Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu
pondasi dan struktur atas yaitu dari sloof sampai atap. Konstruksi atap adalah bagian paling atas
dari suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus
Struktur atap ada tiga bagian ,yaitu kuda-kuda, rangka atap, dan penutup atap. Pengaruh
lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan bahan yang digunakan. Pengaruh luar
umumnya suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan
terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap
Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu kesatuan bentuk
yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang
bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi
penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap
pengaruh cuaca.
4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis
bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng,
selanjutnya yakni harus mengetahui kriteria pemilihan jenis penutup atap. Jenis penutup atap
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup
Selain syarat-syarat pembuatan konstruksi atap di atas, ada juga syarat yang lebih
sederhana untuk diketahui yakni syarat umum pembuatan konstruksi atap sebagai berikut :
7. Awet.
Saat ini ada berbagai jenis bahan penutup atap yaitu, atap sirap, genteng tanah liat
tradisional, genteng keramik, genteng beton, atap seng, atap dek beton, genteng metal, dan
polycarbonate. Dari jenis penutup atap turut menentukan desain struktur atap. Pada penelitian ini
menggunakan atap jenis genteng keramik dengan bahan dasar berasal dari tanah liat. Namun
genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan
ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut, umurnya bisa 20 – 50
tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan. (Wicaksono, 2011)
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan atas suatu bahan
bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan dari keindahan. Jika pemilihan kayu
sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui sifat-sifat kayu, dalam hal ini kayu akan
digunakan sebagai material pembuatan kuda-kuda konstruksi atap. Konstruksi atap rangka kayu
adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penahan beban penutup atap, yang melindungi
penghuni rumah dari panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka
kayu. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis, apabila dikelola dengan
cara yang baik. Kayu memiliki sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan pembebanan yang tegak
lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan lain-lain. Secara alami, kayu sudah mempunyai
Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat umum,
yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut ialah kayu
merupakan sumber kekayaan alam bisa digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi atap.
Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan
kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang lain kayu tidak
mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.misalnya kayu
mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus
dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini
tidak dipunyai oleh bahan–bahan baja, beton, atau bahan-bahan lain yang bisa dibuat oleh
Konstruksi atap kayu mempunyai kelebihan, meskipun ada juga kelemahannya. Sifat-
- Harganya yang hemat dan murah, kemungkinan mendapatkan dan mengangkutnya dengan
cepat.
- Ringan dan sekaligus tepatnya dalam pengerjaan dengan mesin dan alat sederhana.
- Dalam beberapa keadaan, kelemahan kayu sebagai bahan bangunan antara lain mudahnya
Tetapi di samping itu sudah didapat cara dan jalan mengurangi dan mengatasi kekurangan /
Di indonesia ada lima kelas awet, yaitu: kelas awet I (sangat baik), kelas II (baik), kelas
III (cukup), IV ( kurang), dan kelas V (jelek). Kekuatan kayu ditentukan oleh berat jenis kayu
dan mutu kayu tersebut. Mutu kayu dibedakan dalam dua macam yaitu mutu A dan mutu B,
sedangkan kekuatan kayu digolongkan dalam kelas kuat I, II, III, IV, dan V ( PKKI 1961).
Tegangan-tegangan ijin kayu mutu A dapat dihitung dengan rumus seperti terdapat pada daftar
Untuk kayu mutu B rumus tersebut di atas diberi faktor reduksi sebesar 0,75.
Dari PKKI 1961 kayu kruing di golongkan pada kelas kuat I – II dengan berat jenis
kering udara rata-rata 0,79 gr/cm3. Untuk kayu glugu ( kayu kelapa ) di golongkan pada kelas
3
kuat II – IV dengan berat jenis kering udara rata-rata 0,5 gr/cm .
Kuda-kuda berfungsi sebagai penopang yang menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok
dasar pada kuda - kuda yang berfungsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah
(ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan.
Gording berfungsi sebagai penyangga usuk tenletak pada kuda penopang dibutuhkan jika
(bantalan), gording, dan bubungan serta. Ujung bawah kasau diteruskan menonjol pada dinding
Reng berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng. Jarak dari reng tergantung
Ring balok diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok
kuda-kuda.
