja ringan.

2. Untuk menguji kualitas dari reng baja ringan sebagai penopang atap.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar

belakang, rumusan masalah, batas masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan.


2. Bab kedua adalah landasan teori. Bab ini menguraikan konsep dasar dari

penelitian.

3. Bab ketiga adalah metodologi penelitian. Bab ini menguraikan metode yang

digunakan dalam penelitian.

4. Bab keempat adalah pembahasan. Bab ini menguraikan hasil dari metode

penelitian yang digunakan.

5. Bab kelima adalah penutup. Bab ini menguraikan simpulan, saran, dan kritik

yang disampaikan oleh penulis.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas.

Struktur bawah yaitu berupa pondasi dan struktur atas yaitu terhitung

mulai dari sloof sampai atap. Donstruksi atap adalah bagian paling

atas dari suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung

pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi

yang dipilih, dan lapisan penutupnya.


Struktur atap ada tiga bagian ,yaitu kuda-kuda, rangka atap, dan

penutup atap. Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan

pilihan bahan yang digunakan. Pengaruh luar umumnya suhu ( sinar

matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan

terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus

memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.

Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu

kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban

yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Dalam pembuatan konstruksi atap harus memperhatikan syarat-

syarat yang diberlakukan untuk konstruksi atap. Adapun syarat-

syaratnya antara lain sebagai berikut :

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan

terhadap beban-beban yang bekerja padanya.

2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan

serta kenyamanan bagi penghuninya.

3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut,

dan tahan terhadap pengaruh cuaca.


4. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan

penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka

kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng,

kaca, asbes dan lain –lainnya.

Selain syarat-syarat pembuatan konstruksi atap di atas, ada juga

syarat yang lebih sederhana untuk diketahui yakni syarat umum

pembuatan konstruksi atap sebagai berikut :

1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi.

2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air.

3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca

4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.

5. Tidak mudah terbakar.

6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah

dipasang.

7. Awet.

2.1.1. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan

Pada struktur rangka atap baja ringan tidak jauh berbeda dengan struktur rangka atap

kayu. Baja ini terbuat dari baja lapis zincalume dengan kandungan aliminium, zinc,

dan silikon.
Baja cold-formed atau cold-rolled (canai dingin) atau light-gage atau baja ringan

adalah komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses

pengerjaan dingin. Baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu

sekitar 550 Mpa (5500 kg/m2). Baja ringan zincalume memiliki kandungan

aluminium 55%, zinc 43,5%, dan silicon 1,5%. Baja ringan zincalume 5 kali lebih

kuat dari baja galvanis dan 40% lebih kuat dari mild steel, baja ringan zincalume juga

tahan dari karat atau korosi. (Smartruss, 2011)

Berikut kelebihan dan kekurangan rangka atap baja ringan sebagai berikut :

Kelebihan :

• Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu atau baja konvensional,

beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya jauh lebih rendah sehingga

dapat mengurangi struktur pondasi, kolom dan balok.

• Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).

• Anti Rayap, tidak bisa dimakan rayap.

• Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu dan baja

konvensional.

• Pada baja ringan tidak terjadi muai dan susut, jadi tidak berubah karena panas dan

dingin.

Kekurangan :

• Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem

rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.

• Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur
yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian

kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan.

• Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk

berbagai profil.

SNI 03-1729-2002 atau Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung adalah acuan terbaru perencanaan konstruksi baja

Indonesia dan setara dengan peraturan AISC (American Institute of Steel

Construction). Meskipun demikian aplikasinya terbatas pada profil baja

canai panas (hot-rolled) yang umumnya cocok dipakai pada konstruksi

berat. Pada sisi lain ada juga profil baja canai dingin (cold-formed) yang

banyak digunakan pada konstruksi ringan. Bagaimanapun juga perilaku

baja canal dingin berbeda dengan baja canal panas sehingga

perencanaannyapun berbeda.

Rangka atap baja ringan merupakan sistem struktur yang berfungsi untuk

menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang


terdiri dari: kuda-kuda (truss), dan reng (roof batten). Truss merupakan

struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka

atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang dalam

(webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan),

maupun momen lentur.

Berikut gambar salah satu contoh struktur kuda-kuda baja ringan:

- Apex merupakan ujung tertinggi dari truss.

- Panel joint merupakan titik pertemuan rangka batang truss menjadi satu.

- Top cord merupakan batang utama atas dari truss.

- Web merupakan batang bagian dalam dari truss. Biasanya hanya menerima beban

aksial.
- Bottom cord merupakan batang utama bawah dari truss.

- Bearing merupakan titik atau ujung dimana posisi perletakan dari truss berada. Titik

perletakan truss harus dua atau lebih yang berada di panel points.

- Heel Point merupakan posisi/titik pada truss dimana batang utama bawah bertemu

batang utama atas.

- Overhang yaitu perpanjangan dari batang utama atas, melebihi dari perletakan truss.

- Bentang bersih merupakan jarak horisontal antara bagian dalam dari perletakan

truss.

- Sudut yaitu kemiringan atap (dalam derajat).

Berdasakan bentuk geometrinya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3

yaitu:

- Kuda-kuda utuh ( standard truss ) merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh,

kuda-kuda jenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap

limasan,

- Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga

terpancung,

- Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk

menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.

Di pasaran Indonesia beredar Profil baja ringan yang di bedakan menjadi dua, yaitu :

Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada pabrikasi kuda-kuda (truss).
Dan Profil U dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm),

yang biasa digunakan sebagai reng (Topspan). Berat struktur baja ringan ±6-9 kg/m2.