Adapun nama –nama bagian dari atap yaitu, bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu
Tiris atap atau bagian atap terbawah atau lisplang, menentukan sisi atap yang datar. Garis
penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis pertemuan antara dua
bidang atap yang berbeda kemiringannya. Harus sejajar dengan garis atap tiris atap.
Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tipis atap sampai
Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis tipis atap sampai
bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke dalam.
Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih.
Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi
pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik
Pada struktur rangka atap baja ringan tidak jauh berbeda dengan struktur rangka atap
kayu. Baja ini terbuat dari baja lapis zincalume dengan kandungan aliminium, zinc, dan silikon.
Baja cold-formed atau cold-rolled (canai dingin) atau light-gage atau baja ringan adalah
komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin. Baja
2
ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 Mpa (5500 kg/m ). Baja
ringan zincalume memiliki kandungan aluminium 55%, zinc 43,5%, dan silicon 1,5%. Baja
ringan zincalume 5 kali lebih kuat dari baja galvanis dan 40% lebih kuat dari mild steel, baja
ringan zincalume juga tahan dari karat atau korosi. (Smartruss, 2011)
Berikut kelebihan dan kekurangan rangka atap baja ringan sebagai berikut :
Kelebihan :
• Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu atau baja konvensional, beban yang
harus ditanggung oleh struktur di bawahnya jauh lebih rendah sehingga dapat mengurangi
• Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu dan baja konvensional.
• Pada baja ringan tidak terjadi muai dan susut, jadi tidak berubah karena panas dan dingin.
Kekurangan :
• Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang
• Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang
salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang
• Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai
profil.
SNI 03-1729-2002 atau Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
adalah acuan terbaru perencanaan konstruksi baja Indonesia dan setara dengan peraturan AISC
(American Institute of Steel Construction). Meskipun demikian aplikasinya terbatas pada profil
baja canai panas (hot-rolled) yang umumnya cocok dipakai pada konstruksi berat. Pada sisi lain
ada juga profil baja canai dingin (cold-formed) yang banyak digunakan pada konstruksi ringan.
Bagaimanapun juga perilaku baja canal dingin berbeda dengan baja canal panas sehingga
perencanaannyapun berbeda.
Rangka atap baja ringan merupakan sistem struktur yang berfungsi untuk
menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang terdiri dari: kuda-kuda
(truss), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai
penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang dalam
(webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur.
- Panel joint merupakan titik pertemuan rangka batang truss menjadi satu.
- Bearing merupakan titik atau ujung dimana posisi perletakan dari truss berada. Titik
perletakan truss harus dua atau lebih yang berada di panel points.
- Heel Point merupakan posisi/titik pada truss dimana batang utama bawah bertemu batang
utama atas.
- Overhang yaitu perpanjangan dari batang utama atas, melebihi dari perletakan truss.
- Bentang bersih merupakan jarak horisontal antara bagian dalam dari perletakan truss.
Berdasakan bentuk geometrinya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu:
- Kuda-kuda utuh ( standard truss ) merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-kuda
jenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan,
- Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk menyatukan
dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.
Di pasaran Indonesia beredar Profil baja ringan yang di bedakan menjadi dua, yaitu :
Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada pabrikasi kuda-kuda (truss). Dan Profil
U dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan
sebagai reng (Topspan). Berat struktur baja ringan ±6-9 kg/m2. (Wicaksono, 2011)
Gambar 2. 3. Profil C dan profil U
Standarisasi lebar maksimal tiap produsen konstruksi atap baja ringan berbeda-beda,
Pada struktur atap baja ringan, perakitannya dilakukan fabrikasi di lokasi proyek untuk
menghindari salah konstruksi / tidak perlu merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada.
Untuk sambungan pada struktur rangka baja ringan menggunakan baut (screw) khusus , yang
terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya
elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi
persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang
digunakan untuk kuda-kuda (truss) 12- 14×20 HEX dan baut untuk digunakan untuk
Dalam satu sambungan (joint) konstruksi atap baja ringan, jumlah screw atau baut
minimal 2 buah. Namun demikian biasanya satu sambungan minimal berisi 3 titik baut dengan
maksud agar apabila terjadi kegagalan di satu baut, maka masih dapat dibebankan ke baut yang
lain. Jumlah baut disatu sambungan ditentukan oleh hasil desain berdasarkan kapasitas beban
1. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang yang
2. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang
digunakan.
3. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm hingga 2500
rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera dihentikan ketika
4. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang, melainkan
ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan membagi sama
Pada sambungan kuda-kuda ke balok digunakan dynabolt yang dipasang pada balok yang
dibor sesuai ukuran dynabolt yang digunakan. Cara kerja dynabolt ialah setelah dynabolt
dimasukan ke beton, baut dikencangkan sehingga menarik batang dynabolt dan bagian sayap
Proses pemasangan konstruksi baja ringan untuk pabrikasi dibedakan melalui proses pre-
keunggulan sistem pengawasan yang baik tetapi mempunyai kelemahan disistem pengangkutan
material. Sistem yang lainnya yaitu sistem produksi dilapangan. Sistem ini memerlukan sistem
pengawasan yang lebih ketat agar tidak terjadi kesalahn produksi oleh tukang. Pengiriman
material berupa batangan baja juga lebih mudah bilamana jumlah materialnya cukup banyak.
Harus diperhatikan bahwa lokasi yang diperlukan untuk produksi harus cukup luas dan datar
Untuk proses produksi biasanya memerlukan waktu kurang dari 2 hari. Sedangkan untuk
2
proses intalasi dibutuhkan kurang lebih 6 hari untuk luasan bangunan kurang dari 200 m . Lama
pekerjaan juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan desain, cuaca, dan kondisi lapangan. Total
proses produksi dan instalasi berkisar antara 8-14 hari apabila tidak ada hambatan yang berarti di
Untuk besarnya biaya pada pekerjaan atap dari kayu dapat diketahui melalui beberapa
tahap yaitu, mengetahui volume atau kubikasi pekerjaan, harga satuan pekerjaan, dan anggaran
Uraian volume pekerjaan ialah menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi
suatu pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail. (Ibrahim, 2009)
Perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan atap dari material kayu
menggunakan ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang tata cara perhitungan
harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ( SNI-3434-
2008 ).
Harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan atap dari kayu dengan ketentuan dari SNI-3434-
Tabel 2.1. Memasang 1 m3 konstruksi kuda-kuda konvensional, kayu kelas I, II dan III bentang
6 meter
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan Balok kayu m3 1,100
Besi strip tebal 5 mm Kg 15,000
Paku 12 cm Kg 5,600
Tenaga kerja Pekerja OH 4,000
Tukang kayu OH 12,000
Kepala tukang OH 1,200
Mandor OH 0,200
Sumber : SNI-3434-2008
3
Tabel 2.2. Memasang 1 m konstruksi konstruksi gordeng, kayu kelas II
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan Balok kayu m3 1,100
Besi strip tebal 5 mm Kg 15,000
Paku 12 cm Kg 3,000
Pekerja OH 2,400
Tenaga kerja Tukang kayu OH 7,200
Kepala tukang OH 0,720
Mandor OH 0,120
Sumber : SNI-3434-2008
2
Tabel 2.3. Memasang 1 m rangka atap genteng keramik, kayu kelas II
Anggaran biaya suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
RAB = ∑ (volume x harga satuan pekerjaan)
Harga ditentukan oleh berbagai macam faktor, seperti merek, desain atap, kualitas
material, lokasi proyek, dan volume pekerjaan. Dari sisi bisnis, harga produksi ditentukan oleh
factor seperti overhead, harga baja dunia, biaya promosi dan pemasaran, biaya sewa kantor, dan
biaya-biaya lain.
Sebagai panduan, harga yang ditawarkan bervariasi antara 120 – 180 ribu permeter
persegi miring. Apabila desain sederhana dan variable desain tidak rumit, harga dikisaran 120 –
140 ribu per meter persegi miring. Perlu diketahui bahwa standar harga konstruksi atap baja