(Wicaksono, 2011)

Pada struktur atap baja ringan, perakitannya dilakukan fabrikasi di lokasi proyek

untuk menghindari salah konstruksi / tidak perlu merubah mengurangi ring balok

bangunan yang ada.

Untuk sambungan pada struktur rangka baja ringan menggunakan baut (screw)

khusus , yang terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat

(coating), seperti halnya elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Biasanya

spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka

atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk kuda-kuda (truss) 12- 14×20

HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10- 16×26 HEX.

2.2.Landasan Teori

Harga ditentukan oleh berbagai macam faktor, seperti merek, desain atap, kualitas

material, lokasi proyek, dan volume pekerjaan. Dari sisi bisnis, harga produksi

ditentukan oleh factor seperti overhead, harga baja dunia, biaya promosi dan

pemasaran, biaya sewa kantor, dan biaya-biaya lain.

Sebagai panduan, harga yang ditawarkan bervariasi antara 120 – 180 ribu permeter

persegi miring. Apabila desain sederhana dan variable desain tidak rumit, harga

dikisaran 120 – 140 ribu per meter persegi miring. Perlu diketahui bahwa standar
harga konstruksi atap baja ringan dihitung permeter persegi miring (luasan genteng).

(Wicaksono, 2011)

BAB 3
METODOLOGI PENITIAN

BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Melalui pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan untuk melakukan
pemilihan antara penggunaan kayu dan baja ringan sebagai penutup atap terhadap
bangunan yang akan dibangun. Panduan desain praktisnya dapat dipakai baik untuk bentang
pendek dan bentang lebar dari kuda-kuda. Dua hal yang mesti dipedomani dalam pemilihan
jenis rangka atap, yakni aspek struktur kuda-kuda dan aspek ekonomisnya. Untuk bentang
yang kecil, biaya rangka atap kayu dapat lebih murah dari baja ringan dengan meminimalkan
struktur yang dipasang, sedangkan untuk bentang besar struktur rangka atap kayu
cenderung mahal dikarenakan bertambah penggunaan materialnya dikarenakan ukuran
kayu yang dijual di pasaran cenderung berukuran tanggung. Hasil analisis biaya untuk
pekerjaan atap rumah type 60 dengan menggunakan rangka kayu didapat sebesar Rp.
9.798.200.- dan yang menggunakan rangka baja ringan sebesar Rp. 8.550.880.-, maka
persentase selisihnya selisihnya sekitar kurang lebih 12,7 % lebih hemat terhadap biaya
rangka atap kayu. Analisis biaya konstruksi rangka kuda-kuda ini, belum termasuk biaya atau
upah untuk pekerja dikarenakan belum adanya standardisasi untuk pekerja baja ringan.
Mengganti material kayu dengan material baja ringan / truss pada pekerjaan rangka atap
rumah sederhana tidak terlalu memakan biaya yang besar,

5.1.1 Kelebihan Kuda-Kuda Baja Ringan :

1. Merupakan material baru yang makin diminati

2. Bahan ini dapat dibuat dengan bermacam bentangan ( panjang atau lebar atap )

3. Merupakan bahan yang bila dirancang dengan benar, akan lebih kuat dari atap kayu, serta
lebih aman

4. Material ini lebih awet, tidak dimakan rayap

5. Tahan terhadap api

6.. Sifat materialnya ringan dan mudah dirakit,bila dibandingkan rangka kayu pada luasan
yang sama pemasangan kerangka atap baja ringan

7. Bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh
struktur dibawahnya lebih rendah
8. Sisa material sedikit.

5.1.2 Kekurangan Kuda-Kuda Baja Ringan :

1. Tidak bisa dibuat sembarang tukang harus dibuat oleh kontraktor spesialis konstruksi atap
baja ringan

2. Harga per meter atap baja ringan cenderung lebih mahal

3. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang
berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond

4. Karena strukturnya yang seperti jaring maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah
hitung ia akan menyeret bagian lainnya

5. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai
profil jika atap dibentuk bundar

5.2 Saran

Setelah memperhatikan isi makalah diatas maka akan dikemukakan beberapa saran yang
sekiranya berguna bagi kalangan masyarakat umum pada umumnya serta pada kalangan
teknik sipil pada khususnya yang telah membaca laporan ini. Berikut ini ada beberapa hal
yang dapat menjadikan sebagai bahan dari pertimbangan dalam upaya meningkatkan
kinerja kita sebagai Civil Engginerring :

1. Dengan adanya perencanaan anggaran biaya dalam pemilihan suatu atap rumah, maka
kita dapat merencanakan atap rumah yang akan digunakan untuk pembangunan tersebut
dengan mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan masing masing jenis atap yang akan
digunakan.

2. Untuk penggunaan bentang kecil di bawah 4 meter sebaiknya menggunakan material kayu
supaya mendapatkan harga yang ekonomis namun sebaliknya apabila untuk penggunaan
bentang besar atau lebar di atas 5 meter sebaiknya menggunakan material baja ringan supaya
mendapatkan harga yang ekonomis pula.
3. Dengan mempertimbangkan hasil analisis perbandingan antara atap kayu dengan atap baja
ringan, maka penulis akan memilih atap baja ringan karena dari segi waktu lebih cepat
pemasangannya, ekonomis, dan efisien, namun semua itu dikembalikan lagi kepada pembaca
untuk menentukan sendiri dari jenis atap yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai